laporan praktikum agroekosistem

25
LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM draft Oleh: Dewandono Bimo Sakti NIM H0809024 Program Studi Agribisnis Kelompok 27 AGB A

Upload: bimz-nns

Post on 02-Dec-2015

1.583 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROEKOSISTEM

draft

Oleh:

Dewandono Bimo Sakti

NIM H0809024

Program Studi Agribisnis

Kelompok 27

AGB A

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2009

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

I. PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN

A. Pendahuluan

1. Latar BelakangPerkembangan dan pertumbuhan tanamana dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Lingkungan pertumbuhan tumbuhan merupakan suatu sistem yang

kompleks. Lingkungan tersebut terdiri atas biotik dan abiotik. Faktor biotik

adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik

tumbuhan maupun hewan. Faktor biotik antara lain manusia, tumbuhan yang

juga hidup di lingkungan, hewan,dan mikroorganisme.

Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan

kimia. Faktor abiotik tediri atas tanah, suhu, air, udara, kelembaban udara,

angin, dan cahaya matahari. Masing-masing memiliki pengaruh tersendiri

terhadap pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor tersebut adakalanya jika tidak

terpenuhi maka tanaman yang bersangkutan mengalami dorman atau berhenti

melakukan aktifitas hidup.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum acara I adalah untuk mempelajari perbedaan

pertumbuhan tanaman yang ditempatkan di rumah kaca dengan pertumbuhan

tanaman yang ditempatkan di luar rumah kaca.

3. Waktu dan Tempat

Praktikum Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan

Tanaman dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 15 Oktober 2009 pada pukul

15.00 WIB.Bertempat di rumah kaca dan diluar rumah kaca Fakultas

Pertanian UNS.

2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

B. Tinjauan Pustaka

Sebuah rumah kaca adalah setiap struktur dengan penutup (biasanya

gelas) yang digunakan untuk mengontrol suhu dan kelembaban di budidaya

dan perlindungan tanaman. Desain rumah kaca memungkinkan cahaya dalam,

dan ketika cahaya ini diserap oleh benda-benda di dalam rumah kaca dan

berubah menjadi energi panas, tidak diizinkan untuk melarikan diri. Suhu

udara dalam rumah kaca akan melebihi temperatur luar. Jika terlalu panas,

yang harus Anda lakukan adalah membuka beberapa ventilasi panel (atau

hanya membuka pintu, tergantung pada desain) dan suhu akan turun. Rumah

kaca dapat mengatur suhu; suhu fluktuasi dapat stres dan memperlambat

pertumbuhan tanaman (Munawar, 2009).

Tumbuhan memerlukan cahaya untuk berlangsungnya proses

metabolisme. Cahaya juga diperlukan untuk proses perkecambahan. Sebagian

besar biji sangat peka terhadap cahaya, disebut biji light sensitive. Cahaya

juga mempengaruhi reaksi biokemis yang berkaitan dengan air. Suhu sebagai

faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, suhu

yang terlalu tinggi atau ekstrim akan menghambat pertumbuhan tanaman

(Anonim, 2009).

Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta

perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi

tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta

berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang

lebih cepat ( Anonim, 2009).

Intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi

tanaman. Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas

yang tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh

kayu lebih sempurna, internodianya lebih pendek, daun lebih tebal, tetapi

ukurannya lebih kecil disbanding dengan tanaman yang terlindung ( Purnomo,

2005 ).

3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

Hasil penelitian yang disajikan dibagi menjadi dua bagian yaitu

musim kemarau dan musim hujan, karena ada perbedaan faktor biotik dan

abiotik yang sangat tegas antara kedua musim tersebut. Pada musim kemarau

ditandai dengan tingginya jumlah bunga yang dijumpai di pertanaman dan

tidak dijumpai pucuk.

Jurnal Littri 12(4), Desember 2006. Hlm. 129 – 134 ISSN 0853 – 8212. Elna

Karmawati: Peranan Faktor Lingkungan.

C. Alat , Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

a. Pot plastik atau polibag diametr 30 cm

b. Cawan

c. Meteran

2. Bahan

a. Biji jagung

b. Tanah atau media tanam

3. Cara Kerja

a. Menyediakan pot plastik diameter 30 cm atau polibag sejumlah dua buah,

mengisi polibag dengan tanah atau media tanam.

b. Memilih biji jagung yang baik dan merendamnya dalam air selama satu

jam, biji yang baik adalah biji yang tenggelam.

c. Menanam dua biji jagung pada setiap pot yang telah berisi tanah dan setelah

satu minggu pada setiap pot disisakan satu tanaman yang baik.

d. Meletakkan pot yang telah ditanami di dalam rumah kaca dan di luar rumah

kaca.

e. Menyiram tanaman setiap hari sampai tanaman berumur 6 minggu.

