gita lap.masonry

Upload: gita

Post on 19-Jul-2015

398 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masonry (Kerja Batu) merupakan pekerjaan yang erat hubungannya dengan pekerjaan Teknik Sipil, terutama pada pekerjaan yang berkaitan dengan batu, baik dalam bentuk pemasangan batu bata, genting, ubin, plesteran, dan pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan-bahan tersebut sebagai bahan utama untuk mendirikan bangunan Konstruksi Sipil maupun Konstruksi Gedung. Pekerjaan masonry (kerja batu) meliputi beberapa kegiatan lain, misalnya : pengukuran, persiapan alat, perhitungan bahan, pemasangan dan perapihan terhadap pekerjaan tersebut hingga berdirilah bangunan seperti yang telah direncanakan. Dalam membuat suatu bangunan atau gedung tidak lepas dari pekerjaan pasangan bata ( Kerja Batu ). Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak lama dan ada catatan yang mengemukakan bahwa jenis konstruksi ini telah dikenal sejak 6000 tahun yang lalu (sejak jaman Babilonia). Masyarakat pada masa itu menggunakan sistem banguntumpuk ( syapelbouw ). Dalam suatu proyek bangunan tentu kita menginginkan bangunan yang kita dirikan ada dalam kondisi yang bagus dan memuaskan. Faktor yang menentukan rasa kepuasan mengenai bangunan itu antara lain yaitu nilai estetika atau keindahan bentuk, kekuatan konstruksi, dan biaya yang relatif murah. Pada jaman dahulu orang membuat rumah hanya dengan menyusun batu atau kayu tanpa acuan dan memperhatikan nilai keindahan serta kekuatan konstruksi. Pada saat sekarang ini tentu saja kondisi itu sudah tidak bisa dilakukan lagi. Peradaban manusia yang sudah kaya akan teknologi modern semakin lama semakin berkembang sehingga menyebabkan manusia berusaha untuk menganalisis dan menggali serta membuat atau memproduksi bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun suatu konstruksi yang memuaskan. Konstruksi ini harus tetap memenuhi kriteria estetika, kekuatan konstruksi serta perhitungan yang jelas.

1

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting. Setiap pembangunan pasti akan selalu berhubungan dengan teknik sipil, mulai dari membuat bangunan sederhana sampai membuat bangunan bertingkat tinggi. Baik yang menggunakan mesin maupun yang menggunakan alat-alat manual. Namun, seperti yang kita lihat pada bangunan-bangunan yang didirikan sekarang ini masih banyak menghasilkan bangunan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mungkin saja hal ini dikarenakan oleh teknik pengerjaan yang tidak memenuhi syarat dan aturan-aturan yang ada begitu pula dengan komposisi bahannya. Untuk itu, kami membuat laporan ini adalah agar para mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Masonry (Kerja Batu) serta dituntut untuk bisa menerapkan apa yang dipelajarinya kepada para pekerja di lapangan nantinya. Dengan mengetahui cara-cara pengerjaan yang baik dan pengetahuan kualitas bahan, mahasiswa diharapkan menjadi pengawas pekerjaan konstruksi yang handal.

1.2

Identifikasi Masalah Masalah yang penulis bahas dalam laporan ini adalah membuat beberapa teori tentang Masonry (Kerja Batu). Laporan ini menganalisis mengenai tata cara dan kebutuhan bahan dalam pembuatan konstruksi batu serta masalah apa saja yang terdapat dalam pekerjaan konstruksi batu.

1.3

Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan tentang pekerjaan konstruksi batu :

1.Batu).

Dapat mengetahui segala hal mengenai Masonry (Kerja

2.3.

Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan tentang tata Dapat menambah pengalaman mengenai hal-hal yang ada

cara pelaksanaan dengan teknik yang baik dan benar. hubungannya dengan kerja batu.

2

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.dengan benar.

Mengenal dan menyebutkan nama-nama alat yang

digunakan pada pekerjaan batu. Menggunakan alat-alat sesuai fungsinya dalam bekerja. Mengenal dan menyebutkan macam-macam bahan yang

digunakan dalam pekerjaan batu. Mengetahui cara perawatan dan penyimpanan setiap

bahan menurut teknik lapangan yang baik. Dapat menentukan komposisi bahan adukan sesuai dengan

takaran atau perbandingan yang telah ditentukan. Menyebutkan fungsifungsi bahan, peralatan, ataupun

jenis bangunan yang akan dibuat. Dapat memasang batu bata sesuai dengan ikatan-ikatan

yang telah ditentukan, baik sudut meyiku atau tegak dan lain sebagainya

11.(ubin lantai).

Dapat

mengetahui

dan

mempraktekkan

dalam

pemasangan batu bata, plesteran, ubin dinding, pemasangan paving block

12. 13.14. 1.4 Metoda penulisan

Dapat mengetahui teknik perhitungan estimasi biaya

dalam suatu proyek kerja. Mengetahui permasalahan keselamatan kerja yang dapat Dan lain sebagainya.

mendatangkan bahaya atau kecelakaan serta solusinya di lapangan.

Metoda penulisan yang digunakan yaitu penulis mengambil langsung dari instruksi pengajar, job sheet dan buku-buku lain yang penting bagi laporan ini. Teknik pengumpulan data ini yaitu penulis membaca terlebih dahulu pedoman kerja batu dan mendengarkan instruksi pengajar lalu mengidentifikasikan masalahnya mengenai kerja batu.

3

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

1.5

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan selama 2 (dua) minggu, setiap hari senin s.d jumat tanggal 13 Juni 2005 24 Juni 2005. Tempat pelaksanaannya di Laboratorium Konstruksi Batu, Politeknik Negeri Bandung.

1.6

Sistematika Penulisan Laporan ini akan disajikan kedalam empat (4) bab. Pada bab pertama, berisikan pendahuluan yang didalamnya memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, sumber dan teknik pengumpulan data, waktu dan tempat pelaksanaan serta sistematika penulisan. Bab dua akan dijelaskan mengenai dasar teori dan uraian materi mengenai batu, pengertian, peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam praktek kerja batu, uraian tentang jenis pekerjaan Masonry, uraian ikatan atau pasangan bata serta perhitungan kebutuhan bahan yang diperlukan. Sedangkan pada bab tiga penulis akan menjabarkan tentang pelaksanaan praktikum atau job. Di dalamnya akan memuat pengertian, keselamatan kerja, pasangan bata Bt dengan belokan, plesteran dinding, pasangan ubin dinding, pasangan bata super dan rooster. Dimana setiap jobnya akan memuat instruksi umum, peralatan dan bahan yang dibutuhkan, langkah kerja dan gambar kerja. Pada bab empat dijabarkan tentang penutup yang memuat kesimpulan serta saran.

4

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

BAB II DASAR TEORI2.1 Pengertian Masonry ( kerja batu ) merupakan pekerjaan yang berhubungan erat dengan pasangan, dimana dalam hal ini pasangan yang dimaksud adalah pasangan batu bata, plesteran, ubin, rooster, paving block, dan lain-lain. Dalam pekerjaan masonry ini dibutuhkan bahan-bahan yang sesuai standar, proses pembuatan bahan tersebut, mutu, pemeriksaan mutu bahan di lapangan dan penyimpanan bahan di lapangan. Pekerjaan masonry ( kerja batu ) meliputi beberapa kegiatan lain, misalnya: penyiapan alat dan bahan, pengukuran, pemasangan dan perapihan terhadap pekerjaan tersebut hingga berdirilah bangunan seperti yang telah direncanakan. Pekerjaan masonry ini erat hubungannya dengan pekerja bangunan, oleh karena itu pengetahuan tentang masonry sangat penting dikuasai oleh orang-orang yang bergelut di bidang bangunan. sebagian besar kegiatan yang dilakukan saat mendirikan sebuah bangunan berhubungan erat dengan masonry, misalnya : Pekerjaan pondasi, Pekerjaan dinding, Pemasangan paving block, Pemasangan rooster.

5

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

2.2

Peralatan dan Bahan 2.2.1 Peralatan Peralatan merupakan salah satu pendukung dalam pekerjaan masonry. Peralatan yang lengkap akan menghasilkan suatu pekerjaan yang baik selain pekerja, cara pengerjaan dan bahan. Peralatan yang lengkap mempersingkat waktu pengerjaan sehingga akan memperkecil biaya tukang di lapangan. Pekerja atau tukang yang profesional akan selalu membawa peralatan yang digunakan. Pemakaian peralatan sering salah karena si pemakai kurang mengerti fungsi sebenarnya dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan dalam praktek kerja batu antara lain : 1. Ayakan Pasir Ayakan pasir ini terbuat dari kawat mesh yang diberi kerangka kayu dan berbentuk persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir, agregat-agregat kasar, dll. Spesifikasi : : 40 cm 80 cm Panjang : 60 cm 120 cms Lebar Kekasaran : 2,4 mm 4.8 mm

6

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

2.

Block Bobbyn dan Line Bobbyn Block bobbyn terbuat dari dua buah potongan kayu yang

dibentuk sedemikian rupa dan dihubungkan dengan benang sedangkan line bobbyn terbuat dari dua buah plat besi tipis yang berbentuk segitiga dan dihubungkan juga dengan benang. Kedua alat ini dipergunakan sebagai garis petunjuk / pedoman kedataran dan pelurusan dengan mencantolkan benang pada waktu pemasangan bata agar lurus satu sama lain. Pemakaian alat ini lebih efisien apabila dibandingkan dengan pemakaian paku karena kedudukan alat ini mudah diatur.

