4. makalah perrilaku dan kepuasan konsumen

Upload: hanafifino123

Post on 02-Jun-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    1/55

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. 1. Latar BelakangKemajuan ekonomi menjadikan perilaku konsumen cenderung berubah-

    ubah. Hal ini terkait pada peningkatan pendapatan individual, sehingga konsumen

    lebih berorientasi pada nilai suatu produk daripada harga. Bahkan sebagian

    konsumen rela membelanjakan uang lebih dengan tujuan mendapatkan pelayanan

    yang lebih baik, yang memberikan nilai kepuasan lebih. Gaya hidup menjadi salah

    satu faktor yang memperngaruhi perilaku konsumen, dimana gaya hidup akan

    mempengaruhi penilaian yang dilakukan oleh seorang konsumen.

    Menurut Suwarman (2003), segencar apapun persaingan yang ada di

    pasar, konsumen tetaplah sebagai penentu dalam membuat keputusan pembelian.

    Pilihan-pilihan produk yang ditawarkan secara tidak langsung akan

    mempengaruhi pengambilan keputusan membeli bagi koonsumen. Pasar hanya

    menyediakan berbagai pilihan produk, namun pada akhirnya konsumen memiliki

    hak untuk memilih apa dan bagaimana produk yang akan dikonsumsi.

    Perkembangan teknologi informasi juga memberi dampak signifikan

    terhadap pengambilan keputusan konsumen. Dimana kemudahan akses informasi

    baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi bisikan sikap terhadap

    konsumen. Konsumen akan mempertimbangkan implikasi tindakan mereka

    sebelum memutuskan untuk melibatkan diri atau tidak melibatkan diri di dalam

    perilaku tertentu. (Ajzen., Fishbein, 1980, Theory of Reasoned Action )

    Menurut Setiadi (2003), pengambilan keputusan yang diambil oleh

    seseorang dapat disebut sebagai pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan

    keputusan, konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    2/55

    2

    Kemudian konsumen akan membuat perilaku mana yang ingin dilakukan untuk

    dapat mencapai sasaran tersebut. Dengan demikian masalah dapat terpecahkan.

    Pemecahan masalah merupakan suatu aliran timbal balik yang berkesinambungan

    antara faktor lingkungan, faktor kognitif dan afektif, serta perilaku. Hubungan

    faktor- faktor tersebut dalam teori perilaku konsumen dikenal dengan Attitude

    Model .

    Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), seorang pemasar harus mampu

    memahami dan memprediksi perilaku konsumen tentang hal-hal terkait produk

    yang dibeli konsumen, alas an membeli, waktu, tempat, cara, dan jumlah yang

    dibeli. Perilaku konsumen merupakan konsep terapan dan teori yang

    dikembangkan oleh ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya psikologi,

    sosiologi, sosio-psikologi, antropologi, dan ekonomi. Oleh karena pentingnya

    kajian perilaku dan kepuasan konsumen dalam konsep pemasaran, melalui

    makalah studi literature ini, penulis menjabarkan secara detail hal-hal mengenai

    perilaku konsumen dan kepuasan konsumen.

    1. 2. Rumusan Masalah

    (1) Bagaimana konsep perilaku konsumen?

    (2) Apa factor yang mempengaruhi keputusan untuk membeli?

    (3) Bagaimana proses keputusan pemembelian?

    (4) Bagaimana cara untuk mengelola loyalitas konsumen

    (5) Apa itu keluhan pelanggan?

    (6) Mengapa perusahaan harus memahami pelanggan?

    (7) Apa yang dimaksud dengan kepuasan pelanggan?

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    3/55

    3

    1. 3. Tujuan Penulisan

    (1) Memahami konsep perilaku konsumen

    (2) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

    (3) Memahami detail proses keputusan pembelian

    (4) Mengetahui, memahami strategi pengelolaan loyalitas

    (5) Memahami keluhan pelanggan dan strategi mengatasinya

    (6) Mengetahui, memahami alasan memahami pelanggan

    (7) Memahami arti dan hakikat kepuasan pelanggan

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    4/55

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Perilaku Konsumen

    2.1.1. Konsep Perilaku Konsumen

    Costumer behaviour is processes a consumer uses to make purchasedecisions, as well as to use and dispose of purchased goods or

    services; also includes factors that influence purchase decisions andthe product use (Ajsen., Fishbein, 1980)Costumer behavior as the behavior that costumers display in

    searching for, purchaseing, using, evaluating and disposing of products and services that they expect will satisfy their needs.

