renpra diare rspc.docx
Post on 06-Feb-2016
41 Views
Preview:
TRANSCRIPT
32
C. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGGALDIAGNOSA
KEPERAWATAN/DATA PENUNJANG
TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
NAMA/PARAF PERAWAT
26/02/2011 Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
berhubungan dengan
kehilangan cairan
sekunder terhadap diare
ditandai dengan BAB
>10 x/hr, nadi 124 x/mnt,
turgor kulit menurun >2
detik.
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam keseimbangan dan
elektrolit dipertahankan
secara maksimal
Kriteria hasil :
o Tanda vital dalam batas
normal (N: 120-60 x/mnt,
S; 36-37,50 c, RR : < 40
x/mnt )
o Turgor elastik , membran
mukosa bibir basah, mata
tidak cekung, UUB tidak
cekung.
o Konsistensi BAB
lembek, frekwensi 1 kali
perhari.
1.Pantau tanda dan gejala
kekurangan cairan dan elektrolit
2.Pantau intake dan output
3.Timbang berat badan setiap hari
4.Anjurkan keluarga untuk memberi
minum banyak pada klien.
5.Kolaborasi :
Pemeriksaan laboratorium serum
elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
Cairan parenteral (IV line) sesuai
dengan umur
Obat-obatan: (antisekresin,
1. Penurunan sisrkulasi volume
cairan menyebabkan kekeringan
mukosa dan pemekataj urin.
Deteksi dini memungkinkan
terapi pergantian cairan segera
untuk memperbaiki defisit
2. Dehidrasi dapat meningkatkan
laju filtrasi glomerulus membuat
keluaran tak adekuat untuk
membersihkan sisa
metabolisme.
3. Mendeteksi kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB sama
dengan kehilangan cairan 1 lt
4. Mengganti cairan dan elektrolit
yang hilang secara oral
5. Kolaborasi :
33
antispasmolitik, antibiotik) koreksi keseimbang cairan dan
elektrolit, BUN untuk
mengetahui faal ginjal
(kompensasi).
Mengganti cairan dan
elektrolit secara adekuat dan
cepat.
anti sekresi untuk menurunkan
sekresi cairan dan elektrolit
agar simbang, antispasmolitik
untuk proses absorbsi normal,
antibiotik sebagai anti bakteri
berspektrum luas untuk
menghambat endotoksin.
26/02/2011 Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
diare / output berlebih
dan intake yang kurang
ditandai dengan BB 9,2
setelah dilakukan tindakan
perawatan selama dirumah
di RS kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria :
Nafsu makan meningkat
1.Diskusikan dan jelaskan tentang
pembatasan diet (makanan
berserat tinggi, berlemak dan air
terlalu panas atau dingin).
2.Ciptakan lingkungan yang bersih,
jauh dari bau yang tak sedap atau
1. Serat tinggi, lemak,air terlalu
panas / dingin dapat merangsang
mengiritasi lambung dan sluran
usus.
2. situasi yang nyaman, rileks akan
merangsang nafsu makan.
34
Kg, adanya mual-
muntah porsi makan 2-3
sendok bubur tim.
BB meningkat atau
normal sesuai umur
sampah, sajikan makanan dalam
keadaan hangat
3.Berikan jam istirahat (tidur) serta
kurangi kegiatan yang berlebihan
4.Monitor intake dan out put dalam
24 jam
5.Kolaborasi dengan tim kesehtaan
lain :
terapi gizi : Diet TKTP rendah
serat, susu LLM
obat-obatan atau vitamin ( A)
3. Mengurangi pemakaian energi
yang berlebihan
4. Mengetahui jumlah output dapat
merencenakan jumlah makanan.
5. Mengandung zat yang
diperlukan , untuk proses
pertumbuhan
26/02/2011 Hipertermia berhubungan
dengan proses infeksi
skunder terhadap diare
ditandai dengan suhu
tubuh 37,8 0C, kejang 1x.
