6h-refleksi diskusi kasus (mrt'03)

13
Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus REFLEKSI DISKUSI KASUS WAKTU : 1 sesi @ 90 menit TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Peserta memahami tentang refleksi diskusi kasus, serta dapat berperan aktif dan mengikuti proses RDK yang terjadi dalam organisasi tempat mereka bekerja. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Meningkatnya pengetahuan peserta tentang : 1. 2. 3. MATERI 1. 2. 3. 4. METODA WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003 270

Upload: aulia-azmi

Post on 14-Feb-2015

125 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

medicine

TRANSCRIPT

Page 1: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

REFLEKSI DISKUSI KASUS

WAKTU : 1 sesi @ 90 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Peserta memahami tentang refleksi diskusi kasus, serta dapat berperan aktif dan mengikuti

proses RDK yang terjadi dalam organisasi tempat mereka bekerja.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Meningkatnya pengetahuan peserta tentang :1.

2.

3.

MATERI

1.

2.

3.

4.

METODA

1. Kuliah singkat

2. Interaksi

3. Kerja Kelompok

4. Presentasi – Diskusi Pleno

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

270

Page 2: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

RENCANA PEMBELAJARAN :

Bagian A

Topik : Refleksi Diskusi Kasus

Metode : Kuliah Singkat

Waktu : 30 menit

Bagian B

Topik :

Metode : Kerja Kelompok (Diskusi kelompok)

Waktu : 30 menit

Bagian C

Metode : Pleno

Waktu : 30 menit

Bagian D

Topik : Evaluasi pembelajaran

Metode : Tanya Jawab

Waktu : 10 menit

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

271

Page 3: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

M A T E R IREFLEKSI DISKUSI KASUS

Pendahuluan

Pengembangan profesionalisme masa kini bagi perawat dan bidan menjadi tantangan,

dimana mutu pelayanan yang tinggi akan menjadi tuntutan dari pelanggan. Peningkatan

profesionalisme dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui refleksi

diskusi kasus (RDK) sebagai suatu metoda baru yang diperkenalkan di Indonesia. Apabila

dilaksanakan secara rutin dan konsisten oleh kelompok masing-masing akan dapat

mendorong perawat dan bidan lebih memahami hubungan standar dengan kegiatan

pelayanan yang dilakukan sehari-hari. Mempraktekkan RDK juga dapat dikatakan sebagai

bagian “in-service training” yang sangat efektif dan sangat efisien. Kesadaran akan

kebutuhan untuk berkembang adalah menjadi salah satu tanggung jawab perawat dan bidan

terhadap dirinya sendiri dan profesinya. Melalui peningkatan profesionalisme setiap

anggota profesi akan dapat pula meningkatkan kinerja perawat dan bidan sesuai standar

dalam memberikan pelayanan yang bermutu untuk memenuhi harapan masyarakat.

Pengertian

Refleksi diskusi kasus adalah suatu metoda dalam merefleksikan pengalaman klinis

perawat dan bidan yang mengacu kepada pemahaman terhadap standar.

Tujuan

1. Untuk mengembangkan profesionalisme perawat dan bidan

2. Meningkatkan aktualisasi diri perawat dan bidan

3. Membangkitkan motivasi untuk belajar.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

272

Page 4: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

Persyaratan

1. Suatu kelompok perawat atau kelompok bidan terdiri dari 5 – 8 orang

2. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai fasilitator, satu orang lagi sebagai

penyaji dan lainnya sebagai peserta.

3. Posisi fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara (equal)

4. Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman klinis keperawatan atau

kebidanan yang menarik.

5. Posisi duduk sebaiknya melingkar tanpa dibatasi oleh meja atau benda lainnya, agar

setiap peserta dapat saling bertatapan dan berkomunikasi secara bebas.

6. Tidak boleh ada interupsi dan hanya satu orang saja yang berbicara dalam satu saat,

peserta lainnya memperhatikan proses diskusi.

7. Tidak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat memojokkan peserta lainnya.

8. Membawa catatan diperbolehkan, namun perhatian tidak boleh terkikis atau

tertumpu hanya pada cataan, sehingga dapat mengurangi perhatian dalam

berdiskusi.

Proses Diskusi Meliputi

1. Sistem yang didukung oleh manajer lini pertama (kepala ruangan/supervisor di

puskesmas) yang mendorong serta mewajibkan anggotanya untuk melaksanakan

RDK secara rutin, terencana dan terjadwal dengan baik.

