mandiri sk 3 (amalia)
Post on 26-Dec-2015
41 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LO.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Organ Reproduksi Wanita
LI 1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Organ Reproduksi Wanita
Organ Genitalia Interna
1. Vagina
Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya “pelindung” atau “selongsong”) adalah saluran berbentuk
tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh. Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang
sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat. pH vagina
normal yaitu 3-3,5.
Vagina terbentuk dari suatu jaringan musculo-membranosa yang menghubungkan vulva dengan
uterus. Letaknya yaitu diantara rectum dan vesica urinaria. Panjang dinding depan vagina lebih pendek
daripada dinding belakangnya. Dinding depan vagina kira-kira sepanjang 9 cm sedangkan dinding belakangnya
sepanjang 11 cm. Ruggae dapat ditemukan di sepanjang dinding vagina terutama bagian bawah. Namun,
setelah seorang wanita melahirkan, ruggae-ruggae ini akan menghilang sehingga permukaan dinding vagina
menjadi licin.
Ada bagian dari uterus yang masuk ke dalam vagina, yaitu cervix uterus (portio). Portio ini membagi
vagina menjadi 4 bagian (fornix): fornix anterior, fornix posterior, fornix lateral sinistra, fornix lateral dextra.
Vagina merupakan saluran yang berfungsi sebagai saluran menstruasi, coitus dan sebagai jalan lahir.
2. Uterus
Karena uterus dan vagina merupakan satu kesatuan, maka letaknya pun sama. Sama halnya seperti
vagina, uterus juga terletak diantara vesica urinaria dan rectum. Terdapat ruangan-ruangan yang membatasi
uterus dengan organ di depan dan di belakangnya yaitu:
a. Spatium rectouterina (Cavum Douglasii), yaitu suatu ruangan yang memisahkan uterus dengan
rectum. Bila terjadi perdarahan ekstraperitonial, darah akan benyak tertampung di ruangan ini.
b. Spatium Vesicouterina, yaitu suatu ruangan yang membatasi uterus dengan vesica urinaria.
Permukaan uterus bagian posterior hampir seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan untuk bagian posterior,
hanya pada bagian atas saja. Uterus terdiri dari dua bagian yaitu:
Cervix uteri: terbagi menjadi pars vaginalis (masuk ke dalam vagina) dan pars supravaginalis
Corpus Uteri: Terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan paling luar serosa yang melekat dengan
ligamentum latum (perimetrium), lapisan muscular polos yang berada di tengah (myometrium),
dan lapisan paling dalam (endometrium). Ada bagian menyempit yang membatasi corpus dengan
cervix yaitu Isthmus.
Posisi uterus normalnya mendatar dengan flexi kearah anterior dan fundus uterus terletak di atas vesica
urinaria
3. Tuba Uterina (Salphinx)
Tuba uterine merupakan sepasang saluran muscular yang menghubungkan ovarium ke uterus. Panjangnya
sekitar 10 cm dan membuka ke ostium abdominale.Tuba uterine dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Isthmus: Bagian tuba uterine yang terdekat dengan uterus dan merupakan bagian yang
menyempit
b. Ampulla: Bagian tuba uterina yang terletak ditengah, diantara bagian isthmus dan infundibulum.
Bagian ini merupakan bagian yang mulai melebar.
c. Infundibulum: Bangunan yang berbentuk seperti corong dan merupakan bagian yang terdekat
dengan ovarium. Infundibulum akan berlanjut menjadi fimbriae.
Permulaan tuba uterine ini terdapat di dalam uterus yang disebut dengan tuba uterine pars uterus.
4. Ovarium
Ovarium merupakan organ penghasil sel telur pada wanita yang terletak di pelvis minor dengan jumlah
sepasang. Berbentuk bulat agak memanjang dan sedikit pipih seperti buah almond. Terdiri dari dua lapisan
yaitu korteks dan medulla dan difiksasi oleh mesoovarium pada ligamentum latum.
Perdarahan
Perdarahan alat reproduksi wanita berasal dari A. iliaca interna cabang dari A. iliaca communis. A. iliaca
interna ini kemudian akan bercabang menjadi A. hipogastrica dan selanjutnya akan bercabang ke organ-organ:
a. Uterus: A. hipogastrica akan bercabang ke uterus menjadi A. uterina. A. uterine ini kemudian akan
berjalan kearah ovarium (A. uterine rr. Ovaiana) dan memperdarahi ovarium dan akan memperdarahi
tuba (A. uterina rr. Tuba)
b. Vagina: A. hipogastrica juga akan berjalan kea rah vagina dan memperdarahi vagina sebagai (A.
vaginalis)
LI 1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Organ Reproduksi Wanita
Ovarium
Ovarium dilapisi oleh satu lapis sel kuboid rendah atau gepeng yaitu epitel germinal, yang
bersambungan dengan mesotelium peritoneum viscerale. Dibawah epitel germinal adalah jaringan ikat padat
yang disebut tunia albuginea.
