6 langkah mudah mencegah cidera bermain
TRANSCRIPT
Apabila bercita-cita ingin menjadi pemain bulutangkis elite atau berprestasi, maka harus menguasai bermacam-macam dasar bermain bulutangakis dengan benar. Oleh karena itu, hanya dengan modal berlatih tekun, disiplin, terarah dibawah bimbingan pelatih yang berkualifikasi baik, dapat menguasai berbagai teknik dasar bermain bulutangkis secara benar pula.
Namun, agar bisa bermain bulutangkis, seorang pemain harus bisa memukul kok, baik dari atas maupun dari bawah. Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah servis, lob, dropshot, smes, netting, underhand, dan drive. Kesemua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan grip dan footwork yang benar. Buku ini mengajarkan dasar-dasar petunjuk praktis jenis pukulan di atas.
1. Pegangan Raket (Grip)
Bulutangkis dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan seseorang.
Salah satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Menguasai cara dan teknik pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket salah dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas
permainan. Pegangan raket yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dalam permainan bulutangkis.
Cara pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).
Jenis Pegangan RaketPada dasarnya, dikenal beberapa cara pegangan raket. Namun, hanya dua bentuk pegangan yang sering digunakan dalam praktek, yaitu cara memegang raket forehand dan backhand. Semua jenis pukulan dalam bulutangkis dilakukan dengan kedua jenis pegangan ini.
Dua macam cara memegang raket di atas, pada kenyataannya digunakan secara bergantian sesuai situasi dan kondisi permainan. Untuk tahap awal para pemula biasanya diajarkan cara memegang forehand terlebih dahulu, kemudian baru backhand.
Pada akhirnya untuk pemain yang sudah terampil akan terlihat pegangan raketnya hanya satu grip. Ini terjadi karena pergeseran pegangan tangan dari forehand ke backhand dan sebaliknya hanya sedikit dan terjadi secara otomatis.
Pegangan raket yang benar, dan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya kok. ini berarti, telah menggunakan tenaga secara lebih efisien namun efektif. ltulah sebabnya, sejak dini peserta latih harus membiasakan memukul kok dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan (tenaga pecut).
Cara Memegang Raket Forehand1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti "jabat tangan". Bentuk "V" tangan diletakkan pada bagian gagang raket.2. Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari telunjuk agak terpisah.3. Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.
Cara Memegang Raket BackhandUntuk backhand griop, geser "V" tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.
Cara LatihanSebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.
3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.4. Memukul bola (kok) ke tembok.5. Bouncing ball.
Kesalahan Yang Terjadia. Memegang raket dengan menggenggam, jari-jari rapat dan sejajar.b. Posisi "V" tangan berada pada bagian grip raket yang lebar.
2. Footwork
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi balk, seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau footwork-nya tidak teratur.
3. Sikap dan Posisi
Sikap dan Posisi Berdiri di LapanganSikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan:1. Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.2. Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya.3. Kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan, sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.4. Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunnya) raket berada lebih tinggi dari kepala.5. Senantiasa waspada dan perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.
Sikap dan Tahap Kerja Langkah KakiSikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis, sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain. Ini sebagai syarat untuk meningkatkan kualitas ketrampilan memukul kok.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan:1. Senantiasa berdiri dengan sikap dan posisi yang tepat di atas Iapangan.2. Lakukan gerak Iangkah ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri pada saat memukul kok, sambil tetap memperhatikan keseimbangan tubuh.3. Gerak Iangkah sambil meluncur cepat, sangat efektif sebagai upaya untuk memukul kok.4. Hindari berdiri dengan telapak kaki di lantai (bertapak) pada saat menunggu datangnya kok, atau pada saat bergerak untuk memukul kok.
4. Hitting Position
Posisi memukul bola atau kerap disebut preparation. Waktu sekian detik yang ada pada masa persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Karena itu posisi persiapan ini sangat penting dilakukan dengan balk dalam upaya menghasilkan pukulan berkualitas.
Hal yang perlu diperhatikan:a. Overhead (atas) untuk right handed- Posisi badan menyamping dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kid. Pada saat memukul bola harus terjadi perpindahan beban berat badan dari kaki kanan ke kaki kiri.- Posisi badan harus selalu berada di belakang bola yang akan dipukul.b.Untuk pukulan underhand(bawah)/net- Posisi memukul adalah kaki kanan selalu berada di depan dan kaki kid di belakang.- Lutut kaki kanan dibengkokkan, sehingga paha bagian bawah agak turun. Kerendahannya sesuai dengan ketinggian bola yang akan dipukul. Sedangkan saat bola dipukul posisi kaki kid harus tetap berada di belakang dan hanya bergeser ke depan sedikit.c. Untuk footwork maju-mundur
Cara Latihan1. Dari tengah ke depan; sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai dengan kaki kiri kemudian kanan.2. Dari tengah ke belakang.3. Dari depan ke belakang dan sebaliknya.
Kesalahan yang Terjadi1. Pada ready position, tumpuan kaki tidak berada di bagian depan atas kaki. Akibatnya reaksi menjadi lambat.2. Posisi lutut lurus, tidak bengkok.3. Pada posisi memukul kaki dan badan sejajar dengan net. Akibatnya pukulan tidak kuat.4. Pada posisi underhand, kaki kiri berada di depan, keseimbangan kaki tidak ada dan sulit mengarahakan bola dengan tepat.5. Lutut/paha tidak turun, jangkauan kurang, lambat kembali ke bagian tengah lapangan.
5. Service (Service)
Dalam aturan permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik.
Namun, banyak pelatih, juga pemain tidak memberikan perhatian khusus untuk melatih dan menguasai teknik dasar ini. Oleh karena itu, sikap tersebut merupakan kekeliruan besar. Kita mengetahui bahwa angka/poin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar.
Dalam permainan bulutangkis, ada tiga jenis servis, yaitu servis pendek, servis tinggi, dan flick atau servis setengah tinggi. Namun, biasanya servis digabungkan ke dalam jenis atau bentuk
yaitu servis forehand dan backhand. Masing-masing jenis ini bervariasi pelaksanaanya sesuai dengan situasi permainan di lapangan.
Servis Forehand
a. Servis Forehand Pendek- Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan Anda.- Cara latihannya adalah menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.
b. Servis Forehand Tinggi- Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.- Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.- Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai.- Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak peralihan titik berat badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan harmonis.- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat mengusai teknik servis forehand tinggi dengan sebalik-baiknya.
Servis Backhand
Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan. Dan kok sedapat mungkin melayang retatif dekat di atas jaring (net).
Oleh karena itu, jenis servis ini kerap digunakan oleh pemain ganda.1. Sikap berdiri adalah kaki kanan di depan kaki kiri, dengan ujung kaki kanan mengarah ke sasaran yang diinginkan. Kedua kaki terbuka selebar pinggul, lutut dibengkokkan, sehingga dengan sikap seperti ini, titik berat badan berada di antara kedua kaki. Jangan lupa, sikap badan tetap rileks dan penuh konsentrasi.2. Ayunan raket relatif pendek, sehingga kok hanya didorong dengan bantuan peralihan berat badan dari belakang ke kaki depan, dengan irama gerak kontinu dan harmonis. Hindari menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan, karena akan mempengaruhi arah dan akurasi pukulan.3. Sebelum melakukan servis, perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan, sehingga dapat mengarahkan kok ke sasaran yang tepat dan sesuai perkiraan.4. Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang banyak dan berulang-ulang tanpa mengenal rasa
bosan, sampai dapat menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan utuh dan baik/sempurna.
Selain itu, perlu diperhatikan adanya peraturan servis. Berikut aturan bagaimana melakukan servis yang salah dan benar.
Servis yang Salah :1. Pada saat memukul bola, kepala (daun) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip raket.2. Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket lebih tinggi dari pinggang.3. Posisi kaki menginjak garis tengah atau depan.4. Kaki kiri melakukan langkah.5. Kaki kanan melangkah sebelum kok dipukul.6. Rangkaian mengayun raket dan memukul kok tidak boleh terputus.7. Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul.
Servis yang Benar :1. Pada saat memukul, tigngi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.2. Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.3. Kaki kiri statis.4. Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah.5. Rangkaian mengayun raket, harus dalam satu rangkaian.6. Penerima servis bergerak sesaat setelah servis dipukul.
6. Pengembalian Service
Teknik pengembalian servis, sangat penting dikuasai dengan benar oleh setiap pemain bulutangkis. Arahkan kok ke daerah sisi kanan dan kiri lapangan lawan atau ke sudut depan atau belakang lapangan lawan. Prinsipnya, dengan penempatan kok yang tepat, lawan akan bergerak untuk memukul kok itu, sehingga is terpaksa meninggalkan posisi strategisnya di titik tengah lapangannya.1. Dalam permainan tunggal, sebaiknya servis lob lawan dikembalikan dengan teknik pukulan keras dan tinggi ke salah satu sudut bagian belakang lapangan lawan, atau dengan teknik "pukulan pendek" (drop pendek) ke sudut depan lapangan lawan.2. Hindari melakukan "smes keras", tatkala berdiri pada posisi di bagian belakang lapangan sendiri. Oleh karena, posisi pada saat itu kurang menguntungkan, apabila smes dapat dikembalikan dengan penempatan yang akurat atau terarah oleh pemain lawan.3. Dalam permainan ganda, seharusnya kok dipukul terarah cepat, dan arah pukulan senantiasa menukik jatuh ke lapangan lawan atau ke bagian tubuh lawan.
7. Underhand (Pukulan dari Bawah)
Jenis pukulan ini dominant digunakan dalam permainan bulutangkis. Seperti halnya teknik dasar "pukulan dari atas kepala", untuk menguasai teknik dasar ini, pertama-tama, harus trampil berlari sambil melakukan langkah lebar, dengan kaki kanan berada di depan kaki kiri untuk menjangkau jatuhnya kok.
Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.
Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.
Fungsi pukulan dasar ini antara lain:- Untuk mengembalikan pukulan pendek atau permainan net lawan.- Sebagai cara bertahan akibat pukulan serang lawan. Dalam situasi tertekan dalam permainan, harus melakukan pukulan penyelamatan dengan cara mengangkat kok tinggi ke daerah belakang lapangan lawan.- Pukulan dasar ini dapat dilakukan dengan teknik pukulan forehand dan backhand.
Cara berlatih yang efektif untuk menguasai teknik dasar ini, adalah menciptakan suasana berlatih bersama tim dengan memukul kok yang diarahkan relatif jauh dari jangkauan. Berlatihlah dengan tekun dan selalu mengevaluasi sendiri kesalahan yang dilakukan, agar tidak diulangi lagi.
Ada dua jenis pukulan underhand:1. Clear Underhand, pukulan atau dorongan yang diarah kan tinggi ke belakang.2. Flick Underhand, pukulan atau dorongan mendatar ke arah belakang.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Pegangan raket forehand untuk underhand forehand, dan pegangan backhand untuk underhand backhand.2. Pergelangan tangan agak bengkok ke belakang, siku juga agak bengkok.3. Sambil melangkahkan kaki kanan ke depan, ayunkan raket ke belakang lalu pukul bola dan pada saat perkenaan bola, posisi tangan lurus.4. Bola dipukul kira-kira dekat kaki kanan bagian luar.5. Posisi akhir raket sesuai arah bola.
Cara LatihanUntuk tahap pemula, umpan dengan lemparkan banyak bola. Untuk koordinasi pukul bola sambil melangkah kaki kanan.
8. Overhead Clear/Lob
Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena teknik pukulan lob ini banyak kesamaannya dengan teknik smes dan dropshort. Pukulan overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.
Ada dua jenis overhead lob :1. Deep lob/Clear, bolanya tinggi ke belakang.2. Attacking lob/Clear, bolanya tidak terlalu tinggi.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Pergunakan pegangan forehand, pegang raket dan posisinya di samping bahu.2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kiri dan pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.3. Posisi badan harus diupayakan selalu bera di belakang bola.4. Bola dipukul seperti gerakan melempar.5. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus. Posisi akhir raket mengikuti arah bola, Ialu dilepas, sedang raket jatuh di depan badan.6. Lecutkan pergelangan (raket) saat kena bola.
Cara Latihan1. Untuk para pemula yang baru belajar, sebaiknya pertama-tama latihan dengan cara mengumpan mereka dengan lemparan bola. Tujuannya supaya timing memukul bisa diperoleh. Untuk mempermudah, bisa digunakan hitungan (1. Posisi siap; 2. Ayunkan; 3. Pukul).2. Untuk alat bantu guna membiasakan gerakan dan memperoleh timing memukul yang pas, gunakan gantungan kok yang bisa diatur ketinggiannya.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Posisi preparation sama dengan overhead biasa.2. Karena, biasanya bola berada jauh di belakang kepala kita, untuk menjangkaunya, pertama badan diputar yaitu dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang, lalu lompatkan kaki kanan sambil badan dan raket diputar untuk menjangkau kok yang berada di belakang kepala, sehingga terjadi perpindahan berat badan.3. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu, di bagian depan kaki (agak berjingkat), badan harus condong ke depan.
9. Round The Head Clear/Lob/Drop/Smash
Adalah bola overhead (di atas) yang dipukul di bagian belakang kepala (samping telinga sebelah kih). Dibanding dengan overhead yang biasa, pukulan di belakang kepala ini relatif lebih sulit. Karena untuk bisa melakukan pukulan (teknik) ini diperlukan ekstra kekuatan kaki, kelenturan, footwork yang balk, dan koordinasi. Biasanya pukulan ini dilakukan secara terpaksa karena untuk melakukannya harus dengan pukulan backhand.
10. Smash
Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smes adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras, laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis.
Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).Oleh karena itu pukulan smes dapat berbentuk:
- Pukulan smes penuh - Pukulan smes potong - Pukulan sines backhand - Pukulan smes melingkar atas kepala
Teknik pukulan smes tersebut secara bertahap setiap pemain harus menguasainya dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan kualitas permainan.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Biasakan bergerak cepat untuk mengambil posisi pukul yang tepat.2. Perhatikan pegangan raket.3. Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut dibengkokkan dan tetap berkonsentrasi pada kok.4. Perkenaan raket dan kok di atas kepala dengan cara meluruskan lengan untuk menjangkau kok itu setinggi mungkin dan pergunakan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok.5. Akhiri rangkaian gerakan pukul itu dengan gerak Ian-jut ayunan raket yang sempurna ke depan badan.