4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

f. Mengamati tinggi tanaman seminggu sekali, mengamati panjang dan lebar

daun seluruh tanaman diukur setelah panen, berat daun, berat batang, dan

berat akar ditimbang setelah panen dan dalam keadaan kering konstan.

g. Mengukur suhu dan cahaya siang hari selama pertumbuhan berlangsung

II.PERSAINGAN ANTARA TANAMAN SEJENIS

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Tanaman tumbuh dan berkembang di suatu tempat tidak hanya terdiri

atas satu jenis dan tidak dalam jumlah yang sedikit. Dalam suatu tempat,

berbagai tanaman bisa tumbuh jika faktor biotik dan abiotiknya mendukung.

Selain faktor-faktor tersebut, ada interaksi antara tanaman sejenis yang hidup

bersamaan di suatu tempat. Disinilah timbul persaingan antar tanaman.

Persaingan yang terjadi adalah memperebutkan unsur-unsur yang dibutuhkan

setiap tanaman, diantaranya, unsur hara atau mineral atau nutrisi, air,

intensitas radiasi matahari,ruang, hormon pertumbuhan, bahkan kelembapan

udara tertentu.

Persaingan intra spesies terjadi apabila setiap individu dalam

populasi memiliki kebutuhan dalam memperoleh ruang hidup/tumbuh, air,

cahaya matahari, nutrisi atau unsur hara dan sebagainya. Di sini tidak terjadi

usaha saling mengendalikan atau menghambat pertumbuhan spesies yang lain,

akan tetapi terbatas hanya persaingan untuk dapat tetap hidup.

Pada awal pertumbuhan suatu tanaman, biasanya persaingan belum

berlangsung karena daya dukung lingkungan masih dapat mencukupi

kebutuhan setiap individu. Persaingan tersebut mulai muncul pada saat

tanaman mulai tumbuh dan berkembang, dan setiap individu membutuhkan

dukungan unsur lingkungan secara optimal. Hal ini dapat diketahui dari

kondisi tanamannya dan perkembangan sistem perakaran .

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum II adalah mempelajari pengaruh jarak tanam

(kerapatan tanaman) terhadap pertumbuhan tanaman.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Persaingan Anttara Tanaman Sejenis dilaksanakan pada

hari Kamis, tanggal 15 Oktober 2009 pada pukul 15.00 WIB.Bertempat di

rumah kaca Fakultas Pertanian UNS.

B. Tinjauan Pustaka

Pengaturan jarak tanam, populasi dan pengolahan tanah

memperlihatkan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh sangat nyata

terhadap parameter pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan populasi

berpengaruh nyata sampai sangat nyata. Salah satu bentuk interaksi antara

satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu

lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua

individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan

lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup.

Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat pertumbuhan

individu-individu yang terlibat.

Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama

(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang

berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya

terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan

persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.

Campbell, NA. 2002. Biologi jilid II. Jakata : Erlangga.

Wurttemberg, HB. 1994. Biology I. Berlin : Cornelson Dpuck

6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

Ruang mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena sebagai tempat

hidupnya. Tanaman yang tumbuh berdampingan dengan sejenisnya akan

terjadi persaingan karena ruang yang semakin sempit. Tanaman-tanaman

tersebut tentunya menggunakan pengaruhnya terhadap lingkungan tempat

hidupnya. Perbedaan kekuatan perakaran tanaman yang satu dengan yang

lainnya dapat berbeda. Hal ini berkaitan dengan jarak antara tanaman satu

dengan yang lainnya. Dalam menyerap mineral, daya serap suatu akar

terhadap mineral yang tersedia di dalam tanah dengan jarak tertentu,

tergantung kerapatan tanaman yang tentunya mempengaruhi sistem perakaran

tanaman.Moenandir, jody. 1993. Persaingan Tanaman Budidaya dengan

Gulma : (ilmu gulma-buku III). Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Kompetisi intra spesifik adalah persaingan yang terjadi pada

1. Tanaman yang ditanam pada tempat yang sama.

2. Akibat dari kompetisi intra spesifik adalah tanaman bisa mati.

3. Pengamatan yang kami lakukan adalah pada kacang hijau.

4. Polybag yang ditanami lebih sedikit tanaman kedelai pertumbuhan lebih

cepat, begitu pula sebaliknya (Anonim.2008).

Interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu

individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi).

Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana

pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan

tersebut dalam jumlah yang cukup. Faktor-faktor yang memengaruhi

persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang.

Faktor-faktor tersebut akan memengaruhi pertumbuhan tinggi batang,

diameter batang, kandungan klorofil, dan daya hasil dari tanaman tersebut

(Anonim, 2009).

Perlakuan jarak tanam sangat nyata berpengaruh pada jumlah

daun,berat segar brangkasan,berat kering brangkasan dan beratumbi per petak,

namun tidakberpengaruh nyata pada panjang umbi,volume umbi per

7

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

tanaman,berat umbi per tanaman dan indeks panen. Jarak tanam 30 cm x 30

cm mampu menghasikan jumlah daun yang paling banyak, sementara itupada

jarak tanam 30 cm x 40 cm dapat meningkatkan berat segar brangkasan dan

berat kering brangkasan. Sedangkan berat umbi per petak tertinggi justru

dicapai pada jarak tanam yang rapat yaitu 30 cm x 10 cm. (Mursito Djoko,

2009)

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

a. Pot plastik atau polibag

b. Tanah atau media tanam,

c. Cawan

d. Meteran

2. Bahan

a. Biji tanaman tomat

b. Biji jagung

c. Biji kacang hijau

d. Biji kedelai.

3. Cara Kerja

a. Menyediakan (4X20) pot plastik atau polibag yang telah berisi tanah atau

media tanam.

b. Memilih biji tomat, jagung, kacang hijau dan kedelai, yang masih baik dan

rendam dalam air 1 jam. Biji yang baik adalah biji yang tenggelam.

c. Menanam biji-biji tersebut ke dalam pot atau polibag yang berbeda dan

mengatur sedemikian rupa sehingga percobaan ini terdapat beberapa

perlakuan sebagai berikut.

Pot yang ditanami dengan 1 bjiji, 3 biji, 5 biji, 7 biji, dan 9 biji dan pada

setiap perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan.

8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

d. Menyediakan beberapa pot, menanaminya dengan 4 jenis biji tersebut

sebagai cadangan untuk penyulaman apabila selama percobaan ada

tanaman yang mati.

e. Menyirami dan merawat tanaman yang lain , melakukannya setiap hari.

f. Melakukan pengamatan sampai tanaman berumur 6 minggu dan

mengukur tinggi tanaman setiap minggu dengan meteran.

g. Membandingkan pertumbuhan tinggi tanaman paa setiap jenis tanaman

yang berbeda jarak tanam.

h. Melakukan pengujian statistik apabila ada pengaruh terhadap pertumbuhan

tinggi tanaman.

i. Melakukan penimbangan berangkasan kering pada saat panen dan uji

statistik.

9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

III. PENGARUH ALELOPATI JENIS TUMBUHAN TERHADAP

PERKECAMBAHAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Beberapa species gulma menyaingi tanaman dengan mengeluarkan

senyawa dan zat-zat beracun dari akarnya (root exudates atau lechates) atau

dari pembusukan bagian vegetatifnya. Bagi gulma yang mengeluarkan

allelopat mempunyai kemampuan bersaing yang lebih hebat sehingga

pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin

menurun.Di samping itu kemiripan gulma dengan tanaman juga mempunyai

arti penting. Masing-masing pertanaman memiliki asosiasi gulma tertentu dan

gulma yang lebih berbahaya adalah yang mirip dengan pertanamannnya.

Sebagai contoh Echinochloa crusgalli lebih mampu bersaing terhadap padi

jika dibandingkan dengan gulma lainnya. Gulma seperti alang-alang misalnya,

mampu menghasilkan zat yang menghambat pertumbuhan tanaman lain, dan

merugikan, zat yang dimaksud adalah allelopathy.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum acara III adalah untuk mempelajari pengaruh

Allelopathi alang-alang terhadap perkecambahan.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

Praktikum Pengaruh Alelopati Jenis Tumbuhan Terhadap

Perkecambahan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 23 Oktober 2009 pada

pukul 08.00 WIB. Bertempat di laboratorium Fakultas Pertanian UNS.