Ovarium memiliki korteks ditepi, dan medula ditengah, tempat ditemukannya banyak pembuluh
darah, saraf, dan pembuluh limfe. Daerah korteks mengandung banyak folikel telur yang masing-masing
terdiri dari sebuah oosit yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah oosit beserta sel granulose
yang mengelilinginya. Selain folikel, korteks mengandung fibrosit dengan serat olagen dal retikular. Medula
adalah jaringan ikat padat tidak teratur yang bersambungan dengan lugamentum mesovarium yang
menggantungkan ovarium. Pembuluh darah besar di medula membentuk pembuluh darah yang lebih kecil
yang menyebar diseluruh korteks ovarium.
Macam-macam folikel yaitu :
a. Folikel primordial : terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepi yang di lapisi sel folikel
berbentuk pipih.
b. Folikel primer : terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose) berbentuk kubus dan
terjadi pembentukan zona pelusida yaitu suatu lapisan glikoprotein yang terdapat diantara oosit
dan sel-sel granulose.
c. Folikel sekunder : terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk kubus berlapis banyak
atau disebut staratum granulose.
d. Folikel tersier : terdiri dari oosit primer, volume stratum granulosanya bertambah besar.
Terdapat beberap celah antrum diantara sel-sel granulose. Dan jaringan ikat stroma di luar
stratum granulose membentuk theca intern (mengandung banyak pembuluh darah) dan theca
extern (banyak mengandungserat kolagen).
e. Folikel Graff : disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap diovulasikan dari
ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapissel granulose berada dalam suatu jorokan ke
dalam stratum disebut cumulus ooforu. Sel-sel granulose yang mengelilingi oosit disebut korona
radiate. Antrum berisi liquor follicul yang mengandung hormone esterogen.
Tuba Fallopii
Berdasar struktur histologi terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan serosa.
o Lapisan mukosa : tersusun atas epitel selapis silindri dan terdapat 2 jenis sel :
Epitheliocytus ciliatus / epitel bersilia : berfungsi menciptakan arus ke arah uterus yang
menuntun oosit kedalam infundibulum tuba uterina.
Epitheluocytus tubarius angutus / epitel tidak bersilia : berfungsi sebagai sel sekretori dengan
menghasilkan bahan nutritif yang penting bagi ovum.
o Lapisan otot : berupa otot polos sirkular dalam, berfungsi untuk kontrasi peristaltik yang menuntun
ovum dan membuat fimbrae berdekatan dengan ovum untuk menangkap ovum.
o Lapisan serosa
Uterus
Uterus manusia adalah organ berbentuk buah pir dengan dinding berotot tebal. Badan atau korpus
membentuk bagian uterus. Bagian atas uterus yang membulat dan terletak diatas pintu masuk tuba uterina
disebut fundus. Bagian bawah uterus yang lebih sempit dan terletak dibawah korpus adalah serviks. Serviks
menonjol dan bermuara ke dalam vagina.
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan :
1. Perimetrium : bagian luar yang dilapisi oleh serosa atau adventitia
2. Miometrium : terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya kurang jelas. Tiga lapisan otot tersebut
adalah ;
Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang
Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar dan serong dengan
banyak pembuluh darah.
Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.
3. Endometrium : dilapisi oleh epitel selapis silindris yang turun kedalam lamina propia untuk
membentuk banyak kelenjar uterus. Umunya endometrium dibagi menjadi dua lapisan fungsional,
Stratum functionale di luminal, dan stratum basale di basal. Pada wanita yang tidak hamil , stratum
functionale superfisial dengan kelenjar uterus dan pembuluh darah terlepas atau terkelupas selama
menstruasi, meninggalkan stratum basale yang utuh dengan sisa-sisa kelenjar uterus basal – sebagai
sumber untuk regenerasi stratum functionale yang baru.
Arteri uterina di lugamentum latum membentuk arteri arkuata. Arteri ini menembus dan berjalan
melingkari miometrium uterus. Pembuluh darah aruata membentuk arteri rectae (lurus) dan spiralis yang
mendarahi endometrium.
