5.medikolegal

Upload: g-i-e

Post on 14-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

medikolegal

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS PORTOFOLIODOKTER INTERNSHIPMEDIKOLEGAL

Disusun Oleh :Nama : dr. Gita Fajar WardhaniWahana : RSUD Dr.Rehatta JeparaPortofolio ke- : V (Lima)

Dokter Pembimbingdr. Arief Purwantodr.Kurmin Hadi Darsono

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELETKABUPATEN JEPARA2014

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIOPada hari ini tanggal __________ di Wahana RSUD Kelet telah dipresentasikan portofolio oleh : Nama : dr. Gita Fajar WardhaniKasus : Kasus EtikTopik : Medikolegal Nama Pendamping : dr.Arief Purwanto, dr. Kurmin Hadi D.Nama Wahana : RSUD Dr.Rehatta JeparaNoNama PesertaTanda tangan

1dr Gita Fajar Wardhani

2dr Fitria Iqlima Ulfa

3dr Ika Siti Rahmawati

4dr Nur Maslahah

5dr Jiemi Ardian

6dr Yestin Diana Bhakti

7dr Nurulita Tunjungsari

8dr Herdhita Galuh K.A.

9dr Atika Ayuningtyas

10dr Emmanuel Mareffcita

11dr Fajar Sholehudin

12dr Arif Purwanto

13dr Kurmin Hadi Darsono

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Mengetahui,Dokter Internship Dokter Pendamping Dokter Pendamping

dr. Gita Fajar Wardhani dr. Arief Purwanto dr. Kurmin Hadi Darsono

No. ID dan Nama Peserta : dr.Gita Fajar Wardhani

No.ID dan Nama Wahana : RSUD dr.Rehatta

Topik : Medikolegal

Tanggal (kasus) : 15 Maret 2014

Nama Pasien : Ny. S. (laki-laki)No. RM : 0001489

Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Arief P

Tempat Presentasi : RSUD dr Rehatta

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan PustakavbvV

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

DeskripsiSeorang wanita, 50 tahun datang dengan rujukan dari Puskesmas Tahunan untu melalukan pemeriksaan kusta. Pasien dicurigai oleh dokter Puskesmas menderita kusta oleh karena terdapat bercak putih di tangan dan kaki yang sudah dialami selama 6 bulan.

Tujuan Untuk mengevaluasi sisi etika kedokteran terhadap pasien dan teman sejawat

Bahan bahasan Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi & diskusi Email Pos

Data Pasien:Nama: Ny. SNomor Registrasi: 0001489

Nama Klinik: RS Kusta DonorojoTelp :-Terdaftar sejak :15 Maret 2014

Data utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosis/Gambaran KlinisPasien datan ke poiliklinik RS Kusta Donorojo rujukan dari Puskesmas Tahunan dengan suspek MH MB. Dokter Puskesmas Tahunan mendiagnosis dengan suspek MH MB dan meminta untuk pemeriksaan kusta (BTA Kusta).Berdasarkan anamnesis dengan pasien, pasien mengeluh terdapat bercak putih yang cukup luas di kedua lengan bawah dan tungkai bawah kaki kanan, bercak terkadang terasa gatal, bercak tidak mati rasa. Pasien tidak mengalami kontraktur otot dan kelaian saraf. Pasien sudah mengeluh seperti ini selama 6 bulan. Bercak ini sudah diobatkan ke Puskesmas sebelumnya berulang kali dan diberi obat, tetapi masih belum mengalami perbaikan. Pasien tidak ingat obat apa saja yang telah diberikan. Karena tidak ada perbaikan makan dokter Puskesmas merujuk ke RS Kusta untuk dilakukan pemeriksaan BTA Kusta.

2. Riwayat PengobatanPasien telah memeriksakan diri ke Puskesmas tetapi belum ada perbaikan

3. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya Riwayat hipertensi disangkal Riwayat kencing manis disangkal

4. Riwayat keluarga Keluarga tidak ada yang mengeluhkan hal serupa seperti yang di keluhkan pasien Tidak keluarga pasien yang menderita kusta Tetangga sekitar rumah tidak ada yang mengeluhkan hal serupa dengan pasien Tidak ada tetangga pasien yang menderita kusta Riwayat diabetes mellitus disangkal

5. Riwayat pekerjaan Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir pasien adalah Mts. Biaya pengobatan menggunakan SKTM. Kesan ekonomi kurang.