Line Bobbyn 3. Cangkul

Block Bobbyn

Alat ini terbuat dari plat besi yang berbentuk segi empat dan diberi tangkai kayu. Kegunaannya untuk mengambil bahan adukan, mengaduk adukan, menggali tanah. Spesifikasi : Mata cangkul : Panjang sisi : 22 cm Lebar Tebal plat Tangkai : Panjang Diameter : 17 cm : 2 mm : 80 cm : 5 cm

7

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

4.

Ember Digunakan untuk mengangkut adukan ataupun bahan

adukan, untuk mengangkat air, menakari pasir atau semen. Alat ini umumnya terbuat dari plastik tapi ada juga yang terbuat dari plat baja tipis dan mempunyai ukuran yang berbeda-beda.

8

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

5.

Gerobak Dorong Alat ini digunakan untuk memudahkan dalam mengangkut

batu, bata, pasir dan bahan-bahan bangunan lainnya dalam jumlah yang besar. Sebaiknya gerobak dilengkapi dengan pegas pada bagian kaki roda untuk mengurangi getaran sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya segregasi pada waktu membawa adukan (khususnya untuk beton).

6.

Jidar Alat ini terbuat dari kayu persegi panjang yang diberi

pegangan dan sudah diketam terlebih dahulu serta ada yang diberi alumunium dipinggirnya agar tahan lama. Kegunaannya untuk mendatarkan plesteran dinding, menentukan kelurusan / ketegakan pasangan bata, meratakan adukan yang menempel pada dinding sewaktu pekerjaan plesteran. 7. Jointer Jointer terbuat dari besi / baja tulangan yang dibengkokkan sehingga berguna untuk merapikan dan membentuk siar dalam bentuk yang bermacam-macam sesuai dengan yang dikehendaki pada pasangan bata, misalnya bentuk menjorok ke dalam setengah

9

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

bulat, menonjol ke dalam siku maupun rata dengan permukaan, dan sebagainya. 12mm

8.

Kotak Spesi Alat untuk tempat mengaduk, menyimpan adukan dan

meletakkan mortar dalam setiap melaksanakan pekerjaan. Kotak spesi sebaiknya terbuat dari plat besi dengan bentuk trapesium dan pada sisinya diberi tangkai untuk memudahkan mengangkatnya. Spesifikasi : Bagian atas : panjang : 70 cm Lebar Lebar : 45 cm : 30 cm Bagian bawah : panjang : 50 cm Tingginya : 40 cm Tebal plat : 2 mm

9.

Mesin Pemotong Batu

10

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Mesin ini berguna untuk memotong batu, bata, tegel, dll. Mesin ini terdiri dari daun gergaji, alat penahan untuk memotong dan menahan bata agar tidak lepas waktu menggergaji.

10.

Meteran Alat ukur meteran dibuat dari pita baja dengan lebar 1cm dan

panjangnya bermacam-macam tapi yang sering dipakai dalam kerja batu 2 - 5m. Rol meter ini diberi ukuran dalam satuan sentimeter dan inci serta digulung masuk dalam sebuah tempat yang terbuat dari plastik dan besi. Kegunaannya untuk pekerjaan pengukuran benda kerja pada pelaksanaan bangunan. Spesifikasi : Panjang : 2 m 5 sm Lebar : 1 cm 2 cm Tebal plat : 0,2 mm

11.

Palu Pemotong Bata

11

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Palu pemotong bata berfungsi untuk memotong bata dengan hasil permukaan yang relatif rata, bagian belakang berfungsi sebagai palu pemukul. Terbuat dari baja dengan tangkai kayu,mata palu bagian depan dibuat tajam digunakan untuk membelah bata dan bagian yang belakang dibuat empat persegi dengan permukaan datar berfungsi sebagai palu.Jadi disamping dapat digunakan sebagai pemotong bata juga dapat digunakan sebagai palu. Spesifikasi : Mata palu : Panjang muka Lebar muka Panjang belakang Lebar belakang Tangkai : Panjang Diameter tangkai : 12 cm : 5 cm : 7 cm : 3 cm : 23 cm : 3 cm

12.

Ruskam Alat ini disebut juga alat lepa. Ruskam ada yang terbuat

dari kayu dan ada juga yang terbuat dari besi. Ruskam ini terbagi menjadi dua yaitu : a.Ruskam kayu Ruskam ini terbuat dari papan dengan tangkai kayu, dengan ukuran yang bervariasi. Ruskam kayu berfungsi untuk meratakan permukaan atau segar. plesteran yang sedang dikerjakan dengan catatan plesteran tersebut harus dalam keadaan basah

12

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Spesifikasi : : 25 45 cm : 15 25 cm : 2 cm

Panjang Lebar Tebal plat kayu

b.Ruskam besi Ruskam ini terbuat dari besi / plat baja dan ada juga yang berlapis wol pada permukaannya. Berfungsi untuk meratakan dan menghaluskan permukaan plesteran acian atau finishing dengan cara menggosok-gosokannya dengan gerakan memutar pada permukaan plesteran.yang sedang aci. Spesifikasi : : 25 45 cm : 15 25 cm : 1 mm Sekop Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit dilengkungkan agar memudahkan dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya.Gunanya untuk mengangkat pasir atau bahan sejenisnya. Spesifikasi : Daun sekop : Panjang Lebar Tebal Tangkai : Panjang : 30 cm : 24 cm : 2 mm : 65 cm Panjang Lebar Tebal plat logam 13.

Diameter : 4 cm

13

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

14.

Sendok Spesi Sendok spesi disebut juga cetok dibuat dari plat baja tipis

dengan tangkai dari kayu yang berfungsi untuk mengambil dan memasangkan adukan. Sendok spesi memiliki 2 macam bentuk, yaitu bentuk segitiga (untuk pasang bata) dan bentuk oval (untuk plesteran). Sendok spesi segitiga lebih efektif pemakaiannya karena cukup satu kali pengambilan mortar dalam setiap pemasangan satu buah batu bata tetapi sendok ini lebih berat dari pada sendok oval karena sendoknya yang lebih besar. Sendok spesi oval lebih kecil dan lebih ringan. Keuntungan sendok oval : Mudah didapat. Ringan Dapat dipakai untuk mengambil adukan di

sembarang tempat. Dijual di pasaran. Kurang pas takarannya untuk mengambil adukan Kurang efisien. Kerugian sendok oval : pada pemasangan bata.

14

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

-

Tidak bisa menahan adukan yg hampir jatuh saat

pemasangan bata. Keuntungan sendok segitiga : Lebih efisien waktu pengerjaannya. Dapat untuk menahan adukan pada waktu pekerjaan Dapat memudahkan mengambil adukan yang jatuh. Berat Tidak dijual di pasaran bebas ( dipesan ). Harganya lebih mahal. : 23 cm : 20 cm : 0,1 cm : 13 cm : 3 cm

pasangan bata. Kerugian sendok segitiga :

Spesifikasi sendok spesi segitiga : Daun sendok : Panjang sisi Panjang sisi belakang Tebal plat baja Tangkai : Panjang Diameter tangkai

15.

Sikat Kawat Alat ini terbuat dari kawat baja yang tertanam dalam tangkai

kayu dengan tiga jalur. Kegunaannya adalah untuk membersihkan

15

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

permukaan

pasangan

bata

sebelum

diplester

ataupun

membersihkan peralatan dari kotoran yang menempel. Spesifikasi : Panjang Lebar 16. : 28 cm : 4 cm Siku Alat ini terbuat dari baja atau besi dengan bentuk siku (90) dilengakapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan sentimeter dan inchi. Berfungsi untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan bata. Spesifikasi : Panjang sisi masing-masing Lebar plat Tebal plat : 60 cm dan 80 cm : 5 cm : 2 mm

Panjang tangkai : 15 cm

17.

Skrap Spesi Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk persegi

panjang dan salah satu sisinya dibuat bergigi. Gunanya untuk melengketkan spesi pada permukaan plesteran pada waktu pemasangan ubin dinding (porselen). Spesifikasi : Panjang sisi depan Panjang sisi samping : 10 cm : 8 cm

16

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Tebal plat Lebar gigi Dalam gigi

: 1 mm : 7 mm : 7 mm 10 cm

7 mm 7 mm 18. Tingle Alat ini terbuat dari plat baja yang salah satu sisinya bergerigi. Gunanya untuk mencegah lenturan benang pada waktu pemasangan.

19.

Tongkat Ukur Terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang yang lurus dan

datar. Gunanya adakah untuk menentukan panjang pasangan dan sebagai pembantu waterpass dalam melevelkan pasangan bata.

20. a.

Unting unting Logam anti karat sebagai bandul.

Unting-unting tersusun oleh beberapa macam beton :

17

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

b. c.

Tali benang sebagai tali luncur. Kayu sebagai alat antara luncur.

Kegunaannya untuk : 1) Menentukan garis vertikal pada bidang vertikal atau bidang tegak lurus terhadap garis lurus. 2) Menentukan letak titik tegak lurus dibawah suatu titik diatasnya.

21. Waterpass batang

Waterpasss Waterpass batang terbuat dari logam aluminium yang

memiliki tiga tabung nivo yang berisi cairan eter dan terdapat gelembung udara. Keuntungan waterpass batang bisa digunakan untuk mengukur ketegakan dan kedataran tapi kelemahannya tidak bisa menjangkau dua titik yang sangat jauh karena panjangnya terbatas.

Waterpass selang

18

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Waterpass yang berbentuk selang yang terbuat dari polimer yang transparan. Di dalamnya diisi air yang berfungsi sebagai nivo. Keuntungan waterpass ini adalah bisa melevelkan dua titik yang jauh tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan ketegakkan ( vertikal ).