11. Dropshot (Pukulan Potong)
Adalah pukulan yang dilakukan seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot (pukulan potong) yang balk adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda.
Karakteristik pukulan potong ini adalah, kok sentiasa jatuh dekat jaring di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.
Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smes. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan kok pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum perkenaan raket dan kok, yang menyebabkan lawan terlambat mengatisipasi dan bereaksi atas datangnya kok secara mendadak.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Pergunakan pegangan forehand. Pegang raket dan posisinya di samping bahu.2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net, posisi kaki kanan berada dibelakang kaki kiri. Pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.3. Posisi badan harus selalu diupayakan berada di belakang bola.4. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus, menjangkau bola dan dorong dengan sentuhan halus.5. Untuk arah forehand lawan, pukul bagian Iengkungan bola sebelah kanan dan lengkung kiri bola untuk tujuan backhand.6. Posisi akhir raket mengikuti arah bola.Biasakan bergerak cepat mengambil posisi pukul yang tepat di belakang kok.7. Perhatikan gerak langkah dan keseimbangan badan pada saat dan setelah memukul kok.
8. Kok harus dipukul dengan sikap lengan lurus dan hanya menggunakan tenaga kecil.9. Pukulan potong ini mengandung aspek kehalusan gerak dan gerak tipu.
12. Netting
Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin ke net, dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.
Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.
Pegang raket dengan jari-jari tangan (ruas jari tangan), pergelangan tangan tetap rileks, posisi kepala (daun) raket sejajar dengan Iantai pada saat perkenaan raket dan kok yang harus diperhatikan selama proses pukulan jaring berlangsung. Di samping itu sikap dan posisi kaki tumpu harus tetap kokoh menapak di Iantai, dengan lutut kanan dibengkokkan, sehingga tidak terjadi gerakan tambahan yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Pegangan raket forehand untuk forehand net dan backhand untuk backhand samping net.2. Siku agak bengkok dan pergelangan ditekuk sedikit ke belakang.3. Pada saat memukul, kaki kanan berada di depan dan bola dipukul pada posisi setinggi mungkin.4. Sesaat sebelum perkenaan bola, buat tarikan kecil dan pergelangan tangan. Pukul bola pada bagian lengkung kanan dan kiri sampai pada bagian bawah bola. Akhir kepala raket menghadap atau sejajar dengan langit-langit.
Cara Latihan1. Berdiri kira-kira dua langkah dari jaring sambil memegang raket.2. Penyaji melemparkan kok berturut-turut ke daerah jaring dan Anda berusaha memukul kok itu.3. Lakukan latihan ini di sisi kanan dan kiri secara bergantian.4. Tingkatkan faktor intensitas dan kesulitan latihan dengan cara sambil bergerak.5. Arah dan sasaran pukulan dapat berbentuk lurus, silang atau dengan cara mendorong kok itu ke berbagai arah.
13. Return Smash
Adalah pukulan yang lebih identik dengan pola pertahanan. Namun demikian pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.
Jenis-jenis pengembalian smash:1. Pengembalian pendek, yaitu pengembalian dimana bolanya jatuh dekat net. Banyak terjadi pada permainan tunggal. Tujuannya untuk memaksa lawan berlari jauh.
2. Pengembalian drive (mendatar),lebih banyak dilakukan pada permainan ganda. Tujuannya untuk tidak memberi kesempatan lawan melakukan serangan.3. Pengembalian panjang, yaitu pengembalian bola ke arah belakang lagi. Pukulan ini blasanya hanya bisa dilakukan oleh pemain yang sudah trampil dan mempunyai pergelangan tangan kuat.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Posisi siap (stand), lihat keterangan dibagian footwork.2. Untuk pengembalian dari forehand, apabila dekat biosa dilakukan dengan satu langkah kaki kanan, tatapi apabila jauh, mungkin perlu dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kiri.3. Untuk pengembalian backhand, apabila dekat bisa dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kiri. Tetapi , aapbila jauh mungkin perlu dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kanan.
14. Backhand Overhead
Pukulan ini bisa dlkategorikan paling sulit, terutama bagi pemain pemula. Karena secara biomekanik teknik pukulan ini selain menuntut koordinasi anggota badan yang sempurna, juga penguasaan grip dan timing yang tepat.
Tanpa ketiga hal tersebut, tenaga besar sekalipun tidak bisa menghasilkan kualitas pukulan yang baik.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Lakukan posisi slap dengan posisi raket di tangan.2. Putar badan, dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang kiri. Lutut dan siku kanan agak bengkok.3. Rangkaian memukul mulai dari mengayunkan raket (siku ke dekat ketiak) dorong dengan pinggang dan siku menjadi lurus. Gerakan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan.4. Cara kedua, rangkaian pukulan di atas (No.3) bisa dilakukan sambil melangkahkan kaki kanan, lalu ayun raket. Kaki kanan sudah mendarat pada saat bola dipukul.
Cara LatihanLatih dahulu gerakan tanpa bola . Untuk mempermudah bisa digunakan alat bantu, yaitu gantuingan kok setinggi timing seorang atlit
15. Drive
Adalah pukulan cepat dan mendatar banyak digunakan dalam permaianan ganda. Tujuannya untuk menghindari lawan menyerang atau sebaliknya memaksa lawan mengangkat bola dan berada pada posisi bertahan. Pukulan ini menuntut ketrampilan grip, reflek yang sepat dan kekuatan pergelangan tangan. Pukulan ini akan diajarkan lebih jauh pada tahap selanjutnya.
Sebagai Dasar Hal yang Perlu Diperhatikan1. Pegangan raket dengan satu grip/cepat berpindah.2. Selain kekuatan bahu, gunakan "lecutan" pergelangan pada saat bola dipukul.
Cara Latihan1. Gunakan raket yang lebih berat atau botol berisi pasir untuk melatih kekuatan pergelangan tangan.2. Latih reflek pukulan drive kiri/kanan ke tembok.
16. Variasi Stroke/Taktik Permainan
Setelah seorang atlit berhasil menguasai cara memegang raket, menguasai footwork, dan seluruh tekni dasar (basic stroke) dengan baik, maka selanjutnya dapat membuat variasi pukulan. Dengan kata lain, pada satu jenis posisi yang baik dapat melakukan beberapa pilihan pukulan. Misalnya pukulan overhead, selain lob dengan sedikit mengubah grip dan arah raket/putaran raket, bisa melakukan pada posisi underhand yang baik, selain melalukan netting bisa juga melakukan flick.
Penguasaan pukulan dasar dan variasi akan terasa sekali manfaatnya pada saat mulai bermain dalam game (hitungan). Berpikirlah menggunakan taktik apa agar bisa mematikan lawan dan memenangkan pertandingan. Berikit adalah beberapa tips dan taktik permainan.
Tunggal
Pada permainan tunggal, bisa dikatakan berada di atas angin apabila selalu bisa:1. Melakukan pukulan dengan posisi selalu berada di belakang bola.2. Sudah berada di tengah lapangan sebelum lawan memukul bola.3. Sebaliknya berusaha untuk cepat berada pada posisi memukul sebelum lawan kembali ke tengah. Dalam posisi ini artinya siap melakukan serangan yang mematikan.
Untuk bisa melakukan ketiga hal di atas, Pemain harus memillki footwork yang teratur dan cepat. Dan gerakan-gerakan yang cepat itu bisa berlangsung untuk jangka waktu lama maka diperlukan stamina yang memadai. Karenanya, footwork yang cepat, teratur, dan stamina yang kuat menjadi faktor yang dominan diperlukan seorang pemain tunggal.
Ganda
Permainan ganda memllikl tuntutan yang agak berbeda dengan tunggal. Seorang pemain yang footwork-nya kurang baik tetapi memiliki kecepatan dan reflek pukulan serta power yang besar, bisa menjadi pemain ganda yang baik.
Walaupun penguasaan pukulan dasarnya sama dengan tunggal, tetapi seorang pemain tunggal yang baik belum tentu bisa menjadi pemain ganda yang baik. Karena permainan ganda memiliki jenis pukulan yang khusus. Pukulan cepat seperti drive, smash, return smash, serve, dan wiping (menyapu) adalah jenis pukulan yang wajlb dan harus dikuasi dengan trampll.
Dalam permainan ganda ada filosofi yang berbunyi "Siapa yang bisa menyerang lebih dahulu dia akan menang". Filosofi Ini rata-rata dipegang oleh setiap pemain ganda. Ini terlihat dalam karakter permainan ganda sekarang ini yang menganggap bahwa pertahanan yang baik adalah dengan menyerang.
Selain itu ganda adalah permainan yang mengandalkan kerja sama. Pukulan harus dirancang, kemudian mematikan lawan dengan pukulan hasil kerja sama.
Model, Variasi Gerak serta PenampilanPemain Bulutangkis Elite Indonesia
Kunggulan dan pencapaian prestasi puncak dalam olahraga bulutangkis, harus melalui proses pelatihan dalam kurun waktu lama. Aspek kontinuitas, aplikasi pelatihan yang sistematis, program pelatihan yang dirancang dengan baik, adanya dukungan sarana pelatihan yang memadai serta terciptanya suasana pelatihan yang menyenangkan, merupakan laktor-faktor pendukung yang selama ini tercipta di lembaga bulutangkis Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa contoh dan model suasana pelatihan yang menggambarkan betapa sistem pelatihan harus disikapi, dinikmati, dan disadari oleh peserta latih sebagai alat/sarana untuk mencapai prestasi puncak.
Sejarah perbulutangkisan Indonesia mencatat, banyak pemain yang memiliki ketrampilan yang baik dan satu dengan lainnya saling berbeda.
Tipe dan karakteristik serta gaya permainan Rudy Hartono, Lim Swie King, Icuk Sugiarto, Lius Pongoh, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, Ade Chandra, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Iie Sumirat, Ricky Soebagdja, Rexy Mainakai, Minarti Timur, Susy Susanti, dll, masing-masing kaya dengan varlasi pukulan yang berbeda. Ketrampilan itu diperoleh lewat proses pelatihan yang ketat.
"Jangan berpikir tentang hasil akhir yang dicapai, akan tetapi berpikirlah tentang proses latihan yang benar".
Variasi pukulan dalam pembinaan bulutangkis, sarat dengan penampilan gerak yang atraktif, konsentrasi dan ketrampilan teknik yang memukau.
Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI
6 Langkah mudah mencegah cidera bermain bulutangkis
Bulutangkis termasuk permainan yang dibatasi net artinya tidak ada kontak tubuh dengan
lawan secara langsung, tetapi tetap saja kemungkinan cidera pasti akan terjadi jika tidak
diperhatikan baik dari faktor dalam maupun luar. Tips bulutangkis berikut adalah mengajarkan
kita bagaimana mencegah cidera bermain bulutangkis.
1. Pemanasan (Warming up)
Tips menghindari cidera yang pertama sama seperti permainan lain, yaitu melakukan
pemanasan secukupnya sebelum memulai permainan bulutangkis karena dengan melakukan
pemanasan otot-otok tubuh kita akan lebih siap melakukan aktifitas lanjut yang lebih berat.
Bulutangkis menuntut kita untuk menggerakkan seluruh anggota tubuh mulai dari kaki, tumit,
tangan, jari, lengan, pergelangan tangan sampai pinggang. Jadi kita harus melakukan pemanasan
secukupnya sebelum memulai permainan. Ingat jangan pernah lupa melakukan pemanasan
sebelum memulai bermain bulutangkis. Lakukan pemanasan minimal 15 Menit, otot Anda akan
lebih siap.
2. Sepatu Bulutangkis (Wear)
Kenakan sepatu bulutangkis yang memiliki permukaan tapak dengan bahan karet karena
akan lebih kuat menempel di lapangan. Jangan mengenakan sepatu jogging biasanya dari bahan
karbon sintetik untuk bulutangkis karena bisa membuat Anda terpeleset. Pakailah sepatu yang
cocok untuk ukuran kaki Anda, terlalu sempit menyebabkan tumit atau jari kaki sakit, terlalu
longgar tidak bisa menyebabkan keseleo atau cidera.
3. Kondisi Lapangan Bulutangkis (Course Condition)
Perhatikan kondisi lapangan bulutangkis yang Anda mainkan. Lapangan bulu tangkis
bisa terbuat dari kayu, karpet, semen. jika dari kayu dan karpet biasanya air atau keringat bisa
membuat Anda terpeleset, jika dari semen biasanya pasir atau kerikil. Jaga kebersihan lapangan,
yakinkan lapangan Anda bebas dari air, keringat dan pasir.
4. Gerakan tubuh
Bulutangkis membutuhkan irama gerakan tubuh dengan kecepatan yang tinggi apalagi
Anda mengejar shuttlecock yang dropshot, lalu rely dan saling bergantian. sedikit kesalahan
gerakan anggota tubuh bisa menyebabkan cidera terutama pinggang, lutut dan paha. Jadi gerakan
harus santai dan pemanasan juga sangat membantu.
5. Permainan Ganda. Hati-hati dengan raket teman Anda
Permainan ganda dalam bulutangkis bisa menyebabkan cidera karena kena pukulan raket
dari teman satu tim. Bagi pemain profesional ini kemungkinan kecil sekali terjadi, tapi bagi yang
amatir dan belum berpasangan sebelumnya hati-hati ya. Masih ada teman di lapangan
Baca gerakan teman Anda, beri aba-aba untuk memberitahu teman Anda bahwa Anda yang akan
membalikan shuttlecock.
6. Peregangan (Streching)
Peregangan ini sangat penting seusai bermain bulutangkis. Selesai bermain regangkan
kaki Anda, duduk di lantai dengan posisi kaki lurus sejajar dengan lantai. Lemaskan otot
terutama bagian kaki dengan memijat-mijat kecil bagian paha dan betis. Jangan duduk bersila
atau menekuk kaki Anda karena bisa menghambat pembuluh darah setelah beraktifitas peredaran
darah yang bergerak cepat. Jika salah posisi kadang bisa menyebabkan keram.
