77761985 e case radiologi

4

Click here to load reader

Upload: ndryliciouz

Post on 12-Aug-2015

51 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

samii

TRANSCRIPT

Page 1: 77761985 E Case Radiologi

Pemeriksaan Appendicogram pada kasus Appendicitis Kronis Eksaserbasi Akut

ABSTRAK

Appendicitis adalah infeksi pada organ appendik yang diawali dengan penyumbatan dari lumen appendik oleh mucus, fekalit, atau benda asing, yang diikuti oleh infeksi bakteri dari proses peradangan. Penyakit ini merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan. Dapat terjadi pada semua umur, hanya jarang dilaporkan pada anak berusia kurang dari 1 tahun. Insiden tertinggi pada usia 20-30 tahun terjadi pada laki-laki dan perempuan sama banyak. Pemeriksan radiologi dapat membantu dalam penegakkan diagnosis Appendicitis. Pemeriksaan radiologi untuk kasus appendicitis terdiri dari pemeriksaan foto polos (dengan atau tanpa contras), ultrasonografi dan CT-scan. Appendicogram merupakan salah satu pemeriksaan radiologi yang dapat membantu dalam penegakan diagnosis. Pada kasus ini, seorang laki-laki yang berusia 28 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah yang dirasakan mendadak. Setelah dilakukan pemeriksaan appendicogram, didapatkan kesan non filling appendicogram, adanya appendicitis belum dapat disingkirkan, sehingga pemeriksaan penunjang lainnya masih diperlukan untuk mendukung diagnosis.

KATA KUNCI Appendicitis, Appendicogram, Non Filling

KASUS

Seorang laki-laki usia 28 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Os mengeluh nyeri perut kanan bawah, dirasakan mendadak dan hilang timbul. Mual (-), muntah (-), BAK (+), BAB (+), Flatus (+) tidak ada keluhan. Demam (-). Satu tahun sebelum masuk rumah sakit pasien pernah mengeluh nyeri yang sama, namun dapat sembuh setelah beristirahat dan minum obat yang dibeli di warung. Tidak terdapat riwayat penyakit diabetes mellitus, asma, kelainan jantung, tidak ada riwayat alergi dan tidak ada riwayat operasi sebelumnya. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus, asma, hipertensi, jantung, dan asma. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan defans muskular (-), Rovsing sign (-), Blumberg sign (-), nyeri tekan titik Mc Burney (+), nyeri lepas (-), teraba massa (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba. Pada pemeriksaan Appendicogram didapatkan kesan non filling appendicogram, adanya appendicitis belum bisa disingkirkan.

DIAGNOSIS

Appendicitis Kronis Eksaserbasi Akut

TERAPI

Terapi diberikan oleh dokter pengirim (dokter bedah) yakni, operatif : Appendictomy

DISKUSI

Appendicitis adalah infeksi pada organ appendik yang diawali dengan penyumbatan dari lumen appendik oleh mucus, fekalit, atau benda asing, yang diikuti oleh infeksi bakteri dari proses peradangan. Penyakit ini merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan. Dapat terjadi pada semua umur, hanya jarang dilaporkan pada anak berusia kurang dari 1 tahun. Insiden tertinggi pada usia 20-30 tahun terjadi pada laki-laki dan perempuan sama banyak.

Pada pasien ini dilakukan appendicogram dengan menggunakan kontras BaSO4 yang dimasukkan peroral kira-kira 12 jam sebelum dilakukannya pemeriksaan. Didapatkan hasil kontras mengisi caecum sampai dengan sigmoid, tak tampak pengisian kontras ke appendix kesan non filling appendicogram, adanya appendicitis belum bisa disingkirkan. Pada kasus non appendicitis, kesan non filling dapat terjadi mengingat adanya peristaltik di lumen appendik yang menyebabkan kesan non filling pada saat adanya kontraksi. Selain itu kesan ini juga dapat terjadi pada kasus appendicitis, dimana lumen appendik yang tersumbat karena adanya proses inflammasi. Hal ini

Page 2: 77761985 E Case Radiologi

menunjukkan bahwa pada pemeriksaan appendicogram, kesan non filling tidak dapat menyingkirkan diagnosis appendicitis, sehingga pemeriksaan penunjang lain masih diperlukan.