2. Kelompok perawat atau kelompok bidan berbagi (sharring) pengalaman klinis dan

iptek diantara sejawat masing-masing selama 1 jam, minimal setiap bulan sekali.

3. Setiap anggota secara bergilir mendapat kesempatan dan menimba pengalaman

sebagai fasilitator, penyaji dan sebagai anggota dalam diskusi tersebut.

4. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk

menyampaikan pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

sedemikian rupa yang merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta kemampuan

masing-masing.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

273

Page 5: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

5. Selama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak-pihak yang nerasa

tertekan ataupun terpojok. Yang diharapkan terjadi justru sebaliknya yaitu

dukungan dan dorongan bagi setiap peserta agar terbiasa menyampaikan pendapat

mereka masing-masing.

6. Refleksi Diskusi Kasus dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk memecahkan

masalah, namun tidak dipaksakan (tidak harus).

7. Adanya catatan kehadiran dan laporan RDK serta catatan tentang isu-isu yang

muncul tidak terjadi atau terulang lagi.

8. RDK merupakan salah satu metoda in-service training yang mengandung ciri-ciri

pembelajaran antar sejawat dalam satu profesi, sebagai salah satu sarana untuk

meningkatkan kemampuan perawat atau bidan.

Peran sebagai Fasilitator, Penyaji dan Anggota

A. Pedoman Bagi Fasilitator

1. Membuka pertemuan dan mengucapkan selamat datang

2. Menyampaikan tujuan pertemuan, mengajak semua peserta untuk merefleksikan

pengalaman klinis masing-masing.

3. Meminta persetujuan tentang lamanya waktu diskusi (kontrak waktu).

4. Menyampaikan syarat-syarat selama pertemuan.

5. Mempersilakan penyaji untuk mempresentasikan kasusnya selama 10 – 20 menit.

6. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan

secara bergilir selama 30 menit.

7. Mengatur lalu lintas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan

klarifikasi bila ada yang tidak jelas.

8. Fasilitator boleh mengajukan pertanyaan sama seperti peserta lainnya.

9. Setelah pertanyaan berakhir, fasilitator bertanya kepada presenter, apa yang bisa

dipelajari dari diskusi tersebut, kemudian dilanjutkan kepada semua peserta

lainnya satu persatu, termasuk fasilitator sendiri juga memberikan pendapatnya.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

274

Page 6: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

10.Fasilitator membuat kesimpulan dan menyampaikan issue-issue yang muncul

berdasarkan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh semua peserta.

11.Fasilitator melengkapi catatan RDK meliputi materi, issue-issue yang muncul,

termasuk meminta tanda tangan semua peserta.

12.Selanjutnya fasilitator meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan berikutnya.

13.Fasilitator menutup pertemuan dan berjabat tangan.

14.Fasilitator menyimpan laporan RDK pada arsip yang telah ditentukan bersama.

B. Pedoman Bagi Penyaji

1. Memikirkan serta menyiapkan kasus klinis keperawatan atau kebidanan yang

pernah dialami atau pernah terlibat didalam perawatannya.

2. Menjelaskan kasus tersebut dan tetap merahasiaan identitas pasen.

3. Tujuan penyajian kasus memberikan kesempatan bagi penyaji untuk berfikir atau

berefleksi ulang tentang bagaimana pasen tersebut ditangani, hambatan apa saja

yang dialami serta keberhasilan apa saja yang telah dicapai.

4. Penyaji mempunyai kesempatan 10-20 menit untuk menyajkan kasus tersebut.

5. Bila penyajian telah selesai, peserta akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

berupa klarifikasi penanganannya. Mereka tidak akan mengatakan apa yang harus

anda lakukan atau memberi jawaban maupun saran apapun.

6. Penyaji menyimak pertanyaan dan memberikan jawaban sesuai dengan

pengetahuan serta pengalaman nyata yang telah dilakukan dan merujuk pada

standar yang relevan atau SOP yang berlaku.

7. Bila perlu mencatat esensi penting dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, atau

hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya sebagai informasi baru.

