6 pkm-p lucitania rizky

16
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERAN NEED FOR ACHIEVEMENT BAGI PEDAGANG PASAR GAMPING UNTUK KEBERHASILAN REVITALISASI PASAR BIDANG KEGIATAN: PKM-P DIUSULKAN OLEH: LUCITANIA RIZKY 20110510236/2011 SANNYA PESTARI DEWI 20110510235/2011 SEPTIAN TRI CAHYO 20110510286/2011 BUNGSU ANUGRAH GUSTI 20120510389 2012 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012

Upload: as-roni

Post on 21-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PERAN NEED FOR ACHIEVEMENT BAGI PEDAGANG PASAR

GAMPING UNTUK KEBERHASILAN REVITALISASI PASAR

BIDANG KEGIATAN:

PKM-P

DIUSULKAN OLEH:

LUCITANIA RIZKY 20110510236/2011

SANNYA PESTARI DEWI 20110510235/2011

SEPTIAN TRI CAHYO 20110510286/2011

BUNGSU ANUGRAH GUSTI 20120510389 2012

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2012

ii

1

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2000 2001 2002 2003 2004

Pasar Tradisional

Supermarket

Minimarket

A. JUDUL

Peran Need for Achievement bagi Pedagang Pasar Gamping untuk

Keberhasilan Revitalisasi Pasar

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang memiliki banyak

kekayaan alam di dalamnya, dari minyak bumi hingga sayur atau buah buahan.

Indonesia yang berpenduduk lebih dari 237.641.326 jiwa ( Statistik Indonesia,

2011: 455) memiliki latar belakang mata pencaharian yang identik. Tak heran jika

sebagian besar penduduk Indonesia bermata pecaharian sebagai petani dan

pedagang. Maka dari situ lah kami melihat sisi manusia pedagang jarang disentuh

walau usaha tergantung yang menjalankan. Modal manusia merupakan modal

yang paling utama dalam menjalakan usahannya. Mengacu pada persoalan itu,

kita melihat fakta di lapangan bahwa pasar yang digunakan oleh mayoritas

pedagang desa adalah pasar tradisional yang juga sebagai salah satu karakteristik

unik bangsa Indonesia. Menurut data Neilsen 2004 , jumlah pasar tradisional yang

tersebar di seluruh pelosok Indonesia cenderung mengalami penurunan

dibandingkan dengan retail market dan supermarket. Supermarket mengalami

peningkatan setiap tahunnya sebesar 0.66%. Keadaan berbeda dalam peningkatan

prosentase retail market (minimarket) sebesar 1,28% pertahun. Ironisnya, pasar

tradisional tidak mengalami kondisi yang sama dengan ke dua jenis pasar tersebut,

melainkan mengalami penurunan hingga 1,72% .

Grafik 1.

Persentase Minimarket, Supermarket, dan Pasar Tradisional terhadap Total

Keseluruhan Pasar di Indonesia

Sumber/ Source : A.C. Nielsen, 2004

2

Peningkatan jumlah retail market tersebut tidak lepas dari perubahan sosial

yang terjadi di masyarakat sekarang ini dimana mayoritas penduduk Indonesia

memiliki tingkat pendapatan yang tinggi, atau dapat disebut dengan menengah

keatas yang memiliki perubahan hingga 64% (Data Statistik Indonesia, 2011:

455-474). Alasan pemerintah pusat (kementrian perdagangan) membukakan

peluang sebesar-besarnya pada investor asing dalam menanamkan modalnya di

Indonesia adalah menghormati demand dari para konsumen kelas menengah

keatas. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdaganagan RI :

“Kita juga harus memperhitungkan dan menghormati keinginan bagi para

konsumen berkelas menengah ketas untuk mendapatkan kebutuhannya di tempat

yang lebih baik, dimana pasar tradisional belum dapat memaksimalkan perannya”

(Wawancara, 24 September 2012, Pasar Kranggan Yogyakarta). Kebersihan,

kenyamanan dan keamanan merupakan tiga faktor yang sulit untuk dilepaskan

saat konsumen memilih sebuah tempat pembelanjaan. Ini bukanlah sebuah

masalah yang bisa kita biarkan begitu saja, melainkan masalah serius untuk kita

tangani bersama, pedagang sebagai sumber manusia, masyarakat umum, dan

pemerintah.