6. Kondisi lingkungan social dan fisik: Pasien adalah seorang istri. Pasien memiliki suami dan 3 orang anak. Pasien tinggal bersama suami dan dua anak anak yang masih sekolah. Anak pertama tidak tinggal satu rumah dengan pasien karena sekolah di pondok pesantren.

7. Pemeriksaan Fisika. Kesan Umum Keadaan umum : baik Kesadaran : Composmentis, GCS 15 Status gizi : status gizi normalb. Tanda-tanda Vital Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 90x/mnt, equal, amplitudo kuat RR : 24x/mnt Suhu : 36,8 derajat celciusc. Keadaan Tubuh Kepala : Mesosefal, Facies leonina (-) Konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, reflek pupil (+/+), sclera ikterik (-/-), diplopia (-), kabur (-) Hidung : sekret (-/-), hidung pelana (-) Telinga : discharge (-/-),gangguan pendengaran (-), Mulut : kering (-), sianosis (-), trismus (-) Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,kaku kuduk (-) Tenggorokan : T1-T1, faring hiperemis (-) Thoraks : Paru : simetris, , retraksi supraclavikula & suprasternal (-), stem fremitus kanan = kiri,nyeri tekan (-), perkusi sonor di seluruh lapang paru, suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-), ronkhi (-) Jantung : BJ reguler, bising (-), pulsus deficit (-), kesan kardiomegali (-) Abdomen : supel, hypertimpani (-), peristaltic (+), nyeri tekan (+) epigastrium. Hepatomegali (-), Splenomegali (-) Kulit : turgor kurang (-), pucat (-), Sianosis (-)bercak hipopigmentasi di lengan bawah kanan dan kiri. Batas tidak tegas, tersebar, mati rasa (-), pin prick tes (+)Bercak hipopigmentasi di tungkai bawah kanan sebelah luar, batas tegas, mati rasa (-), pin prick test (+) Ekstremitas : Akral dingin (-), oedem (-). Pembesaran nervus auricularis magnus (-/-), nervus ulnaris (-/-) , nervus radialis (- /-), nervus medianus (-/-), nervus peroneus communis (-/-)Kontraktur (-), claw hand (-/-), drop hand (-/-), drop foot (-/-) Genital : tidak diperiksa Anus : tidak diperiksa

8. Hasil Pemeriksaan Laboratoriuma. BTA Kusta Indeks Bakteri : negatifIndeks Morfologi : 0%

Daftar Pustaka: a. MKEK, 2002. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia.b. Wolff, K., Johnson, R.A.,2007 Suurmond, D., Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology Fifth Edition, Mc Graw Hillc. Worobec, S.M., 2009, Treatment of Leprosy Hansens Disease in Tea Early 21st Century, Journal of Dematology Therapy vol. 22 p.518-537

Hasil Pembelajaran :

a. Memahami kewajiban dokter terhadap teman sejawatb. Memahami kewajiban dokter terhadap pasienc. Memahami tentang kaidah bioetik