Dengan adanya tips di atas, mudah-mudahan bisa membantu Anda menghindari cidera
saat bermain bulu tangkis.
Sumber: Bulu-Tangkis
Bagaimana melatih langkah kaki (Footwork) Anda bermain bulutangkis ?
Dalam permainan bulutangkis salah satu unsur yang paling penting adalah langkah kaki
(Footwork). Sebaik apapun smash Anda akan percuma jika tidak dibarengi langkah kaki yang
bagus di lapangan. Langkah kaki (footwork) yang efektif dan efisien akan mempermudah Anda
bergerak di lapangan, stamina dan tenaga yang diperlukan akan lebih kecil. Bayangkan jika
Anda mondar-mandir lari setengah lapangan badminton yang berukuran 88×99m2 dan berusaha
mengembalikan shuttlecock yang meluncur cepat, bisa kebayang dalam 15 menit pasti sudah
ngos-ngosan.
Berikut adalah tips latihan langkah kaki (footwork) untuk permainan tunggal dengan
menggunakan tangan kanan : Mulai dari posisi tengah dengan gerakan dancing. Untuk
membalikan shuttlecock dropshot backhand, langkah kecil kaki kiri kemudian diikuti langkah
besar kaki kanan pada posisi backhand. Selesai membalikkan shuttlecock, balik ke posisi awal
dengan langkah kaki kanan ke belakang diikuti langkah kaki kiri. Lutut agak ditekuk untuk
mendapatkan kekuatan kaki. Jaga gerakan dancing sambil menunggu shuttlecock.
Untuk membalikkan shuttlecock dropshot pada posisi forehand. Jaga gerakan dancing dimulai
dengan langkah kecil kaki kiri dan diikuti langkah besar kaki kanan, usahakan lutut agak ditekuk
untuk mendapatkan kekuatan kaki, setelah itu balik ke posisi center dengan langkah kaki kanan
kemudian diikuti langkah kaki kecil.
Membalikkan shuttlecock yang long pada posisi backhand. Jaga gerakan dancing kemudian
langkah kaki kanan ke sebelah kiri dengan posisi kaki kanan menyilang dan punggung
menghadap ke net. Selesai mengembalikan shuttlecock balik ke posisi center dengan langkah
kaki kanan ke posisi semula.
Jika shuttlecock jatuh pada posisi long di sebelah forehand, langkah kaki kanan sesuai dengan
jarak yang bisa dijangkau kemudian kembali ke posisi center, sambil menunggu shuttlecock
yang dibalikkan lawan.
Yang perlu diperhatikan adalah start point di lapangan yaitu center point atau tengah lapangan
setiap mengembalikan shuttlecock yang dropshot atau belakang Anda berusaha untuk balik lagi
ke titik tersebut sambil menunggu shuttlecock dibalikin lawan Anda. Usahakan gerakan dancing
tetap terjaga supaya ada kecepatan awal bagi tubuh untuk bergerak.
Tips footwork di atas hanya sebagai referensi untuk melatih langkah kaki Anda karena gerakan
tersebut cukup efisien tapi bukan mutlak. Kemungkinan Anda bisa menemukan gerakan yang
lebih bagus dan efisien dengan cara Anda sendiri.
Intinya adalah lakukan langkah kaki (footwork) sesuai dengan irama permainan Anda, temukan
sendiri langkah yang paling efektif dan efisien berdasarkan permainan karena postur tubuh tiap
pemain adalah berbeda-beda seperti tinggi badan, bentuk tulang, dan keseimbangan badan juga
beda. Bahkan ada pebulutangkis juara dunia yang memiliki langkah kaki yang tidak beraturan.
Langkah kaki (Footwork) ini kelihatan gampang tapi untuk melatihnya kadang memerlukan
waktu yang lama.
Sumber: Bulu-Tangkis
TEKNIK MEMUKUL BOLA
Beberapa panduan untuk memukul bola bulutangkis dengan enak :
1. Pukullah bola ketika masih berada di depan kita, bukan ketika bola berada di atas bahkan di
belakang kita. Memukul bola ketika masih berada di depan kita akan membuat energi yang
terdorong ke bola menjadi lebih besar. Kita pun juga bisa dengan lebih mudah mengontrol posisi
pengembalian bola. Ketika bola sudah berada di atas bahkan di belakang kita, jika tenaga kita
tidak cukup, maka bola akan memelanting ke atas secara hiperbola, dan biasanya akan menjadi
sasaran empuk lawan untuk mensmes keras.
2. Biasakan mengangkat raket (posisi raket siap menerima bola) ketika mau menerima bola,
sehingga ketika kita mau memukul bola, kita bisa menghemat sepersekian detik yang akan
terbuang untuk mengangkat raket dari posisi “santai” ke posisi memukul bola. Dengan
menghemat waktu tersebut, kita bisa melakukan hal no. 1 di atas dengan lebih baik. Selain itu,
mengangkat raket juga terkadang berguna untuk membantu refleks Anda ketika lawan
mengembalikan bola dengan cepat (yang sulit dikembalikan bila raket Anda tidak dalam posisi
’siap siaga’).
3. Ketika bola sudah dikembalikan oleh lawan, ikuti jalannya bola dengan kepala raket (ini
kegunaan lain dari kebiasaan no. 2 di atas). Dengan mengikuti jalannya bola, Anda akan lebih
akurat dalam menerima bola dan kontrol pengembalian bola juga lebih enak.
4. Terakhir tetapi yang terpenting, bergeraklah dengan gesit. Setelah memukul bola, langsung
kembalilah ke posisi dimana Anda seharusnya bersiaga (biasanya di titik tengah) dan bersiaga
untuk menerima pengembalian bola. Latihan Gerak Kaki (footwork) sangat berguna untuk hal
ini, karena jika Anda sudah sampai duluan di lokasi bola dikembalikan oleh lawan, maka Anda
punya pilihan lebih enak dalam hal bagaimana Anda ingin bola tersebut dikembalikan ke lawan
(sempat berpikir secara proaktif, tidak hanya reaktif menerima saja).
Latihan untuk cepat menguasai pemukulan bola tepat di kepala raket:
1. Seperti yang biasa dilakukan oleh anak-anak, lambungkan kok dengan raket Anda secara
vertikal. Jika Anda masih pemula, pukullah pelan-pelan saja, tidak perlu terlalu tinggi-tinggi.
Jika sudah dapat mengontrol dengan baik, tingkatkan ketinggian bola yang Anda pukul.
Usahakan lengan untuk lurus (tidak ditekuk dan terlalu dekat dengan badan). Jika Anda sering
melakukan hal ini, badan Anda akan menghafal titik tepat pemukulan bola pada raket Anda.
2. Berlatih memukulkan kok ke tembok. Mulailah dengan tembok luas dan tinggi yang mulus.
Pukulkan kok ke arahnya dengan gaya drive (datar, bukan vertikal ke atas) yang (cukup) keras.
Awalnya akan terasa sulit, tetapi lama-lama Anda akan mulai terbiasa dan hasilnya adalah badan
Anda akan memiliki refleks yang baik dalam menerima bola-bola tak terduga. Jika Anda ingin
tantangan lebih, dapat melakukan hal ini di tembok tidak rata.
Selain itu, setelah memukul bola, langsung rilekskan lengan dengan meneruskan alur gerak
tangan setelah memukul. Cara ini dapat mengurangi kemungkinan kejut otot/urat.
Selamat mencoba
(dikutip dari http://bulutangkis.wordpress.com/)
RAHASIA TARIKAN SENAR
Rahasia tarikan senar-1
Pertama-tama anda harus menentukan jenis senar yang akan anda gunakan, simple-nya senar
tebal untuk power player, senar tipis untuk control player. Trus, gimana anda tahu anda termasuk
power player atau control player? Suruh teman anda mengamati saat anda lagi main. Jangan anda
sendiri yang menentukan, mengapa? Karena kebanyakan mereka memikirkan apa yang mereka
inginkan (cth: saya ingin jadi smasher ulung) dan bukan kenyataannya di lapangan (cth:
kenyataannya jarang melakukan smash dan selalu drop shot melulu). Contoh beberapa senar
untuk power player adalah bg-65, 95, 65ti, ashaway ML, R4×300, dll Contoh beberapa senar
untuk control player adalah bg-66, 68ti, 85, asahaway MP, R4×100/200, gosen pro-66, dll.
Pedoman umum mengenai tarikan senar: Semakin kencang tarikan, power menurun (dalam batas
tertentu), control meningkat Semakin longgar tarikan, power meningkat (dalam batas tertentu),
control menurun Asumsi di atas berlaku di range tarikan 18 s/d 35 lbs (maksimum yg saya tahu
sampai saat ini belum ada pemain pro yg lebih dari 35lbs). Apakah hal ini berarti 18 lbs
memberikan power yang paling maksimal? Jawabnya tidak, maksimal power tiap pemain
berbeda-beda. Semakin tinggi kekuatan ayunan pukulannya, maksimal power diperoleh dari
tarikan yang lebih tinggi (dalam batas tertentu). Batas tertentu inilah yang menjadi pencarian
para pemain terutama pemain pemula. Itulah sebabnya saya bilang tarikan senar tiap pemain
tidaklah sama, dan salah satunya tergantung dari kekuatan ayunan pukulan.
Rahasia tarikan senar-2
Hal ini khusus buat yang awam mengenai tarikan senar, karena yang pro udah ngerti mengenai
yang beginian. Jadi dipraktekkan aja tanpa banyak pertanyaan, karena semakin anda bertanya,
semakin anda jadi bingung sendiri. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Cari sparing partner 1 orang, main setengah lapangan single.
2. Anda harus berdiri di garis baseline paling belakang, pukul cock menggunakan 75% tenaga
dengan teknik clear to baseline.
3. Lihat hasil akhirnya, apakah cock jatuh di antara 2 garis baseline? Ulangi selama kurang lebih
5-6 kali percobaan. Bila out berarti tarikan anda kurang tinggi, dan bila tidak sampai garis
baseline depan berarti tarikan anda terlalu tinggi (alias ketinggian).
4. Sekarang anda lakukan hal yang sama tapi kali ini dengan kekuatan ayunan pukulan 100%
tenaga.
5. Lihat hasil akhirnya, apakah cock jatuhnya out lebih dari 20 cm di belakang garis baseline?
Ulangi selama 5-6 kali percobaan. Apabila tidak sampai out lebih dari 20cm, maka tarikan anda
terlalu tinggi, dan harus dikurangi.
6. Jika hasil no. 3 dan 4 sudah sesuai dengan prosentase lebih dari 80% berarti anda sudah
menemukan tarikan yang cocok buat anda. Setelah anda menemukan angka tarikan (string
tension) yang ideal untuk anda, coba anda rasakan apakah ada peningkatan dalam permainan
anda. Sekian dan semoga bermanfaat.
Prinsip Dasarnya adalah:
Tarikan Kencang = Semakin enak buat kontrol
Tarikan Rendah = Semakin Powerfull
PSIKOLOGI OLAHRAGA
A. Pengertian Psikologi Olahraga
1. Apakah Psikologi Olahraga?
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang
disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat
bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.
Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai
psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu
agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa
adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan
umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan
prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif,
baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat
menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya,
dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak
dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang
psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.
Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka
berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan
ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.
3. Bagaimanakah Psikologi Olahraga Dapat Membantu Atlet Agar Memiliki Mental yang
Tangguh?
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan
yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-
tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda
dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan
pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.
Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi
intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada
umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan
bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan
semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau
kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya.
Beberapa aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan
kemudian) yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen
si atlet terhadap program tersebut.
B. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga
Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut
bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di
kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.
1. Berpikir Positif
Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah
positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih
bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh
sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki
ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.
Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran
akan menuntun tindakan. Sebagai contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas pikiran
negatif seperti, “takut salah, takut out, takut bola pukulannya tanggung” dan sebagainya, maka
kemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itu cobalah dan biasakan untuk selalu berpikir
positif, hindari yang negatif. Demikian juga dalam memberikan instruksi kepada atlet. Daripada
mengatakan: “Kamu ini susah sekali sih diajarnya…, salah terus…! Awas, jangan berhenti
sebelum bisa!”, lebih baik mengatakannya dengan cara yang positif walaupun maksudnya sama:
“Ayo, coba lagi pelan-pelan, kamu pasti bisa melakukannya. Perhatikan, tangannya, begini…
langkahnya, ke sini… kena bolanya, di sini… ayo dicoba”.
Sebagai pelatih, tunjukkan Anda percaya bahwa atlet Anda memiliki peluang untuk dapat
berprestasi baik. Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas yang tidak pada tempatnya, justru akan
membuat atlet bereaksi negatif dan berakibat akan menurunkan motivasi yang diikuti dengan
penurunan prestasi.
2. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu
membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam
pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran
jangka pendek yang lebih spesifik.
Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:
a. Sasaran harus menantang.
Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa tertantang untuk
dapat mencapai sasaran tersebut.
b. Sasaran harus dapat dicapai.
Buatlah sasaran itu cukup tinggi, akan tetapi tidak terlalu tinggi. Atlet harus merasa
bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu
tinggi, sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan
menurun. Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet
merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut.
c. Sasaran harus meningkat.
Mulai dari sasaran yang relatif rendah, kemudian buatlah sasaran tersebut makin lama
makin tinggi, semakin sulit tercapainya jika atlet tidak berlatih keras. Dalam setiap latihanpun
biasakanlah selalu ada sasaran yang harus dicapai. Dan target yang bersifat umum, lalu uraikan
lagi secara lebih spesifik. Dan target untuk suatu kompetisi jangka panjang, uraikan menjadi
target atau sasaran jangka pendek, sampai target untuk setiap latihan. Sasaran yang ditetapkan
tersebut, hendaknya juga ditetapkan kapan harus tercapainya, dan bagaimana pula cara
mengukumya atau apa ukurannya secara objektif. Sedapat mungkin, buatkan grafik pencapaian
sasaran tersebut agar terlihat jelas arah dan peningkatannya.