Perubahan siklik uterus
1) Fase Proliferatif
Pada fase proliferatif daur haid dan dibawah pengaruh estrogen ovarium, stratum
functionale semakin tebal dan kelenjar uterus memanjang dan berjalan lurus di permuaan. Arteri
spiralis memanjang dan berkelok-kelok
2) Fase Sekretori
Fase sekretori daur haid dimulai setelah folkel matur. Perubahan di endometrium disebaban
oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum fungsional. Akibatnya,
stratum functionale dan stratum basale endomentrii menjadi lebih tebal karena bertambahnya
sekresi kelenjar dan edema laina propia, epitel kelenjar uterus mengalami hipertrofi akibat adanya
akumulasi sekretorik. Kelenjar uterus juga semakin berelok-kelok, dan lumennya melebar oleh bahan
sekretorik yang aya arbohidrat. Arteri spiralis terus berjalan ke bagian atas endometrium dan tampak
jelas karena dindingnya tebal.
Selama fase sekretori, stratum functionale endomentrii ditandai oleh perubahan epitel
permukaan silindris, kelenjar uterus, dan lamina propia. Stratum basale menunjukan perubahan
minimal.
3) Fase Menstruasi
Selama fase menstruasi, endometrium di stratum functionale mengalami degenerasi dan
terlepas. Endometrium yang terlepas mengandung kepingan-kepingan stroma yang hancur, bekuan
darah, dan kelenjar uterus beserta produknya. Stratu, basal endomentrii tetap tidak terpengaruh
selama fase ini. Bagian distal arteri spiralis mengalami nekrosis, sedangkan bagian arteri yang lebih
dalam tetap utuh.
MIKROSKOPIK
OVARIUM
Fungsi ovarium :
Produksi sel germinal
Biosintesis hormon steroid
Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan mengandung oosit primordial ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen. Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.
Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama. Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia.
Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi pada saat folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang disebut zona pellucida
Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit, folikel mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum
TUBA FALOPII
Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium
UTERUS
Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus harus mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam jaringan ikat miometrium.Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.
Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis ) tumbuh kedlam lapisan basal endometrium.Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut endometrium sekretorik.Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua.
Desidualisasi endo metrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi.Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14 pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris menstruasi.Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut.Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain :
Prolaktin. Faktor pertumbuhan yang mirip insulin (insulin – like growth factor binding protein - IGFBP-1) Peptida yang terkait dengan hormon paratiroid ( parathyroid hormone-related peptide –PTHrP)_
Perubahan histologis dalamk endometrium akiabt pengaruh hormon dapat digunakan untuk menentukan ovulasi.
SERVIK dan VAGINAServik terutama terdiri dari jaringan ikat. Struktur ini dilapisi satu lapis epitel kelenjar penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis) dan epitel skuamosa berlapis pada ektoservik.Transisi epitel kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi yang penting oleh karena sering mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi keganasan.Vagina dilapisi oleh epitel skuamosa.
LO.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita
LI 2.1 Memahami dan Menjelaskan Sistem Hormon
Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;
1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin (GnRH), yang sebelumnya
juga disebut Hormon pelepas- hormon lutein.
2. Hormon hipofisis anterior, hormon perangsang folikel (FSH) dan Hormon lutein (LH),keduanya
disekresi sebagai respon terhadap pelepasan hormon GnRH dari hipotalamus.
3. Hormon-hormon ovarium, estrogen dan progesteron, yang disekresi oleh ovarium sebagai respons
terhadap kedua hormon dari kelenjar hipofisis anterior
LI 2.2 Memahami dan Menjelaskan Siklus Menstruasi
Siklus haid dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium. Siklus uterus berupa pertumbuhan dan
pengelupasan bagian dalam uterus - endometrium. Pada akhir fase menstruasi endometrium mulai tumbuh
kembali dan memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar
endometrium menjadi lebih aktif – fase sekresi
Lama siklus haid rata-rata adalah 28 hari dan terdiri dari :
1. Fase folikuler
2. Ovulasi
3. Fase luteal (pasca ovulasi)
Bila siklus menjadi panjang, fase folikuler yang akan menjadi panjang dan fase luteal akan tetap konstan
berlangsung selama 14 hari.Agar siklus haid berlangsung secara normal diperlukan :
1. Poros hipotalamus-hipofisis-ovarium yang baik
2. Didalam ovarium terdapat folikel yang responsif
3. Fungsi uterus berlangsung secara normal
Endokrologi Siklus Menstruasi
Pengendalian maturasi folikel dan proses ovulasi dilakukan oleh poros hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Hipotalamus mengendalikan siklus haid, namun organ ini sendiri dapat pula dipengaruhi oleh pusat otak yang
lebih tinggi, sehingga faktor kecemasan ataupun gangguan kejiwaan lain dapat mengganggu pola haid yang
normal.