    Menurut definisi diatas terdapat tiga komponen dasar dari attitude model

    yang saling berkaitan yaitu, komponen kognitif, afektif dan komponen perilaku

    tertentu. Perilaku konsumen fokus pada cara seseorang mengambil keputusan

    untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki (waktu, uang, upaya) untuk

    mengonsumsi barang atau jasa terkait. Dalam hal ini yang menjadi pokok bahasan

    utama ialah apa yang mereka beli, mengapa mereka beli, kapan mereka beli,

    mengapa mereka beli, kapan membeli, di mana membeli, berapa sering beli,

    bagaimana mereka mengevaluasi setelah beli, dan perilaku pasca beli.

    Struktural:-Pendidikan-Pengalaman

    Psikososial:-Kepribadian-Motivasi-Kelas Sosial

    Demografi:-Umur, Sex-Suku

    Norma Subjektif:-Kebutuhan-Harapan

    Pengetahuan-Tentang manfaat

    Sikap padaperilaku X

    Niatperilaku X

    Aksesbilitas:-Sosioekonomi

    Perilaku X

    Komponen struktur

    Karakteristik

    Komponen kognitif

    Pengetahuan

    Keyakinan

    Komponen afektif

    Sikap Niat

    Komponen aksi

    Perilaku X

    Gambar 2.1. : Konsep Perilaku Pemasaran Bidang Kesehatan

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    5/55

    5

    Praktik teori ini di bidang kesehatan pada Gambar 2.1. berdasarkan asumsi

    berpikir rasional. Misalnya, pada program imunisasi Hepatitis B. Orang imunisasi

    jika dia:

    (1) Tahap kognitif: Percaya bahwa ada ririko terkena Hepatitis lebih besar dan

    jika terjangkit akan membawa akibat yang serius.

    (2) Tahap afektif : Evaluasia bahwa imunisasi adalah cara paling murah dan

    efektif untuk mencegah Hepatitis B sehingga memutuskan bayinya

    diimunisasi.

    (3) Tahap konasi: Karena tidak ditemukan hambatan serius baik harga

    maupun akses untuk imunisasi, suatu hari dia datang ke posyandu untuk

    imunisasi.

    (4) Tahap evaluasi pasca imunisasi : Bersedia merujuk ibu bayi yang lain

    untuk bersedi mengimunisasikan bayinya atau bahkan melarang sikap

    adalah tanggapan afektif. Emosi seperti suka, senang, atau setuju terhadap

    suatu atribut dipengaruhi hasil persepsi untung ruginya terhadap perilaku

    x.

    2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembeli

    Menurut Schiffman dan kanuk (2004), seorang pemasar harus mampu

    memahami dan memprediksi perilaku konsumen tentang hal-hal yang terkait

    dengan produk yang dibeli konsumen, alasan membeli, waktu, tempat, cara dan

    jumlah yang dibeli. Perilaku konsumen merupakan konsep terapan dan teori yang

    dikembangkan oleh ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Lebih lanjut, perilaku

    konsumen merupakan bagian integral strategi perencanaan pemasaran. Ruang

    lingkup kajian perilaku konsumen meliputi :

    (1) Proses pengenalan kebutuhan, pencarian infornasi dan evaluasi

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    6/55

    6

    (2) Keputusan membeli dan pasca pembelian

    (3) Faktor-faktor determinan yang mempengaruhi proses keputusan membeli

    dan perilaku pascapembelian

    Dari pengertian perilaku konsumen, setiap pemasar harus memahami

    proses maupun faktor yang memengaruhi keputusan membeli produk/jasa. Setiap

    konsumen memiliki keinginan dan harapan berbeda dalam memenuhi

    kebutuhannya. Bila kebutuhan dan harapan terpenuhi, konsumen menjadi puas,

    bahkan sangat puas, Sehingga nantinya menjadi konsumen loyal dan akhirnya

    melipatgandakan keuntungan usaha.

    Beberapa buku menjelaskan bahwa pengaruh langsung pada proses

    pengambilan keputusan mebeli adalah faktor persepsi dan individu, sedangkan

    pengaruh tidak langsung adalah faktor sosial dan budaya. Jadi, perilaku konsumen

    merupakan agregasi faktor yang memengaruhi perilaku konsumen untuk membeli

    dan pasca pembelian.

