pbl tugas mandiri blok etik sk 1 (l2)

25
Nama : Muhammad Faisal Indrasyah NPM : 1102014167 Kelompok : B – 7 Tugas Mandiri PBL Blok Etika, Moral, dan Profesionalisme Skenario 1 Sasaran Belajar: 1. Memahami dan menjelaskan Rekam Medis 1.1 Definisi Rekam Medis 1.2 Tujuan Rekam Medis 1.3 Fungsi Rekam Medis 1.4 Isi Rekam Medis 1.5 Hak dan Kewajiban Dokter Pasien yang terkait dengan Rekam Medis 1.6 Undang –undang yang berhubungan dengan Rekam Medis 1.7 Membuka rahasia medis ditinjau dari aspek Islam 2. Memahami dan menjelaskan Kode Etik Dokter (KODEKI) 2.1 Definisi KODEKI 2.2 Fungsi KODEKI 2.3 Tujuan KODEKI 2.4 Isi KODEKI (Hak & Kewajiban Dokter) 3. Memahami dan menjelaskan Narkotika 3.1 Definisi Narkotika 3.2 Klasifikasi Narkotika 3.3 Fungsi Narkotika dalam Pengobatan (Medis) 3.4 Undang-undang penyalahgunaan Narkotika 3.5 Penggunaan Narkotika ditinjau dari aspek Islam LI 1 : Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis LO 1.1 Definisi Rekam Medis Secara sederhana dapat dikatakan bahwa RM adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan dan catatan segala kegiatan pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan ataupun gambar dan belakangan ini dapat pula berupa rekaman

Upload: faisal-indrasyah

Post on 25-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl etik sk1

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

Nama : Muhammad Faisal Indrasyah

NPM : 1102014167

Kelompok : B – 7

Tugas Mandiri

PBL Blok Etika, Moral, dan Profesionalisme Skenario 1

Sasaran Belajar:

1. Memahami dan menjelaskan Rekam Medis1.1 Definisi Rekam Medis1.2 Tujuan Rekam Medis1.3 Fungsi Rekam Medis1.4 Isi Rekam Medis1.5 Hak dan Kewajiban Dokter Pasien yang terkait dengan Rekam Medis1.6 Undang –undang yang berhubungan dengan Rekam Medis1.7 Membuka rahasia medis ditinjau dari aspek Islam

2. Memahami dan menjelaskan Kode Etik Dokter (KODEKI)2.1 Definisi KODEKI2.2 Fungsi KODEKI2.3 Tujuan KODEKI2.4 Isi KODEKI (Hak & Kewajiban Dokter)

3. Memahami dan menjelaskan Narkotika3.1 Definisi Narkotika3.2 Klasifikasi Narkotika3.3 Fungsi Narkotika dalam Pengobatan (Medis)3.4 Undang-undang penyalahgunaan Narkotika3.5 Penggunaan Narkotika ditinjau dari aspek Islam

LI 1 : Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis

LO 1.1 Definisi Rekam Medis

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa RM adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan dan catatan segala kegiatan pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan ataupun gambar dan belakangan ini dapat pula berupa rekaman elektronik, seperti komputer, mikrofilm, dan rekaman suara (Jusuf dan Amri, 2008).

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Page 2: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

Rekam Medis menurut Departemen Kesehatan republik Indonesia adalah keterangan baik yang tertulis/terekam tentang identitaas pasien, anamnesa, penentuan fisik, laboraturium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik di rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat.

Pengertian rekam medis menurut IFHRO (Internasional Federation Health Record Organization) adalah a health record contains all information about a patient, his illness and treatment and the end entries in it are recorded in the order in which event of care occurs (rekam medis berisi semua informasi mengenai pasien, penyakit, pengobatan, dan rekaman yang didalamnya sesuai dengan urutan pelayanan/perawatan).

