75365473-obat-adrenergik
TRANSCRIPT
SENYAWA ADRENERGIK
Struktur umum:
Senyawa adrenergik adalah senyawa yang dapat menghasilkan efek serupa dengan respons
akibat rangsangan pada system saraf adrenergik. Disebut juga dengan nama adrenomimetik,
perangsang adrenergik, simpatomimetik atau perangsang simpatetik.
Efek samping senyawa adrenergik sangat bervariasi:
1. Sebagai vasopresor dan bronkodilator dapat menyebabkan sakit kepala, kecemasan,
tremor, lemah dan palpitasi.
2. Sebagai dekongestan hidung yang digunakan secara local dapat menyebabkan rasa pedih,
terbakar atau kekeringan mukosa.
3. Sebagai obat mata setempat menyebabkan iritasi, penglihatan kabur, hyperemia dan alergi
konjungtivitas.
Kelebihan dosis dapat menyebabkan kejang, aritmia jantung, dan perdarahan otak, sedang
padapenggunaan jangka panjang menimbulkan hipertropi jaringan.
Efek adrenomimetik dapat ditimbulkan oleh penggunaan obat-obat berikut:
1. Penghambat monoamin oksidase (MAO), dapat menurunkan metabolisme norepinefrin
bebas dan menyebabkakn penumpukan norepinefrin di otak dan jaringan lain. Contoh:
pargilin dan tranilsipromin.
2. Kokain, desipramin, imipramin, klorfeniramin dan klorpromazin, dapat memblok
transport aktif dari cairan luar sel ke mobie pool I sitoplasma, menghambat pemasukan
norepinefrin pada membran akson presinaptik, sehingga senyawa tetap aktif.
3. Senyawa adrenomimetik, dapat mengaktifkan α dan β-reseptor.
4. Tiramin dan efedrin, dapat mengganti norepinefrin dai mobile pool I sitoplasma,
menghasilkan efek simpatomimetik.
1
HO OH
CH-CH-NH-R
R’
HO
5. Pirogalol, katekol dan4-metiltropolon, dapat menghambat enzim katekol-o-
metiltransferase (COMT).
Sistem saraf menghasilkan 2 tipe respons, yaitu:
a. Respon α-adrenergik, secara umum dapat menimbulkan rangsangan atau
vasokonstriksi otot polos, tetapi kemungkinan juga menimbulkan respons
penghambatan, seperti relaksasi otot polos usus.
b. Respon β-adrenergik, secara umum dapat menimbulkan respons penghambatan,
seperti relaksasi otot polos dan vasodilatasi otoy rangka, tetapi kemungkinan juga
menimbulkan rangsangan, seperti meningkatkan konstraksi dan kecepatan jantung.
Hubungan Struktur dan Aktivitas
Obat adrenergik, yang juga sebagai amin simpatomimetik, mempunyai struktur dasar β-
feniletilamin, yang terdiri dari inti aromatis berupa cincin benzen dan bagian alifatis berupa
etilamin. Substitusi dapat dilakukan pada cincin benzen maupun pada atom C-α, atom C-β,
dan gugus amino dari etilamin.
1. Substitusi pada cincin benzen dan pada atom C-β.
a. Amin simpatomimetik dengan substitusi gugus OH pada posisi 3 dan 4 cincin benzen
disebut katekolamin (o-dihidroksibenzen disebut katekol). Sebstitusi pada gugus OH
yang polar pada cincin benzen atau pada atom C-β mengurangi kelarutan obat dalam
lemak dan memberikan aktivitas untuk bekerja langsung pada reseptor adrenergik di
perifer. Karena itu, obat adrenergik yang tidak mempunyai gugus OH pada cincin
benzen maupun pada atom C-β (misalnya amfetamin, metamfetamin) mudah
menembus sawar darah otak sehingga menimbulkan efek sentral yang kuat.
Disamping itu, obat-obat ini kehilangan aktivitas perifernya yang langsung, sehingga
kerjanya praktis hanya secara tidak langsung.
b. Katekolamin dengan gugus OH pada C-β (misalnya epinefrin, norepinefrin dan
isoprenalin) sukar sekali masuk SSP sehingga efek sentralnya minimal. Obat-obat ini
bekerja secara langsung dan menimbulkan efek perifer yang maksimal.