3. Motivasi
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa
dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.
Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang
berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan
pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan
motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.
Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah
atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama
menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih
mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.
Untuk mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar.
Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara
positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus
memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen.
4. Emosi
Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi
terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal
sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk
emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah
bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.
Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu
kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet
asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari.
Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih,
takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk
mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu
dengan atlet lainnya.
Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit
perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka
konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang
atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai.
Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik.
Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat
dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi
yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.
Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement).
Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-
sumber ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik
antara pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang
berkaitan dengan emosi.
5. Kecemasan dan Ketegangan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu,
kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya.
Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam
pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak
diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya
tergantung dari macam kecemasannya.
Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam
menghadapi pertandingan, lakukanlah beberapa teknik berikut ini :
a. Identifikasikan dan temukan sumber utama dan permasalahan yang menimbulkan kecemasan.
b. Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan di bawah kondisi seperti dalam pertandingan
sesungguhnya.
c. Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat ketika mencapai
penampilan paling baik atau paling mengesankan.
d. Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan alau pengendoran otot-otot
tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu.
e. Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan
dan merasakan bagian-bagian tubuh sebagai hangat dan berat.
f. Lakukan latihan pernapasan dengan bernapas melalui mulut dan hidung serta secara sadar
bernapas dengan menggunakan diafragma.
g. Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian).
h. Berbincang-bincang, berada dalam situasi sosial (untuk mengalihkan perhatian).
i. Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang
diperlukan saat itu.
j. Lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan.
6. Kepercayaan Diri
Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu
suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan
diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya
atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-
sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.
Peran pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk
untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak
kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan
bantu mereka untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai
jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan
penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya diri.
Jika pemain telah bekerja keras dan bermain bagus (walaupun kalah), tunjukkan
penghargaan Anda sebagai pelatih. Jika pemain mengalami kekalahan (apalagi tidak dengan
bermain baik), hadapkan ia pada kenyataan objektif. Artinya, beritahukan mana yang telah
dilakukannya secara benar dan mana yang salah, serta tunjukkan bagaimana seharusnya.
Menemui pemain yang baru saja mengalami kekalahan harus dilakukan sesegera mungkin
dibandingkan dengan menemui pemain yang baru saja mencetak kemenangan.
7. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan
pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara
pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa
diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh
adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.
Untuk menghindari terjadinya hambatan komunikasi, pelatih perlu menyesuaikan teknik-
teknik komunikasi dengan para atlet seraya memperhatikan asas individual. Keterbukaan pelatih
dalam hal pogram latihan akan membantu terjalinnya komunikasi yang baik, asalkan dilakukan
secara objektif dan konsekuen. Atlet perlu diberi pengertian tentang tujuan program latihan dan
fungsinya bagi tiap-tiap individu.
Sebelum program latihan dijalankan, perlu dijelaskan dan dibuat peraturan mengenai tata
tertib latihan dan aturan main lainnya termasuk sanksi yang clikenakan jika terjadi pelanggaran
terhadap peraturan yang telah dibuat tersebut. Jadi, hindarilah untuk memberlakukan suatu
sanksi yang belum pernah diberitahukan sebelumnya. Misalnya, seorang atlet minum Coca Cola
dalam latihan, lalu dihukum oleh pelatih. Atlet tersebut bingung dan bertanya-tanya mengapa ia
dihukum karena ia tidak pernah dijelaskan sebelumnya oleh pelatih bahwa dalam latihan dilarang
minum minuman bersoda.
Demikian pula dalam hal pelaksanaanya. Peraturan yang sudah dibuat, haruslah
dijalankan secara konsekuen. Artinya, jika seorang atlet dihukum karena melanggar peraturan
tertentu, maka jika ada atlet lain yang melanggar peraturan yang sama ia pun harus mendapat
hukuman yang sama. Demikian pula jika atlet yang sama melakukannya lagi di kemudian hari.
Pelatih pun perlu bersikap objektif dan berpikir positif. Bersikap objektif maksudnya
adalah bersikap sesuai dengan kenyataan atau fakta apa adanya tanpa menyangkutpautkan
dengan hal lain. Jika pelatih marah terhadap atlet karena misalnya si atlet datang terlambat dalam
latihan, maka hukumlah atlet itu hanya atas keterlambatannya, jangan dihubungkan dengan hal-
hal lain (ingat, hukuman tersebut harus sudah tertera dalam tata tertib latihan).
8. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu
obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia
dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan
berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka
akan timbul berbagai masalah.
Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi
adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak
mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah
dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain
bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan
tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.
9. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi
pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan
kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan
dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara
mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya,
sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya
penampilan buruk.
Oleh karena itu, pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk memiliki buku catatan
harian mengenai latihan dan pertandingan. Minta pemain untuk menuliskan kelemahan dan
kelebihan diri sendiri, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental. Kemudian koreksilah jika
menurut Anda sebagai pelatih ada hal-hal yang tidak sesuai atau ada yang kurang.
Biasakan agar atlet mengisi buku tersebut secara teratur. Ajak atlet untuk menuliskan di dalam
bukunya hal-hal yang intinya sebagai berikut:
- Target jangka panjang, menengah, dan jangka pendek dalam latihan dan pertandingan.
- Sesuatu yang dilakukan dan dipikirkan sebelum latihan atau pertandingan.
- Suatu gerakan atau penampilan mengesankan.
- Catatan mengenai kelemahan dan kelebihan lawan yang akan dihadapi dan strategi
menghadapinya.
- Hasil dan jalannya pertandingan.
- Hal yang mengganggu emosi atau membuat penampilan jadi buruk.
- Penghargaan yang didapat atas suatu keberhasilan.
Pastikan bahwa buku tersebut diisi secara teratur oleh setiap atlet. Namun perlu diingat
bahwa pelatih jangan terlalu memaksa untuk membaca buku harian atlet. Biarkan itu menjadi
bagian dan rahasia pribadi mereka. Yang perlu dipantau oleh pelatih adalah bahwa atlet
mempunyai bahan bagi dirinya sendiri untuk melakukan evaluasi.
C. Persiapan Pertandingan
Setelah atlet dilatih baik fisik, teknik, strategi, maupun mentalnya dengan program
latihan yang tepat, maka untuk menguji hasil latihannya adalah dengan lterjun ke dalam
pertandingan. Tentunya diharapkan bahwa setiap pemain akan dapat menampilkan seluruh
kemampuannya yang didapat dan latihan. Namun acapkali pemain tampil di bawah form, artinya
ia tidak dapat menampilkan seluruh kemampuan yang dimilikinya pada saat pertandingan.
Untuk mengatasi hal seperti di atas, perlu diciptakan situasi yang mendukung yang
tercapainya prestasi optimal dan dilakukan perwapan mental untuk menghadapi suatu
pertandingan agar si atlet dapat menampilkan seluruh kemampuannya, sehingga tercapailah
prestasi puncak.
Ada empat tahap penting dalam persiapan menuju pertandingan, yaitu
(1). Sebelum hari pertandingan
(2). Pada hari pertandingan
(3). Saat pertandingan
(4). Setelah hari pertandingan.
Berikut uraiannya dalam contoh persiapan pertandingan bulutangkis:
1. Sebelum Hari Pertandingan
a. Kumpulkan data mengenai kekuatan dan kelemahan lawan. Jika memungkin- kan, putarlah
rekaman pertandingannya. Kemudian susunlah strategi untuk menghadapinya. Untuk pemain
ganda, diskusikan strategi tersebut dengan pasangannya.
b. Pantau kemajuan atlet, baik fisik maupun mentalnya dengan memperhatikan bagaimana
tingkat konsentrasinya, bagaimana irama, timing, power, dan kelancaran menjalankan
ketrampilannya serta sikapnya terhadap latihan secara umum.
c. Pantau tingkat kecemasan atlet dengan melihat ekspresi wajahnya apakah cerah atau murung:
apakah sinar matanya letih atau segar dan awas. Juga perhatikan suasana hatinya, bagaimana
kualitas tidur dan makannya, apakah ia mengalami faktor-faktor psikosomatis seperti sakit perut,
nyeri otot, sesak nafas, demam, batuk, keringat dingin, dan sebagainya.
d. Pada saat tidak latihan, pastikan bahwa atlet tidak “hidup dan berpikir” mengenai
pertandingannya 24 jam sehan. Berikan aktivitas yang menyenangkan bagi dirinya yang dapat
memberikan suasana gembira, sehingga ia bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari
pertandingan.
e. Satu hari menjelang pertandingan, biasanya cukup latihan ringan saja dan tidak perlu berada di
lapangan terlalu lama. Pada malam hari sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang tepat, tidak
perlu tidur terlalu cepat. Sebelum tidur, lakukan latihan relaksasi dan visualisasi. Jika
pertandingan besok dilakukan pagi atau siang hari, siapkan alat-alat perperlengkapan
pertandingan, termasuk baju ganti dan perlengkapan cadangan malam ini juga agar esok tidak
terburu-buru. Pastikan semua dalam keadaan baik.
2. Pada Hari Pertandingan
a. Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya harus tidur cukup dan tidak berlebihan.
Kemudian lakukan aktivitas rutin kebiasaan sehari-hari, seperti sembahyang, berdoa, stretching,
sarapan (perhatikan kapan harus makan dan apa yang harus dimakan), latihan relaksasi dan
visualisasi, memeriksa kembali perlengkapan pertandingan termasuk cadangannya. Mulailah hari
ini dengan gembira, optimis, dan berpikir positif.
b. Berangkatlah ke tempat pertandingan pada saat yang tepat. Perhitungkan jarak ke tempat
pertandingan, bagaimana mencapainya, kemacetannya dan sebagainya. Tidak perlu berangkat
terlalu cepat, namun jangan sampai terlambat, sehingga tidak ada waktu untuk istirahat,
penyesuaian dan pemanasan.
c. Di tempat pertandingan pelatih perlu mengenali atlet mana yang berada didekat teman-
temannya dan mana yang lebih suka menyendiri. Pastikan di lapangan mana atlet yang akan
bertanding, jangan lupa melapor panitia. Untuk pertandingan pertama, pastikan atlet sudah hapal
dimana letak ruang ganti, WC, ruang kesehatan, tes doping, tempat ganti senar, dan sebagainya.
d. Sambil melakukan pemanasan, atlet hendaknya meningkatkan level ‘semangat’ dlan tetap
berpikir positif. Pelatih dapat mengingatkan strategi yang akan diterapkan secara sekilas.
Lakukan stroke dengan penuh konsentrasi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan’visualisasi
clan relaksasi.
3. Saat Bertanding
Saat bertanding tiba, bukan waktunya lagi untuk memikirkan teknik memukul atau bagaimana
harus melangkah. Itu semua sudah dilatih dalam latihan dan sudah dihayati dalam visualisasi.
Sekarang saatnya tinggal mengulang-ulang kejadian yang sudah divisualisasikan dan
melakukannya sesuai dengan situasi saat ini. Sekarang adalah saatnya melakukan konsentrasi
penuh hanya pada bola dan jalannya pertandingan.
Anjurkan atlet untuk:
a. Memantau clan menyesuaikan tingkat kecemasan, lakukan relaksasi.
b. Pusatkan perhatian semata-mata hanya terhadap permainan yang sedang dijalani. Kesalahan
yang baru atau pernah terjadi, clan yang mungkin terjadi jangan dihiraukan.
c. Berpikir positif dan optimis, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif.
d. Jangan terlalu banyak menganalisa.
e. Bermainlah dengan irama sendiri, jangan terbawa irama lawan.
f. Menjalankan strategi yang telah disiapkan. Jangan diubah jika strategi itu berjalan. Lakukan
evaluasi singkat, jika strategi tidak jalan, lakukan penyesuaian dengan alternatif strategi yang
sudah dipersiapkan.
g. Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, berbicara terhadap
diri sendiri berlebihan, berpikir negatif, meragukan kemampuan clan menyerah sebelum
pertandingan selesai.
h. Jika bermain bagus, jangan bertanya mengapa clan mengganti apapun; biarkan berjalan
demikian. Jangan mengendor jika sedang leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu
kasihan jika lawan mendapat angka nol.
4. Setelah Hari Pertandingan
a. Mintalah atlet mencatat hal-hal posisitf maupun negatif yang dirasa berpengaruh terhadap
penampilannya dalam pertandingan tadi. Bukan hanya yang bersifat teknik, taktik, clan strategi,
tetapi juga yang bersifat mental, bahkan hal-hal kecil lainnya. Catat hasil tersebut dalam buku
evaluasi si atlet.
b. Evaluasi penampilan dalam pertandingan tadi. Apakah mencapai sasaran?
c. Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program latihan.
d. Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek positif dari penampilan dalam pertandingan.
D. Pelatih Sebagai Pembina Mental Atlit
Pelatih dalam olahraga dapat mempunyai fungsi sebagai pembuat atau pelaksana program
latihan, sebagai motivator, konselor, evaluator dan yang bertanggung jawab terhadap segala hal
yang berhubungan dengan kepelatihan tersebut. Sebagai manusia biasa, pelatih sama halnya
dengan atlet, mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap
pelatih memiliki kelebihan dan kekurangan, karena itu tidak ada pelatih yang murni ideal atau
sempura.
Dalam mengisi peran sebagai pelatih, seseorang harus melibatkan diri secara total dengan
atlet asuhannya. Artinya, seorang pelatih bukan hanya melulu mengurusi masalah atau hal-hal
yang berhubungan dengan olahraganya saja, tetapi pelatih juga harus dapat berperan sebagai
teman, guru. orangtua, konselor, bahkan psikolog bagi atlet asuhannya. Dengan demikian dapat
diharapkan bahwa atlet sebagai seorang yang ingin mengembangkan prestasi, akan mempunyai
kepercayaan penuh terhadap pelatihnya.