Stelah dilakukan tindakan
perawatan selama 3x 24 jam
tidak terjadi peningkatan
suhu tubuh
Kriteria hasil :
suhu tubuh dalam batas
normal ( 36-37,5 C)
Tidak terdapat tanda
infeksi (rubur, dolor,
1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
2. Berikan kompres hangat
3. Kolaborasi pemberian
antipirektik
1. Deteksi dini terjadinya
perubahan abnormal fungsi
tubuh ( adanya infeksi)
2. merangsang pusat pengatur
panas untuk menurunkan
produksi panas tubuh
3. Kolaborasi pemberian
antipirektik
35
kalor, tumor, fungtio
leasa)
26/02/2011 Perubahan integritas
kulit berhubungan
dengan peningkatan
frekwensi diare ditandai
dengan BAB terus-
menerus (>10 x/hr),
daerah anus tampak
kemerahan.
setelah dilakukan tindaka
keperawtan selama di rumah
sakit integritas kulit tidak
terganggu
Kriteria hasil :
Tidak terjadi iritasi :
kemerahan, lecet,
kebersihan terjaga
Keluarga mampu
mendemontrasikan
perawatan perianal
dengan baik dan benar
1. Monitor adanya perluasan
abnormalitas pada kulit perianal.
2. Demontrasikan serta libatkan
keluarga dalam merawat perianal
(bila basah dan mengganti
pakaian bawah serta alasnya)
3. Demonstrasikan dan libatkan
keluarga dalam merawat kulit
perianal (bila basah dan
mengganti pakaian bawah serta
alasnya).
1. Deteksi dini perubahan integritas
kulit akibat diare.
2.Mencegah terjadinya iritassi kulit
yang tak diharapkan oleh karena
kelebaban dan keasaman feces
3. Mencegah terjadinya iritasi kulit
yang tidak diharapkan karena
kelembaban dan keasaman
feses.
36
D. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
NO. JAM NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN RESPONNAMA/PARAF
PERAWAT
1 11.00
11.3011.0011.20
11.2011.3011.50
DX 1 1. Memantau dan mencatat , nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas.
2. Memantau asupan cairan.3. Memantau IV rate.4. Mendiskusikan dengan ibu pasien jadwal minum
susu.5. Menanyakan makanan yang disukai pasien.6. Memberikan pujian terhadap kepatuhan pasien.7. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga tentang Pentingnya asupan minum (susu). Tanda dan gejala kekurangan cairan. Pengobatan (nama, dosis, frekuensi, efek
terapeutik dan efek samping).
1. P : 124 x/menit , R : 40 x/menit , S :37,8oC , irama jantung regular, tidak ada krakels atau ronkhi.
2. IVFD RL 400 ml.3. IV rate microdrip 30 gtt/menit.4. Pasien masih jarang mau minum susu.5. Pasien menyukai roti, permen, dan buah-buahan.6. Pasien tersenyum ketika diberi pujian dan tampak
senang.7. Keluarga dapat menjelaskan kembali alasan dan tujuan
pentingnya masukan minum (susu) , berapa banyak cairan yang diperbolehkan, makanan yang dianjurkan, tanda & gejala yang memerlukan tindakan medis dan nama-nama obat, manfaat dan efek sampingnya.
2. 12.20
12.20
11.20
12.30
DX 2 1. Berdiskusi dengan keluarga alasan tidak menghabiskan porsi makannya.
2. Mengamati, menanyakan dan mencatat makanan yang dikonsumsi sejak tadi pagi.
3. Menanyakan makanan kesukaan pasien dan meng usahakan menyediakan makanan tersebut dalam diet.
4. Menawarkan pudding atau es krim kepada pasien dan menganjurkan orang tua untuk menyediakannya.
1. Pasien mengatakan bahwa ia merasa mual ketika makan makanan yang disajikan tetapi pasien juga mengatakan bahwa ia memakan makanan ringan yang disediakan ibunya seperti biscuit dan roti.
2. Porsi makan hanya habis setengahnya, menurut ibunya pasien menghabiskan 3 potong biscuit (malkiest abon crackers) sejak tadi pagi dan 1 buah pisang.
3. Pasien menyukai makanan laut, cah kangkung dan jus strawbwery.
4. Pasien memilih es krim dan ibu pasien berkata akan
37
12.25
12.25
12.3012.30
12.40
5. Menganjurkan ibu pasien untuk mendampingi pasien pada waktu makan dan merapikan kamar dan tempat tidur pasien serta baju sebelum jam makan.
6. Menganjurkan kepada ibu pasien untuk meletakkan kudapan di sisi tempat tidur pasien.
7. Menanyakan pola eliminasi BAB pasien.8. Memberitahu pasien bahwa besok pagi berat
badan pasien akan ditimbang jam 7 pagi dengan bantuan perawat ruangan.
9. Menganjurkan ibu pasien mencatat berat badannya sendiri serta mengamati perubahan berat badan yang terjadi.
segera membelinya di mini mart.5. Ibu pasien berjanji akan merapikan kamar dan tempat
tidur pasien serta baju pasien sebelum makan dan mengatakan selalu membujuk pasien untuk menghabiskan makanannya.
