ad&art adi
Embed Size (px)
DESCRIPTION
orgsTRANSCRIPT

ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(AD/ART)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN INDONESIA
(AD ADI) 2006-2011
PEMBUKAAN
Bahwa untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dituangkan dalam pembukaan
UUD 1945,"untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial",
diperlukan peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia secara berkelanjutan, sehingga mampu
memahami, mempelajari, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), seni dan
budaya, yang bermoral dan berakhlak tinggi serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME untuk
selanjutnya diabdikan kepada kemajuan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Bahwa salah satu upaya pokok untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan umum,
adalah melalui jalur pendidikan formal, yang pada tingkatan pendidikan tinggi dilakukan oleh sivitas
akademika yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
Bahwa dosen adalah tenaga pengajar merupakan ujung tombak di perguruan tinggi, berperanan
strategis dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan anak didiknya menjadi generasi penerus bangsa
yang mampu bersaing dalam era globalisasi, demi kemajuan dan eksistensi bangsa Indonesia di masa
depan. Sesuai dengan pokok-pokok pikiran di atas, untuk memudahkan serta mempercepat
pelaksanaannya, maka berbagai potensi dosen yang ada di Indonesia perlu dihimpun dalam suatu
wadah, berbentuk asosiasi, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:
BAB I.
NAMA TEMPAT DAN WAKTU
Pasal 1
Nama, Tempat dan Waktu
1. Organisasi ini bernama Asosiasi Dosen Indonesia yang disingkat dengan ADI. Dalam bahasa Inggris
adalah Indonesian Lecturer Asociation
disingkat (ILA)
1. ADI didirikan di Jakarta, pada hari Sabtu tanggal 2 Mai 1998 bertepatan dengan hari pendidikan
nasional, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
2. ADI berkedudukan hukum di Ibu kota Negara Republik Indonesia.
BAB II
ASAS
Pasal 2
Asas
ADI berasaskan Pancasila
BAB III
KEDAULATAN
Pasal 3
Kedaulatan
Kedaulatan anggota ADI ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya dalam Kongres.
BAB IV
TUJUAN
Pasal 4.
Tujuan
1. Mewujudkan cita-cita proklamasi, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan kesejahteraan
dan ikut menjaga perdamaian dunia melalui penguasaan, pengembangan dan menyebar luaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
2. Membina dan menumbuhkembangkan kemampuan profesional dan karir dosen.
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anggota
dalam melaksanakan tugas mulianya untuk mencerdaskan dan meningkatkan kualitas kehidupan
bangsa
4. Memberikan perlindungan hukum dan HAM bagi dosen
BABV.
KEGIATAN
Pasal 5.
Kegiatan

Untuk mencapai tujuan ADI melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Menggali dan mengembangkan kemampuan profesional dosen dalam melaksanakan Tridarma
Perguruan Tinggi dalam usaha mencerdaskan, meningkatkan iman dan taqwa dan kualitas bangsa.
2. Berperan aktif dalam kegiatan pengembangan dan peninkatan mutu pendidikan dalam usaha
meningkatkan disiplin serta kualitas sumberdaya manusia
3. Menyelenggarakan, mengembangkan dan menggalang kerjasama dan jaringan informasi,
komunikasi, konsultasi dalam bidang IPTEK, seni dan budaya dengan berbagai kalangan, baik
perorangan, maupun antar lembaga dengan selalu meningkatkan iman dan taqwa, untuk
terbentuknya suatu sinergi dalam mengantisipasi era globalisasi
4. Meningkatkan sikap dan mutu profesionalisma serta kepakaran para anggota di bidang disiplin ilmu
yang ditekuninya, melalui studi lanjut, berbagai kegiatan ilmiah, pengembangan karir serta
kesejahteraannya sebagai pengemban misi pendidikan tinggi
5. Menyelenggarakan berbagai kegiatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap tridharma
perguruan tinggi, dan pengkajian yang inovatif, strategis dan antisipatif serta berupaya merumuskan
dan memecahkan berbagai masalah strategis pembangunan bangsa dan negara dalam skala daerah,
nasional, regional dan global.
BAB VI.
ORGANISASI
Pasal 6.
Sifat, Ciri, dan Corak
ADI adalah organisasi profesi, bersifat kepakaran dan kecendekiaan, bercirikan keilmuan, seni dan
budaya, bercorak terbuka, mandiri, dan kesejawatan.
Pasal 7
Bentuk Organisasi
1. ADI meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia dengan susunan Tingkat Pusat, Tingkat Wilayah
dan Tingkat Cabang/Perguruan Tinggi.
2. Tingkat pusat adalah organisasi tingkat pusat yang meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia.
3. Tingkat wilayah meliputi tingkat propinsi atau daerah tingkat I yang sederajat.
4. Tingkat cabang bila diperlukan dapat dibentuk pada wilayah tingkat II/perguruan tinggi.
BAB VII
KODE ETIK
Pasal 8
ADI memiliki dan melaksanakan Kode Etik.
BAB VIII
KEANGGOTAAN
Pasal 9
Keanggotaan
1. Yang dapat diterima menjadi anggota ADI adalah Warga Negara Indonesia yang berprofesi sebagai
dosen dengan sukarela mengajukan permohonan menjadi anggota serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ADI
2. Anggota ADI terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan
Pasal l0
Keanggotaan berakhir:
1. Karena meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Karena diberhentikan
Pasal ll
Kewajiban dan hak anggota
1. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan ADI serta Kode Etik.
2. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan, keputusan rapat
serta keputusan dan ketetapan Musayawarah serta Kongres ADI
3. Anggota biasa mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih serta hak membela diri

4. Anggota luar biasa mempunyai hak suara dan hak membela diri, tetapi tidak berhak memilih dan
dipilih
BAB IX
KEPENGURUSAN
Pasal l2.
1. Kepengurusan ADI terdiri dari pengurus pusat, pengurus wilayah dan pengurus cabang/Perguruan
Tinggi
2. Pengurus pusat dipimpin oleh Ketua Umum.
3. Pengurus wilayah dipimpin oleh seorang Ketua.
4. Pimpinan cabang dipimpin oleh seorang Ketua
BAB X
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT
Pasal l3.
1. Permusyawaratan dalam ADI meliputi kongres, Mukernas, musyawarah wilayah, musyawarah
cabang, rapat anggota, rapat pengurus, rapat koordinasi dan bentuk-bentuk pertemuan komunikasi
lainnya yang dianggap perlu.
2. Status, fungsi dan mekanisme permusyawaratan yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XI
KEBERSAMAAN DAN JARINGAN
Pasal l4.
Kebersamaan dan jaringan
1. Setiap anggota ADI dapat mengembangkan kegiatan kebersamaan dan kegiatan melalui kelompok
jaringan antar sesama anggota baik setempat, wilayah, nasional, regional maupun internasional
melalui koordinasi pengurus.
2. Jaringan kerjasama dapat dikembangkan dengan lembaga, kelompok atau organisasi lain yang tidak
bertentangan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ADI.
BAB XII.
KEUANGAN
Pasal 15.
Sumber Keuangan
Keuangan ADI bersumber pada:
1. Uang pangkal,
2. Iyuran anggota,
3. Sumbangan dari anggota, serta
4. Sumbangan lain yang halal, tidak mengikat dan tidak melanggar hukum.
BAB XIII.
PENETAPAN DAN PERUBAHAN
Pasal 16.
Penetapan dan Perubahan
1. Tujuan dan keanggotaan badan pendiri ADI tidak dapat diubah selama ADI masih berdiri.
2. Penetapan dan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI dilakukan melalui
kongres ADI, dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
3. Kongres dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya l/2 ditambah satu dari jumlah wilayah
BAB XIV.
PEMBUBARAN
Pasal 17.
Pembubaran
1. Pembubaran ADI dilakukan melalui kongres.
2. Keputusan pembubaran hanya dapat dilakukan apabila kongres dimaksud pada ayat l pasal ini,
dihadiri sekurang-kurangnya l/2 ditambah satu dari jumlah wilayah.

3. Keputusan pembubaran dapat diambil jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir.
4. Apabila ADI dibubarkan, maka seluruh harta kekayaan organisasi diserahkan kepada badan-badan
sosial atau lembaga pendidikan yang membutuhkan.
BAB XV.
ATURAN TAMBAHAN DAN PENUTUP
Pasal l8
Aturan Tambahan dan Penutup
1. Hal-hal yang belum ditetapkan atau dirinci dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
2. Anggaran Dasar ini disusun dan disyahkan pertama kali oleh badan pendiri ADI.
3. Anggaran Dasar ini sudah disempurnakan pada Kongres-II ADI dan berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 April 2006
PIMPINAN SIDANG KONGRES II
1. Prof.DR.Ir. Zoer'aini Djamal Irwan, MS (Pusat)
2. Prof DR Bunasor Sanin (Pusat), tidak hadir
3. Prof DR Masrurah (Wilayah Sulawesi Selatan)
4. Drs Salasiah, MSi (Wilayah Kalimantan Selatan)
5. Prof DR Zainuddin (Wilayah Sumatera Utara

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI DOSEN INDONESIA (ART ADI)
BAB I.
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1.
Pengertian Umum
Dosen adalah seorang ilmuwan, tenaga ahli atau tenaga trampil yang berprofesi melaksanakan
tridharma yaitu pendidikan pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu, serta pengabdian pada
masyarakat, mempunyai jabatan fungsional atau jabatan akademik yang diangkat atau disetujui oleh
Pemerintah Republik Indonesia, mempunyai peranan penting di perguruan tinggi.
Seorang dosen perlu meningkatkan profesionalism serta kemampuannya baik aspek kognitif, afekrif
dan aspek psikomotor, secara terus menerus dengan konsep belajar seumur hidup, sehingga dia dapat
menjalankan peran dan fungsinya dengan baik.
BAB II.
KEORGANISASIAN
Pasal 2
Sifat, ciri, dan Corak Keorganisasian
ADI adalah organisasi profesi, bersifat ilmiah, bercirikan keilmuan, seni dan budaya, bercorak terbuka,
mandiri, dan kesejawatan.
1. ADI adalah organisasi bersifat profesi yang beranggotakan para dosen dari berbagai bidang ilmu.
2. Adi bercirikan keilmuan, seni dan budaya diwujudkan dalam kegiatan tridarma, yang bergerak
dalam segala bidang ilmu.
