a - droit's blog | just another wordpress.com weblog · web viewtugas ini diajukan untuk...

24

Click here to load reader

Upload: lyngoc

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

RANGKUMAN PERKEMBANGAN HUKUM PERDATATugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata

Disusun Oleh :

Gita Anggraeni

C1A.08.0006

FAKULTAS ILMU HUKUM

UNIVERSITAS SUBANG

Page 2: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

A. Definisi E-Commerce

E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik yang

memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan

internet (teknologi berbasis jaringan digital) sebagai medium pertukaran barang atau

jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung

(business to consumer), melewati kendala ruang dan waktu yang selama ini

merupakan hal-hal yang dominan. Dapat juga diartikan suatu cara berbelanja atau

berdagang secara online atau directselling yang memanfaatkan fasilitas Internet

dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan "get and deliver".

Ecommerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas

biaya2 operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) Pada masa persaingan ketat

di era globalisasi saat ini, maka persaingan yang sebenarnya adalah terletak pada

bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan ecommerce untuk meningkatkan

kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti.

Dengan aplikasi e-commerce, seyogyanya hubungan antar perusahaan dengan entitas

eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara

lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen

secara konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka ecommerce

bukanlah sekedar suatu mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium

internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah

cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya.

Membangun dan mengimplementasikan sebuah system e-commerce bukanlah

merupakan proses instant, namun merupakan transformasi strategi dan system bisnis

yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan dan teknologi.

Adapun proses yang terdapat dalam E-Commerce adalah sebagai berikut :

1. Presentasi electronis (Pembuatan Website) untuk produk dan layanan.

2. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.

3. Secara otomatis account pelanggan dapat secara aman (baik nomor rekening

maupun nomor kartu kredit).

4. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online)dan penanganan transaksi.

Page 3: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui

Ecommerce bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya

lebih murah.

2. Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat,

pencetakan, report, dan sebagainya.

3. Mengurangi keterlambatan dengan menggunakan transfer elektronik/pembayaran

yang tepat waktu dan dapat langsung dicek.

4. Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.

B. Contoh E-Commerce

Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu :

1. Pembelian buku melalui online.

2. Pembelian elektronik melalui online.

3. Pembelian kendaraan melalui online.

4. Pembelian pakaian melalui online, dll.

C. Dampak Positif dan Negatif E-Commerce.

Didalam dunia E-Commerce pasti terdapat dampak positif dan negativenya. Dampak

positifnya, yaitu :

1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang

tidak bisa ditemui di system transaksi tradisional.

2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).

3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).

4. Melebarkan jangkauan (global reach).

5. Meningkatkan customer loyalityu

6. Meningkatkan supplier management.

7. Memperpendek waktu produksi.

8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).

Dampak negatifnya, yaitu :

Page 4: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu

mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti

semua data finansial yang ada.

2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa

menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak

berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.

3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat

kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.

4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang

hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia

memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.

5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor

seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha

menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.

6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan

sengaja, ketidakjujuran, praktekbisnis yang tidak benar, kesalahanfaktor manusia,

kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.

D. Cara Kerja E-Commerce dan Keamanannya

Dalam proses E-Commerce, terjadi proses yang di sebut troble shouting yang melalui

berbagai server. Mulai dari computer user sendiri sampai ke Server penjual yang

dituju. Secara umum, proses E-Commerce dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 5: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

Dalam gambaran proses di atas, dapat terlihat bahwa terdapat enam proses, yaitu :

1. Dalam proses ke-1 ini, Saller menawarkan produknya melalui internet, yang mana

Buyer akan tertarik dengan iklan si Saller. Kemudian Buyer mulai melakukan

pemesanan barang, Saller melayani pemesanan barang secara on-line,.

2. Dalam proses ke-2, Buyer mengirimkan biaya yang telah ditentukan dalam

pembelian barang melalui rekening bank yang Buyer miliki.

3. Dalam proses ke-3, proses transfer uang dari bank Buyer ke Bank yang dimiliki

oleh penjual pun terjadi.

4. Dalam proses ke-4, penjual/Seller menerima uang yang telah di transfer oleh

Buyer.

