perpustakaan - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2687/2/inda darma...
Post on 27-Oct-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN
KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN
KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
INDA DARMA IKHSAN
3210028/PSIK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2015
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
selalu melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
yang berjudul: Gambaran Pengetahuan dan Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi
di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan penghormatan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
penelitian ini, terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati, yaitu:
1. dr. Kuswanto Hardjo, M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini.
2. Dewi Retno Pamungkas, MNg selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah
memberikan arahan, ijin, dan kemudahan dalam penelitian ini.
3. Agus Warseno, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah tulus, ikhlas
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam proses bimbingan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
4. Dwi Kartika R., M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan selaku pembimbing
pertama yang telah tulus dan ikhlas dalam memberikan bimbingan, arahan
serta motivasi dalam proses bimbingan sehingga penulis bisa menyelesaikan
penelitian ini.
5. Dewi Utari, MNS selaku pembimbing kedua yang telah tulus, ikhlas dalam
memberi arahan dan motivasi dalam proses bimbingan untuk menyelesaikan
penelitian ini.
6. Kepada Kepala BAPPEDA Kabupaten Bantul yang telah memberikan ijin
dan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul yang telah memberikan
ijin dan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
8. Kepada Kepala Puskesmas Pajangan Bantul beserta jajarannya yang telah
memberikan ijin, kesempatan dan informasi kepada penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini.
9. Kepada kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa selalu
memberikan do’a, dukungan moral dan material sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
10. Kepada semua pihak yang telibat dalam penyelesaian penelitian ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kebaikan kepada
semuanya, sebagai imbalan atas segala kebaikan dan bantuannya. Penulis
berharap semoga penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, Juni 2015
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... i
PERNYATAAN ....................................................................................... ii
PERSEMBAHAN .................................................................................... iii
KATA PENGENTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
INTISARI ................................................................................................. xi
ABSTRACT ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………...... 5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………... 5
D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 5
E. Keaslian Penelitian …………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan ………………………………………………... 8
1. Definisi Pengetahuan …………………………………... 8
2. Tingkat Pengetahuan ………………………………….... 8
3. Cara Memperoleh Pengetahuan ………………………... 9
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ……..... 11
B. Praktik Gaya Hidup.…………………………………............ 12
1. Pengertian Praktik Gaya Hidup ………………………… 12
2. Komponen Praktik Gaya Hidup ………...……...………. 13
C. Hipertensi …………………………………………………... 14
1. Definisi Hipertensi ……………………………………... 14
2. Etiologi Hipertensi ……………………………………... 15
3. Jenis Hipertensi ………………………………………… 16
4. Patofisiologi Hipertensi ……………………………….... 17
5. Faktor Risiko Hipertensi ……………………………….. 18
6. Komplikasi Hipertensi …………………………………. 20
7. Penatalaksanaan Hipertensi …………………………….. 22
D. Kerangka Teori …………………………………………….. 26
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
E. Kerangka Konsep …………………………………………... 27
F. Pertanyaan Penelitian ………………………………………. 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ………………………………………. 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………. 28
C. Variabel Penelitian …………………………………………. 28
D. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………. 28
E. Definisi Operasional Variabel …………………………….... 29
F. Alat dan Cara Pengumpulan Data ………………………….. 30
G. Uji Kualitas Instrumen …………………….......................... 33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data...................................
I. Etika Penelitian ……………………………………………..
34
37
J. Jalannya Penelitian …………………………………………. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi …………………………………………... 40
B. Hasil Penelitian …………………………………………….. 41
1. Identitas Responden ……………………………………. 41
2. Pengetahuan Praktik Gaya Hidup ……………………....
3. Praktik Gaya Hidup ..........................................................
43
44
C. Pembahasan ……………………………………………….... 45
1. Pengetahuan tentang Pasien Hipertensi di Puskesmas
Pajangan Bantul ……………………………………….
45
2. Gambaran Prakik Gaya Hidup Pasien Hipertensi di
Puskesmas Pajangan Bantul …………………………..
48
D. Keterbatasan Penelitian …………………………………… 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………… 51
B. Saran ……………………………………………………….. 51
DAFTAR PUSTAKA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII ……………………........ 17
Tabel 2. Definisi Operasional …………………………………………........ 29
Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ……………………………............. 31
Tabel 4. Kategori Umur di Kategorikan ke dalam dua Kategori................... 35
Tabel 5. Kategori Jenis Kelamin di Kategorikan ke dalam Kategori............. 35
Tabel 6. Kategori Pekerjaan di Kategorisasikan ke dalam Kategori.............. 35
Tabel 7. Kategori Pendidikan di Kategorisasikan ke dalam Karegori........... 35
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pajangan Bantul......….........................................
41
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Umur Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pajangan Bantul ………………………........................
41
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pajangan Bantul ………………………..............
42
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pajangan Bantul ……………..............................
42
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Gaya Hidup
Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul
…………………………………………..........................................
43
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Jenis Kelamin
Perempuan Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pajangan Bantul................................................................................
43
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Jenis Kelamin
Laki-Laki Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pajangan Bantul................................................................................
44
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul …………....................
44
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian............................................................. 26
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 27
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pernyataan Menjadi Responden .................................................. 58
Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden ................................................. 59
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ................................................................... 60
Lampiran 4. Validitas Data .............................................................................. 64
Lampiran 5. Reliabilitas Data .......................................................................... 66
Lampiran 6. Pengetahun Kategori Cukup Dan Kategori Gaya Hidup
Beresiko ......................................................................................
