renpra diare rspc.docx

28
32 C. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN/DATA PENUNJANG TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL NAMA/PARAF PERAWAT 26/02/20 11 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare ditandai dengan BAB >10 x/hr, nadi 124 x/mnt, turgor kulit menurun >2 detik. setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal Kriteria hasil : o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5 0 c, RR : < 40 x/mnt ) 1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit 2. Pantau intake dan output 3. Timbang berat badan setiap hari 4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien. 1. Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit 2. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak

Upload: musadiryanto

Post on 06-Feb-2016

40 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: renpra diare rspc.docx

32

C. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TANGGALDIAGNOSA

KEPERAWATAN/DATA PENUNJANG

TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

NAMA/PARAF PERAWAT

26/02/2011 Gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit

berhubungan dengan

kehilangan cairan

sekunder terhadap diare

ditandai dengan BAB

>10 x/hr, nadi 124 x/mnt,

turgor kulit menurun >2

detik.

setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam keseimbangan dan

elektrolit dipertahankan

secara maksimal

Kriteria hasil :

o Tanda vital dalam batas

normal (N: 120-60 x/mnt,

S; 36-37,50 c, RR : < 40

x/mnt )

o Turgor elastik , membran

mukosa bibir basah, mata

tidak cekung, UUB tidak

cekung.

o Konsistensi BAB

lembek, frekwensi 1 kali

perhari.

1.Pantau tanda dan gejala

kekurangan cairan dan elektrolit

2.Pantau intake dan output

3.Timbang berat badan setiap hari

4.Anjurkan keluarga untuk memberi

minum banyak pada klien.

5.Kolaborasi :

Pemeriksaan laboratorium serum

elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

Cairan parenteral (IV line) sesuai

dengan umur

Obat-obatan: (antisekresin,

1. Penurunan sisrkulasi volume

cairan menyebabkan kekeringan

mukosa dan pemekataj urin.

Deteksi dini memungkinkan

terapi pergantian cairan segera

untuk memperbaiki defisit

2. Dehidrasi dapat meningkatkan

laju filtrasi glomerulus membuat

keluaran tak adekuat untuk

membersihkan sisa

metabolisme.

3. Mendeteksi kehilangan cairan ,

penurunan 1 kg BB sama

dengan kehilangan cairan 1 lt

4. Mengganti cairan dan elektrolit

yang hilang secara oral

5. Kolaborasi :

Page 2: renpra diare rspc.docx

33

antispasmolitik, antibiotik) koreksi keseimbang cairan dan

elektrolit, BUN untuk

mengetahui faal ginjal

(kompensasi).

Mengganti cairan dan

elektrolit secara adekuat dan

cepat.

anti sekresi untuk menurunkan

sekresi cairan dan elektrolit

agar simbang, antispasmolitik

untuk proses absorbsi normal,

antibiotik sebagai anti bakteri

berspektrum luas untuk

menghambat endotoksin.

26/02/2011 Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

diare / output berlebih

dan intake yang kurang

ditandai dengan BB 9,2

setelah dilakukan tindakan

perawatan selama dirumah

di RS kebutuhan nutrisi

terpenuhi

Kriteria :

Nafsu makan meningkat

1.Diskusikan dan jelaskan tentang

pembatasan diet (makanan

berserat tinggi, berlemak dan air

terlalu panas atau dingin).

2.Ciptakan lingkungan yang bersih,

jauh dari bau yang tak sedap atau

1. Serat tinggi, lemak,air terlalu

panas / dingin dapat merangsang

mengiritasi lambung dan sluran

usus.

2. situasi yang nyaman, rileks akan

merangsang nafsu makan.

Page 3: renpra diare rspc.docx

34

Kg, adanya mual-

muntah porsi makan 2-3

sendok bubur tim.