LO 1.2 Tujuan Rekam Medis

Dibagi menjadi 2 yaitu tujuan utama (Primer) dan tujuan sekunder;

A. Tujuan utama RM terbagi dalam 5 kepentingan yaitu untuk:1. Pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu membenarkan

adanya pasien dengan identitas yang jelas dan mendapatka berbagai pemeriksaan dan pengobatan di sarana pelayanan kesehatan dengan segala hasil serta konsekuensi biayanya.

2. Pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasikan pelayan yang diberika oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang bekerja dalam pelayanan kesehatan. Dengan demikian RM membantu pengambilan keputusan tentang terapi, tindaka, dan penentuan diagnosis pasien.

3. Menenjemen Pelayanan, RM yang lengkap memuat segala aktivitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga digunakan dalam menganalisa berbagai penyakit, menyusun pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang diberikan.

4. Menunjang Pelayanan, RM yang rinci mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber yang ada pada oraganisasi pelayanan di RS, menganalisis kecenderungan yang terjadi dan mengomunikasikan informasi di antara klinik yang berbeda.

5. Pembiayaan, RM yang akurat mencatat segala pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien. Informasi ini menentukan besarnya pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai ata ansuransi

B. Tujuan sekunder RMTujuan sekunder RM ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan lingkungan

seputar pelayanan pasien yaitu untuk kepentingan edukasi, riset, peraturan dan pembuatan kebijakan. Adapun yang dikelompokkan dalam kegunaan sekunder adalah kegiatan yang tidak berhubungan secar spesifik anatara pasien dan tenaga kesehatan (Dick, Steen, dan Detmer 1991, hlmn.76-77).

LO 1.3 Fungsi Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :1. Aspek Administrasi

Suatu  berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

Page 3: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

2. Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut

dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.3. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyedian bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.4. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan/pelayanan, maka pembayaran tidak dapat dipertanggung jawabkan.5. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya mengadung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.6. Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi pengjaran di bidang profesi si pemakai.7. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumen, karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja, Kegunaan rekam medis secara umum adalah:

1. Sebagai alat komunkasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seoarang pasien.3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualiatas pelayanan yang diberikan kepada pasien.5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan.7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

Page 4: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

Dalam mengingat banyak kegunaan dari RM, kalangan RM memendekkannya dalam mneumonik CI.ALFRED yang berarti mempunyai nilai: Communication, Information, Administration, Legal, Finansial, Research, Education, Documentation dan Statistic.

LO 1.4 Isi Rekam Medis

Di rumah sakit didapat dua jenis RM, yaitu: RM untuk pasien rawat jalan RM untuk pasien rawat inap

Untuk pasien rawat jalan, termasuk pasien ggawat darurat, RM memiliki informasi pasien, antara lain:a. Identitas & formulir perizinan (lembar hak kuasa)b. Riwayat penyakit (anamnesis) tentang

Keluhan utama Riwayat sekarang Riwayat penyakit yang pernah diderita Riwayat keluarga ytentang penyakit yang mungkin diturunkan

c. Laporan pemeriksaan fisik, termasuk pemerikasaan laboratrium, foto rontgen, scanning, MRI, dll.

d. Diagnosis dan/atau diagnosis bandinge. Instruksi diagnostik atau terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang

berwenang.

Untuk rawat inap, memuat infromasi yang sama dengan rawat jalan dengan tambahan:a. Persetujuan tindak medikb. Catatan konsultasic. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnyad. Catatan observasi klinik danhasil pengobatane. Resume akhir dan evaluasi pengobatan