B. Tinjauan Pustaka

Gulma seperti alang-alang mampu menghasilkan allelopathy yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa

kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman yang lainnya, sehingga

merusak pertumbuhannya.Tumbuh-tumbuhan juga dapat bersaing antar

sesamanya secara interaksi biokimiawi, yaitu salah satu tumbuhan

mengeluarkan senyawa beracun ke lingkungan sekitarnya dan dapat

mengakibatkan gangguan pertumbuhan tumbuhan yang ada di dekatnya.

Interaksi biokimiawi antara gulma dan pertanamanan antara lain

menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal,

pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan

lain sebagainya. Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah dari golongan

fenol.Tidak semua gulma mengeluarkan senyawa beracun. Spesies gulma

yang diketahui mengeluarkan senyawa racun adalah alang-alang (Imperata

cylinarica), grinting (Cynodon dactylon), teki (Cyperus rotundus), Agropyron

intermedium, Salvia lenocophyela dan lain-lain. Kuantitas dan kualitas

senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh gulma antara lain dipengaruhi

kerapatan gulma, macam gulma, saat kemunculan gulma, lama keberadaan

gulma, habitus gulma, kecepatan tumbuh gulma, dan jalur fotosintesis gulma

(C3 atau C4). (Anonim, 2009)

11

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa

genus tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan

adalah Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke

dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di

sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embu Senyawa-senyawa kimia yang

mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan di semua jaringan tumbuhan

termasuk daun, batang, akar, rizoma, umbi, bunga, buah, dan biji. Senyawa-

senyawa alelopati dapat dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam

berbagai cara termasuk melalui n, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang

akan diserap akar. Jurnal Teguh (7), Desember 2007. Hlm. 83 –86 Wantoro:

Gulma dan Tanaman Pokok.

Secara statistik pemberian ekstrak kacang hijau tidak berpengaruh

nyata terhadap persentase perkecambahan kedelai , baik berasal dari ekstrak

jaringan segar atau jaringan yang sudah mati (serasah). Meskipun demikian

terdapat kecenderungan naiknya persentase perkecambahan kedelai dengan

pemberian ekstrak jaringan segar dari daun dan batang, sedangkan pemberian

ekstrak jaringan yang sudah mati (serasah) juga cenderung menurunkan

persentase perkecambahan meskipun nilainya tidak begitu besar

(Solichatun, 2009) .

Beberapa pengaruh alelopati terhadap aktivitas tumbuhan antara

lain :Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan

menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan. Beberapa alelopat

menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan. Dapat menghambat

pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan.

Memberikan pengaruh menghambat respirasi akar. Memberikan pengaruh

menghambat sintesis protein. Dapat menurunkan daya permeabilitas membran

pada sel tumbuhan. Menghambat aktivitas enzim (Anonim, 2009).

Di alam, selain berinteraksi dengan lingkungan abiotik, tumbuhan

juga melakukan interaksi dengan lingkungan biotiknya. Salah satu interaksi

12

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

yang terjadi adalah antara tumbuhan satu dengan tumbuhan lain yang tumbuh

di sekitarnya. Contoh bentuk interaksi semacam itu adalah alelopati. Alelopati

didefinisikan sebagai pengaruh langsung atau tidak langsung, menguntungkan

atau merugikan dari suatu tumbuhan terhadap tumbuhan lain melalui produksi

senyawa-senyawa kimia yang di keluarkan. ( Rice, 1984 )

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

b. Cawan petri

c. Kertas saring

d. Corong penyaring

e. Mangkok

2. Bahan

a. Bagian akar dan daun alang-alang

b. Biji kacang hijau

c. Biji kedelai

3. Cara Kerja

a. Memilih biji kacang hijau dan kedelai yang baik

b. Menyediakan beberapa cawan petri (40 buah) yang diberi kertas merang.

c. Membuat ekstrak alang-alang dengan cara sebagai berikut;

1. Menghaluskan bagian tumbuhan alang-alang dengan mangkok

penggerus.

2. Mencampurkan bagian alang-alang tersebut dengan aquadest dengan

perbandingan sebagai berikut : bagian tumbuhan dan air 1:4, 1:9 dan

direndam selama satu hari atau 12 jam.

3. Menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat penyaring.

d. Meletakkan masing-masing 10 biji kacang hijau dan kedelai ke dalam

cawan petri yang berbeda yang sudah diberi kertas merang.