Hipotalamus mempengaruhi hipofisis melalui pengeluaran GnRH-Gonadotropin Releasing Hormon.
GnRH melalui sistem sirkulasi portal menuju hipofisis anterior dan menyebabkan gonadotrof hipofisis
melakukan sintesa dan pelepasan FSH-foliclle stimulating hormone dan LH-Luteinizing hormone. FSH akan
menyebabkan proses maturasi folikel selama fase folikuler dan LH berperan dalam proses ovulasi serta
produksi progesteron oleh corpus luteum. Aktivitas siklis dalam ovarium berlangsung melalui mekanisme
umpan balik diantara ovarium – hipotalamus dan hipofisis.
Siklus Ovarium
Fase folikuler (hari ke 1 – 10)
Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan merangsang pertumbuhan 10 –
20 folikel namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’ yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia.
Kadar FSH dan LH yang relatif tinggi dipicu oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron pada akhir fase
sebelumnya.
Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun dengan pertumbuhan folikel kadarnya
akan segera meningkat.
Hari Ke 10 - 14
Dengan bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara sel granulosa dan
menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel primer berubah bentuk menjadi folikel d’graaf, disini
oosit menempati posisi excenteric dan dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel granulosa dan disebut sebagai cumulus
oophorus Dengan semakin matangnya folikel, kadar estrogen menjadi semakin bertambah (terutama dari jenis
estradiol) dan mencapai puncaknya 18 jam sebelum ovulasi. Dengan semakin meningkatnya kadar estrogen,
produksi FSH dan LH menurun ( umpan balik negatif ) untuk mencegah hiperstimulasi ovarium dan maturasi
folikel lainnya.
Ovulasi Hari Ke 14
Ovulasi terjadi dengan pembesaran folikel yang cepat dan diikuti protrusi permukaan kortek ovarium
dan pecahnya folikel menyebabkan keluarnya oosit dan cumulus oophorus yang melekat dengannya.
Pada sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini menimbulkan rasa sakit sekitar fossa iliaka
yang dikenal dengan nama ‘mittelschmerz’. Peningkatan kadar estradiol pada akhir mid-cycle diperkirakan
akibat LH surge dan penurunan kadar FSH akan menyebabkan –
peristiwa umpan balik positif. Sesaat sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol secara tiba-tiba dan
peningkatan produksi progesteron.
Fase Luteal Hari 15 – 28
Sisa folikel yang telah ruptur berada didalam ovarium. Sel granulosa mengalami luteinisasi dan
membentuk corpus luteum. Corpus luteum merupakan sumber utama dari hormon steroid seksual, estrogen
dan progesteron yang dikeluarkan oleh ovarium pada fase pasca ovulasi (fase luteal)
terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi progesteron terus meningkat dan terjadi pula
kenaikan kadar estradiol berikutnya.
Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap rendah sampai terjadi regresi corpus luteum pada hari
ke 26 – 28. Bila terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum tidak akan mengalami regresi oleh karena
keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang diproduksi oleh trofoblas. Namun, bila tidak terjadi
konsepsi dan implantasi, corpus luteum akan mengalami regresi dan siklus haid akan mulai berlangsung
kembali. Akibat penurunan kadar hormon steroid, terjadi peningkatan kadar gonadotropin dan siklus haid
akan berlangsung kembali.
Siklus Endometrium
Endometrium memberikan respon secara khas terhadap progestin, androgen dan estrogen. Inilah
sebabnya mengapa endometrium dapat mengalami proses haid dan memungkinkan terjadinya proses
implantasi hasil konsepsi saat terjadi proses kehamilan
Secara fungsional, endometrium dibagi menjadi 2 zona :
1. Bagian luar ( stratum fungsionalis ) yang mengalami perubahan morfologik dan fungsional secara siklis
2. Bagian dalam ( stratum basalis ) yang secara relatif tidak mengalami perubahan dan berperan penting
dalam proses penggantian sel endometrium yang terkelupas saat haid. Arteri basalis berada dalam
stratum basalis dan arteri spiralis khususnya terbentuk dalam stratum fungsionalis.