BB meningkat atau

normal sesuai umur

sampah, sajikan makanan dalam

keadaan hangat

3.Berikan jam istirahat (tidur) serta

kurangi kegiatan yang berlebihan

4.Monitor intake dan out put dalam

24 jam

5.Kolaborasi dengan tim kesehtaan

lain :

terapi gizi : Diet TKTP rendah

serat, susu LLM

obat-obatan atau vitamin ( A)

3. Mengurangi pemakaian energi

yang berlebihan

4. Mengetahui jumlah output dapat

merencenakan jumlah makanan.

5. Mengandung zat yang

diperlukan , untuk proses

pertumbuhan

26/02/2011 Hipertermia berhubungan

dengan proses infeksi

skunder terhadap diare

ditandai dengan suhu

tubuh 37,8 0C, kejang 1x.

Stelah dilakukan tindakan

perawatan selama 3x 24 jam

tidak terjadi peningkatan

suhu tubuh

Kriteria hasil :

suhu tubuh dalam batas

normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda

infeksi (rubur, dolor,

1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

2. Berikan kompres hangat

3. Kolaborasi pemberian

antipirektik

1. Deteksi dini terjadinya

perubahan abnormal fungsi

tubuh ( adanya infeksi)

2. merangsang pusat pengatur

panas untuk menurunkan

produksi panas tubuh

3. Kolaborasi pemberian

antipirektik

Page 4: renpra diare rspc.docx

35

kalor, tumor, fungtio

leasa)

26/02/2011 Perubahan integritas

kulit berhubungan

dengan peningkatan

frekwensi diare ditandai

dengan BAB terus-

menerus (>10 x/hr),

daerah anus tampak

kemerahan.

setelah dilakukan tindaka

keperawtan selama di rumah

sakit integritas kulit tidak

terganggu

Kriteria hasil :

Tidak terjadi iritasi :

kemerahan, lecet,

kebersihan terjaga

Keluarga mampu

mendemontrasikan

perawatan perianal

dengan baik dan benar

1. Monitor adanya perluasan

abnormalitas pada kulit perianal.

2. Demontrasikan serta libatkan

keluarga dalam merawat perianal

(bila basah dan mengganti

pakaian bawah serta alasnya)

3. Demonstrasikan dan libatkan

keluarga dalam merawat kulit

perianal (bila basah dan

mengganti pakaian bawah serta

alasnya).

1. Deteksi dini perubahan integritas

kulit akibat diare.

2.Mencegah terjadinya iritassi kulit

yang tak diharapkan oleh karena

kelebaban dan keasaman feces

3. Mencegah terjadinya iritasi kulit

yang tidak diharapkan karena

kelembaban dan keasaman

feses.

Page 5: renpra diare rspc.docx

36

D. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN

NO. JAM NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN RESPONNAMA/PARAF

PERAWAT

1 11.00

11.3011.0011.20

11.2011.3011.50

DX 1 1. Memantau dan mencatat , nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas.

2. Memantau asupan cairan.3. Memantau IV rate.4. Mendiskusikan dengan ibu pasien jadwal minum

susu.5. Menanyakan makanan yang disukai pasien.6. Memberikan pujian terhadap kepatuhan pasien.7. Memberikan pendidikan kesehatan kepada

keluarga tentang Pentingnya asupan minum (susu). Tanda dan gejala kekurangan cairan. Pengobatan (nama, dosis, frekuensi, efek

terapeutik dan efek samping).

1. P : 124 x/menit , R : 40 x/menit , S :37,8oC , irama jantung regular, tidak ada krakels atau ronkhi.

2. IVFD RL 400 ml.3. IV rate microdrip 30 gtt/menit.4. Pasien masih jarang mau minum susu.5. Pasien menyukai roti, permen, dan buah-buahan.6. Pasien tersenyum ketika diberi pujian dan tampak

senang.7. Keluarga dapat menjelaskan kembali alasan dan tujuan

pentingnya masukan minum (susu) , berapa banyak cairan yang diperbolehkan, makanan yang dianjurkan, tanda & gejala yang memerlukan tindakan medis dan nama-nama obat, manfaat dan efek sampingnya.

2. 12.20

12.20

11.20

12.30

DX 2 1. Berdiskusi dengan keluarga alasan tidak menghabiskan porsi makannya.