Pertumbuhan retail market sudah mulai berkembang di Indonesia sejak

tahun 2000 tersebut telah menimbulkan persaingan yang tidak seimbang.

Datangnya pasar modern di tengah kehidupan masyarakat tanpa adanya

keseimbangan dengan peningkatan pelayanan dalam pasar tradisional atau

pemberian pengetahuan yang cukup untuk membekali para pedagang usaha kecil,

membuat persaingan yang tumbuh terlihat timpang. Ketimpangan tersebut dapat

dilihat dari berbagai aspek, diantaranya pelayanan yang diberikan, kejelasan harga

yang ditawarkan, penataan barang display, kebersihan barang dagang, dan hal

yang paling tidak dapat ditolerir lagi adalah mengenai tidak adanya pembatasan

dalam jam buka. Pasar modern, terutama retail market memiliki jam buka 24 jam

non-stop sedangkan pasar tradisional hanya buka berkisar antara jam 5.00 pagi

hingga 11.00 siang. Ini merupakan persoalan serius yang hingga saat ini tidak

disentuh dalam ranah hukum (peraturan) oleh pemerintah daerah setempat,

maupun pemerintah pusat.

3

Belum lagi, ketika kita berbicara mengenai masalah geografi atau tata

letak zona pasar tradisional dan pasar modern yang belum diatur secara jelas oleh

pemerintah. Mengacu pada Perbup Sleman No.13 Tahun 2010, mengatur pasar

modern untuk mengklasifikasikan toko modern, toko berjaring nasional an

bagaimana jarak yang mengatur toko modern tersebut dengan pasar tradisional

(www.slemankab.go.id-diakses pada tanggal 1 Oktober 2012; pukul 11.45). Akan

tetapi, Perbup Sleman tersebut tidak dapat secara praktis menyelesaikan masalah

yang terjadi dilapangan, karena terlihat pada omset pasar tradisional yang berada

di Kabupaten Sleman mengalami penurunan, dikarenakan faktor jarak pasar

modern yang hanya berjarak 30-40 m dari pasar tradisional. Hal ini belum dapat

diselesaikan hingga sekarang, upaya yang diberikan oleh pemerintah sekitar hanya

pada memberikan pengajuan rancangan peraturan yang mengatur masalah tersebut

di akhir bulan Agustus 2012.

Masyarakat yang berada sudah mulai memandang bahwa Pasar

Tradisional merupakan pasar kuno, yang tidak ada improvement didalam

pengembangannya. Hal tersebut semakin memperkuat bahwa kondisi pasar

tradisional ini tertinggal sekitar 0,143% per bulan dengan pasar modern ( Source :

A.C Nielsen, 2004 ). Melihat geografis atau letak dari Pasar Gamping yang terapit

oleh pasar-pasar modern, seperti Mirota Market, Indomaret, Pusat Import Buah-

Buahan, sehingga mengidentifikasikan bahwa omset di Pasar Gamping sangat

mengalami penurunan drastis dan perkembangan pasar yang tidak sehat karena

tidak adanya keseimbangan.

Ketidakseimbangan itu tidak hanya pada jumlah kuantitas dari

merebaknya pasar modern, akan tetapi dilihat dari omset yang didapat untuk

penigkatan para pedagangnya. Berikut merupakan data untuk membandingkan

omset yang diperoleh pasar tradisional dan pasar modern :

Tabel 1.

