89503150-stroke-infark.ppt
DESCRIPTION
jvhjnTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUSStroke Infark
( Stroke Non – Hemoragik )
PresentanAab Sihabudin
FK Yarsi110.1996.002
Pembimbingdr. Soetjipto H, Sp. S
Status pasien
IDENTITAS
Nama / Umur : Tn. AS / 47 tahunJenis kelamin : Laki - lakiPekerjaan : PNS/IIDAgama : IslamStatus Pernikahan : MenikahSuku Bangsa : SundaTanggal masuk : 31 Januari 2010Dirawat ke : Kedua kaliTgl pemeriksaan : 31 Januari 2010
ANAMNESIS
Autoanamnesa dan alloanamnesaTgl. 31 Januari 2010
Keluhan UtamaLengan dan tungkai kanan lemah mendadak.Keluhan TambahanMulut tertarik kekiri
Riwayat PenyakitSekarang
Pasien rujukan dari RS Salak Bogor, datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dengan keadaan lengan dan tungkai kanan lemah secara tiba-tiba sejak 3 jam SMRS.Sesaat sebelum kejadian pasien mengeluh pusing berputar, lalu ketika sedang duduk di meja kantor tiba-tiba saja pasien merasa lengan dan tungkainya lemah. Rasa baal dan kesemutan pada lengan dan tungkai disangkal pasien, tersedak saat menelan sesuatu, gangguan pendengaran, penglihatan ganda dan bicara pelo sesudah serangan disangkal.Pasien tetap sadar saat kejadian, namun menurut keluarga pasien saat tiba di IGD RS Salak Bogor pasien mengalami muntah dan kejang, TD saat itu 190/100 mmHg. Menurut keluarga pasien, mulut pasien tampak mencong kekiri namun pasien masih dapat berbicara dengan jelas. BAK dan BAB normal.Pasien pernah sakit seperti ini sebelumnya kurang lebih 6 th yang lalu, dengan keluhan yang sama dan meninggalkan gejala sisa.Pasien mempunyai riwayat penyakit darah tinggi sejak 7 th yang lalu, rutin kontrol dan minum obat. Pasien termasuk seorang perokok aktif.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
$ Hipertensi :sejak 7 th yll, rutin kontrol dan minum
obat$ Diabetes mellitus :Disangkal$ Sakit jantung :Disangkal$ Trauma kepala :Disangkal$ Sakit Kepala Sebelumnya:Disangkal$ Kegemukan :Disangkal$ Stroke :6 th yll$ Asma :sejak kecil
Riwayat Penyakit Keluarga
RiwayatKelahiran
PertumbuhanPerkembangan
Tidak ada kelainan
Asma dari ayah pasien
PEMERIKSAANFISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedangGizi : baikTanda vitalTD kanan : 160/100 mmHgTD kiri : 160/100 mmHgNadi kanan : 90x/menitNadi kiri : 90x/menitPernafasan : 20x/menitSuhu : 36,7°C
Status GeneralisLimfonodi : Tidak ada pembesaranJantung : BJ I-II reguler, gallop(-),
murmur (-)Paru : SN vesikuler , Wh(+/+),
Rh (-/-)Hepar : Tidak teraba membesarLien : Tidak teraba membesarEkstremitas : Akral hangat, udem (-)
STATUS NEUROLOGIS Kesadaran : Composmentis GCS : E4 M6 V5
Kepala : Dalam Batas Normal Leher : Dalam Batas Normal
Gejala Rangsang Meningeal : Tidak ada
Nervi KranialisN. I, II, III, IV, V, VI, VIII, IX, X, XI, XII
Dalam batas normalN. VII
Pasif• Lipatan nasolabial : asimetris kanan
lebih datar• Sudut mulut : kiri lebih tinggiAktif• Meringis : Asimetris tertinggal
pada sisi kanan
• Menggembungkan pipi : Asimetris, kiri lebih
menggembung
MotorikGerakan terbatas / bebasKekuatan 3333 / 5555
3333 / 5555Tonus NormotonusTrofi Eutrofi
Pemriksaan Neurologis
Refleks Fisiologis
♦ Refleks Tendon : KananKiri
Refleks Biseps : (+)↑(+)Refleks Triseps : (+)↑ (+)Refleks Patella : (+)↑
(+)Refleks Archilles : (+)↑ (+)
Refleks Patologis kanan
kiriHoffman Trommer : (-) (-)Babinski : (-) (-)Chaddock : (-) (-)Openheim : (-)
(-)Gordon : (-) (-)Schaefer : (-) (-)Rosolimo : (-) (-)Mendel Bechterew : (-) (-)Klonus paha : (-) (-)Klonus kaki : (-) (-)
Pemeriksaan NeurologisLain
• Sensibilitas
(+)• Koordinasi & Keseimbangan
tidak dilakukan• Fungsi Otonom
tidak ada kelainan• Fungsi Luhur
baik
resume• Pasien laki-laki, 47 tahun, dirawat karena:hemiparesis dextra & parese N.VII tipe
sentral terjadi tiba-tiba 3 jam SMRS saat sedang istirahat.