3. Adi bercorak keterbukaan yang diselenggarakan dalam penerimaan anggota, menampung aspirasi,
partisipasi, prakarsa dan dinamika anggota.
4. ADI bercorak kebebasan ilmiah atau akademik yang dimanifestasikan dalam sikap independen,
berdiri sendiri, tidak menjadi bagian atau bernaung dalam organisasi kekuatan sosial politik dan
atau birokrasi pemerintah, dan selalu mencari kebenaran.
5. ADI bercorak kemandirian yang dicerminkan dalam sikap organisasi, yang memiliki otonom dalam
pemikiran dan pengambilan keputusan, penyelenggaraan kegiatan, sesuai dengan program yang
telah ditetapkan.
6. ADI bercorak kekeluargaan yang diimplementasikan pada pengembangan wawasan kebangsaan
untuk menumbuhkan sikap kekeluargaan dosen serta berpartisipasi dalam pemersatu bangsa dan
negara.
7. ADI bercorak teman sejawat, dimplementasikan pada pengembangan wawasan kebersamaan antara
sesama dosen, dengan selalu melaksanakan dan menjunjung tinggi kode etik dan ikrar dosen.
Pasal 3.
Fungsi Organisasi Struktural
1. ADI cabang merupakan pangkalan kegiatan anggota di daerah tingkat II/Perguruan Tinggi.
2. ADI wilayah, berfungsi menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan
sejumlah ADI cabang dari derah tingkat I/perguruan tinggi dan berkedudukan di ibukota daerah
tingkat I bersangkutan, agar dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik.
3. ADI pusat menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan semua ADI
wilayah dan cabang..
Pasal 4.
Struktur Organisasi Cabang
1. Organisasi cabang merupakan ADI cabang yang dibentuk dengan latar belakang berbagai disiplin
ilmu, yang berada daerah tingkat II/perguruan tinggi, sekurang-kurangnya 25 orang dosen.
2. ADI wilayah menghimpun anggota serta mengkoordinasikan kelompok dan jaringan anggota yang
ada di cabang/perguruan tinggi
3. Untuk mendirikan ADI cabang, harus mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus ADI
wilayah dengan tembusan kepada pengurus ADI pusat.
4. ADI cabang dibentuk dengan mendapat pengesahan pengurus ADI wilayah, jika diperlukan
pengesahan ADI cabang dapat dilakukan oleh pengurus ADI pusat.
5. Apabila dianggap perlu ADI wilayah dapat membentuk badan koordinasi dan lembaga yang
dianggap potensial yang bersifat non struktural di daerahnya.
6. Bila dipandang perlu ADI cabang dapat dibentuk Badan Penasehat.

Pasal 5.
Struktur Organisasi Wilayah
1. Organisasi wilayah dibentuk di daerah tingkat I (satu) atau daerah yang sederajat dengan daerah
tingkat satu.
2. Untuk mendirikan organisasi wilayah, terlebih dahulu harus mengajukan permohonan secara tertulis
kepada pengurus ADI pusat.
3. Organisasi wilayah dibentuk dengan persetujuan dan pengesahan pengurus organisasi pusat.
4. Bila dipandang perlu ditingkat wilayah dapat dibentuk Dewan Penasehat.
Pasal 6.
Struktur Organisasi Pusat
1. Organisasi pusat adalah organisasi yang dibentuk di tingkat pusat, berkedudukan di ibukota
Republik Indonesia.
2. Bila dipandang perlu ditingkat pusat dapat dibentuk Dewan Penasehat.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Jenis Anggota
1. Anggota biasa, adalah dosen tetap pada sebuah perguruan tinggi, warganegara Indonesia
mempunyai pendidikan minimal Strata Satu atau yang sederajat, dan sudah mempunyai jabatan
akademik.
2. Anggota luar biasa, adalah dosen tidak tetap warganegara Indonesia mempunyai pendidikan
minimal Strata Satu atau yang sederajat, dan sudah mempunyai jabatan akademik.
3. Anggota kehormatan adalah anggota yang ditetapkan oleh pengurus diluar ayat 1, dan 2 pasal ini,
karena mempunyai jasa dan sumbangan dalam pengembangan IPTEK seni, budaya dan terhadap
ADI.
Pasal 8.
Persyaratan Anggota
Yang diterima menjadi anggota biasa adalah:
1. Dosen warganegara Indonesia, minimal memiliki ijazah Strata l (satu) atau yang sederajat bagi yang
sudah mempunyai jabatan akademik lektor muda, atau bagi yang belum lektor muda akan tetapi
sudah memilki ijazah Strata (dua) atau yang sederajat.
2. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketetapan-ketetapan ADI
3. Mendapat rekomendasi sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dari pengurus ADI.
4. Mengajukan permohonan dan menyatakan secara tertulis kesediaan keanggotaannya.
5. Prosedur keanggotaan luar biasa, anggota istimewa diatur tersendiri dalam ketetapan organisasi.
Pasal 9.
Kewajiban dan Hak Anggota
1. Setiap anggota berkewajiban mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
ketetapan-ketetapan ADI.
2. Anggota biasa mempunyai kewajiban:
a. Membayar uang pangkal dan iuran anggota
b. Menjaga dan menjunjung nama baik ADI
c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ADI
3. Anggota luar biasa, dan anggota istimewa mempunyai kewajiban:
a. Menjaga dan menjunjung nama baik ADI
b. Berpartisipasi dalam kegiatan ADI.