LO 1.5 Hak dan Kewajiban Dokter Pasien yang terkait dengan Rekam Medis

Kepemilikan Rekam MedisDalam standar internasional menyatakan RM adalah milik rumah sakit,

sedangkan isinya memang milik pasien. Begitu juga yang diatur di Permenkes tahun 1989 tentang RM (pasal 9). Tetapi apabila ada keadaan dimana pasien atau keluarga pasien pindah kedaerah lain dan ingin meminta RM pasien tersebut untuk memudahkan ia berobat ke dokter lain ditempat yang baru, dalam situasi seperti ini ada pihak rumah sakit yang mengizinkan pasien mengkopi RM secara lengkap atau ada pula yang hanya membuat ringkasan RM sesuai kebutuhan pasien. Bila dokter telah membuat resume akhir, catatan inilah yang akan diberikan ke dokter lain untuk melanjutkan pengobatan pasien tersebut. Salah sekali jika dokter memberika RM yang asli kepada pasien karena walaupun RM pasien tersebut sudah tidak aktif lagi, namun suatu waktu mungkin akan diperlukan nantinya.

Kerahasian Rekam MedisSecara umum disadari bahwa informasi yang terdapat dalam RM sifatnya

rahasia dan pasien berharap apa yang ditulis oleh dokter yang sifatnya rahasia bagi

Page 5: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

pasien tidak dibaca oleh kalangan lain. Hal tersebut menyebabkan jika dokter perlu berkonsultasi dengan dokter lain harus ada persetujuan dari pasien yang bersangkutan karena dokter konsultan akan membaca segala rekaman dan catatan dokter pertama. Kewajiban dokter untuk melindungi rahasia ini tertuang dalam lafal sumpah dokter, KODEKI, perturan UU yang ada pada bab 11 tentang rahasia jabatan dan pekerjaan dokter.

Lama Penyimpan Rekam MedisLamanya penyimpanan Rekam medis seorang pasien berpedoman pada

Permenkes tentang RM tahun 1989, pasal 7, dinyatakan:(1) Lama penyimpanan RM sekurang - kurangnya lima tahun terhitung tanggal

terakhir pasien berobat.(2) Lama penyimpanan RM yang berkaitan dengan hal – hal yang bersifat khusus

dapat ditetapkan sendiri.

RM yang tidak aktif dapat disimpan diruangan lain atau dibuat mikrofilm. Pembuatan mikrofilm atau komputer dan lain – lain tentu merupakan beban bagi rumah sakit.

LO 1.6 Undang –undang yang berhubungan dengan Rekam Medis

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 269/MENKES/PER/III/2008

TENTANG REKAM MEDIS

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REKAM MEDIS.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :1. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang ¡dentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telan diberikan kepada pasien.2. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.3. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi.4. Tenaga kesehatan tertentu adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien selain dokter dan dokter gigi.5. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

Page 6: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

6. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.7. Dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan (imaging), dan rekaman elektro diagnostik.8. Organisasi Protesi adalah Ikatan Dokter Indonesia untuk dokter dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia untuk dokter gigi.

BAB IIJENIS DAN ISI REKAM MEDIS

Pasal 2

(1) Rekam medís harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik.(2) Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.

Pasal 3

(1) tsi rekam medís untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memua! :a. identitas pasien;b. tanggal dan waktu;c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayaî penyakjt;d. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;e. diagnosis;f. rencana penatalaksanaan;g. pengobatan dan/atau tindakan;h. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; danj. persetujuan tindakan bila diperlukan.(2) Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu nari sekurang-kurangnya memuat :a. identitas pasien;b. tanggal dan waktu;c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;d. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;e. diagnosis;f. rencana penatalaksanaan,g. pengobatan dan/atau tindakan;h. persetujuan tindakan bila diperlukan;i. catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;j ringkasan pulang (discharge summary),k. ñama dan tanda tangán dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;I. pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; danm. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.(3) Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnya memuat :a. identitas pasien;b. kondísi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan;c. identitas pengantar pasien;d. tanggal dan waktu;

Page 7: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

e. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;f. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;g. diagnosis;h. pengobatan dan/atau tindakan;i. ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut;j. ñama dan tanda tangán dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;k. sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain; danI. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.(4) Isi rekam medís pasien dalam keadaan bencana. selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah dengan :a. jenis bencana dan lokasi dimana pasien dítemukan;b. kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; danc. identitas yang menemukan pasien;(5) Isi rekam medís untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.(6) Pelayanan yang díberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam rekam medís sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.

