abortus blok 25 tasya
DESCRIPTION
makalah abortus blok 25TRANSCRIPT
Perdarahan yang Bersangkutan dengan
KonsepsiSanti Prima Natasya Pakpahan
102011143
Skenario 3
Ny. B dan suaminya adalah pasangan yang baru menikah 6 bulan lalu. Suatu hari ketika suaminya sedang bekerja, perut Ny. B terasa mules dan keluar darah dari kemaluannya. Sebenarnya ia sudah terlambat bulan tetapi belum memberitahu suaminya karena akan memberi ‘surprise’ pada suami tercinta.
Anamnesis
Identitas Riwayat haid
◦ Kapan HPHT?◦ Menarche umur berapa?◦ Haid teratur atau tidak?◦ Nyeri saat haid?
Riwayat kehamilan◦ Berapa kali hamil?◦ Ada komplikasi pada kehamilan terdahulu?◦ Pernah keguguran berapa kali? Saat usia kehamilan?
Riwayat persalinan◦ Berapa kali bersalin?◦ Bagaimana persalinan terdahulu?◦ Berapa kali menikah? Pernikahan sekarang sudah berapa lama◦ Riwayat penyakit pasien◦ Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan fisik
InspeksiPalpasi (Leopold)Auskultasi dengan
fetal heart detector (Doppler) atau dengan stetoskop kebidanan.
Pemeriksaan ginekologi
Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva
Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium.
Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap : kadar Hb untuk menilai anemia, leukosit dan laju endap darah.
Tes kehamilan : kadar beta –hCG positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.2
TD : 110/70Nadi : 22x/menitHPHT : 1 April 2015 (2 bulan 16 hari = 8
minggu 9 hari = trimester 1)Beta HCG +Vagina mengalir darah
Hipotesis
Ny. B diduga mengalami abortus spontan pada usia kehamilan trimester 1.
Abortus
•pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 20
minggu atau sebelum janin mencapai berat 500 gram.
Abortus Spontan
• abortus artificialis therapicus
• Abortus provocatus criminalis
Abortus Buatan
Etiologi
Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X
Infeksi dan penyakit ibuFaktor lingkunganPengaruh teratogen akibat radiasi, virus,
obat-obatan, tembakau atau alkohol.
Patogenesis
Perdarahan desiduabasalis → nekrosis jaringan sekitar → hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan < 6 minggu → villi korialis belum menembus
desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.
Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta.
Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
Manifestasi Klinis
Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
Komplikasi
Perdarahan, syok dan infeksi Pada missed abortion dengan retensi lama
hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah
Berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas:◦ Abortus iminens, perdarahan pervaginam pada kehamilan
kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.
◦ Abortus insipiens, bila perdarahan diikuuti dengan dilatasi serviks.
◦ Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus. Bila abortus in komplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa
◦ Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus
◦ Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
Jenis abortus
perdarahan serviks Hasil konsepsi
Besar uterus Gejala lain
Abortus iminens
Sedikit - sedang
tertutup Masih di uterus
Sesuai usia kehamilan
Kram dan nyeri perut, nyeri punggung bawah
Abortus insipien
Sedang - banyak
terbuka Masih dalam uterus
Sesuai / lebih kecil dari usia kehamilan
Kram dan nyeri perut
Abortus inkomplit
Sedikit – tidak ada
tertutup Keluar seluruhnya
Lebih kecil dari usia kehamilan
Kram dan nyeri perut, keluar jaringan
Abortus komplit
Sedikit – tidak ada
tertutup Keluar seluruhnya
Lebih kecil dari usia kehamilan
Nyeri dan kram perut tidak dirasakan atau hanya sedikit bila ada. Uterus agak kenyal
Missed abortion
Tidak ada tertutup Tdak ada (mati)
Lebih kecil dari usia kehamilan
Tanda-tanda kehmilan menghilang
Diagnosis Banding
Kehamilan EktopikMolahidatidosa
Kehamilan ektopik
Gejala :◦amenorea, ◦nyeri abdomen bagian
bawah, dan◦ perdarahan dari uterus.
Terapi :◦metotreksat, baik secara
sitemik maupun dengan injeksi ke kehamilan ektopik melalui laparoskopi atau dengan bantuan USG.
Molahidatidosa
adalah plasenta dengan vili korialis yang berkembang yang tidak sempurna dengan gambaran adanya pembesaran, edema dan vili vesikuler sehingga menunjukkan berbagai ukuran trofoblas profileratif tidak normal.
Gambaran klinis pada pasien dengan molahidatidosa tidak berbeda dengan kehamilan normal seperti amenore, mual muntah, pusing, hiperemesis, nafsu makan menurun, dan dalam usg didapati gambaran seperti sarang madu atau honeycoomb appearance. Kemudian gambaran dalam perkembangan selanjutnya dapat dijumpai pembesaran uterus, pendarahan lewat vagina, nyeri perut bagian bawah, tidak ada DJJ da bagian janin.
Faktor Risiko/Predisposisi Abortus
Usia ibu yang lanjut Riwayat obstetri / ginekologi yang kurang baik Adanya kelainan / penyakit yang menyertai kehamilan
(misalnya diabetes, penyakit Imunologi sistemik dsb). berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dsb) paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok,
obat2an, alkohol, radiasi, dsb) trauma abdomen / pelvis pada trimester pertama kelainan kromosom (trisomi / monosomi)
Dari aspek biologi molekular, kelainan kromosom ternyata paling sering dan paling jelas berhubungan dengan terjadinya abortus.
Penatalaksanaan
Abortus iminens :◦Tirah baring◦Analgesik untuk meredakan nyeri
Abortus insipien dan abortus inkomplit :◦Evakuasi sisa hasil konsepsi dengan kuretase tajam
atau aspirasi vakum manual. Kuretase dapat dilakukan dengan menggunakan blok paraservikal (analgesik) dan infus 10-20 U oksitosin dalam NaCl 0,9%.
Missed abortion◦Pada trimester kedua, uterus dikosongkan dengan
metode dilatasi dan evakuasi. Serviks dipersiapkan dengan menggunakan misoprosol.
Prognosis
Pada abortus iminens, janin biasanya masih dapat diselamatkan, bergantung pada jumlah perdarahan yang dialami sang ibu. Prognosis ibu pada abortus iminens juga baik.
Pada abortus insipien, inkomplit, dan komplit, prognosis ibu baik.
Pencegahan dan Edukasi
Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan awal kehamilan.
Perlindungan terhadap paparan zat-zat kimia/lingkungan yang berbahaya bagi kehamilan.
Kontrol kondisi seperti hipertensi dan diabees melitus juga diperlukan.
Komplikasi
Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi Pada missed abortion dengan retensi lama
hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
Kesimpulan
Ibu tersebut didiagnosis sebagai abortus spontan karena terjadi perdarahan pada 8 minggu setelah hari pertama haid terakhir. Kondisi ini diperkirakan karena faktor genetik, adanya kelainan pada uterus, faktor endokrin, imunologis, dan lingkungan.