4. Setiap anggota mempunyai hak informasi, perlindungan hukum yang berkaitan dengan profesi dan
fasilitas.
Pasal l0
Berakhirnya Keanggotaan
1. Keanggotaan biasa, keanggotaan muda dan keanggotaan istimewa berakhir bila:
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri

c. Tidak mampu
d. Diberhentikan
2. Tata cara pemberhentian anggota, pembelaan dan rehabilitasi:
a. Pemberhentian anggota dilakukan oleh pengurus pusat, dengan rekomendasi ADI wilayah atas
usulan pengurus wilayah.
b. Pemberhentian anggota terlebih dahulu diberikan peringatan sampai 3 kali secara tertulis
dengan tembusan ke ketua ADI wilayah dan ADI pusat.
c. Pemberhentian anggota yang mempunyai jabatan dalam pengurus, terlebih dahulu dilakukan
pencabutan jabatan oleh pengurus ADI pusat, dengan rekomendasi ketua ADI wilayah atas usul
ketua ADI wilayah
d. Anggota yang dikenakan pemberhentian terlebih dahulu diberikan kesempat-an untuk membela
diri dalam rapat pengurus.
e. Prosedur lebih rinci dalam pemberhentian, pembelaan dan rehabilitasi akan diatur dalam
ketetapan ADI
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 1l
Pengurus ADI Cabang
1. Status kepengurusan ADI cabang:
a. Pengurus ADI cabang adalah badan kepemimpinan ADI di tingkat daerah tingkat II.
b. Masa jabatan pengurus ADI cabang adalah lima tahun.
c. Setelah habis masa jabatan, ketua ADI cabang tidak dapat dipilih kembali untuk kedua kalinya
berturut-turut, kecuali jika sangat dibutuhkan, dapat dipilih kembali hanya untuk kedua kalinya.
2. Personalia pengurus ADI cabang:
a. Pengurus harian sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris,
bendahara, wakil bendahara dan ketua-ketua seksi sesuai dengan kebutuhan.
b. Majelis pimpinan paripurna ADI cabang terdiri dari pengurus harian, badan penasehat, dan
seluruh anggota pengurus ADI cabang.
c. Dalam hal ketua tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya, maka dapat
dipilih pejabat ketua melalui sidang pleno majelis pimpinan paripurna ADI cabang sampai habis
masa jabatan ketua lama.
3. Tata cara pemberhentian pengurus ADI cabang dan pembelaan:
a. Pemberhentian dilakukan setelah dilakukan tiga kali peringatan secara tertulis terlebih dahulu
oleh ketua ADI cabang, kecuali dalam hal-hal luar biasa.
b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian, diberikan kesempatan untuk membela diri dalam
forum yang dibentuk untuk itu di tingkat ADI wilayah bersangkutan, terakhir pada musyawarah
nasional.
c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan ADI.
4. Tugas dan kewajiban pengurus ADI cabang:
a. Melaksanakan hasil-hasil keputusan Musyawarah ADI cabang, kebijakan dan program kerja
ADI wilayah dan pusat, serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan ADI lainnya.
b. Menyampaikan laporan enam bulan sekali kepada pengurus ADI wilayah dengan tembusan
kepada pengurus ADI pusat.
c. Dapat menjalankan tugas, setelah memperoleh pengesahan dan dilantik oleh pengurus ADI
wilayah.
d. Setelah pengurus baru terbentuk, paling lambat dalam jangka waktu lima belas hari, pengurus
ADI cabang demisioner segera mengadakan serah terima jabatan.
5. Pembentukan badan konsultasi non struktural:
a. ADI cabang dapat membentuk unit pelaksana teknis konsultasi non struktural jika perlu dan
menguntungkan yang bersifat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap implikasi
tridharma perguruan tinggi, program-program ADI, serta kebutuhan pembangunan di daerah
tingkat II bersangkutan secara inovatif, strategis dan antisipatif.
b. Unit pelaksana teknis konsultan poin a ayat ini, dibentuk atas dasar hasil rapat pengurus ADI
cabang dengan berkonsultasi kepada ketua ADI wilayah dan bertanggung jawab kepada ketua
ADI cabang.

c. Mekanisme pembentukan unit pelaksana teknis konsultan tersebut akan diatur tersendiri dalam
ketetapan ADI.
Pasal 12
Pengurus ADI Wilayah
1. Status pengurus ADI wilayah:
a. Pengurus ADI wilayah adalah badan kepemimpinan di daerah tingkai I atau yang sederajat
dengan daerah tingkat I dan berkedudukan di ibukotanya.
b. Masa jabatan pengurus ADI wilayah adalah 5 ( lima) tahun.
a Setelah habis masa jabatan, ketua ADI wilayah tidak dapat dipilih kembali untuk kedua kalinya
berturut-turut, kecuali jika sangat dibutuhkan, dapat dipilih kembali hanya untuk kedua kalinya.
2. Personalia pengurus ADI wilayah:
a. Pengurus harian sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris,
bendahara, wakil bendahara dan ketua-ketua bidang..
b. Majelis pimpinan paripurna ADI wilayah terdiri dari pengurus harian ditambah badan
penasehat, serta utusan-utusan ADI cabang.
c. Dalam hal ketua tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya, maka dapat
dipilih pejabat ketua melalui musyawarah sidang pleno ADI wilayah sampai habis masa jabatan
ketua lama.
