acara ii

26
ACARA II PENETAPAN KADAR KOLESTEROL A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum Menentukan kadar kolesterol total dalam serum. 2. Hari, Tanggal Praktikum Kamis, 2 April 2015 3. Tempat Praktikum Lantai III, Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI Steroid adalah lipid terpenoid yang dicirikan dengan empat ring karbon yang menyatu satu sama lain (“four fused ring”) yang setiap ringnya tersusun dengan pola 6-6-6-5. Pola ring tersebut sering disimbolkan dengan huruf A,B,C,D. nomenklatur atau pemberian nomer pada karbon-karbonnya dilakukan sebagai berikut:

Upload: lili-nurmalasari

Post on 26-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan kolesterol

TRANSCRIPT

ACARA IIPENETAPAN KADAR KOLESTEROL

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan PraktikumMenentukan kadar kolesterol total dalam serum.2. Hari, Tanggal PraktikumKamis, 2 April 20153. Tempat PraktikumLantai III, Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORISteroid adalah lipid terpenoid yang dicirikan dengan empat ring karbon yang menyatu satu sama lain (four fused ring) yang setiap ringnya tersusun dengan pola 6-6-6-5. Pola ring tersebut sering disimbolkan dengan huruf A,B,C,D. nomenklatur atau pemberian nomer pada karbon-karbonnya dilakukan sebagai berikut:

Steroid kaya akan gugus fungsi yang terikat pada ring-ring tersebut. Ratusan steroid yang mempunyai peranan penting diketemukan pada tuumbuhan,hewan manusia, dan jamur. Semua steroid dibuat didalam sel dari sterol lanosterol(pada hewan,manusia,dan jamur) atau sikloartenol(tumbuhan). Kedua sterol tersebut diturunkan dari terpenoid dan skualen(sudarma,2014:69).Kolesterol merupakan makanan utama manusia dan juga dibiosintesis dalam tubuh. Senyawa ini merupakan prekursor yang penting dari hormon steroid dan asam empedu, suatu zat pengemulsi lemak yang dikeluarkan kedalam usus halus. Kadar kolesterol dalam aliran darah dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk diet dan metabolisme makanan dalam tubuh. Kolesterol sebenarnya bukan merupakan komponen yang kecil dalam darah. Kadar kolesterol pada orang yang berumur 55 tahun rata-rata sekitar 2 gram per liter darah (Fessenden,2010:670).kelompok kontrol berhubungan dengan diet tinggi kolestrol dan asam lemak jenuh. Diet tinggi kolestrol dapat meningkatkan kadar kolestrol darah melalui mekanisme yang menyebabkan tekanan sintesis reseptor LDL. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan pemberian ekstrak tannin seledri (Apium graviolens L) pada tikus putih hiperkolestrolemi secara oral selama 14 hari menurunkan kadar kolesterol total dan LDL.Akan tetapi ekstrak tanin seledri tidak berpengaruh siginifikan terhadap kadar trigliserida dan HDL. Dosis yang paling efektif untuk menurunkan kadar kolesterol total dan LDL adalah dosis 75 mg/kgBB/hari (Umarudin,dkk 2012).Kolesterol tubuh dapat berasal dari dua sumber, yaitu berasal dari makanan (kolesterol eksogen), dan kolesterol yang diproduksi sendiri oleh tubuh (kolesterol endogen). Jika jumlah kolesterol yang berasal dari makanan sedikit, untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan organ lain maka sintesis kolesterol dalam hati dan usus akan meningkat. Sebaliknya, jika jumlah kolesterol dalam makanan meningkat maka sintesis kolesterol dalam hati dan usus akan menurun. Cara yang dapat dipakai untuk menurunkan kadar kolesterol daging dan telur adalah dengan menurunkan kolesterol darah( Rahmat,2011).Kolesterol adalah lemak darah yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah moderat. Tingkat tinggi kolesterol dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti penyakit arteri koroner sebagai, arthrosclerosis dan serangan jantung. Ada beberapa makanan yang telah terbukti mengurangi kadar kolesterol. Yang paling banyak dipelajari menurunkan kolesterol makanan yang, makanan yang mengandung sterol, stanol, serat larut dan asam lemak omega-3. Selama dekade terakhir, pengayaan produk makanan dengan bahan-bahan fungsional adalah tujuan utama dari pengembang produk pangan. Pasar kategori ini produk memiliki peningkatan tingkat besar. Sebagai contoh, pasar produk susu fungsional memiliki nilai sekitar 50 miliar dolar pada tahun 2005 dan memiliki meningkat 8% tingkat sampai 2010. Menurunkan kolesterol makanan dalam kombinasi dengan gaya hidup sehat adalah cara yang paling efektif untuk menurunkan kadar kolesterol secara alami(Izadi,2012).Kolesterol murni, tristearin (trigliserida), dan bentuk-bentuk ester tiga kolesterol (palmitat, oleat, linoleat dan) yang dibeli dari Sigma-Aldrich dan digunakan tanpa purifi lanjut kation. Tristearin dan ester kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan dibiarkan mengkristal pada coverslips kaca untuk CARS pemeriksaan spektroskopi. Kristal monohydrate kolesterol ditanam oleh rekristalisasi kolesterol dalam air. Bovine serum albumin (BSA) diperoleh dari Sigma-Aldrich. Sebuah larutan jenuh dari BSA ditempatkan berdekatan dengan kristal senyawa lipofilik pada coverslip untuk memberikan spektrum referensi protein generik dalam sama medan pandang(Lim,2012).C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM1. Alat-alat Praktikuma. Centrifugeb. Kuvetc. Penangas aird. Pipet tetese. Rak tabung reaksif. Spektrofotometer UV-Visg. Tabung reaksih. Pipet volume 1mli. Pipet volume 2mlj. Labu takar 10 mlk. Rubber bulbl. Penjepit kayum. Gelas kimia 100 mln. Erlenmeyer 100ml