Sesaat sebelum kejadian kepala pusing berputar.
• Penurunan kesadaran (-). Demam (-). Nyeri kepala hebat (-). Kejang (+). Muntah (+)
• Pasien adalah seorang perokok aktif.• Riwayat hipertensi (+) sejak 7 th yll
Resume
Pemeriksaan Fisik Status generalis : Dalam batas normalStatus neurologisKesadaran : compos mentisGCS : E4 M6 V5
KardiovaskulerTekanan darah : 160/ 100 mmHgNadi : 90x/ menitNervi Cranialis : Paresis N. VII dekstra tipe
sentral
Resume
MotorikGerakan : terbatas / bebasKekuatan : 3333 / 5555Tonus : NormotonusTrofi : EutrofiRefleks Fisiologis : +/+Refleks Patologis : -/-Kesan: ada gangguan motorik berupa hemiparesis dekstra tipe UMN, paresis N. VII dekstra tipe sentral
Penilaian Skor StrokeAlgoritma Stroke Gajah Mada• Penurunan kesadaran (-)• Nyeri kepala (-)• Refleks Babinsky (-)Algoritma Siriraj• Kesadaran (0 x 2.5) + muntah (1
x 2) + cephalgia (0 x 2) + tekanan darah (90 x 10%) - ateroma(0 x -3) - 12 = - 1 Stroke Non Hemoragik
Diagnosis
KlinisHemiparese dekstra tipe UMN
paresis N. VII dekstra tipe sentral
KlinisHemiparese dekstra tipe UMN
paresis N. VII dekstra tipe sentral
TopisHemisfercerebrisinistra
TopisHemisfercerebrisinistra
EtiologisStrokeNon
Hemoragik
EtiologisStrokeNon
Hemoragik
Terapi
♥ Medikamentosa• Anti platelet : Aspirin 1x80 mg • Proteksi neuronal : Piracetam 3x3 gram• Anti hipertensi ACE inhibitor : Captopril 3x25 mg• IVFD : Ringer Laktat 20 tpm• Roborantia : Neurobion 1x5000 mg drip
♥ Non-Medikamentosa• Mobilisasi bertahap & Fisioterapi
PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium Darah Rutin Kimia Darah ( GDS, kolesterol, ureum,
kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzym SGOT / SGPT / CPK, dan profil lipid : trigliserida, HDL-LDL kolesterol serta total lipid), elektrolit
Radiologis Foto rontgen thorak + EKG CT scan kepala
Diagnosis pasien ini :
Klinis : Hemiparesis dekstra tipe UMN, paresis N. VII tipe sentral
Topis : Hemisfer Cerebri Sinistra Etiologis : Stroke Non - Hemoragik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis Pemeriksaan neurologis Algoritma Pemeriksaan penunjang
Analisis Kasus
Anamnesis lengan dan tungkai kanan pasien
mendadak lemah pada saat pasien duduk di meja kantor. Hal ini merupakan manifestasi klinis dari serangan stroke.
TEORI WHO : gangguan fungsional otak yang
terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Algoritma Stroke Gajah mada stroke non hemoragik
Siriraj Stroke Score stroke non hemoragik
Berdasarkan Anamnesis&Pemeriksaan Fisik
AlgoritmaStroke Gajah Mada Penurunan
Kesadaran(-) Nyeri Kepala(-) Refleks Babinsky(-)Kesan:Stroke non
hemoragik
Siriraj Stroke ScoreKesadaran ( 0x2,5) = 0Muntah ( 1x2 ) = 2Nyeri kepala (0x2) = 0Tekanan Darah
(90x10%) = 9Ateroma ( 0x-3) = 0Konstanta = -12Jumlah = - 1Kesan :Stroke non Hemoragik
Berdasarkan anamnesis & pemeriksaan fisikDjoenaidi Stroke score
Permulaan serangan : mendadak = 6.5Waktu serangan : duduk = 1Sakit kepala waktu serangan: tidak ada = 0Muntah : tidak ada = 0Kesadaran : tidak ada gangguan= 1Tekanan darah sistolik:Waktu MRS tinggi ( >140/100 mmHg) = 1Tanda rangsangan meningeal: tidak ada kaku kuduk
= 0Pupil : isokor = 5Fundus okuli : tidak dilakukan = -
----------------------------+Jumlah = 14,5
Kesan : : Stroke non Hemoragik
BerdasarkanAnamnesis & Pemeriksaan Fisik₪Hemiparesis dekstra
o Lengan & tungkai kanan lemah mendadako Kekuatan motorik = 3o Gerakan minimal
₪Tipe lesi UMNo reflek fisiologis pada lengan dan tungkai
dekstra yang meningkat o tidak ada atrofi otot.
