8resensi ulin performance budgeting
TRANSCRIPT
5/10/2018 8resensi Ulin Performance Budgeting - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8resensi-ulin-performance-budgeting 1/3
TINJAUAN BUKU
Janet M. Kelly dan William C. Rivenbark. Performance Budgeting for State and Local Government. London: M.E. Sharpe, 2003, 271 pp.
ANGGARAN KINERJA BAGI PEMERINTAHAN DAERAH
Tjahjanulin Domai
Lektor Kepala pada Jurusan Administrasi Publik Universitas Brawijaya dan kini
sedang menjabat sebagai Pembantu Rektor Universitas Brawijaya Bidang Kemahasiswaan
Buku yang tengah bergulir kehadapan anda ini berjudul “Performace Budgeting for
State and Local Government.” Buku ini diterbitkan sebagai respon terhadap sejumlah model
atau teknik dalam penyusunan anggaran negara bagian dan pemerintah daerah di Amerika
Serikat. Proses penyusunan anggaran adalah persoalan yang rumit dan ruwet karena terlalu
banyak teknik-teknik penyusunan anggaran yang diintrodusir oleh para pakar. Buku ini
memfokuskan perhatian pada penggunaan anggaran berbasis kinerja ( Performance-based
Budgeting ). Pada dasarnya anggaran adalah urusan yang dimonopoli oleh pemerintah.
Pemerintah telah mendudukkan anggaran sebagai sebuah persoalan yang eksklusif diwilayah
monopoli mereka, tanpa ruang yang memadai bagi warga negara untuk terlibat. Dibalik
anggaran ini, anggaran kemudian dijadikan simbol dari niat baik pemerintah untuk
memuaskan dan memakmurkan warga negaranya.
Dengan mempergunakan berbagai literatur dari hasil penelitian survei dan studi kasus
yang ditampilkan dalam buku ini, para praktisi dan students of public Administration dapatmempelajari pengalaman pemerintah dalam mengimplementasikan anggaran kinerja. Selain
itu, mereka dapat memetik manfaat dari penggunaan anggaran kinerja tersebut bagi
pemerintah.
Pengalaman Pemerintah Federal dalam menggunakan anggaran kinerja telah
didokumentasikan secara menyeluruh, studi pada tingkat negara bagian merupakan sesuatu
yang sangat penting. Pada kebanyakan negara bagian yang telah mengadopsi sistem
penganggaran kinerja, ada anggapan sementara bahwa anggaran kinerja bukan merupakan
suatu teknik penganggaran yang berdiri sendiri, bukan pula merupakan sebuah perubahan
dalam format anggaran. Dari hasil review terhadap beberapa literatur tersebut muncul
beberapa pertanyaan tentang mengapa negara bagian dan pemerintah daerah terus
mengadopsi dan menggunakan penganggaran kinerja? dan mengapa pula organisasi” Professional Public“ juga menggunakan anggaran kinerja tersebut walaupun berdasarkan
beberapa catatan ternyata keberhasilannya sangat beragam.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan seni manajemen yang berkembang dengan
pesat setelah perang dunia ke dua, dapatlah dipahami bahwa pengaruh dari manajemen ilmiah
telah pula terasa dalam sistem penyusunan anggaran. Pengaruh tersebut nampak jelas dalam
kegiatan yang berhubungan dengan usaha peningkatan efisiensi baik disektor swasta maupun
disektor publik.
Dalam perkembangannya muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan
sebagai suatu bentuk anggaran dimana sumber-sumber di hubungkan dengan hasil dari
pelayanan. Dengan perkataan lain anggaran kinerja mencerminkan beberapa hal. Pertama,
maksud serta tujuan untuk apa dana itu diminta. Kedua, biaya dari program-program yang
1
5/10/2018 8resensi Ulin Performance Budgeting - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8resensi-ulin-performance-budgeting 2/3
diusulkan untuk mencapai tujuan ini. Dan yang ketiga, data kuantitatif yang dapat mengukur
pencapaian serta pekerjaan yang dilaksanakan untuk tiap-tiap program.