2.2.2

Bahan Bahan merupakan salah satu hal pendukung dalam pekerjaan masonry. Bahan yang lengkap dan komposisi atau adukan akan menghasilkan suatu pekerjaan yang baik. Bahan dalam pengerjaan praktikum batu hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan bahan untuk membuat bangunan. Dalam pekerjaan batu, bahan terbagi atas dua yaitu : sangatlah Bahan utama Bahan tambah Bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan masonry bervariasi, mulai dari kegunaannya sampai cara pemasangannya. Bahan-bahan yang digunakan dalam masonry (kerja batu) antara lain : a. b. cetak c. d. Bata super Batu bata Air Batako / Batu e. f. g. h. i. Keramik Batu belah Batu kali Batu tempel Kapur

19

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

j. Kerikil k.Marmer l. Pasir m. Paving block n.Porselen 1. Air

o.Semen portland ( PC ) p.Teraso q.Ubin r. Dll.

Air yang akan digunakan sebagai bahan adukan harus memenuhi syarat- syarat yang telah ditentukan dan banyaknya air yang akan diguankan tergantung pada jenis pekerjaannya. Air untuk membuat adukan pelsteran- plesteran yang bewarna putih, tidak boleh mengandung bagian campuran (zat pewarna) yang dapat merubah warna adukan. Air asin yang mnegandung garam tidak baik untuk adukan karena dapat merusak adukan sekaligus merusak tembok. Air merupakan bahan pembantu dalm pembuatan adukan untuk pasangan, namun demikian air yang diambil secara senbarang akan berpengaruh terhadap kekuatan adukan tersebut. Supaya adukan- adukan memiliki kekuatan yang optimal, maka air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung Lumpur, minyak, dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual juga tidak mengandung unsure organic yang dapat merusak adukan. Banyaknya air yang dipakai untuk adukan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan sifat- sifat bahan dasarnya maupun keadaan iklim saat pengerjaan. Kebutuhan air untuk adukan kedap air semen Portland dapat diperkirakan ratarata 22% dari campurannyadan untuk kedap air kapur + tras + 20% dari campurannya.

2. Bahan Perekat

20

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Bahan perekat merupakan unsur yang sangat penting dalam adukan, karena baik buruknya suatu adukan tergantung kepada bahan perekat yang digunakan. Beberapa jenis bahan perekat yang umum dipakai kita peroleh dipasaran adalah : a.Semen Portland Semen merupakan bahan perekat yang paling baik digunakan untuk suatu komposisi adukan, karena mempunyai sifat- sifat hidrasi yang baik (akan mengeras jika bereaksi dengan air dan udara), dengan butiran- butiran yanh halus sehingga benar- benar merupakan bahan yang siap untuk dipakai. Karena sifatnya tadi, maka semen banyak digunakan unutk pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan air (adukan kedap air) baik air tawar maupun air tawar. Berat jenis semen yaitu 3,15. Bahan dasar dari semen portland adalah batu kapur, silica, alumunium, oksida besi dan bahan- bahan lainnya yang jumlahnya kecil seperti trioxid belerang, belerang dan sebagainya. Penggunaan semen dalam bangunan antara lain: Bahan pengikat dalam pembuatan beton sesuai dengan kebutuhan Untuk pembuatan bagian- bagian bangunan seperti bahan penuutp atap (genteng beton, atap semen asbes gelombang ), tegel, batako dan pipa beton. Sebagai campuran pembuatan bata-bata tanah standard. Untuk menghindari kerusakan pada semen, maka penempatan semen harus dilakukan sedemikian rupa sehingga terlindung dari lembab. Pengambilan semen dari timbunan juga harus diatur sehingga selalu diambil dari timbunan yang paling terdahulu. Menurut SNI 15-2049-1994 dan SII 0013-1994 dibagi 5 type semen, yaitu :

21

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

PC type I, yaitu semen yang biasa digunakan secara umum. PC type II, yaitu semen yang penggunaannya mensyaratkan ketahanan terhadap gangguan larutan sulfat yang sedang / untuk aduk beton dengan panas hidrasi sedang.

PC type III, yaitu semen yang penggunaannya memerlukan kuat tekan awal tinggi. PC type IV, yaitu semen yang biasa digunakan untuk konstruksi aduk/ beton yang panas hidrasinya rendah. PC type V, yaitu semen untuk pemakaian adukan yang akan mendapat gangguan sulfat yang berat, atau gangguan sulfat yang tinggi.

Cara pengujian semen di lapangan dapat dilakukan dengaan cara visual yaitu : Dengan melihat kemasan dari PC, kemasannya harus Dengan menggenggam PC, apabila butirannya halus Cara penyimpanan semen antara lain : Semen harus disimpan pada tempat yang kering, tidak langsung di atas tanah yang lembab dan berada dalam ruangan yang beratap baik dan terlindung dari hujan. cm. lain. Pada pemakaian semen yang dibungkus dengan kantong, penyimpanan semen yang baru datang tidak boleh Semen yang sejenis dipisahkan dengan semen jenis Bila peyimpanan dilakukan di lokasi pekerjaan Jarak penyimpanan sebaiknya 50 cm dari sisi sebaiknya dibuat gudang yang kedap air. dalam dinding, sedangkan lantai berada di atas tanah 40 tertutup rapat. dan tidak menggumpal maka PC boleh digunakan.

22

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

disimpan diatas semen yang lama dan pemakaiannya harus sesuai dengan pengirimannya.

1m 2m 40 cm 50 cm

b.

Kapur Berdasarkan penggunaanya, kapur dibedakan menjadi

kapur pemutih dan Kapur aduk, kapur ini didapatkan dari pemadaman kapur tohor, yakni setelah batu kapur dibakar pada suhu yang paling tinggi kemudian disiram air sedikit demi sedikit. Kapur yang digunakan sebagai bahan perkat adalah kapur hidrolis, yakni kapur padam yang apabila dicampur air akan mengeras/ membatu. Supaya mutu kapur tetap terjaga hendaknya kapur disimpan ditempat yang terlindung dari hujan dan terik matahari. Kapur untuk bahan adukan berfungsi sebagai bahan pengikat. Umumnya kapur yang ada di Indonesia adalah kapur yang mengeras di udara, yang berasal dari pegunungan kapur, kulit- kulit kerang, batu karang dan lain- lain. Tahapan pembuatan batu kapur, yaitu : 1. Penambangan batu kapur

23

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

2.

Pembakaran, batu kapur yang dibakar pada suatu

tertentu akan mengalami proses perubahan susunan kimianya yaitu dari bentuk kapur karbonat menjadi kapur oksida dan gas karbondioksida. Tahapan suhunya adalah sebagai berikut : Pengeringan : 100 - 200C Pembakaran : 200 - 850C Kalsinasi 3. : 850 - 1000C

Pemadaman ( Slakking ), pemadaman kapur tohor

bertujuan menjadikan kapur hidroksida dengan reaksi kandungan air. Ada dua macam cara pemadaman yaitu : a.Pemadaman proses kering, hasilnya berupa kapur padam yang berwarna putih. Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut: kapur tohor yang akan dipadamkan dihamparkan diatas lantai setebal 30 50 cm, kemudian disiram air dan setelah reaksinya kelihatan berhenti timbunan kapur diaduk-aduk sambil disiram air lagi sampai semua kapurnya padam. b.Pemadaman proses basah, pemadaman ini menghasilkan kapur padam basah dalam bentuk bubur, dan cara ini biasa dilakukan jika kapur padamnya segera dipakai. Sifat batu kapur antara lain : Umumnya berwarna putih keabu-abuan berat jenis kapur Calsium = 2,65 2,75 Kekerasan batu kapur = 3-4,5 skala Mohrs

Kekuatan = 80-2000 Kg/cm2Kapur yang digunakan sebagai bahan bangunan disini ialah kapur hasil pembakaran 1000 C, atau lazim disebut kapur padam. Harganya jauh lebih murah dibanding dengan semen, namun kualitasnya cukup memuaskan, sehingga pada zaman dulu, di Indonesia kapur padam lebih populer

24

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

dibandingkan dengan semen. Pada praktek kerja batu ini, mahasiswa menggunakan kapur sebagai bahan perekatnya. Cara pengujian kapur di lapangan dilakukan secara visual yaitu : Kapur berwarna putih Butiran kapur halus, dan bila digenggam butirannya Cara penyimpanannya adalah sebagai berikut : Ruangan yang akan dipakai, lantainya diberi alas dari Di atas anyaman bambu diberi lapisan dari kapur papan / anyaman bambu. setebal 15 cm. Di atas lapisan ini barulah ditumpukkan batu- batu kapur tohor ( yang belum disiram ) dan seluruhnya ditutup dengan kapur padam ( tepung ) sehingga terisi penuh celahcelah batu kapur yang ditumpuk tadi dan dapat menahan masuknya udara yang mengandung uap air. Penyimpanan ini dimaksudkan untuk menjaga kapur agar kapur yang telah dibakar (kapur tohor ) tidak kemasukan air atau lembab.

tidak menggumpal.

Kapur Alas

Cara penyimpanan kapur di lapangan

25

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

4. Batako / Batu Cetak Batako adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah tras + kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu batuan jenis ini bentuknya berlubang, model lubangnya bisa dibuat bermacam macam tergantung penggunaannya. Bata cetak jenis ini sudah banyak dikenal masyarakat dan dipergunakan sebagai bahan bangunan seperti dalam kontruksi : a.Bangunan pabrik b.Bangunan kantor c.Bangunan rumah satu tingkat ataupun tingkat banyak d.Dapat dipergunakan sebagai dinding luar ataupun dinding dalam tanpa lapisan plester lagi.

Campuran terbaik dalam pembuatan :

1 kp + 4-6 tras alam ( perbandingan berat ), kekuatan bisamencapai 70 kg/cm2.

