acara 1 = agroekosistem (fix)

26
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan sistem yang kompleks yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman, maka harus mengetahui faktor-faktor lingkungan yang dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Diantara faktor abiotik terdiri atas tanah, air, udara, kelembaban udara, angin,cahaya matahari, dan suhu. Sedangkan lingkungan biotik terdiri atas organisme- organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dorminasi /dorman yaitu berhenti melakukan aktifitas hidup. Pengaruh lingkungan pada intensitas cahaya dan suhu yang berada pada lingkungan

Upload: sella-wulandari

Post on 22-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PHPT

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangLingkungan merupakan sistem yang kompleks yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman, maka harus mengetahui faktor-faktor lingkungan yang dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Diantara faktor abiotik terdiri atas tanah, air, udara, kelembaban udara, angin,cahaya matahari, dan suhu. Sedangkan lingkungan biotik terdiri atas organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dorminasi /dorman yaitu berhenti melakukan aktifitas hidup. Pengaruh lingkungan pada intensitas cahaya dan suhu yang berada pada lingkungan dalam rumah kaca dengan tanaman yang berada diluar rumah kaca akan berbeda. Selain dari intensitas cahaya dan suhu lingkungan, pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh angin, kelembaban udara, ketersediaan air, cahaya matahari, hormon, struktur tanah, ph tanah, dan kesuburan dari tanah tesebut.Intensitas cahaya yang di perlukan oleh tanaman agar dapat tumbuh dengan baik adalah intensitas yang optimum. Intensitas yang melebihi optimum dan lebih rendah dari optimum akan menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh dengan optimum. Selain intensitasnya, suhu juga memiliki peran yang cukup penting bagi pertumbuhan tanaman.Ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu Ekosistem alami dan Ekosistem pertanian. Ekosistem alami (EA) merupakan ekosistem yang proses pembentukan dan perkembangannya terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia, sehingga pada ekosistem ini terdapat diversitas (keragaman) organisme yang tinggi dengan populasi rendah. Tingginya diversitas inilah yang menyebabkan susunan trofik menjadi kompleks, sehingga tercipta ekosistem yang stabil. Oleh karena itu, pada ekosistem alami jarang terjadi permasalahan peledakan hama dan penyakit tanaman. Sedangkan ekosistem pertanian/agroekosistem (EP) adalah ekosistem yang proses pembentukan dan perkembangannya ada campur tangan manusia dengan tujuan untukmeningkatkan produksi pertanian dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan manusia.Ekosistem pertanian (agroekosistem) terbentuk karena adanya campur tangan manusia dalam proses pembentukannya, bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan manusia. Berbagai materi dan nersi dimasukkan oleh manusia sebagai masukan (input) ke dalam EP, yang antara lain berupa: pupuk anorganik, pestisida benih unggul, tenaga manusia atau ternak dan bentuk enersi lainnya. Campur tangan manusia biasanya mempunyai kecenderungan merubah keseimbangan alam dan dan menyebabkan ekosistem menjadi tidak stabil jika tidak dikelola dengan baik.Ekosistem pertanian menyediakan produk bagi manusia berupa bahan pangan pakan, bioenergi, bahan farmasi, dan esensial bagi kesejahteraan hidup manusia. Sistem-sistem pertanian ini bertumpu pada jasa-jasa ekosistem yang dihasilkan oleh ekosistem alamiah, termasuk pollination, pengendalian hayati terhadap hama, pemeliharaan struktur dan kesuburan tanah, siklus hara dan jasa-jasa hidrologis. Analisis awal membuktikan bahwa nilai-nilai dari jasa-jasa ekosistem ini bagi pertanian sangat banyak dan seringkali diabaikan.

B. Tujuan1. Mengetahui jenis dan fungsi agroekosistem 2. Mengenal komponen ekosistem pertanian 3. Menentukan keputusan pengelolaan agroekosistem4. Member kesempatan praktikan menjadi ahli di lahannya sendiri