2. Bahan-bahan Praktikuma. Alkohol absolutb. Aquades (H2O(l))c. CH3COOH glasiald. Color reagente. H2SO4 pekatf. Petroleum benzeng. Serum standar 0,05 mg/mlh. Sampel serumD. PROSEDUR KERJA1. Uji sampel 1 buah tabung reaksi bertutup Dimasukkan 2,5 mL alkohol + 0.1 mL serum kolesterol + 5 mL petroleum benzena (tabung ditutup rapat) Dicampur dalam sentrifius selama 30 detik Hasil + 3 mL aquadest (dikocok 10-15 menit) dengan sentrifugasi Didiamkan Terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas lapisan bawah Dimasukkan dalam tabung reaksi lain Diuapkan dalam penangas air (80C) sampai cairan tinggal sedikit Didinginkan (dibiarkan mengering)

Tabung reaksi blankoHasil + 4 ml asam asetat glasial+4 ml colour reagent dalam penangas air 5 menit BlangkoDidinginkan pada suhu kamarSampel

+ 3 ml H2SO4 pekat

2 lapisan

Dikocok 1-2 menit dalam sentrifiusDidiamkan dalam ruang gelap (30 menit)Diencerkan 10 kali(1 ml dalam 10 ml dalam petroleum benzenaDiukur A pada = 560 nm Hasil

2. Kurva kalibrasi

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Masing-masing tabung di + 0.5 ; 1.0 ; 2.0 (mL) kolesterol standar 0.05 mg/mL petroleum benzen Diuapkan sampai kering dalam penangas air (80C) Sisanya yang tertinggal diuapkan pada suhu kamar

Hasil +4 ml colour reagent Didinginkan pada suhu kamar + 3 ml asam sulfat pekat2 lapisan Dikocok 1-2 ml dalam sentrifius Didiamkan dalam ruang gelap (30 menit) Diencerkan 10 kali(1 ml dalam 10 ml dalam petroleum benzena Diukur A pada = 560 nm Hasil

E. HASIL PENGAMATAN1. Uji SampelPerlakuanHasil Pengamatan

0,1 ml serum + 2,5 ml alkohol absolut, kemudian kocokTerdapat endapan putih di dasar tabung

Ditambah 5 ml pertoleum benzen, ditutup tabung rapat-rapat.Larutan berwarna bening, terdapat sedikit endapan

Tambahkan 3 ml aquades kocok lagi selama 10-15 detik, kemudian didiamkan diambil lapisan atas.Lapisan atas : berwarna beningLapisan bawah : ada endapan (keruh)

Lapisan bening diuapkan dalam penangas air (80oC). biarkan mengering

+ 4,0 ml Colour reagent, Dipanaskan, lalu didinginkan pada suhu kamarLarutan berwarna kuning bening

Tambahkan 3 ml H2SO4 pekat

Terbentuk 2 lapisanLapisan atas : coklat beningLapisan bawah : merah jambu

Blanko: asam asetat glacial + 3 ml H2SO4 pekat,Larutan berwarna bening

Diamkan tabung sampel dan blanko dalam ruang gelap selama 30 menit.