68
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian...................................................................... 69
Lampiran 8. Kegiatan Bimbingan Skripsi........................................................ 81
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK GAYA HIDUP PASIEN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN
BANTUL YOGYAKARTA
Inda Darma Ikhsan1, Dwi Kartika Rukmi2, Dewi Utari3
INTISARI
Latar Belakang: Hipertensi adalah penyakit yang ketiga penyebab kematian setelah
stroke (15,4%) dan tuberkulosis (7,5%). Angka ini mencapai 6,8% dari kematian di
seluruh populasi usia di Indonesia. Faktor gaya hidup merupakan salah satu penyebab
hipertensi yang dapat dimodifikasi yang meliputi: nutrisi, obesitas, alkohol, merokok,
aktivitas fisik, dan stres. Modifikasi gaya hidup dengan perubahan pola makan,
penurunan berat badan dan aktivitas fisik secara teratur merupakan strategi penting yang
efektif mencegah komplikasi hipertensi. Kurang pengetahuan tentang hipertensi
diidentifikasi sebagai salah satu hambatan dalam pengobatan pasien hipertensi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang gaya
hidup hipertensi dan praktik gaya hidup pasien hipertensi di Puskesmas Pajangan
Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Bantul pada bulan Januari
2015. Penelitian ini menggunakan rumus total sampling 122 orang. Analisis data yang
digunakan distribusi frekuensi.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang cukup 70
orang (57,4%), berpengetahuan baik 30 orang (24,6%) dan 22 orang (18,8%) memiliki
pengetahuan yang dikategorikan kurang tentang pengetahuan gaya hidup pasien
hipertensi. Sebanyak 75 orang (61,5%) responden memiliki resiko dalam praktik gaya
hidup pasien hipertensi dan 47 orang (38,5%) responden tidak beresiko.
Kesimpulan: Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya
hidup penderita hipertensi yang masuk ke kategori cukup sebanyak 70 orang (57,4%).
Sebagian besar responden memiliki praktik gaya hidup penderita hipertensi yang masuk
dalam kategori beresiko sebanyak 75 orang (61,5%).
Kata kunci: Hipertensi gaya hidup, pengetahuan, pasien hipertensi
1) Mahasiswa Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2) Dosen Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3) Dosen Keperawatan Stikes Jendeal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND LIFESTYLE PRACTICES HYPERTENSIVE PATIENTS AT THE HEALTH CENTER OF PAJANGAN
BANTUL DISTRICT YOGYAKARTA
Inda Darma Ikhsan2, Dwi Kartika Rukmi2, Dewi Utari3
ABSTRACT
Background: Hypertension is the third desease which lead to death after stroke (15.4%)
and tuberculosis (7.5%). It was reached 6.8% of deaths in all of populations in Indonesia.
Life style factor is one of the causes of hypertension that can be modified, sich as:
nutrition, obesity, alcohol, smoking, physical activity, and stress. Lifestyle modification
by changes in diet, weight loss and regular physical activity are an important strategy
which effective for hypertension. Lack of knowledge about hypertension is identified as
one of the barrier of hypertensive patients buring their treatment.
Objective: The aims of this study was to determine the level of knowledge about
hypertension lifestyle and life style practices of hypertensive patients in public health
center of Pajangan Bantul District Yogyakarta.
Methods: This was a quantitative descriptive research. This study was conducted in
public health center Pajangan Bantul. The data was collected in January 2015. Total
sampling was applied in this study wiht 122 respondents. Data analysis was used
frequentive distribution
.
Results: The result of the research showed that 70 respondents (57,4%) hare a sufficient
knowledge on life style of hipertension patients. While, 30 respondents (24,6%) have
good knowledge and 22 (18,0%) was less. Seventy five respondents (61,5%) were at risk
on life style practice of hypertensive patients and forty seven (38,5%) were not.
Conclusions: Most respondents in Pajangan public health center have a sufficient
knowledge life style of hypertension. More over, they were at risk on life style practice of
hypertension.
Keywords: Hypertension, life style, knowledge, hypertensive patients.
1) Student of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2) Lecture of Nursing Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3) Lecture of Nursing Stikes Jendeal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi dimana jika tekanan darah sistole 140 mmHg atau
lebih tinggi dan tekanan darah diastole 90 mmHg atau lebih tinggi (Syamsudin,
2011). Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut
dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Batasan tekanan
darah yang normal adalah 120/80 mmHg, sedangkan tekanan darah > 140/90
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (WHO, 2010).
Prevalensi hipertensi di dunia bervariasi, yaitu 5,2% di India bagian utara dan
70,7% di Polandia, sedangkan rata-rata di daerah Asia Pasifik terdapat 5–47%
orang laki-laki dan 7–38% orang perempuan. Negara-negara di Asia Tenggara
juga memiliki prevalensi hipertensi yang berbeda-beda, seperti: Malaysia
(32,2%), Singapura (26,6%), Indonesia (23,0%), dan Thailand (20,5%) (Tee et al.,
2010). Angka kejadian hipertensi di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1
milyar orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap
tahunnya (WHO cit. Depkes RI, 2006).
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke (15,4 %)
dan tuberkulosis (7,5 %), yakni mencapai 6,8 % dari populasi kematian pada
semua umur di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%. Sedangkan cakupan tenaga
kesehatan hanya 36,8%, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat
tidak terdiagnosis. Hipertensi di Indonesia tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),
diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat
(29,4%). Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum
obat hipertensi sebesar 0.7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
26,5% (Depkes RI, 2013).
Prevalensi hipertensi di Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah kasus terbanyak
hipertensi essensial terdapat pada kelompok usia dewasa. Pada golongan umur 45
tahun sampai dengan umur 64 tahun dengan kasus sebanyak 2.848 (19,57%) dan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1.400 (17,65%) kasus pada golongan umur 65 tahun ke atas (Dinkes DIY, 2010).
Dari hasil laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di Daerah
Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 terdapat 29.546 kasus penyakit Hipetensi
dan menempati urutan ke tiga dari distribusi 10 besar penyakit berbasis Survailans
Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas (Dinkes DIY, 2013). Sepuluh besar penyakit
yang dilaporkan Puskesmas di Kabupaten Bantul tahun 2011 menunjukkan bahwa
penyakit hipertensi menempati urutan ke dua dengan jumlah 26.117 kasus setelah
penyakit Nosofaringitis akut dengan jumlah 49.983 kasus (Dinkes Bantul, 2013).
Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
gangguan kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke
dan gagal ginjal (Kabo, 2010). Sebagian besar hipertensi yang dialami masyarakat
tidak diketahui penyebab medisnya, yang dikenal sebagai hipertensi primer
kondisi ini terjadi pada 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% kasus hipertensi
dapat dideteksi penyebab definitifnya, yang dikenal dengan hipertensi sekunder
(Sherwood, 2005).
Faktor risiko hipertensi dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu tidak dapat
diubah seperti faktor genetik, umur, jenis kelamin; dan faktor yang dapat diubah,
seperti pola makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain. Hipertensi terjadi jika faktor
resiko tersebut secara bersama-sama (common underlying risk factor), dengan
kata lain satu faktor resiko saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi
(Guptha, 2010).
Hipertensi banyak dipengaruhi oleh gaya hidup. Faktor gaya hidup ini
merupakan salah satu penyebab hipertensi yang dapat dimodifikasi seperti: nutrisi,
obesitas, alkohol, merokok, kegiatan fisik, dan stress. Kejadian hipertensi yang
bertahap sering disebut silent killer. Hipertensi dapat muncul setelah setahun atau
ditemukan saat sudah terjadi komplikasi (Tjokroprawiro, 2007). Modifikasi gaya
hidup melalui perubahan pola makan, asupan alkohol, penurunan berat badan, dan
aktivitas fisik secara teratur merupakan bagian dari strategi pencegahan yang
penting dan efektif untuk hipertensi. Pasien yang ingin menurunkan tekanan darah
harus diberi nasihat dan dukungan untuk mencapai dan mempertahankan perilaku
sehat. Oleh karena itu, terapi intervensi modifikasi gaya hidup harus ditekankan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
pada motivasi untuk mencegah dan mengobati hipertensi (Ghezelbash dan
Ghorbani, 2012).
Menurut Gupta dan Guptha (2010), manajemen awal hipertensi dengan
penekanan pada gaya hidup dan manajemen obat. Pendekatan gaya hidup
memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya hipertensi. Individu dengan
pre-hypertension dan non-hypertension yang memodifikasi gaya hidup akan
memiliki potensi untuk mencegah hipertensi dan yang lebih penting untuk
mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi dan menurunkan risiko
komplikasi klinis tekanan darah. Pada individu hipertensi, modifikasi gaya hidup
dapat berfungsi sebagai pengobatan awal sebelum memulai terapi obat untuk
mencapai dan mempertahankan perubahan gaya hidup dan sebagai tambahan
untuk terapi obat pada orang yang sudah menjalani pengobatan.
Penyakit hipertensi sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi
masyarakat. Pola hidup sehat dan pola makan sehat merupakan pilihan tepat untuk
menjaga diri terbebas dari hipertensi. Semuanya dilakukan secara terus-menerus,
tidak boleh temporer (Susilo, 2011). Modifikasi gaya hidup melalui perubahan
pola makan, penurunan berat badan, dan aktivitas fisik secara teratur merupakan
bagian dari strategi pencegahan yang penting dan efektif untuk hipertensi. Pasien
yang ingin menurunkan tekanan darah harus diberi nasihat dan dukungan untuk
mencapai dan mempertahankan perilaku sehat. Terapi intervensi modifikasi gaya
hidup harus ditekankan pada motivasi untuk mencegah dan mengobati hipertensi
(Ghezelbash dan Ghorbani, 2012).
Pengetahuan yang kurang tentang penyakit, penggunaan yang tepat dari obat-
obatan serta manfaat dan risiko pengobatan diidentifikasi sebagai beberapa
hambatan pasien yang berhubungan dengan kepatuhan. Kepatuhan didefinisikan
sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
professional kesehatan (Osterberg dan Blashke, 2005). Selain itu, berdasarkan
Wehedy et.al (2014) menunjukkan bahwa terbukti korelasi yang signifikan antara
memperoleh pengetahuan dan mengadopsi gaya hidup sehat, menandakan bahwa
individu dengan pengetahuan lebih baik mempunyai kecenderungan fungsi
kognitif yang lebih tinggi sehingga mereka dapat memahami pentingnya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
perubahan gaya hidup dan lebih termotivasi untuk mematuhi manajemen gaya
hidup sehat.
Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Pajangan Bantul yang dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 14-20 bulan Mei 2014 diperoleh data awal, yaitu penyakit
hipertensi menempati urutan kedua setelah penyakit Nasofaringitis dan jumlah
pasien hipertensi pada tahun 2013 sebanyak 835 orang. Data dari Bulan Januari-
April 2014, pasien hipertensi yang kontrol maupun berobat ke Puskesmas
Pajangan Bantul sebanyak 128 orang pada 3 desa yaitu Desa Sendangsari, Desa
Triwidadi dan Desa Gowasari. Data yang didapat pada Kabupaten Bantul paling
banyak penderita hipertensi di bandingkan dengan di Kabupaten Sleman. Kondisi
ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran penderita hipertensi
mengenai pentingnya informasi kesehatan seputar masalah hipertensi dan perilaku
untuk menghindari faktor risiko hipertensi.
