bab ii pengertian hernia adalah penonjolan suatu organ ...repository.ump.ac.id/5212/3/vian...
Post on 03-Dec-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Hernia adalah suatu penonjolan abnormal organ perut melalui
daerah yang lemah (defek) atau adanya suatu defek kantong, sedang
protusi tidak selalu harus ada (Divilio, 1997).
Hernia adalah penonjolan suatu organ didalam abdomen melalui
defek atau bagian lemah dari dinding otot abdominal (Sjamsuhidajat &
Jong, 1997).
Hernia adalah kongenital maupun didapat, yang memberi jalan
keluar pada setiap alat tubuh selain yang bisa melalui dinding tersebut
(Mansjoer, 2000).
Hernia adalah penonjolan bagian organ atau jaringan melalui
lubang abnormal (Dorland, 1998).
Hernia femoralis adalah penonjolan kantong peritonium dibawah
tilgamentum inguinalis di medial dan vena femoralis di lateral (Mansjoer,
2000).
Klasifikasi Hernia
1. Hernia menurut terlihat atau tidaknya (Sjamsuhidajat & Jong, 1997)
a. Hernia internal
Hernia internal adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui
suatu lubang dalam rongga perut (tidak terlihat dari luar).
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
8
b. Hernia ekstertnal
Hernia eksternal adalah tonjolan yang menonjol keluar dari rongga
abdomen (Benjolan terlihat dari luar).
2. Hernia menurut lokasi atau letak terjadinya (Sjamsuhidajat & Jong,
1997)
a. Hernia femoralis
Hernia femoralis terjadi karena batang usus masuk melalui cincin
femoral kedalam kanalis femoralis
b. Hernia inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kelainan kongenital atau
karena sebab yang didapat yang masuk melalui inguinalis internus
keluar rongga abdomen
Hernia inguinalis terbagi atas :
1) Hernia inguinalis medialis
2) Hernia inguinalis lateralis dekstra
3) Hernia inguinalis lateralis sinistra
c. Hernia umbilikalis
Hernia umbilikalis terjadi karena isi hernia masuk melalui cincin
umbilikus akibat peninggian tekanan intra abdomen, sering terjadi
pada bayi dan wanita hamil karena tekanan pada umbilikal.
d. Hernia skrotalis
Hernia skrotalis terjadi karena hernia inguinalis lateralis yang
mencapai scrotum.
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
9
e. Hernia epigastrika / diaphragmatika
Hernia epigastrika merupakan hernia yang keluar melalui defek
pada linea alba antara umbilikus dan prossesus xipoideus
3. Hernia menurut penyebabnya (Sjamsuhidajat & Jong, 1997)
a. Hernia kongenital
Hernia kongenital adalah hernia yang disebabkan oleh kelemahan
otot abdomen yang bersumber dari lahir / bawaan.
b. Hernia traumatik / didapat
Hernia yang didapat disebabkan karena adanya trauma, seperti
peningkatan tekanan intra abdominal (batuk kronis, sering
mengejan, mengangkat benda berat).
c. Hernia insisional
Hernia insisional disebabkan karena dinding abdomen lemah akibat
sayatan atau pembedahan sebelumnya, seperti post laparatomi atau
prostatektomi.
4. Hernia menurut klinis (Sjamsuhidajat & Jong, 1997)
a. Hernia reponibilis
Hernia masih bisa keluar masuk, usus keluar jika berdiri atau
mengejan dan masuk kembali jika berbaring atau didorong masuk.
Tidak terdapat keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Selain itu
hernia dapat masuk kembali kedalam rongga abdomen dengan
manipulasi manual.
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
10
b. Hernia ireponibilis
Isi hernia berada dalam kantong hernia dan tidak dapat masuk lagi
kedalam anggota abdomen. Tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi
usus.
c. Hernia incarserata
Isi hernia berada dalam kantong dan terjepit cincin hernia, sehingga
tidak dapat masuk kembali kedalam rongga abdomen, disertai
akibatnya yang beberapa gangguan pasage dan suplai darah
tersumbat.
d. Hernia strangulata
Isi hernia berada dalam kantong hernia dan terjepit cincin hernia,
sehingga tidak dapat masuk kembali kedalam rongga abdomen
disertai akibatnya beberapa gangguan pasage usus, suplai darah
tersumbat dan terdapat nekrosis sampai ganggren karena peredaran
darah terganggu.
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
11
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
2. Fisiologi
Menurut Gibson (1995)
Peritonium adalah membran tipis, halus dan lembab yang
terdapat pada rongga abdomen dan menutupi organ – organ abdomen.
Peritonium paictal adalah bagian yang menutupi dinding abdomen
sedangkan peritonium viscral adalah bagian yang menutupi organ –
organ.
Peritonium merupakan kantong tempat organ – organ
mempunyai dasar, peritonium telah mengalami modifikasi oleh
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
12
pertumbuhan berbagai organ dengan cara organ – organ tersebut
bergerak pada masa kehidupan fetus kedalam posisi yang berbeda.