Larutan sampel diencerkan 10 kali dalam petroleum benzenaLapisan atas : beningLapisan bawah : putih keruh

Diukur A pada larutan sampel dan larutan blanko dengan spektrofotometer UV-Vis pada = 560 nmSampel : 0,53 (lapisan bawah) 0,05 (lapisan atas)Blanko : 0,07

2. Kurva KalibrasiLangkah kerjaHasil Pengamatan

1. Tabung I: 0,5 ml Di panaskan + colour reagent Panaskan + asam sulfat

DikocokWarna awal bening dipanaskan : beninglarutan berwarna kuning beningkuning bening terbentuk 2 lapisan, atas : berwarna kuning, bawah : berwarna bening.Terasa panas

2. Tabung II: 1 ml Di panaskan + colour reagen Panaskan + asam sulfat

Dikocok Warna awal bening dipanaskan : beninglarutan berwarna kuning beningkuning bening terbentuk 2 lapisan, atas : berwarna kuning, bawah : berwarna bening.Terasa panas

3. Tabung III: 2 ml Di panaskan +colour reagen Panaskan + asam sulfat

Dikocok Warna awal bening dipanaskan : beninglarutan berwarna kuning beningkuning bening terbentuk 2 lapisan, atas : berwarna kuning, bawah : berwarna bening.Terasa panas

Ketiga tabung didiamkan dalam ruang gelap selama 30 menit.

Diencerkan 10 kali ( 1 ml dalam 10 ml dengan petroleum benzeneSetelah didiamkan selama 30 menit diruang gelap, Tabung I : kuning beningTabung II : kuning keruhTabung III : putih keruh

Diukur A dengan spektrofotometer UV-Vis pada = 560 nmSetelah diukur dengan UV-Vis:Tabung I: 0,20Tabung II: 0,22Tabung III: 0,24

F. ANALISIS DATA1. Persamaan Reaksi

H2SO4HOAc

SO3Ac2O

2. Perhitungana. Kolesterol volume 0,5 mLKadar kolesterol standar = 0,05 mg/mLKonsentrasi standar = V x kadar = 0,5 mLx 0,05 mg/mL = 0,025 mgb. Kolesterol volume 1 mLKadar kolesterol standar = 0,05 mg/mLKonsentrasi standar = V x kadar = 1,0 mLx 0,05 mg/mL = 0,05 mgc. Kolesterol volume 2 mLKadar kolesterol standar = 0,05 mg/mLKonsentrasi standar = V x kadar = 2,0 mLx 0,05 mg/mL petroleum benzen = 0,1 mgTabel analog hubungan antara massa kolesterol dengan absorbansinya:KonsentrasiAbsorbansi

0,0250,20

0,050,22

0,10,24

Kurva Kalibrasi

Dari kurva, diperoleh persamaan y = 0.514x + 0Penentuan kadar kolesterol dalam serumy= 0.514x + 00,53= 0.514x x= 1,0311 mg/ml , untuk 10 kali pengenceranJadi kadar kolesterol dalam serum adalah M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 1 ml = 1,0311 mg/ml x 10 ml M1 = 10,311 mg/ml

G. PEMBAHASANPada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk menentukan kadar kolesterol dalam sampel. Dimana kolesterol merupakan lipid yang terdapat pada membrane sel pada jaringan hewan, dan ditransportasikan ke plasma darah pada hewan tersebut. Sebagian besar kolesterol didalam tubuh kita disintesa oleh tubuh dan diambil juga dari sumber makanan. Kolesterol memainkan peranan penting dalam proses biokimia misalnya sebagai komponen membrane sel memproduksi hormon seks, membentuk asam empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak dan sintesa sebagai hormone steroid. Kolesterol sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Bila kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding pembuluh darah, dan ini dapat mengakibatkan resiko tinggi terhadap penyakit jantung.Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang disebut kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel sebagian disusun dari zat yang berstruktur dasar inti sterol ini . Kolesterol sangat sukar larut kolesterol memiliki gugus fungsi OH yang menunjukkan dia polar akan tetapi karena banyak atom C /ring yang cukup panjang yang teradapat pada struktur kolesterol menunjukkan kolesterol bersifat non polar. Gambar struktur kolesterol