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis Appendicitis adalah :1) Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan darahPada pemeriksaan dilakukan untuk melihat angka leukosit. Pada kasus appendicitis akut, biasanya didapatkan angka leukosit yang neutrofil yang tinggi.

b. Pemeriksaan urinPemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya eritrosis, leukosit dan bakteri didalam urin. Pemeriksaan ini dapat membantu untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih dan batu ginjal yang memiliki gejala klinis yang hampir sama dengan appendicitis.

2) Foto polos abdomenDigunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendicitis. Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak. Kurang dari 5% pasien akan terlihat adanya gambaran opak fecalith yang nampak di kuadran kanan bawah abdomen, sehingga pemeriksaan ini jarang dilakukan.

3) USGBila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya.Akurasi ultrasonografi sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan pemeriksa. Pada beberapa penelitian, akurasi antara 90 – 94%, dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas yaitu 85 dan 92%. Pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG) pada apendisitis akut, ditemukan adanya fekalit, udara intralumen, diameter apendiks lebih dari 6 mm, penebalan dinding apendiks lebih dari 2 mm dan pengumpulan cairan perisekal. Apabila apendiks mengalami ruptur atau perforasi maka akan sulit untuk dinilai, hanya apabila cukup udara maka abses apendiks dapat diidentifikasi.

4) CT-ScanPada keadaan normal apendiks, jarang tervisualisasi dengan pemeriksaan skening ini. Gambaran penebalan diding apendiks dengan jaringan lunak sekitar yang melekat, mendukung keadaan apendiks yang meradang. CT-Scan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi yaitu 90 – 100% dan 96 – 97%, serta akurasi 94 – 100%. Ct-Scan sangat baik untuk mendeteksi apendiks dengan abses atau flegmon

5) LaparoscopyYaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung.Tehnik ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix.

KESIMPULAN

Pemeriksaan penunjang lain (selain appendicogram) yang dapat dilakukan adalah Pemeriksaan laboratorium, foto polos abdomen, USG, CT-Scan dan Laparoscopy. Pada kasus ini, telah dilakukan pemeriksaan appendicogram untuk mendukung diagnosis appendicitis, namun kesan non filling pada hasil pemeriksaan belum dapat menyingkirkan appendicitis. Sehingga pemeriksaan penunjang lain masih diperlukan.

REFERENSI

Jerry L. Old, Reginald W. Dusing, Wendell Yap, Jared Dirks. Imaging for Suspected Appendicitis. American Family Physician. Volume 71, Number 1. January 1, 2005

Ana Majdawati. Peningkatan Visualisasi Appendix dengan Kombinasi Adjuvant Teknik Pemeriksaan Ultrasonografi pada Kasus Appendicitis. Mutiara Medika. Edisi Khusus Vol. 7 No.1: 58 - 71, April 2007

Page 3: 77761985 E Case Radiologi

Hamami, AH, dkk, Usus Halus Appendiks, Kolon, dan Anorektum, dalam Sjamsuhidajat, R, De jong. W, Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1997, hal 865-75.

Mansjoer, A., Suprohaita., Wardani, W.I., Setiowulan, W., editor., “Bedah Digestif”, dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Cetakan Kelima. Media Aesculapius, Jakarta, 2005, hlm. 307-313.

Mittal, V.K., Goliath, J., Sabir, M., Patel, R., Richards, B.F., Alkalay, I., ReMine, S., Edwards,M., “Advantages of Focused Helical Computed Tomographic Scanning With Rectal Contrast Only vs Triple Contrast in the Diagnosis of Clinically Uncertain Acute Appendicitis”, Archives of Surgery, http://archsurg.ama-assn.org/cgi/content/full/139/5/495, Mei 2004, 139(5): 495-500