bab ii tinjauan pustaka 2.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/bab ii.pdfmanusia. tujuan dari...

18
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakang Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerja mereka. Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon yang artinya kerja dan nomos yang berarti aturan dapat didefinisikan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan. Manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat dari ergonomi adalah manusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi, dan kenyamanan dibutuhkan penyesuaian antara lingkungan kerja, pekerja, dan manusia yang terlibat dengan pekerja tersebut. Ergonomi juga disebut suatu cabang ilmu yang sistematis dan memanfaatkan informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang system kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada system itu dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui perkerjaan dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalakna 1979). Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi. Tujuan-tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya

dengan pekerja mereka. Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon yang artinya kerja

dan nomos yang berarti aturan dapat didefinisikan suatu cabang ilmu yang sistematis

untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan

keterbatasan. Manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat

hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan

melalui pekerjaan dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat dari ergonomi adalah

manusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan

produktifitas, efisiensi, dan kenyamanan dibutuhkan penyesuaian antara lingkungan

kerja, pekerja, dan manusia yang terlibat dengan pekerja tersebut.

Ergonomi juga disebut suatu cabang ilmu yang sistematis dan memanfaatkan

informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk

merancang system kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada system itu

dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui perkerjaan dengan

efektif, aman dan nyaman (Sutalakna 1979).

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi.

Tujuan-tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:

• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera

dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,

mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

• Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial

dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik

selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

5

• Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan

antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas

kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Menurut Nurmianto (2008) masalah-masalah ergonomi dapat dikategorikan ke

dalam bermacam-macam grup yang berbeda, bergantung kepada wilayah spesifik dari

efek tubuh seperti :

1. Anthtropometric

Antropometri berhubungan dengan konflik dimensional antara ruang

geometri fungsional dengan tubuh manusia. Antropometri ini merupakan

pengukuran dari dimensi tubuh secara linear, termasuk berat dan volume. Jarak

jangkauan, tinggi mata saat duduk, dan lainnya. Masalah-masalah antropometri

merupakan manifestasi dari kekurang cocokannya antara dimensi ini dan desain

dari ruang kerja. Pemecahannya adalah memodifikasi desain dan menyesuaikan

kenyamanan.

2. Cognitive

Masalah kognitif muncul ketika informasi beban kerja yang berlebihan

dan infomasi beban kerja di bawah kebutuhan proses. Keduanya dalam jangka

waktu yang panjang maupun dalam jangka waktu pendek dapat menyebabkan

ketegangan. Pada sisi lain, fungsi ini tidak sepenuhnya berguna untuk

pemeliharaan tingkat optimum. Pemecahannya adalah untuk melengkapkan

fungsi manusia dengan fungsi mesin untuk meningkatkan performansi sebaik

pengembangan pekerjaan.

3. Musculoskeletal

Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini. Hal

tersebut dapat menyebabkan insiden kecil atau trauma efek kumulatif.

Pemecahan masalah ini terletak pada penyediaan bantuan performansi kerja

atau mendesain kembali pekerjaan untuk menjaga agar kebutuhannya sesuai

dengan batas kemampuan manusia.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

6

4. Cardiovaskular

Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem sirkulasi, termasuk

jantung. Akibatnya adalah jantung memompakan lebih banyak darah ke otot

untuk memenuhi tingginya permintaan oksigen. Pemecahannya yaitu

mendesain kembali pekerjaan untuk melindungi pekerja dan melakukan rotasi

pekerjaan.

5. Psychomotor

Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem psychomotor yang

menegaskan kebutuhan pekerjaan untuk disesuaikan dengan kemampuan

manusia dan menyediakan bantuan performansi pekerjaan.

Sedangkan pendekatan dalam ergonomi adalah dengan aplikasi secara

sistematiss dari informasi-informasi tentang kemampuan manusia, keterbatasan-

keterbatasan, karakteristik, tingkah laku dan motivasi pada desain peralatan dan

prosedur kerja yang digunakan serta lingkungan dimana mereka berfungsi.

Karena manusia sebagai salah satu komponen dari sistem kerja dengan segala

aspek dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang kompleks maka untuk

mengembangkan ergonomic diperlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu seperti

(Nurmianto, 1996):

1. Anatomi dan fisiologi : mempelajari struktur serta fungsi atau tat kerja dari

tubuh dalam keadaan normal.