Perbandingan Omzet Pedagang Pasar Tradisional dengan Retail Market

Jenis Pasar

Omset Pasar Tradisional Retail market

Per-Bln Rp 764,2 ribu Rp 208,3 miliyar

Per-Tahun Rp 9,1 juta Rp 2,5 triliyun

Total Omset Rp 156,9 triliyun Rp 70,5 triliyun

Jumlah Pasar 17,1 Juta pedagang 280 retail market

Sumber : Lembaga Penelitian Smeru dan LOS DIY

4

Fenomena tersebut direspon secara lamban dan berkesan tidak agresif oleh

pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Sehingga, kami akan menyelidiki

mengenai kontribusi “need achievement” para pedagang pasar terhadap

keberhasilan program revitalisasi pasar oleh pemerintah daerah Pasar Gamping,

Sleman.

C. PERUMUSAN MASALAH

Pemda Sleman melalui Dinas Pasar telah mengeluarkan kebijakan dan

program kegiatan untuk meningkatkan daya saing pasar gamping. Namun

demikian program ini belum menunjukkan keberhasilannya. Rumusan

permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana kontribusi “need

achievement” (keinginan berprestasi) dari para pedagang Pasar Gamping

terhadap keberhasilan pemda dalam meningkatkan daya saing pasar tradisional

Gamping ?

D. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui program Dinas Pasar Sleman mengenai peingkatkan daya saing

pasar tradisional terhadap pasar modern.

2. Mengetahui “need achievement” para pedagang Gamping.

3. Mengetahui kontribusi “need achievement” para pedagang Gamping terhadap

keberhasilan program revitalisasi pasar oleh Pemda Sleman.

E. KEGUNAAN

1. Penelitian ini berguna untuk memberikan masukan kepada pemda Sleman

guna mengoptimalisasikan program revitalisasi pasar dengan memperhatikan

aspek perubahan prilaku para pedagang melalui motivasi berprestasi.

2. Penelitian ini diperlukan dalam rangka untuk membantu agar peran

pemerintah daerah Sleman sebagai mediator resmi bagi para pedagang

tradisional Pasar Gamping dalam mencapai tujuan yang di targetkan dapat

berjalan dengan semestinya tanpa adanya campur tangan dari pihak lain.

5

3. Meningkatkan kualitas pasar Gamping dan juga kuantitas masyarakat untuk

kembali berbelanja di pasar tradisional.

F. TINJAUAN PUSTAKA

„Need for achievement‟ adalah salah satu teori dari teori umum „tiga

kebutuhan‟. Teori tiga kebutuhan ini disampaikan oleh David Mc Clelland

beserta rekan-rekannya. Inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan

bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari

bahwa setiap orang mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu : „Need for

Achievement’, „Need for Power‟, dan „Need for Affiliation’. (Sondang, 1989:

167).

David Mc Clelland sebagai salah satu tokoh penting dalam teori

modernisasi. Teori modernisasi Mc Clelland berangkat dari prespektif psikolog

sosial. Dalam bukunya, The Achievement Motive in Economic Growth, Mc

Clelland (1984) memberikan dasar-dasar tentang psikolog dan sikap manusia,

kaitannya dengan bagaimana perubahan sosial terjadi. Pertumbuhan ekonomi

dijelaskan dari sudut pandang faktor „internal‟ oleh Mc Clelland yakni pada nilai-

nilai dan motivasi yang mendorong untuk mengeksploitasi peluang, untuk meraih

kesempatan, pendeknya dorongan internal untuk membentuk dan mengubah nasib

sendiri. Pandangan lain didasarkan pada studi Mc Clelland, Inkeles, and Smith

(1961) terhadap thesis Weber mengenai etika dari Protestan dan pertumbuhan

kapitalisme. Berdasarkan tafsiran Mc Clelland, alasan mengapa rakyat Dunia

Ketiga terbelakang? Menurut tesis Weber yang ditafsirkan oleh Mc Clelland

dikarenakan rendahnya need for achievement tersebut. Sekali lagi, sikap dan

budaya manusia dianggap sebagai sumber masalah dan prototipe the achieving

society yang pada dasarnya adalah ciri-ciri dari watak dan motivasi masyarakat.