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekosistem tersusun atas semua makhluk hidup, yaitu individu, populasi dan komunitas. Setiap ekosistem mempunyai ciriciri khas yang menyebabkan suatu ekosistem berbeda dengan ekosistem yang lainnya (Supriyono, 2002). Agroekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Agroekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Agroekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme (Yanto, 2008)Agroekosistem berbeda dengan ekosistem alam (nature ecosystem), karena dalam agroekosistem sumber energy tidak hanya terbatas pada sinar matahari, air dan nutrisi tanah, akan tetapi juga berasal dari sumber-sumber lain yang sudah dikonsolidasikan oleh manusia, seperti pupuk, pestisida, teknologi dan lain sebagainya. Hal lain yang membedakan adalah tingkat keanekaragaman hayati pada agroekosistem cenderung rendah, didominasi oleh varietas-varietas yang seragam, serta kontrol dikendalikan oleh faktor eksternal, dalam hal ini manusia, bukan oleh feedback system sebagaimana yang terjadi pada ekosistem alam. Dengan demikian, dalam agroekosistem, manusia adalah faktor yang memegang peranan sangat penting.(Sutanto, S. 2002).Agroekosistem merupakan ekosistem yang dimodifikasi dan dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan akan pangan dan atau sandang. Karakteristik esensial dari suatu agroekosistem terdiri dari empat sifat utama yaitu produktivitas (productivity), kestabilan (stability), keberlanjutan (sustainability) dan kemerataan (equitability). Untuk mencapai tujuannya, kriteria yang digunakan untuk menentukan karakteristik agroekosistem meliputi ekosistem, ekonomi, sosial, dan teknologi yang digunakan dalam budidaya (Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989). Komponen komponen ekosistem antara lain: a. Lingkungan biotik (makhluk hidup)Komponen ini terdiri atas produsen, konsumen, dan pengurai.b. Lingkungan abiotik (makhluk tak hidup)Komponen ini yaitu segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup, misalnya air, tanah, udara, sinar matahari, dan lain lain (Abdurachman, 1984).Penerapan sistem penggunaan lahan dengan memasukkan komponen pepohonan atau agroforestri dapat memberikan beberapa keuntungan terhadap tanah. Menurut Young (1997) dalam Suprayogo (2003), ada empat keuntungan yang diperoleh melalui penerapan agroforestri antara lain adalah: (1) memperbaiki kesuburan tanah, (2) menekan terjadinya erosi (3) mencegah perkembangan hama dan penyakit, (4) menekan populasi gulma (Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989).Dalam analisis agroekosistem (AAES), faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:1. Hama2. Penyakit3. Musuh alami4. Serangga netral5. Cuaca6. Air7. Kondisi lahan atau kebun8. Gulma

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan BahanAlat dan bahan yang dpergunakan yaitu tanaman hortikultura (ubi jalar), ,jaring serangga,kertas plano,kantong plastik, gunting tanaman, alat tulis, dan kamera.

B. Prosedur Kerja1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil sesuai dengan pembagian dalam setiap rombongan.2. Bahan dan alat disiapkan.3. Mahasiswa ditugaskan ke lapangan untuk mengamati komponen agroekosistem, yang meliputi agroekosistem tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura.4. Keadaan umum agroekosistem yang di amati lalu digambar.5. Hasil pengamatan dituliskan pada kertas plano.6. Koleksikan serangga / hewan yang bertindak sebagai hama dan musuh alami, juga tanaman / bagian tanaman yang bergejala sakit.7. Hasil pengamatan dipresentasikan .

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PengamatanHari, tanggal: Selasa, 17 September 2014Waktu pengamatan: 13.00-14.45Lokasi: Arcawinangun Luas : 1600 m2Metode sampling: Random samplingKomponenKeberadaan / Keterangan

A. Biotik Tanaman pokok : Tanaman lain : Tanaman Ubi Jalar Tanaman Pepaya

Hama Ubi Jalar

Musuh Alami

Serangga Netral

Gulma

Boleng : +++ Kutu Putih: ++ Kadal :+ Laba-laba : + Semut : + Belalang : + Kepik : + Lembing : + Kupu-kupu: + Capung : + Lebah : + Bandotan: + Rumput liar : +++