2. Psikologi trepan : mempelajari tentang pengaruh kondisi kerja terhadap

tingkah laku manusia.

Akhirnya dapat disimpulkan beberapa pokok persoalan dari disiplin ilmu

ergonomi :

1. Mempelajari performance, seperti menambah kecepatan kerja, keselamatan

kerja dan mengurangi kelelahan.

2. Mengurangi waktu dan biaya pelatihan.

3. Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia dengan mengurangi

tingkat ketrampilan yang diperlukan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

7

4. Mengurangi kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia.

5. Memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja.

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi memiliki

peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan sutu sistem kerja. Ergonomi

dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, yaitu (Sutalaksana, 1979):

1. Penyelidikan tentang Display. Display adalah suatu perangkat antara (interface)

yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan

mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-angka, tanda-

tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk

statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang

menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.

2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia. Dalam hal ini penyelidikan

dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja dan kemudian

dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga

mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan

kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya.

3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja. Penyelidikan ini bertujuan untuk

mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh

manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan kemampuan dan

keterbatasan manusia.

4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja. Penyelidikan ini meliputi kondisi

lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti pengaturan cahaya,

kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap

mempengaruhi tingkah laku manusia.

Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan itu, maka terlibat sejumlah

disilplin dalam ergonomi, yaitu :

1. Anatomi dan fisiologi, struktur dan fungsi pada manusia.

2. Antropometri, ukuran-ukuran tubuh manusia.

3. Fisiologi psikologi, sistem syaraf dan otak.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

8

4. Psikologi eksperimen, prilaku manusia.

Ergonomi bisa diklasifikasikan ke dalam disiplin-disiplin ilmu yang lebih

spesifik. Permasalahannya, pengklasifikasian ergonomi berbeda-beda antara satu

sumber dengan sumber lainnya sehingga sering membingungkan. Ada yang

mengklasifikasikannya berdasarkan objek kajian yang dipelajari (ergonomi fisik,

ergonomi kognitif), ada yang berdasarkan tempat pengaplikasiannya (ergonomi

industri, ergonomi perkantoran), ada yang berdasarkan luas lingkupnya (ergonomi

makro, ergonomi mikro), ada yang berdasarkan latar belakang pendidikan

(keselamatan dan kesehatan kerja, antropometri). Menurut Nurmianto (2008)

pengelompokkan bidang kajian ergonomi dibagi menjadi lima yaitu :

1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang

dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk

perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang

dikeluarkan saat bekerja.

2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan

pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan

peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.

3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan

mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot

manusia dalam bekerja dan sebagainya

4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan

masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan

sebagainya.

5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek

psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres

dan lain sebagainya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

9

2.2 Kerja dengan tidak menggunakan prinsip ergonomi

Beberapa keluhan yang terjadi di tempat kerja dan biasa dialami oleh pekerja

adalah dikarenakan kelelahan fisik, yang biasa diakibatkan kerja yang berlebihan

dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula.

Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang

cukup.

Karena intensitas kerja yang dilakukan dengan tidak dikungnya faktor

ergonomi baik dari alat kerja atau dari pengetahuan akan ergonomi, sehingga dengan

posisi yang salah maka akan menimbulkan kecelakaan kerja yang dialami oleh

pekerja.

Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerjaan

antara lain berdiri, duduk, membungkuk, jongkok, berjalan, dan lain-lain. Sikap kerja

tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dari sistem kerja yang ada. Jika kondisi

sistem kerjanya yang tidak sehat akan menyebabkan kecelakaan kerja, karena pekerja

melakukan pekerjaan yang tidak aman. Sikap kerja yang salah, canggung, dan diluar

kebiasaan akan menambah resiko cidera pada bagian sistem muskuloskeletal

(Bridger,1994).

1. Sikap Kerja Berdiri

Sikap kerja berdiri merupakan salah satu sikap kerja yang sering dilakukan

ketika melakukan sesuatu pekerjaan.Berat tubuh manusia akan ditopang oleh satu

ataupun kedua kaki ketika melakukan pos isi berdiri. Aliran beban berat tubuh

mengalir pada kedua kaki menuju tanah. Hal ini disebabkan oleh faktor gaya gravitasi

bumi.