Fungsi peritonium adalah tempat perlekatan organ – organ
kedinding abdomen posterior dan satu sama lainnya sehingga dapat
mempermudah organ – organ untuk saling bergerak diatas yang
lainnya.
Hernia femoralis merupakan hernia kedalam kanalis femoralis
yang ujung atasnya adalah salah satu titik lemah dari dinding abdomen.
Hal ini lebih umumnya terjadi pada wanita dibanding pria karena pada
wanita pelvisnya lebih lebar dan kanalisnya berhubungan lebih luas.
C. Etiologi
Menurut Mansjoer, Arif (2000) etiologi hernia adalah :
1. Kongenital
Terjadi sejak lahir adanya defek pada suatu dinding rongga
2. Didapat (akquista)
Hernia ini didapat oleh suatu sebab yaitu umur, obesitas,
kelemahan umum, lansia, tekanan intra abdominal yang tinggi dan
dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, gangguan proses
kencing, kehamilan, mengejan saat miksi, mengejan saat defekasi,
pekerjaan mengangkat benda berat.
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
13
D. Patofisiologi
Menurut Sjamsuhidajat & Jong, (1997) dan Long (1996)
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan
ke delapan dari kehamilan terjadi desensus testikolorum melalui kanal
tersebut, penurunan testis itu akan menarik peritonium ke daerah skrotum
sehingga terjadi benjolan peritonium yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritoneal.
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila
kanalis ini terbuka terus, karena prosesus tidak broblitersi, maka akan
timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis itu
telah tertutup, namun karena darah itu merupakan locus minoris restencie,
maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meninggi,
kanal itu dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
akuisita.
Hernia terdiri dari tiga macam yaitu kantong hernia, isi hernia dan
cincin hernia.
Secara patofisiologi peninggian tekanan intra abdomen akan
mendorong lemak preperitoneal ke dalam kanalis yang akan menjadi
pembuka jalan terjadinya hernia. Faktor penyebab lainnya adalah
kehamilan multipara, obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia
lanjut.
Kerusakan dinding otot atau muskular dapat mengakibatkan
kelemahan jaringan tubuh atau memberikan ruang yang lebar pada bagian
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
14
sendi inguinalis atau dapat disebabkan oleh trauma. Pada umumnya intra
abdominal meningkat akibat dari pengaruh kehamilan atau obesitas.
Mengangkat benda yang berat juga dapat mengakibatkan naiknya tekanan
intra abdominal, seperti batuk dan sakit akibat terbentur benda tumpul, saat
kedua faktor terjadi secara bersamaan dan terdapat kelemahan jaringan,
maka ia dapat mengalami hernia. Kelemahan pada umunya tidak
mengakibatkan hernia. Kelemahan ini terjadi karena proses usia dan
bawaan sejak lahir. Karena usia, jaringan muskuler atau otot menjadi
meresap dan di gantikan oleh jaringan pengikat dan jaringan obesitas atau
adipose. Saat isi kantong henia masih dapat di tampung oleh lubang atau
rongga abdominal melalui manipulasi, hernia ini di katakan sebagai hernia
yang redusible (masih dapat dikurangi atau diatasi). Tipe hernia yang
irredusible dan incarserated adalah hernia yang tidak dapat dikurangi
dengan manipulasi. Saat tekanan dari cincin hernia (jaringan otot yang
melingkar dan langsung berhubungan dengan isi perut) menutup suplai
darah ke bagian isi perut yang terherniasi, isi perut tersebut akan terjepit
dan juga yang terjadi pada jenis hernia incarserata sehingga segera
memerlukan pembedahan kecuali isi perut tersebut terbebaskan akan
menjadi ganggren karena kekurangan suplai darah.
Hernia dapat menjalar karena adanya kerusakan dinding perut,
melalui diafragma dan melalui bagian internal di dalam rongga perut. Jenis
hernia yang paling umum adalah hernia inguinalis, hernia femoralis (di
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
15
sekitar pangkal paha), hernia umbilikal (bagian pusat), dan hernia insisional
(pembedahan).
E. Manisfestasi Klinis
Menurut Mansjoer, (2000) dan Sjamsuhidajat & Jong, (1997)
1. Adanya benjolan di selangkangan atau daerah kemaluan. Benjolan bisa
mengecil atau menghilang pada waktu tidur, bila menangis, mengejan,
mengangkat benda berat serta dalam posisi berdiri benjolan dapat
timbul kembali.
2. Terjadi nyeri abdomen, distensi (penegangan), mual, muntah, takikardi
serta demam apabila terjadi strangulata.
Menurut Sjamsuhidayat & Jong (2004)
Pada hernia femoralis terdapat keluhan berupa benjolan di lipatan
paha yang muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang
menaikan tekanan intra abdomen seperti mengangkat barang atau batuk.