6. Ibu pasien mengatakan sudah melakukannya, tampak ada milkiest snack abon, roti, aple, jeruk dan pisang di meja makan pasien.
7. Pasien mengatakan belum bab sejak kemarin dan mengatakan biasanya bab 2 kali sehari serta tidak teratur.
8. Pasien setuju untuk ditimbang.9. Pasien setuju untuk mencatat berat badannya.
3. 12.45
12.4512.4512.55
12.55
DX 3 1. Memantau dan mencatat , nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas.
2. Memantau asupan cairan.3. Memantau IV rate.4. Mendiskusikan dengan ibu untuk kompres hangat
saat anaknya demam.5. Menyarankan kepada ibu pasien untuk
memakaikan pakaian tebal/selimut saat periode hipotermi.
6. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang Pentingnya menjaga suhu tubuh dan ruangan. Tanda dan gejala hipertermia/hipotermia. Pengobatan antipiretik (nama, dosis,
frekuensi, efek terapeutik dan efek samping).
1. P : 124 x/menit , R : 40 x/menit , S :37,8oC , irama jantung regular, tidak ada krakels atau ronkhi.
2. IVFD RL 400 ml.3. IV rate microdrip 30 gtt/menit.4. Pasien merasa senang saat dikompres.5. Pasien terlihat nyaman saat memakai baju tebal/selimut.6. Keluarga dapat menjelaskan kembali alasan dan tujuan
pentingnya menjaga suhu tubuh dan ruangan, tanda & gejala hipertermia/hupotermia yang memerlukan tindakan medis dan nama obat antipiretk, manfaat dan efek sampingnya.
38
4. 13.20
13.30
13.40
DX 4 1. Menginspeksi dan mencatat perubahan kulit perianal pasien.
2. Menganjurkan ibu pasien untuk mengusap lembut saat menceboki anaknya.
3. Menganjurkan pasien agar menjaga kulitnya tetap bersih dan kering serta member lotion daerah perianal.
4. Meminta ibu pasien agar menjaga pakaian, linen tetap kering, bersih, bebas kerutan dan kusut dan memintanya untuk memberi tahu perawat apabila memerlukan bantuan.
1. Kulit pasien pada area perianal tampak teriritasi karena kontk terus dengan tisue.
2. Ibu pasien mengatakan mengerti dan melakukan dengan lembut saat menceboki anaknya.
3. Kulit pasien tampak kering dan bersih, pasien telah member lotion pada daerah perianal.
4. Ibu pasien langsung mengganti pakaian, membereskan tempat tidur dengan dibantu perawat dan berjanji akan berusaha menjaga kerapihan tempat tidurnya.
39
E. EVALUASI
WAKTU NO. DX EVALUASI NAMA/PARAF PERAWAT
Minggu, 26/02/201
08.00
DX 1 Subyektif : Ibu klien mengatakan mencretnya anaknya
berkurang namun masih cair.
Obyektif : P : 120 x/menit , R : 36 x/menit , S :37,4oC. Turgor kulit masih >2 detik. Intake oral (susu) .
Analisa :Masalah belum teratasi.
Planning :1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan
elektrolit
2. Pantau intake dan output
3. Timbang berat badan setiap hari
4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum
banyak pada klien, 2-3 lt/hr
5. Kolaborasi :
Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na,
K,Ca, BUN)
Cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur
Obat-obatan: (antisekresin, antispasmolitik,
antibiotik) Pantau tanda dan gejala kekurangan
cairan dan elektrolit
Minggu, 26/02/2011
08.30
DX 2 Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya masih susah
untuk makan dan minum (susu) .
Obyektif : Pori makan 3-4 sendok (bubur tim). Berat badan 9,2 kg.
Analisa :Masalah belum teratasi.
Planning :1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan
diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air
40
terlalu panas atau dingin).
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau
yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan
dalam keadaan hangat
3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi
kegiatan yang berlebihan
4. Monitor intake dan out put dalam 24 jam
5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
obat-obatan atau vitamin ( A)Minggu,
26/02/201109.00
DX 3 Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya masih demam.
