acara 1 fix

23
1 I. EKSTRAKSI BENIH A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Biji merupakan hasil dari pertemuan antara putik dan benang sari (bunga jantan dan bunga betina). Biji ini merupakan bahan tanam yang paling umum digunakan untuk membiakkan tanaman. Pembiakkan tanaman dengan biji ini dilakukan melalui persemaian. Persemaian adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih menjadi bibit atau semai yang siap ditanam di lapangan. Teknologi budidaya tanaman hortikultura dapat dilakukan melalui penanaman benih ke lapangan baik secara langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Terdapat dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering dan basah. Ekstraksi benih kering biasa dilakukan terhadap buah berbentuk polong (seperti Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering ( seperti Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan

Upload: muhammad-aprilian-sudrajat

Post on 17-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan perlindungan tanaman mikrobiologi pertanian agroklimatologi botani

TRANSCRIPT

Page 1: acara 1 fix

1

I. EKSTRAKSI BENIH

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Biji merupakan hasil dari pertemuan antara putik dan benang sari

(bunga jantan dan bunga betina). Biji ini merupakan bahan tanam yang

paling umum digunakan untuk membiakkan tanaman. Pembiakkan

tanaman dengan biji ini dilakukan melalui persemaian. Persemaian adalah

tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih menjadi bibit atau

semai yang siap ditanam di lapangan. Teknologi budidaya tanaman

hortikultura dapat dilakukan melalui penanaman benih ke lapangan baik

secara langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan

terlebih dahulu di tempat persemaian.

Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan

benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Terdapat dua

macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering dan basah. Ekstraksi benih

kering biasa dilakukan terhadap buah berbentuk polong (seperti Acacia sp,

Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah

yang kering ( seperti Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah

dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah

seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica.

Pengeringan benih dimaksudkan untuk menurunkan kadar air

sampai batas keseimbangan dengan udara luar disekitarnya dan siap untuk

dilakukan proses selanjutnya. Benih bersifat higroskopis, sehingga jika

benih diletakan di dalam ruangan dengan kelembaban (RH) rendah, maka

benih akan kehilangan air dan terjadi penurunan kadar air. Namun

sebaliknya jika benih diletakan dalam ruangan yang memiliki RH tinggi,

maka kadar air benih akan bertambah atau meningkat. Selain bersifat

higroskopis, benih juga selalu ingin berada dalam kondisi equilibrium

(keseimbangan) dengan kondisi disekitarnya. Pengeringan benih

merupakan proses perpindahan air dari dalam benih kepermukaan benih,

1

Page 2: acara 1 fix

2

dan kemudian air yang berada dipermukaan benih tersebut akan diuapkan

jika RH ruangan lebih rendah. Proses ini akan terjadi hingga

keseimbangan kadar air benih dengan RH lingkungannya tercapai.

Pengeringan seringkali merupakan faktor yang sangat kritis pada tahap

pengolahan benih terutama kalau musim penghujan.

Mempelajari ekstraksi benih sangat diperlukan dalam dunia

pertanian. Benih merupakan bahan tanam yang penting dan mempengaruhi

hasil dari tanaman yang dibudayakan. Ekstraksi benih penting dilakukan

untuk meningkatkan daya simpan dan daya kecambah suatu benih.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum hotikultura acara ekstraksi benih adalah sebagai

berikut :

a. Mengurangi campuran padat, membantu mengurangi biaya

penyimpanan dan pengangkutan.

b. Mempermudah penanganan benih.

c. Meningkatkan kemampuan penyimpanan dan meningkatkan daya

kecambah biji.

Page 3: acara 1 fix

3

B. Tinjauan Pustaka

Tanaman tomat bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman

ini berasal dari daerah Peru, Ekuador dan sampai ke Indonesia setelah

Belanda datang. Di dalam taksonomi tumbuhan, tomat dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanes

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersicum

Spesies : Lycopersicum esculentum (Solanum lycopersicum)

Tanaman tomat merupakan tanaman semusin (annual) dan termasuk tanaman

herba. Tinggi tanaman ini sekitar 70 cm -200 cm tergantung jenis varietasnya.

Tanaman tomat tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis. Tanaman ini

tidak tahan terhadap air sehingga waktu penanaman dilakukan pada musim

kemarau dengan penyiraman seperlunya. Tanaman tomat umumnya

dikembangbiakkan secara generatif atau menggunakan biji. Biji tomat

berukuran kecil, berbentuk seperti ginjal, ringan berbulu, berwarna coklat

muda. Biji tomat kering, daya kecambahnya dapat bertahan selama 3-4 tahun

bila disimpan di tempat kedap udara dan dingin. Biji tomat akan berkecambah

setelah ditanam sekitar 5-10 hari (Pracaya 1998).