4 kp + 8 tras alam kekuatan hanya bisa mencapai ( 15-25 )kg/cm2. Proses pembuatan batako / batu cetak : Tras alam bagian butir halus tembus ayakan 0,3 mm bersifat aktif ( dapat mengeras bila 1 bagian kapur padam dicampur 2 bagian tras lolos ayakan 0,3 mm dalam waktu maksimal 3X24 jam. Tras kasar maksimum ukuran butir 10 mm, sebagai agregat dengan dinding tertipis untuk bata berlubang 25 mm. Untuk mendapatkan tras yang baik, kehalusan butiran harus diperhatikan sebagai berikut : Bila dibuat bata pejal, butir halus tembus 0,3 mm berjumlah 30 60 %, besar butir maksimum = tebal bata.

26

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Bila dibuat bata berlubang, butir halus tembus 0,3 mm berjumlah 30 60 %, besar butir maksimum = 2/3 tebal dinding tertipis adri batanya. Percetakan sebaiknya dengan alat mekanis (cinva ram ), sebagai alternative dengan pres alat ungkit, bisa juga dengan cara dipukul- pukul dan hasilnya kurang memberikan kepadatan yang merata, bila digunakan mesin pres getar prosesnya sama dengan pembuatan bata beton. Keuntungan penggunaan batako / batu cetak :

Tiap m2 pasangan tembok membutuhkan lebih sedikit batakojika dibandingkan dengan bata merah, berarti secara kuantitatif terdapat satu penghematan. Pembuatannya agak mudah sehingga ukurannya dibuat sama Karena ukurannya besar praktis waktu dan biaya pemasangan lebih hemat. Khusus yang berlubang dapat berfungsi sebagai isolasi udara. Jika pengerjaannya rapi maka tidak perlu diplester. Lebih mudah dipotong dari pada bata merah. Sebelum pemakaiannya tidak perlu direndam air. Kerugian penggunaan batako / batu cetak : Karena proses membuatnya cukup lama (3 minggu ), maka dibutuhakan waktu yang lama untuk membuatnya sebelum dipakai. Bila diinginkan lebih cepat membatu harus ditambahkan semen sehingga biaya bertambah Mengingat ukurannya cukup besar dan lamanya proses membatu, mengakibatkan waktu penggakutan sering pecah.

27

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Perawatan batako / batu cetak : Selesai dicetak, susun di tempat terlindung atau sebaiknya di tempat yang lembab. Bila mulai kering, bata dijaga selalu lembab misalnya diperciki air atau ditutup dengan karung lembab. Hindari pengeringan diterik matahari, karena penguapan air terlalu cepat akan hidrasi bahan perekat terhambat sehingga bata mudah retak. Sifat batako / batu cetak : Tidak rapat air dan penyerapannya tinggi Sifat susut muai tinggi, sehingga kurang baik untuk daerah yang selalu terjadi perubahan basah- kering. Pemakaian batako / batu cetak : Untuk dinding tembok kamar mandi atau kaki tembok (trasram), perlu diplester dengan adukan rapat air atau dilapisi adukan trasram. Syarat standard batako / batu cetak : Penggunaan sebagai dinding tembok SII 0964-84 atau SKNI S-04-1989 mensyaratkan a.l :

Untuk dinding tidak menahan beban, kekuatan minimumrata- rata = 20 kg/cm2.

Untuk dinding penahan beban, kekuatan tekan minimum ratarata = 70 kg/cm2. 5. Bata Super Bata super terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir halus dan dikerjakan secara mekanis, sehingga memiliki permukaan yang halus dan rata. Umumnya bata ini memiliki bentuk yang berlubang agar dapat menghemat bahan baku dan

28

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

menghasilkan ikatan yang kuat dengan mortar. Disamping itu, karena memiliki permukaan yang rata dan halus maka dalam pemakaiannya tidak memerlukan plesteran. 6. Batu Bata Batu bata adalah batu batuan yang terbuat dari tanah liat yang dalam keadaan lekat dicetak, dijemur beberapa hari lalu dibakar dengan suhu cukup tinggi sehingga tidak akan hancur lagi pada waktu direnadam dalam air. Batu bata juga bisa dicampurkan dengan bahan tambah bahan tambah, seperti serbuk gergaji, sekam padi (untuk membuat rongga udara), beratnya berkisar antara 0,8 1,4 Kg. Bata merah dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : Berbentuk prisma segi empat panjang, bersudut siku dan tajam, permukaan rata dan tidak retak. Ukuran sesuai dengan standar Bila diketok suaranya nyaring Harus mempunyai kuat tekan rata- rata yang diperoleh dari hasil pengujian. Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut yang pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari 50% permukaan bata tertutup oleh bercak- bercak putih. Proses dari pembuatan batu bata meliputi : Survey bahan baku Lakukan uji mutu bahan baku Jika mutu bahan baku sudah OK, lakukan penggalian bahan baku Transportasi Lakukan pengadukan dan pencampuran bahan tambah Lakukan pencetakan

29

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Lakukan pengeringan awal

Lakukan pembakaran pada suhu 800C-1500C Lakukan pendinginan selam 3 hari s/d 1 minggu Lakukan pengangkatan, lalu uji mutu batu bata Batu bata siap dipasarkan Standar ukuran bata di Indonesia : 52 x 115 x 240 (mm) dan 50 x 110 x 230 (mm), namun ada juga ukuran bata yang diluar standar (bata lokal). Standar mutu bata : Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 antara lain : Bata pejal, yaitu bata keramik yang pejal, tetapi masih boleh ada lubang yang jumlah luas lubangnya maksimum sampai 15% luas bidang yang berlubang. Bata berlubang, yaitu bata keramik,yang jumlah luas lubangnya antara 15%-35% luas bidang yang berlubang. Bata berongga, yaitu bata keramik yang berlubang dan jumlah luas lubangnya antara 35%-75%dari luas bidang yang berlubang. Pengujian mutu bata merah di lapangan dapat dilakukan dengan cara visual yaitu dengan mengamati : Warna, bata yang baik berwarna merah bata.. Ukuran bata harus sesuai dengan standar yaitu 50mm x 110mm x 230mm atau 52mm x 115mm x 240 mm. Bentuknya harus utuh dan siku. Kekerasan dapat diuji dengan cara melihat belahan batu bata. Apabila warna bagian dalam belahan bata tersebut sama, berarti proses pembakarannya merata, sehingga kekerasannya pun merata. ~ ~ ~ Kuat Tekan > 100 Kg/cm2 Kuat Tekan = 80 - 100 Kg/cm2 Kuat Tekan = 60 - 80 Kg/cm2

Menurut bentuknya batu bata dibagi menjadi tiga macam

30

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Penyimpanan batu bata seharusnya diberi jarak dengan permukaan tanah 15 20 menjaga agar mutu bata tetap baik. Gambar : Batu bata Maks. 2 meter cm, disusun berselang-seling, ketinggian maksimum 2 meter, ditutup dengan kain terpal / plastik,

20 cm

7. Batu Kali Batu ini banyak diemukan di alam, khususnya di daerah sungai / kali. Batu kali yang baik memiliki pori- pori yang sedikit dan keras (tidak keropos). Batu kali apabila tertanam dalam tanah kualitasnya tidak akan berubah, maka bahan ini cocok untuk pondasi, lantai pemikul dan lain- lain. Apabila ingin digunakan, letakkan didaerah yang kering agar batu tidak terkena lumpur. 8. Kerikil Kerikil bisa diperoleh dari batuan alam atau batuan alam yang dihancurkan, merupakan butiran mineral yang keras dengn ukuran 5-80 mm. Kerikil yang baik untuk adukan beton yang bisa memenuhi syarat sebagai berikut : Tidak boleh mengandung bagian hancur yang tembus ayakan 2 mm, lebih dari 32 % berat. Bagian yang hancur tidak boleh lebih dari 50 %. Kadar lumpur maksimum 1 % berat.

31

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Bagian butir yang panjang dan pipih maksimum 20 % berat terutama untuk beton mutu tinggi. Kekekalan terhadap Na2SO4 bagian yang hancur maksimum 10 % berat. 9. Pasir Pasir sebagai bahan pembentuk adukan, dapat berupa pasir alam yaitu sebagai hasil pelapukan alami batu- batuan yang banyak macamnya atau dapat berupa pasir buatan yaitu pasir yang dihasilkan oleh alat- alat pemecah batu. Jenis- jenis pasir yaitu : a. Pasir beton Pasir beton adalah butiran- butiran mineral keras dan tajam berukuran antara 0,075 0,5 mm, jika terdapat butiran berukuran lebih kecil dari 0,063mm tidak lebih dari 5% berat. Untuk mendapatkan kekuatan beton minimal maka pasir harus dapat memenuhi syarat sebagai berikut : Pasir beton harus bersih, bila diuji dengan larutan pencuci khusus, tinggi endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang dari 70% Kadar butiran lewat ayakan 0,063mm (kadar Lumpur) Angka kehalusan terletak antara 2,2 3,2 bila diuji tidak lebih dari 5% berat. dengan rangkaian ayakan 0,16 ;0,315;0,63; 1,25; 2,50; 5; dan 10 mm, fraksi yang lewat ayakan 0,3mm minimal 15% berat Pasir tidak boleh mengandung zat- zat organic yang dapat mengurangi mutu beton. Untuk memeriksanya pasir direndam pada cairan 3% NaOH, cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding. Kekekalan terhadap larutan Na4SO4, fraksi yang hancur tidak boleh lebih dari 12% berat. Kekakalan