2. Mengamati, menanyakan dan mencatat makanan yang dikonsumsi sejak tadi pagi.

3. Menanyakan makanan kesukaan pasien dan meng usahakan menyediakan makanan tersebut dalam diet.

4. Menawarkan pudding atau es krim kepada pasien dan menganjurkan orang tua untuk menyediakannya.

1. Pasien mengatakan bahwa ia merasa mual ketika makan makanan yang disajikan tetapi pasien juga mengatakan bahwa ia memakan makanan ringan yang disediakan ibunya seperti biscuit dan roti.

2. Porsi makan hanya habis setengahnya, menurut ibunya pasien menghabiskan 3 potong biscuit (malkiest abon crackers) sejak tadi pagi dan 1 buah pisang.

3. Pasien menyukai makanan laut, cah kangkung dan jus strawbwery.

4. Pasien memilih es krim dan ibu pasien berkata akan

Page 6: renpra diare rspc.docx

37

12.25

12.25

12.3012.30

12.40

5. Menganjurkan ibu pasien untuk mendampingi pasien pada waktu makan dan merapikan kamar dan tempat tidur pasien serta baju sebelum jam makan.

6. Menganjurkan kepada ibu pasien untuk meletakkan kudapan di sisi tempat tidur pasien.

7. Menanyakan pola eliminasi BAB pasien.8. Memberitahu pasien bahwa besok pagi berat

badan pasien akan ditimbang jam 7 pagi dengan bantuan perawat ruangan.

9. Menganjurkan ibu pasien mencatat berat badannya sendiri serta mengamati perubahan berat badan yang terjadi.

segera membelinya di mini mart.5. Ibu pasien berjanji akan merapikan kamar dan tempat

tidur pasien serta baju pasien sebelum makan dan mengatakan selalu membujuk pasien untuk menghabiskan makanannya.

6. Ibu pasien mengatakan sudah melakukannya, tampak ada milkiest snack abon, roti, aple, jeruk dan pisang di meja makan pasien.

7. Pasien mengatakan belum bab sejak kemarin dan mengatakan biasanya bab 2 kali sehari serta tidak teratur.

8. Pasien setuju untuk ditimbang.9. Pasien setuju untuk mencatat berat badannya.

3. 12.45

12.4512.4512.55

12.55

DX 3 1. Memantau dan mencatat , nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas.

2. Memantau asupan cairan.3. Memantau IV rate.4. Mendiskusikan dengan ibu untuk kompres hangat

saat anaknya demam.5. Menyarankan kepada ibu pasien untuk

memakaikan pakaian tebal/selimut saat periode hipotermi.

6. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang Pentingnya menjaga suhu tubuh dan ruangan. Tanda dan gejala hipertermia/hipotermia. Pengobatan antipiretik (nama, dosis,

frekuensi, efek terapeutik dan efek samping).

1. P : 124 x/menit , R : 40 x/menit , S :37,8oC , irama jantung regular, tidak ada krakels atau ronkhi.

2. IVFD RL 400 ml.3. IV rate microdrip 30 gtt/menit.4. Pasien merasa senang saat dikompres.5. Pasien terlihat nyaman saat memakai baju tebal/selimut.6. Keluarga dapat menjelaskan kembali alasan dan tujuan

pentingnya menjaga suhu tubuh dan ruangan, tanda & gejala hipertermia/hupotermia yang memerlukan tindakan medis dan nama obat antipiretk, manfaat dan efek sampingnya.

Page 7: renpra diare rspc.docx

38

4. 13.20

13.30

13.40

DX 4 1. Menginspeksi dan mencatat perubahan kulit perianal pasien.

2. Menganjurkan ibu pasien untuk mengusap lembut saat menceboki anaknya.

3. Menganjurkan pasien agar menjaga kulitnya tetap bersih dan kering serta member lotion daerah perianal.

4. Meminta ibu pasien agar menjaga pakaian, linen tetap kering, bersih, bebas kerutan dan kusut dan memintanya untuk memberi tahu perawat apabila memerlukan bantuan.