2. Tata cara pemberhentian pengurus ADI wilayah dan pembelaan:
a. Pemberhentian dilakukan oleh ketua umum ADI pusat, setelah tiga kali peringatan terlebih
dahulu oleh ketua ADI wilayah, yang tembusannya disampaikan kepada pengurus ADI pusat,
kecuali dalam hal-hal luar biasa.
b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian, diberikan kesempatan untuk membela diri dalam
forum yang dibentuk untuk itu oleh ADI pusat dalam musyawarah nasional
c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan ADI.
3. Tugas dan kewajiban pengurus ADI wilayah:
a. Melaksanakan hasil-hasil keputusan musyawarah ADI wilayah, kebijakan dan program kerja
ADI, serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan ADI lainnya.
b. Menyampaikan laporan enam bulan sekali kepada pengurus ADI pusat.
c. Mengevaluasi hasil kerja pengurus ADI cabang yang disampaikan melalui laporan periodik
kepada pengurus ADI wilayah. Hasil evaluasi dilaporkan kepada pengurus ADI pusat.
d. Merintis, mendorong dan mengkoordinasikan pembentukan cabang-cabang ADI baru.
e. Dapat menjalankan tugas, setelah memperoleh pengesahan dan setelah dilantik oleh pengurus
ADI pusat.
f. Setelah pengurus baru terbentuk, paling lambat dalam jangka waktu satu bulan, pengurus ADI
wilayah demisioner segera mengadakan serah terima jabatan.
4. Pembentukan Unit pelaksana teknis konsultasi non struktural:
a. Pada ADI wilayah dapat dibentuk unit pelaksana teknis konsultan non struktural yang
memungkinkan dan menguntungkan yang bersifat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap implikasi tridharma perguruan tinggi, program-program ADI, serta kebutuhan
pembangunan di Daerah tingkat I bersangkutan secara inovatif, strategis dan antisipatif.
b. Unit pelaksana teknis konsultan {point a) ayat ini}, dibentuk atas dasar hasil rapat pengurus
ADI wilayah dengan berkonsultasi kepada ketua umum ADI pusat, dan bertanggungjawab
kepada ADI pusat.
c. Mekanisme pembentukan unit pelaksana teknis konsultan tersebut akan diatur tersendiri dalam
ketetapan ADI.
Pasal 13
Pengurus ADI Pusat
1. Status pengurus ADI pusat:
a. Pengurus ADI pusat adalah badan kepemimpinan ADI tertinggi dan berkedudukan di ibukota
Republik Indonesia.
b. Masa jabatan pengurus ADI pusat adalah 5 (lima) tahun.
c. Setelah habis masa jabatan, ketua umum ADI pusat tidak dapat dipilih kembali, kecuali jika
sangat dibutuhkan, dapat dipilih kembali hanya untuk kedua kalinya.

2. Personalia pengurus ADI pusat:
a. Pengurus harian terdiri dari ketua umum, empat ketua, asisten bila diperlukan, sekretaris umum,
dua sekretaris, bendahara umum, dua bendahara, dan para ketua departemen .
b. Pengurus lengkap terdiri dari pengurus harian ditambah ketua-ketua bidang menurut kelompok
disiplin ilmu/tugas.
c. Majelis pimpinan paripurna pusat terdiri dari pengurus lengkap ditambah dewan penasehat.
d. Dalam hal ketua umum tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya, maka
dapat dipilih pejabat ketua umum melalui sidang majelis pimpinan paripurna ADI pusat sampai
habis masa jabatan ketua umum lama.
3. Tata cara pemberhentian pengurus ADI pusat dan pembelaan:
a. Pemberhentian atas persetujuan rapat paripurna, dilakukan setelah disam-paikan tiga kali
peringatan tertulis terlebih oleh ketua umum, yang ditembuskan kepada badan pendiri, kecuali
dalam hal-hal luar biasa.
b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian, diberikan kesempatan untuk membela diri dalam
forum yang khusus dibentuk untuk itu pada musyawarah nasional.
c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan ADI.
d. Pengangkatan, pemberhentian dan pelantikan anggota majelis pimpinan paripurna pusat
dilakukan oleh badan pendiri ADI
4. Tugas dan kewajiban pengurus ADI pusat:
a. Melaksanakan hasil-hasil keputusan kongres, musyawarah nasional, rapat-rapat koordinasi
nasional, kebijakan dan program kerja ADI pusat, serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan ADI
lainnya.
b. Segera menyampaikan kepada seluruh jajaran ADI yang berkepentingan segala ketetapan dan
perubahan penting yang berhubungan dengan ADI.
c. Menerima dan mengolah laporan-laporan enam bulan sekali dari para pengurus ADI wilayah
untuk bahan analisis, guna dijadikan sumber penetapan kebijaksanaan ADI maupun pemecahan
masalahnya.
a. Bertanggung jawab kepada kongres ADI.
b. Bertanggungjawab keluar dan kedalam ADI.
c. Pengurus ADI pusat baru dan menjalankan tugas, setelah memperoleh pengesahan dari kongres.
d. Setelah pengurus baru terbentuk, paling lambat dalam jangka waktu dua bulan, pengurus ADI
pusat demisioner harus mengadakan serah terima jabatan.
e. Merintis, mendorong, mengkoordinasikan pembentukan wilayah-wilayah ADI baru, berikut
mengesyahkan dan melantik pengurusnya, serta membinanya.