Hasil wawancara dengan beberapa pasien hipertensi yang melakukan
kunjungan pemeriksaan di Puskesmas Pajangan Bantul diperoleh data awal,
sebagian dari mereka memiliki praktik gaya hidup yang rentan dengan faktor
resiko penyebab hipertensi, seperti: merokok, mengkonsumsi makanan yang cepat
saji atau bahkan sebagian kecil diantaranya mengkonsumsi alkohol. Salah satu
faktor pemicu praktik gaya hidup pasien yang rentan terhadap berbagai faktor
resiko kejadian hipertensi adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran mereka
tentang pentingnya informasi kesehatan seputar masalah hipertensi dan perilaku
untuk menghidari faktor resiko tersebut.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran pengetahuan dan
praktik gaya hidup pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan
Kabupaten Bantul Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan praktik
gaya hidup pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Kabupaten
Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang gaya hidup pada pasien
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul
Yogyakarta.
b. Mengetahui praktik gaya hidup (meliputi: menjaga berat badan ideal,
mengurangi asupan natrium, membatasi konsumsi alkohol, makan
makanan yang mengandung kalium dan kalsium yang cukup,
menghindari merokok, mengurangi stres dan melakukan olah raga secara
teratur) pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan
Kabupaten Bantul Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam melengkapi
khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit hipertensi dan
gaya hidupnya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perawat
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
evaluasi bagi perawat dan untuk meningkatkan pemberian informasi yang
memadai tentang penyakit hipertensi dan gaya hidupnya.
b. Bagi penderita hipertensi
Memberikan manfaat bagi subjek yang diteliti sebagai motivasi untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang gaya hidup
sehingga dapat mengaplikasikannya.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
melakukan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif, sebab masih
banyak aspek yang perlu dikaji secara mendalam mengenai permasalahan
penelitian ini.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya
sebagai berikut.
1. Mustaida (2005) dengan judul penelitian “Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Pasien tentang Hipertensi dengan Terkontrolnya Tekanan Darah
di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Penelitian
tersebut merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan
Cross Sectional, hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah. Semakin
meningkatnya pengetahuan pasien hipertensi tentang penyakitnya, akan
mengarah pada kemajuan berfikir tentang perilaku kesehatan yang lebih baik
sehingga akan berpengaruh terhadap terkontrolnya tekanan darah. Persamaan
dengan penelitian ini adalah subjek penelitian, yaitu pasien hipertensi.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu: variabel,
metode dan lokasi penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2. Lyalomhe & Lyalomhe (2010) meneliti tentang “Hypertention-related
knowledge, attitudes and life-style practices among hypertensive patients in a
sub-urban Nigerian Community”. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif dengan rancangan kohort. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan wawancara mendalam dan memberikan kuesioner. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling pada 108 pasien
yang menderita hipertensi. Persamaan dengan penelitian ini adalah peneliti
mengkaji pengetahuan gaya hidup dan menggunakan deskriptif kuantitatif.
Perbedaan penelitian ini adalah tempat penelitian, pengumpulan data dengan
wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 66 (61%)
responden mengetahui tentang penyakit hipertensi, 22 (20%) responden lebih
banyak berfikir dan khawatir saat 57 (53%) mengklaim bahwa hipertensi
adalah penyakit keturunan. 43 (40%) responden merasa bahwa hipertensi
disebabkan karena semangat yang buruk, 32 (30%) meyakini bahwa hipertensi
disebabkan karena makanan yang buruk atau beracun.
3. Fitriyani (2008) dengan judul penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang Hipertensi dengan Mekanisme Koping di Dusun Taskombang
Wilayah Kerja Puskesmas Bantul.” Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian non-eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan rancangan
penelitian cross sectional menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner untuk
mengukur tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan mekanisme koping.
Analisis data yang digunakan adalah rumus korelasi Spearman Rank.
Persamaan kedua penelitian terletak pada variabel penelitian yang mengkaji
pengetahuan tentang hipertensi. Perbedaan kedua penelitian, yaitu terletak
pada subjek penelitian yaitu masyarakat Dusun Taskombang wilayah Kerja
Puskesmas Bantul, rancangan penelitian, dan tempat penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi
Kecamatan Pajangan berada di sebelah Barat dari ibu kota Kabupaten Bantul.
Kecamatan Pajangan terdiri dari tiga desa yaitu Desa Triwidadi, Desa Sendangsari
dan Desa Guwosari. Di Desa Triwidadi memiliki 20 perdukuhan, pada pedukuhan
masing-masing mempunyai jadwal posyandu balita dan posyandu lansia setiap
satu bulan sekali dari petuga kesehatan Puskesmas Pajangan. Masyarakat di desa
Triwidadi juga sebagian besar pekerjaaan debagai petani dan buruh. Pada setiap
pedukuhan tidak memiliki kegiatan yang mendukung pada kesehatan mereka
seperti: olahraga bersama ataupun jalan sehat.
Di Desa Sendangsari memiliki pedukuhan sebanyak 18, pada masing-masing
pedukuhan sebagian besar masyarakat mengelola kripik emping dan di Desa
Sendangsari juga memili pabrik pembuatan emping. Setiap bulan sekali di setiap
masing-masing pedukuhan juga mendapat jadwal Posyandu balita dan posyandu
lansia dari petugas kesehatan Puskesmas Pajangan dan di Desa Gowosari
memiliki 15 pedukuhan, di setiap pedukuhan di Desa Guwosari sebagian besar
masyarakat mempunyai kebiasaan memasak dengan menggunakan garam yang
berlebihan dan dipedukuhan atau pada Desa Guwosari juga jarang mengadakan
olahraga maupun mengadakan jalan sehat. Setiap pedukuhan di Desa Guwosari
juga mendapat jadwal dari petugas kesehatan mengadakan pusyandu balita dan
posyandu lansia setiap bulan sekali. Desa Guwosari juga mempunyai Puskesmas
Pembantu (PUSTU) yang melayani masyarakat Desa Guwosari selama 6 jam
setiap harinya. Kecamatan Pajangan memiliki satu Puskesmas Yang terletak di
Desa Sendang Sari. Puskesmas Pajangan merupakan salah satu dari 26 Puskesmas
di Wilayah Kabupaten Bantul.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penyebaran angket, peneliti dapat menyajikan beberapa
data hasil penelitian sebagai berikut:
1. Identitas Responden
Beberapa identitas responden dalam penelitian ini ditunjukkan oleh tabel
di bahwa ini.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Perempuan 44 36.1 2 Laki-laki 78 63.9
Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015
Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Pajangan Bantul adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak
78 orang (63,9%).