Adapun larutan sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah serum darah Dimana serum merupakan bagian dari cairan tubuh yang bercampur dengan darah. Seringkali serum diartikan sebagai cairan tanda sel darah dan faktor koagulasi atau fibrinogen. Serum juga merupakan sebuah plasma darah tanpa adanya fibrinogen (Wilbraham, 1992). Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan serum sebagai sampel karena serum merupakan suatu plasma darah yang menjadi tempat sirkulasi kolesterol. Jadi, secara otomatis kolesterol pasti terkandung di dalam serum. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah reaksi Lieberman-Burchard. Dimana metode liberman-Burchard adalah metode untuk mendeteksi adanya kolesterol dimana metode ini menghasilkan warna hijau tua. Pembentukan warna hijau atau hijau kebiruan setelah beberapa menit menandakan hasil yang positif . perubahan warna disebabkan karena adanya gugus hidroksi (-OH) pada kolesterol yang bereaksi dengan reagen dan meningkatkan konjugasi dari ring yang jenuh. Dalam reaksi ini asetat anhidrida yang ada didalam reagen Liberman bereaksi dengan kolesterol yang memberikan warna hijau, dan absorbansi dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada 640 nm. Prinsip reaksi dalam mekanisme reaksi uji kolesterol ini adalah kondensasi atau pelepasan h2o dan penggabungan dengan karbokation. selain itu juga kelebihan reaksi Lieberman-Burchard adalah reaksinya berjalan cepat, reagen bersifat stabil, relatif mudah, sensitivitas cukup tinggi dan tidak terganggu oleh hormon steroid (Ardianto dkk., 2010).Reaksi Lieberman-Burchard dengan kolesterol