    (1) Faktor Budaya

    Budaya adalah sekumpulan nilai, norma, dan symbol yang memiliki

    arti, yang membentuk perilaku manusia dan hasil karya serta diturunkan dari

    satu generasi ke generasi berikutnya. Misalnya: bayi panas dipersepsikan mau

    tumbuh gigi, diare dipersepsikan mau bisa jalan, atau meninggal di puskesmasdidenda satu kerbau. Semuanya adalah contoh negatif.

    Jadi pada intinya budaya terbangun dari perilaku umum dan sikap mental baik

    individu maupun kelompok

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    7/55

    7

    (2) Faktor Sosial

    Faktor sosial yang memengaruhi keputusan membeli dibedakan

    menjadi faktor kelompok referensi, opini pemimpin, dan anggota keluarga.

    a. Kelompok referensi

    Kelompok referensi adalah kelompok masyarakat yang

    memengaruhi perilaku seseorang untuk membeli. Tokoh masyarakat

    adalah contoh referensi tidak langsung dan aspirasi. Oleh karena itu,

    promosi pada kelompok ini sangat menentukan keberhasilan pemasaran.

    Kelompok referensi bertindak sebagai sumber informasi dan memengaruhi

    persepsi pembeli atau pengguna secara langsung. Kelompok referensi

    langsung dapat dikategorikan sebagai initiator, influencer, dan decider.

    Mereka memengaruhi pembeli secara tidak langsung melalui tingkat

    aspirasi individu.

    b. Opini pemimpin

    Seseorang dapat memengaruhi opini orang lain. Tokoh masyarakat

    dapat memengaruhi opini orang untuk membeli.

    c. Anggota keluarga

    Dalam sebuah keluarga, seseorang dapat berperan sebagai initiator,

    influencer, pengambil keputusan, serta pembeli dan atau pengguna. Orangtua sanagt menentukan siapa yang menolong persalinan anaknya.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    8/55

    8

    (3) Faktor Karakteristik Individu

    a. Jenis Kelamin

    Ada perbedaan tertentu antara wanita dan laki-laki, khususnya

    dalam pemilihan baju dan mode. Demikian pula dalam hal lain ada banyak

    perbedaan kebutuhan, keinginan dan harapan.

    b. Umur

    Kebutuhan, keinginan dan harapan seseorang dipengaruhi umur

    pula. Kebutuhan demikian terlihat jelas pada hal tertentu. Penyakit

    degenerative banyak dijumpai pada kelompok umur diatas 50 tahun.

    c. Keprinadian dan Gaya Hidup

    Kepribadian memengaruhi keputusan membeli. Kepribadian

    agresif akan cenderung memilih penampilan agresif pula. Dalam

    pemasaran kepribadian dipelajari untuk memeroleh informasi kepribadian

    yang mencerminkan perbedaan individu, kepribadian yang konsisten dan

    stabil, dan kepribadian yang dapat diubah.

    (4) Faktor Psikologi

    Ada empat komponen utama faktor psikologi yang memengaruhi

    keputusan membeli, yaitu persepsi, motivasi, pembelajaran, serta sikap dan

    keyakinan.a. Persepsi

    Persepsi adalah suatu proses ketika seseorang memilih,

    mengorganisasi, dan menginterpretasikan suatu stimulus menjadi suatu

    gambaran yang berarti dan konsisten dengan apa yang telah menjadi cara

    berpikirnya. Persepsi dapat didefinisikan seperti how we see the world

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    9/55

    9

    around us . Dua orang yang mendapatkan paparan sama, bisa memiliki

    persepsi berbeda. Hal ini sangat ditentukan oleh kebutuhan, nilai, dan

    harapannya. Paparan sifatnya intangible .

    b. Motivasi

    Abraham Maslow membagi lima tingkatan faktor motivator, yaitu

    psicologica needs , sebagai tingkat motivasi paling bawah dan self

    actualization sebagai itngkat motivasi tertinggi. Secara teoritis bila

    motivasi telah terpenuhi, maka faktor motivasi akan naik ke tingkat lebih

    tinggi.

    Motivasi memiliki elemen atau unsur yang disadari dan alam

    bawah sadar manusia yang justru dapat memotivasi manusia Karen

    amanusia tidak selalu berpikir rasional dan matematis. Setiap orang pasti

    dimotivasi sesuatu, kecuali orang mati.