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Umur Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Umur Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 44-60 77 63.9 2 61-88 45 37.1
Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015
Tabel 9 menunjukan usia termuda 44 tahun, dan usia tertua adalah 88
tahun. Hipertensi banyak dimiliki oleh kelomok umur 44-60 tahun yaitu
sebanyak 63,9%
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 IRT 8 6.6 2 Petani 34 27.9 3 Wiraswasta 31 25.4 4 Karyawan Swasta 3 2.5 5 Buruh 26 21.3 6 Guru 9 7.4 7 PNS 11 9.0
Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015
Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi bekerja
sebagai petani sebanyak 34 orang (27,9%) dan jenis pekerjaan yang
ditemukan dalam jumlah terkecil adalah sebagai karyawan swasta sebanyak 3
orang (2,5%).
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Tidak sekolah 1 .8 2 SD 34 27.9 3 SMP 24 19.7 4 SMA 29 23.8 5 Diploma (D1 dan D3) 13 10.7 6 S1 21 17.2
Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015
Tabel 11 menunjukan persentase terbanyak tingkat pendidikan responden
adalah SD (27,9%). Namun apabila dilihat berpendidikan sekolah menengah
(SMP dan SMA) yaitu sebanyak 53 orang. Sedangkan perbandingan antara
responden yang berpendidikan sekolah dasar dengan responden yang
berpendidikan perguruan tinggi (Diploma dan S2) adalah sama yaitu 34 orang.
Terdapat 1 (8%) responden yang tidak bersekolah.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
2. Pengetahuan Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Praktik Gaya Hidup
Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta
No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Kurang 22 18.0 2 Cukup 70 57.4 3 Baik 30 24.6
Total 122 100.0 Sumber: Data primer diolah, 2015
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Pajangan Bantul yang masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 70 orang
(57,4%) dan sebaliknya 22 orang (18,0%) masuk dalam kategori kurang.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Jenis Kelamin
Perempuan Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta
No Tingkat Pengetahan
Perempuan Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 Kurang 11 9.0 2 Cukup 19 16.5 3 Baik 14 10,5 Total 44 36.0
Sumber: Data primer diolah, 2015
Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan
memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Pajangan Bantul yang masuk ke dalam kategori cukup
sebanyak 19 orang (16,5%) dan sebaliknya 11 orang (9,0%) masuk dalam
kategori kurang.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Jenis Kelamin
Laki-Laki Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta
No Tingkat Pengetahuan Laki-Laki
Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 Kurang 11 9.0 2 Cukup 51 43.2 3 Baik 16 11.7 Total 78 63.9
Sumber: Data primer diolah, 2015
Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Bantul yang masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 51 orang (43,2%) dan sebaliknya 11 orang (9,0%) masuk dalam kategori kurang.
3. Praktik Tentang Gaya Hidup Pasien Hipertensi
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pajangan Bantul Yogyakarta No. Praktik Gaya Hidup Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Tidak beresiko 47 38.5 2 Beresiko 75 61.5
Total 122 100.0 Sumber: Data Primer diolah, 2015
Tabel 15 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Pajangan Bantul memiliki praktik gaya hidup yang beresiko
sebanyak 75 orang (61,5%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
C. Pembahasan
3. Pengetahuan tentang Pasien Hipertensi di Puskesmas Pajangan Bantul
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi yang masuk ke dalam
kategori cukup 57,4% dimungkinkan ada hubungannya dengan karakteristik
responden, meliputi: dikelompokan umur responden rata-rata 58,44 tahun,
jenis kelamin (sebagian besar adalah laki-laki), jenis pekerjaan (sebagian besar
adalah petani), dan tingkat pendidikan (sebagian besar adalah tamatan SD).
Pengetahuan hipertensi yang paling banyak diketahui oleh responden
yaitu: Kegemukan bukan penyebab hipertensi, akan tetapi hipertensi sering
terjadi pada orang gemuk, Orang yang gemuk lebih beresiko terkena
hipertensi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal, Diet
rendah garam yaitu dengan mengurangi penggunaan garam setengah sendok
teh / hari, Mengkonsumsi alkohol akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah, Menghindari mengkonsumsi alkohol merupakan upaya terbaik terhadap
risiko kejadian hipertensi, Merokok dapat meningkatkan resiko penyakit
jantung dan stroke pada pasein hipertensi, Merokok bukan merupakan
penyebab hipertensi, tetapi dapat memperberat tingkat keparahan hipertensi,
Banyak pikiran dapat menaikan tekanan darah, Relaksasi atau kenyamanan
diri belum cukup untuk mengontrol sistem syaraf dan menurunkan tekanan
darah, Olahraga dapat mengurangi atau mencegah obesitas dan mengurangi
asupan garam ke dalam tubuh, sehingga tekanan darah menjadi terkontrol,
Olahraga fisik bukan merupakan terapi obat dalam penanganan pasien
hipertensi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
adalah umur. Pengetahuan yang telah diperoleh kemampuan seseorang dalam
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar
secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata. Hurrock (2005),
mengungkapkan bahwa berkembangnya pengetahuan dan keterampilan
seseorang akan berkembang sesuai berjalannya umur.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
Depkes RI (2006) menyatakan bahwa umur merupakan salah satu variabel
dari model demografi yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator
psikologis yang berbeda. Umur ini juga berkaitan dengan kematangan akal
dalam menerima, menghayati dan menyikapi sesuatu. Seiring bertambahnya
umur seseorang sampai dengan batasan usia tertentu, kematangan akal juga
semakin tumbuh dengan kuat, sehingga menumbuhkan pengetahuan yang
semakin baik pada diri seseorang (Muliadi, 2008). Akan tetapi, sampai pada
batasan umur tertentu (memasuki usia lanjut), kemampuan berpikir dan
bernalar seseorang akan mengalami kemunduran seiring berkurangnya daya
ingat. Sehingga pada masa usia lanjut, seseorang cenderung mengalami
kesulitan untuk memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan baru
(Irmayanti, 2007). Dalam penelitian ini adalah usia pasien hipertensi rata-rata
58,44 tahun dan pada umur 60 dapat dikategorikan sudah memasuki usia
lanjut. Sehingga dapat dipahami apabila sebagian besar pasien hipertensi
memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya hidup pasien hipertensi yang
masuk ke dalam kategori cukup, karena pasien yang dikategorikan cukup
lebih banyak dari kategori baik karena pasien sering mendapat penyuluhan
kesehatan dari petugas kesehatan Puskesmas Pajangan.