Pasal 4

(1) Ringkasan pulang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien.(2) Isi ríngkasan pulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat :a. identitas pasien;b. diagnosis masuk dan ¡ndikasi pasien dirawat;C. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir. pengobatan dan tindak lanjut; dand. ñama dan tanda tangán dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan.

BAB IIITATA CARA PENYELENGGARAAN

Pasal 5

(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib rnembuat rekam medis.(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.(3) Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah díberikan kepada pasien.(4) Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi ñama, waktu dan tanda tangán dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yangmemberikan pelayanan kesehatan secara langsung,(5) Dalam hai terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan.

Page 8: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

(6) Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.

Pasal 6

Dokter, dokter gigi dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggungjawab atas catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis.

Pasal 7

Sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dafam rangka penyelenggaraan rekam medis.

BAB IVPENYIMPANAN, PENIUSNAHAN, DAN KERAHASIAAN

Pasal 8

(1) Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan.(2) Setelah batas waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik.(3) Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.(4) Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan, ayat (3), dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Pasal 9

(1) Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.(2) Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan.

Pasal 10

(1) Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.(2) Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hai :a. untuk kepentingan kesehatan pasien;b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan;c. permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;d permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dane. untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.(3) Permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Page 9: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

Pasal 11

(1) Penjelasan tentang ¡si rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.(2) Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB VKEPEMILIKAN, PEMANFAATAN DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 12

(1) Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan(2) Isi rekam medis merupakan milik pasien(3) Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk ringkasan rekam medis.(4) Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.

Pasal 13

(1) Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai sebagai:a. pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;b. alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi;c. keperluan pendidikan dan penelitian;d dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan; dane. data Statistik kesehatan(2) Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.(3) Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan negara.

Pasal 14

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan,dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam medis.

BAB VIPENGORGANISASIAN

Pasal 15

Pengelolaan rekam medis dilaksanakan sesuai dengan organisasi dan tata kerja sarana pelayanan kesehatan.

BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 16

Page 10: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

(1) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan organisasi protesi terkait melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Pasal 17

(1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mengambil tindakan administratif sesuai dengan kewenangannya masing-masing.(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin.

BAB VIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18

Dokter, dokter gigi, dan sarana pelayanan kesehatan harus menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan

BAB IXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 20

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkanAgar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

LO 1.7 Membuka rahasia medis ditinjau dari aspek Islam

Hadits mengenai Larangan Berburuk Sangka, Mencari-cari Aib Orang Lain, dan Memelihara Amanah.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangkakarena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian salingmemata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu salingbersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu salingmembenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yangbersaudara. (Shahih Muslim No.4646)

Page 11: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya,dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa yang membantu keperluansaudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satukesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antarakesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim,maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4677)

[QS. an-Nisaa’ (4): 58]

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum di antara manusia supayakamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran sebaik-baiknyakepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

[QS. Al-Anfal (8): 27]

Artinya: "Hai orang-orang yg beriman,  janganlah kamu mengkhianati Allah & rasul(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yangdipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."

[QS. Al-Mu'minun (23): 8-11]

Artinya: "Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yg dipikulnya) dan janjinya danorang-orang yg memelihara sembahyangnya. Mereka adalah orang-orang yang akanmewarisi (yakni) yang akan mewarisi (surga) firdaus. Mereka kekal didalamnya."

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

LO 2.1 Definisi KODEKI

Page 12: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

LO 2.2 & 2.3 Tujuan dan Fungsi KODEKITujuan dari etika profesi dokter adalah untuk mengantisipasi atau mencegah

terjadinya perkembangan yang buruk terhadap profesi dokter dan mencegah agar dokter dalam menjalani profesinya dapat bersikap professional maka perlu kiranya membentuk kode etik profesi kedokteran untuk mengawal sang dokter dalam menjalankan profesinya tersebut agar sesuai dengan tuntutan ideal. Tunutakn tersebut kita kenal dengan kode etik profesi dokter.