Tomat (Solanum lycopersicum) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat

karena sebagai tanaman sayuran tomat memegang peranan yang penting

dalam pemenuhan gizi masyarakat. Buah tomat banyak mengandung zat-zat

yang berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung di dalamnya

adalah vitamin C, vitamin A, dan mineral. Tomat banyak mengandung

vitamin C yang akan memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat

sembuhnya luka-luka, serta melawan kecenderungan pendarahan yang halus.

Vitamin A yang terkandung dalam buah tomat dapat membantu

Page 4: acara 1 fix

4

penyembuhan penyakit buta malam selain itu tomat juga dapat membangun

sel darah merah (Tugiyono 2005).

Melon (Cucumis mello) bukan merupakan tanaman musiman sehingga

penanamannya dapat dilakukan kapan saja namun akan lebih baik jika

ditanam pada saat musim penghujan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam budidaya tanaman ini supaya menghasilkan buah berkualitas antara

lain pemilihan lokasi lahan, bibit, kondisi tanah, pengelolaan tanaman erta

iklim. Lahan yang dikehendaki untuk pertumbuhan melon antara 200 – 2000

mdpl dengan suhu antara 12-27 oC (Nuryanto 2007)

Menurut Justice (2002) pengujian benih merupakan salah satu bagian

penting sebelum benih disemaikan. Pengujian benih khususnya dalam

pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah

tentang kepositifan fisik komponen-komponen benih. Pengujian benih ini

meliputi persentase berat benih murni (pure seed) yang meliputi semua

varietas dari setiap spesies yang diakui bagaimana yang dinyatakan oleh

pengirim atau yang ditemukan dalam pengujian di laboratorium.

Daya kecamabah merupakan mekar dan berkembangnya bagian –

bagian penting dari suatu embrio benih. Daya berkecambah suatu benih dapat

ditunjukkan dengan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada

lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih

ialah pengujian akan sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih

tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah

ditentukan (Danuarti 2005).

Beberapa aspek berpengaruh terhadap keberhasilan perbanyakan benih

melalui persemaian diantaranya adalah keseimbangan faktor internal dan

eksternal serta perlakuan pemberian naungan ataupun tanpa naungan.

Perkecambahan benih melalui persemaian dalam perlakuan pemberian

naungan lebih dapat mengantisipasi intensitas cahaya yang berlebih sehingga

benih dapat berkecambah dengan baik. Persemaian tanpa menggunakan

naungan cahaya yang seharusnya dapat dijadikan energi dalam proses

Page 5: acara 1 fix

5

fotosintesis justru mengakibatkan enzim auksin inaktif sehingga benih tidak

mampu berkecambah dan mati (Gunawan 2006).

Persemaian adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih

(atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit atau semai yang siap ditanam di

lapangan. Tanaman cabai dapat tumbuh baik jika mendapat kebutuhan akan

sinar matahari secara cukup bahkan di tempat yang ternaungi dan kurang sinar

matahari, cabai masih bisa tumbuh. Cabai menyukai tanah basah, tapi lahan

tersebut tidak tergenang (Kalshoven 2001).

Page 6: acara 1 fix

6

C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Hortikultura acara penyambungan ini dilaksanakan pada

hari Jumat, November 2014. Bertempat di Laboratorium Ekologi dan

Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Negeri

Sesbelas Maret Surakarta.

2. Alat

a. Saringan kawat

b. Tissue/kertas koran

c. Petridish

3. Bahan

a. Memotong buah melon yang sehat dan matang dan mengambil bagian

tengah

b. Mengambil biji, memasukkan ke dalam cawan untuk kemudian

rendam/cuci sampai biji bersih, tiriskan kemudian keringkan

c. Biji yang telah kering, kemudian dikecambahkan didalam petridish

d. Hitung daya kecambah dan kecepatan kecambah pada masing-masing

perlakuan. Kemudian bandingkan antara kedua perlakuan tersebut.

e. Hal yang sama juga dilakukan pada biji buah tomat dan pepaya

4. Cara kerja

a. Menyiapkan batang atas dan batang bawah

b. Memotong pucuk batang atas dari pohon induk yang telah terpilih dan

buang daunnya sehingga tersisa sepasang daun.