2
c. Amin simpatomimetik dengan 2 gugus OH, pada posisi 3 dan 4 (misalnya dopamin
dan dobutamin) atau pada posisi 3 dan C-β (misalnya fenilefrin, metaramirol) juga
sukar masuk SSP.
d. Obat dengan 1 gugus OH, pada C-β (misalnya efedrin, fenilpropanolamin) atau pada
cincin benzen (misalnya hidroksiamfetamin) mempunyai efek sentral yang lebih
lemah daripada efek sentral amfetamin (hidroksiamfetamin hampir tidak mempunyai
efek sentral).
e. Gugus OH pada posisi 3 dan 5 bersama gugus OH pada C-β dan substitusi yang besar
pada gugus amino memberikan selektivitas reseptor β2.
f. Katekolamin tidak efektif pada pemberian oral dan masa kerjanya singkat karena
merupakan substrat enzim COMT (katekol-O-metiltransferase) yang banyak terdapat
pada dinding usus dan hati; enzim ini mengubahnya menjadi derivat 3-metoksi yang
tidak aktif.
g. Tidak ada atau hanya satu substitusi OH pada cincin benzen, atau gugus OH pada
posisi 3 dan 5 meningkatkan efektivitas oral dan memperpanjang masa kerja obat,
misalnya efedrin dan terbutalin.
2. Substitusi pada atom C-α.
a. Menghambat oksidasi amin simpatomimetik oleh enzim monoamin oksidase (MAO)
menjadi mandelat yang tidak aktif.
b. Meningkatkan efektivitas oral dan memperpanjang masa kerja amin simpatomimetik
yang tidak mempunyai substitusi 3-OH pada inti benzen (misalnya efedrin,
amfetamin), tetapi tdak memperpanjang masa kerja amin simpatomimetik yang
mempunyai substitusi 3-OH (misalnya etil-norepinefrin).
3. Substitusi pada gugus amino.
a. Makin besar gugus alkil pada atom N, makin kuat aktivitas β, seperti terlihat pada
Isoprenalin > epinefrin > norepinefrin.
b. Makin kecil gugus alkil pada atom N, makin kuat aktivitas α, dengan gugusmetil
memberikan aktivitas yang paling kuat, sehingga urutan aktivitas α: epinefrin >>
norepinefrin > isoprenalin.
4. Isomeri optik.
a. Substitusi yang bersifat levorotatory pada atom C-β disertai aktivitas perifer yang
lebih kuat. Dengan demikian, L-epinefrin dan L-norepinefrin mempunyai efek perifer
> 10 kali lebih kuat daripada isomer dekstonya.
3
b. Substitusi yang bersifat dextrorotatory pada atom C-α menyebabkan efek sentral yang
lebih kuat, misalnya d-amfetamin mempunyai efek sentral lebih kuat daripada L-
amfetamin.
Tabel 1. Lokasi adrenoseptor dan respons yang ditimbulkannya
Sel, organ dan sistem yang dipengaruhi
Tipe adrenoseptor
Respons yang ditimbulkan
Jantung β1 > β2 β1
β1
β1
Meningkatkan automatisitasMeningkatkan kecepata konduksiMeningkatkan ekstabilitasMeningkatkan kekuatan kontraksi
Saluran darah αβ1
β2
Kontriksi arteri dan vena Dilatasi arteri koronerDilatasi dari kebanyakan arteri
Paru α β2 > β1
BronkokontriksiBronkodilatasi
Otot rangka β2 Meningkatkan kekuatan dan memperpanjang kontraksi dari otot yang berkontraksi cepatMenurunkan kekuatan dan lama kontraksi dari otot yang berkontraksi lambat
Otot polos- Uterus- Mata- Usus
β2
αβ1
RelaksasiMidriasisRelaksasi
Sel mast αβ
Memperbesar pelapasan mediator anafilaksisMenghambat pelepasan mediator anafilaksis
Platelet α2, β Meningkatkan agregasiMetabolisme- Glukoneogenesis
- Glikogenolisis
- Lipolisis (adiposit putih)- Kalorigenesis (adiposit
coklat)
α α (hati)β1 (jantung)β2 (otot rangka)β1
β1
MeningkatkanMeningkatkanMeningkatkanMeningkatkanMeningkatkanMeningkatkan
Sekresi hormon- Glukogon- Insulin
- Paratiroid- Renin
β2
αβ2
β
β1
MeningkatkanMenghambatMeningkatkanMeningkatkanMeningkatkan
Pelepas neurotransmitter- Asetilkolin- Noradrenalin
α
α2
β (? β2)
Memudahkan (penghubung saraf otot rangka)Menghambat (simpatetik dari ganglia dan usus)MenghambatMemudahkan
4
A. Penggolongan berdasarkan mekanisme kerja
Berdasarkan mekanisme kerjanya senyawa adrenergik dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
adrenomimetik yang bekerja langsung, yang bekerja tidak langsung dan yang bekerja
campuran
1. Adrenomimetik yang bekerja langsung
Golongan ini bekerja secara langsung, yaitu membentuk kompleks dengan reseptor khas.