LO 2.4 Isi KODEKI (Hak & Kewajiban Dokter)

KEWAJIBAN UMUMPasal 1

Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.

Pasal 2Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen,danmempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.

Pasal 3Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhioleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Pasal 4Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Pasal 5Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.

Pasal 6Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkankeresahan masyarakat..

Pasal 7Seorangdokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Pasal 8Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Pasal 9Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.

Page 13: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

Pasal 10Seorangdokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajibmenjaga kepercayaan pasien.

Pasal 11Setiapdokter wajib senantias amengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.

Pasal 12Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik sik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.

Pasal 13Setiapdokterdalambekerjasamadengan para pejabat lintas sektoral dibidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIENPasal 14

Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajibmerujukpasien kepadadokter yang mempunyai keahlian untuk itu.

Pasal 15Setiapdokter wajibmemberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan keluargadan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.

Pasal 16Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itumeninggaldunia.

Pasal 17Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecualibilaia yakin ada oranglain bersedia dan mampu memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWATPasal 18

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 19Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya atauberdasarkan prosedur yang etis.

Page 14: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRIPasal 20

Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Pasal 21Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.

LI 3 Memahami dan Menjelaskan tentang Narkotika

LO 3.1 Definisi NarkotikaPengertian narkotika menurut Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang

Narkotika Pasal 1, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.   Sedangkan yang dimaksud ketergantungan narkotika menurut UU tersebut adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika secara terus menerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila penggunaan dihentikan.

Narkotik berarti segala bahan kecuali makanan, air dan oksigen, yang jika masuk ke dalam tubuh akan mengubah fungsinya secara fisik atau psikologis. Istilah narkotik mencakup berbagai jenis bahan sebagai berikut.-     obat terlarang, seperti kafeina, tembakau dan alkohol-     obat yang dapat dibeli di apotek atau pasar swalayan, seperti analgesik, misal aspirin,

kodin dan parasetamol serta obat anti-radang non-steroid-     obat resep seperti obat penenang, missal Valium, Rohypnol dan Serepax-     obat terlarang, seperti ganja, heroin, halusinogen dan amfetamina-     bahan lain yang disalahgunakan, seperti pelarut dan bensin.

Istilah narkotik dalam pengobatan merujuk kepada bahan candu dan turunannya atau bahan sintetik yang bertindak seperti candu. Berdasarkan definisi tersebut maka  bahan narkotik hanya boleh digunakan dalam bidang pengobatan, yaitu sebagai sejenis obat penahan sakit.  Misalnya, akibat patah tulang ataupun pada saat pembedahan. Penggunaan narkotik selain untuk tujuan pengobatan, dikatakan sebagai penyalahgunaan.

LO 3.2 Klasifikasi Narkotika

Dalam UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, narkotika dikelompokkan ke dalam 3 golongan, Golongan I, Golongan II, Golongan III, tercantum dalam pasal 6 ayat 1.

1. Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan (pasal 8 ayat 1). Dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I dapat digunakan untuk pengembangan IPTEK, reagensia dan laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (pasal 8 ayat 2). Narkotika golongan I merupakan yang paling berbahaya dengan daya adiktif yang sangat tinggi. Contohnya ganja, heroin,kokain, morfin, dan opium.

Page 15: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

2. Narkotika Golongan IIadalah Narkotika yang memiliki khasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan

terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika golongan II memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya benzetidin, betametadol, petidin dan turunannya.

3. Narkotika Golongan IIIadalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Narkotika golongan III memiliki daya adiktif atau potensi ketergantungan ringan. Contohnya kodein dan turunannya, metadon, naltrexon dan sebagainya.

