ad art ismki

Upload: romel-ciptoadi-wijaya

Post on 08-Jan-2016

242 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Ad Art ISMKI - Dokumen lama

TRANSCRIPT

  • ANGGARAN DASAR

    IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

    MUKADIMAH

    Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut

    kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga Negara berkewajiban mengisi

    kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju tercapainya

    kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur.

    Mahasiswa kedokteran sebagai warga Negara yang berperan aktif dalam perjuangan

    dan pergerakan kemerdekaan, sadar akan hak dan kewajiban serta peran&tanggung jawabnya

    kepada umat manusia dan bangsa, sebagai insan akademis yang profesional. Oleh karena itu,

    dibutuhkan persatuan mahasiswa untuk bergerak mengubah kondisi bangsa menuju

    masyarakat madani

    Perjuangan pergerakan kemahasiswaan akan selalu ada sebagai agen perubah,

    kekuatan moral, dan bekal masa depan untuk mengusung cita-cita perjuangan bangsa. Oleh

    karena itu diperlukan sebuah wadah bersama yang menampung segala kegiatan mahasiswa

    profesi kedokteran, yang bertujuan mempersatukan mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk

    membina mahasiswa kedokteran menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertakwa,

    mencetak kader-kader pemimpin yang berintegritas tinggi, memadukan segenap kompetensi

    mahasiswa kedokteran serta memperjuangkan aspirasi bersama dalam kebijakan kesehatan.

    Wadah ini adalah Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

    Meyakini bahwa tujuan dan cita-cita mahasiswa kedokteran hanya didapat atas

    petunjuk Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk disertai usaha-usaha teratur, terencana dan

    penuh kebijaksanaan, kami mahasiswa kedokteran bersatu, menghimpun diri dalam Ikatan

    Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang digerakan dengan pedoman berbentuk

    Anggaran Dasar sebagai berikut

  • BAB I

    NAMA, WAKTU, TEMPAT, KEDUDUKAN

    Pasal 1

    Nama

    Organisasi ini bernama Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI). Dalam

    bahasa Inggris disebut Indonesian Medical Students Executive Board Association (IMSEBA)

    Pasal 2

    Waktu

    ISMKI didirikan pada deklarasi Cimacan tahun 1969 dalam bentuk Ikatan Mahasiswa

    Kedokteran Indonesia (IMKI) dan diubah nama menjadi ISMKI pada 20 September 1981

    dalam jangka waktu yang tidak ditentukan

    Pasal 3

    Tempat dan Kedudukan

    ISMKI berkedudukan di sekretariat PB IDI Pusat

    BAB II

    BENTUK, SIFAT, dan STATUS

    Pasal 4

    Bentuk

    ISMKI berbentuk ikatan organisasi mahasiswa sejenis

    Pasal 5

    Sifat

    ISMKI bersifat independen dan non politik

    Pasal 6

    Status

    ISMKI berstatus sebagai satu-satunya organisasi antar Lembaga Eksekutif Mahasiswa

    Kedokteran di Indonesia

  • BAB III

    DASAR DAN ASAS

    Pasal 7

    Dasar

    ISMKI berdasarkan pancasila

    Pasal 8

    Asas

    1. Asas Ketaqwaan

    Asas ketaqwaan ialah: bahwa setiap pengembangan ISMKI harus berlandaskan pada

    Ketuhanan YME

    2. Asas Bhineka Tunggal Ika

    Asas Bhineka Tunggal Ika ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan Bhineka

    Tunggal Ika yaitu keberadaan ISMKI yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat

    tetapi merupakan satu persatuan yang bulat di tingkat nasional

    3. Asas Kesetaran

    Asas kesetaraan ialah: adanya kesetaraan sesuai dengan hak dan kewajibannya

    4. Asas Adil dan Merata

    Asas adil dan merata ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus dapat dinikmati secara merata

    oleh semua anggota sesuai dengan peran sertanya

    5. Asas Pendidikan

    Asas pendidikan ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan fungsi ISMKI

    sebagai wadah Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut menciptakan perguruan

    tinggi sebagai lembaga ilmiah

    6. Asas manfaat

    Asas manfaat ialah: segala usaha dan kegiatan ISMKI harus sesuai dengan tujuan yang