Mc Clelland memberikan sedikit kesimpulan, yaitu khayalan ada kaitannya

dengan dorongan dan perilaku dalam kehidupan mereka, yang dinamakan need

for achievement (N’ach) yakni nafsu untuk bekerja secara baik, bekerja tidak demi

pengakuan sosial atau gengsi, tetapi dorongan kerja demi memuaskan batin dari

dalam. Bagi sebagaian orang yang memiliki dorongan N’ach tinggi, maka mereka

akan cenderung unuk bekerja lebih keras. Mc Clelland selalu berpendapat bahwa

6

N’ach selalu berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan tinggi rendahnya

motive yang lain yakni need for power and need for affiliation.

WW. Rostow seorang ekonom Amerika Serikat menggunakan teorinya

untuk mempengaruhi model pembangunan hampir di seluruh dunia (Fakih,

2002:55) . Teori Rostow mengenai pertumbuhan pada dasarnya merupakan

sebuah versi dari teori modernisasi dan pembangunan, yakni suatu teori yang

meyakini bahwa faktor manusia (bukan struktur dan sistem) menjadi fokus utama

perhatian Rostow. Teori pertumbuhan adalah suatu bentuk teori modernisasi yang

menggunakan metafora pertumbuhan, yakni tumbuh sebagai organisme.

Asumsinya adalah bahwa semua masyarakat termasuk masyarakat Barat pernah

mengalami „tradisional‟ dan akhirnya menjadi „modern‟. Teori perubahan sosial

tersebut diuraikan oleh Rostow dalam bukunya The Stage of Economic Growth.

Dalam buku tersebut Rostow menjelaskan bagaimana perubahan sosial dalam

lima tahapan pembangunan ekonomi terjadi. Tahap pertama adalah masyarakat

tradisional, kemudian berkembang menjadi prakondisi tinggal landas, lantas

diikuti masyarakat tinggal landas, kemudian masyarakat pematangan

pertumbuhan, dan akhirnya mnecapai masyarakat modern yang dicita-citakan.

Dalam hal ini, peneliti juga mengangkat pendekatan dalam hal

pengembangan SDM (Human Resource Development). Irma Adelma berpendapat

bahwa revolusi bukanlah pilihan negara-negara miskin, dan studinya menunjukan

bahwa dalam arti absolut, lapisan bawah 40-60% penduduk di negara ini menjadi

semakin buruk (Fakih, 2002:66). Dia mengajukan jalan human resource

development untuk mencapai pertumbuhan dengan pemerataan.

Suatu pra-kondisi untuk sukses adalah redistribusi aset produktif, seperti

tanah dan modal fisik – seperti yang pernah di jalankan di Jepang, Taiwan, dan

Korea. Persyaratan juga harus dibuat untuk menjamin berlangsungnya akses aset

bagi orang miskin setelah distribusi dilaksanakan. Elemen berikutnya dari strategi

ini adalah program massa untuk pengembangan sumber daya manusia,

sebagaimana pernah terjadi di Korea. Penekanan pada penciptaan sumber daya ini

akan mengakibatkan lambatnya pertumbuhan GNP, melahirkan tekanan sosial,

keributan, dan ketidakstabilan politik. Dengan begitu strategi ini memerlukan

7

pemerintahan yang kuat yang akan mampu menghadapi masalah-masalah tersebut

secara efektif. (Fakih,2002 :55-66)

Dalam penelitian ini peneliti mengguanakan 3 teori dasar dan satu

pendekatan, yaitu teori need for achievement, teori modernisasi, teori

pertumbuhan, dan pendekatan dalam hal pengembangan SDM (Human Resource

Development). Ke empat dasar tersebut menjadi satu dan dipadukan sehingga

mengahasilkan rumusan yang baik dan sesuai dengan tujuan penelitian yang akan

kami jalani. Sehingga teori dan pendektan tersebut menjadi acuan dalam

melakukan penelitian.

G. METODE PELAKSANAAN

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam tentang kontribusi “need achievement” para

pedagang terhadap keberhasilan program revitalisasi pasar oleh pemda Sleman.