Keterlibatan yang mendalam antara pelatih dengan atlet asuhannya harus dilandasi oleh
adanya empati dan pelatih terhadap atletnya tersebut.Empati ini merupakan kemampuan pelatih
untuk dapat menghayati perasaan atau keadaan atletnya, yang berarti pelatih dapat mengerti
atletnya secara total tanpa ia sendiri kehilangan identitas pnbadinya. Untuk mengerti keadaan
atlet dapat diperoleh dengan mengetahui atau mengenal hal-hal penting yang ada pada atlet yang
bersangkutan. Pengetahuan sekadarnya saia tidak cukup bagi pelatih untuk mengetahui keadaan
psikologi atletnya. Dasar dan sikap mau memahami keadaan psikologi atletnya adalah pengertian
pelatih bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat khusus yang memerlukan penanganan khusus
pula dalam hubungan dengan pengembangan potensinya.
Kepribadian seorang pelatih dapat pula membentuk kepribadian atlet yang menjadi
asuhannya. Hal terpenting yang harus ditanamkan pelatih kepada atletnya adalah bahwa atlet
percaya pada pelatih bahwa apa yang diprogramkan dan dilakukan oleh pelatih adalah untuk
kebaikan dan kemajuan si atlet itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan kepercayaan tersebut dari
atlet, pelatih tidak cukup hanya memintanya, tetapi harus membuktikannya melalui ucapan,
perbuatan, dan ketulusan hati. Sekali atlet mempercayai pelatih maka seberat apapun program
yang dibuat pelatih akan dijalankan oleh si atlet dengan sungguh-sungguh.
(Sumber: “PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS”, Oleh: PB PBSI)
GAYA PERMAINAN
Kenali Gaya Bermain Anda (3 Gaya Bermain Bulutangkis)
Jangan hanya mengikuti tren, tapi temukanlah gaya bermain sendiri sehingga ketika anda
mengikuti pemain favorit anda, anda tidak mengikuti secara buta tetapi dapat mempelajari
kelebihan gaya bermainnya. Dengan cara demikian, anda dapat meningkatkan kemampuan
anda untuk bertarung melawan berbagai macam gaya lawan.
Di permainan tunggal, ada tiga gaya bermain:
1. Gaya menyerang cepat (Penyerang)
Gaya ini banyak melancarkan smes, drop shot dan net yang dikembalikan dengan cepat, lob yang
menyerang. Servis pendek lebih sering digunakan dengan dorongan tiba-tiba dari atas net ke arah
belakang lawan.
Pergerakan badan cepat.
2. Gaya gerak tipu (Pengecoh)
Servis tinggi lebih sering digunakan dan diarahkan ke batas garis belakang lawan. Lob juga lebih
dalam dan terarah, sedangkan drop shot dilakukan dengan gerak tipu dan jatuh tipis di dekat net.
Pukulan net cenderung tajam dan menipu walaupun tidak dimainkan secepat gaya si Penyerang.
Pertahanan si Pengecoh tergolong lebih baik. Pukulan dorongannya ke belakang lawan terarah
dan cenderung mengecoh. Smes tidak banyak dikeluarkan, dan pergerakan pemain dengan gaya
ini lebih stabil dan
”santai”, dengan penguasaan lapangan yang lebih baik.
3. Gaya sederhana dan bertahan (Penjaga Gawang).
Kebanyakan pukulannya sederhana dan jelas terbaca dibandingkan dengan si Pengecoh.
Servisnya kebanyakan servis tinggi dan mengarah ke batas lapangan di belakang. Pukulan netnya
sederhana saja walaupun terkadang sering menyeberangkan bola ke sisi lain lapangan. Drop
shot-nya tajam tapi tidak secepat si Penyerang.
Gaya bermain ini dimaksudkan untuk membuat lawan letih dengan bermain sederhana
tapi jarang membuat kesalahan sendiri.
Hampir semua pemain profesional menggunakan kombinasi dua gaya dengan salah
satunya lebih dominan. Contohnya, Zhao Jianhua secara apik menggabungkan gaya menyerang
dengan gaya tipu, sedangkan Foo Kok Keong dan Ardy Wiranata adalah tipe Penjaga Gawang.
Ada kalanya mereka berlabuh pada gaya menyerang, contohnya Rudy Hartono. P.
Gopichand juga terkadang menjadi seorang penyerang walaupun sering pula mengecoh. Susi
Susanti adalah seorang Penjaga
Gawang yang sangat mengagumkan.
Pemain muda biasanya akan mengikuti gaya bermain atlit pujaannya. Saat ini, gaya yang
sedang ‘ngetren’ adalah gaya menyerang yang diwarnai dengan banyak smes lompat dan
serangan-serangan lob. Sangat lumrah bagi pemain muda mengikuti gaya pemain favoritnya atau
mengikuti tren yang ada. Tetapi perlu diingat bahwa para juara pun adalah individu yang
berbeda-beda, karenanya untuk menjadi seorang juara tetap perlu yakin terhadap keunikan gaya
bermain sendiri.
Tanyalah pada diri anda:
Pertanyaan pertama:
* Apakah karakter saya cocok dengan gaya bermain yang saya ikuti ini?
* Apakah karakter saya agresif dan tidak sabaran dan suka mengambil resiko? [Karakter ini
cocok dengan gaya menyerang]
* Apakah saya tipe orang sabar dan ulet yang menikmati reli panjang untuk menyingkirkan
lawan? [Karakter ini cocok dengan gaya bertahan]
* Apakah saya tipe orang sabar yang senang perminan yang berkualitas dan sangat menikmati
dapat mengontrol lawan? [Karakter ini cocok dengan gaya tipu]
Pertanyaan kedua:
* Apakah kondisi fisik saya mumpuni untuk bermain gaya tersebut?
* Apakah stamina saya mencukupi untuk terus-terusan melancarkan smes tajam dan keras?
* Apakah saya terlalu pendek untuk bermain menyerang? Apakah saya butuh waktu untuk
menjangkau seluruh bagian lapangan saya dibandingkan dengan para pemain yang walaupun
tingkat refleksnya sama dengan saya tetapi berpostur lebih tinggi?
* Bagaimana saya bisa menggunakan stamina fisik dan mental saya yang memadai secara
efektif?
Pertanyaan ketiga:
* Apakah saya mampu mengontrol pukulan yang sesuai dengan gaya bermain ini?
* Apakah pukulan saya sederhana, konsisten dan tajam, ataukah mengecoh?
* Manakah pukulan saya yang paling dikuasai? Smes, bertahan, lob, dsb?
Jangan hanya mengikuti tren, tapi temukanlah gaya bermain sendiri sehingga ketika anda
mengikuti pemain favorit anda, anda tidak mengikuti secara buta tetapi dapat mempelajari
kelebihan gaya bermainnya. Dengan cara demikian, anda dapat meningkatkan kemampuan anda
untuk bertarung melawan berbagai macam gaya lawan.
Ditulis oleh: Tan Aik Huang (Malaysia)
Terjemahan oleh: Dania Ciptadi
TIP MEMILIH RAKET YANG COCOK
Bagi Anda yang ingin lebih serius dalam bermain bulutangkis, maka sebaiknya Anda
harus lebih memperhatikan raket yang Anda pakai. Sebuah raket yang bagus, adalah yang sesuai
dengan karakter permainan Anda. Pilihan raket yang tepat, niscaya akan turut membantu prestasi
Anda.
Komponen yang tidak terlepas dari sebuah raket adalah senar, dan menjadi salah satu
yang paling dibutuhkan dalam bulutangkis. Jenis-jenis senar pun memilki ciri yang berlainan
terhadap efek pantulan cock. Kebanyakan senar memiliki ketebalan 21 ukuran dan diuntai
dengan ketegangan 18 sampai 30 + lb.
Sebagai panduan bagaimana memilih raket yang baik, berikut adalah paparan ringkas
spesifikasi dan istilah untuk raket bulutangkis standar. Spesifikasi berikut memang bukan
patokan standar internasional, namun hanya sebagai pedoman umum saja.
1. Kelenturan Gagang (Stiffness of Shaft)
a. Medium (Fleksibel) Pemindahan sebagian tenaga yang berpusat pada pergelangan tangan.
Pemusatan energi untuk tungkai yang fleksibel saat raket diayun memberikan daya tolak lebih
besar saat shuttlecock menyentuh raket. Jenis ini sangat baik untuk pertahanan (defensive) atau
untuk mengontrol gaya permainan lainnya.
b. Stiff (Limited Flexibility) Pemindahan tenaga yang memungkinkan dari pergelangan tangan.
Tangkai jenis ini sangat dianjurkan untuk teknik permainan bertahan (defensive). Maupn
permainan serangan (offensive).
c. Extra Stiff (Minimum Flexibility) Pemindahan tenaga secara maksimum yang berpusat pada
pergelangan tangan. Gerakan tangkai raket yang minimalis memberikan ketepatan yang lebih
baik atas penempatan shuttlecock. Raket dengan tangkai jenis ini sangat ideal untuk teknik
permainan serangan (offensive) seperti smashing, net kill dan sebagainya.
2. Bentuk Frame Raket
a. Conventional – Berbentuk Oval Standar.
b. Isometric – Berbentuk cenderung persegi (Square Head Share).
3. Komposisi Frame
a. Basis Material
- AluminiumHi
- Modulus Graphite
- Super Hi-Modulus Graphite
- Ultra Hi-Modulus Graphite
- Nano Carbon
b. Mesh
- Woven Kevlar
- Titanium Composite (Utility Titanium)
- Ultra Titanium
- GForceTi
- UltimumTi
4. Shaft Composition (Komposisi Gagang)
a. Bahan Baku
- Aluminium
- Hi-Modulus Graphite
- Super Hi-Modulus Graphite
- Ultra Hi-Modulus Graphite
- Nano Carbon
b. Mesh (join gagang dengan frame)
- Titanium Composite (Utility Titanium)
- Ultra Titanium
- UltimumTi
5. Bobot Raket
a. 2U (90-94g)
b. 3U (85-89g)
c. 4U (80-84g)
6. Panjang Total (frame tip – handle end)
a. Standard (665mm / 26.0 inches)
b. Long (675mm / 26.5 inches).
7. Ukuran Grip
a. Hi-Qua G2 – 3.25 inches, Tactic / Yonex G2 – 4.00 inches
b. Hi-Qua G3 – 3.50 inches, Tactic / Yonex G3 – 3.75 inches
c. Hi-Qua G4 – 3.75 inches, Tactic / Yonex G4 – 3.50 inches
d. Hi-Qua G5 – 4.00 inches, Tactic / Yonex G5 – 3.25 inches
8. Toleransi Tegangan Senar
a. Aluminium & Hi-Modulus Graphite Frames
- Main 18-20lbs (8-9kg)
- Cross 20-22lbs (9-10kg).
b. Super & Ultra Hi-modulus Graphite Frames
- Main 18-24lbs (8-11kg)
- Cross 20-26lbs (9-12kg).
9. Titik Keseimbangan dari Ujung Grip
a. 270-280mm = Head Light (Defensive)
b. 275-285mm = Neutral (All Round)
c. 285-295mm = Head Heavy (Offensive)
d. 295-300mm = Extra Head Heavy (Offensive)
Sudah saatnya Anda sebagai seorang pebulutangkis, memilih raket yang sesuai dengan
kapasitas permainan Anda. Walaupun spesifikasi diatas bukanlah merupakan patokan khusus,
namun setidaknya dapat membantu Anda memilih jenis raket yang sesuai dengan gaya
permainan Anda.
LATIHAN PHISIK BULUTANGKIS
Program dan aplikasi pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang melalui tahapan sebagai
berikut:
a. Persiapan fisik umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja organ tubuh, sehingga
memudahkan upaya pembinaan dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap berikutnya.
b. Persiapan fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik
menuju pertandingan.
c. Peningkatan kemampuan kualitas gerak khusus pemain. Pada tahap ini pelatihan bertujuan
untuk memahirkan gerakan kompleks dan harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk
menghadapi pertandingan.
Cara Terbaik untuk Mempersiapkan Kondisi Fisik Umum Pemain
1. Program Latihan Lari
Latihan lari sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan kerja jantung,
paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari selama 40-60 menit tanpa
berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan daya tahan
aerobik dan kebugaran umum pemain.
2. Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian
harus mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk memperkuat
bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
3. Program Latihan Loncat Tali
Latihan ini sangat balk untuk membina daya tahan, kelincahan kaki, dan kecepatan serta
melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan kuat. Proses latihan dapat
dilakukan de-ngan loncat satu kaki secara bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan
masih banyak bentuk variasinya.
4. Program Latihan Gabungan
Model atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti bangku,
gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan sebagainya. Tujuan latihan ini adalah
membina dan meningkatkan kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain sebagai upaya untuk
pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak yang ada
hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, di samping memberikan
prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang
dibutuhkan dalam bulutangkis.
5.Latihan Pemanasan
Banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi
latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar akan
memberikan pe-ngaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme peredaran darah, dan
pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu,
sangat penting untuk menghindari terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi
tubuh lainnya.
Pada umumnya latihan pemanasan berbentuk:
a. Lari jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari mundur, lari maju
dan ke samping.
b. Melakukan gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang otot tungkai, paha belakang,
depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dll.
c. Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses peregangan
pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak, yang dapat
menyebabkan rasa sakit pada otot atau persendian.
6. Latihan Pendinginan
Latihan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar
bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku. Bentuk latihannya
adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot besar
seperti paha belakang dan depan, ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai
persendian tubuh, harus dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar
SEPUTAR OLAHRAGA BULUTANGKIS
Lapangan Lapangan bulutangkis dapat dibuat dengan mudah, di mana saja, sejauh
tersedia ruangan seluas kira-kira 12 X 20 meter. Di tempat terbuka tentu saja diupayakan agar
gangguan angin tidak terlalu besar, sedangkan bila di ruang tertutup, atap bangunannya sebisa
mungkin di atas delapan meter agar shuttlecock yang tengah dimainkan tidak sampai terganggu
Di Indonesia, di kampung-kampung lapangan bulutangkis banyak didirikan di atas tanah,
semen cor, atau aspal. Namun, di gedung olahraga biasanya sudah berupa semen yang dilapisi
vinyl atau kayu lantai. Di lapangan yang diaku secara internasional digunakan karpet yang
terbuat dari karet keras, namun elastis.