    Teori motivasi A. Maslow dan Mc Cleland paling cocok untuk

    pemasaran karena membahas orang sukses dan memang tidak secara

    khusus membahas dunia kerja. Minuman ringan mencerminkan minuma

    kesukaan anak muda yang sedang menikmati bersama-sama.

    Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)

    Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa padadasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya

    dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari

    tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan

    Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai

    motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    10/55

    10

    kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak

    harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya

    menjadi penentu tindakan yang penting.

    Gambar 2.2. : Teori Motivasi Maslow

    1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi

    seperti rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya

    2. Kebutuhan rasa aman yaitu merasa aman dan terlindung, jauh dari

    bahaya, contohnya keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian

    fisik dan emosional.

    3. Kebutuhan Sosial yaitu rasa akan cinta dan rasa memiliki (kasih

    sayang, diterima baik, dan persahabatan)

    4. Kebutuhan akan penghargaan (mencakup faktor penghormatan internal

    seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti

    status, pengakuan, dan perhatian.)

    5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,

    memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    11/55

    11

    keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan

    kepuasan diri dan menyadari potensinya)

    2.1.3. Proses Keputusan Membeli

    Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan

    organisasi. Konsumen menuntut tidak terbatas pada terpenuhinya kebutuhan tetapi

    juga yang menjad keinginannya. Peningkatan itu sejalan dengan perkembangan

    teknologi informasi yang memberikan kemudahan konsumen mengetahui,

    memahami, dan mempunyai banyak pilihan. Oleh karena itu perusahaan

    seyogyanya memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan konsumen lebih

    dari pesaingnya. Menurut Kottler (1998), proses keputusan pembelian terdiri dari

    lima tahap, yaitu: Pengenalan kebutuhan, Pencarian informasi, Evaluasi

    alternative, Keputusan pembelian, dan Perilaku paska pembelian.

    Pembahasan mengenai keputusan membeli dapat lebih jelas melalui

    sebuah model yang memberikan gambaran menyeluruh keberadaan variabel-

    variabel penentu termasuk kegiatan-kegiatan konsumen dalam mencapai

    kesimpulan terbaiknya. Konsisten dengan arti keputusan pembelian telah

    dikemukakan, maka dipilih sebuah model keputusan pembelian Schiffman dan

    Kanuk sebagaimana gambar berikut:

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    12/55

    12

    Gambar 2.3. : Model Sistem Perilaku Konsumen

    Gambar 2.2. dapat dijelaskan sebagai berikut:

    (1) Input

    Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan factor

    social. Bauran pemasaran untuk menjangkau, memberi informasi dan

    mendorong keputusan pembelian konsumen. Factor sosial budaya meliputi

    keluarga, sumber informasi, sumber non komersial, kelas social dan sub

    budaya memberikan pengaruh bagaimana konsumen melakukan evaluasi

    dalam menerima atau menolak produk maupun perusahaan.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    13/55

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    14/55

    14

    a. Pembelian

    Pembelian terdiri dari pembelian coba-coba dan pembelian ulang.

    Pembelian coba-coba merrupakan awal dari konsumen melakukan

    hubungan dengan produk maupun organiasi sedangkan pembelian ulang

    menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai

    pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya

    kepercayaan atau kepuasan.

    b. Evaluasi setelah pembelian

    Penilaian terhadap pembelian yang telah dilakukan dari

    terpenuhinya kebutuhan, keinginan, dan harapan. Penilaian ini

    menimbulkan rasa puas atau tidak puas dari konsumen yang memberikan

    pengaruh terhadap tindakan selanjutnya mereka terhadap produk maupun

    organisasi sebagai umpan balik berupa pengalaman pembelian.

    2.1.3.1.Pencarian Informasi

    Setelah menyadari adanya kebutuhan, seseorang akan termotivasi untuk

    melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan. Sebelum memutuskan bertindak atau

    mengambil keputusan, seseorang akan mencari informasi tempat untuk

    pemenuhan kebutuhannya.

    Pasar mencari informasi yang disimpan dalam ingatan (pencarian internal)atau mendapakan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan

    (pencarian eksternal). Teknik dan instrument yang digunakan pencarian informasi

    adalah pertanyaan retrospektif dan obervasi.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    15/55

    15

    Gambar 2.4. : Proses Pencarian Informasi

    2.1.3.2.Evaluasi Pemilihan Alternatif

    Kottler (1998) mengemukakan, Konsumen memperlajari merek -merek

    yang tersedia dengan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi

    semua alternative yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya.