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan manusia. Pasien hipertensi dengan tingkat pendidikan yang
semakin tinggi diharapkan banyak mengetahui dan memperoleh informasi
yang berhubungan dengan praktik gaya hidup pasien hipertensi. Tingkat
pendidikan sangat erat kaitannya dengan penggunaan pelayanan kesehatan
yang berarti menjadikan keadaan kesehatan yang lebih baik (Notoatmodjo,
2005). Pada hasil pendidikan terdapat responden dengan tingkat pendidikan
akhir Sekolah Dasar (SD) sebanyak 34 orang (27,9%), SMA 29 orang (23,8%)
sedangkan pada tingkat pendidikan akhir SMP 24 orang (19,7%), sedangkan
pada tingkat pendidikan S-1 sebanyak 21 orang (17,2%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspasari,
(2008) bahwa latar belakang pendidikan responden mempunyai sumbangsih
pada pemahaman seseorang terhadap pengetahuan atau informasi baru. Rata-
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
rata tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini adalah tingkat
pendidikan responden yang sebagian besar merupakan tamatan SD
diindikasikan sebagai salah satu faktor yang menyebabkan sebagian besar
pasien hipertensi memiliki tingkat pengetahuan tentang praktik gaya hidup
pasien hipertensi yang masuk ke dalam kategori cukup dikarenakan responden
selalu mendapat penyuluhan kesehatan tentang panyakit hipertensi oleh
petugas kesehatan Puskesmas Pajangan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya
penyuluhan atau pemberian intervensi pendidikan tentang praktik gaya hidup
pasien hipertensi oleh petugas puskesmas sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan tentang praktik gaya hidup pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Pajangan Bantul.
Soekanto (2006) menjelaskan bahwa salah satu faktor pembentuk
pengetahuan seseorang adalah lingkungan sosial termasuk di dalamnya
lingkungan kerja. Seseorang yang bekerja di luar rumah tentu memiliki
cakupan lingkungan sosial yang lebih luas dibandingkan dengan mereka yang
tidak bekerja. Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, bertahan
dengan orang lain, bahasa, kebiasaan makan, pakaian, dan sebagainya
dipelajari dari lingkungan sosial budaya termasuk di dalamnya lingkungan
kerja. Dalam konteks penelitian ini, sebagian besar pengetahuan pasien
hipertensi yang bekerja sebagai petani sebanyak 34 orang (27,9%)
mendapatkan nilai terbesar, sedangkan pada wiraswasta sebanyak 31 orang
(25,4%) dan Buruh Sebanyak 26 orang (21,3%). Petani khususnya, yang
berstatus sebagai petani penggarap selama ini identik dengan orang desa
dengan tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi yang rendah ditambah
dengan faktor usia dimana rata-rata responden mempunyai umur rata-rata
58,44 tahun (menjelang usia lanjut), merupakan salah satu faktor yang
berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang praktik gaya hidup yang
masuk ke dalam kategori cukup.
Dalam konteks penelitian ini, sebagian besar pasien hipertensi berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 78 orang (63,9%) sehingga dapat dimungkinkan
menjadi salah satu faktor penunjang positif dalam membentuk tingkat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
pengetahuan tentang praktik gaya hidup pasien hipertensi yang masuk ke
dalam kategori cukup.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sukowati (2005) yang mengatakan
bahwa laki-laki lebih banyak memperoleh sumber akses informasi
dibandingkan dengan perempuan dikarenakan aktivitas mereka yang banyak
berada di luar rumah. Sehingga laki-laki memiliki informasi dan pengetahuan
yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan. Meskipun saat ini, sumber
informasi semakin terbuka dan beragam khususnya pasca era teknologi
informasi yang berbasis internet. Akan tetapi, dalam konteks penelitian ini
yang sebagian besar responden memiliki latar belakang sosial ekonomi yang
dapat dikatakan rendah (usia rata-rata 58,44 tahun, berpendidikan SD, dan
bekerja sebagai petani) sehingga kurang menjadi faktor positif dalam
mendorong pasien hipertensi khususnya yang berjenis kelamin perempuan
untuk memperoleh sumber informasi kesehatan yang cukup.
4. Gambaran Praktik Gaya Hidup Pasien Hipertensi di Puskesmas
Pajangan Bantul
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki praktik gaya hidup yang beresiko bagi pasien hipertensi
berhubungan dengan karakteristik sosial demografi pasien hipertensi yang
berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Pajangan Bantul.
