medikolegal dalam radiologi

30
ASPEK MEDIKOLEGAL PRAKTIK RADIOLOGI BUDI SAMPURNA 25 Februari 2012

Upload: lili-dwiyani

Post on 01-Jan-2016

163 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

medikolegal

TRANSCRIPT

Page 1: Medikolegal dalam Radiologi

ASPEK MEDIKOLEGAL

PRAKTIK RADIOLOGIBUDI SAMPURNA25 Februari 2012

Page 2: Medikolegal dalam Radiologi

Ilustrasi kasus

Seorang SpRad tidak “menemukan” adanya tanda peradangan spesifik pada foto

radiologis thoraks yang kurang bagus kualitasnya. Akibatnya keterlambatan

pengobatan.

Seorang SpRad menemukan adanya abses pada pasien post-op laparotomi yang

mengalami akut abdomen. Ia menulis draft expertise dirumah dan memerintahkan

pengetikan keesokan harinya. Akibatnya pasien terlambat memperoleh tindakan yang

tepat pada waktu yang tepat Keduanya berakibat pasien meninggal, tapi APA SAMA dan BEDANYA?

Page 3: Medikolegal dalam Radiologi

Legal perspective

Kasus 1: medical error karena tidak sesuai standar pelayanan/profesi ( seandainya ia meminta pemeriksaan

foto ulang …..)

Kasus 2: dokter lalai karena secara sadar menunda informasi yg bersifat urgent (seandainya ia memberitahukan secara

lisan (atau sms) kepada dokter penanggungjawab pasien…..)Mana yg lebih berat?

Page 4: Medikolegal dalam Radiologi

AKUNTABILITAS PROFESI DIDASARKAN PADA “KONTRAK SOSIAL”

The contract between professions and society is relatively simple.

The professions are granted a monopoly over the use of a body of knowledge, as well as considerable autonomy, prestige, and financial rewards — on the understanding that they will guarantee competence, provide altruistic service, and conduct their affairs with morality and integrity

• Cruess SR et al: MJA 2002 177 (4): 208-211

Kontrak antara kelompok profesi dengan masyarakat umum.

Profesi diberi monopoli dalam menggunakan keahliannya dalam pelayanan kpd masyarakat, dengan menimbang otonominya, prestige dan imbalan finansialnya

Dan sebaliknya profesi harus menjamin kompetensi mereka, memberikan layanan yang altruistik, berperilaku yang bermoral dan berintegritas

Page 5: Medikolegal dalam Radiologi

ANCAMAN PROFESI KEDOKTERAN = PUBLIC MISTRUST

public perception that medicine failed to self-regulate in a way that can guarantee competence, and that it put its own interest above that of patients and the public

medicine has protected incompetent or unethical colleagues in the name of collegiality

• Cruess SR et al: MJA 2002 177 (4): 208-211

Ketidakpercayaan masyarakat terjadi apabila masyarakat menilai bahwa profesi kedokteran gagal melakukan swa-regulasi yang menjamin kompetensi, dan meletakkan kepentingannya di atas kepentingan pasien

Atau bila kedokteran melindungi anggotanya yg tidak kompeten dan tidak etis atas nama kolegialitas

Page 6: Medikolegal dalam Radiologi

TUNTUTAN PASIEN Ketidakpuasan pelayanan

Dugaan pelanggaran hak pasienDugaan kesalahan / kelalaian

medis

Page 7: Medikolegal dalam Radiologi

Ketidakpuasan Meliputi lingkup yang luas

Pelayanan “hotel”: kesulitan mendapatkan kamar yg tepat, kualitas kamar beserta isinya, kebersihan, perjanjian waktu praktik, waktu dan kualitas konsumsi, keamanan, kualitas linen, “pelayanan perawat yg non medis”, dll

Pelayanan administrasi: waktu pendaftaran, antrian, informasi, billing, besar dan cara pembayaran, dll

Pelayanan medisDugaan kesalahan/pengabaian, merugikan,

Page 8: Medikolegal dalam Radiologi

Pelanggaran Hak Pasien

Terdapat beberapa Hak Pasien yg bila dilanggar sering berakibat sengketa: HAK ATAS INFORMASI, termasuk second opinion dan isi

rekam medis HAK ATAS PRIVASI DAN KERAHASIAAN, dengan

pengecualian tertentu HAK UNTUK MENENTUKAN DIRI SENDIRI (consent

maupun refusal) HAK MATI BERMARTABAT (DNR, minimal treatment,

withdraw-withhold)