5. Pembentukan Unit pelaksana teknis konsultasi non struktural:
a. Pada ADI pusat dapat dibentuk unit pelaksana teknis konsultasi non struktural yang mungkin
dan menguntungkan yang bersifat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap implikasi
tridharma perguruan tinggi, program-program ADI, serta kebutuhan pembangunan nasional
secara inovatif, strategis dan antisipatif.
b. Unit pelaksana teknis konsultan {point a) ayat ini, dibentuk atas dasar hasil rapat pengurus ADI
pusat dengan berkonsultasi kepada badan pendiri dan bertanggungjawab kepada ketua umum
ADI pusat.
c. Mekanisme pembentukan unit pelaksana
d. Teknis konsultan tersebut akan diatur tersendiri dalam ketetapan ADI.
Pasal 14
Pergantian Pengurus Antar Waktu
1. Pergantian pengurus antar waktu terjadi karena pengurus mengundurkan diri, pindah domisili,
meninggal dunia atau kondisi lain sehingga tidak dapat lagi melanjutkan tugas tugasnya, sebelum
masa kepengurusan berakhir.
2. Pergantian pengurus antar waktu dilakukan oleh ketua umum pada tingkat pusat, oleh ketua wilayah
di tingkat wilayah dan oleh ketua cabang di tingkat cabang, melalui rapat pengurus yang diadakan
khusus untuk keperluan itu.

BAB V
BADAN PENDIRI
Pasal 15
Badan Pendiri
1. ADI didirikan oleh badan pendiri, yang terdiri dari dosen-dosen yang merintis pendirian ADI
pertama kali.
2. Badan pendiri otomatis tidak dapat diberhentikan selama hidup, bahkan selama ADI belum
dibubarkan.
3. Badan pendiri berfungsi memelihara agar perjalanan hidup ADI tidak keluar dari rel untuk
mencapai tujuan ADI.
BAB VI
DEWAN PENASEHAT
Pasal 16
Dewan Penasehat
1. Dewan penasehat beranggotakan para tokoh formal pemerintah, dunia usaha maupun para tokoh
informal kemasyarakatan dan tokoh pendidikan yang berpengaruh luas di kalangan rakyat
Indonesia.
2. Jumlah anggota dewan penasehat sesuai dengan kebutuhan dan dipimpin oleh seorang ketua.
3. Khusus untuk majelis pengurus pusat dewan penasehat diketuai oleh menteri pendidikan dan
kebudayaan.
4. Dewan penasehat berfungsi memberikan nasehat, pertimbangan, saran, bantuan dan kemudahan
bagi semua pengurus, serta menjaga nama baik dan kelangsungan hidup ADI.
5. Dewan penasehat dipilih dalam kongres nasional ADI, dan
6. diangkat sampai diadakan kongres ADI periode berikutnya.
BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal I7
Rapat, Koordinasi, Musyawarah, dan Kongres
1. Rapat adalah pertemuan atau forum komunikasi yang membahas permasalahan yang menyangkut
kepentingan bersama atau kebijakan. Rapat diadakan antar anggota pengurus.
2. Koordinasi adalah pertemuan atau forum komunikasi yang membahas masalah program kerja dan
evaluasi.
3. Musyawarah adalah pertemuan atau forum komunikasi yang membahas permasalahan yang
menyangkut kepentingan bersama atau kebijakan yang dihadiri oleh majelis pimpinan paripurna,
ditambah dengan utusan-utusan, peninjau dan undangan lain sesuai dengan keperluannya.
4. Rapat, koordinasi dan musyawarah dapat diadakan pada tingkat pengurus ADI cabang, wilayah dan
pusat.
5. Musyawarah pada tingkat pengurus ADI pusat dinamakan musyawarah nasional.
6. Kongres adalah pertemuan atau forum komunikasi yang membahas permasalahan yang menyangkut
kepentingan bersama atau kebijakan tertinggi ADI.
Pasal I8
Musyawarah ADI Cabang
1. Status musyawarah ADI cabang:
a. Merupakan forum tertinggi yang menjadi penentu dan pemutus terakhir ditingkat ADI cabang.
b. Merupakan musyawarah anggota
c. Diadakan satu kali dalam 4 tahun sebelum penyelenggaraan musyawarah wilayah.
2. Wewenang musyawarah ADI cabang:
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus ADI cabang.
b. Menetapkan program kerja ADI cabang yang merupakan rangkuman dari unsur-unsur program
ADI wilayah serta penjabaran garis-garis besar program kerja ADI pusat.
c. Memilih pengurus ADI cabang dengan jalan memilih dan menetapkan ketua merangkap ketua
tim formatur untuk menyusun personalia kepengurusan ADI cabang.
d. Memilih dan mengusulkan calon anggota majelis formatur serta calon-calon pengurus ADI
wilayah dan pusat untuk periode berikutnya.