Perubahan siklis endometrium secara histofisiologi dibagia menjadi 3 stadium : fase menstruasi, fase
proliferasi (estrogenik) dan fase sekresi (progestasional)
Fase Proliferasi
Selama fase folikuler, endometrium terpapar dengan sekresi estrogen. Pada akhir haid, regenerasi
endometrium berlangsung dengan cepat.
Pada stadium ini – Fase Proliferasi , pola kelenjar endometrium adalah regular dan tubuler, sejajar satu sama
lain dan mengandung sedikit cairan sekresi.
Fase Sekresi
Pasca ovulasi, produksi progesteron memicu terjadi perubahan sekresi pada kelenjar endometrium. Terlihat
adanya vakuola yang berisi cairan sekresi pada epitel kelenjar. Kelenjar endometrium menjadi semakin berliku-
liku.
Fase Menstruasi
Secara normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada saat-saat akhir corpus luteum, terjadi penurunan
produksi estrogen dan progesteron. Penurunan ini diikuti dengan kontraksi spasmodik dari arteri spiralis
sehingga terjadi ischemik dan nekrosis lapisan superfisial endometrium sehingga terjadi perdarahan.
Vasospasme nampaknya merupakan akibat adanya produksi prostaglandin lokal. Prostaglandin juga
menyebabkan kontraksi uterus saat haid. Darah haid tidak mengalami pembekuan oleh karena adanya
aktivitas fibrinolitik dalam pembuluh darah endometrium yang mencapai puncaknya saat menstruasi.
Lendir Servik
Pada wanita terdapat hubungan langsung antara traktus genitalis bagian bawah dengan cavum peritoneal.
Hubungan langsung ini memungkinkan spermatosoa mencapai ovum, meskipun ferttilisasi umumnya terjadi di
dalam tuba falopii. Hubungan langsung ini pula yang memudahkan wanita mengalami infeksi genitalia interna.
Namun keberadaan lendir servik dapat mencegah hal itu terjadi.
a. Pada fase folikuler dini, konsistensi lendir servik kental dan impermeable ( seperti putih telur )
b. Pada fase folikuler lanjut, meningkatnya kadar estrogen menyebabkan lendir yang menjadi lebih
encer dan relatif semipermeabel dan relatif mudah ditembus oleh spermatozoa. Perubahan lendiri
servik yang menjadi lebih encer ini disebut sebagai ‘spinnbarkheit’
c. Pasca ovulasi, progesteron yang dihasilkan corpus luteum menetralisir efek estrogen sehingga lendir
servik menjadi kental kembali dan impermeabel.
Perubahan Siklis Lain
Meskipun maksud dari perubahan hormon ovarium secara siklis adalah ditujukan pada traktus
genitalia, namun hormon-hormon tersebut juga dapat mempengaruhi sejumalh organ tubuh lain.
1. Suhu badan basal
Terjadi kenaikan suhu badan basal kira-kira 10 F – 0.50 C pada saat ovulasi dan kenaikan suhu tersebut
dipertahankan sampai menstruasi. Ini disebabkanb oleh efek termogenik progesteron. Bila terjadi
konsepsi, kenaikan suhu badan basal ini tetap bertahan sampai selama kehamilan.
2. Perubahan pada payudara
Kelenjar mamma sangat sensitif terhadap estrogen dan progesteron. Pembengkakan payudara
seringkali merupakan tanda pubertas sebagai respon atas kenaikan estrogen ovarium. Estrogen dan
progesteron bekerja secara sinergistik terhadap payudara dan selama siklus haid, pembengkakan payu
dara terjadi pada fase luteal dimana kadar progesteron sedang tinggi.
3. Perubahan psikologi
Beberapa wanita mengalami perubahan ‘mood’ terkait dengan siklus haid. Terjadi instabilitas
emosional pada fase luteal. Perubahan ini disebabkan oleh penurunan progesteron. Tidak dapat
dipastikan apakah perubahan mood tersebut disebabkan oleh siklus haid atau merupakan sindroma
premenstrual.