5. Dalam proses ke-5, Saller mengantarkan barang pesanan kepada Buyer.

6. Dalam proses ke-6, Buyer menerima barng yang telah dibeli.

D.1. Kartu Kredit, Encryption, dan Web

Dalam proses e-commerce ini sering terjadi pemobolan atau penyalahgunaan no

rekening yang diberikan buyer untuk transaksi.Seperti contoh berikut :

Page 6: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

Pada contoh ini, seorang anak yang bernama Sonia mencari toko kaset virtual di

World Wide Web dengan mengunakan komputer ayahnya, dan melihat-lihat

katalog yang tersedia, dan akhirnya menemukan CD yang dia cari, contohnya

CD Kla Project. Dia memesan melaui shoping cart yang tersedia, mengetikkan

namanya dan alamatnya, mengetikkan nomor kartu kredit ayahnya dan menekan

tombol yang berlabel BELI. Dan setelah melalui proses verifikasi CD pun

datang ke alamat yang dituju, sebulan kemudian Ayahnya mendapatkan tagihan

melalui post. Disini pemegang kartu kredit maupun penjual CD menghadapi

resiko pada transaksi ini. Untuk Pemegang kartu kredit (Ayahnya Sonia)

menghadapi dua resiko, sbb :

Nomor kartu kredit mungkin saja dapat di curi dengan cara sniffing pada

saat perjalanannya mealui internet. Orang tersebut (sniffer) dapat

mengunakan nomor kartu kredit Ayahnya Sonia untuk melakukan transaksi

lainya melaui Internet tanpa di sadari sang pemilik kartu kredit, dan sebulan

kemudian tagihan sang ayah membengkak.

Tagihan kartu kredit dapat saja sampai dengan pembelian CD yang

dilakukan Sonia, tatapi CD nya sendiri tidak pernah sampai ke alamat yang

dituju. Dan ketika Sonia menyelidiki kenapa CD yang dipesannya tidak

Page 7: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

kunjung sampai, setelah Sonia menyadari bahwa tidak pernah ada toko kaset

yang dimaksud. Ini adalah contoh dua resiko mengapa teknologi SSL

(Secure Socket Layer) dibuat untuk mengatasi masalah tersebut. SSL

mengunakan metode encryption, encrypti merupakan metode matematik

untuk mengacak informasi yang disampaikan, jadi data yang terkirim oleh

Sonia maupun Web browser dan toko kaset online dapat memastikan

memonitor jalannya transaksi (lihat bagaimana SSL melindungi transaksi).

SSL juga mendukung identifikasi system digital yang rumit sekalipun, jadi

Sonia mendapat jaminan bahwa orang yang memiliki toko musik online

memang dapat diklaim apabila terjadi hal-hal seperti diatas. Sekarang kita

akan lihat bagaimana SSL melindungi transaksi online :

Page 8: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

D.2. Ancaman melakukan bisnis di Internet saat transaksi

Salah satu pemecahan untuk mengamankan transaksi atau data-data yang dapat

diakses secara online adalah dengan memakai firewall.

Firewall adalah salah satu pemecahan

Firewall adalah salah satu peralatan (biasanya pada sebuah komputer

yang ditulis atau dimodifikasi oleh System operasi) yang bertujuan untuk

mengisolasi / membatasi / melindungi data internal dari pengaksesan dunia

luar(Internet), yang hanya membolehkan hubungan / koneksi khusus untuk

dilewatkan. Idealnya firewall telah terconfigurasi jadi unutk semua hubungan

dari luar ke dalam jaringan internal/lokal dapat berlangsung terus dengan sedikit

monitorisasi. Kebanyakan penyalahgunaan wewenang muncul dari orang dalam

yang tentu saja tidak jujur bukan dari sniffer yang berkeliaran di Internet.

Firewall sendiri sering digunakan untuk meningkatkan keamanan, firewall dapat

digunakan sebagai pengontrolan akses-akses ke system langsung (hendaknya

firewall digunakankan untuk mengontrol seluruh akses ke system, daripada

hanya untuk membatasi akses dari luar kedalam), alasan lain mengapa

menggunakan firewall adalah untuk lebih mempersulit akses yang berasal dari

luar daripada dari dalam.

Page 9: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

Kesimpulan E-Commerce

E-commerce merupakan suatu proses penawaran barang, penjualan barang,

pemesanan barang, dan pembelian barang secara online. Dengan melalui internet, smua

dapat menjadi lebih terjangkau dan lebih praktis. Namun dalam pelaksanaannya, terdapat

kekawatiran atau resiko yang mungkin terjadi, seperti penyalah gunaan rekening yang

dipercayakan buyer kepada saller. Saller dapat menggunakan no rekening buyer untuk hal

hal lain. Selain itu, juga beresiko apabila ternyata Saller tersebut hanya merupakan situs

kosong yang tidak bertanggung jawab, tetapi hal ini mendapat penanganan keamanan

dari pihak LSS. Perlu diperhatikan juga dalam keamanan data Saller yang dapat dijebol

oleh pesaing atau hacker untuk mendapatkan data-data penting. Hal

inibisadiantisispasidengan pemasangan firewall secara internal maupun external.