Tuntutan dapat berupa “kelalaian” atau “perbuatan melawan hak atau melanggar hukum”

Page 9: Medikolegal dalam Radiologi

Dugaan Kesalahan/Kelalaian

Pasien mengalami cedera, kematian atau kerugian yang menurutnya tidak terbayangkan sebelumnya, sehingga pasien/keluarga menduga terdapat kesalahan atau kelalaian

Pasien tidak tahu bahwa tidak semua cedera/kerugian adalah akibat kesalahan, melainkan mungkin akibat risiko penyakit / tindakan

Page 10: Medikolegal dalam Radiologi

ERRORS

NEAR MISS

ADVERSE

EVENTS

ACCEPTABLE RISKS

VIOLATION

UNFORESEEABLE RISKS

DISEASE / COMPLICATIO

N

Setiap cedera yang lebih disebabkan oleh manajemen medis drpd akibat penyakitnya

Adalah tindakan yg dapat mencederai pasien, tetapi tidak mengakibatkan cedera karena faktor kebetulan, pencegahan atau mitigasi

UNPREVENTABLE

PREVEN

TABLE

ADVER

SE

EVEN

TS

Adverse Outcome

Page 11: Medikolegal dalam Radiologi

RISIKO TINDAKAN KEDOKTERAN

Risiko Tindakan Kedokteran bersifat inheren, dan dapat dibedakan : Risiko yg unforeseeable (tidak dapat dibayangkan

sebelumnya) Risiko yang foreseeable:

Risiko yang akseptabel berdasarkan keilmuan kedokteran pada situasi, waktu dan tempat tertentu. Pada keadaan tersebut tindakan dapat dilakukan dengan sesuai standar agar pencegahan terjadinya risiko dapat maksimal, atau dapat diantisipasi/diatasi.

Risiko yang tidak akseptabelTindakan ini tidak dapat dilakukan, kecuali dalam keadaan memaksa

Page 12: Medikolegal dalam Radiologi

AKSEPTABILITAS RISIKO TINDAKAN

Sebagian besar risiko kedokteran dianggap akseptabel: tingkat keparahan yang minimal, tingkat probabilitas terjadinya yang kecil, tingkat kedaruratannya, ketersediaan sumber-dayanya, nilai manfaat yang tak tergantikan, ketidakmungkinan penghindaran atau

pencegahannya, risiko yang tidak terduga atau tak terbayangkan

sebelumnya, yang tentu saja tidak mungkin dapat dicegah atau dihindari

Page 13: Medikolegal dalam Radiologi

KETIDAKPUASAN MENINGKAT:

Meningkatnya pendidikan dan kesadaran atas hak : asertif

Meningkatnya pengharapan atas hasil tindakan medis

Peningkatan biaya layanan : intoleransi thd ketidaksempurnaan

PROMOSI AHLI HUKUM & UUP konsumen

Komersialisasi & deprofesionalisasi upaya layanan kedokteran TAN S Y, 1997

Page 14: Medikolegal dalam Radiologi

Hillary Rodham Clinton and Barack Obama :Making Patient Safety the Centerpiece

of Medical Liability Reform(New Engl J Med 354;21 www.nejm.org May 25, 2006)

Malpractice suits often result when an unexpected adverse outcome is met with a lack of

empathy from physicians and a withholding of essential

information.

Page 15: Medikolegal dalam Radiologi

ISU MEDIKOLEGALPRAKTIK RADIOLOGI

Page 16: Medikolegal dalam Radiologi

Isu Medikolegal Praktik Radiologi

Kompetensi dan Kewenangan

Safety, Security dan Confidentiality hasil / berkas

Teleradiologi

Salah diagnosis,

Penyampaian yang tidak tepat waktu/cara,

Interventional Radiology

Page 17: Medikolegal dalam Radiologi

Kompetensi dan Kewenangan

UU 29/2004, UU 36/2009, UU 44/2009 : mengatur tentang kualifikasi, kompetensi,dan kewenangan (registrasi dan perizinan)

Profesi mengatur tentang lingkup (scope) dan tingkatan (level) kompetensi: spesialis dan subspesialis

Permenkes 755/2011 mengatur ttg White paper, Credential, dan Privileging (dapatkah radiolog menerima permintaan

dari “orang” yg tak berwenang?)