LO.3 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Menstruasi / Abnormal Uterine Bleeding
3.1 Kelainan pada banyak dan lamanya perdarahana). Hipermenore (Menorraghia)Definisi Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari),kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Etiologi1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi :uterotonika
2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,bendungan
pembuluh darah balik.4. Hipertensi5. Dekompensio cordis6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Patofisiologi Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dariFSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidak stabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
Manifestasi KlinisKram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
b). Hypomenorhea (kriptomenorrhea)DefinisiSuatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
Etiologi1. Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin2. kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupungangguan
hormonal.PatofisiologiDapat diakibatkan oleh Asherman’s syndrome, kekurangan lemak tubuh untuk membuat hormon steroid, dan faktor psikogenik
Manifestasi klinisWaktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting.
3.2 Kelaina pada siklus haida).Polimenorea (Epimenoragia) Definisi Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Etiologi Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Manifestasi klinisGejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
TerapiStadium proliferasi dapat diperpanjang dengan hormon estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan progesteron.
b). OligomenorrheaDefinisiSuatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari
Etiologi
Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5menstruasi )Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
Manifestasi klinis Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali Perdarahan haid biasanya berkurang
TerapiOligomenorea yang disebabkan ovulatoar tidak memerlukan terapi, sedangkan bila mendekati amenorea diusahakan dengan ovulasi.
c).Amenorea Definisi Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalamihaid tetapi
berhenti berturut-turut selama 3 bulan. Etiologi
1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron
negatif.3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.4. kelainan kongenital5. ketidak stabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
PatofisiologiAmenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidak adekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal iniadalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior,seperti adenoma pitiutari. Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yangcukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder.Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan
pengikat.Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secarafungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadapaliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasiovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
3.3 Perdarahan di luar haidMetroragia Definisi Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi1.Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.2.Metroragia diluar kehamilan.
Etiologi1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh;carcinoma corpus uteri,
carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (sepertikolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik,penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteumpersisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakitakut ataupun kronis.
Manifestasi klinisAdanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan inisering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.Terapi : kuretase dan hormonal.
3.4 Gangguan lain yang berhubungan dengan haida). Pra Menstruasi Syndrom DefinisiKetegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun. PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan oleh :
Sekresi estrogen yang abnormal Kelebihan atau defisiensi progesteron Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin Kelebihan hormon anti diuresis Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
EtiologiEtiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebihpeka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
PatofisiologiMeningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah,yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin.Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalubanyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita
yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau normal.Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA).Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
Manifestasi klinisPerasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
b).Dismenore DefinisiAdalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas. KlasifikasiDismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyerihaid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):
1.Sering ditemukan pada usia muda.2.Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.3.Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertaimual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala.4.Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama ataukedua haid.5.Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.6.Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.
Etiologipsikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks,kadar vasopresin tinggi).
PatofisiologiKorpus luteumakan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan.Hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesterondan mengakibatkan labilisasi membran lisosom,sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran selendometriumdan menghasilkanasam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2 alfa.Wanita dengan dismenore primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGF2 alfa di dalam darahnya, yang merangsang kontraksi dan vasokonstriksi miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus,sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia dan menimbulkan abdominal cramp. Prostaglandin sendiri dan leukotrine juga menyebabkan sensitisasi, selanjutnya meningkatkann ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Sunaryo,1989).
Manifestasi klinisBeberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malasbergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif,mudah marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi jugakerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri,kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejalagastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis,retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.
Manifestasi klinisBerikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997):
1. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama),yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
2. Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.3. Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketanpelvis), dan adenomyosis
c) Mastodinia atau MastalgiaDefinisiAdalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.Sebab-sebabDisebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertaihiperemia didaerah payudara.
d) Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)DefinisiAdalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
PENATALAKSANAAN1.Edukasi
Penderita perlu dijelskan bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Salah satu informasi yang perlu dibicarakan yaitu mengenai makanan sehat (rendah lemak), istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna, serta psikoterapi. Perlu juga dijelaskan kepada penderita supaya untuk tidak merokok dan jangan mudah stress. Dapat juga disarankan kepada penderita untuk mengganti pembalut 2x sehari, dan memilih pakaian dalam dan brayang nyaman dipakai dan tidak ketat. Tujuannya untuk mengurangi gesekan sehingga mengurangi nyeri.
2.Kuratif :Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga
terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini bekerja dengan menekan aktivitas cyclooxygenase yang mengakibatkan penurunan sintesis prostaglandin. Obat ini akan sangatefektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2menstruasi.Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:
– istirahat yang cukup – olah raga yang teratur (terutama berjalan) – pemijatan – yoga – orgasme pada aktivitas seksual – kompres hangat di daerah perut.Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntahbiasanya
menghilang jika kramnya telah teratasi.