32

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

terhadap larutan MgSO4, fraksi yang hancur tidak boleh lebih dari 10% berat. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif. b. Pasir pasang Berdasarakan tempat penambangan, maka pasir pasang dapat dibedakan dalam dua jenis seperti berikut : Pasir Gunung Ialah pasir yang diperoleh dari hasil galian, butirannya kasar dan tidak terlalu keras. Biasanya pasir jenis ini mengandung pozolan ( jika dicampur dengan kapur padam dan air setelah beberapa waktu dapat mengeras sehingga berbentuk suatu masa yang padat dan sukar dalam air). Pasir sungai Ialah pasir yag diperoleh dari dasar sungai yang merupakan hasil gigisan batu- batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 mm 5 mm) sehingga merupakan bahan yang baik untuk adukan pasangan. Untuk pengujian mutu pasir dilapangan dapat dilakukan halhal sebagai berikut : Dapat dilihat dari warnanya, jika pasir tersebut berwarna hitam besar kemungkinan pasir tersebut bermutu baik. Dapat dilakukan uji kekerasan dan ketajaman, yaitu dengan cara menggenggam pasir tersebut. Apabila pasir tersebut membekas pada tangan ( tajam ) maka dapat dikatakan pasir tersebut berkualitas baik. Semakin tajam pasir, maka mutunya semakin baik. Untuk menguji kadar lumpur dalam pasir dapat dilakukan dengan cara memasukkan sampel pasir kedalam botol

33

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

kemudian ditambahkan air, ditutup rapat-rapat dan dikocok selama lebih kurang 10 menit, kemudian didiamkan dan perbandingan kadar lumpur dan pasir tidak boleh lebih dari 5%. Cara penyimpanan pasir di lapangan harus diberi lantai dari kayu atau dengan menggunakan terpal atau pelat baja agar tidak terjadi pencampuran antara pasir dengan tanah. Diatasnya diberi penutup dari terpal sebagai pelindung dari hujan. 10. Ubin Ubin menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu ubin dinding dan ubin lantai, dari bahan pembuatnya, ubin dibedakan menjadi ubin marmer (batuan alami), keramik (tanah liat bakar + glasir), porselen (tanah liat bakar), dan ubin tegel biasa (adukan pasir dan semen). Bahan utama dari ubin dinding biasanya campuran dari kaolin, felspar, kwarsa dan talk. Proses pembuatannya antara lain: 1.Giling campuran tersebut sampai halus. 2.Pres membentuk lempengan ubin. 3.Bakar pada suhu 1200C. 4.Angkat lempengan tersebu dan dinginkan. 5.Setelah dingin, sortir lempengan yang baik dan rata permukaannya. 6.Tutup salah satu permukaannya dengan tepung glasir 7.Bakar lempengan tersebut untuk melelehkan glasirannya. Tujuan dari penggalsiran yaitu untuk memberikan kerapatan air yang baik, dan permukaan ubin licin dan indah. Standar mutu dari ubin jenis ini yaitu : 1.Ketepatan ukurannya. Perbedaan ukuran tidak lebih 1mm. Untuk ubin keramik : - ukuran nominal sisi 50mm; 50-160mm; 160-500mm tebalnya 7mm-20mm

34

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

2.Penyimpangan kesikuan maks. %. 3.Kerataan permukaan. Penyimpangan kecembungan maks. 0,35% dan penimpangann kelengkungan maks. ),15%. 4.Tidak bernintik berupa lobang jarum. 5.Penyerapan air maks. 20%. Cara pengujian ubin di lapangan dapat dilakukan dengan cara visual : Melihat kehalusan permukaannya. Mengukur kesikuannya. Cara teratur. 2.3 Jenis Jenis Pekerjaan Masonry Sebagian besar kegiatan yang dilakukan saat mendirikan sebuah bangunan berhubungan erat dengan masonry, diantaranya : 1. Pekerjaan pondasi Pondasi merupakan bagian bangunan yang berada paling bawah untuk menahan seluruh berat bangunan yang berada di atasnya dan meneruskannya ke tanah termasuk berat pondasi itu sendiri dan berat tanah yang ada di sekitarnya. Adapun syarat syarat konstruksi pondasi yang harus dipenuhi, yaitu : a. b. c. Konstruksi pondasi harus terletak di atas lapisan tanah Konstruksi pondasi harus mempunyai ukuran yang Konstruksi pondasi harus kuat sehingga tidak pecah Pada umumnya, pondasi terbuat dari pondasi batu kali dan batu belah atau batu gunung yang kemudian diisi dengan adukan semen dan biasanya berbentuk trapesium. Saat ini telah dikembangkan pondasi dengan menggunakan pondasi beton bertulang sehingga dapat lebih kuat. Prinsip yang keras, tidak mengandung humus dan stabil. sesuai sehingga tanah mampu menahan beban. karena beban yang bekerja pada mesin. penyimpanan harus hati-hati, biasanya dengan

memasukkan ke kotak penyimpanan dan disusun dengan rapi dan

35

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

pemasangan batu pada pekerjaan pondasi batu belah ini, dimana titik berat dari batu yang akan dipasang harus ditempatkan di bagian dalam sehingga kedudukannya betul-betul stabil. Dalam mengerjakan suatu pondasi harus melalui beberapa tahapan, yaitu : a. dipasang. b. c. d. e. f. g. h. Pemasangan papan duga (bouplank). Menentukan lebar dasar galian. Menentukan kedalaman galian. Melaksanakan galian. Pengurugan pasir untuk dasar pondasi. Pemadatan pasir urugan. Pasangan batu kosong (anstamping) yaitu Menentukan titik dan jalur pondasi yang akan

tumpukan batu dan ditaburi pasir serta disiram agar pasir bisa mengisi ke celah-celah batu tersebut. i. j. 2. Pemasangan profil untuk menentukan bentuk Pemasangan pondasi. Pekerjaan dinding Dinding merupakan bagian yang memisahkan bangunan dengan bangunan lainnya sehingga menjadikan suatu bangunan menjadi beberapa ruangan, sekaligus sebagai penahan beban yang ada di atasnya. Beberapa pekerjaan yang dilakukan saat membuat dinding antara lain : a. Pemasangan bata ( ikatan bata ) Untuk mendapatkan dinding yang kuat, hubungan / ikatan bata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : waktu. Hubungan harus dibuat sesederhana mungkin Hindari pemotongan bata yang kurang dari sehingga mudah untuk dikerjakan. setengah bata untuk mengefisiensikan penggunaan bahan dan dan ukuran penampang pondasi.

36

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

ikatan bata.

Siar tegak tidak boleh ada yang sejajar pada tiap

lapis. Tebal siar yang digunakan antara 1 1,5 cm untuk setiap Pada sudut sudut pertemuan silang dari dua

tembok harus mempunyai ikatan yang rapi dan kuat, lapis bata disusun sedemikian rupa sehingga terjadi ikatan yang kuat. melintang. b. Gunakan adukan sesuai dengan komposisi adukan Plesteran Membuat plesteran adalah melapisi pasangan batu bata agar permukaan itu tidak mudah rusak juga agar tampak rapih dan bersih. Pekerjaan memplester dilakukan pada pasangan pondasi, pasangan tembok dinding rumah, lantai batu bata, lisplang beton dan sebagainya. Fungsi plesteran antara lain adalah : Melindungi konstruksi dinding dari pengaruh cuaca. Memberikan permukaan dinding yang halus dan rata. Memberikan keindahan pada bangunan itu sendiri. Menurut sifatnya dibedakan menjadi 3 macam : Plesteran kasar Digunakan untuk melapisi permukaan batu bata atau pasangan batu belah yang tidak terlihat dari luar, misalnya tembok diatas rangka plafon, pasangan pondasi yang akhirnya diurug. Plesteran setengah halus atau setengah kasar Digunakan untuk permukaan lantai gudang, lantai lapangan olahraga, lantai teras, lantai kamar mandi dan sebagainya. Plesteran halus Digunakan sebagai pelapis tembok tembok rumah. Dalam hal ini langsung berhubungan dengan keindahan dan kerapihan. dan fungsi dari konstruksinya. Tembok dengan tebal satu bata atau lebih, lapisannya disusun dari bata utuh yang diletakkan memanjang atau

37

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Menurut kegunaan tembok yang akan diplester maka spesi yang digunakan untuk memplester tembok tidak selalu sama, biasanya perbandingan campuran spesi untuk memplester adalah seperti perbandingan campuran spesi yang dipergunakan untuk memasang tembok yang diplester itu. Pekerjaan menghaluskan plesteran yaitu berupa pekerjaan penyempurnaan plesteran tembok yang sudah diplester tetapi belum halus, warna belum rata dan berpori dengan butiran pasir yang masih kelihatan dengan jelas. Untuk memperoleh tembok yang rapat, padat dan halus plesteran tembok harus dihaluskan. Setelah pekerjaan menghaluskan tembok menjadi kering maka dapat diteruskan dengan pekerjaan pengapuran yaitu berupa pemberian warna pada tembok.

Syarat-syarat memplester tembok, yaitu : Dinding tembok yang akan diplester harus datar. Sebelum diplester tembok harus dibersihkan dari kotoran-kotoran Siram dinding dengan air untuk melembabkannya agar ikatan yang Tebal lapis plester 1 - 1,5 cm. Pasir yang akan digunakan harus diayak terlebih dahulu. Adukan harus betul-betul lecak dan homogen. Tahapan dan teknik pengerjaan harus sesuai dengan teknik yang Cara pelontaran adukan harus bisa dengan berbagai cara, seperti

yang menempel dengan menggunakan sikat karet. terjadi antara dinding dan mortar menjadi sempurna.

benar. forehand, backhand, overhead. Hal ini agar posisi bagaimanapun pelontaran harus bisa dilakukan. Pemeliharaan hasil pekerjaan plesteran. Faktor penyebab terjadinya keretakan pada plesteran, yaitu :

38

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

3.