    telah disepakati

    7. Asas Usaha Bersama

    Asas usaha bersama ialah: usaha untuk mencapai tujuan ISMKI yang merupakan usaha

    bersama antarcivitas akademika perguruan tinggi dan masyarakat yang dilakukan dengan

    itikad baik secara gotong royong dan dijiwai semangat kekeluargaan

    8. Asas Kesadaran Hukum

    Asas kesadaran hukum ialah: bahwa setiap kegiatan ISMKI berdasarkan pada AD/ ART

  • 9. Asas Investasi

    Asas investasi ialah: bahwa segala usaha pengembangan ISMKI mengandung peranan

    investasi kemampuan intelektual professional, sikap dan tingkah laku yang merupakan

    bagian kegiatan pengembangan ilmiah dan alih teknologi serta pengabdian pada

    masyarakat

    BAB IV

    TUJUAN, USAHA, PERAN

    Pasal 9

    Tujuan

    (1) Terbinanya Mahasiswa Kedokteran sebagai insan Akademis menuju terwujudnya dokter

    yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

    (2) Mempererat persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia

    (3) Terwujudnya kader-kader pemimpin yang memiliki integritas dan idealisme yang tinggi

    sebagai penerus perjuangan bangsa dalam memperjuangkan aspirasi di bidang kebijakan

    kesehatan dan mewujukan masyarakat yang adil dan makmur

    Pasal 10

    Usaha

    Usaha : Semua usaha yang tidak bertentangan dengan dasar dan asas organisasi

    Pasal 11

    Peran

    ISMKI sebagai pemersatu mahasiswa kedokteran indonesia, pelaku advokasi kebijakan

    kesehatan dan pendidikan kedokteran, serta berkontribusi dalam pembangunan kesehatan

    masyarakat

  • BAB V

    KEANGGOTAAN

    Pasal 12

    Yang dapat menjadi anggota ISMKI adalah mahasiswa kedokteran Indonesia yang terdaftar

    pada perguruan tinggi yang direpresentasikan oleh pengajuan keanggotaan lembaga-lembaga

    eksekutif mahasiswa kedokteran Indonesia yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional

    ISMKI

    Pasal 13

    Keanggotaan ISMKI terdiri dari:

    a. Anggota Muda

    b. Anggota Utama

    BAB VI

    STRUKTUR ORGANISASI

    Pasal 14

    Kekuasaan

    Kekuasaan tertinggi berada pada Musyawarah Nasional di tingkatan nasional dan

    Musyawarah Wilayah di tingkatan wilayah

    Pasal 15

    Struktur Kepemimpinan

    (1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang dipimpin oleh

    seorang Sekretaris Jenderal

    (2) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang dipimpin oleh

    seorang Sekretaris Wilayah

    Pasal 16

    Majelis Pertimbangan Agung

    Majelis Pertimbangan Agung adalah badan yang mengawasi PHN dan PHW serta badan

    kelengkapan ISMKI lainnya

  • Pasal 17

    Badan Kelengkapan

    Badan kelengkapan adalah badan yang menjalankan, mengkoordinasi, dan mendukung

    aktivitas ISMKI

    Pasal 18

    Badan Khusus

    Badan Khusus adalah badan yang dibentuk oleh Pengurus Harian Nasional atau Pengurus

    Harian Wilayah untuk menjalankan amanah musyawarah nasional atau musyawarah wilayah

    BAB VII

    LAMBANG DAN ATRIBUT

    Pasal 19

    Lambang dan atribut ISMKI ditetapkan oleh Musyawarah Nasional

    BAB VIII

    PERBENDAHARAAN

    Pasal 20

    Kekayaan ISMKI diperoleh dari iuran anggota, dan usaha-usaha lain yang sah dan tidak

    mengikat, serta donasi

    BAB IX

    PERUBAHAN AD/ ART

    Pasal 21

    Perubahan AD/ ART hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional

  • BAB X

    PEMBUBARAN

    Pasal 22

    Pembubaran ISMKI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional dengan persetujuan