3. Tata tertib musyawarah ADI cabang:
a. Peserta terdiri dari majelis pimpinan paripurna, para anggota ADI cabang, peninjau dan
undangan lainnya.
b. Pengurus ADI cabang adalah penanggungjawab penyelenggaraan musyawarah ADI cabang.
c. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan musyawarah ADI cabang diatur dalam
ketetapan ADI.
a. Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu, dapat diadakan musyawarah luar biasa
ADI cabang.
Pasal I9
Musyawarah ADI Wilayah
1. Status musyawarah ADI wilayah:
e. Merupakan forum tertinggi yang menjadi penentu dan pemutus terakhir ditingkat ADI wilayah.
f. Diadakan satu kali dalam 4 tahun sebelum penyelenggaraan kongres.
2. Wewenang musyawarah ADI wilayah:
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus ADI wilayah.
b. Menetapkan program kerja ADI wilayah yang merupakan rangkuman dari unsur-unsur program
ADI cabang serta penjabaran garis-garis besar program kerja ADI pusat.
c. Memilih pengurus ADI wilayah dengan jalan memilih dan menetapkan ketua merangkap ketua
tim formatur untuk menyusun personalia kepengurusan ADI wilayah.
d. Memilih dan mengusulkan calon anggota majelis formatur serta calon-calon pengurus ADI
pusat untuk periode berikutnya.
3. Tata tertib musyawarah ADI wilayah:
a. Peserta terdiri dari majelis pimpinan paripurna ADI wilayah, utusan-utusan ADI cabang,
peninjau dan undangan lainnya.
b. Pengurus ADI wilayah adalah penanggungjawab penyelenggaraan musyawarah ADI wilayah.
c. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan musyawarah ADI wilayah diatur dalam
ketetapan ADI.
d. Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu, dapat diadakan musyawarah luar biasa
ADI wilayah
Pasal 20
Musyawarah Nasional
1. Status musyawarah nasional
a. Merupakan musyawarah ADI pusat, yaitu forum tertinggi ADI dibawah kongres.
b. Diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 4 tahun antara dua kongres
2. Wewenang musyawarah nasional:
a. Mempersiapkan bahan-bahan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kongres.
b. Menampung dan merumuskan usulan-usulan baru bagi penyempurnaan ADI.
c. Membentuk forum-forum khusus guna menampung, menyelesaikan dan memutus tentang
masalah pembelaan diri dari anggota-anggota pengurus ADI wilayah dan pusat yang
diberhentikan.
3. Tata tertib musyawarah nasional:
a. Peserta terdiri dari pengurus lengkap ADI pusat dan utusan-utusan ADI wilayah.
b. Pengurus ADI pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan musyawarah nasional.
c. Banyaknya utusan pengurus ADI wilayah ditentukan oleh pengurus ADI pusat.
d. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan musyawarah nasional diatur oleh pengurus
ADI pusat.
Pasal 2I
Kongres
1. Status kongres:
a Merupakan forum tertinggi yang menjadi penentu dan pemutus terakhir ditingkat ADI pusat.
b Merupakan kongres utusan-utusan ADI cabang, wilayah dan pusat.
c. Diadakan satu kali dalam 4 tahun.

2. Wewenang kongres:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus ADI pusat.
b. Menetapkan program kerja ADI pusat berdasarkan laporan-laporan ADI wilayah, tantangan-
tantangan masa depan, tujuan ADI dan pertimbangan lainnya.
c. Memutuskan ketetapan-ketetapan ADI.
d. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, pedoman-pedoman
pokok dan kebijaksanaan ADI.
e. Memilih dan mengusulkan calon anggota majelis formatur atau calon-calon pengurus ADI pusat
untuk periode berikutnya.
f. Memilih alternatif tempat penyelenggaraan kongres berikutnya.
3. Tata tertib kongres:
a. Peserta terdiri dari majelis pimpinan paripurna ADI pusat, utusan-utusan ADI wilayah dan
cabang. Peninjau adalah undangan lainnya.
b. Pengurus ADI pusat adalah penanggungjawab penyelenggaraan kongres.
c. Banyaknya utusan ADI cabang dan wilayah serta ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan
dengan kongres ditetapkan oleh pengurus ADI pusat.
d. Dalam keadaan mendesak, jika dipandang perlu, dapat diadakan kongres luar biasa.
Pasal 22
Kongres Luar biasa
1. Kongres luar biasa mempunyai wewenang yang sama dengan kongres.
2. Kongres luar biasa diadakanjika menghadapi keadaan yang luar biasa, atas permintaan sekurang-
kurangnya dua per tiga dari jumlah ADI cabang, setelah mendengar pendapat dewan penasehat dan
disetujui badan pendiri.
BAB VIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 23
Hak Suara dan Hak Bicara
Peserta pada musyawarah ADI cabang, musyawarah wilayah, musyawarah nasional, kongres dan
kongres luar biasa, mempunyai hak suara dan hak bicara, sedangkan peserta peninjau dan undangan
lainnya tidak mempunyai hak suara.
Pasal 24
Korum dan Persyaratan
1. Musyawarah ADI cabang dinyatakan syah apabila dihadiri oleh paling sedikit setengah ditambah
satu jumlah anggota cabang..
2. Musyawarah ADI wilayah dinyatakan syah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah
pengurus ADI wilayah dan utusan-utusan pengurus ADI cabang di wilayahnya.
3. Musyawarah ADI pusat dinyatakan syah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah personalia
pengurus ADI pusat dan utusan-utusan pengurus ADI wilayah.