    Sehingga pasar mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan

    dibandingkan dengan pengorbanannya dan berupaya menyempitkan pilihan

    hingga sampai pada alternative yang dipilih. Nilai adalah selisih antara manfaat

    dan pengorbanan. Nilai adalah pertimbangan keputusan seseorang untuk membeli

    atau tidak membeli.

    Gambar 2.5. : Proses Evaluasi Alternatif Keputusan Membeli

    Internal

    MemoriPerhatian

    Pemahaman

    Penerimaan

    Referensi

    Pemaparan, Stimulus

    (Eksternal)

    Evaluasialternatif

    Tujuanmembeli

    Preferensi

    produk lain

    Faktorreferensi

    Keputusanmembeli

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    16/55

    16

    Unsur-unsur yang dievaluasi tidak terlepas dari informasi yang dipilih seperti,

    harga, mutu layanan, jarak, dan kelompok referensi untuk mengambil keputusan.

    2.1.3.3.PembelianPasar memperoleh alternatif yang dipilih. Apabila tidak ada yang dipilih,

    maka pasar bisa mengganti pilihan lain yang dapat diterima. Ada beberapa peran

    yang mempengaruhi keputusan untuk mengonsumsi atau membeli, yaitu:

    (1) Iniciator : Pencetus ide pembelian

    (2) Influencer : Pemberi pengaruh, dimana opininya dangat

    dipertimbangkan dalam pilihan yang dievaluasi dan dipilih.

    Ia memberi pandangan terhdap keputusan akhir

    (3) Decider : pengambil keputusan. Seseorang yang dengan kewenangan,

    keuangan atau kekuasaan untuk menetukan keputusa pilihan

    akhir. Keputusan mengenai apa yang dibeli, kapan, dimana,

    dan bagaimana membelinya

    (4) Buyer : Agen pembelian atau orang yang membayar pembelian

    (5) User : orang yang benar-benar mengonsumsi produk/jasa

    Apabila seseorang membuat pilihan untuk konsumsi pribadinya, maka ia

    memerankan semua peran tersebut di atas. Pemasaran menentukan atribut yang

    sangat penting dalam mempengaruhi pilihan konsumen sebagai target sasaran.

    2.1.3.4.Faktor Lain yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

    (1) Tingkat keterlibatan konsumen adalah contoh bahwa pada tindakan yang

    memberi risiko harus ada persetujuan pasien atau keluarga

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    17/55

    17

    Gambar 2.6. : Model Keterlibatan KonsumenSumber: Henri Asael (Sutisna, 2004:14) Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran

    (2) Lama waktu membuat keputusan

    (3) Biaya barang atau jasa

    (4) Tingkat pencarian informasi

    (5) Jumlah alternatif keputusan yang dipertimbangkan

    Berdasarkan lima faktor di atas muncul beberapa tipe keputusan membeli,

    yaitu rutin dan kompleks.

    c

    1. Pentingnya produk terhadapcitra dirikonsumen

    2. Daya tarik terusmaenerus

    3. Daya tarikemosional

    4. badge

    Enduring Involvement

    Tingkat PemrosesanInformasi yang lebih tinggi

    Consumer/ComplexDecision Making

    Situational Involvement

    1. Risiko yang dirasakan2. Bedge

    Tipe keputusanmembeli yang

    mempengaruhibauran promosi

    RUTIN

    Tidak rutin ataukomplek

    Komplek/ekstensif

    Periklanan

    Sales Promotion

    Peiklanan

    Publi c Relati ons

    Personal Sell in g

    Gambar 2.7. : Tipe Keputusan Membeli

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    18/55

    18

    2.1.3.5. Pasca Pembelian

    Pasar mengevaluasi apakah pilihan yang telah dikonsumsi dapat

    memenuhi kebutuhan dan harapan setelah pembelian berlangsung. Informasi

    pasca beli ialah informasi tentang kepuasan, afinitas, loyalitas, dan apa yang

    dilakukan pemasar.

    2.1.4. Konsep Loyalitas

    2.1.4.1.Pengertian Loyalitas

    Loyalitas berasal dari kata loyal yang artinya kesetiaan. Menurut Griffin

    (2003), When a customer is loyal, he or she exhibits purchase behavior defined

    as non-random purchase expressed over time by some decision-making un\ it.