    2/3 anggota utama

    BAB XI

    ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

    Pasal 23

    Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini dimuat dalam anggaran rumah tangga

    atau peraturan-peraturan/ ketentuan-ketentuan lain sepanjang tidak bertentangan dengan

    anggaran dasar

    Pasal 24

    Pengesahan anggaran dasar ditetapkan pada Musyawarah Nasional

  • ANGGARAN RUMAH TANGGA

    IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

    BAB I

    NAMA DAN KEDUDUKAN

    Pasal 1

    Nama

    Yang dimaksud Senat mahasiswa kedokteran Indonesia adalah lembaga eksekutif

    mahasiswa kedokteran pada institusi pendidikan kedokteran di Indonesia

    Pasal 2

    Kedudukan

    ISMKI berkedudukan di sekretariat PB IDI Pusat

    BAB II

    KEANGGOTAAN

    Pasal 3

    Anggota Muda

    (1) Anggota Muda adalah lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran yang telah disahkan oleh

    Sekretaris Jenderal atas pertimbangan Majelis Pertimbangan Agung

    (2) Syarat Anggota Muda

    a. Menyetujui hasil keputusan Musyawarah Nasional

    b. Telah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal

    c. Menyatakan kesediaan melaksanakan aktivitas sesuai dengan Anggaran Dasar,

    Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan peraturan organisasi lainnya

    (3) Kewajiban Anggota Muda

    a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI

    b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan Musyawarah

    Wilayah ISMKI

    c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja

    Wilayah di institusinya

  • d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI

    e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI

    (4) Hak Anggota Muda

    a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau tertulis

    kepada pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah

    b. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI

    c. Membela diri

    d. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi

    Pasal 4

    Anggota Utama

    (1) Anggota Utama adalah anggota muda yang telah disahkan oleh Musyawarah Nasional

    (2) Syarat Anggota Utama telah mengikutikegiatan ISMKI yang mencakup kegiatan wilayah

    dan nasional

    (3) Kewajiban Anggota Utama

    a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI

    b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan Musyawarah

    Wilayah

    c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja

    Wilayah di institusinya

    d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI

    e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI

    f. Membayar iuran anggota yang besarnya ditentukan oleh Musyawarah Nasional dan

    Musyawarah Wilayah

    (4) Hak Anggota Utama

    a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau tertulis

    kepada pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah

    b. Memilih dan dipilihsebagai sekjenter, sekwil, pengurus harian, pemegang tender

    c. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI

    d. Mendapatkan fasilitas keorganisasian

    e. Mendapatkan manfaat dari upaya organisasi profesi untuk mensejahterakan

    anggotanya

    f. Membela diri

    g. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi

  • Pasal 5

    Sanksi Anggota

    (1) Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai proses pembinaan yang diberikan organisasi

    kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi, merugikan atau

    mencemarkan nama baik organisasi

    (2) Anggota dapat dikenai sanksi bila melanggar AD/ART

    (3) Anggota dapat dikenakan sanksi berupa :

    a) Peringatan tertulis yang dikeluarkan oleh Pengurus Harian Nasional atas

    Rekomendasi dari Pengurus Harian Wilayah atas pertimbangan Majelis Pertimbangan

    Agung

    b) Pembekuan hak anggota. sampai dengan musyawarah nasional berikutnya.

    Pembekuan dijatuhkan satu bulan setelah dikeluarkan tiga kali peringatan atas

    kesalahan yang sama. Jangka waktu antara peringatan pertama dan kedua adalah tiga

    bulan dan peringatan kedua dan ketiga adalah dua bulan

    c) Dikeluarkan dari keanggotaan oleh Musyawarah Nasional atas rekomendasi

    Musyawarah Wilayah

    (4) Tata cara sanksi akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri

    (5) Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang ditunjuk

    untuk itu

    Pasal 6

    Kehilangan Keanggotaan

    Anggota Utama dan muda kehilangan keanggotaan apabila :

    a. Institusi dibubarkan

    b. Dikeluarkan oleh Musyawarah Nasional

    c. Mengundurkan diri dan disahkan oleh Musyawarah Nasional

    Pasal 7

    Pembelaan Diri

    (1) Anggota yang dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis berhak mengajukan pembelaan

    diri melalui Majelis Pertimbangan Agung

    (2) Anggota yang dikenakan sanksi berupa pembekuan hak anggota berhak mengajukan

    pembelaan diri melalui Majelis Pertimbangan Agung

  • (3) Anggota yang dikenakan sanksi dikeluarkan, dapat mengadakan pembelaan diri pada