Kestabilan tubuh ketika posisi berdiri dipengaruhi posisi kedua kaki. Kaki yang

sejajar lurus dengan jarak sesuai dengan tulang pinggul akan menjaga tubuh dari

tergelincir. Selain itu perlu menjaga kelurusan antara anggota bagian atas dengan

anggota bagian bawah.

Sikap kerja berdiri memiliki beberapa permasalahan sitem muskuloskeletal.

Nyeri punggung bagian bawah (lowbackpain) menjadi salah satu permasalahan posisi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

10

sikap kerja berdiri dengan sikap punggung condong ke depan. Posisi berdiri yang

terlalu lama akan menyebabkan penggumpalan pembuluh darah vena, karena aliran

darah berlawanan dengan gaya gravitasi. Kejadian ini bila terjadi pada pergelangan

kaki dapat menyebabkan pembengkakkan.

2. Sikap Kerja Duduk

Penelitian yang dilakukan Bridger (1994) pada Eastman Kodak Company di

NewYork menunjukkan bahwa 35% dari beberapa pekerja yang mengunjungi klinik

mengeluhkan rasa sakit pada punggung bagian bawah. Ketika sikap kerja duduk

dilakukan,otot bagian paha semakin tertarik dan bertentangan dengan bagian pinggul.

Akibatnya tulang pelvis akan miring kebelakang dan tulang belakang bagian lumbar

L3/L4 akan mengendor. Mengendornya bagian lumbar menjadikan sisi depan

invertebrataldisk tertekan dan sekililingnya melebar atau merenggang. Kondisi ini

akan membuat rasa nyeri pada bagian punggung bagian bawah dan menyebar pada

kaki.

Gambar 2.1. Kondisi invertebratal disk bagian lumbar pada saat duduk

Ketegangan saat melakukan sikap kerja duduk seharusnya dapat dihindari

dengan melakukan perancangan tempat duduk. Hasil penelitian mengindikasikan

bahwa posisi duduk tanpa memakai sandaran menaikan tekanan pada invertebratal

disk sebanyak 1/3 hingga ½ lebih banyak dari pada posisi berdiri (Kroemer Dkk

2000:409). Sikap kerja duduk pada kursi memerlukan sandaran punggung untuk

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

11

menopang punggung. Sandaran yang baik adalah sandaran punggung yang bergerak

maju-mundur untuk melindungi bagian lumbar. Sandaran tersebut juga memiliki

tonjolan ke depan untuk menjaga ruang lumbar yang sedikit menekuk. Hal ini

dimaksudkan untuk mengurangi tekanan pada bagian invertebratal disk.

3. Sikap Kereja Membungkuk

Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman untuk diterapkan dalam pekerjaan

adalah membungkuk. Posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh ketika bekerja.

Pekerja mengalami keluhan nyeri pada bagian punggung bagian bawah

(lowbackpain) bila dilakukan secara berulang dan periode yang cukup lama.

Gambar 2.2. Mekanisme rasa nyeri pada posisi membungkuk

(Sumber: Introduction to Ergonomics, 1995)

Pada saa tmembungkuk tulang punggung bergerak kesisi depan tubuh. Otot

bagian perut dan sisi depan invertebratal disk pada bagian lumbar mengalami

penekanan. Pada bagian ligamen sisi belakang dari invertebratal disk justru

mengalami peregangan atau pelenturan. Kondisi ini akan menyebabkan rasa nyeri

pada punggung bagian bawah.

Sikap kerja membungkuk dapat menyebabkan “slippeddisks”, bila dibarengi

dengan pengangkatan beban berlebih. Prosesnya sama dengan sikap kerja

membungkuk, tetapi akibat tekanan yang berlebih menyebabkan ligamen pada sisi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

12

belakang Lumbar rusak dan penekanan pembuluh syaraf. Kerusakan ini disebabkan

oleh keluarnya material pada invertebratal discs akibat desakan tulang belakang

bagian lumbar.

4. Pengangkatan Beban

Kegiatan ini menjadi penyumbang terbesar terjadinya kecelakaan kerja pada

bagian punggung. Pengangkatan beban yang melebihi kadar dari kekuatan manusia

menyebabkan penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau overexertion. Dari

penelitian Kansal (1998) menunjukkan bahwa overexertion menjadi penyebab cidera

bagian punggung paling dominan. Persentasenya bekisar antara 64%-74%.