    Sedangkan menurut Kotler (2005), loyalitas konsumen adalah suatu pembelian

    ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merk

    atau perusahaan. Loyalitas sebagai suatu kondisi dimana pelanggan mempunyai

    sikap positif terhadap suatu merk, mempunyai komitmen pada merk tersebut, dan

    bermaksud untuk meneruskan pembeliannya dimasa mendatang (Mowen and

    Minor, 1998).

    Sehingga loyalitas pelanggan dapat diartikan sebagai sebuah sikap yangmenjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk atau jasa dari

    suatu perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khusunya yang

    membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun

    tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    19/55

    19

    komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang menawarkan produk

    atau jasa tersebut.

    Dalam perkembangannya loyalitas dapat didefinisikan sebagai berikut:

    (1) Affective loyalty . Kemauan dan kesediaan konsumen untuk menggunakan

    suatu produk atau jasa yang sama secara kontinu dalam waktu panjang.

    Loyalitas demikian terbentuk bila konsumen sangat puas terhadap

    pelayanan rumah sakit (sikap).

    (2) Action loyalty . Membeli atau menggunakan jasa yang sama secara

    berulang-ulang (faktual).

    (3) Advocator loyalty . Secara sukarela dan ekslusif (kesadaran sendiri)

    merekomendasikan produk atau jasa rumah sakit kepada teman, relasi, dan

    kelompok masyarakat lainnya (sikap dan faktual).

    (4) Conative loyalty . Membuat komitmen untuk menggunakan lagi bila

    membutuhkan. Bila loyalitas demikian masih berupa pengetahuan dan

    belum menjadi komitmen, disebut cognitive loyalty .

    Loyalitas paling tinggi adalah advocator loyalty , kemudian action loyalty ,

    conative loyalty , dan terakhir affective loyalty . Terdapat konsep 3U dalam

    mendefiniskan loyalitas yaitu Use (jenis produk atau jasa yang dikonsumsi), User

    (pembeli dan pemakai), dan Usage (frekuensi pembelian pada periode waktutertentu).

    Loyalitas dibedakan berdasarkan kesetiaan membeli produk atau jasa dari

    rumah sakit atau puskesmas yang sama menjadi empat kelompok , yaitu :

    (1) Hard core loyal . Konsumen membeli produk atau jasa yang sama setiap

    kali membutuhkan.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    20/55

    20

    (2) Soft core loyal . Konsumen membeli dua atau tiga produk atau jasa bila

    membutuhkan. Mereka membeli layanan medis serta penunjang medis

    (laboratorium,apotek).

    (3) Shifting loyals . Konsumen sering menggunakan produk atau jasa yang

    berbeda setiap kali membutuhkan. Mereka tidak memiliki hubungan atau

    keterikatan dengan salah satu institusi atau pusat pelayanan kesehatan.

    (4) Switchers . Konsumen yang sedikit loyal pada satu produk atau jasa.

    Konsumen memiliki beberapa alasan mengapa mereka tidak loyal terhadap

    satu jenis pelayanan kesehatan. 3% diantaranya pindah ke tempat lain (costumer

    loss rate) karena pelayanan lain berharga lebih murah atau produk, jasa, dan

    teknologi lebih superior. Sedangkan 5% menemukan pelayanan lain, 9% bujukan

    pesaing, 14% tidak puas, 68% sikap masa bodoh rumah sakit saat memberikan

    pelayanan dan pasca pelayanan atau kunjungan.

    Loyal

    Marah

    Sangat Puas

    Puas

    Apatis

    TidakBahagia

    Kriteria positif kepada siapa saja dan selalu kembali. Danmerujuk siapa saja secara sukarela.

    Kriteria positif pada beberapa orang, merujuk beberapaorang.

    Kriteria positif bila ditanya, merujuk bila ditanya.

    Tidak cerita pada siapapun, tidak merujuk siapapun.

    Kriteria negatif, cerita minimal 10 orang.

    Kriteria negatif, cerita minimal 25 orang; langsung komplain, perkara hukum pergi ke pengacara dan pemberitaan di koran.