Lapangan bulutangkis ber-ukuran 610 X 1340 cm, yang dibagi dalam bidang-bidang,
masingmasing dua sisi berlawaan. Ada garis tunggal, ada garis ganda, ada ruang yang memberi
jarak antara pelaku dan penerima servis.
Net
Di tengah-tengah lapangan ada net yang tingginya 155 cm. Net merupakan pembatas
berupa jaring yang membentang antara dua bidang permainan yang diikatkan pada tiang. Tiang
itu haruslah kukuh, sehingga net yang dibentangkan tidak akan turun bila ditarik kencang agar
lurus. Tinggi net di tengah-tengah lapangan, haruslah 152 cm dari permukaan lapangan.
Shuttlecock
Shuttlecock yang di Indonesia lazim disebut kok, biasanya terbuat dari bulu angsa buatan abrik,
umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan IBF. Berat kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa
yang menancap di gabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14-16 buah, dan
diikat dua tali agar tidak mudah lepas. Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan resmi. Di
luar negeri banyak pula digunakan kok dari karet, baik untuk gabus maupun bulunya. Bentuk,
ukuran, dan besarnya harus sama dengan kok yang terbuat dari bulu angsa, namun umumnya kok
plastik hanya dipakai untuk latihan saja.
Kok yang bagus adalah kalau dipukul dengan raket dengan tangan di bawah pinggang
meluncur dengan lurus, tanpa gerakan ke arah kiri atau kanan saat mengundara. Para pemain
tingkat internasional sering mencoba kok dengan memukul ke ruang di balik netnya. Bila
dipukul dengan tangan mengayun dari bawah, kok yang baik akan mencapai kira-kira di tempat
yang sama dengan pelaku servis.
Raket
Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik gagang
maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dari bahan grafit,
meskipun masih ada yang dibuat dari bahan aluminium atau besi ringan. Bentuknya cuma
beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002 adalah yang umumnya
dipakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka semakin enteng dan kuat raket itu.
Raket ini memiliki jaring yang dibuat dari senar (string), berupa tali plastik sintetis. Senar
yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencangkencangnya tetapi tidak mudah putus, agar
raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan kencang atau cepat. Raket ini biasanya
dibungkus dalam tas raket yang dapat memuat sampai kirakira enam buah raket.
Sepatu dan Pakaian
Seperti atlet lain pada umumnya, setiap pemain bulutangkis memiliki perlengkapan
utama dan tambahan ketika tampil di sebuah permainan atau pertandingan. Baju, celana, sepatu
tergolong asesori utama, sedang ikat tangan, ikat kepala, pengaman lutut bisa disebut tambahan.
Sepatu bulutangkis haruslah enteng, namun menggigit bila dipakai di lapangan agar pemain
dapat bergerak, balk maju maupun mundur tanpa terpeleset. Karet sol yang menggigit
dibutuhkan karena frekuensi gerakan maju dan mundur di bulutangkis berlangsung tinggi, dalam
tempo cepat. Sepatu bulutangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang warnanya
bervariasi.
Kaus kaki tidak wajib namun sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan
agak tebal supaya empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat pergesekan
kulit dengan sepatu.
Celana pendek atau kaus bulutangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional
banyak dipakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat. Terkadang
pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga lutut, balk untuk keperluan
esensial maupun sekedar untuk menambah ramai penampilan.
Peraturan Pertandingan
Secara sederhana, permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukkan kok ke
bidang permainan lawan, tanpa kok itu tidak bisa dikembalikan. Ada berbagai cara
melakukannya, seperti memasukkan kok ke bidang yang tidak terjaga lawan, atau memasukkan
kok dengan cepat, sehingga tidak sempat dikuasai atau dikejar lawan.
Sebelum pertandingan kedua pemain menjalani undian yang dilakukan wasit, biasanya
dengan tos menggunakan mata uang logam. Pemenang boleh memilih lapangan dan melakukan
servis pertama kali. Untuk ganda, setelah undian hanya satu orang yang melakukan servis dan
begitu gaga! mendapat angka, maka servis pun berpindah ke lawan.
Angka diperoleh si pelaku servis, sehingga bila dia gagal, servis berpindah, tidak
menggunakan rally point seperti di tenis meja atau bola voli. Bila kok tidak bisa dikembalikan
lawan, dia akan mendapat angka.
Dalam melakukan servis, prinsip yang harus dipegang adalah kepala raket tidak boleh
Iebih tinggi dari pinggang, kok dalam keadaan dipegang, dan kaki tidak bergerak mendahului
gerakan memukul kok. Sedang penerima servis mengalami fault bila bergerak sebelum lawan
melakukan servis.
Bola kok juga menjadi mati bila terpukul dua kali, gagal melewati net, mendarat di luar garis,
raket melewati atas net atau menyentuh net, kaki melewati batas garis bidang.
Sumber: “PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS”, Oleh: PB PBSI
Pelatihan Phisik
Permainan bulutangkis sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang
kompleks. Sepintas lalu dapat diamati bahwa pemain harus melakukan gerakan-gerakan seperti
lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau,
memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan
tubuh.
Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulangulang dan dalam tempo lama, selama pertandingan
berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan "kelelahan", yang akan berpengaruh
langsung pada kerja jantung, paru-paru, sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot,
danpersendian tubuh.
Karena itu, pebulutangkis sangat penting memiliki derajat kondisi fisik prima. Melalui proses
pelatihan fisik yang terprogram baik, faktor-faktor tersebut dapat dikuasai. Dengan kata lain
pebulutangkis harus memiliki kualitas kebugaran jasmani yang prima. Ini akan berdampak
positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada penampilan
teknik bermain.
Itulah sebabnya pebulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas,
kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat dibutuhkan
agar mampu bergerak dan bereaksi untuk menjelajahi setiap sudut lapangan selama
pertandingan.
A. Sistem Pelatihan Fisik Umum
Program dan aplikasi pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang melalui tahapan sebagai
berikut:
a. Persiapan fisik umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja organ tubuh, sehingga
memudahkan upaya pembinaan dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap berikutnya.
b. Persiapan fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik
menuju pertandingan.
c. Peningkatan kemampuan kualitas gerak khusus pemain. Pada tahap ini pelatihan bertujuan
untuk memahirkan gerakan kompleks dan harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk
menghadapi pertandingan.
Cara Terbaik untuk Mempersiapkan Kondisi Fisik Umum Pemain
1. Program Latihan Lari
Latihan lari sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan kerja jantung,
paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari selama 40-60 menit tanpa
berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan daya tahan
aerobik dan kebugaran umum pemain.
2. Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian
harus mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk memperkuat
bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
3. Program Latihan Loncat Tali
Latihan ini sangat balk untuk membina daya tahan, kelincahan kaki, dan kecepatan serta
melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan kuat. Proses latihan dapat
dilakukan de-ngan loncat satu kaki secara bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan
masih banyak bentuk variasinya.
4. Program Latihan Gabungan
Model atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti bangku,
gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan sebagainya. Tujuan latihan ini adalah
membina dan meningkatkan kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain sebagai upaya untuk
pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak yang ada
hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, di samping memberikan
prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang
dibutuhkan dalam bulutangkis.
5.Latihan Pemanasan
Banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi
latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar akan
memberikan pe-ngaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme peredaran darah, dan
pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu,
sangat penting untuk menghindari terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi
tubuh lainnya.
Pada umumnya latihan pemanasan berbentuk:
a. Lari jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari mundur,
lari maju dan ke samping.
b. Melakukan gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang otot tungkai, paha
belakang, depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dll.
c. Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses
peregangan pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak,
yang dapat menyebabkan rasa sakit pada otot atau persendian.
6. Latihan Pendinginan
Latihan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar
bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku. Bentuk latihannya
adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot besar
seperti paha belakang dan depan, ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai
persendian tubuh, harus dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar,
B. Sistem Pelatihan Fisik Khusus
Pelatihan fisik bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui secara spesifik
kebutuhan gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami makna proses kerja otot, sistem energi,
dan mekanisme gerak yang terjadi dalam permainan bulutangkis. Atas dasar pengetahuan ini,
pelatih akan mampu merancang bentuk-bentuk latihan fisik secara spesifik, sesuai kebutuhan
pemain.
1. Latihan Daya Tahan
(Aerobik dan Anaerobik)
Kemampuan daya tahan dan stamina dapat dikembangkan melalui kegiatan lari dan
gerakan-gerakan lain yang memiliki nilai aerobik. Biasakan pemain menyenangi latihan lari
selama 40-60 menit dengan kecepatan yang bervariasi. Tujuan latihan ini adalah meningkatkan
kemampuan daya tahan aerobik dan daya tahan otot. Artinya, pemain dipacu untuk berlari dan
bergerak dalam waktu lama dan tidak mengalami kelelahan yang berarti.
Selanjutnya proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi, intensitas, dan
kecepatan, yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobik (stamina)pemain. Artinya,
pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama dengan gerakan yang tetap konsisten dan
harmonis.
2. Latihan Kekuatan
Pemain bulutangkis sangat membutuhkan aspek kekuatan. Berdasarkan analisis dan
cukup dominan pemain melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat ke depan, ke belakang, ke
samping, memukul sambil loncat, melakukan langkah lebar dengan tiba-tiba. Semua gerak ini
membutuhkan kekuatan otot dengan kualitas gerak yang efisien.
Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah berlatih menggunakan
beban atau dengan kata lain latihan beban (weight training). Sebaiknya sebelum melakukan
program latihan beban sesungguhnya, disarankan agar pemain lebih dulu mengenal berbagai
bentuk gerakan seperti:
- mendorong (push up, pull up)
- bangun tidur, angkat kaki
- memperkuat otot punggung, pinggang
- jongkok berdiri untuk membina kekuatan tungkai - loncat-loncat di tempat atau sambil
bergerak.
Proses selanjutnya adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan menggunakan beban (weight
training) yang sebenarnya. Dianjurkan untuk tidak melakukan atau berlatih loncat di tempat yang
keras karena akan berdampak terjadinya sakit, cedera pada bagian lutut, dan pinggang.
3. Latihan Kecepatan
Aspek kecepatan dalam bulutangkis sangat penting. Pemain harus bergerak dengan cepat
untuk menutup setiap sudut-sudut lapangan sambil menjangkau atau memukul kok dengan cepat.
Cara untuk bergerak cepat adalah melatih kecepatan tungkai/kaki. Aspek kecepatan dalam
bulutangkis juga bermakna pemain harus cekatan dalam mengubah arah gerak dengan tiba-tiba,
tanpa kehilangan momen keseimbangan tubuh (agilitas). Bentuk-bentuk latihannya antara lain:
a. Lari cepat dalam jarak dekat
b .Lari bolak-balik, jarak enam meter (shuttle run)
c. Tingkatkan kualitas latihan dengan menggunakan beban, rintangan, dan lain-lain.
d. Jongkok-berdiri dan diikuti lari cepat dalam jarak dekat pula.
4. Latihan Kelenturan/Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah komponen kesegaran jasmani yang sangat penting dikuasi oleh setiap pemain
bulutangkis. Dengan karakteristik gerak serba cepat, kuat, luwes namun tetap bertenaga,
pembinaan kelenturan tubuh harus mendapat perhatian khusus.
Latihan fleksibilitas harus mendapat porsi yang cukup. Orang yang kurang lentur rentan
mengalami cedera di bagian otot dan daerah persendian. Di samping itu, gerakannya cenderung
kaku sehingga banyak menggunakan energi, kurang harmonis, kurang rileks, dan tidak efisien.
Latihan-latihan peregangan dengan kualitas gerakan yang benar memacu komponen otot dan
persendian mengalami peregangan yang optimal. Oleh karena itu, fleksibilitas ini harus dilatih
dengan tekun dan sistematis.
5. Model-Model Latihan Fisik dengan Menggunakan Alat Bantu Pelatihan
a. Latihan denganBola Medisin
Bola medisin yang beratnya bervariasi antara 1-5 kilogram merupakan alat bantu pelatihan,
antara lain untuk kekuatan dan kecepatan melempar, membina kekuatan lengan, tungkai, dan
kekuatan bagian atas dan bawah tubuh.
Bentuk latihan bola medisin ini antara lain dilakukan dengan melempar ke arah tembok dengan
satu atau dengan dua lengan. Berdiri kira-kira 3-4 meter dari tembok, lalu lempar bola itu dan
segera tangkap bola tersebut sambil lari mundur ke arah garis start, seperti layaknya gerak
mundur dalam permainan bulutangkis.
b. Latihan Loncat Tali
Pemain bulutangkis dianjurkan untuk terampil dan menguasai bentuk latihan loncat tali ini.
Pengaruh latihan ini sangat membantu untuk membina kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya
tahan, koordinasi gerak, dan membantu peningkatan kualitas gerak pergelangan tangan.
Latihan loncat tali dirancang dengan sistem interval antara lain sebagai berikut:
• Sesi I: • Sesi H:
1. 3 X 30 detik 1.5 X 25 detik
2. 5 X 25 detik 2. 7 X 20 detik
3. 7 X 20 detik 3. 5 X 30 detik
4. 3 X 30 detik 4. 3 X 40 detik
Masa istirahat antara kegiatan adalah 15-20 detik. Tingkatkan latihan ini dengan menambah
jumlah sesi, waktu kegiatan masa istirahat diperpendek. Dalam aplikasi latihan loncat tali,
pelatih harus berperan memberikan motivasi dan pengawasan gerak loncat, sehingga tujuan
latihan tercapai dengan optimal.
c. Latihan Bayangan
Latihan ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan gerak kaki, kecepatan, serta daya tahan.