Gambar 2.3. Pengaruh Sikap Kerja yang Salah

Adapun pengangkatan beban akan berpengaruh pada tulang belakang bagian

lumbar. Pada wilayah ini terjadi penekanan pada bagian L5/SI (lempeng antara

lumbar ke-5 dan sacral ke–1). Penekanan pada daerah ini mempunyai batas tertentu

untuk menahan tekanan. Invertebrataldisc pada bagian L5/S1 lebih banyak menahan

tekanan dari pada tulang belakang. Bila pengangkatan yang dilakukan melebihi

kemampuan tubuh manusia, maka akan terjadi discherniation akibat lapisan

pembungkus pada invertebrataldisc pada bagian L5/S1 pecah

5. Membawa Beban

Terdapat perbedaan dalam menentukan beban normal yang dibawa oleh

manusia. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi dari pekerjaan yang dilakukan. Faktor

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

13

yang paling berpengaruh dari kegiatan membawa beban adalah jarak. Jarak yang

ditempuh semakin jauh akan menurunkan batasan beban yang dibawa.

6. Kegiatan Mendorong Beban

Hal yang penting menyangkut kegiatan mendorong beban adalah tinggi tangan

pendorong. Tinggi pegangan antara siku dan bahu selama mendorong beban

dianjurkan dalam kegiatan ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan tenaga

maksimal untuk mendorong beban berat dan menghindari kecelakaan kerja bagian

tangan dan bahu.

7. Menarik Beban

Kegiatan ini biasanya tidak dianjurkan sebagai metode pemindahan beban,

karena beban sulit untuk dikendalikan dengan anggota tubuh.Beban dengan mudah

akan tergelincir keluar dan melukai pekerjanya. Kesulitan yang lain adalah

pengawasan beban yang dipindahkan serta perbedaan jalur yang dilintasi. Menarik

beban hanya dilakukan pada jarak yang pendek dan bila jarak yangditempuh lebih

jauh biasanya beban didorong ke depan.

2.3 Resiko Kecelakaan Kerja Pada Manual Material Handling

Kegiatan MMH yang meliputi pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik

memiliki potensi untuk menimbulkan kecelakaan kerja. Kegiatan tersebut melibatkan

koordinasi sistem kendali tubuh seperti tangan, kaki, otak, otot, dan tulang belakang.

Bila koordinasi tubuh tidak terjalin dengan baik akan menimbulkan resiko kecelakaan

kerja pada bidang MMH. Membagi faktor yang menjadi penyebab terjadinya

kecelakaan kerja MMH menjadi dua faktor :

1. Faktor Fisik (Physical Factor)

Faktor ini bila dijabarkan terdiri dari suhu; kebisingan; bahan kimia; radiasi;

gangguan penglihatan; postur kerja; gangguan sendi (gerakan dan perpindahan

berulang); getaran mesin dan alat; alat angkut; permukaan lantai.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

14

2. Faktor Psikososial (Psychosocial Factor)

Faktor ini terdiri dari karakteristik waktu kerja seperti shift kerja; peraturan

kerja; gaji yang tidak adil; rangkap kerja; stress kerja; konsekuensi kesalahan kerja;

istirahat yang pendek; dan terganggu saat kerja.

Kedua faktor diatas berpengaruh pada kecelakaan kerja pada bagian

muskuloskeletal. Untuk faktor Fisik (Physical Faktor) yang menjadi faktor beresiko

terhadap gangguan muskuloskeletal adalah postur/sikap kerja dan gangguan sendi

akibat pekerjaan yang berulang. Sedangkan diantara faktor Psikososial yang menjadi

penyebab utama adalah rendahnya pengawasan dalam aktivitas produksi dan

terbatasnya keleluasan para pekerja .Hal seperti dalam proses produksi,

pengoperasian mesin dan peraturan perusahaan masih longgar untuk dilanggar para

pekerja, terutama menyangkut keselamatan kerja. Hak pekerja dalam memperoleh

istirahat sebentar untuk mengendorkan saraf dan otot masih kurang.