B. Abiotik Tanah Cuaca Air Kelembapan Sedang (Ultisol) Cerah Tadah Hujan Kering

C. Sistem pertanaman Tumpang Sari

D. Kondisi Lahan Keadaan Naungan Cukup Bersih Ada. Banyak

B. PembahasanAgroekosistem berasal dari kata sistem, ekologi dan agro. Sistem adalah suatu kesatuan himpunan komponen-komponen yang saling berkaitan dan pengaruh-mempengaruhi sehingga di antaranya terjadi proses yang serasi. Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. Sedangkan ekosistem adalah sistem yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang terlibat dalam proses bersama (aliran energi dan siklus nutrisi). Pengertian Agro = Pertanian dapat berarti sebagai kegiatan produksi/industri biologis yang dikelola manusia dengan obyek tanaman dan ternak. Pengertian lain dapat meninjau sebagai lingkungan buatan untuk kegiatan budidaya tanaman dan ternak. Pertanian dapat juga dipandang sebagai pemanenan energi matahari secara langsung atau tidak langsung melalui pertumbuhan tanaman dan ternak (Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989).Agroekosistem adalah sistem interaksi antara manusia dan lingkungan biofisik, sumber daya pedesaan dan pertanain guna meningkatkan kelangsungan hidup penduduknya. (Anonymous, 2010). Agroekosistem dapat diartikan pula sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua organisme di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi lingkungan dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu pertanian, industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial manusia yang lainnya. (Anonymous, 2010)Agroekosistem adalah manusia dengan sengaja merubah ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya, dengan menciptakan suatu ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan pertanian. (Anonymous, 2010). Agroekosistem (ekosistem pertanian) ditandai oleh komunitas yang monospesifik dengan kumpulan beberapa gulma. Ekosistem pertanian sangat peka akan kekeringan, frost, hama/penyakit sedangkan pada ekosistem alam dengan komunitas yang kompleks dan banyak spesies mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap gangguan iklim dan makhluk perusak. Dalam agroekosistem, tanaman dipanen dan diambil dari lapangan untuk konsumsi manusia/ternak sehingga tanah pertanian selalu kehilangan garam-garam dan kandungan unsur-unsur antara lain N, P, K, dan lain-lain. Untuk memelihara agar keadaan produktivitas tetap tinggi kita menambah pupuk pada tanah pertanian itu. Secara fungsional agroekosistem dicirikan dengan tingginya lapis transfer energi dan nutrisi terutama di grazing food chain dengan demikian hemeostasis kecil. (Marten, 1998).Konsep dari agroekosistem yaitu :1. Terjadi interaksi antara komponen pertanian 2. Interaksi normal >> terjadi keseimbangan 3. Timbul masalah bila tak seimbang interaksinya (homeostasis) terganggu Faktor biotik dan abiotik Faktor biotik adalah faktor yang mempengaruhi didalam ekosistem tersebut.Contoh produsen :1. Tanaman kacang panjang2. Tanaman buncis3. Tanaman jagung4. Tanaman wijen5. Tanaman cabai6. Tanaman papaya7. Tanaman pisang8. Tanaman kangkung, dll.Faktor abiotik adalah faktor yang tidak hidup atau mati dalam suatu ekosistem tersebut.Contohnya:1. cahaya matahari2. air3. tanah4. Suhu5. Batu6. Udara atau oksigen,dll. Tingkat Organisasi Tingkat Organisasi merupakan suatu ekosistem yang berbeda- beda,didalamnya selalu terdapat empat komponen utama yang selalu terjadi interaksi antar komponen,dan terdapat proses ekologi yang secara umum sama. Beberapa tingkat organisasi :1. Biosfer atau ekosfer adalah tingkat organisasi biologi terbesar,mencakup semua makhluk hidup di bumi dan berinteraksi dengan lingkungan fisik secara keseluruhan.2. Lingkungan adalah sejumlah unsure-unsur dan kekuatan-kekuatan diluar organisme yang mempengaruhi kehidupan organism.3. Populasi adalah sekumpulan individu dari jenis yang sama dan terjadi bersama-sama pada suatu tempat dan waktu.4. Komunitas adalah kumpulan populasi yang menempati suatu daerah tertentu.5. Bioma adalah suatu ekosistem skala besar yang terjadi karena interaksi iklim dan biota setempat, jadi merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari ekosistem.6. Ekosistem merupakan komunitas bersama-sama dengan lingkungan abiotis membentuk suatu system ekologi. Keanekaragaman spesiesKeanekaragaman Spesies adalah jumlah atau macam spesies yang memiliki ciri dan sifat berbeda-beda yang mendiami suatu tempat,atau dalam satu kawasan komunitas tertentu.Keanekaragaman spesies berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada kehidupan.Proses biologi yang melibatkan keseluruhan makhluk yang beraneka ragam dapat menjamin tersedianya oksigen di udara dalam jumlah yang konstan. Keanekaragaman jenis mempunyai sejumlah komponen yang dapat memberi reaksi secara berbeda-beda terhadap faktor geografi,perkembangan atau fisik. Dominasi dan kelimpahan spesiesDominasi dan kelimpahan spesies dapat diartikan sebagai satuan jumlah spesies dimana populasinya terbanyak dalam satu ekosistem dan dapat dinyatakan sebagai penguasa dalam suatu ekosistem tersebut hal ini dikarenakan jumlahnya melimpah,sehingga terjadi ketidakseimbangan antar spesies ituDalam menunjang keberhasilan agroekosistem ,Lingkungan merupakan sistem yang kompleks yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman, maka harus mengetahui faktor-faktor lingkungan yang dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Diantara faktor abiotik terdiri atas tanah, air, udara, kelembaban udara, angin,cahaya matahari, dan suhu. Sedangkan lingkungan biotik terdiri atas organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). (Sutanto, S. 2002).Analisis Agro-Ekosistem (AAES) merupakan salah satu kegiatan terpenting (inti) dalam Sekolah Lapang-Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT).Kegiatan AAES dapat dianggap sebagai teknik pengamatan terhadap hal yang mendasari petani dalam membuat keputusan tentang pengelolaan lahan/kebunnya.Keputusan pengelolaan tersebut misalnya kegiatan sanitasi, pemangkasan, pemupukan, teknik pengendalian (mekanis-fisis, budidaya, penyemprotan insektisida).Kegiatan AAES dapat mengantarkan petani menjadi ahli di lahan/kebunnya sendiri karena petani setiap minggu harus melakukan observasi langsung secara disiplin kecuali pada minggu pertama dan terahir.Kegiatan AAES mengharuskan malakukan pengamatan sejumlah besar faktor sebelum membuat keputusan perlindungan tanaman. Faktor tersebut antara lain: a). hama, b). penyakit, c). musuh alami, d). serangga netral, e). cuaca, f). air, g). kondisi kebun, h). gulma. Berdasarkan analisis yang di lakukan di lahan yang diamati, banyak sekali kekurangan terutama dalam berbagai hal :1. pemangkasan2. sanitasi lahan3. pemupukan4. Pengendalian hama dan penyakitPada lahan yang kami analisis agroekosistemnya di daerah Arcawinangun, tanaman pokok yang ada disana itu yaitu ubi jalar dan pepaya. Kondisi agroekosistem disana yaitu tanahnya sedang dengan jenis tanah ultisol, cuacanya cerah cukup berawan, system irigasi yang ada disana adalah tadah hujan, kondisi lahan yang dianalisis cukup bersih dan juga banyak terdapat naungan pada agroekosistem tersebut. Sistem pertanaman di tempat tersebut yaitu tumpangsari.