2. Teknik pengumpulan data

Data penelitian didapat dari sumber utama yaitu para pedagang pasar

tradisonal gamping yang sehari-hariya berhadapan langsung dengan konsumen

dan juga bersaing langsung dengan pasar modern yang berada di depan Pasar

Gamping melalui deep interview dan metode focus group discussion (FGD) untuk

memperoleh informasi di Pasar Gamping mengenai keberhasilan “need

achievement” para pedagang yang kemudian dikorelasikan dengan keberhasilan

program revitalisasi pasar oleh pemda Sleman. Data sekunder diperoleh dari

kajian dokumentasi, baik dari ekspos media massa yang terkait dengan aksi

mahasiwa serta diskusi secara langsung dengan tokoh-tokoh ekonomi.

Focus Group Discussion (FGD) yang kita ambil sebagai salah satu metode

merupakan proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai

suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok

(Irwanto; 2006: 1-2). Dikarenakan penelitian ini kami menggunakan metode

kualitatif, maka FGD memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk

menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta

pengalaman yang dimiliki oleh pedagang pasar Gamping. FGD memungkinkan

8

peneliti dan pedagang pasar gamping berdiskusi intensif dan tidak kaku dalam

membahas permasalahan di dalam pasar yang sangat spesifik. Selain itu, manfaat

lain yang didapat adalah penggunaan focus group discussion memungkinkan

peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari para pedagang

yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada tiga kata kunci yang harus

dilakukan dalam FGD, diantaranya : diskusi (bukan wawancara atau obrolan),

kelompok (bukan individu), dan terfokus/terarah (bukan bebas).

3. Teknis analisis data

Dalam penelitian kualitatif, obyektivikasi data akan didapatkan dengan

memberikan kesempatan yang luas kepada obyek untuk bertutur tentang sesuatu.

Artinya peneliti tidak memiliki otoritas untuk melakukan treatment, baik

mengarahkan agar responden memilih jawaban tertentu ataupun

menginterpretasikan makna keluar dari obyek yang diteliti. Pekerjaan analisis

lebih pada upaya mengorganisasikan temuan, dan kemudian mengkonstruksikan

temuan tersebut dalam bingkai obyek yang diteliti. Dari analisis ini kemudian

akan diperoleh kesimpulan makna yang ramah dengan obyek penelitian, dan

bermanfaat bagi pembuatan rekomendasi penelitian yang dapat diterapkan di

lapangan.

4. Populasi dan sampel

Populasi penelitian adalah para pedagang pasar tradisional di Pasar

Gamping. Penentuan sampel dilakukan melalui purposive random sampling, yang

dimaksudkan guna mengetahui keberhasilan “need achievement” para pedagang

yang nantinya akan dikorelasikan dengan keberhasilan program revitalisasi pasar

oleh pemda Sleman.

5. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, terhadap para

pedagang pasar tradisional di Pasar Gamping yang memiliki barang dagang

berbeda-beda, seperti pedagang sayur, pedagang buah, pedagang daging, dan

pedagang di toko kelontong. Pertimbangan mengambil 4 tipe pedagang pasar

tersebut karena merepresentasikan dampak dari kontribusi “need achievement”

8

9

dari setiap tipe/los pedagang terhadap keberhasilan program revitalisasi pasar oleh

pemda Sleman.

H. JADWAL KEGIATAN

I. RANCANGAN BIAYA

1. Anggaran Komponen peralatan

No Nama Bahan/Peralatan Volume Harga Satuan Jumlah Harga

1 Kertas HVS 80 gram 1 rim 30.000 30.000

2 Alat tulis (notes, ballpaint,

pensil, metaplan, kertas

manila)

20 set

30.000 600.000

3 Flash disk recording 4 G 2 buah 400.000 800.000

4 CD Blank 1 pak 100.000 100.000

5 Tinta Printer laser jet

Hitam 1 tube

250.000 250.000

6 Tinta Printer Colour 1 unit 250.000 250.000

8 Spidol white board 1 dos 50.000 50.000

Jumlah 2.080.000

2. Anggaran Komponen Perjalanan

No Tempat Tujuan Volume Harga Satuan Jumlah

Harga

1 Pasar Gamping 5 kali datang X 4

orang

50.000 1.000.000

2 Badan Pusat Statistik

(BPS)