Latihan ini dapat dijadikan sebagai program khusus, rutin bagi pemain agar langkah dan gerakan
kaki (footwork) senantiasa ditingkatkan dan dipelihara terus.
Untuk meningkatkan kualitas latihan ini, pemain harus menggunakan "jaket pemberat" yang
dibuat khusus untuk itu. Sangat balk untuk membina kualitas dan kecepatan gerak pemain.
d. Latihan Loncat Bangku/Gawang
Latihan ini berfungsi untuk membina kekuatan tungkai, konsentrasi, dan kecepatan gerak yang
dibutuhkan dalam permainan. Bangku atau gawang dibuat dengan berbagai ukuran tinggi antara
lain 40, 50, 70, 80 cm. Alat ini berfungsi sebagai alat pemberat, rintangan, tantangan, agar
pemain terpacu untuk mengatasinya. Proses kerja "overload' (beban lebih) dengan menggunakan
beban rintangan ini, latihan makin terasa berat bagi pemain.
Dalam pelaksanaan latihan, pelatih harus terampil meletakkan gawang/bangku itu sesuai dengan
tujuan latihan dan kebutuhan pemain.
(Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI)
Psikologi Olahraga
. Apakah Psikologi Olahraga?
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang
disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat
bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.
Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi
olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat
olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya
hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari
psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal,
yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik
dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat
menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya,
dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak
dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang
psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.
Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka berolahraga
dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan
psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.
3. Bagaimanakah Psikologi Olahraga Dapat Membantu Atlet Agar Memiliki Mental yang
Tangguh?
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang
terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama
perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan
yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan
psikologis, yang biasa dikenal dengan "psikotes", dengan bantuan psikometri.
Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual.
dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak
berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon
atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini
keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya
dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa
aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian)
yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet
terhadap program tersebut.
B. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga
Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut
bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di
kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.
1. Berpikir Positif
Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif,
melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi
pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh
sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki
ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.
Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran akan
menuntun tindakan. Sebagai contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas pikiran negatif
seperti, "takut salah, takut out, takut bola pukulannya tanggung" dan sebagainya, maka
kemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itu cobalah dan biasakan untuk selalu berpikir
positif, hindari yang negatif. Demikian juga dalam memberikan instruksi kepada atlet. Daripada
mengatakan: "Kamu ini susah sekali sih diajarnya..., salah terus...! Awas, jangan berhenti
sebelum bisa!", lebih baik mengatakannya dengan cara yang positif walaupun maksudnya sama:
"Ayo, coba lagi pelan-pelan, kamu pasti bisa melakukannya. Perhatikan, tangannya, begini...
langkahnya, ke sini... kena bolanya, di sini... ayo dicoba".
Sebagai pelatih, tunjukkan Anda percaya bahwa atlet Anda memiliki peluang untuk dapat
berprestasi baik. Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas yang tidak pada tempatnya, justru akan
membuat atlet bereaksi negatif dan berakibat akan menurunkan motivasi yang diikuti dengan
penurunan prestasi.
2. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu
setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam
pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran
jangka pendek yang lebih spesifik.
Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:
a. Sasaran harus menantang.
Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa tertantang untuk dapat
mencapai sasaran tersebut.
b. Sasaran harus dapat dicapai.
Buatlah sasaran itu cukup tinggi, akan tetapi tidak terlalu tinggi. Atlet harus merasa bahwa
sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi,
sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun.
Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet merasa tidak
perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut.
c. Sasaran harus meningkat.
Mulai dari sasaran yang relatif rendah, kemudian buatlah sasaran tersebut makin lama makin
tinggi, semakin sulit tercapainya jika atlet tidak berlatih keras. Dalam setiap latihanpun
biasakanlah selalu ada sasaran yang harus dicapai. Dan target yang bersifat umum, lalu uraikan
lagi secara lebih spesifik. Dan target untuk suatu kompetisi jangka panjang, uraikan menjadi
target atau sasaran jangka pendek, sampai target untuk setiap latihan. Sasaran yang ditetapkan
tersebut, hendaknya juga ditetapkan kapan harus tercapainya, dan bagaimana pula cara
mengukumya atau apa ukurannya secara objektif. Sedapat mungkin, buatkan grafik pencapaian
sasaran tersebut agar terlihat jelas arah dan peningkatannya.
3. Motivasi
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu
sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam
diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.
Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan
luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan
psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang
kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.
Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau
penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap
adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan
prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.
Untuk mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar. Pelatih
perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara positif.
Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan
bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen.
4. Emosi
Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap
diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai
perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi
tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana
kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.
Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu
kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet
asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari.
Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih,
takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk
mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu
dengan atlet lainnya.
Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut,
kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi
pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet
mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai.
Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik.
Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat
dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi
yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.
Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum
pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber
ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara
pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang berkaitan
dengan emosi.
5. Kecemasan dan Ketegangan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan,
rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-
kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan
maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui
berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung
dari macam kecemasannya.
Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam menghadapi
pertandingan, lakukanlah beberapa teknik berikut ini :
a. Identifikasikan dan temukan sumber utama dan permasalahan yang menimbulkan kecemasan.
b. Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan di bawah kondisi seperti dalam pertandingan
sesungguhnya.
c. Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat ketika mencapai
penampilan paling baik atau paling mengesankan.
d. Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan alau pengendoran otot-otot
tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu.
e. Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan
dan merasakan bagian-bagian tubuh sebagai hangat dan berat.
f. Lakukan latihan pernapasan dengan bernapas melalui mulut dan hidung serta secara sadar
bernapas dengan menggunakan diafragma.
g. Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian).
h. Berbincang-bincang, berada dalam situasi sosial (untuk mengalihkan perhatian).
i. Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang
diperlukan saat itu.
j. Lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan.
6. Kepercayaan Diri
Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya
seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri
akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak
perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan
memiliki pengalaman bertanding yang memadai.
Peran pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk untuk
membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan
kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka
untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai jika latihan
dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan penilaian terhadap
atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya diri.
Jika pemain telah bekerja keras dan bermain bagus (walaupun kalah), tunjukkan penghargaan
Anda sebagai pelatih. Jika pemain mengalami kekalahan (apalagi tidak dengan bermain baik),
hadapkan ia pada kenyataan objektif. Artinya, beritahukan mana yang telah dilakukannya secara
benar dan mana yang salah, serta tunjukkan bagaimana seharusnya. Menemui pemain yang baru
saja mengalami kekalahan harus dilakukan sesegera mungkin dibandingkan dengan menemui
pemain yang baru saja mencetak kemenangan.
7. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih.
Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih
dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan
tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah
berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.
Untuk menghindari terjadinya hambatan komunikasi, pelatih perlu menyesuaikan teknik-teknik
komunikasi dengan para atlet seraya memperhatikan asas individual. Keterbukaan pelatih dalam
hal pogram latihan akan membantu terjalinnya komunikasi yang baik, asalkan dilakukan secara
objektif dan konsekuen. Atlet perlu diberi pengertian tentang tujuan program latihan dan
fungsinya bagi tiap-tiap individu.
Sebelum program latihan dijalankan, perlu dijelaskan dan dibuat peraturan mengenai tata tertib
latihan dan aturan main lainnya termasuk sanksi yang clikenakan jika terjadi pelanggaran
terhadap peraturan yang telah dibuat tersebut. Jadi, hindarilah untuk memberlakukan suatu
sanksi yang belum pernah diberitahukan sebelumnya. Misalnya, seorang atlet minum Coca Cola
dalam latihan, lalu dihukum oleh pelatih. Atlet tersebut bingung dan bertanya-tanya mengapa ia
dihukum karena ia tidak pernah dijelaskan sebelumnya oleh pelatih bahwa dalam latihan dilarang
minum minuman bersoda.
Demikian pula dalam hal pelaksanaanya. Peraturan yang sudah dibuat, haruslah dijalankan
secara konsekuen. Artinya, jika seorang atlet dihukum karena melanggar peraturan tertentu,
maka jika ada atlet lain yang melanggar peraturan yang sama ia pun harus mendapat hukuman
yang sama. Demikian pula jika atlet yang sama melakukannya lagi di kemudian hari.
Pelatih pun perlu bersikap objektif dan berpikir positif. Bersikap objektif maksudnya adalah
bersikap sesuai dengan kenyataan atau fakta apa adanya tanpa menyangkutpautkan dengan hal
lain. Jika pelatih marah terhadap atlet karena misalnya si atlet datang terlambat dalam latihan,
maka hukumlah atlet itu hanya atas keterlambatannya, jangan dihubungkan dengan hal-hal lain
(ingat, hukuman tersebut harus sudah tertera dalam tata tertib latihan).
8. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek
tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat
melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan
berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka
akan timbul berbagai masalah.
Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah
berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai
sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan
menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana
dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu
dilakukan latihan berkonsentrasi.
9. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada
dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan
dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini
maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya.
Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga
memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan
buruk.
Oleh karena itu, pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk memiliki buku catatan harian
mengenai latihan dan pertandingan. Minta pemain untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan
diri sendiri, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental. Kemudian koreksilah jika menurut
Anda sebagai pelatih ada hal-hal yang tidak sesuai atau ada yang kurang.
Biasakan agar atlet mengisi buku tersebut secara teratur. Ajak atlet untuk menuliskan di dalam
bukunya hal-hal yang intinya sebagai berikut:
- Target jangka panjang, menengah, dan jangka pendek dalam latihan dan pertandingan.
- Sesuatu yang dilakukan dan dipikirkan sebelum latihan atau pertandingan.
- Suatu gerakan atau penampilan mengesankan.
- Catatan mengenai kelemahan dan kelebihan lawan yang akan dihadapi dan strategi
menghadapinya.
- Hasil dan jalannya pertandingan.
- Hal yang mengganggu emosi atau membuat penampilan jadi buruk.
- Penghargaan yang didapat atas suatu keberhasilan.
Pastikan bahwa buku tersebut diisi secara teratur oleh setiap atlet. Namun perlu diingat bahwa
pelatih jangan terlalu memaksa untuk membaca buku harian atlet. Biarkan itu menjadi bagian
dan rahasia pribadi mereka. Yang perlu dipantau oleh pelatih adalah bahwa atlet mempunyai
bahan bagi dirinya sendiri untuk melakukan evaluasi.
C. Persiapan Pertandingan
Setelah atlet dilatih baik fisik, teknik, strategi, maupun mentalnya dengan program latihan yang
tepat, maka untuk menguji hasil latihannya adalah dengan lterjun ke dalam pertandingan.
Tentunya diharapkan bahwa setiap pemain akan dapat menampilkan seluruh kemampuannya
yang didapat dan latihan. Namun acapkali pemain tampil di bawah form, artinya ia tidak dapat
menampilkan seluruh kemampuan yang dimilikinya pada saat pertandingan.
Untuk mengatasi hal seperti di atas, perlu diciptakan situasi yang mendukung yang tercapainya
prestasi optimal dan dilakukan perwapan mental untuk menghadapi suatu pertandingan agar si
atlet dapat menampilkan seluruh kemampuannya, sehingga tercapailah prestasi puncak.
Ada empat tahap penting dalam persiapan menuju pertandingan, yaitu
(1). Sebelum hari pertandingan
(2). Pada hari pertandingan
(3). Saat pertandingan
(4). Setelah hari pertandingan.
Berikut uraiannya dalam contoh persiapan pertandingan bulutangkis:
1. Sebelum Hari Pertandingan
a. Kumpulkan data mengenai kekuatan dan kelemahan lawan. Jika memungkin- kan, putarlah
rekaman pertandingannya. Kemudian susunlah strategi untuk menghadapinya. Untuk pemain
ganda, diskusikan strategi tersebut dengan pasangannya.
b. Pantau kemajuan atlet, baik fisik maupun mentalnya dengan memperhatikan bagaimana
tingkat konsentrasinya, bagaimana irama, timing, power, dan kelancaran menjalankan
ketrampilannya serta sikapnya terhadap latihan secara umum.
c. Pantau tingkat kecemasan atlet dengan melihat ekspresi wajahnya apakah cerah atau murung:
apakah sinar matanya letih atau segar dan awas. Juga perhatikan suasana hatinya, bagaimana
kualitas tidur dan makannya, apakah ia mengalami faktor-faktor psikosomatis seperti sakit perut,
nyeri otot, sesak nafas, demam, batuk, keringat dingin, dan sebagainya.
d. Pada saat tidak latihan, pastikan bahwa atlet tidak "hidup dan berpikir" mengenai
pertandingannya 24 jam sehan. Berikan aktivitas yang menyenangkan bagi dirinya yang dapat
memberikan suasana gembira, sehingga ia bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari
pertandingan.
e. Satu hari menjelang pertandingan, biasanya cukup latihan ringan saja dan tidak perlu berada di
lapangan terlalu lama. Pada malam hari sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang tepat, tidak
perlu tidur terlalu cepat. Sebelum tidur, lakukan latihan relaksasi dan visualisasi. Jika
pertandingan besok dilakukan pagi atau siang hari, siapkan alat-alat perperlengkapan
pertandingan, termasuk baju ganti dan perlengkapan cadangan malam ini juga agar esok tidak
terburu-buru. Pastikan semua dalam keadaan baik.
2. Pada Hari Pertandingan
a. Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya harus tidur cukup dan tidak berlebihan.
Kemudian lakukan aktivitas rutin kebiasaan sehari-hari, seperti sembahyang, berdoa, stretching,
sarapan (perhatikan kapan harus makan dan apa yang harus dimakan), latihan relaksasi dan
visualisasi, memeriksa kembali perlengkapan pertandingan termasuk cadangannya. Mulailah hari
ini dengan gembira, optimis, dan berpikir positif.
b. Berangkatlah ke tempat pertandingan pada saat yang tepat. Perhitungkan jarak ke tempat
pertandingan, bagaimana mencapainya, kemacetannya dan sebagainya. Tidak perlu berangkat
terlalu cepat, namun jangan sampai terlambat, sehingga tidak ada waktu untuk istirahat,
penyesuaian dan pemanasan.
c. Di tempat pertandingan pelatih perlu mengenali atlet mana yang berada didekat teman-
temannya dan mana yang lebih suka menyendiri. Pastikan di lapangan mana atlet yang akan
bertanding, jangan lupa melapor panitia. Untuk pertandingan pertama, pastikan atlet sudah hapal
dimana letak ruang ganti, WC, ruang kesehatan, tes doping, tempat ganti senar, dan sebagainya.
d. Sambil melakukan pemanasan, atlet hendaknya meningkatkan level `semangat' dlan tetap
berpikir positif. Pelatih dapat mengingatkan strategi yang akan diterapkan secara sekilas.