Praktik gaya hidup yang paling banyak dilakukan oleh responden yaitu
tentang, Mengetahui tekanan darah yang normal, Mengkonsumsi sayuran
hijau, Melakukan olahraga secara teratur. Praktik gaya hidup yang paling
banyak diabaikan adalah melalaikan penyakit hipertensi, sering
mengkonsumsi makanan cepat saji dan sering mengkonsumsi rokok. Sebagian
responden memiliki praktik gaya hidup yang masuk ke dalam kategori
beresiko sebanyak 75 orang (61,5%) dan kategori tidak beresiko sebesar 47
orang (38,5%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
Jika merujuk pada usia pasien hipertensi yang rata-rata 58,44 tahun
dimana usia ini memasuki usia lanjut (60 tahun) terkait pasien hipertensi
memiliki praktik gaya hidup yang beresiko.
Bagi pasien hipertensi, intervensi obat-obatan tidak cukup untuk
menurunkan tekanan darah. Diperlukan modifikasi gaya hidup dalam proses
manajemen dan terapi hipertensi. Dalam modifikasi gaya hidup diperlukan
tingkat pengetahuan dan perilaku (praktik gaya hidup) yang sesuai untuk
penderita hipertensi dalam rangka menjaga tekanan darah agar tetap berada
dalam kondisi normal (Kabo, 2006). Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2005) bahwa perilaku seseorang cenderung bersifat langgeng
manakala dilandasi oleh pengetahuan yang cukup mengenai objek perilaku
yang dilakukannya. Di sinilah pentingnya pengetahuan pasien hipertensi
tentang praktik gaya hidup yang sesuai bagi penderita hipertensi. Akan tetapi,
pasien hipertensi yang rata-rata berusia 58,44 tahun (menjelang usia lanjut)
menjadi faktor penghambat dalam memberikan informasi dan pengetahuan
baru tentang praktik gaya hidup yang sesuai bagi penderita hipertensi. Sebagai
akibatnya, pasien hipertensi dengan tingkat pengetahuan yang cukup
menjadikan mereka memiliki praktik gaya hidup yang masuk ke dalam
kategori beresiko.
Para penderita hipertensi yang berpendidikan kurang, cenderung akan
menunjukkan perilaku (praktik gaya hidup) yang beresiko mengingat
rendahnya tingkat pengetahuan mereka tentang praktik gaya hidup yang sesuai
bagi penderita hipertensi (Aminvsky, 2008). Sebagaimana yang telah
dikemukakan sebelumnya, disebutkan bahwa lingkungan kerja sebagai salah
satu bentuk lingkungan sosial adalah salah satu faktor pembentuk pengetahuan
seseorang (Soekanto, 2006). Kondisi ini tentu menyebabkan pasien hipertensi
yang sebagian besar bekerja sebagai petani memiliki tingkat pengetahuan
tentang praktik gaya hidup yang masuk ke dalam kategori cukup. Sedangkan
pengetahuan itu sendiri, merupakan salah stau faktor pembentuk perilaku
kesehatan seseorang. Oleh sebab itu, dapat dipahami apabila pasien hipertensi
yang bekerja sebagai petani menunjukkan praktik gaya hidup yang beresiko
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
mengingat kurangnya informasi dan pengetahuan tentang praktik gaya hidup
yang sesuai bagi penderita hipertensi. Diperlukan intervensi berupa
pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang praktik gaya hidup yang sesuai
bagi pasien hipertensi dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka
tentang hal tersebut dan pada akhirnya mampu menumbuhkan kesadaran dan
motivasi untuk memiliki praktik gaya hidup yang sesuai bagi penderita
hipertensi.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kelemahan Penelitian
a. Metode pengambilan data dalam penelitian ini hanya menggunakan tehnik
pembagian kuesioner, sehingga tidak bisa mengdeklorasi hal lain yang
terkait dengan praktek gaya hidup dan responden hanya berfokus pada
pernyataan yang tersedia.
b. Penelitian ini tidak menggunakan metode kualitatif sehingga tidak
mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi gaya hidup
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan
penelitian sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang gaya hidup
pasien hipertensi yang masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 70 orang
(57,4%)
2. Sebagian besar responden memiliki praktik gaya hidup pasien hipertensi yang
masuk ke dalam kategori beresiko sebanyak 75 orang (61,5%)
B. Saran
Sebagai penutup dalam penelitian ini, peneliti dapat mengemukakan beberapa
saran penelitian sebagai berikut:
1. Bagi Perawat
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan memberikan pendidikan kesehatan
atau pelatihan terkait cara mengelola tentang praktik gaya hidup yang sesuai
bagi penderita hipertensi, mengingat sebagian besar penderita hipertensi
memiliki tingkat pengetahuan tentang praktik gaya hidup pasien hipertensi
yang masuk ke dalam kategori sedang.
2. Bagi Penderita Hipertensi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran untuk
meningkatkan praktik gaya hidup sehat yang sesuai bagi penderita hipertensi,
dan pasien dapat mengontrol tekanan darah tetap dalam kondisi normal.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi dalam
melakukan penelitian sejenis di masa mendatang. Praktik gaya hidup sehat
juga dapat dinilai langsung dengan observasi. Selain itu dapat juga meneliti
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
variabel-variabel lain mengenai praktik hipertensi misalnya hambatan dalam
melakukan atau mengaplikasikan praktik gaya hidup sehat mengingat masih
banyak aspek yang perlu dikaji lebih mendalam mengenai praktik gaya hidup
sehat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
53
DAFTAR PUSTAKA
Armilawaty, Rurry M. (2007). Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian
Epidemiologi. Makasar: Bagian Epidemiologi FKM Unhas.
Astuti, A. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 Dengan Kepatuhan Menjalani Diet Di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Yogyakarta:
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes A.Yani Yogyakarta.
(tidak diterbitkan).
Aminvsky, (2008). Aspek Terpenting Dalam Pendidikan.
(http://www.vanillamist.com), diakses 16 Maret 2015.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Black, J. M. (2005), medical surgical nursing: clinical management for positive
outcome. 7th Edition. St. Louis: Elseiver Saunders.