1. SubyektifBercak putih di kedua lengan bawah dan tungkai bawah kanan (3 lokasi lesi)Terasa gatalTidak mati rasaSudah diobati tetapi tidak ada perubahan2. Objektifbercak hipopigmentasi di lengan bawah kanan dan kiri. Batas tidak tegas, tersebar, mati rasa (-), pin prick tes (+)Bercak hipopigmentasi di tungkai bawah kanan sebelah luar, batas tegas, mati rasa (-), pin prick test (+)Kontraktur (-), kelainan nervus (-)3. AssessmentPasien merupakan rujukan dari Puskesmas Tahunan. Dokter di puskesmas Tahunan merujuk ke RS Kusta karena pasien dicurigai menderita Morbus Hansen/Kusta, dan meminta untuk pemeriksaan BTA Kusta. Pada saat pemeriksaan fisik di poli Kusta, pasien tidak mengarah ke diagnosis kusta karena : bercak hipopigmentasi yang dikeluhkan berjumlah 3 lesi pasien terasa tidak mati rasa, melainkan gatal, pada pemeriksaan fisik juga pin prick test masih positif, sehingga tidak ada kelainan sensorik. Selain itu juga tidak ditemukan kelainan saraf dan kontraktur sehingga menandakan tidak adanya kelainan motorik. Diagnosis kusta sendiri ditegakkan dengan adanya 1 atau lebih tanda kardinal yaitu 1. pasien berasal dari daerah endemik kusta 2.bercak hipopigmentasi yang mati rasa atau terdapat kelainan sensorik 3. pembesaran nervus perifer 4. ditemukannnya M.lepraeWalaupun diagnosis klinis tidak menunjukkan ke arah diagnosis kusta tetapi oleh karena pada surat rujukan dari Puskesmas Tahunan meminta untuk dilakukan pemeriksaan BTA Kusta maka pasien dilakukan pemeriksaan BTA kusta dengan sebelumnya pasien menyatakan kesediaanya untuk dilakukan pemeriksaan BTA Kusta. Hasil dari pemeriksaan BTA kusta sendiri negatif. Dengan berbagai tanda, gejala dan pemeriksaan penunjang tersebut maka pasien dinyatakan tidak menderita Morbus Hansen/Kusta. Dilema etik yang dihadapi yaitu, di satu sisi dokter di RS Kusta mendapat rujukan untuk dilakukan pemeriksaan BTA Kusta dari teman sejawatnya, di sisi lain kondisi pasien tidak mengarah untuk dilakukan pemeriksaan BTA Kusta. Ketika seorang pasien dirujuk dengan prosedur etis yang sesuai (dengan surat rujukan) maka pasien tersebut beralih penanganan ke TS yang dituju. Dalam hal ini rujukan kurang begitu jelas. Rujukan ditujukan kepada dokter di RS Kusta dengan suspek MH MB, tetapi dalam keterangannya dicantumkan permintaan untuk melakukan pemeriksaan BTA Kusta. Dalam artian ini dokter pengirim menghendaki dilakukan pemeriksaan BTA dan hasilnya disampaikan kepada dokter pengirim dengan alasan dirujuk tidak tersedianya perlengkapan dan SDM untuk pemeriksaan BTA.Sedangkan bila ditinjau dari kaidah bioetik dapat dilihat dari unsur beneficence dan autonomy. Dari beneficence, walaupun pasien tidak mengarah untuk dilakukan pemeriksaan BTA kusta, tetapi apabila dilakukan pemeriksaan BTA Kusta tetap dapat menyingkirkan diagnosis banding Kusta (oleh karena diagnosis kusta ditentukan dengan 4 tanda kardinal yang salah satunya adalah ditemukannya bakteri M.Leprae), dengan pemeriksaan BTA kusta maka dokter mengusahakan kebaikannya lebih baik daripada keburukannya. Sedangkan dari segi autonomi, pasien telah setuju untuk dilakukan pemeriksaan BTA kusta, walaupun nantinya harus mengeluarkan biaya. Pasien juga berhak tahu hasil dari pemeriksaan yang dilakukan.Kemudian sebagai komunikasi kepada TS dokter pengirim, maka perlu diberikan rujukan balik tentang hasil pemeriksaan dari pasien. Untuk pengobatan, pasien diberikan pengobatan Loratadin 1x1 dan Ketokonazol 2x1 karena diagnosis mengarah ke Tinea Versikolor.

TINJAUAN PUSTAKAKODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI)A. DEFINISIKODEKI merupakan suatu kode etik yang menjadi pedoman bagi para dokter dalam menjalankan profesi kedokteran. Etik sendiri memuat prinsip-prinsip yaitu beneficence, non maleficence, autonomy, dan justice.

B. PASAL-PASAL DALAM KODEKIKEWAJIBAN UMUM PASAL 1 : Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. PASAL 2 : Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. PASAL 3 : Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi PASAL 4 : Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri PASAL 5 : Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. PASAL 6 : Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. PASAL 7 : Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. PASAL 7a : Seorang dokter harus dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan nedis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih saying (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. PASAL 7b : Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan dalam menangani pasien. PASAL 7c : Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien. PASAL 7d : Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup mahluk insani. PASAL 8 : Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) baik fisik maupun psikososial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. PASAL 9 : Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat harus saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN PASAL 10 :Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. PASAL 11 : Setiap dokter harus memberikan kesempatan pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau masalah lainnya. PASAL 12 : Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. PASAL 13 : Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT PASAL 14 : Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan PASAL 15 : Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasar prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI PASAL 16 : Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik PASAL 17 : Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran / kesehatan.

C. KAIDAH DASAR BIOETIK1. Beneficence Menegakkan prinsip mengutamakan altruisme Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya 2. Non-maleficence Menolong pasien emergency Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah Pasien dalam keadaan darurat Tindakan dokter tersebut begitu efektif Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter Tidak membunuh pasien Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian Melindungi pasien dari serangan Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan. Mengobati pasien yang luka3. Justice Tidak membedakan pelayanan pasien atas SARA, status sosial, dll. Menjaga kelompok yang rentan Menghargai hak sehat pasien4. Autonomy Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan Berterus terang Membiarkan pasien dewasa dan kompeten dalam mengambil keputusan sendirI Menjaga hubungan (kontrak)