    Gambar 2.8. : Perilaku terhadap Reaksi Kepuasan

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    21/55

    21

    2.1.4.2.Hubungan Loyalitas dan Pilihan

    Gambar 2.9. : Tipe Loyalitas Berdasarkan Pola Pembelian dan Pilihan

    Loyalitas dipengaruhi ada tidaknya pilihan dalam membeli. Apakah

    konsumen tetap membeli jasa rumah sakit A apabila terdapat rumah sakit B atau

    akan berpindah ke rumah sakit B. Loyal merupakan fungsi dari pola pembelian

    (P1), proporsi pembelian (P2), lama hubungan (H), rekomendasi ( word of mouth )

    (R), dan hubungan emosional seperti bangga (B)

    L = f (P1, P2, H, R, B)

    2.1.4.3.Tingkat Hubungan Konsumen

    Manajemen hubungan konsumen memiliki tiga tingkatan yaitu tingkat

    pertama diamana saat terjadi kontak pertama konsumen dengan pemberi jasa

    pelayanan, kedua pada kunjungan ulang, dan ketiga ketika konsumen berbicara

    positif tentang jasa pelayanan tersebut.

    Kontak pertama merupakan hasil pemasaran. Indikator yang digunakan

    yaitu indikator cost of acquisition (biaya untuk mendapatkan pelayanan baik

    berupa biaya medis maupun transportasi).

    Pembelian

    PilihanPilihan (+) Pilihan (-)

    Rendah Kurang Loyal Tidak Loyal

    Tinggi Loyal Terpaksa Loyal

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    22/55

    22

    CoA Konvensional :

    Cost of acquisition =

    CoA Aktual :

    Cost of acquisition =

    Unit cost

    Tabel II.1. : Kepuasan, Loyalitas, dan perilaku Pelanggan

    Tingkat loyalitas Kepuasan Loyalitas Perilaku pelanggan

    Loyalitas

    Tinggi Tinggi (retensidan advokasi)

    Komitmen tinggi dan bersikapmendukung,membela,advok asi.

    Rendah Tinggi (retensi)Rendah(advokasi)

    Kurang mendukung karenatidak ada pilihan (monopoli)serta takut kehilanganinsentif, biaya pindahmahal, dan kebiasaan.

    Orang suka berpindah

    Rendahsampai

    sedang

    Rendahsampai sedang

    Meninggalkan karena banyak pilihan.

    Tinggi Rendah(retensi),Tinggi(advokasi)

    Ingin mencoba yang lain(selera), pindah status

    psikografi.

    2.1.4.4.Membangun Hubungan Konsumen dengan 4R

    Membangun hubungan konsumen dengan menggunakan konsep 4R yaitu

    Relationship, Retention, Referral, Recovery . Proses 4R saling berurutan yang

    mengarah pada tujuan kemampulabaan institusi.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    23/55

    23

    Gambar 2.10. :Tahap Pembangunan Konsumen Melalui 4R

    2.1.4.5.Model Loyalitas

    Loyalitas konsumen terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan

    digambarkan dalam tiga bentuk model yaitu The Pyramide Profile, The

    Hourglass, dan The Hexagon.

    The Pyramide Profile atau profil piramida banyak dijumpai di pelayanan

    kesehatan dimana tempat produk atau jasa yang disajikan bersifat komoditas

    (pesaing menawarkan jasa yang sama). Model profil piramida sesuai untuk

    puskesmas dan dokter praktik umum.

    Relationship(Hubungan)

    MembangunKonsumen

    Retention(Ketahanan)

    Mengarah pada

    Referral(Perekomendasia

    n) Menghasilkan

    Recovery(Pemulihan)

    Lebih mudahdilakukan

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    24/55

    24

    Tingkat 3Konsumen Advokasi

    Tingkat 2

    Kunjungan ulang

    Tingkat 1

    Transaksi Pertama

    Gambar 2.11. : Profil Piramida

    Model kedua adalah Model Hexagon dimana tingkat kedua atau

    kunjungan ulang memiliki ruang lebih besar dari dua tingkat yang lain. Namun

    kunjungan ulang yang tinggi belum tentu menggambarkan adanya loyalitas

    konsumen, apalagi bila tidak ada pilihan layanan lain. Kunjungan ulang mungkin

    karena terpakas atau suatu kegiatan yang rutin, yang tidak memerlukan kegiatan

    aktif pelanggan. Misalnya, pasien program TBC.

    Tingkat 3Konsumen

    Advokasi

    Tingkat 2Kunjungan Ulang

    Tingkat 1Transaksi Pertama

    Gambar 2.12. : Model Hexagon

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    25/55

    25

    Tingkat 3 KonsumenAdvokasi

    Tingkat 1 Kunjungan Pertama

    Model Hourglass dapat dijumpai pada pelayanan pembedahan seperti

    bedah dan kandungan.