Obyektif :
Suhu badan 37,4 0C Kejang (-) Klien tampak dikompres air hangat
Analisa :Masalah belum teratasi
Planning :1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
2. Berikan kompres hangat
3. Kolaborasi pemberian antipirektik
Minggu, 26/02/2011
09.30
DX 4 Subyektif: Ibu klien mengatakan bokong anaknya
kalihatan memerah
Obyektif: BAB mencret 6-8x/menit Anus tampak kemerahan
Analisa: Masalah belum teratasi
Planning: 1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga
tempat tidur
2. Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam
merawat perianal (bila basah dan mengganti
41
pakaian bawah serta alasnya)
3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
42
F. CATATAN PERKEMBANGAN
WAKTUNO. DX
EVALUASINAMA/PARAF
PERAWATMinggu,
26/02/201115.10
DX 1 Subyektif : Ibu klien mengatakan mencretnya anaknya
berkurang namun masih cair.
Obyektif : P : 118 x/menit , R : 36 x/menit , S :
37,5oC. Turgor kulit masih >2 detik. Intake oral (susu) .
Analisa :Masalah belum teratasi.
Planning :1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan
dan elektrolit
2. Pantau intake dan output
3. Timbang berat badan setiap hari
4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum
banyak pada klien, 2-3 lt/hr
5. Kolaborasi :
Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit
(Na, K,Ca, BUN)
Cairan parenteral (IV line) sesuai dengan
umur
Obat-obatan: (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
Minggu, 26/02/2011
15.30
DX 2 Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya masih susah
untuk makan dan minum (susu) .
Obyektif : Pori makan 3-4 sendok (bubur tim). Berat badan 9,2 kg.
Analisa :Masalah belum teratasi.
Planning :1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan
43
diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan
air terlalu panas atau dingin).
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari
bau yang tak sedap atau sampah, sajikan
makanan dalam keadaan hangat
3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi
kegiatan yang berlebihan
4. Monitor intake dan out put dalam 24 jam
5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
obat-obatan atau vitamin ( A)Minggu,
26/02/201116.00
DX 3 Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya masih
demam.
Obyektif :
Suhu badan 37,4 0C Kejang (-) Klien tampak dikompres air hangat
Analisa :Masalah belum teratasi
Planning :1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
2. Berikan kompres hangat
3. Kolaborasi pemberian antipirektikMinggu,
26/02/201116.30
DX 4 Subyektif: Ibu klien mengatakan bokong anaknya
kalihatan memerah
Obyektif: BAB mencret 6-8x/menit Anus tampak kemerahan
Analisa: Masalah belum teratasi
Planning: 1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga
tempat tidur
2. Demontrasikan serta libatkan keluarga
44
dalam merawat perianal (bila basah dan
mengganti pakaian bawah serta alasnya)
3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
45
B. PEMBAHASAN
Diare merupakan salah satu dari 5 penyakit penyebab utama kematian
padar bayi dan balita, oleh karena itu pada anak dengan diare memerlukan
penanganan, perawatan yang cepat dan tepat.
Di dalam pembahasan ini, penulis akan mencoba membandingkan antara
tinjauan teori dengan tinjauan kasus. perbandingan proses keperawatan yang
tertulis di tinjauan teori dengan proses keperawatan yang penulis terapkan pada
An. N
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada An. N dengan Diare Dehidrasi di
ruang Plamboyan RS Pertamina Cirebon , penulis melibatkan ibunya dalam
memperoleh data fokus yang menunjang pada kasus Diare dehidrasi. Adapun
pengkajian tersebut meliputi 5 aspek tumbuh kembang yang dinilai yaitu
aspek motorik kasar, aspek motorik halus, aspek bicara, aspek pengamatan
dan aspek sosialisasi. Sedangkan pengkajian lainya meliputi pemeriksaan fisik
dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta mempelajari
catatan rekam medik pasien.
Dari pengkajian pada kasus ini, penulis mendapat data yang sesuai
dengan manifestasi klinik anak dengan Diare dehidrasi, yaitu kelopak mata
cekung, cubitan kulit perut kembalinya lambat, mukosa mulut kering, turgor
kulit menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa ada kesesuaian antara tinjauan
teori dengan data hasil pengkajian dari An. N
2. Diagnosa keperawatan
Pada tinjauan teori yang telah penulis kemukakan, diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada Anak dengan Diare dehidrasi yaitu :
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare.
46
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
diare / output berlebih dan intake yang kurang.
c. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
skunder terhadap diare
d. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan
frekwensi diare.
e. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB
menurun terus menerus.
f. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
Sedangkan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini adalah :
a. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
sekunder terhadap diare ditandai dengan BAB >10 x/hr, nadi 124 x/mnt,
turgor kulit menurun >2 detik.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare /
output berlebih dan intake yang kurang ditandai dengan BB 9,2 Kg, adanya
mual-muntah porsi makan 2-3 sendok bubur tim.
c. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare
ditandai dengan suhu tubuh 37,8 0C, kejang 1x.
d. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare
ditandai dengan BAB terus-menerus (>10 x/hr), daerah anus tampak
kemerahan.