Pada praktikum ini terdiri dari dua percobaan, yaitu uji (persiapan ) sampel dan pembuatan kurva kalibrasi. Pada percobaan pertama , sampel serum ditambahkan dengan alkohol absolut yang berfungsi untuk melarutkan senyawa polar yaitu gugus OH pada kolesterol yang terdapat pada didalam larutan serum. Berdasarkan hasil pengamatan, setelah dikocok terbentuk larutan putih keruh dan ada endapan berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa komponen dalam serum yang bersifat polar akan larut dalam alkohol dan juga dapat terpisah dengan serum yang ditunjukkan oleh terbentuknya endapan putih.Proses selanjutnya adalah penambahan pertoleum benzen ke dalam larutan tersebut. Petroleum benzen merupakan pelarut nonpolar, terdiri dari campuran dari n-heksan, heptana dan propana (Fessenden, 1986). Berdasarkan hasil pengamatan, larutan berwarna bening dan terdapat sedikit endapan. Secara fisik, larutan bening tersebut dapat menunjukkan bahwa senyawa yang terlarut dalam pertoleum benzen ini merupakan kolesterol. Kolesterol yang memiliki ring yang cukup panjang menyebabkan sifatnya menjadi nonpolar, meskipun kolesterol juga memiliki gugus fungsi yang bersifat polar yakni gugus OH. Namun, karena pengaruh dari ring sangat kuat maka sifat kolesterol ini cenderung nonpolar sehingga membutuhkan pelarut yang juga bersifat nonpolar.Pada proses selanjutnya dilakukan penambahan aquades ke dalam larutan sampel tersebut yang bertujuan untuk memisahkan lapisan larutan kolesterol dengan komponen lain karena kolesterol cendrung bersifat semipolar yang disebabkan oleh pengaruh dari gugus fungsi OH dan ring dengan jumlah yang banyak dari kolesterol tersebut sehingga terbentuk dua fase, kemudian larutan tersebut dikocok. Pengocokan dilakukan dengan alat sentrifugasi, ini bertujuan untuk mendistribusikan sampel secara merata didalam larutan tersebut sehingga kolesterol tercampur dengan pelarut petroleum benzene dan alcohol absolute sehingga 2 fase tersebut dapat berfisah sempurna. Fase yang digunakan adalah fase atas (berwarna bening ) kemudian dilakukan penguapan pada suhu 80C, dengan tujuan meningkatkan konsentrasi dari kolesterol yang ada, serta untuk mengurangi atau menguapkan senyawa selain kolesterol yang bersifat polar, sehingga yang tersisa hanya kolesterol yang akan diuji warnanya. Proses selanjutnya asalah dilakukan penambahan colour reagen (1.0 mg FeCl3.6H2O/mL asam asetat glacial) dengan tujuan memberi warna pada larutan tersebut sehingga dapat dengan mudah dideteksi oleh UV-Vis, karena pada dasarnya kolesterol yang diuji tidak berwarna, sehingga tidak dapat terdeteksi oleh spektrofotometer UV-Vis yang pada dasarnya mengidentifikasi/ menentukan absorbansi untuk senyawa berwarna. Untuk mengoptimalkan terbentuknya kompleks warna atau pengikatan kolesterol oleh colour reagent, maka dilakukan penambahan H2SO4 (Ardianto dkk., 2010). Berdasarkan hasil pengamatan, Terbentuk 2 lapisan ,lapisan atas berwarna coklat bening sedangkan lapisan bawah berwarna merah jambu. Warna terjadi karena adanya kesetimbangan pada kompleks warna tersebut.Pada percobaan pertama ini juga diperlakukan pada larutan blanko. Namun, perbedaanya adalah larutan blanko tidak berisi analit (sampel yang akan dianalisis) dan hanya terdiri dari asam asetat glacial dan H2SO4. Larutan blanko biasanya digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai larutan pembanding dalam analisis fotometri (Khopkar, 2007). Percobaan kedua yaitu pembuatan kurva kalibrasi dari larutan kolesterol standar.Suatu kurva kalibrasi akan menghasilkan nilai slope yang digunakan untuk menentukan kadar atau konsentrasi kolesterol dalam sampel. Sebelumnya, larutan kolesterol standar dibuat terlebih dahulu dengan variasi volume 0,5 mL, 1 mL, dan 2 mL. Pada tahapan ini dilakukan prosedur yang sama dengan perlakuan terhadap sampel. Berdasarkan hasil pengamatan larutan standar ini berwana bening. Penambahan bahan-bahan seperti colour reagent dan lain-lain pada percobaan ke dua ini memiliki fungsi dan tujuan yang sama pada uji sampel di atas. Dari larutan standar yang dibuat ini, maka dilakukan suatu pengukuran dengan UV-Vis bersama dengan sampel koleterol yang telah dibuat, dimana untuk larutan standar ini akan diperoleh suatu kurva standar yang nantinya dari nilai slope kurva standar ini digunakan untuk menentukan kadar atau konsentrasi kolesterol dalam sampel, berdasarkan hubungan konsentrasi dan absorbansi pada persamaan Lambert-Beer. Sebelum diukur dengan UV-Vis, baik sampel maupun standar dikocok dan kemudian didiamkan di ruangan gelap, dengan tujuan agar serapan absorbans tidak terganggu, karena proses pembentukan kompleks berwarna dari senyawa ini, memiliki sifat florosense atau menyerap cahaya, sementara pada spektrofotometer UV menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu. Sehingga agar tidak mengganggu penyerapan cahaya tersebut maka sampel dan standar harus dijauhkan dari sumber sinar seperti sinar matahari setelah didiamkan dilakukan pengenceran 10 kali pada larutan standar hal ini bertujuan untuk memperkecil konsentrasi dari larutan standar sehingga pengukuran absorbansi spektrofotometer UV tidak terlalu besar. Penetuan kadar kolesterol total dapat ditentukan dengan pengukuran absorban pada = 560nm, karena ada panjang gelombang tersebut diperoleh absorban yang stabil. Kurva kalibrasi dibuat dengan mengulurkan grafik antara konsentrasi kolesterol (mg) dengan absorban masing-masing sehingga diperoleh persamaan y = 0,154x. dimana nilai y merupakan nilai absorban sampel (kolesterol) dan x merupakan kadar total kolesterol dalam 100 mL darah. Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi, diperoleh nilai absorbansi serum pada Sampel adalah 0,53 sedangkan untuk blanko : 0,07. nilai absorbansi pada sampel serum berhubungan dengan kadar total kolesterol pada serum tersebut. Berdasarkan perhitungan dari persamaan garis y =0,154x, diperoleh kadar kolesterol pada serum lapisan atas sebesar 10,311 mg/mlKadar total kolesterol dalam serum tersebut tergolong rendah karena karena kadarnya lebih kecil dari kadar kolesterol standar yang ada dalam tubuh. Dimana kadar koleterol dalam darah manusia berkisar antara 150-200 mg/dL (per 100 mL).Kadar kolesterol total merupakan jumlahkadar HDL, LDL dan trigliserida (kolesterol ester + kolesterol bebas) di dalam darah.Dari hasil perhitungan tersebut , kadar kolesterol dalam serum darah ini juga tidak sesuai dengan kadar serum yang digunakan sebagai sampel. Padahal serum merupakan suatu plasma darah yang menjadi tempat sirkulasi kolesterol.Kesalahan yang terjadi dalam praktikum ini dapat terjadi karena kuranganya ketelitian dan kecermatan praktikan dalam melakukan tahapan-tahapan penentuan kadar ini. Selain itu, disebabkan oleh reaksi Liebermann-Burchard itu sendiri yang merupakan suatu reaksi eksoterm (membutuhkan panas dari lingkungan) sehingga kenaikan suhunya tidak teratur dan menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengukuran. Disamping itu pula, reaksi ini cukup rumit dan memerlukan kondisi reaksi khusus yang spesifik (Martoharsono, 1990).Sedangkan berdasarkan analisis data pada percobaan kedua didapatkan nilai absorbans kolesterol standar 0,2 dengan kadar 0,025 mg untuk volume 0,5 mL, larutan standar diperoleh massa sebesar 0,05 mg kemudian absorbansinya sebesar 0,22 untuk volume 1 mL, larutan standar diperoleh massa sebesar 0,1 mg absorbansinya sebesar 0,24 untuk volume 2 mL. Nilai absorbans dari masing-masing larutan meningkat, karena semakin banyak volume larutan standar maka semakin tinggi pula kandungan kolesterolnya dan begitu pula sebaliknya.

H. KESIMPULANBerdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa nilai kadar kolesterol didalam sampel serum diperoleh 10,311 mg/ml dan absorbansi sebesar 0,53 kemudian absorbansi untuk larutan standar0,02 mg; 0,05 mg dan 0,01 mg secara berurutan yaitu 0,2;0,22;0,24. Dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis untuk mengukur nilai absorbansi.

DAFTAR PUSTAKAArdianto dkk,. 2010. Laporan Resmi Analisis Klinik Penetapan Kadar Kolesterol Total dengan Metode Enzimatik. Golongan I: FKK 2008.Fessenden. 2010. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta : Bina Rupa Aksara.Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.Izadi,Z,dkk.2012. Reducing Blood Cholesterol By A Healthy Diet. Iran: University Qazvin.Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.Lim,Ryan S,dkk. 2011.Identifi Cation Of Cholesterol Crystals In Plaques Of Atherosclerotic Mice Using Hyperspectral CARS Imaging. Irvine :University Of California .Martoharsono, Soeharsono.1990. Biokimia.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.Sudarma, I Made. 2014. Kimia Bahan Alam(Ekstraksi,Isolasi,Dan Transformasi).Mataram: Universitas Mataram Press.Rahmat,Dedi dan Rachmat Wiradimadja.2011. Pendugaan Kadar Kolesterol Daging dan Telur Berdasarkan Kadar Kolesterol Darah pada Puyuh Jepang. Bandung :Universitas Padjadjaran.Umarudin,dkk.2012. Efektivitas Ekstrak Tanin Seledri Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperkolesterolemi.Semarang : Universitas Negri Semarang.Wilbraham.1992. Kimia Organik Dan Hayati.Bandung : ITB

LAPORAN BIOKIMIA 2PENETAPAN KADAR KOLESTROL

DI SUSUN OLEHLILI NURMAASARIG1C 012 019

PROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS MATARAM2015