Ada beberapa tema menarik yang diintroduksi dalam buku ini. Pertama , bahwa
anggaran kinerja seperti halnya reformasi dalam anggaran, telah diadopsi dan
diimplementasikan dengan sungguh-sungguh. Kedua , para manajer yang bijaksana akanmenyesuaikan anggaran kinerja kedalam proses anggaran. Ketiga, ukuran kinerja yang baik
adalah adanya sistem pelaporan yang kontinyu dan adanya kombinasi antara kegiatan
operasional dan pertanggung jawaban keuangan.
Ketiga tema pokok buku ini selanjutnya dijabarkan kedalam delapan bab. Bab
pertama membingkai pertanyaan tentang “ nilai ” anggaran kinerja bagi organisasi publik.
Bab kedua menggambarkan, proses reformasi dalam sistematika anggaran baik pada
pemerintah federal, negara bagian, dan pemerintah daerah. Bab ketiga menyangkut teknik
yang memberikan gambaran tentang persiapan penyusunan anggaran, proses penyusunan
anggaran, implementasi dan evaluasi anggaran kinerja di Washington State, Virginia dan
North Carolina.
Ada tiga bab yang istimewa dalam buku ini yaitu bab empat sampai bab enam. Bab ke
empat menjelaskan suatu konsep yang memadukan antara perencanaan strategic balanced
score card dan citizen perception and service satisfaction. Bab kelima menguraikan secara
terperinci pengukuran terhadap anggaran kinerja. Bab keenam menjelaskan tentang
penerapan Benchmarking dalam anggaran kinerja. Benchmarking merupakan suatu proses
mengukur dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan yang dilakukan oleh
suatu organisasi terhadap organisasi lain yang dianggap lebih baik. Adapun tujuan
Benchmarking adalah untuk mendapatkan informasi yang membantu upaya organisasi
tersebut dalam memperbaiki kinerjanya.
Selain enam bab di atas, buku ini membahas pula dua bab lainnya yang menyangkut
proses pengendalian sistemnya dan kebutuhan manajerial dalam menunjang keberhasilansistem anggaran berbasis kinerja. Bab ke tujuh menggambarkan tentang pemeriksaan dan
evaluasi terhadap anggaran kinerja. Sementara itu bab yang ke delapan menggambarkan
peran penting dari kemampuan manajerial, khususnya peran kepemimpinan dalam
penyusunan anggaran kinerja yang didukung oleh para tenaga yang ahli dibidangnya.
Kelebihan buku ini terletak pada langkanya buku sejenis beredar di Indonesia
sementara negeri ini dalam beberapa tahun terakhir sedang menggalakkan desentralisasi
fiskal guna menunjang efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain itu,
kebijakan penggunaan sistem anggaran berbasis kinerja dalam administrasi keuangan daerah
di Indonesia sudah dilaksanakan sementara variasi literatur pendukungnya juga masih kurang
memadai. Meskipun buku ini berlatar administrasi keuangan daerah di beberapa negara
bagian di Amerika Serikat, namun tetaplah bermanfaat bagi praktisi dan akademisi yangmenaruh perhatian pada administrasi keuangan daerah. Yang perlu dicermati tentu terdapat
beberapa perbedaan karakteristik antara Amerika Serikat dan Indonesia sehingga diperlukan
penyesuaian dalam kerangka berpikir dan implementasinya.
Kelemahan utama buku ini terletak pada masih belum diterjemahkannya buku
tersebut dalam bahasa Indonesia sehingga rentang penyebarannya tentu masih sangatlah
terbatas. Tentu saja hal ini sangat membatasi daya manfaat buku ini karena ada kesenjangan
antara kebutuhan dan daya jangkau persebarannya. Namun demikian, hal ini tidak
mengurangi bobot kualitas buku ini dan dukungannya terhadap upaya pengembangan
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2