B. Sewa Beli

1. Pengertian Sewa Beli

Sewa beli adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang

dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli

dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan yang

diikat oleh suatu perjanjanjian, serta hak milik atas barang tsb beralih dr penjual

pd pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli kpd penjual.

2. Subjek dan Objek Sewa Beli

Subjek dalam sewa beli adlh kerditur ( penjual sewa beli) dan debitur ( pembeli

sewa) bertindak sbg kreditur adlh perusahan yg menghasilakan barang sendiri

atau usaha yang khusus bergerak dalam perjanjian sewa beli. Debitur adlh orang

yg membeli barang dalam sistem sewa beli.

Objek dalam kontrak sewa beli adlh kendaran bermotor, radio, TV, Tape

Recorder dll.

3. Berakhirnya Kontrak Sewa Beli

Berakhirnya kontak sewa beli adlh sbb:

a. Pembayaran terakhr telah lunas.

Page 10: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

b. Meninggal pihak kedua ( pembeli sewa) dan tdk ada ahli waris yg

melanjutkannya.

c. Pembeli jatuh pailit pd saat kendaraan di tarik

d. Dilakukan perampasan oleh pihak penjual sewa terhadap pihak lain ini terjadi

karena pembeli sewa telah mengalihkan objek beli sewa kepada pihak lain

e. Pihak kedua wanperstasi

f. Adanya putusan pengadilan

C. Sewa guna Usaha

1. Pengertian Leasing

Leasing merupakan suatu suatu bentuk derivatif dari sewa menyewa, tetapi

kemudian dlm dunia bisnis berkembang sewa menyewa dalam bentuk khusus yg

dsbt leasing atau kdg2 dsbt dgn lease sajadan telah berubah fungsinya menjadi

salah satu jenis pembiayaan. Dalam bhs Indonesia leasing sering diistilahkan

dengan sewa guna usaha.

2. jenis-jenis leasing

a.Finance Lease ( sewa guna usaha dengan hak opsi)

b. Operating Lease ( sewa guna usaha tanps hak opsi)

3. Subjek dan Obyek Leasing

Dalam suatu perjanjian leasing pada dasranya terdapat 3 pihak :

a. Lessor ( perusahan leasing) sbg pemilik barang atau pihak yang menyewakan.

b. Lesse (perusahaan/nasabah) sbg barang atau pihak penyewa.

c. Suppiler (vendor/levranir) sbg penjual brg,yg sama mana stp hak dan kewajiban

dgn kptgan msg-msg.

D. Waralaba (franchise)

1. Pengertian franchise

Pengertian secara yuridis dapat dilihat dari:

Pasal 1 ayat 1 Peraturan pemerinyah Nomor 42 Tahun 2007 tentang waralba adlh

hak khusus yg dimiliki oleh org perseorangan atau badan hukum terhadap sistem

Page 11: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

bisnis dengan ciri khas usaha memasarkan brg dan jasa yg telah terbukti berhasil

dan digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.

Sedsangkan dari aspek bisnis adalah:

a. Metode produksi

b. Adanya izin dari dari pemilik,yaitu franchisor kpd franchisee

c. Adanya merek suatu nama dagang

d. Untuk menjual produk atau jasa

e. Di bawah merek atau dagang dari franchise

2. Jenis-jenis Franchise

a. Distributorships (product Franchise)

b. Chain-Style businness

c. Menufacturing atau Processing Plants

d. Franchise dengan sistem format bisnis

e. Franchise bagi keuntungan

f. Franchise kerjasama Invensitasi

g. Franchise produk dan merek dagang

E. Consumer Finance

1. Pengertian Consumer Finance

Pengertian dari hal ini adalah Kredit konsumen, yaitu kredit yang diberikan kepada

konsumen-konsumen guna pembelian barang-barang dan jasa-jasa, seperti yang

dibedakan dari pinajam meminjam yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif

atau dagangan kredit yang demikian itu dapat mengandung risiko yang lebih besar

dari pada kredit dagang biasa maka dari itu biasanya kredit itu diberikan ddengan

tingkat buanga yang lebih tinngi

2. Kedudukan para pihak dalam consumer financce

Ada 3 pihak yang terlibat dalam suatu transaksi pembiayaan konsumen, yaitu pihak

perusahaan pembiayaan , pihak konsumen dan suplier.