Page 18: Medikolegal dalam Radiologi

Safety, Security and Confidentiality

Hasil pemeriksaan radiologi termasuk bagian dari dokumen rekam medis

UU dan Permenkes: Berkas RM milik dokter/fasyankes/RS, isi RM milik pasien Mengapa foto diberikan ke

pasien, fasyankes hanya memiliki ekspertise?

Diserahkan ke dokter “melalui” pasien?

Perlukah komunikasi langsung ke dokter? Bandingkan dengan hasil

laboratorium!

Page 19: Medikolegal dalam Radiologi

Salah Diagnosis

40-54% kasus malpraktik yg terkait radiologi. Umumnya misdiagnosis fraktur atau kanker.

Klasifikasi Penyebab Kesalahan: Observer error Error in interpretation Failure to suggest the next appropriate

procedure Failure to communicate in a timely and

clinically appropriate mannerPinto et al. Error in radiology. WJR, vol 2, Oct 28, 2010

Page 20: Medikolegal dalam Radiologi

Observer Error

Scanning error Pada waktu “scan” tidak terpaku ke

daerah adanya lesi/kelainan

Recognition error Sudah “melihat” daerah yg ada

kelainan, tetapi gagal menemukan kelainan

Decision making error Biasanya akibat kegagalan

interpretasiPinto et al. Error in radiology. WJR, vol 2, Oct

28, 2010

Page 21: Medikolegal dalam Radiologi

Interpretation Error

Factors such as clinical history, the presence or absence of previous studies, index of suspicion, the presence of an abnormality, the reading room environment, and the level of vigilance of the interpreter are various sources of error.

Pinto et al. Error in radiology. WJR, vol 2, Oct 28, 2010

Page 22: Medikolegal dalam Radiologi

Failure to suggest the next appropriate procedure

Dalam memberikan expertise, radiologis diharapkan dapat memberikan keputusan yang tegas tentang “diagnosis” pasien, atau memberikan rekomendasi pemeriksaan lanjutan apa yang diperlukan apabila “diagnosis” belum dapat ditegakkan

(“follow-up or additional diagnostic studies to clarify or confirm the impression should be suggested when appropriate” - ACR) Pinto et al. Error in radiology. WJR, vol 2, Oct

28, 2010

Page 23: Medikolegal dalam Radiologi

Failure to communicate in a timely and clinically appropriate manner

In addition to rendering an official interpretation (a final written report), the radiologist is responsible for communicating these findings directly to the referring physician.

Pada kasus apa?

Pinto et al. Error in radiology. WJR, vol 2, Oct 28, 2010

Page 24: Medikolegal dalam Radiologi

Telemedicine

Telemedicine is the use of medical information exchanged from one site to another via electronic communications to improve patients' health status. Closely associated with telemedicine is the term "telehealth," which is often used to encompass a broader definition of remote healthcare that does not always involve clinical services. Videoconferencing, transmission of still images, e-health including patient portals, remote monitoring of vital signs, continuing medical education and nursing call centers are all considered part of telemedicine and telehealth.

Page 25: Medikolegal dalam Radiologi

Telemedicine

Specialist referral services typically involves of a specialist assisting a general practitioner in rendering a diagnosis

Patient consultation

Remote Patient Monitoring

Medical Education

Consumer Medical and Health Information

Page 26: Medikolegal dalam Radiologi

Tele-radiologi Keuntungan:

Mengatasi keterbatasan radiolog, memecahkan masalah bagi daerah terbatas sumber daya,

Potensi masalah medikolegal Kompetensi dan kewenangan radiologis Status radiologis: hub dr-pasien? Konsultan? Keamanan image: encryption? Kualitas image radiologis, kesulitan baca,

kualitas laporan pembacaan Keterbatasan waktu pada kasus urgent Siapa yg dituntut: peminta atau radiologis?

Page 27: Medikolegal dalam Radiologi

Tele-radiologi

Solusi yang ditawarkan:

Radiologis dari negara yang sama, memiliki kewenangan khusus untuk teleradiologi RS pembina

Instrumen konsultasi yang lengkap

Standar Teleradiologi (lihat website ACR)

Sistem remunerasi

Page 28: Medikolegal dalam Radiologi

Standar dan Pedoman Telemedicine

Page 29: Medikolegal dalam Radiologi

Pedoman Komunikasi

Page 30: Medikolegal dalam Radiologi

Take Home Note

Aspek Medikolegal pada praktik Radiologi umumnya tidak menonjol, meskipun beberapa kasus medikolegal terpaksa sampai ke pengadilan

Namun kekurangan SDM mendorong dilakukannya teleradiologi yang sarat dengan masalah medikolegal