Pemberian obat analgesikDewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi simtomatik, jika rasa
nyeri hebat diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderita.Obat analgesik yang sering diberikan adalah preprat kombinasi aspirin,fansetin, dan kafein. Obat-obatan paten yang beredar dipasaran antara lainnovalgin, ponstan, acetaminophendan sebagainya.
Terapi hormonalTujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan bahwa gangguan
benar-benar disminore primer atau untuk memungkinkan penderita melakukan pekerjaan penting waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan memberikan salah satu jenis pilkombinasi kontrasepsi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur. Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan
progesteron atau diberikan medroksi progesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya
Penatalaksanaan secara nonfarmakologisTerapi non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternative pilihan dalam pengobatan
diminore primer adalah:1) Kompres hangatKompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas daribuli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akanterjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atauhilang (Perry & Potter,(2005).Menurut Bare & Smeltzer (2001), kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkanaliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri denganmempercepat penyembuhan. Menurut Bobak (2005), kompres hangat berfungsi untuk mengatasi atau mengurangi nyeri,dimana panas dapat meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan aliran menstruasi, dan meredakan vasokongesti pelvis. Menurut Price & Wilson (2005), kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas).Panas dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah. Kompres hangat adalah metode yang digunakan untuk meredakannyeri dengan cara menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang ditempelkan pada sisi perut kiri dan kanan.
2) OlahragaOlah raga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah sirkulasi darah pada otot rahim menjadi lancar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Pelepasan endorfinalami dapat meningkat dengan olahraga teratur yang akan menekan pelepasan prostaglandin,selain itu mampu menguatkan kadar beta endorfin yaitu suatu zat kimia otak yang berfungsi meredakan rasa sakit (Sadoso, 1998).
3) Berhenti merokok dan mengkomsumsi alkoholKebiasaan-kebiasaan buruk ini, mempunyai efek negatif terhadap tubuh manusia, pada perokok berat dapat meningkatkan durasi terjadinya dysmenorrhea, hal ini berkaitan dengan peningkatan volume dan durasi perdarahan selama menstruasi. Senyawa yang terdapat didalam alkohol dapat mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan mengakibatkan retensi cairan yang memperparah breast discomfort. Dengan menghindari dan menghilangkan kebiasaan tersebut, diharapkan efek negatif dapat dihilangkan sehingga dysmenorrhea tidak terjadi (Medicastore,2004).
4) Pengaturan dietCara mengurangi dan mencegah rasa nyeri saat menstruasi, dianjurkan mengkomsumsi makanan yang banyak mengandum kalsium dan makanan segar, seperti sayuran, buah- buahan, ikan, daging, dan makanan yang mengandung vitamin B6 karena berguna untuk metabolisme estrogen (Medicastore, 2004).
Menurut Bare & Smeltzer (2001) penanganan nyeri secara nonfarmakologis terdiri dari:1) Masase kutaneusMasase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung danbahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot
2) Terapi panasTerapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dankemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
3) Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton ( TENS)
TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor)dalam area yang sama seperti pada serabut yang menstransmisikan nyeri. TENS menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang di pasang pada kulituntuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.
4) DistraksiDistraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri, contoh: menyanyi,berdoa, menceritakan gambar atau foto dengan kertas, mendengar musik dan bermain satupermainan.
5) RelaksasiRelaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan,contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan.
6) ImajinasiImajinasi merupakan khayalan atau membayangkan hal yang lebih baik khususnya dari rasanyeri yang dirasakan.
LO.5 Memahami dan Menjelaskan Batasan-Batasan Beribadah Dalam Keadaan Suci dan Tidak suci
DARAH WANITA
Haid : Keluar dalam keadaan sehat,
Nifas: Keluar setelah melahirkan
Istihadlah : Keluar tidak pada hari haid dan nifas; dalam keadaan sakit (darah penyakit).
Akibat Hukum Datangnya Haid
o Seorang wanita dianggap telah balig, menjadi mukallaf, dianggap telah cukup cakap bertindak hukum.
o Pertanda wanita tersebut tidak hamil,
o Dijadikan sebagai batas penghitungan masa iddah bagi wanita subur.
o Menjadikannya wajib mandi saat haidnya berhenti.
o Haram melakukan hubungan badan pada masa tersebut. Ulama berbeda pendapat tentang saksi
(kaffarat) yang melanggarnya (wajib dan tidak wajib).
Datang atau Berhentinya Haid Saat Waktu Shalat atau Puasa
Jika haid datang pada waktu shalat dan dia belum shalat, dia berhutang shalat.