Benjolan ini hilang pada waktu berbaring.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipatan paha
di bawah ligamentum inguinale di medial vena femoralis dan lateral
tuberkulum pubikum. Terkadang terdapat tanda sumbatan usus, sedangkan
benjolan di lipatan paha tidak ditemukan pada penderita yang gemuk atau
karena ukuran hernia yang kecil.
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
16
F. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien hernia yaitu foto
rontgen abdomen dan ultra sonografi (USG).
Hasil laboratorium darah menunjukan adanya peningkatan leukosit
dan serum darah, jumlah leukosit lebih dari 10.000 – 18.000 / mm3
(Sjamsuhidayat & Jong, 1997).
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
Menurut Mansjoer (2000)
a. Pre operatif
Membatasi mengangkat benda – benda yang berat, istirahat,
menghindri pemakaian otot – otot punggung saat beraktifitas
kompres es untuk mengkerutkan jaringan yang ada di bawahnya,
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang
untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi serta
mempersiapkan untuk tindakan operatif (herniotomi).
b. Post operatif
Memberikan intake cairan yang adekuat setalah flatus
melakukan pemeriksaan Hb post operasi dan melakukan mobilisasi
aktif serta menghindari aktifitas yang dapat membuat hernia terjadi
kembali
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
17
c. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pathways dan perumusan diagnosa keperawatan
Kongenital Peningkatan tekanan intra abdomen Kelemahan dinding perut di tri gonnom prosesus hactack
Kerusakan iliorgurnalis & nor vus ilio Femoralis
Relaksi otot Prosesus vaginalis terbuka
Relaksi otot kanalis femoralis lebih vertical
Timbul cincin hernia
Disebelah vase epigastrika inferior
Melalui femoralis, lateralis
Tekanan dari cincin hernia jaringan otot yang dilalui oleh perfusi usus terjepit cincin hernia
Usus terjepit hernia
nyeri
Anorexia, mual, muntah
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Prosedur pra operasi
Ansietas
Post operasi
Luka insisi
nyeri Resiko infeksi
Intoleransi aktifitas
Sumber. Mansyoer, (2000), Sjamsuhidajat, (1997), Doengoes, (2000)
Nyeri Resiko Infeksi
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
18
b. Fokus intervensi keperawatan
Menurut Doengoes, (2000) & (1999)
1. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi pembedahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x24 jam, diharapkan nyeri dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
a. Luka bekas balutan insisi bersih
b. Luka bebas dari infeksi
Intervensi :
a. Monitor TTV
b. Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan
cermat
c. Lepaskan balutan sesuai dengan teknik aseptik
d. Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan
adanya tanda-tanda infeksi
e. Kolaborasi pemberian obat antibiotik
2. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x24 jam, diharapkan nyeri dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
a. Pasien mengatakan nyeri hilang / terkontrol
b. Normal
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
19
Intervensi :
a. Kaji nyeri, catat lokasi intensitas (skala 0-10)
b. Pantau tanda-tanda vital
c. Dorong ambulasi diri
d. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi
e. Kolaborasi pemberian obat analgetik
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : pasien dapat beraktifitas dengan nyaman, dengan
kriteria hasil :
a. Menunjukan mobilitas yang aman
b. Meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang
sakit.
Intervensi :
a. Berikan aktifitas yang disesuaikan dengan pasien
b. Anjurkan pasien untuk beraktifitas sehari-hari dalam
keterbatasan pasien
c. Anjurkan keluarga dalam melakukan meningkatkan
kemandirian pasien
d. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
4. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diit cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x24 jam, diharapkan masalah kekurangan nutrisi kurang
dari tubuh teratasi, dengan kriteria hasil :
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
20
a. Tidak terjadi penurunan berat badan
b. Nafsu makan meningkat
c. Terjadi peningkatan berat badan
Intervensi :
a. Timbang berat badan sesuai indikasi
b. Motivasi keluarga untuk membantu pasien dalam
kebersihan oral
c. Identifikasi kesukaan / ketidaksukaan diet dari pasien
d. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein dan vitamin C
e. Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah
mulai makan diet
f. Mulai diet sesuai indikasi, Mis : tinggi kalori tinggi
protein
5. Ansietas berehubungan dengan prosedur pra operasi.
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama
2x24 jam, diharapkan pasien tidak cemas
Kriteria hasil :
a. Pasien tampak rileks
b. Melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat
diatasi
c. Mendemonstrasikan pemecahan masalah
d. Mengkaji situasi baru dengan akurat
Intervensi :
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
21
a. Kaji tingkat ansietas pasien
b. Berikan informasi yang akurat dan jujur
c. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan
masalahnya
d. Kaji adanya masalah sekunder yang mungkin merintangi
pasien untuk sembuh
e. Catat perilaku dari orang terdekat
Asuhan Keperawatan pada..., Vian Nurdiansyah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
top related