Lakukan stroke dengan penuh konsentrasi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan'visualisasi
clan relaksasi.
3. Saat Bertanding
Saat bertanding tiba, bukan waktunya lagi untuk memikirkan teknik memukul atau bagaimana
harus melangkah. Itu semua sudah dilatih dalam latihan dan sudah dihayati dalam visualisasi.
Sekarang saatnya tinggal mengulang-ulang kejadian yang sudah divisualisasikan dan
melakukannya sesuai dengan situasi saat ini. Sekarang adalah saatnya melakukan konsentrasi
penuh hanya pada bola dan jalannya pertandingan.
Anjurkan atlet untuk:
a. Memantau clan menyesuaikan tingkat kecemasan, lakukan relaksasi.
b. Pusatkan perhatian semata-mata hanya terhadap permainan yang sedang dijalani. Kesalahan
yang baru atau pernah terjadi, clan yang mungkin terjadi jangan dihiraukan.
c. Berpikir positif dan optimis, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif.
d. Jangan terlalu banyak menganalisa.
e. Bermainlah dengan irama sendiri, jangan terbawa irama lawan.
f. Menjalankan strategi yang telah disiapkan. Jangan diubah jika strategi itu berjalan. Lakukan
evaluasi singkat, jika strategi tidak jalan, lakukan penyesuaian dengan alternatif strategi yang
sudah dipersiapkan.
g. Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, berbicara terhadap
diri sendiri berlebihan, berpikir negatif, meragukan kemampuan clan menyerah sebelum
pertandingan selesai.
h. Jika bermain bagus, jangan bertanya mengapa clan mengganti apapun; biarkan berjalan
demikian. Jangan mengendor jika sedang leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu
kasihan jika lawan mendapat angka nol.
4. Setelah Hari Pertandingan
a. Mintalah atlet mencatat hal-hal posisitf maupun negatif yang dirasa berpengaruh terhadap
penampilannya dalam pertandingan tadi. Bukan hanya yang bersifat teknik, taktik, clan strategi,
tetapi juga yang bersifat mental, bahkan hal-hal kecil lainnya. Catat hasil tersebut dalam buku
evaluasi si atlet.
b. Evaluasi penampilan dalam pertandingan tadi. Apakah mencapai sasaran?
c. Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program latihan.
d. Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek positif dari penampilan dalam pertandingan.
D. Pelatih Sebagai Pembina Mental Atlit
Pelatih dalam olahraga dapat mempunyai fungsi sebagai pembuat atau pelaksana program
latihan, sebagai motivator, konselor, evaluator dan yang bertanggung jawab terhadap segala hal
yang berhubungan dengan kepelatihan tersebut. Sebagai manusia biasa, pelatih sama halnya
dengan atlet, mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap
pelatih memiliki kelebihan dan kekurangan, karena itu tidak ada pelatih yang murni ideal atau
sempura.
Dalam mengisi peran sebagai pelatih, seseorang harus melibatkan diri secara total dengan atlet
asuhannya. Artinya, seorang pelatih bukan hanya melulu mengurusi masalah atau hal-hal yang
berhubungan dengan olahraganya saja, tetapi pelatih juga harus dapat berperan sebagai teman,
guru. orangtua, konselor, bahkan psikolog bagi atlet asuhannya. Dengan demikian dapat
diharapkan bahwa atlet sebagai seorang yang ingin mengembangkan prestasi, akan mempunyai
kepercayaan penuh terhadap pelatihnya.
Keterlibatan yang mendalam antara pelatih dengan atlet asuhannya harus dilandasi oleh adanya
empati dan pelatih terhadap atletnya tersebut.Empati ini merupakan kemampuan pelatih untuk
dapat menghayati perasaan atau keadaan atletnya, yang berarti pelatih dapat mengerti atletnya
secara total tanpa ia sendiri kehilangan identitas pnbadinya. Untuk mengerti keadaan atlet dapat
diperoleh dengan mengetahui atau mengenal hal-hal penting yang ada pada atlet yang
bersangkutan. Pengetahuan sekadarnya saia tidak cukup bagi pelatih untuk mengetahui keadaan
psikologi atletnya. Dasar dan sikap mau memahami keadaan psikologi atletnya adalah pengertian
pelatih bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat khusus yang memerlukan penanganan khusus
pula dalam hubungan dengan pengembangan potensinya.
Kepribadian seorang pelatih dapat pula membentuk kepribadian atlet yang menjadi asuhannya.
Hal terpenting yang harus ditanamkan pelatih kepada atletnya adalah bahwa atlet percaya pada
pelatih bahwa apa yang diprogramkan dan dilakukan oleh pelatih adalah untuk kebaikan dan
kemajuan si atlet itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan kepercayaan tersebut dari atlet, pelatih
tidak cukup hanya memintanya, tetapi harus membuktikannya melalui ucapan, perbuatan, dan
ketulusan hati. Sekali atlet mempercayai pelatih maka seberat apapun program yang dibuat
pelatih akan dijalankan oleh si atlet dengan sungguh-sungguh.
(Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI)
Cara memperkuatkan pergelangan tangan Saya lihat belum liat nih ada thread bagaimana memperkuat pergelangan tangan yg nanti nya bisa menghasilkan pukulan2 yg lebih bertenaga.Mari kita sharing di thread ini yg berhubungan dgn memperkuat pergelangan tangan.
Mau sharing sedikit cara2 dibawah ini baik cara lama maupun cara baru untuk memperkuat pergelangan tangan.Saya bagi menjadi 2 bagian, satu latihan tanpa menggunakan kok, ke dua latihan menggunakan kok
Tanpa menggunakan kok
1. Botol MinumanCara ini mungkin sudah sangat kuno tp msh banyak dilakukan, yaitu dengan mengisi botol dgn air atau pasir, yg perlu di perhatikan adalah, cari botol dgn genggaman sebesar raket badminton. Cara nya sangat mudah perlahan2 memutar membentuk angka 8.
2. Power ballalat ini berbentuk seperti bola kasti, dgn pemberat di dalamnya, keuntungan alat ini, beban terasa meningkat dr waktu ke waktu seiring dgn kecepatan alat itu sendiri. Lebih cepat kita memutar maka akan terasa lebih berat. Putar powerball seiring dan sesudah itu berlawanan dgn arah jarum jam
Dengan menggunakan kok
1. Pukul Tembok
Berdiri kira2 3m berhadapan dgn tembok, melakukan pukulan2 backhand dan forhand. Setelah
mahir, silahkan menggunakan raket training untuk latihan ini.
2. latihan dgn raket practise
belilah sebuah raket practise dgn beragam pilihan berat 120grm, 140grm, 160grm. Berlatihlah
stroke dgn teman untuk melatih pukulan2 yg di inginkan.
Yang perlu di ingat
1. Rome wasn't build in a day :thinking:, ingat bahwa latihan tidak akan menghasilkan sesuatu yg
instant, jd jgn berputus asa :D
2. To much love will kill you :mad:, ingatlah untuk tidak melakukan dgn terlalu tergesa gesa atau
memaksakan diri dgn latihan yg nanti nya akan menyederai bagian dr tubuh kita.
Menurut saya, latihan yg paling mempunyai effek besar diantara latihan diatas adalah latihan dgn
raket practise. Karena selain momentum kita dapat, kekuatan pun dapat dihasilkan dgn raket yg
lebih berat.
Cara Servis
Dalam aturan permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik.
Namun, banyak pelatih, juga pemain tidak memberikan perhatian khusus untuk melatih dan menguasai teknik dasar ini. Oleh karena itu, sikap tersebut merupakan kekeliruan besar. Kita mengetahui bahwa angka/poin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar.
Dalam permainan bulutangkis, ada tiga jenis servis, yaitu servis pendek, servis tinggi, dan flick atau servis setengah tinggi. Namun, biasanya servis digabungkan ke dalam jenis atau bentuk yaitu servis forehand dan backhand. Masing-masing jenis ini bervariasi pelaksanaanya sesuai dengan situasi permainan di lapangan.
Servis Forehand
a. Servis Forehand Pendek- Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan Anda.- Cara latihannya adalah menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.
b. Servis Forehand Tinggi- Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.- Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.- Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai.- Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak peralihan titik berat badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan harmonis.- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat mengusai teknik servis forehand tinggi dengan sebalik-baiknya.
Servis Backhand
Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang
pemain lawan. Dan kok sedapat mungkin melayang retatif dekat di atas jaring (net).
Oleh karena itu, jenis servis ini kerap digunakan oleh pemain ganda.1. Sikap berdiri adalah kaki kanan di depan kaki kiri, dengan ujung kaki kanan mengarah ke sasaran yang diinginkan. Kedua kaki terbuka selebar pinggul, lutut dibengkokkan, sehingga dengan sikap seperti ini, titik berat badan berada di antara kedua kaki. Jangan lupa, sikap badan tetap rileks dan penuh konsentrasi.2. Ayunan raket relatif pendek, sehingga kok hanya didorong dengan bantuan peralihan berat badan dari belakang ke kaki depan, dengan irama gerak kontinu dan harmonis. Hindari menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan, karena akan mempengaruhi arah dan akurasi pukulan.3. Sebelum melakukan servis, perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan, sehingga dapat mengarahkan kok ke sasaran yang tepat dan sesuai perkiraan.4. Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang banyak dan berulang-ulang tanpa mengenal rasa bosan, sampai dapat menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan utuh dan baik/sempurna.
Selain itu, perlu diperhatikan adanya peraturan servis. Berikut aturan bagaimana melakukan servis yang salah dan benar.
Servis yang Salah :1. Pada saat memukul bola, kepala (daun) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip raket.2. Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket lebih tinggi dari pinggang.3. Posisi kaki menginjak garis tengah atau depan.4. Kaki kiri melakukan langkah.5. Kaki kanan melangkah sebelum kok dipukul.6. Rangkaian mengayun raket dan memukul kok tidak boleh terputus.7. Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul.
Servis yang Benar :1. Pada saat memukul, tigngi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.2. Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.3. Kaki kiri statis.4. Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah.5. Rangkaian mengayun raket, harus dalam satu rangkaian.6. Penerima servis bergerak sesaat setelah servis dipukul.
6. Pengembalian Service
Teknik pengembalian servis, sangat penting dikuasai dengan benar oleh setiap pemain bulutangkis. Arahkan kok ke daerah sisi kanan dan kiri lapangan lawan atau ke sudut depan atau belakang lapangan lawan. Prinsipnya, dengan penempatan kok yang tepat, lawan akan bergerak untuk memukul kok itu, sehingga is terpaksa meninggalkan posisi strategisnya di titik tengah lapangannya.1. Dalam permainan tunggal, sebaiknya servis lob lawan dikembalikan dengan teknik pukulan keras dan tinggi ke salah satu sudut bagian belakang lapangan lawan, atau dengan teknik
"pukulan pendek" (drop pendek) ke sudut depan lapangan lawan.2. Hindari melakukan "smes keras", tatkala berdiri pada posisi di bagian belakang lapangan sendiri. Oleh karena, posisi pada saat itu kurang menguntungkan, apabila smes dapat dikembalikan dengan penempatan yang akurat atau terarah oleh pemain lawan.3. Dalam permainan ganda, seharusnya kok dipukul terarah cepat, dan arah pukulan senantiasa menukik jatuh ke lapangan lawan atau ke bagian tubuh lawan.
7. Underhand (Pukulan dari Bawah)
Jenis pukulan ini dominant digunakan dalam permainan bulutangkis. Seperti halnya teknik dasar "pukulan dari atas kepala", untuk menguasai teknik dasar ini, pertama-tama, harus trampil berlari sambil melakukan langkah lebar, dengan kaki kanan berada di depan kaki kiri untuk menjangkau jatuhnya kok.
Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.
Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.
Fungsi pukulan dasar ini antara lain:- Untuk mengembalikan pukulan pendek atau permainan net lawan.- Sebagai cara bertahan akibat pukulan serang lawan. Dalam situasi tertekan dalam permainan, harus melakukan pukulan penyelamatan dengan cara mengangkat kok tinggi ke daerah belakang lapangan lawan.- Pukulan dasar ini dapat dilakukan dengan teknik pukulan forehand dan backhand.
Cara berlatih yang efektif untuk menguasai teknik dasar ini, adalah menciptakan suasana berlatih bersama tim dengan memukul kok yang diarahkan relatif jauh dari jangkauan. Berlatihlah dengan tekun dan selalu mengevaluasi sendiri kesalahan yang dilakukan, agar tidak diulangi lagi.
Ada dua jenis pukulan underhand:1. Clear Underhand, pukulan atau dorongan yang diarah kan tinggi ke belakang.2. Flick Underhand, pukulan atau dorongan mendatar ke arah belakang.
Hal yang Perlu Diperhatikan1. Pegangan raket forehand untuk underhand forehand, dan pegangan backhand untuk underhand backhand.2. Pergelangan tangan agak bengkok ke belakang, siku juga agak bengkok.3. Sambil melangkahkan kaki kanan ke depan, ayunkan raket ke belakang lalu pukul bola dan pada saat perkenaan bola, posisi tangan lurus.4. Bola dipukul kira-kira dekat kaki kanan bagian luar.5. Posisi akhir raket sesuai arah bola.
Cara LatihanUntuk tahap pemula, umpan dengan lemparkan banyak bola. Untuk koordinasi pukul bola sambil melangkah kaki kanan
sumber : http://teknikbermainbadminton.blogspot.com