    Musyawarah Nasional

    (4) Tata cara pembelaan akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri

    BAB III

    STRUKTUR ORGANISASI

    Pasal 8

    Musyawarah Nasional

    1. Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi ISMKI

    2. Tata tertib Musyawarah Nasional ditetapkan dalam sidang Musyawarah Nasional

    3. Musyawarah nasional diadakan satu kali dalam satu periode kepengurusan di bulan

    februari

    4. Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional

    a. Melantik Sekretaris Jenderal

    b. Melantik Sekretaris Wilayah

    c. Memilih dan menetapkan Sekretaris Jenderal terpilih

    d. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

    e. Menetapkan dan mengesahkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO)

    f. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi

    g. Memilih dan menetapkan Majelis Pertimbangan Agung (MPA)

    h. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak

    pertanggungjawaban Sekretaris Jenderal (Sekjen)periode sebelumnya

    i. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak

    pertanggungjawaban Majelis Pertimbangan Agung

    j. Mendengarkan laporan kegiatan Badan Kelengkapan (BK)

    k. Mengesahkan anggota muda yang sudah memenuhi syarat menjadi anggota utama

    l. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah Nasional

    m. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota ISMKI

    n. Menetapkan tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional berikutnya

    o. Menetapkan dan mengesahkan KPU

    (5) Quorum

  • a. Musyawarah Nasional dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh

    setengah ditambah satu dari jumlah anggota utama

    (6) Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan sekurang-kurangnya

    setengah ditambah satu anggota dengan pertimbangan dari Majelis Pertimbangan Agung

    Pasal 9

    Musyawarah Wilayah

    (1) Musyawarah wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi tingkat wilayah

    (2) Tata tertib musyawarah wilayah ditetapkan dalam sidang Musyawarah Wilayah

    (3) Tugas dan wewenang :

    a. Memilih dan menetapkan Sekretaris Wilayah

    b. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak

    pertanggungjawaban Sekretaris Wilayah

    c. Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Musyawarah Wilayah berikutnya

    d. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi

    e. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah Wilayah.

    f. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota wilayah

    (4) Quorum

    a. Musyawarah Wilayah dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya

    setengah ditambah satu jumlah anggota wilayah

    b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan sekurang-

    kurangnya setengah ditambah satu anggota wilayah dengan pertimbangan Majelis

    Pertimbangan Agung

    (5) Pertemuan Musyawarah Wilayah

    a. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam setahun

    b. Dalam keadaan tertentu dapat diadakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa

    Pasal 10

    Majelis Pertimbangan Agung

    (1) MPA adalah majelis pengawas dan konsultasi ISMKI di tingkat pengurus harian wilayah

    dan nasional serta Badan Kelengkapan ISMKI

    (2) Terdiri dari satu orang perwakilan masing-masing wilayah dengan salah satu orang

    sebagai koordinator

    (3) Majelis Pertimbangan Agung dilantik pada Musyawarah Nasional

  • (4) Majelis Pertimbangan Agung bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional

    (5) Hak dan wewenang Majelis Pertimbangan Agung

    a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja pengurus harian dalam melaksanakan

    Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, rekomendasi Musyawarah Nasional, dan

    aturan di bawahnya dan memberi penilaian konstitusi di tingkat pengurus harian

    b. Memberikan masukan dan saran kepada pengurus inti Pengurus Harian Nasional

    ISMKI dalam melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, rekomendasi

    Musyawarah Nasional, dan ketetapan-ketetapan organisasi baik diminta maupun tidak

    c. Mengevaluasi dan memberikan teguran tertulis kepada Sekretaris Jenderal apabila

    tidak melaksanakan atau terjadi penyimpangan ketetapan Musyawarah Nasional dan

    Musyawarah Kerja Nasional

    d. Menyampaikan hasil pengawasan kepada rapat pengurus harian dengan suara kolektif

    e. Mengusulkan untuk mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa minimal satu

    bulan setelah mengeluarkan tiga kali peringatan kepada Sekretaris Jenderal atas

    kesalahan yang sama. Jangka waktu antara peringatan pertama dan kedua adalah tiga

    bulan dan peringatan kedua dan ketiga adalah dua bulan

    (6) Struktur, tata cara, dan persidangan MPA

    a. Struktur MPA terdiri dari satu orang koordinator dan komisi-komisi

    b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPA

    c. Komisi-komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang pengurus harian

    d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPA difasilitasi oleh pengurus harian