8. Bila tidak ada lagi pertanyaan, fasilitator akan meminta anda sebagai orang

pertama dalam kelompok untuk menyampaikan apa saja yang dapat dipelajari dari

kasus tersebut, terutama berhubungan dengan informasi baru yang dianggap dapat

memberikan tambahan pengetahuan atau sesuatu hal yang pernah diketahui tetapi

dilupakan. Semua hal tersebut diyakini akan dapat dipergunakan untuk perbaikan

kinerja pada waktu yang akan datang.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

275

Page 7: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

C. Pedoman Bagi Anggota/Peserta

1. Setelah memperhatikan penyajian kasus tersebut , setiap peserta menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan, minimal satu pertanyaan. Kesempatan seluas-luasnya

diberikan untuk melakukan klarifikasi atas penanganan kasus tersebut.

2. Didalam mengajukan pertanyaan, cobalah merujuk pada standar atau SOP yang

berlaku, refleksi ulang bila anda mempunyai pengalaman dalam menangani kasus

semacam itu atau iptek terbaru yang diketahui.

3. Peserta tidak diperbolehkan untuk memberikan jawaban, saran secara langsung

atau memberitahukan bagaimana seharusnya perawatan pasen itu harus dilakukan.

4. Bila anda berpikir bahwa penyaji melakukan perawatan dengan cara yang

berbeda , tidak sesuai standar atau tidak sesuai dengan SOP yang berlaku, anda

dilarang keras untuk melakukan kritik. Anda hanya dapat melakukan klarifikasi

kepada penyaji apakah dia telah memikirkan cara lain seperti apa yang anda

pikirkan.

5. Selama diskusi berlangsung semua peserta memberikan perhatian penuh, karena

sangat mungkin dari setiap pertanyaan atau klarifikasi yang muncul, ada

diantaranya yang belum pernah diketahui oleh peserta lainnya. Ini merupakan

kesempatan bagi semua anggota untuk belajar serta memperoleh informasi atau

pengetahuan baru dari proses diskusi ini dalam waktu yang relatif sangat singkat.

6. Perlu diingat bahwa semua anggota kelompok juga akan belajar dari pemikiran

anda.

7. Peserta mempunyai waktu 20-30 menit untuk mengajukan pertanyaan, setelah itu

anda perlu menyimak kembali apa yang dapat anda pelajari dari proses diskusi

kasus tersebut, guna dapat menjawab dengan tepat pertanyaan dari fasilitator pada

akhir sesi tersebut.

8. Kesimpulan tentang issue-issue yang muncul dapat dijadikan cermin bagi semua

peserta, agar kejadian atau masalah yang sama tidak terulang dimasa yang akan

datang.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

276

Page 8: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

Penugasan

1. Kelompok dibagi dalam kelompok bidan RS dan Puskesmas serta kelompok perawat

RS dan puskesmas

2. Pelaksanaannya diawasi oleh bidan dan perawat trainers.

Kesimpulan

Refleksi Diskusi Kasus (RDK) merupakan metoda baru yang dapat menuntun perawat dan

bidan dalam satu kelompok diskusi, baik di rumah sakit maupun puskesmas untuk berbagi

pengetahuan serta pengalaman klinisnya yang didasarkan atas standar yang berlaku. Proses

diskusi yang berlangsung memberikan ruang dan waktu bagi setiap peserta untuk

merefleksikan pengalaman serta kemampuannya , tanpa tekanan, bahkan terkondisi bahwa

setiap peserta saling mendukung, utamanya bagi perawat atau bidan yang tidak terbiasa

atau kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat.

Issue-issue yang muncul dapat menambah pengetahuan peserta dan dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam perbaikan suatu SOP atau membuat yang baru bila diperlukan.

Selain itu issue yang muncul dapat dijadikan cermin dimasa yang akan datang tidak

terulang kembali. Pemahaman peserta terhadap standar maupun SOP yang semakin

meningkat berarti akan semakin meningkatkan profesionalisme mereka, sebagai landasan

untuk melakukan kinerja yang bermutu tinggi.

Evaluasi Proses

1. Apa yang dimaksud dengan Refleksi Diskusi Kasus (RDK) ?

2. Sebutkan tujuan dilaksanakan RDK !

3. Sebutkan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan selama RDK berlangsung dan

apa alasannya!

4. Apa saja manfaat dari issue-issue yang muncul dalam proses RDK ?

5. Mengapa RDK dikatakan sebagai salah satu metoda dalam in-service training ?

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

277

Page 9: 6h-Refleksi Diskusi Kasus (Mrt'03)

Materi Pelatihan Refleksi Diskusi Kasus

Referensi

Hennesy, D, (2001), “Reflective Case Discussion” Modul of Clinical Performance and

Development Management System, Jogjakarta.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2.Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK –

Januari 2003

278