V. KESIMPULAN1. Agroekosistem berasal dari kata sistem, ekologi dan agro. Sistem adalah suatu kesatuan himpunan komponen-komponen yang saling berkaitan dan pengaruh-mempengaruhi sehingga di antaranya terjadi proses yang serasi2. Dari hasil pengamatan ke daerah Arcawinangun didapatkan faktor biotik dan abiotik dari masing masing agroekosistem, pengairannya tadah hujan, dan kondisi lahan yang cukup bersih. 3. Sistem pertanaman di daerah Arcawinangun yaitu tumpang sari.4. Analisis Agro-Ekosistem (AAES) merupakan salah satu kegiatan terpenting (inti) dalam Sekolah Lapang-Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT).Kegiatan AAES dapat dianggap sebagai teknik pengamatan terhadap hal yang mendasari petani dalam membuat keputusan tentang pengelolaan lahan/kebunnya

DAFTAR PUSTAKAAmien, I. 1997. Karakterisasi dan Analisis Zone Agroekologi. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta Mulyani, Sutedjo.2005. Pengantar Ilmu Tanah. PT. Rineka Cipta. JakartaReijntjes, Coen., Bertus Haverkort dan Ann Waters Bayer, Pertanian Masa Depan, Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah, Penerbit Kanisius, YogyakartaSupriyono, 2002. Agroekosistem Sawah dan Tegal. Jurnal Pengantar Ilmu Pertanian. 5 (3) : 48 51.Sutanto, S. 2002. Pertanian Organik. Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat IPB: Bogor..