Alasan munculnya diagnosa keperawatan tersebut dalam kasus Diare
dehidrasi pada An. N adalah sebagai berikut.
a. Gangguan keseimbangan Cairan
Pada anak dengan diare apalagi dengan keluhan lainnya muntah muntah, pasti
akan kehilangan sejumlah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh yang berakibat
terjadinya dehidrasi
47
b. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Terjadinya distensi abdomen pada anak dengan diare merangsang muntah
muntah, sehingga asupan intake makanan berkurang dapat mengakibatkan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Hipertermi
Peningkatan suhu tubuh pada anak dengan diare dehidrasi, dimunginkan karena
faktor infeksi yang masuk dan berkembang dalam usus.
d. Perubahan Intergritas kulit
Frekuensi BAB yang sering, dapat mengiritasi kulit didaerah anus seperti
kemerahan , sehingga dapat terjadi perubahan integritas kulit.
Adapun diagnosa keperawatan secara teoritis yang tidak muncul pada pada
kasus ini yaitu :
a. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun
terus menerus.
b. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
Kedua diagnosa tersebut tidak muncul karena data pedukungnya tidak ada
Setelah An. N dikaji tentang tumbang nya ternyata anak tersebut tidak mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangannya meskipun dari BB memamg
mengalami penurunan jika dibanding waktu sebelum sakit, hal ini dimungkinkan
karena intake makanan yang kurang selama sakit karena muntah muntah.
3. Intervensi dan Implementasi Keperawatan
Ada beberapa intervensi keperawatan yang tidak dilaksanakan karena
keterbatasan waktu asuhan dan ruang lingkup dokumentasi yang hanya mencatat
aktifitas keperawatan pada saat praktik profesi, serta adanya beberapa intervensi
yang brsifat interdependen dengan dokter dan petugas laboratorium.
Implementasi keperawatan selama 2 hari melalui kerjasama dengan perawat di
ruangan, pasien dan keluarga sehingga dapat terlaksana dengan baik.
48
4. Evaluasi
Keempat diagnosa keperawatan yang dirumuskan belum dapat terselesaikan
sempurna karena waktu asuhan yang dilaksanakan selama 2 hari, sementara
pemulihan dan observasi pada anak memerlukan waktu asuhan yang lebih lama
sehingga pentingnya follow up atau kerjasama dengan perawat ruangan untuk
melanjutkan intervensi keperawatan yang telah disusun.
49
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Gambaran asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada an. N dengan
diare dehidrasi di Ruang Flamboyan Rumah sakit pertamina Klayan Cirebon,
maka kami menyimpulkan bahwa :
1. Data yang diperoleh dari pengkajian pada kasus ini, sesuai dengan manifestasi
klinik anak dengan Diare dehidrasi, yaitu kelopak mata cekung, cubitan kulit
perut kembalinya lambat, mukosa mulut kering, turgor kulit jelek. Hal ini
mengindikasikan bahwa ada kesesuaian antara tinjauan teori dengan data hasil
pengkajian dari An. N
2. Berdasarkan analisa data maka diagnosa keperawatan yang muncul ada 4
diagnosa keperawatan antara lain: gangguan keseimbangan cairan, perubahan
nutirisi kurang dari kebutuhan tubuh, hipertermi dan perubahan intergritas
kulit Sedangkan 2 diagnosa keperawatan lainya yang sesuai teori tidak muncul
karena setelah dikaji data tidak mendukung.
3. Interversi keperawatan yang telah disusun dan ditetapkan bersama,
dilaksanakan dengan melibatkan perawat di ruangan karena ada yang bersifat
interdependen , kolaboratif, serta terbatasnya waktu asuhan.
4. Keempat diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini belum dapat
terselesaikan secara sempurna karena terbatasnya waktu asuhan
B. SARAN
Rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan ditetapkan bersama,
dikoordinasikan dan diserahkan pada perawat ruangan dan petugas lain yang
50
terlibat untuk dapat dipertahankan dan ditindaklanjuti asuhan keperawatannya
pada An. N supaya tujuan yang telah ditetapkan tercapai semuanya.
51
DAFTAR PUSTAKA
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
52
top related