Komposisi adukan yang tidak sesuai ( terlalu encer atau kental ) atau belum matang. Penggosokan saat plesteran masih basah. Pelontaran adukan kurang keras atau terlalu lemah. Pemuaian / pengeringan plesteran terjadi dalam waktu yang cepat. Suhu atau cuaca. Pemasangan ubin lantai dan ubin dinding Pekerjaan pemasangan ubin lantai dan dinding merupakan lanjutan

dari pekerjaan plesteran. Pemasangan ubin dilakukan hanya untuk memperoleh rumah atau bangunan yang sehat, bersih, dan indah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan pemasangan ubin lantai, antara lain :

Lantai atau tembok yang akan dipasangi ubin harus rata. Hindari pemukulan ubin yang terlampau keras agar ubin tidak pecah. Sebelum memasang ubin, buatlah garis sebagai patokan kelurusan ubin. Gunakan adukan sesuai aturan. 4. Pemasangan paving block Pekerjaan pemasangan paving block merupakan salah satu dari pekerjaan masonry. Pada umumnya pemasangan paving block ini sama halnya dengan pemasangan ubin. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan paving block, antara lain : Permukaan yang akan dipasang paving block harus rata dan padat. Permukaan yang akan dipasang paving block harus terlebih dahulu dihamparkan pasir yang padat dengan dipadatkan menggunakan mesin pemadat.

39

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Pemasangan paving block tidak menggunakan perekat / adukan tetapi hanya mengandalkan pemasangan yang betul-betul rapat antara paving block yang satu dengan paving block yang lain. 5. Pemasangan rooster Prinsip pemasangan rooster sama halnya dengan pemasangan batu bata. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan rooster, yaitu : 2.4 Pemasangan rooster pertama dilakukan ditengahRooster yang akan dipasang ukurannya harus sama. Ikatan / Pasangan Bata Ikatan atau pasangan bata adalah susunan beberapa buah bata dengan bahan pengikat adukan sesuai dengan aturan ikatan. Simbol : = 1 panjang bata = 1 strek = panjang bata = 1 lebar bata = bata = tebal bata Kekuatan suatu pasangan bata tergantung pada jenis ikatannya. Untuk mendapatkan tembok yang kokoh, ikatan atau hubungannya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Ikatan harus dibuat sesederhana mungkin, sehingga mudah dikerjakan. Pasangan bata bt adalah tebal pasangan sama dengan lebar bata. Pasangan bata 1 bt adalah tebal pasangan sama dengan panjang bata. tengah bentang yang akan dipasang rooster.

40

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Hindari menggunakan potongan bata yang kurang dari bata, untuk Siar tegak maupun siar datar harus meliputi seluruh tebal tembok, Pada 2 lapis berturut-turut, siar tegak saling berselisih strek (tidak Pada sudut, pertemuan, dan persilangan 2 tembok lapis bata bergantiTembok yang mempunyai tebal 1 bata atau lebih, lapis-lapisnya Gunakan adukan yang sesuai aturan.

menghemat waktu dan tenaga. untuk memperluas bidang lekat antara siar dengan bata. berimpit) pada bagian luar dan dalam. ganti berjalan terus sehingga di dalamnya seperti dianyam. disusun dari bata utuh yang diletakan memanjang dan melintang.

1.

Ikatan Biasa ( Streacther Bond ) Bata dipasang memanjang pada tiap lapisnya, dan biasanya tebal

dinding hanya 15 cm. Pada pemasangan bata yang paling akhir dipasang batu dan pada lapis kedua di atas bata batu itu dipasang bata utuh, sehingga menjadikan siar tegak pasangan merupakan zig-zag.

Gambar Streather Bond

Tampak atas lapisan 1, 3, dst. :

Tampak atas lapisan 2,4, dst. :

2.

Ikatan Kepala ( Header Bond )

41

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Jenis ikatan kepala ini biasanya digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm. Bata dipasang semua melintang, di mana setiap antar satu lapis awal pemasangan dimulai dengan bata . Pada umumnya jenis ikatan ini digunakan pada dinding sebelah bawah, dinding yang melengkung, dan pondasi. Pada bidang pasangan akan kelihatan semua bata hanya kepalanya saja. Gambar Header Bond

Tampak atas lapisan 1, 3, dst. :

Tampak atas lapisan 2,4, dst. :

3.

Ikatan Inggris ( English Bond ) Ikatan Inggris lapis pertama bata dipasang memanjang kemudian

pada lapisan di atasnya dipasang melintang dengan bata kedua dari akhir atau ujung menggunakan bata, yang berguna untuk memenuhkan permukan pasangan. Kalau pasangan berakhir pada suatu kolom yang belum dicor, maka ujung pasangan tidak dibuat lurus tetepi dibiarkan bergerigi agar ikatan antar beton dan pasangan lebih kuat.

42

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Gambar English Bond

Tampak atas lapisan 1,3, dst

Tampak atas lapisan 2,4, dst

4.

Ikatan Belanda ( Dutch Bond ) Ikatan Belanda adalah tipe ikatan yang hampir sama dengan ikatan

Inggris, di mana bata dipasang berselang tiap lapis antara bata memanjang dan bata melintang, tetapi tidak ada bata yang dipasang. Setiap lapisan bata memanjang diawali dengan pemasangan bata dan diikuti oleh sebuah bata melintang dan seterusnya dipasang bata memanjang. Pada lapisan bata melintang biasa saja, siar tegaknya merupakan diagonal yang melintang dinding dan merupakan ikatan tangga. Ikatan ini digunakan untuk dinding dengan tebal 30 cm. Gambar Dutch Bond

43

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Tampak atas lapisan 1, 3, dst. :

Tampak atas lapisan 2,4, dst.

:

5.

Ikatan Flemish Ikatan Flemish adalah jenis ikatan bata yang memanjang dan

melintang selang-seling dalam satu lapis. Berarti dalam suatu lapisan pasangan bata dipasang sebuah bata melintang dipasang bata memanjang dan berikutnya, bata melintang kembali dan begitu seterusnya. Antara setiap lapis dipasang bata untuk memenuhkan pasangan. Jenis ikatan ini digunakan pada dinding yang tebalnya 30 cm. Gambar Flemish Bond

Tampak atas lapisan 1,3, dst

44

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Tampak atas lapisan 2,4, dst

6.

Pilar 1 batu

Tampak depan 1,5 batu

Tampak atas lapis 1

Tampak atas lapis 2

Tampak depan 2 batu

Tampak atas lapis 1

Tampak atas lapis 2

45

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

Tampak depan

Tampak atas lapis 1

Tampak atas lapis 2

2.5

Perhitungan Kebutuhan Bahan

1 m2 pasangan bata bt memerlukan 68 bh bata merah 1 m2 pasangan bata 1 bt memerlukan 130 bh bt merah 1 m3 pasangan bata memerlukan 0,35 m3 adukan 1 m3 pasangan batu belah (pondasi) memerlukan 1,2 m3 batu belah

dan 0,45 m3 adukan 1 m3 PC akan menghasilkan 0,76 m3 PC padat basah spesi 1 m3 Kp akan menghasilkan 0,55 m3 Kp padat basah spesi 1 m3 Psr akan menghasilkan 0,675 m3 Psr padat basah spesi 1 m3 Krl akan menghasilkan 0,53 m3 Krl padat basah spesi 1 Zak PC = 50 = 40 liter

Langkah Perhitungan : 1. 2. 3. Pelajari gambar dan spesifikasinya. Pilah-pilah dari masing-masing jenis pekerjaan. Hitung volume atau luas dari masing-masing pekerjaan tersebut.

Contoh Perhitungan : Diketahui: Pondasi Panjang pondasi batu belah = 350 m Penampang pondasi batu belah 100 cm 25 cm

46

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

-

Komposisi adukan = 1 PC : 3 Psr 75 cm

Dinding Panjang pasangan bata merah = 275 m Tinggi pasangan bata merah = 3 m Tebal pasangan bata merah = 11 cm Komposisi adukan = 1 PC : 4 Psr

Dinding bata diplester bagian luar dan dalam dengan ketebalan rata-rata 15 mm Komposisi adukan = Kp : 1 PC : 5 Psr Lantai

- Luas lantai = 300 m2Ubin keramik 30 cm x 30 cm Tebal adukan di bawah ubin = 3 cm Komposisi adukan = 1 PC : 4 Psr

Ditanyakan: Kebutuhan bahan: a. Batu belah =m3 b. Bata merah =buah c. Keramik =..keping=.dus d. PC =..Zak e. Kp =..m3 f. Psr =..m3 Penyelesaian: Pondasi

- volume pondasi = 0,55 m x 1 m x 350 m = 192,5 m3komposisi adukan 1 PC : 3 Psr 1 PC = 1 x 0,76 = 0,76 3 Psr = 3 x 0,675 = 2,025 Jumlah = 2,785

Jadi, Batu belah = 1,2 m3 / m3 x 192,5 m3 = 231 m3

47

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

PC = (0,45 / 2,785) x 1 x 192,5 m3 = 31,104 m3 = 777,6 Zak Psr = (0,45 / 2,785) x 3 x 192,5 m3 = 93,312 m3 Pasangan bata Merah

- luas pasangan = 3 m x 275 m = 825 m2 - volume pasangan = 0,11 m x 825 m2 = 90,75 m3komposisi adukan 1 PC : 4 Psr 1 PC = 1 x 0,76 = 0,76 4 Psr = 4 x 0,675 = 2,70 Jumlah 3,46 Jadi, bata merah = 825 m2 x 68 bh/ m2 = 56.100 bh bata merah PC = (0,35 / 3,46) x 1 x 90,75 m3 = 9,18 m3 = 229,5 zak Psr = (0,35 / 3,46) x 4 x 90,75 m3 = 36,72 m3 Plesteran