3. Jaminan-jaminan dalamconsumer finance

Jaminan-jaminan yang diberikan dalam transaksi pembiayaan konsumen ini pada

prinsipnya serupa dengan jaminan terhadap perjajian kredit bank biasas, khususnya

Page 12: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

kredit konsumsi. Untuk itu, dapat dibagi kedalam jaminan utama, jaminan pokok dan

jaminan tambahan.

F. Credit Card

1. Pengertian Credit Card

Karu kerdit atau yang sering disebut juga Credit Card tidak lagi merupakan barang

istimewah di indonesia. Seperti namanya Visa, Master Card,American

Expressadalah diantara nama-nama kartu keredit yang sering terdapat di dalam

dompet.

2. Macam-macam Credit Card

Pengkateogrikan kartu kredit dapat melihat kepada kriteria sebagai berikut :

a.Kriteria lokasi penggunan

Dan dapat dibagi antara lain:

1. Kartu Kerdit Internasional

2. Kartu Kredit Lokal

b. Kriteria Sistem Pembayaran

Dapat dibagi antara lain:

1. Karu Kredit ( dalam arti sempit)

2. Kartu Pembayaran lunas

3. Para pihak yang terlibat dalam hubungannya denga Credit Card

Para Para pihak yang terlibat dalam hubungan dengan kartu kredit adalah :

a. Pihak Penerbit

b. Pihak pemegana kartu kredit

c. Pihak penjual barang dam Jasa

d. Pihak Perantar

4. Aspek perlindungan konsumen terhadap Credit Card

a. Pengaturan hak dan kewajiban antara pihak pemegang, penerbit dan penjual

yang seimbang.

b. Penegasan hak dari masing-masing pihak untuk dapat menggugat pihak lainnya.

Page 13: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

c. Melarang penerbit untuk mencegah penjual dalam hal melakukan discount jika

dilakukan pembayaran harga barang cash.

d. Melarang penjual unyuk memunggut kelebihan biaya jika dibeli kartu kredit

e. Mensyaratkan penjualan untuk mengembalikan harga harga pengembalian

barang karena salhnya penjualan.

G. Kontrak Kontruksi

1. Pengertian Kontrak Kontruksi

Setiap orang bebas untuk membuat perjanjian apapun bentuk dan isinya asalkan

tidak bertentangan dengan undang-undang,ketertiban umum, dan kesusilan. Hal

tersebut mengandung makna dari asas kebebasan berkontrak sebagaimana di atur

oleh pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata dan pasal ini dasar pembentukan perjanjian

dasar di bidang kontruksi.dan membagi perjanjian ada 3 (tiga) macam:

a. Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu

b. Perjanjian Kerja

c. Perjanjian Pemborong Perusahaan

2. jenis,Bentuk dan Bidang Usaha dalm kontruksi

Undang-undang jasa kontruksi No. 18 tahun 1899 membagi kedalam hal sbb:

a. Jenis usaha kontruksi yang terdiri dari:

1. Usaha perencanaan kontruksi memberikan layanan jasa perencanan dalam

perkerjaan kontruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagin

dr kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan

dokumen kerja kontruksi.

2. Usaha perencanaan kontruksi memberikan layanan jasa perencanan dalam

perkerjaan kontruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagin

dr kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan

akhir hasil perkerjaan kontruksi.

b. Bentuk usaha dalam kegiatan jas kontruksi meliputi usaha perseorangan dan

badan usaha,baik nasional maupun asing.Badan usaha nasional meliputibadan

hukum maupun bukan badan hukum.

c. Bidang usaha jasa kontruksi terdiri dari:

Page 14: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

1. Bidang pekerjaan arsitektur yang meneliti antara lain arsitektur

bangunan berteknologi serderhana, arsitekur bangunan berknologi

menegah dsb.

2. Bidang perkerjaan mekanikal yang meliputi antara lain instalasi industri,

isolasai teermal dan suara,kontuksi lift dan ekskalator dsb.