1. Kulit pasien pada area perianal tampak teriritasi karena kontk terus dengan tisue.

2. Ibu pasien mengatakan mengerti dan melakukan dengan lembut saat menceboki anaknya.

3. Kulit pasien tampak kering dan bersih, pasien telah member lotion pada daerah perianal.

4. Ibu pasien langsung mengganti pakaian, membereskan tempat tidur dengan dibantu perawat dan berjanji akan berusaha menjaga kerapihan tempat tidurnya.

Page 8: renpra diare rspc.docx

39

E. EVALUASI

WAKTU NO. DX EVALUASI NAMA/PARAF PERAWAT

Minggu, 26/02/201

08.00

DX 1 Subyektif : Ibu klien mengatakan mencretnya anaknya

berkurang namun masih cair.

Obyektif : P : 120 x/menit , R : 36 x/menit , S :37,4oC. Turgor kulit masih >2 detik. Intake oral (susu) .

Analisa :Masalah belum teratasi.

Planning :1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan

elektrolit

2. Pantau intake dan output

3. Timbang berat badan setiap hari

4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum

banyak pada klien, 2-3 lt/hr

5. Kolaborasi :

Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na,

K,Ca, BUN)

Cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur

Obat-obatan: (antisekresin, antispasmolitik,

antibiotik) Pantau tanda dan gejala kekurangan

cairan dan elektrolit

Minggu, 26/02/2011

08.30

DX 2 Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya masih susah

untuk makan dan minum (susu) .

Obyektif : Pori makan 3-4 sendok (bubur tim). Berat badan 9,2 kg.

Analisa :Masalah belum teratasi.

Planning :1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan

diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air

Page 9: renpra diare rspc.docx

40

terlalu panas atau dingin).

2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau

yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan

dalam keadaan hangat

3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi

kegiatan yang berlebihan

4. Monitor intake dan out put dalam 24 jam

5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

obat-obatan atau vitamin ( A)Minggu,

26/02/201109.00

DX 3 Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya masih demam.

Obyektif :

Suhu badan 37,4 0C Kejang (-) Klien tampak dikompres air hangat

Analisa :Masalah belum teratasi

Planning :1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

2. Berikan kompres hangat

3. Kolaborasi pemberian antipirektik

Minggu, 26/02/2011

09.30

DX 4 Subyektif: Ibu klien mengatakan bokong anaknya

kalihatan memerah

Obyektif: BAB mencret 6-8x/menit Anus tampak kemerahan

Analisa: Masalah belum teratasi

Planning: 1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga

tempat tidur

2. Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam

merawat perianal (bila basah dan mengganti

Page 10: renpra diare rspc.docx

41

pakaian bawah serta alasnya)

3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

Page 11: renpra diare rspc.docx

42

F. CATATAN PERKEMBANGAN

WAKTUNO. DX

EVALUASINAMA/PARAF

PERAWATMinggu,

26/02/201115.10

DX 1 Subyektif : Ibu klien mengatakan mencretnya anaknya

berkurang namun masih cair.

Obyektif : P : 118 x/menit , R : 36 x/menit , S :

37,5oC. Turgor kulit masih >2 detik. Intake oral (susu) .

Analisa :Masalah belum teratasi.

Planning :1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan

dan elektrolit

2. Pantau intake dan output

3. Timbang berat badan setiap hari

4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum

banyak pada klien, 2-3 lt/hr

5. Kolaborasi :

Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit

(Na, K,Ca, BUN)

Cairan parenteral (IV line) sesuai dengan

umur

Obat-obatan: (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

Minggu, 26/02/2011

15.30

DX 2 Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya masih susah

untuk makan dan minum (susu) .

Obyektif : Pori makan 3-4 sendok (bubur tim). Berat badan 9,2 kg.

Analisa :Masalah belum teratasi.

Planning :1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan

Page 12: renpra diare rspc.docx

43

diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan

air terlalu panas atau dingin).