c. Meruncingkan bagian atas dan bawah batang atas

d. Memotong batang bawah setinggi 25 cm, kemudian dibelah di bagian

atasnya selebar 2-3 cm

e. Masukkan bagian batand atas ke dalam batang bawah kemudian diikat

erat-erat dengan tali plastik arah lilitannya mengarah kebawah

f. Kedua bagian yang telah tersambung kemudian ditutup dengan plastik

pada bagian sambungan atas sampai pada bagian yang diikat

g. Pengamatan dilakukan dengan mengamati munculnya tunas

Page 7: acara 1 fix

7

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Table 1.1 Hasil Pengamatan Ekstraksi Benih

No Komoditas Perlakuan DK KK Keterangan

1 MelonTanpa ekstraksi 70% 10% -

Dengan ekstraksi 90% 80% -

2 TomatTanpa ekstraksi 40% 0% -

Dengan ekstraksi 100% 10% -

3 PepayaTanpa ekstraksi 0% 0% -

Dengan ekstraksi 0% 0% -

Sumber: Hasil pengamatan

Analisis data:

a. Perhitungan DK (Daya Kecambah) dan KK (Kecepatan Kecambah)

Biji melon (Cucumis mello)

1) DK (Kecepatan Kecambah)

a) Tanpa ekstraksi

b) Dengan ekstraksi

2) KK (Kecepatan Kecambah)

a) Tanpa ekstraksi

Page 8: acara 1 fix

8

b) Dengan ekstrasi

b. Perhitungan DK (Daya Kecambah) dan KK (Kecepatan Kecambah)

Biji tomat(Lycopersicum esculentum)

1) DK (Kecepatan Kecambah)

a) Tanpa ekstraksi

b) Dengan ekstraksi

2) KK (Kecepatan Kecambah)

a) Tanpa ekstraksi

Page 9: acara 1 fix

9

b) Dengan ekstrasi

c. Perhitungan DK (Daya Kecambah) dan KK (Kecepatan Kecambah)

Biji pepaya (Carica papaya)

1) DK (Kecepatan Kecambah)

a) Tanpa ekstraksi

b) Dengan ekstraksi

2) KK (Kecepatan Kecambah)

a) Tanpa ekstraksi

b) Dengan ekstrasi

Page 10: acara 1 fix

10

2. Pembahasan

Menurut Ekawati (2004) ekstraksi benih merupakan pemisahan

biji dari daging buah, kulit benih, polong, kulit buah, malai, tongkol

dan sebagainya. Tujuannya agar benih tersebut dapat digunakan untuk

bahan tanam yang memenuhi persyaratan. Ekstraksi diperlukan karena

biasanya benih tidak dipanen secara langsung, biasanya pengunduhan

dilakukan terhadap buahnya.

Ekstraksi benih ini penting dilakukan karena dengan ekstraksi

benih ini dapat mengurangi campuran padat, membantu penanganan

benih, dan meningkatkan daya simpan benih serta daya kecambah dari

suatu biji. Ekstraksi benih dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi benih

basah dan ekstraksi benih kering. Setiap cara ekstraksi tersebut

memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan dari

ekstraksi kering ini karena penggunaan benih kering yang telah

dijemur sehingga mengurangi kadar air pada benih dapat mendukung

viabilitas benih tersebut untuk proses perkecambahan pada penanaman

benih tersebut. Namun kelemahan dari proses ini pada lamanya proses

penjemuran benih hingga benih tersebut memenuhi syarat untuk

ditanam. Kelebihan dari ekstraksi basah ini yaitu penggunaan benih

dapat langsung ditanam tanpa harus menunggu waktu penjemuran

yang lama Kelemahan dari ekstraksi basah karena penggunaan benih

yang masih basah sehingga kadar air yang dikandung benih tersebuh

terlalu tinggi yang justru dapat menghambat proses perkecambahan

pada benih tersebut.

Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan benih

yang berasal dari buah batu tetapi dimodifikasi dengan ekstraksi basah

(wet ekstraction) yang dapat dilakukan secara manual atau dengan

mesin. Zat penghambat perkecambahan (inhibitor) yang menyelimuti

permukaan benih harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum

dikeringkan. dalam bukunya Teknologi Benih menyebutkan bahwa

banyak zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan salah

Page 11: acara 1 fix

11

satunya adalah bahan bahan yang terkandung dalam cairan buah yang

melapisi biji tomat dan melon. Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan dalam ekstraksi basah, antara lain:

a. Fermentasi

Benih yang telah dipisahkan dari daging buahnya,

dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan

sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari.