LO 3.3 Fungsi Narkotika dalam Pengobatan (Medis)

a) Kokain digunakan sebagai penekan rasa sakit dikulit, digunakan untuk anestesi (bius) khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan.

b) Kodein merupakan analgesik lemah. Kekuatannya sekitar 1/12 dari morfin. Oleh karena itu, kodein tidak digunakan sebagai analgesik, tetapi sebagai anti batuk yang kuat.

c) Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin mempunyai rasa pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau cairan berwarna putih. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotika. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.

d) Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karena efeknya sangat kuat. Obat ini bisa ditemukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam bentuk cairan. Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan sering disalahgunakan orang. Heroin disebut juga putaw.

e) Methadone, saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opium. Antagonis opioid (analgetik narkotika) telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid dan digunakan sebagai analgesia bagi penderita rasa nyeri.

f) Meperidin (sering juga disebut petidin, demerol, atau dolantin), digunakan sebagai analgesia.Obat ini efektif untuk diare. Daya kerja meperidin lebih pendek dari morfin

LO 3.4 Undang-undang penyalahgunaan Narkotika

Secara garis besar ketentuan pidana dalam Undang – undang Nomor 35Tahun 2009 terhadap perbuatan-perbuatan tersebut, yaitu sebagai berikut :

Page 16: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

Menggunakan narkotika golongan I, golongan II, atau golongan III terhadap orang lain atau memberikan narkotika golongan I, golongan II, ataugolongan III untuk digunakan orang lain. Diancam dengan pidana : 1. Golongan I. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat lima tahundan maksimum

pidana penjara seumur hidup atau pidana mati. Denda paling sedikit satu miliar rupiah, dan paling banyak sepuluh miliar rupiah. Apabila mengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen,maka pidana denda maksimum ditambah sepertiga (Pasal 116).

2. Golongan II. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat empattahun dan maksimum pidana penjara seumur hidup atau pidana mati.Apabila mengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen, maka pidana denda maksimum ditambah sepertiga (Pasal 121). 

3. Golongan III. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat tigatahun dan paling lama lima belas tahun. Dengan paling sedikit enamratus juta rupiah dan paling banyak lima miliar rupiah. Apabilamengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen, maka pidanadenda maksimum ditambah sepertiga (Pasal 126)

LO 3.5 Penggunaan Narkotika ditinjau dari aspek Islam

Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’ Al Fatawa, 34: 204).

Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:

Pertama: Allah Ta’ala berfirman,�ث� �ائ ب �خ� ال �ه�م� �ي ع�ل م� �ح�ر� و�ي �ات� �ب الط�ي �ه�م� ل �ح�ل� و�ي

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

Kedua: Allah Ta’ala berfirman,�ة� �ك �ه�ل الت �ل�ى إ �م� �د�يك ي

� �أ ب �ق�وا �ل ت و�ال�“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah: 195).

ح�يم)ا ر� �م� �ك ب �ان� ك �ه� الل �ن� إ �م� ك �ف�س� �ن أ �وا �ل �ق�ت ت و�ال�“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).

Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan dan akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu haram.

Page 17: PBL Tugas Mandiri Blok Etik SK 1 (L2)

Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata,

- �ر3 - و�م�ف�ت ك�ر3 م�س� �ل� ك ع�ن� وسلم عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر� �ه�ى ن“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if). Jika khomr itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau narkoba.

Daftar Pustaka

Hanafiah, M.J., Amir, A. 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta: EGC

http://www.unhas.ac.id/lkpp/fkm/Muhsen%20-%20tdk.pdf

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124277-S-5855-Gambaran%20pengetahaun-Literatur.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21393/4/Chapter%20II.pdf

http://www.apikes.com/files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%203.htm

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1hukum08/204711043/bab2.pdf

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.html

http://www.academia.edu/2951849/

Ketentuan_Pidana_Terhadap_Penyalahgunaan_Narkotika_Serta_Upaya_Pencegahan_dan_Pe

nanggulangannya

quran.com