BerdasarkanAnamnesis & Pemeriksaan Fisik♥Paresis N. VII sinistra
• Mulut pasien mencong ke arah kiri.• Lipatan nasolabialis dan sudut mulut yang asimetris
♥Tipe sentral dari parese nervus kranialis• kelemahan muskulus orbikularis oris sinistra tidak
diikuti dengan kelemahan dari muskulus orbikularis okuli. Karena fasialis yang mempersarafi muskulus orbikularis okuli mendapatkan inervasi secara bilateral.
♥Hemisfer Cerebri Sinistra• karena setiap lesi di hemisfer serebri akan
menimbulkan kelumpuhan UMN pada belahan tubuh kontralateralnya.
TerapiPemberian medikamentosa bertujuan untuk :
Anti platelet : Aspirin 1x80 mgUntuk menghidari terjadinya trombus lebih lanjut.
Proteksi neuronal: Piracetam 3x3 gramUntuk melindungi sel-sel otak dan mencegah kerusakan sel neuron lebih lanjut.
Anti hipertensi gol ACE inhibitor: Captopril 3x25 mgUntuk menurunkan tekanan darah tinggi.
-- Roborantia : Neurobion 1x5000 mgPenatalaksanaan non medikamentosa bertujuan untuk:
fisioterapi berguna untuk memperbaiki fungsi motorik dan mencegah kontraktur sendi, dan agar penderita dapat mandiri.
Jenis pemeriksaan 20 Maret 2009 Nilai rujukan
Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 12,9 12 – 16 g/dl
Hematokrit 40 37 – 47 %
Eritrosit 4.5 4,3 – 6,0 juta/ul
Leukosit 8700 4800 – 10800 /ul
Trombosit 224000 150000-400000/ul
MCV 88 80 – 96 fl
MCH 29 27 – 32 qa
MCHC 33 32 – 36 g/dl
Kimia
Ureum 26 20 -50 mg/dl
Kreatinin 1.0 0,5 – 1,5 mg/dl
Natrium 140 135 – 145 mEq/L
Kalium 3,7 3,5 – 5,3 mEq/L
Klorida 105 97 – 107 mEq/L
Glukosa Sewaktu 130 < 140 mg/dl
Laboratorium
Untuk mengetahui faktor-faktor resikoyangdapat memperberat penyakit pasien.
RadiologisFoto Rontgen Thorax untuk mencari faktor-
faktor yang dapat memperberat keadaan pasien.
EKG untuk melihat adanya kelainan jantung yang dapat memperberat penyakit pasien.
CT – Scan kepala untuk mengetahui sudah berapa lama terjadinya stroke tersebut, juga untuk mengetahui secara pasti letak lesi dan menentukan terapi apa yang akan diberikan.
Hasil CT – Scan KepalaKesan :Infark di ganglia basalis kanan dan genu Capsula
interna kananInfark di Capsula extremitas posterior kiri dan
corona radiata kiri
Pasien mempunyai faktor resiko untuk terjadinya strokeHipertensi, mempercepat arteriosklerosis sehingga
mudah terjadi oklusi atau emboli pada pembuluh darah besar. Hipertensi juga merupakan faktor resiko timbulnya stroke pada lebih kurang 70% penderita.
Merokok, mempercepat terjadinya proses arteriosklerosis sehingga merupakan faktor resikountuk terjadinya stroke.
Prognosis
Prognosis ad vitam : dubia ad malamKarena pasien pernah mengalami stroke sebelumnyaPrognosis ad fungsionam : dubia ad bonamKarena pada pasien ini masih mungkin untuk terjadinya perbaikan sangat besar, bila pasien termotivasi dengan baik untuk fisioterapi Prognosis ad sanatiom : dubiaKarena adanya gejala sisa pada fungsi organ akan membuat pasien membutuhkan orang lain untuk membantunya melakukan kegiatan sehari-hari.Prognosis ad cosmeticum : dubia ad bonamKarena melihat perkembangan pada mulut pasien dimana hanya sedikit yang terlihat tertarik kekiri
Dengan ilmu, kehidupan menjadi lebih mudah. Dengan seni, kehidupan menjadi lebih halus. Dengan agama, kehidupan menjadi lebih terarah dan bermakna.
-H. A. Mukti Ali-