Brunner, S. & Suddarth, M. 2001. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical-
Surgerical Nursing. Diterjemahkan oleh Kuncara dkk dengan judul Buku
Ajar Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Corwin, E.J. (2006). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Davis, (2012), Medical Surgical Nursing: Clinical Management For Positive
Outcome. 7th Edition. St. Louis: Elseiver Saunders.
Depkes RI (2006). Profil Kesehatan Hipertensi. dikutip dalam http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masalah-hipertensi-di-indonesia.html, diakses 15 Maret 2015.
Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar: Laporan Nasional.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2010. Profil Kesehatan Dinas
Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008.
Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2013). Profil Kesehatan Provinsi
D.I. Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
Dinas Kesehatan Bantul. (2013). Profil Kesehatan Kab.Bantul 2012. Bantul:
Dinas Kesehatan Bantul.
Elizabeth J. 2006. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.
Fitriyani, (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi dengan
Mekanisme Koping di Dusun Taskombang Wilayah Kerja Puskesmas
Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Ghezelbash, S. & Ghorbani. (2012). Lifestyle Modification and Hypertension Prevention.
Arya Atherosclerosis Journal, vol. 8, hlm. 202-207.
Gupta, S. (2010). Strategies for Initial Management of Hypertension. Indian J
Med Res.
Hadi, H. (2005). Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kesehatan Nasional. Pengukuhan Jabatan Guru Besar.
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM.
Hull, A. (2007). Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Medika.
Hurrock, E. B. (2005). Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi. http://elizabeth.wordpress.com. 15 Maret 2015.
Irmayanti, (2007). Ancaman Serius Hipertensi di Indonesia. Jakarta: EGC. Kaplan, N. M. (2006). Hipertensi Klinis. Diterjemahkan oleh Meitasari Tjandrasa.
Jakarta: EGC.
Kabo, P. (2010). Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskuler Secara
Rasional. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Kearney, P. M. Whelton, M., Reynolds, K., Muntner, P., Whelton, P. K & He, J.
(2004). Global Burden of Hypertension. J. Hypertens. 22(1): 140.
Lyalomhe, G. & Iyalomhe S. (2010). Hypertension Related Knowledge, Attitudes
And Life Style Practices Among Hypertensive Patients In A Sub-urban
Nigerian Community. Journal of Public Health and Epidemiology, Vol. 2,
No. 4, Hal. 71-77.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
Laurence, M. (2005). Diagnosis dan Terapi Kedokteran ”Ilmu Penyakit Dalam”
jilid 1 (terjemahan Abdul Gofur). Jakarta: Salemba Medika.
Mizwar. (2004). Faktor-faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Essensial di
Kabupaten Klaten. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Mustaida, (2005). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Pasien tentang
Hipertensi dengan Terkontrolnya Tekanan Darah di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Muliadi, (2008). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan tentang Praktik Gaya Hidup Hipertensi di RSUD Arifin Nu’mang Rampang Kabupaten Sidrap. Media Kesehatan, 2008, 4:1.
Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta.
Rineka Cipta,
Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta:
Rineka Cipta.
______ (2010).b Ilmu Perilaku dan Pengetahuan Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Osterberg, L & Blashke, T. (2005). Adherence to Medication. The New England
Journal of Medicine, Vol. 353, No.5, Hal. 487-497.
Potter, P. & Perry, M. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep,
Proses Dan Prektek.(4th Ed). Jakarta: EGC
Puspasari, F. D. Ramawati D., dan Saryono. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi di Desa Sokaraja Tengah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, 2008, Volume 3 No 1.
Radmarssy, (2007). Hipertensi Penatalaksanaan. Dibuka pada situs
http://www.hipertensistroke.com/pdf105, diakses 21 Mei 2014.
Sherwood, L. (2005). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Editor, Breatricia L.
Santoso. Jakarta: EGC
Syamsudin. (2011). Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta selatan:
Salemba Medika.
Stanley, M & Beare, B. (2004). Brunner and Sudarth’s Texsbook of Medical
Surgical Nursing (8th edition). Philadelphia: Lippincott. (Sumber asli
diterbitkan 2002).
Susilowati, U. (2012) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Praktik Gaya Hidup Anak Bronkopneumonia. Jurnal Kebidanan, 4 (2), 84-91.
Sukowati. (2005). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap
Hipertensi di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, Jurnal Kesehatan IV
(2).
Sugiyono. (2011). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Menu Sehat
Sutomo. (2009). Penakluk Hipertensi .Jakarta: DeMedia Pustaka
Susilo. (2011). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2, Jakarta: EGC.
Soekanto (2006). 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Gramedia.
Seva Canada Society (2008). Global Initiative for The Elimination of Avoidable
Blindness: Action Plan 2006-2011. [cited 2015 Maret 10]. Available from
URL: http://www.who.int/blindness/Vision2020%20-report.html.
Tjokroprawiro, (2007). Faktor-faktor risiko hipertensi primer dan sekunder di
puskesmas Klogolesari Kulon Kota Semarang. Jurnal kesehatan
masyarakat, vol.1, no.2, hal.315—325.
Tee, S. R, Sien, H. (2010). The Prevalence of Hypertension and Its Associated
Risk Factors in Two Rural Communities in Penang Malaysia. LeJSME,
vol. 4(2), hlm. 27-40.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Wehedy, A. S. Hassan, A. Elhameed, D.A. El-Hameed. (2014). Effect of Lifestyle
Intervention Program on Controlling Hypertension among Older Adults.
Journal of Education and Practice, Vol.5, No.5, hal.61-71.
Wade. (2003). Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare
Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy.
Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397.
WHO. (2010). Pengendalian Hipertensi: Laporan Komisi Pakar WHO. Bandung:
Penerbit ITB.
_______(2011). Hypertension Fact Sheet. Department of sustainable development and healthy environments. Dibuka pada situs http://www.searo.who.int/linkfiles/non_communicable_diseases_hypertension-fs.pdf diakses 30 Mei 2014
top related