- volume plesteran = 0,03 m x 825 m = 24,75 m3komposisi adukan Kp : 1 PC : 5 Psr Kp = x 0,55 = 0,275 1 PC = 1 x 0,76 = 0,760 5 Psr = 5 x 0,675 = 3,375 Jumlah 4,41 Jadi, Kp = (1 / 4,41) x x 24,75 m3 = 2,806 m3 PC = (1 / 4,41) x 1 x 24,75 m3 = 5,612 m3 = 140,3 Zak Psr = (1 / 4,41) x 5 x 24,75 m3 = 28,06 m3 Lantai

- volume adukan untuk ubin = 0,03 m x 300 m2 = 9 m3komposisi adukan 1 PC : 4 Psr 1 PC = 1 x 0,76 = 0,76 4 Psr = 4 x 0,675 = 2,70 Jumlah 3,46 Jadi, ubin keramik = 11 x 300 = 3300 keping = 300 dus

48

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

PC = (1 / 3,46) x 1 x 9 m3 = 2,601 m3 = 65,03 Zak Psr = (1 / 3,46) x 4 x 9 m3 = 10,405 m3 Sehingga kebutuhan bahan yang akan dipergunakan yaitu :

a. Batu belahb. Bata merah c. Keramik d. PC

= 231 m3 = 56.100 buah = 3300 keping = 300 dus = 1212,43 Zak = 2,806 m3 = 168,497 m3

e. Kp f. Psr

49

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KONSTRUKSI BATU (MASONRY) Praktek adalah suatu kegiatan yang merupakan aplikasi dari suatu teori. Dengan praktek kita dapat mengetahui keadaan dilapangan yang sebenarnya serta dapat mengaplikasikannya sesuai dengan teori yang ada. Pelaksanaan praktek dalam pekerjaan masonry sangatlah penting serta memiliki manfaat yang sangat besar, diantaranya adalah kita dapat mengatahui bagaimana cara pemasangan bata, plesteran, pemasangan tegel, kanstin, serta pemasangan ubin yang baik dan benar. Selain dari itu juga kita dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering terjadi di lapangan dan mengetahui bagaiman cara mengantisipasinya. Pelaksanaan praktikum konstruksi batu dilaksanakan di laboratorium konstruksi atau bengkel batu Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. Di dalam praktikum ini kita mempraktekan pekerjaanpekerjaan yang layaknya dilakukan oleh kuli atau tukang, tetapi sebenarnya bagi mahasiswa jurusan Teknik Sipil dituntut untuk mengetahui cara pengerjaan, penggunaan alatalat sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, agar kita mendapatkan hasil yang memuaskan, maka pelaksanaan praktek masonry haruslah dilakukan sebaik-baiknya serta sesuai dengan aturan dan petunjuk yang telah diberikan oleh pembimbing. 3.1 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktek kerja batu ini yaitu: 1. Mahasiswa dapat mengenal pekerjaan-pekerjaan masonry di lapangan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengerjaan masonry.

50

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

3. Mahasiswa dapat mengantisipasi atau memberikan jalan keluar apabila terjadi keganjilan dalam pelaksanaan pekerjaan masonry.

3.2 Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja adalah suatu usaha agar pekerjaan yang kita laksanakan dapat mencapai hasil yang kita inginkan dengan baik dan benar dalam kondisi pekerjaan yang aman. Tujuan keselamatan kerja yaitu : 1. Dapat mempertimbangkan hal-hal yang akan dapat mendatangkan bahaya atau kecelakan dalam melakukan suatu pekerjaan.

2. Dapat mengantisipasi suatu bahaya atau kecelakaan sebelum terjadi.3. Memberikan pertolongan dalam suatu bahaya kecelakaan atau insiden. Proses keselamatan kerja agar tidak terjadi kecelakaan diantaranya : 1. Tempatkan peralatan yang tajam seperti sendok spesi, line bobbyn, palu pemotong bata, ditempat yang mudah terlihat dan mudah dijangkau. 2. Pakailah pakaian kerja yang lengkap. 3. Bekerja hendaklah dengan penuh konsentrasi. 4. Patuhi instruksi dari instruktur. 5. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya. Pakaian pengaman dalam suatu pekerjaan diantaranya: 1. Wearpack : melindungi tubuh kita dari debu atau kotoran lainnya.

2. Sepatu kerja : sepatu pengaman dengan kedua ujungnya yang keras. 3. Masker : melindungi agar udara yang kita hirup bersih. 4. Sarung tangan karet : menjaga tangan dari iritas. 51

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

3.3. Pasangan Bata Ikatan Biasa dengan Belokan 3.3.1 Tujuan Instruksional Khusus Dalam pekerjaan ini mahasiswa akan diberikan seperangkat alat kerja batu, serta jumlah yang diperlukan. Maka mahasiswa dapat : a. Mengatur posisi tempat spesi, batu bata dan tempat bekerja atau lay out dengan baik dan benar. b. Memasang bentangan tembok bata seperti gambar kerja dengan teknik yang baik dan benar. c. Mengukur kedataran dan ketegakan pasangan bata dengan waterpas. d. Memotong bata dengan palu pemotong bata. e. Membuat sudut siku pada posisi belokan pasangan bata dengan alat yang telah diberikan. f. Memasang bata pada sudut pertemuan secara siku. g. Memelihara kebersihan lokasi kerja selama dan sesudah bekerja. 3.3.2 Tujuan Instruksional Umum a. Penempatan bahan dan alat harus disesuaikan dengan lay out yang telah diberikan instruktur. b. Penggunaan alat harus disesuiakan dengan fungsinya.

c. Langkah kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan seksama.d. Perhatikan akhir pasangan model tegak, datar dan sikunya.

52

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

3.4

Peralatan dan Bahan a. Peralatan : 1. Sendok spesi (oval dan segitiga) 2. Kotak spesi dan 3. Ember 4. Sekop dan 5. Cangkul 6. Jointer 7. Siku rangka 8. Waterpass 9. Palu pemotong bata 10. Line bobbyn 11. Benang 12. Meteran 13. Tongkat ukur 14. Ayakan pasir b. Bahan: 1. Batu bata biasa 2. Pasir pasang 3. Kapur 4. Air

53

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

3.5

Persiapan

a. Persiapkan alatalat dan bahan sesuai dengan kebutuhan kemudianletakan pada lay out yang telah dibuat.

b. Gambarkan pada lantai, bentuk pasangan yang akan dibuat sertapersiapkan jarak antara daerah pasangan bata dan spesi agar kita leluasa dalam pengerjaan pemasangan bata. c. Taruh dan susun bata tanpa spesi sesuai gambar sebagai patokan pasangan pada awal dan akhir pasangan.. d. Buatlah adukan sesuai takaran yang telah ditentukan oleh instruktur. 3.6 Pemasangan

a. Pasanglah dead-man dengan berantara 15 cm pada wal dan akhirpasangan dan periksa kedatarannya dengan menggunakan waterpas. Gambar lay out dead man

54

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

b. Pasanglah line bobbyn dengan benang yang kencang, membentang deadman awal dan akhir, pastikan line bobbyn tersebut datar dan rata.

c.

Hamparkan adukan pertama pada gambar di lantai dan ratakan

kurang lebih cukup unntuk dipasang satu bata.

d. e.

Pasanglah bata awal di atas adukan tersebut sampai membentang Buka line bobbyn yang tadi.TAMPAK DEPAN LAPISAN 1

di awal dan di akhir pasangan bata yang telah direncanakan.

TAMPAK ATAS LAPISAN 1,3,5, DAN 7

f. Pasang kembali seperti pasangan awal dengan kodisi yang sama untuk pasangan bata yang berikutnya atau pasangan bata lapis dua sampai penuh.

TAMPAK DEPAN LAPISAN 1 DAN 2

55

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

g. Buka kembali Line bobbyn dari pasangan bata lapisan kedua serta pasangan kembali dengan kondisi yang sama uantuk lapisan ketiga sampai penuh. h. Demikian seterusnya sampai lapisan paling akhir dan pastikan juga bahwa pasangan tersebut siku, tegak dan datar dengan menggunakan alat yang sesuai.a pernukaan sisi bata tersebut bersih. i. Gunakan jointer untuk memperindah siar. j. Bersihkan pasangan bata,lokasi pekerjaan, dan peralatan yang telah digunakan sewaktu bekerja, kemudian kembalikan kepada petugas peralatan (tool keeper). GAMBAR KERJA..

TAMPAK DEPAN

TAMPAK ATAS

56

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

3.7

Plesteran Dinding Membuat plester adalah melapisi pasangan batu bata agar permukaan

itu tidak mudah rusak, juga agar tampak rapih dan bersih. Pekerjaan memplester dilakukan pada pasangan pondasi, pasangan tembok dinding rumah, lantai batu bata, lisplang beton, dan sebagainya. Fungsi plesteran anatara lain : Melindungi kons dinding dari pengruh cuaca. Memberikan permukaan dinding yang halus dan rata. Memberikan keindahan pada bangunan itu sendiri. 3.7.1 Tujuan instruksional khusus Pekerjaan ini adalah pekerjaan batu yang dilakukan setelah pasangan bata selesai. Setelah praktikum ini selesai, maka mahasiswa dapat : a. Mengetahui fungsi dari plesteran. b. Memplester dinding dengan tekhnik yang benar. c. Melakukan perawatan dinding yang sudah di plester agar dindng tidak mudah retak. d. Menghitung kebutuhan bahan untuk plesteran. 3.7.2 Tujuan instruksional Umum 1. Pada proyek bangunan gedung biasanya menggunakan bata merah sebagai bahan dinding bangunan, sedangkan bata nerah yang digunakan buatan lokal yang mutu batanya masih tergolong bermutu rendah, maka

57

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

untuk melindungi konstruksi dinding dari pengaruh cuaca perlu dilakukan pemlesteran permukaan dinding itu. 2. Syarat suatu plesteran adalah :

1. Untuk lapisan dasar (slorry coat) menggunakan perbandingan

1

PC : 4 pasir, untuk praktek dibuat dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir. Untuk lapisan ini adukan dibuat encer dengan memiliki tebal lapisan 3 mm.