13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

e. Menyiram 5 ml ekstrak alang-alang ke dalam cawan petri yang sudah berisi

biji-biji tersebut.

f. Mengamati perkecambahan biji-biji tersebut setiap hari, selama 7-10 hari.

g. Menentukan persen perkecambahannya dan mengukur panjang bagian

hipokotil, epikotil, dan menghitung perbandingan hipokotil/epikotil.

h. Membandingkan dengan perkecambahan yang hanya disiram dengan

air/aquadest (kontrol).

14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

IV. ANALISIS BEBERAPA TIPE AGROEKOSISTEM

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Terdapat berbagai subsistem yang merupakan bagian dari

agroekosistem. Setiap subsistem memiliki tanaman tertentu yang

mendominasi. Setiap subsistem diolah dengan mekanime pengolahan yang

berbeda-beda. Subsistem tersebut diantaranya tegal pekarangan, tegal, sawah

bergelombang, sungai, dan perkebunan. Masing-masing subsistem

memerlukan kajian tersendiri untuk mengetahui diversitas yang ada di

dalamnya dan bagaimana stabilitas setiap subsistem tersebut. Bagaimana sklus

energi yang ada di setiap subsistem. Di dalam ekosistem ada aliran energi satu

arah dari sinar matahari, ada input bahan atau material dan hara atau nutrisi

lain, energi keluar sistem berupa panas dan juga bahan yang di eksport di

dalam sistem ada kontrol umpan balik atau feedback energi. Selain itu

pengamatan akan pengolahan subsistem diperlukan untuk mengetahui

bagaimana perkembangan subsistem selanjutnya.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum Acara IV adalah mengantarkan mahasiswa

untuk memiliki pandangan pertanian sebagai kebutuhan utama manusia,

namun lingkungan juga sebagai tempat hidup selamanya.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Analisis Beberapa Tipe Agroekosistem

dilaksanakan ............pada hari ...........tanggal...........pada pukul............Bertempat

di............

15

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

B. Tinjauan pustaka

Lapangan produksi ada bermacam macam antara lain adalah lahan

terbuka yang terdiri dari sub sistem antara lain sawah, tegalan, kebun buah, dan

kebun sayur. Sawah terdiri dari beberapa macam antara lain adalah sawah

berpengairan teknis, setengah teknis dan tadah hujan. Perbedaan antara sawah dan

tegalan adalah di lahan sawah terdapat pematang, tapi di tegalan tidak

ditemukan(Supriyono, 2002).

Tegal pekarangan adalah salah satu sistem agroforestry yang khas,

ditanami dengan campuran tanaman tahunan/kayu (perennial) dan tanaman

musiman (annual), dimana strukturnya menyerupai hutan, secara umum ditemui di

luar pemukiman dan hanya sedikit yang berada di dalam pemukiman ( Yanto,

2008).

Sawah adalah daerah yang digunakan untuk bercocok tanam padi

atau jagung. Untuk mengairi sawah digunakan irigasi. Pekarangan adalah areal

tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Pekarangan bisa berada

di depan, di belakang, disamping sebuah bangunan, tergantung besar sisa tanah

yang tersedia setelah dipakai untuk bangunan utamanya (Anonim, 2009)

Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan

sebuah bangunan. Tanah ini dapat diplester, dipakai untuk berkebun ditanami

bunga, atau terkadang memiliki kolam. Pekarangan bisa berada di depan, belakang

atau samping sebuah bangunan, tergantung seberapa besar sisa tanah yang tersedia

setelah dipakai untuk bangunan utamanya (Anonim, 2008)

Dalam rangka pengendalian erosi atau pengawetan tanah, cara

menanam berbagai tanaman dengan larikan-larikan yang searah dengan garis kontur

adalah penting, karena dengan cara demikian dapat memperlambat lajunya aliran

permukaan.Tentang pembuatan teras-teras atau sengkedan merupakan perbuatan

yang terbaik dalam mengatur aliran air di daerah-daerah yang lahannya miring.

16

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM AGROEKOSISTEM

Pada lahan yang berlereng panjang, kita akan mengetahui laju aliran air pada

permukaan tanah adalah demikian cepat dan kejadian ini tentunya akan

mengakibatkan pengikisan tanah yang lebih besar.(Kartasapoetra, 1987)

Air pengairan diberikan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan, evapotranspirasi, perkolasi, dan kehilangan pada saluran. Artinya air

yang diberikan berada pada kisaran air tersedia atau mendekati kapasitas lahannya.

Apabila lahan pertanian berada pada kondisi yang cukup air maka efisiensi

penggunaan air akan meningkat dan akan meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani (Kurnia ,2004).

17