2 kali datang X 4

orang

50.000

400.000

3 Pusat Ekonomi UGM 4 kali datang X 4

orang

60.000

960.000

4 Kantor Pemerintah

Daerah Sleman –

Dinas Pasar

2 kali datang X 4

orang

75.000 600.000

Jumlah 2.960.000

No Nama Kegiatan

Waktu Penanggung

Jawab (PJ) Bln

I

Bln

II

Bln

III

Bln

IV

1 Penyusunan Pedoman wawancara

dan penentuan nara sumber

Septian

2 Wawancara dalam rangka

mendapatkan data

Bungsu

3 Olah data dan Analisa Sannya

4

Pemetaan relasi antara “need for

achievement” dengan program

revitalisasi pasar gamping oleh

pemda Sleman- Dinas Pasar.

Luci

5 Penyusunan Laporan Akhir

Kegiatan

Luci

10

3. Anggaran Komponen Pertemuan/ Wakil Pedagang Pasar

Tradisional Gamping setiap Los

No Uraian Kebutuhan Volume Harga Satuan Jumlah Harga

1 Uang Transport Peserta 20 org 25.000 500.000

2 Konsumsi 20 org 15.000 300.000

Jumlah 800.000

4. Anggaran Komponen Laporan

No Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan Jumlah Harga

1 Penulisan laporan 1 laporan 500.000 700.000

2 Penggandaan laporan 8 exemplar 25.000 200.000

3 Penulisan Modul Sosialisasi 1 kegiatan 250.000 250.000

4 Penggandaan modul 30 exemplar 30.000 900.000

Jumlah 2.050.000

5. Komponen Lain-Lain

No Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan Jumlah Harga

1 Pembelian referensi buku dan

jurnal pendukung penelitian

10

buku/jurnal

100.000 1.000.000

2 Rapat-rapat 10 kali 100.000 1.000.000

3 Komunikasi 5 kali 100.000 500.000

Jumlah 2.500.000

Total anggaran yang diajukan

No Komponen Biaya Anggaran

1 Peralatan 2.080.000

2 Perjalanan 2.960.000

3 Pertemuan/lokakarya 800.000

4 Laporan 2.050.000

5 Lain-lain 2.500.000

Total 10.390.000

J. DAFTAR PUSTAKA

Siagian, Sondang P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Fakih, Mansour. 2002. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Statistik Indonesia 2011.2011. Jakarta : Badan Pusat Statistik Republik

Indonesia.

http: //www.slemankab.go.id/ , diakses 1 Oktober 2012.

11

Sekolah Pasar Universitas Gadjah Mada. 2010. Awan Sentosa. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

LOS DIY.2010-2011.Perlindungan dan Pengembangan Pasar

Tradisional.Yogyakarta SOPAS UGM dan LOS.

SMERU Research. 2007. Pasar Tradisional di Era Persaingan Global.

Jakarta:Lembaga Penelitian Smeru.

12

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok

Ketua Kelompok

Nama Lengkap : Lucitania Rizky

NIM : 20110510236

Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta/ 28 Oktober 1992

Alamat Rumah : Sorowajan, RT 08, No 282, Panggungharjo

Sewon Bantul 55188

No. HP : 089 954 29 330

E-mail : [email protected]

Asal Perguruan Tinggi : Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas/ Jurusan : Isipol/ Ilmu Hubungan Internasional

Program Studi : S1

Pengalaman Organisasi dan Prestasi :

- Tim Divisi Pendidikan Sekolah Pasar UGM periode 2011/2012

- Tim Divisi Social Market Sekolah Pasar UGM periode 2012/2013

- Mewakili UMY dalam International Conference UNESCO „Young

Enterpreneur‟ 2011

Yogyakarta, 23 Oktober 2012

Lucitania Rizky

Anggota Kelompok 1

Nama Lengkap : Sannya Pestari Dewi

NIM : 20110510235

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 1 Januari 1995

Alamat Rumah : Jalan Ring Road Barat, gg. Rukun Taman Tirto

Kasihan, Bantul.