2. Untuk lapisan kedua menggunakan perbandingan 1 PC : 1 kapur : 6pasir, untuk praktek dibuat perbandingan 1 kapur : 5 pasir. Lapisan ini memiliki tebal 5 mm. 3. Biasakan melontarkan adukan dengan berbagai gaya, misal : backhand, forhand dan over head. Gayagaya ini dipergunakan pada saat kondisi di lapangan tidak bisa dengan 1 cara. 4. Untuk kamar mandi digunakan campuran yang kedap air dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir. 3.7.3 Peralatan dan Bahan a. Peralatan Peralatan yang digunakan di praktikum ini adalah sendok spesi, sendok, plesteran, waterpas, ruskam kayu, jidar, ember, ayakan pasir/kapur, sikat kawat, kotak spesi, meteran, palu, kwas besar, dll. b. Bahan Bahan untuk pekerjaan ini adalah : Pasir, kapur serta air. 3.7.4 Langkah Kerja

Persiapan a. Sebelum memplester dinding harus diperiksa kelurusan, kedataran dan ketegakan bidang yang akan diplester. b. Permukaan dinding yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan sikat kawat.

58

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

c. Apabila permukaan dinding terlalu kering, maka disiram (diperciki)dengan air untuk melembabkannya yang berfungsi agar daya iket antara dinding dengan plesteran menjadi sempurna. Berbeda apabila dinding terbuat dari batako tidak perlu disiram agar tidak menyulitkan pada waktu penempelan adukan, sebab permukaan dinding tidak mempunyai daya serap yang tinggi.

3.7.5

Pelaksanaan Plesteran a. Periksa peralatan dan bahan yang akan diperlukan dalam pekerjaan plesteran.

b. Buat adukan untuk lapisan dasar (slorry coat) dengan komposisiencer seperti bubur. c. Lontarkan adukan ke dinding dengan keadaan menyebar dan merata, ratakan bagian yang menumpuk dengan menggunakan ruskam kayu dengan arah gerakan melingkar, tetapi tidak perlu ditekan. d. e. Buatlah adukan untuk lapisan kedua jika seluruh permukaan dinding Buatlah titik-titik plesteran pada sisi atas dan bawah di permukaan sudah tertutup rata. dinding dengan jarak antara titik yang satu dan lainnya kurang dari panjang jidar yang digunakan, serta titik atas dan bawah harus tegak.

f.

Buat kepala plesteran dengan cara mengisi adukan diantara titik

bagian atas dengan titik bagian bawahnya, kemudian ratakan menggunakan jidar dengan berpedoman pada ketebalan titik plesteran tadi.

59

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

g.

Setelah semua kepala plesteran selesai dibuat, tempelkan adukan

dengan cara dikemprotkan ke dinding dimulai dari bagian bawah lalu ke atas sampai penuh dengan rata, lalu dipotong dengan menggunakan jidar kearah kiri-kanan sambil didorong ke atas.

Arah gerakan h. Pada akhir pekerjaan, jika masih terdapat bagian yang tidak rata

(masih bolong), lontarkan adukan pada bagian tersebut kemudian gosok menggunakan ruskam kayu dengan arah gerakan melingkar sampai permukaan dinding tersebut benar-benar rata i. Jika dinding yang diplester terkena matahari secara langsung, maka perlu dijaga agar air tidak terjadi penguapan terlalu drastis yang akan mengakibatkan retak (cracking) pada plesteran tersebut. Untuk

60

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

mencegah hal ini tutup pekerjaan dengan menggunakan terpal atau plastik.

Jika dinding yang diplester terkena matahari secara langsung, maka perlu dijaga agar air tidak terjadi penguapan terlalu drastis yang akan mengakibatkan retak (cracking) pada plesteran tersebut. Untuk mencegah hal ini tutup pekerjaan j. Setelah pekerjaan selesai, cuci semua peralatan yang sudah digunakan sampai bersih seperti sebelum digunakan dan beri pelumas serta dilap untuk mencegah korosi dan bersihkan juga lokasi pekerjaan agar terlihat rapi.

3.8 Pasangan Ubin DindingPekerjaan pemasangan ubin lantai dan tembok merupakan lanjutan dari pekerjaan plesteran. Pemasangan ubin dilakuakan hanya untuk memperindah rumah, namun telah banyak digunakan di rumah-rumah. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan ubin, yaitu : Lantai atau tembok yang akan dipasangi ubin harus rata. Hindari pemukulan ubin yang terlampau keras agar ubin tidak pecah. Sebelum memasang ubin, buatlah garis dari tali sebagai patokan kelurusan ubin. Gunakan adukan sesuai aturan.

61

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

3.8.1 Maksud dan Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan dapat memasangkan ubin dinding dengan benar. 2. Mahasiswa diharapkan dapat menghitung jumlah adukan untuk pasangan ubin dinding per meter persegi.

3.8.2 Peralatan dan Bahan Peralatan : 1. Skrap spasi 2. Kotak spasi 3. Waterpas 4. Pensil 5. Siku-siku 6. Sekop 7. Ember Bahan : 1. Keramik 2. Pasir 3. Kapur 4. Benang 5. Paku 3.8.3 Langkah Kerja 1. Bersihkan permukaan dinding yang akan dipasang ubin dengan sikat.

62

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

2. Periksa keadaan plesteran dinding yang akan menjadi dasar pemasangan ubin dinding. 3. Ukur panjang dinding yang akan dipasang ubin, lalu dibagi dengan lebar ubin sehingga diketahui berapa buah ubin dalam sebaris. 4. Ukur tinggi dinding dan bagi dengan lebar ubin.sehingga diketahui berapa buah ubin dalam satu jalur. 5. Ambil ketegaklurusan dinding pada tiap-tiap pinggir tembok dengan waterpas dan garis dengan pensil. 6. Tarik benang yang tegak lurus dari sisi bawah keatas pada pinggir tembok sebagai pedoman pemasangan ubin paling pinngir 7. Tarik benang horizontal pada sisi atas pemasangan ubin, lalu dihitung kebawah, untuk pemasangan ubin yang paling bawah, lalu tarik benang mendatar , sebagai pedoman pada pemasangan ubin baris paling bawah 8. Tarik benang yang tegak lurus dari sisi bawah keatas pada pinggir tembok sebagai pedoman pemasangan ubin paling pinngir 9. Tarik benang horizontal pada sisi atas pemasangan ubin, lalu dihitung kebawah, untuk pemasangan ubin yang paling bawah, lalu tarik benang mendatar , sebagai pedoman pada pemasangan ubin baris paling

bawah

63

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

10. Pemasangan ubin dinding biasanya dipasang dengan adukan khusus yang disebut evo stick, tapi ini untuk permanen, sedangkan dalam latihan, kita pasang dengan adukan kapur dan semen. 11. Ambil dengan skrap spesi, tempelkan pada permukaan dinding dan tarik ke atas sehingga adukan menempel pada dinding.

12. Ambil sebuah ubin dan tempelkan pada lapisan adukan tadi yang mana dua buah sisi ubin harus serata dan selurus benang pedoman. 13. Ambil dua buah paku, tancapkan disisi atas ubin, kemudian tempelkan kembali spesi diatas ubin pertama tadi. 14. Ambil sebuah ubin lagi dan tempelkan sebelah atas yang pertama tadi dengan dibatasi oleh kedua buah paku tadi, kedua ubin harus rata dan siarnya sama tebal.

64

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

15. Pemasangan jalur ini diteruskan dengan cara yang sama sehingga penuh dari bawah sampai atas. 16. Pemasangan jalur kedua adalah kesamping,dengan patokan jalur ubin yang tegak tadi dan semua siar dibatasi oleh dua buah paku.

17. Kalau semua ubin sudah terpasang ,dan ikatan antara ubin dan montar sudah terjadi, maka paku-paku itu dibuka lalu siar-siar diantara ubin diisi dengan pasta semen dengan memakai sendok kecil 18. Sesudah semua siar penuh, permukaan ubin di lap dengan majun sampai bersih. 19. Ubin yang dipotong biasanya dipasang pada sudut-sudut ruangan .pada pinggir bawah dinding. 3.9 Pemasangan Paving Block Pada dasarnya pemasangan paving block bertujuan untuk

65

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan di Laboratorium Konstruksi Kerja Batu, maka dapat penulis simpulkan : 1. Dalam teknik pemasangan benda kerja perlu dipehatikan teknik pemasangan yang baik sehingga diperoleh ketegakkan, kelurusan, dan kesikuan yang baik. 2. 3. 4. Komposisi adukan harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan Dalam pelaksanaan kerja untuk mendapatkan hasil kerja yang Mampu mengestimasi biaya yang diperlukan untuk sehingga didapatkan hasil campuran adukan yang baik. maksimal juga dibutuhkan atau didukung oleh peralatan yang memadai. merencanakan suatu bangunan. 4.2 Saran Dengan ditemuinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan praktikum maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut : 1. 2. Perawatan peralatan dalam pelaksanaan harus lebih ditingkatkan lagi. Adanya kerja sama yang baik antara praktikan dengan dosen pembimbing dalam pelaksanaan praktek di laboratorium.

66

LABORATORIUM KONSTRUKSI BATU

PP

67