2.4 Penanganan Resiko Kerja Manual Material Handling

Usaha terbaik dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja terutama pada

bagian muskuloskeletal adalah mengurangi dan menghilangkan pekerjaan yang

beresiko terhadap keselamatan kerja. Ini adalah prinsip dasar dalam usaha

peningkatan keselamatan dan keamanan kerja. Dibawah ini beberapa hal tindakan

untuk mengurangi resiko gangguan muskuloskeletal pada pekerjaan MMH:

1. Perancangan ulang pekerjaan

• Mekanisasi. Penggunaan sistem mekanis untuk menghilangkan pekerjaan yang

berulang. Jadi dengan penggunaan peralatan mekanis mampu menampung

pekerjaan yang banyak menjadi sedikit pekerjaan.

• Rotasi pekerjaan. Pekerja tidak hanya melakukan satu pekerjaan, namun

beberapa pekerjaan dapat dilakukan oleh pekerja tersebut. Tujuan dari langkah

ini adalah pemulihan ketegangan otot melalui beban kerja yang berbeda-beda.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

15

• Perbanyakan dan pengayaan kerja. Sebuah pekerjaan sebisa mungkin tidak

dilakukan dengan monoton, melainkan dilakukan dengan beberapa variasi.

Tujuan dari langkah ini adalah menghindari beban berlebih pada satu bagian

otot dan tulang pada anggota tubuh.

• Kelompok kerja. Pekerjaan yang dilakukan beberapa orang mampu membagi

beban kerja pada otot secara merata. Hal ini disebabkan anggota kelompok

bebas melakukan pekerjaan yang dilakukan.

2. Perancangan tempat kerja

Prinsip yang dilaksanakan adalah perancangan kerja memperhatikan

kemampuan dan keterbatasan pekerja. Tempat kerja menyesuaikan dengan bentuk

dan ukuran pekerja agar aktivitas MMH dilakukan dengan leluasa. Kondisi

lingkungan seperti cahaya, suara, lantai dan lain-lain juga perlu perhatian untuk

menciptakan kondisi kerja yang nyaman.

3. Perancangan peralatan dan perlengkapan

Perancangan peralatan dan perlengkapan yang layak mampu mengurangi

penggunaan tenaga yang berlebihan dalam menyelesaikan pekerjan. Menyediakan

pekerja dengan alat bantu dapat mengurangi sikap kerja yang salah, sehingga

menurunkan ketegangan otot.

4. Pelatihan Kerja

Program ini perlu dilakukan terhadap pekerjaan, karena pekerja melakukan

pekerjaan sebagai kebiasaan. Pekerja harus mengetahui mengenai pekerjaan yang

berbahaya dan perlu mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan yang aman. Untuk

melakukan kegiatan manual material handling (MMH) dengan aman, maka dalam

melaksanakan pelatihan kerja MMH perlu memahami pedomannya. Alexander (1986)

mengungkapkan empat (4) prinsip yang dipegang selama melakukan MMH, yaitu :

• Berusaha untuk menjaga beban pengangkatan selalu dekat dengan tubuh

(mencegah momen pada tulang belakang).

• Berusaha untuk menjaga posisi pinggul dan bahu selalu dalam posisi segaris

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

16

(mencegah gerakan berputar pada tulang belakang).

• Menjaga keseimbangan tubuh agar tidak mudah jatuh.

• Berpikir dan merencanakan metode dalam aktivitas MMH yang sulit dan

berbahaya.

2.5 Nordic Body Map

Nordic Body Map adalah sistem pengukuran keluhan sakit pada tubuh yang dikenal

dengan musculoskeletal.Sebuah sistem muskuloskeletal (sistem gerak) adalah sistem

organ yang memberikan hewan (dan manusia) kemampuan untuk bergerak

menggunakan sistem otot dan rangka.Sistem muskuloskeletal menyediakan bentuk,

dukungan, stabilitas, dan gerakan tubuh.

• Kuesioner Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist

ergonomi. Bentuk lain dari checklist ergonomi adalah checlist International

Labour Organizatin (ILO).

• Namun kuesioner Nordic Body Map adalah kuesioner yang paling sering

digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja, dan

kuesioner ini paling sering digunakan karena sudah terstandarisasi dan

tersusun rapi (Kroemer, 1994).

Pengisian kuesioner Nordic Body Map ini bertujuan untuk mengetahui bagian

tubuh dari pekerja yang terasa sakit sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan pada

stasiun kerja.

Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 9

bagian utama, yaitu :

a) Leher

b) Bahu

c) Punggung bagian atas

d) Siku

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

17

e) Punggung bagian bawah

f) Pergelangan tangan/tangan

g) Pinggang/pantat

h) Lutut

i) Tumit/kaki

Kuisioner ini juga mampu menggambarkan persepsi pekerja apakah keluhan yang

dirasakan berhubungan dengan pekerjaan atau tidak. Pada pengisian kuisioner ini

sebaiknya dilengkapi dengan pertanyaan umum melingkupi usia, jenis kelamin, tinggi

tubuh bobot badan, tangan yang dominan, lama menangani pekerjaan dan lama jam

kerja perminggu. Kelengkapan pertanyaan tersebut akan bermanfaat mengetahi

kelompok kelompok keluhan yang dirasakan oleh pertanyaan tersebut. Berikut

gambar dan keluhan untuk kuisioner nordic body map:

Gambar 2.4 Gambar keluhan untuk Kuisioner nordic body map

Pejelasannya adalah sebagai berikut:

0. Sakit Kaku pada bagian Leher atas

1. Sakit Kaku pada bagian Leher bawah

2. Sakit dibahu kiri

3. Sakit dibahu kanan

4. Sakit lengan atas kiri

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

18

5. Sakit dipunggung

6. Sakit lengan atas kanan

7. Sakit pada pinggang

8. Sakit pada bokong

9. Sakit pada pantat

10.Sakit siku kiri

11. Sakit siku kanan

12. Sakit lengan bawah kiri

13. Sakit lengan bawah kanan

14. Sakit pada pergelangan tangan kiri

15. Sakit pada pergelangan tangan kanan

16. Sakit pada tangan kiri

17. Sakit pada tangan kanan

18. Sakit pada paha kiri

19. Sakit pada paha kanan

20. Sakit pada lutut kiri

21. Sakit pada lutut kanan

22. Sakit pada betis kiri

23. Sakit pada betis kanan

24. Sakit pada pergelangan kaki kiri

25. Sakit pada pergelangan kaki kanan

26. Sakit pada kaki kiri

27. Sakit pada kaki kanan

2.6 Ovako Work Posture Analysis System (OWAS)

OWAS merupakan metode analisis sikap kerja yang mendefinisikan pergerakan

bagian tubuh punggung, lengan, kaki, dan beban berat yang diangkat. Masing-masing

anggota tubuh tersebut diklasifikasikan menjadi sikap kerja.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

19

Menurut Karhu (1981) berikut ini adalah klasifikasi sikap bagian tubuh yang

diamati untuk dianalisa dan dievaluasi:

A. Sikap punggung

1. Lurus

2. Membungkuk

3. Memutar atau miring kesamping

4. Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan menyamping.

Gambar 2.5.Klasifikasi sikap kerja bagian punggung.

B. Sikap lengan

1. Kedua lengan berada di bawah bahu.

2. Satu lengan berada pada atau diatas bahu.

3. Kedua lengan pada atau diatas bahu.

Gambar 2.6 Klasifikasi sikap kerja bagian lengan

C. Sikap kaki

1. Duduk

2. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus

3. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus

4. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk

5. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

20

6. Berlutut pada satu atau kedua lutut

7. Berjalan.

Gambar 2.7.Klasifikasi sikap kerja bagian kaki.

D. Berat beban

1. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W 10 Kg )

2. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg W 20 Kg )

3. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg (W 20 Kg )

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/43555/3/BAB II.pdfmanusia. Tujuan dari ergonomic ialah usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktifitas, efisiensi,

21

Tabel 2.1 Penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS

BACK ARMS

1 2 3 4 5 6 7 LEGS

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

USE

OF

FORCE

1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1

2

1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3

2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4

3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1

2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1

3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1

4

1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

Sikap kerja yang diamati dikelompokkan dalam empat kategori sebagai berikut:

KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak masalah pada musculoskeletal, tidak perlu

perbaikan

KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada system musculoskeletal (sikap

kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan), perlu

perbaikan dimasa yang akan dating.

KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya bagi system muskuloskletal (sikap

kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan),

perlu perbaikan segera mungkin.

KATEGORI 4 : Pada sikap ini berbahaya bagi system muskuloskletal (sikap

kerja mengakibatkan resiko yang jelas), perlu perbaikan langsung