No. HP : 089 769 10 300

E-mail : [email protected]

Asal Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas/ Jurusan : Isipol/ Ilmu Hubungan Internasional

Program Studi : S1

Prestasi : Olimpiade Kimia 2009 Se- Pulau Sumatera

Yogyakarta, 23 Oktober 2012

Sannya Pestari Dewi

13

Anggota Kelompok 2

Nama Lengkap : Septian Tri Cahyo

NIM : 20110510286

Tempat/ Tanggal Lahir : Lampung / 3 September 1993

Alamat Rumah : Mulya Asri RT 03, RW 02 Tulang Bawang

Tengah

No. HP : 085 729 422 006

E-mail : [email protected]

Asal Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas/ Jurusan : Isipol/ Ilmu Hubungan Internasional

Program Studi : S1

Pengalaman Organisasi :

- Koordinator Art and Culture Division Student English Activity UMY 2012/2013

- Panitia English Week UMY 2012

- Panitia Mataf FISIPOL UMY 2012

- Sekertaris Divisi Syiar Badan Eksekutif Mahasiswa FISIPOL UMY 2012/2013

Yogyakarta, 23 Oktober 2012

Septian Tri Cahyo

Anggota Kelompok 3

Nama Lengkap : Bungsu Anugrah Gusti

NIM : 20120510389

Tempat/ Tanggal Lahir : Semarang/ 26 Maret 1994

Alamat Rumah : Jl. Taman Satriomanah 3/17

No. HP : 089 668 613 523

E-mail : [email protected]

Asal Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas/ Jurusan : Isipol/ Ilmu Hubungan Internasional

Program Studi : S1

Yogyakarta, 23 Oktober 2012

Bungsu Anugrah Gusti

14

Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping

Nama : Sugito, S.I.P., M.Si.

NIK : 163074

Instansi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tempat, Tgl. Lahir : Yogyakarta, 24 Agustus 1977

Jenis kelamin : Pria

Pangkat/Golongan : Penata Muda / III a

Jabatan Struktural : Sekretaris Jurusan Hubungan Internasional UMY

Jabatan Akademik : Asisten Ahli

Alamat Kantor : Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UMY.

Kampus Terpadu Jalan Lingkar Barat, Tamantirto,

Kasihan, Bantul, DIY. 55183 Telp. (0274) 387 656,

Psw.122. Faks (0274) 387646

Alamat rumah : Gamping Tengah RT 01/RW 15, Ambarketawang,

Gamping, Sleman 55294

Pendidikan :

Jenjang Universitas (tahun

lulus)

Bidang

Keahlian

Judul Skripsi/Tesis

S2 Magister Perdamaian

dan Resolusi

Konflik, Sekolah

Pasca Sarjana,

Universitas Gadjah

Mada (2007)

Perdamaian

dan Resolusi

Konflik

Evaluasi Terhadap Misi

Peacebuilding United

Nations Transitional

Administration in East

Timor

S1 Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta

(2000)

Ilmu

Hubungan

Internasional

Sumber Legitimasi

Kekuasaan Hafidz Al

Assad di Suriah

Penelitian :

No Judul Tahun Sumber Dana

1

Pengaruh Pergantian Kekuasaan di

Asia Tenggara Terhadap Integrasi

ASEAN

2005 UMY

2 Hubungan Luar Negeri Uni Eropa-

Indonesia

2004 UMY

3 Faksionalisasi Gerakan Aceh Merdeka

Pasca Perjanjian Damai Helsinki 2005

2007 UMY

4

Faktor-Faktor Penyebab dan Pemicu

Konflik di Irak Pasca Berakhirnya

Kekuasaan Saddam Hussein

2006 UMY

Yogyakarta, 23 Oktober 2012

Sugito, SIP, M.Si.