4. Kongres dinyatakan syah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah personalia pengurus
lengkap ADI pusat dan utusan pengurus ADI wilayah dan ADI cabang.
5. Kongres luar biasa dinyatakan syah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
personalia pengurus lengkap ADI pusat dan utusan wilayah dan cabang.
6. Apabila ketentuan dalam ayat 1), ayat 2), ayat 3), ayat 4 dan ayat 5) pasal ini tidak dapat dipenuhi,
maka penyelenggaraan musyawarah ADI cabang, musyawarah ADI wilayah, musyawarah ADI
pusat, kongres dan kongres luar biasa ditangguhkan selama dua jam, dan jika dalam tenggang
waktu tersebut korum tidak terpenuhi, maka atas persetujuan seluruh peserta yang hadir, maka
musyawarah/kongres tersebut dinyatakan syah.
Pasal 25
Pengambilan Keputusan
1. Setiap keputusan-keputusan diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak.
BAB IX
KEGIATAN

Pasal 26
Kegiatan
1. Membantu pengembangan mutu dan karir dosen dengan cara:
a. Mendirikan pusat dokumentasi, perpustakaan, jaringan informasi dan komunikasi terpadu dalam
rangka pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan dan pendistribusian informasi tentang sumber
daya, IPTEK, seni dan budaya dalam rangka pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.
b. Memberikan konsultasi tentang pendidikan dan pengajaran.
c. Mengadakan latihan, serta kursus, penataran dan sejenisnya.
d. Mengadakan pertemuan ilmiah, seperti: seminar, diskusi dan sejenisnya.
e. Menerbitkan publikasi karya ilmiah berupa buku, majalah, jurnal, buletin dan melalui media
lainnya.
f. Memberikan konsultasi tentang penelitian dan pengembangan ilmu.
g. Memberikan konsultasi tentang pengabdian kepada masyarakat.
h. Dan berbagai kegiatan lainnya yang sesuai.
2. Menampung dan memberikan konsultasi untuk membantu penyelesaian berbagai permasalahan
anggota.
3. Membuat bank data dosen, lengkap dengan keahliannya, penempatan, kenaikan jenjang jabatan
akademik, jenjang karir, studi lanjut dan sebagainya.
4. Membantu meningkatkan kesejahteraan anggota di tingkat organisasi ADI
masing-masing, seperti pendirian koperasi dan usaha menguntungkan
lainnya yang bersifat ilmiah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dan ketentuan ADI.
5. Membantu pemerintah dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemba-ngunan negara melalui
pelayanan unit pelaksana teknis konsultan di lingkungan tiap tingkatan kepengurusan ADI masing-
masing dalam rangka pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Pelayanan ini dapat menerima jasa
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan ADI.
6. Membantu pemerintah dan masyarakat dalam pemikiran-pemikiran ilmiah yang bersifat sosial,
sukarela dan tidak mengharapkan jasa materil.
BAB X
KEUANGAN
Pasal 27
Pengaturan Keuangan
1. Besarnya uang pangkal dan uang iyuran bulanan keanggotaan ditentukan oleh pengurus ADI pusat
dengan mempertimbangkan usulan wilayah dan cabang.
2. Uang pangkal disetorkan kepada pengurus ADI pusat.
3. Uang iyuran bulanan anggota 70% untuk kepengurusan ADI cabang, 20% untuk kepengurusan ADI
wilayah dan 10% untuk kepengurusan ADI pusat.
4. Pelaksanaan pengumpulan uang pangkal, uang iuran bulanan anggota dan hasil usaha akan
ditentukan dalam ketetapan ADI pusat.
BAB XI
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 28
Atribut Organisasi
1. Atribut organisasi terdiri dari panji, lambang, bendera, lagu dan kartu tanda anggota,
penggunaannya diatur melalui ketetapan ADI.
2. Lambang adalah buku terbuka bertuliskan Asosiasi dosen Indonesia (ADI), diatas buku tertutup.
3. Bendera berwarna merah dan putih, vertikal, ditengahnya lambang ADI, gambar buku kuning emas,
dengan tulisan hitam.
4. Lagu akan disayembarakan
5. Kartu anggota warna sama dengan bendera, tertera lambang, nama anggota, waktu berlakunya dan
lainnya yang dianggap per;u.
BAB XII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 29
Aturan Tambahan
1. Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI
2. Setiap anggota dan pengurus harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI.
3.

BAB XIII
PENUTUP
Pasal 30
Hal lain dan Pemberlakuan
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI, akan diatur
dalam ketetapan-ketetapan ADI.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI dibuat dan disahkan pertama kali oleh badan
pendiri, yang disempurnakan dan disahkan oleh kongres-I ADI.
3. Selain tujuan dan keanggotaan badan pendiri ADI, bila dianggap perlu Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga ADI dapat disempurnakan oleh kongres ADI berikutnya.
4. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 April 2006
PIMPINAN SIDANG KONGRES II
1. Prof.DR.Ir. Zoer'aini Djamal Irwan, MS (Pusat)
2. Prof DR Masrurah (Wilayah Sulawesi Selatan)
3. Drs Salasiah, MSi (Wilayah Kalimantan Selatan)
4. Prof DR Zainuddin (Wilayah Sumatera Utara