2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari

bau yang tak sedap atau sampah, sajikan

makanan dalam keadaan hangat

3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi

kegiatan yang berlebihan

4. Monitor intake dan out put dalam 24 jam

5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

obat-obatan atau vitamin ( A)Minggu,

26/02/201116.00

DX 3 Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya masih

demam.

Obyektif :

Suhu badan 37,4 0C Kejang (-) Klien tampak dikompres air hangat

Analisa :Masalah belum teratasi

Planning :1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

2. Berikan kompres hangat

3. Kolaborasi pemberian antipirektikMinggu,

26/02/201116.30

DX 4 Subyektif: Ibu klien mengatakan bokong anaknya

kalihatan memerah

Obyektif: BAB mencret 6-8x/menit Anus tampak kemerahan

Analisa: Masalah belum teratasi

Planning: 1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga

tempat tidur

2. Demontrasikan serta libatkan keluarga

Page 13: renpra diare rspc.docx

44

dalam merawat perianal (bila basah dan

mengganti pakaian bawah serta alasnya)

3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

Page 14: renpra diare rspc.docx

45

B. PEMBAHASAN

Diare merupakan salah satu dari 5 penyakit penyebab utama kematian

padar bayi dan balita, oleh karena itu pada anak dengan diare memerlukan

penanganan, perawatan yang cepat dan tepat.

Di dalam pembahasan ini, penulis akan mencoba membandingkan antara

tinjauan teori dengan tinjauan kasus. perbandingan proses keperawatan yang

tertulis di tinjauan teori dengan proses keperawatan yang penulis terapkan pada

An. N

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian pada An. N dengan Diare Dehidrasi di

ruang Plamboyan RS Pertamina Cirebon , penulis melibatkan ibunya dalam

memperoleh data fokus yang menunjang pada kasus Diare dehidrasi. Adapun

pengkajian tersebut meliputi 5 aspek tumbuh kembang yang dinilai yaitu

aspek motorik kasar, aspek motorik halus, aspek bicara, aspek pengamatan

dan aspek sosialisasi. Sedangkan pengkajian lainya meliputi pemeriksaan fisik

dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta mempelajari

catatan rekam medik pasien.

Dari pengkajian pada kasus ini, penulis mendapat data yang sesuai

dengan manifestasi klinik anak dengan Diare dehidrasi, yaitu kelopak mata

cekung, cubitan kulit perut kembalinya lambat, mukosa mulut kering, turgor

kulit menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa ada kesesuaian antara tinjauan

teori dengan data hasil pengkajian dari An. N

2. Diagnosa keperawatan

Pada tinjauan teori yang telah penulis kemukakan, diagnosa keperawatan yang

mungkin muncul pada Anak dengan Diare dehidrasi yaitu :

a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan skunder terhadap diare.

Page 15: renpra diare rspc.docx

46

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

diare / output berlebih dan intake yang kurang.

c. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

skunder terhadap diare

d. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan

frekwensi diare.

e. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB

menurun terus menerus.

f. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Sedangkan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini adalah :

a. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

sekunder terhadap diare ditandai dengan BAB >10 x/hr, nadi 124 x/mnt,

turgor kulit menurun >2 detik.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare /

output berlebih dan intake yang kurang ditandai dengan BB 9,2 Kg, adanya

mual-muntah porsi makan 2-3 sendok bubur tim.

c. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare

ditandai dengan suhu tubuh 37,8 0C, kejang 1x.

d. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare

ditandai dengan BAB terus-menerus (>10 x/hr), daerah anus tampak

kemerahan.