Adapun wadah yang digunakan untuk fermentasi benih dipilih

wadah yang tidak korosif terhadap asam, misalnya terbuat dari

logam stainless steel, kayu ataupun plastik. Lama fermentasi

tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila

fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka

diperlukan waktu 1-2 hari, sedangkan apabila digunakan

temperatur 150 C-220C, dibutuhkan waktu 3-6 hari, tergantung pada

jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi bubur (pulp)

perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan

mencegah timbulnya cendawan setelah fermentasi selesai, bisanya

benih akan tenggelam ke dasar wadah untuk memudahkan

pemisahan benih dari massa pulp perlu ditambahkan air agar pulp

menjadi encer. Benih yang telah difermentasi kemudian dicuci

dengan air bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang

ditandai dengan permukaan benih yang sudah tidak licin.

Selanjutnya benih tersebut dikering anginkan pada suhu 310 C

hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang

aman bagi penyimpanan.

b. Metode Mekanis (Mechanical Method)

Pada usaha skala besar, pemisahan benih dari daging

buahnya akan kurang efisien jika menggunakan tenaga manual.

Proses pembijian dilakukan dengan menggunakan mesin (seed

extraction) yang dirancang untuk memisahkan dan membersihkan

benih dari pulp yang mengandung inhibitor.

Page 12: acara 1 fix

12

c. Metode Kimiawi (Chemical Method)

Metode fermentasi memerlukan waktu relative lama

terutama bila dilakukan di Negara yang berklim dingin/sedang,

sehingga akan berdampak pada kualitas benih. Kuswanto (2003)

menyatakan bahwa untuk mempersingkat waktu fermentasi dapat

digunakan zat kimia HCL 35% dengan doasis 5 liter HCL 35 %

dicampur dengan 100 liter air, kemudian larutan tersebut

digunakan untuk merendam pulp selama 30 menit. Kapur tohor

sebagai bahan untuk ekstraksi basah menunjukkan bahwa pada

konsentrasi kapur tohor 20 g/l dengan lama perendaman 30 menit

memberikan potensi tumbuh terbaik (96%) untuk benih manggis.

Manggis dan ketimun termasuk kedalam tipe buah berdaging dan

berair sehingga diharapkan kapur tohor juga dapat dipalikasikan

dalam ekstraksi benih ketimun. Keuntungan dari penggunaan kapur

tohor adalah prosesnya berjalan cepat, harganya murah 2000/kg

dapat mencegah terjadinya pembusukan yang dapat mempengaruhi

kualitas benih terutama viabilitasnya dan tidak menyebabkan

perubahan warna.

Berdasarkan hasil praktikum ekstraksi benih pada tanaman

tomat, melon dan pepaya dengan beberapa perlakuan diperoleh hasil

yang berbeda-beda. Tanaman tomat dengan perlakuan benih tanpa

dicuci, diperoleh nilai KK 0% dan nilai DK sebesar 40%, data ini

diartikan bahwa tidak ada benih yang berkecambah di hari ke empat

(kecepatan kecambah) sedangkan pada hari ke tujuh (daya kecambah)

terdapat 4 biji yang berkecambah dari total 10 biji yang

dikecambahkan. Biji melon dengan perlakuan benih tanpa dicuci

diperoleh nilai KK 10% di mana benih yang berkecambah sebanyak 1

biji dan nilai DK sebesar 70%, yaitu terdapat 7 biji yang telah

berkecambah dari sepuluh biji yang dikecambahkan sedangkan pada

biji pepaya dengan perlakuan sama, tidak ditemukan biji yang

berkecambah di hari ke 4 maupun ke 7 sehingga diperoleh nilai KK

Page 13: acara 1 fix

13

dan DK sebesar 0%. Biji tomat dengan perlakuan biji dicuci terlebih

dahulu hingga bersih diperoleh nilai KK sebesar 10%, yaitu terdapat 1

benih yang berkecambah pada hari keempat setelah penanaman dan

nilai DK sebesar 100% dimana semua biji bisa berkecambah. Biji

melon dengan perlakuan benih dicuci terlebih dahulu hingga bersih

diperoleh nilai KK 80% yaitu terdapat 8 biji yang berkecambah dan

nilai DK sebesar 90%, dimana jumlah biji yang berkecambah pada hari

ke 7 sebanyak 9 biji sedangkan pada biji pepaya dengan perlakuan

yang sama diperoleh nilai KK dan DK 0% yang artinya tidak ada

satupun biji yang berkecambah. Berdasarkan hasil ekstraksi benih pada

komoditas tomat, melon dan pepaya dengan perlakuan benih kering

dan benih basah menunjukkan bahwa pertumbuhan benih kedua

komoditas tersebut tinggi pada perlakuan biji dicuci terlebih dahulu

hingga bersih sebelum dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena biji

sudah bersih dan tidak tertutup oleh lendir dari buah sehingga memiliki

kadar air yang lebih sedikit dan ini mempengaruhi produktivitas

tanaman yang ditunjukkan dengan tingkat kecepatan kecambah suatu

jenis benih selain itu mengurangi kadar air benih sampai batas aman

terutama yang berada di daerah bersuhu dan kelembaban tinggi dimana

perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat

menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti.