    ISMKI

    (7) Majelis Pertimbangan Agung pernah terlibat aktif dalam kepengurusan ISMKI minimal 1

    periode

    Pasal 11

    Pengurus Harian Nasional

    (1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang dipimpin oleh

    Sekretaris Jenderal

    (2) Pengurus Harian Nasional terdiri dari Sekretaris Jenderal, Sekretaris Jenderal terpilih,

    Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Sekretaris Bidang, sekretaris wilayah dan

    tambahan jika diperlukan

  • (3) Sekretaris Jenderal

    a. Sekretaris Jenderal adalah pengurus harian tertinggi tingkat nasional yang dilantik

    oleh Musyawarah Nasional

    b. Sekretaris Jenderal bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional

    c. Sekretaris Jenderal wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Nasional paling lambat 2

    bulan setelah dilantik dalam Musyawarah Nasional

    d. Sekretaris Jenderal berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan kebutuhan

    yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, dan

    Garis-Garis Besar Haluan Organisasi

    e. Sekretaris Jenderal berkewajiban melaksanakan rekomendasi Musyawarah Nasional

    f. Sekretaris Jenderal bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil ketetapan

    Musyawarah Kerja Nasional

    g. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil kerjanya setiap enam bulan sekali kepada

    Majelis Pertimbangan Agung

    h. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah Kerja

    Nasional pada Musyawarah Nasional di akhir masa jabatannya

    (4) Sekretaris Jenderal Terpilih

    a. Sekretaris Jenderal Terpilih adalah Pengurus Harian Nasional yang dipilih dan

    ditetapkan pada Musyawarah Nasional

    b. Sekretaris Jenderal Terpilih membantu kerja Sekretaris Jenderalsecara fungsional

    c. Sekretaris Jenderal Terpilih adalah kader Sekretaris Jenderal periode selanjutnya

    d. Sekretaris Jenderal Terpilih bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal

    (5) Wakil Sekretaris Jenderal

    a. Bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam mengkoordinasikan ketetapan

    Musyawarah Kerja Nasional

    b. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal jika diperlukan

    c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal

    (6) Bendahara Umum

    a. Bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam mengelola keuangan ISMKI

    b. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal

    c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal

    (7) Sekretaris Bidang

    a. Membantu Sekretaris Jenderal dalam hal rencana dan kegiatan operasional di

    bidangnya

  • b. Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Jenderal dan Sekretaris Bidang

    Wilayah

    c. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal

    (8) Pertemuan pengurus harian nasional ditentukan oleh Sekretaris Jenderal sesuai dengan

    kebutuhan

    (9) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Jenderal

    a. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan sementara, maka tugas dan wewenang

    dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Jenderal yang berkoordinasi dengan Sekretaris

    Jenderal Terpilih sampai dengan Sekretaris Jenderal yang bersangkutan dapat

    kembali bertugas

    b. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka akan diadakan Musyawarah

    Nasional Luar Biasa untuk pelimpahan struktur secara fungsional

    Pasal 12

    Pengurus Harian Wilayah

    (1) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang dipimpin oleh

    Sekretaris Wilayah

    (2) Pengurus Harian Wilayah terdiri dari Sekretaris Wilayah, Wakil Sekretaris Wilayah,

    Bendahara Wilayah, dan Sekretaris Bidang Wilayah

    (3) Struktur dan fungsi Pengurus Harian Wilayah merupakan perwujudan dari struktur dan

    fungsi Pengurus Harian Nasional

    (4) Sekretaris Wilayah

    a. Sekretaris Wilayah adalah pengurus harian tertinggi tingkat wilayah yang ditetapkan

    oleh Musyawarah Wilayah

    b. Sekretaris Wilayah bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah

    c. Sekretaris Wilayah wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Wilayah maksimal tiga

    bulan setelah ia terpilih dalam Musyawarah Wilayah

    d. Sekretaris Wilayah berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan kebutuhan

    yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, dan

    Garis-Garis Besar Haluan Organisasi

    e. Sekretaris Wilayah bertanggung jawab untuk melaksanakan rekomendasi

    Musyawarah Wilayah

    f. Sekretaris Wilayah bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil ketetapan

    Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional

  • g. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan perkembangan wilayah setiap enam bulan

    sekali kepada Sekretaris Jenderal

    h. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah Kerja

    Wilayah pada Musyawarah Wilayah di akhir masa jabatannya

    (5) Wakil Sekretaris Wilayah

    a. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengkoordinasikan ketetapan

    Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional

    b. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah

    c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah

    (6) Bendahara Wilayah

    a. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengelola keuangan ISMKI Wilayah

    b. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah

    c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah

    (7) Sekretaris Bidang Wilayah

    a. Membantu Sekretaris Wilayah dalam hal rencana dan kegiatan operasional di

    bidangnya

    b. Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Wilayah, Sekretaris Bidang, dan

    anggota

    c. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Wilayah

    (8) Pertemuan pengurus harian wilayah dengan Pengurus Harian Nasional ditentukan oleh

    Sekretaris Jenderal sesuai dengan kebutuhan

    (9) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah

    a. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan sementara, maka tugas dan wewenang

    dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Wilayah sampai dengan Sekretaris Wilayah

    yang bersangkutan dapat kembali bertugas

    b. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan tetap, maka diadakan Musyawarah Wilayah

    Luar Biasa untuk memilih Sekretaris Wilayah pengganti yang akan menjalankan tugas

    dan wewenang Sekretaris Wilayah tersebut sampai masa jabatannya berakhir

    Pasal 13

    Badan Kelengkapan

    (1) Badan kelengkapan adalah badan yang dibentuk berlandaskan Anggaran Dasar/Anggaran

    Rumah Tangga ISMKI yang berhak mengelola rumah tangganya sendiri

    (2) Syarat-syarat pembentukan

  • a. Memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga

    b. Mempunyai spesifik program kerja yang berkesinambungan dan mendukung Usaha

    ISMKI

    c. Mampu mendanai program kerjanya secara mandiri

    d. Mempunyai jaringan kerja di seperlima anggota ISMKI

    (3) Disetujui dan disahkan oleh Surat Keputusan Sekretaris Jenderal ISMKI

    (4) Badan kelengkapan bertanggungjawab pada anggotanya masing-masing dan melaporkan

    hasil kerjanya pada saat Musyawarah Nasional

    (5) Setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran anggota ISMKI berhak menjadi anggota sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing Badan kelengkapan tersebut

    (6) Kegiatan Badan kelengkapan harus dapat dirasakan manfaatnya bagi anggota ISMKI

    BAB IV

    PERBENDAHARAAN

    Pasal 14

    (1) Perbendaharaan ISMKI meliputi uang tunai, surat-surat berharga, dan barang-barang

    yang dimiliki secara sah.

    (2) Segala sesuatu yang menyangkut keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran,

    harus dibukukan sebagai tanda bukti yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan.

    (3) Setiap permohonan pengeluaran untuk kegiatan harus sepengetahuan Sekretaris

    Jenderal untuk tugas nasional dan Sekretaris Wilayah untuk tugas Wilayah

    (4) Sistem pembagian keuangan dilaksanakan antara Pengurus Harian Nasional, Majelis

    Pertimbangan Agung, dan Pengurus Harian Wilayah yang ditentukan dalam sidang pleno

    Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah

    BAB V

    LAMBANG DAN ATRIBUT

    Pasal 15

    Lambang dan atribut ISMKI sebagaimana ditetapkan dalam Musyawarah Nasional VIII

    tanggal 14 sampai dengan 20 September 1997 di Medan

  • BAB VI

    PERUBAHAN ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA

    Pasal 16

    (1) Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI hanya dapat dilakukan

    oleh Musyawarah Nasional

    (2) Rencana perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI disampaikan

    kepada anggota Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa

    (3) Keputusan perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI sekurang-

    kurangnya harus disetujui oleh duapertiga anggota yang hadir di Musyawarah Nasional

    Pasal 17

    Setiap anggota ISMKI dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah

    Tangga setelah ditetapkan

    Pasal 18

    Setiap anggota ISMKI harus mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ini dan

    apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi organisasi sebagaimana yang diatur dalam

    ketentuan sebagai anggota

    BAB VII

    PENUTUP

    Pasal 19

    Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam peraturan lain