Alasan munculnya diagnosa keperawatan tersebut dalam kasus Diare

dehidrasi pada An. N adalah sebagai berikut.

a. Gangguan keseimbangan Cairan

Pada anak dengan diare apalagi dengan keluhan lainnya muntah muntah, pasti

akan kehilangan sejumlah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh yang berakibat

terjadinya dehidrasi

Page 16: renpra diare rspc.docx

47

b. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Terjadinya distensi abdomen pada anak dengan diare merangsang muntah

muntah, sehingga asupan intake makanan berkurang dapat mengakibatkan

pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c. Hipertermi

Peningkatan suhu tubuh pada anak dengan diare dehidrasi, dimunginkan karena

faktor infeksi yang masuk dan berkembang dalam usus.

d. Perubahan Intergritas kulit

Frekuensi BAB yang sering, dapat mengiritasi kulit didaerah anus seperti

kemerahan , sehingga dapat terjadi perubahan integritas kulit.

Adapun diagnosa keperawatan secara teoritis yang tidak muncul pada pada

kasus ini yaitu :

a. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun

terus menerus.

b. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Kedua diagnosa tersebut tidak muncul karena data pedukungnya tidak ada

Setelah An. N dikaji tentang tumbang nya ternyata anak tersebut tidak mengalami

gangguan pertumbuhan dan perkembangannya meskipun dari BB memamg

mengalami penurunan jika dibanding waktu sebelum sakit, hal ini dimungkinkan

karena intake makanan yang kurang selama sakit karena muntah muntah.

3. Intervensi dan Implementasi Keperawatan

Ada beberapa intervensi keperawatan yang tidak dilaksanakan karena

keterbatasan waktu asuhan dan ruang lingkup dokumentasi yang hanya mencatat

aktifitas keperawatan pada saat praktik profesi, serta adanya beberapa intervensi

yang brsifat interdependen dengan dokter dan petugas laboratorium.

Implementasi keperawatan selama 2 hari melalui kerjasama dengan perawat di

ruangan, pasien dan keluarga sehingga dapat terlaksana dengan baik.

Page 17: renpra diare rspc.docx

48

4. Evaluasi

Keempat diagnosa keperawatan yang dirumuskan belum dapat terselesaikan

sempurna karena waktu asuhan yang dilaksanakan selama 2 hari, sementara

pemulihan dan observasi pada anak memerlukan waktu asuhan yang lebih lama

sehingga pentingnya follow up atau kerjasama dengan perawat ruangan untuk

melanjutkan intervensi keperawatan yang telah disusun.

Page 18: renpra diare rspc.docx

49

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Gambaran asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada an. N dengan

diare dehidrasi di Ruang Flamboyan Rumah sakit pertamina Klayan Cirebon,

maka kami menyimpulkan bahwa :

1. Data yang diperoleh dari pengkajian pada kasus ini, sesuai dengan manifestasi

klinik anak dengan Diare dehidrasi, yaitu kelopak mata cekung, cubitan kulit

perut kembalinya lambat, mukosa mulut kering, turgor kulit jelek. Hal ini

mengindikasikan bahwa ada kesesuaian antara tinjauan teori dengan data hasil

pengkajian dari An. N

2. Berdasarkan analisa data maka diagnosa keperawatan yang muncul ada 4

diagnosa keperawatan antara lain: gangguan keseimbangan cairan, perubahan

nutirisi kurang dari kebutuhan tubuh, hipertermi dan perubahan intergritas

kulit Sedangkan 2 diagnosa keperawatan lainya yang sesuai teori tidak muncul

karena setelah dikaji data tidak mendukung.

3. Interversi keperawatan yang telah disusun dan ditetapkan bersama,

dilaksanakan dengan melibatkan perawat di ruangan karena ada yang bersifat

interdependen , kolaboratif, serta terbatasnya waktu asuhan.

4. Keempat diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini belum dapat

terselesaikan secara sempurna karena terbatasnya waktu asuhan

B. SARAN

Rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan ditetapkan bersama,

dikoordinasikan dan diserahkan pada perawat ruangan dan petugas lain yang

Page 19: renpra diare rspc.docx

50

terlibat untuk dapat dipertahankan dan ditindaklanjuti asuhan keperawatannya

pada An. N supaya tujuan yang telah ditetapkan tercapai semuanya.

Page 20: renpra diare rspc.docx

51

DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.

Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.

Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Page 21: renpra diare rspc.docx

52