3. Subjek dan Objek kontrak Kontruksi

a.Prisipal kepala kantor/satuan kerja

b. Pemborong (reknan,annamar,kontraktor)

c.Perencanan (arsitektur)

d. Pegawas (direksi)

H. Production Sharing

1. Pengertian Production Sharing

Kontrak production sharing istilah inggris dalam arti terjemahannya adalah kontrak

bagi hasil. Istilah ini dapat di baca dalam pasal 1 angka 19 Undang-undang No.22

tahun 2001 tntang Minyak dan Gas Bumi

Unsur-unsur yang tercantum dalam definisi adalah:

a. adanya perjanjian atau kontrak

b. Adanya subjek hukum,yatu badan pelaksana dengan badan usaha atau badan

usaha tetap.

c. Adanya objek, yaitu ekspolitasi dan eksplorasi minyak dan gas mengenai

kondisi geografi bumi di wilayah kerja yang ditentukan bertujuan untuk

menghasilkan minyak dn gas bumi.

d. Kegiatan di bidang minyak dan gas bumi

e. Adnya prinsip bagi hasil.

2. Bentuk dan Substansi Kontrak Production Sharing

Bentuk Kontaknya adalah bentuk tertulis, sedangkan substansinya yang harus di

muat kedalam kontrak Productting Sharing telah ditentukan oleh Pasal 1 ayat (3)

UU No.22 tahun 2001.

Page 15: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

3. Subjek dan Objek dalam Kontak Producting Sharing

Para pihak yang terkait dalam kontrak hal yang tercantum dalam ketentuan tentang

kontark ini yaitu Subjek Hukum. Sedangkan Objeknya adalah kegiatan usaha

minyak dan gas bumi, terutama kegiatan usaha hulu yang mencakup eksplorasi dan

ekspoilitasi.

I. Joint venture

1. Pengertian Join Venture

Joint vanture merupakan istilah yang diterjemahkan menjadi kontrak patungan atau

disebut perjanjiankemitraan seperti yang diatur dalam Uu No.9 Tahun 1995 tentang

Usaha Kecil

Inti Dari Pengertian bahwa kontrak Join Vanture merupakan:

a. Kerja Sama antara pemodal asing dengan nasional

b. Membentuk perusahaan baru, antara pengusaha asing

dengan pengusaha nasinal.

c. Didasakan pada kontraktual.

2. Bentuk dan Substansi Kontrak Joint Venture

a. Uraian Tentang para pihak di dalam kontrak

b. Pertimbangan atau konsiderans

c. Uraian tentang waktu tujuan

d. Waktu

e. Ketentuan-ketentuan perselisihan

f. Organisasi dari kerja sama

g. Pembiayaan

h. Dasar penilaian

i. Hubungan Khusus antara partner dan perusahan joint Venture

j. Peralihan saham

k. Bentuk hukum dan pilihan Hukum

l. Pemasukan oleh partner

Page 16: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU

3. Subjek dan Objek dalam Joint Vanture

Para Modal yang terkait kontrak joint vanture perusahan penanaman modal

(asing) dengan warga negara indnesia dan badan hukum indonesia yang menjadi

subjeknya.

Objeknya adalah adanya kerjasama patungan antara perusahan penanaman modal

(asing) dengan warga negara Indonesia atau Bada Hukum Indonesia.

J. Kontrak Karya

1. Pengertian kontrak karya

Kontak karya merupakan kontrak yang dikenal dalam bidang pertambangan di

luar minyak dan gas bumi, seperti kontrak karya dalam penambangan batu bara

dan pertambangan umum. Istilah kontrak karya merupakan terjemahan dari work

of contract.

2. Bentuk dan substansi kontrak karya

Bentuk kontrak karya antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan peneneman

modal asing atau antara perusahaan asing dengan perusahaan domestik untuk

melakukan kegiatan di bidang pertambangan di luar minyak dan gas bumi adalah

berbentuk tertulis.

3. Subjek dan objek kontrak karya

Subjek hukum merupakan para pihak yang terkait dengan kontrak karya, yaitu

pemerintahan Indonesia yang diwakili oleh mentri pertambangan dan energi

dengan pihak asing atau gabungan dari pihak asing dan domestik. Sedangkan

objek kontrak karya adalah perjanjian-perjanjian di bidang pertambangan di luar

minyak dan gas bumi seperti pertambangan emas, tembaga, batu bara, dan lain-

lain.

4. Berakhirnya kontrak karya

Kontrak karya dapat berakhir karena :

a. Pertambangn berkhir

b. Dibatalkan

c. Habis waktunya

Page 17: A - Droit's Blog | Just another WordPress.com weblog · Web viewTugas ini diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Hukum Perdata Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006 FAKULTAS ILMU