Jika berhenti haid, maka harus segera mandi dan shalat, jika tidak, maka termasuk mengabaikan
shalat.
DALAM KEADAAN HAID DAN NIFAS DIPERBOLEHKAN
1. Berdzikir, berdo’a, dll.
2. Membaca Al-Qur’an dan memegang mushaf Al Qur’an (Khilafiah).
3. Bermesraan dengan suami, sepanjang tidak coitus.
4. Melakukan berbagai aktivitas yang baik, selain yang terlarang atas wanita yang dalam keadaan haid
/nifas
ISTIHADHAH
Darah yang mengalir dari kemaluan wanita bukan pada waktunya dan keluarnya dari urat.” (An-
Nawawi).
Darah segar yang di luar kebiasaan seorang wanita disebabkan urat yang terputus (Al- Qurthubi).
Darah yang terus menerus keluar dari seorang wanita dan tidak terputus selamanya atau terputus
sehari dua hari dalam sebulan (Al-Utsaimin)
Tidak wajib, hanya mesti wudhu (Jumhur ulama).
Mandi setiap shalat = sunnah (Empat Imam Mazhab)
Perbedaan antara Darah Istihadlah dengan Darah Haid
Warna
o Haid umumnya hitam, sedangkan Istihadlah umumnya merah segar.
Kelunakan dan Kerasnya
o Haid sifatnya keras dan Istihadlah lunak.
Kekentalan
o Haid kental sedangkan Istihadlah sebaliknya.
Aroma
o Haid beraroma tidak sedap atau busuk.
Batasan Shalat bagi penderita Istihadhah
Dalam Batasan Umum:
Salat wajib dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan syarak, namun dalam keadaan
khusus, seperti tidak adanya kemampuan karena sakit dan lainnya, misalnya, tidak mampu ditunaikan dengan
berdiri, boleh dilakukan dengan berdiri sambil bersandar, dan seterusnya sesuai dengan kadar
kemampuannya.
Penggunaan Obat utk Mencegah Haid
o Niat, untuk kesempurnaan ibadah haji = mubah.
o Niat, puasa Ramadhan sebulan penuh = makruh, tetapi bagi wanita yang sulit mengqadhanya pada
hari lain = mubah.
o Selain dua alasan di atas, hukumnya tergantung pada niatnya. Bila untuk perbuatan yang menjurus
pada pelanggaran hukum agama = Haram.
FATWA MUI TENTANG PENGGUNAAN PIL PENUNDA HAID
Penggunaan pil anti haid untuk kesempurnaan ibadah haji hukumnya mubah.
Pengunaan pil anti haid dengan maksud agar dapat mencukupi puasa Ramadhan sebulan penuh,
hukumnya makruh, tetapi bagi wanita yang sukar mengqadha puasanya pada hari lain, hukumnya
mubah.
Penggunaan pil anti haid selain dua hal di atas, hukumnya tergantung pada niatnya. Bila untuk
perbuatan yang menjurus pada pelanggaran hukum agama, hukumnya haram
DAFTAR PUSTAKA
Eroschenko, V.P. 2008. Atlas Histologi Difiore. Ed. 11. EGC: Jakarta
Guyton, A.C. 1976. Textbook of Medical Physiology. WB Saunders Company: Philadelphia. London
Hopkins, Michael P, dkk. 2006. Abnormal Uterine Bleeding. In Glass’ Office Gynecology. 6th edition. Lippincott
Williams & Wilkins Company
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: dari sel ke system. Ed 2. EGC: Jakarta
Sofwan, Achmad. 2012. Sistem Reproduksi. Jakarta: Bagian Anatomi Universitas YARSI Jakarta.
Novak ER, Jones GS, Jones HW. Abnormal Uterine Bleeding. In: Novak’s Texbook of Gynecology 14th edition.
Baltimore: The Williams & Wilkins Company; 2007.
Price and Willson. 2005. Patofisiologi. 6th . Jakarta: EGC.
Zuhroni. 2010. Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Bagian Agama
Universitas YARSI Jakarta.
John M Goldenring (2007-02-01). "All About Menstruation". WebMD.
http://www.webmd.com/a-to-z-guides/all-about-menstruation. Retrieved on 2009-10-05 Speroff, MD and
Marc A Fritz, MD: (2004) Clinical Gynecologic Endocrinology and Fertility, 7th ed. Baltimore, Williams & Wilkins,
2004
top related