Benih melon lebih tinggi kecepatan kecambahnya di

bandingkan benih tomat dan pepaya. Hal ini di karenakan kandungan

air dalam benih tomat lebih tinggi sehingga ketika di ekstraksi lendir

yang menyelimuti biji tomat lebih tebal dan sulit di pisahkan akibatnya

benih mengalami dormansi yang akhirnya tidak bisa berkecambah.

Berbeda dengan biji melon yang kandungan airnya lebih sedikit dan

lendir yang menyelimuti biji juga tidak terlalu tebal, sehingga biji bisa

dengan mudah berkecambah karena tidak ada yang menghambat hal

ini ditunjukan dengan kecepatan kecambah melon yang dicuci bersih

mencapai 80%. Data ini mendukung dan menunjukan bahwa metode

Page 14: acara 1 fix

14

ekstraksi benih lebih baik dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu

sebelum di semaikan, karena bisa mengurangi kadar air yang berada

pada biji tomat atau melon, terbukti pada benih tomat dan melon

perlakuan dicuci dan tidak dicuci.

Page 15: acara 1 fix

15

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara Ekstraksi

Benih ini antara lain:

a. Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih

secara fisik dari struktur buah yang menutupinya.

b. Ekstraksi benih dibedakan menjadi ekstraksi benih basah dan ekstraksi

benih kering.

c. Ekstraksi benih dapat mengurangi campuran padat, mempermudah

penyimpanan benih dan meningkatkan daya simpan serta daya

kecambah benih.

d. Ekstraksi benih melon lebih mudah dan daya kecambahnya lebih tinggi

di bandingkan benih tomat.

e. Benih yang di keringkan daya kecambahnya dan kecepatan

kecambahnya lebih tinggi di bandingkan benih yang tidak di keringkan.

f. Nilai KK pada biji melon, tomat dan pepaya yang tidak melalui proses

ekstraksi berturut-turut 10%, 0% dan 0% sedangkan nilai DK sebesar

70%, 40% dan 0%.

g. Nilai KK pada biji melon, tomat dan pepaya yang melalui proses

ekstraksi berturut-turut 80%, 10% dan 0% sedangkan nilai DK sebesar

90%, 100% dan 0%.

2. Saran

Saran yang bisa diberikan untuk kelancaran praktikum selanjutnya,

sebaiknya penyediaan alat dan bahan lebih diperhatikan supaya tidak ada

waktu yang terbuang karena harus menunggu bahan yang akan digunakan.

Page 16: acara 1 fix

16

DAFTAR PUSTAKA

Danuarti 2005. Teknik Budidaya Pertanian. Jurnal Kementrian Negara Kartasapoetra, Ance G. 1986. Teknologi Benih. Radar Jaya Offset. Jakarta.

Gunawan 2006. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol dan 6-Benzil Amino Purin (BAP) terhadap Pertumbuhan Buah Tomat (Solanum lycopersicum). Jurnal Agrosains 5 (2): 47-53.

Justice 2002. The Life of The Green Plant. The Mc. Millan Inc. New York.

Kalshoven 2001. The Pest of Crops in Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve Press.

Kuswanto 2003. Budidaya Hortikultura. Javalitera : Jogjakarta.

Nuryanto Hery 2007. Budidaya Melon. Azka Press. Jakarta.

Pracaya 1998. Bertanam Tomat. Kanisius. Yogyakarta.

Setiadi 2007. Bertanam cabai. Jakarta: Penebar Swadaya.

Supena 2006. Evaluation of Crucial Factors for Implementing Shed-Microspore Culture of Indonesia Hot Pepper (Capsicum annum L.) Cultivars. J. Scientia Horticulture 107: 226-232.

Tugiyono Herry 2005. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Widarto 2006. Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk pada Persemaian Tanaman Cabai (Capsicum annum) terhadap Penyakit Bercak Daun (Cercospora capsici). Jurnal Agrosains 8 (2): 38-41.