Struktur umum:
Struktur senyawa adrenomimetik yang bekerja langsung:
Norepinefrin Epinefrin Fenilefrin Metaraminol
Isoproteranol Isoetarin Metaproterenol
2. Adrenomimetik yang bekerja tidak langsung
Kelompok adrenomimetik ini bekerja dengan melepaskan katekolamin, terutama
norepinefrin, dari granul-granul penyimpanan di ujung saraf simpatetik atau menghambat
pemasukan norepinefrin pada membran saraf.
Struktur umum:
Struktur senyawa adrenomimetik yang bekerja tidak langsung:
Efedrin Fenilpropanolamin Amfetamin Metamfetamin
5
HO OH
CH-CH-NH-R2HOα
β
R1
R
CH-CH-NH-R’
CH3
α
β
Fentermin Klorfentermin Mefentermin
3. Adrenomimetik yang bekerja campuran
Adrenomimetik yang bekera campuran dapat menimbulkan efek melalui pengaktifan
adrenoseptor dan melepaskan katekolamin dari tempat penyimpanan atau menghambat
pemasukan katekolamin.
Contoh: efedrin, fenilpropanolamin, metaraminol dan oktopamin.
B. Penggolongan berdasarkan efek farmakologis
1. Vasopresor
Vasopresor digunakan untuk pengobatan syok, dengan cara mengembagkan jaringan
perfusi. Contoh: dobutamin HCl, isoproterenol HCl, metaraminol bitartrat, fenilefrin HCl
dan norepinefrin bitartrat.
2. Bronkodilator
Beberapa senyawa yang mengaktikan β-reseptor, mempunyai kekhasan tinggi terhadap
β2-reseptor, dapat menyebabkan relaksasi otot polos bronki sehingga digunakan sebaai
bronkodilator. Contoh: albuterol sulfat, terbutalin sulfat, klenbuterol, metaproterenol
sulfat, fenoterol HBr, heksoprenalin sulfat, prokaterol HCL, efedrin, pseudoefedrin,
epinefrin dan metoksifenamin.
3. Dekongestan
Senyawa adrenomimetik tertentu dapat merangsang α-reseptor pada otot polos vaskular,
menyebabkan vasokontriksi arteriola pada mukosa hidung dan mengurangi aliran darah
pada daerah yang bengkak. Contoh: efedrin HCl, epinefrin, nafazolin HCl dan
tetrahidrozolin HCl.
Beberapa senyawa dapat digunakan setempat sebagai dekongestan mata karena
menimbulkan efek vasokontriksi, midriasis dan menurunkan tekanan dalam mata.
Biasanya digunakan untuk mengontrol perdarahan selama operasi mata, pengobatan
beberapa penyakit mata dan untuk membuat mata menjadi jernih. Contoh: dipiverin HCl,
efedrin sulfat, epinefrin HCl, fenilefrin HCl, nafazolin HCl dan tetrahidrozolin HCl.
6
4. Midriatik
Efek midriasis dari senyawa adrenomimetik tibul karena dapat menyebabkan kontraksi
otot pelebar pupil mata. Midriatik yang bekerja secara langsung pada α-reseptor adalah
epinefrin dan fenilefrin, sedangkan metoksiamfetamin bekerja secara tidak langsung
dengan melepaskan norepinefrin dari tempat penyimpanan intraneuronal.
Daftar pustaka
Siswandono, Soekardjo, B, 2008, Kimia Medisinal, Jilid 2, Airlangga University Press,
Surabaya.
Ganiswara, Sulistia G(Ed), 1995, Farmakkologi dan Terapi, Edisi 4, Fakultas Kedokteran UI,
Jakarta.
7