    Gambar 2.13. : Model Hourglas

    2.1.5. Strategi Pengelolaan Loyalitas

    Strategi pengelolaan loyalitas dapat dilakukan melalui strategi switching

    barriers dan penanganan keluhan atau voice dengan menggunakan konsep efek

    pareto. Kemudian dapat melalui penciptaan nilai tambah.

    (1) Konsep Efek Pareto

    Efek Pareto digunakan sebagai dasar pemikiran bahwa sebagian kecil

    pelanggan memberikan porsi yang besar bagi total penjualan (transaksi).

    Konsep aturan dari prinsip pareto adalah 80/20 artinya 20% dari pelanggan

    berkontribusi pada kira-kira 80% penjualan. Pada pemasaran menggunakan

    90/10 artinya 10% pelanggan yang sangat puas memberikan kontribusi

    terbesar terjadinya loyalitas dibanding mereka yang puas dan memberikan

    kontribusi 50% menjadi loyal (Supriyanto, Ernawaty, 2010).

    Tingkat 2Kunjungan ulang

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    26/55

    26

    Switching barriers adalah upaya dari rumah sakit agar pasien tidak

    pindah ke pelayanan kesehatan yang lain dengan membuat rintangan

    pengalihan sehingga pasien tidak berpindah ke rumah sakit lain karena

    membutuhkan pengeluaran yang lebih besar.

    Gambar 2.14. : Strategi Pengelolaan Loyalitas

    Voice adalah upaya rumah sakit membangun hubungan jangka panjang

    dengan pasien dengan menangani keluahan selama proses maupun purna beli.

    Metode yang digunakan salah satunya adalah metode Costumer Relationship

    Management (CRM).

    (2) Penciptaan Nilai Tambah

    Ide dasar penciptaan nilai adalah menambah hal-hal yang bisa

    ditingkatkan dan mengurangi hal-hal yang dapat menurunkan nilai bagi

    konsumen.

    Harapan

    Pelayanan yangditerima

    Kepuasankonsumen

    Switching barriers

    Voice

    Loyalitaskonsumen

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    27/55

    27

    Gambar 2.15. : Penciptaan Pertambahan Nilai Membangun Loyalitas

    2.2.Kepuasan Konsumen

    Kepuasan pelanggan menurut Lerbin R ( 2005 : 2 ) adalah Sebagai hasil

    penilaian pelanggan terhadap apa yang diharapkannya dengan membeli atau

    mengkomsumsi suatu produk.

    Rasa hormatPenghargaanPengakuanManfaat

    UnsurEmosional

    KebingunganFrustasiKekecewaanPengabaian

    Rasa hormatKeramahanSukamenolong

    Sopan santun

    InteraksiOrganisasi

    Sikap kasarKurang peduliAcuh tak acuhMarah marah

    ReliabilityAssuranceTangibleEmpathyResponsiveness

    Interaksi

    Nakes-Pasien

    Waktu tungguAntri LayananTidak nyaman

    Nosokomial

    Amenity

    KemudahanPembayaranServis

    HarapanProsesPendukung

    Keruwetan

    KetidakluwesanAturan

    MutuKeunikanManfaat

    Jasa atauProduk Inti

    TarifFrustasiKekecewaanPengabaian

    Tambahkan Kurangkan

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    28/55

    28

    Harapan itu lantas dibandingkan dengan presepsinya terhadap kinerja yang

    diterimanya dengan mengonsumsi produk itu. Jika harapannya lebih tinggi

    daripada kinerja produk, ia akan merasa tidak puas, sebaliknya jika harapannya

    sama dengan atau lebih rendah dari pada kinerja produk ia akan merasa puas.

    Menurut Philip Kotler (2002:42) Kepuasan adalah perasaan senang atau

    kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya

    terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan- harapannya

    Sedangkan menurut Husein Umar (2005: 50-51) kepuasan konsumen

    adalah Tingkat perasaan konsusmen setelah membandingkan dengan

    harapannya. Kepuasan dibagi atas 2 macam :

    (1) Kepuasan fungsional.

    Merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang

    dimanfaatkan.

    (2) Kepuasan psikologikal.

    Merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak

    berwujud dari produk.

    Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan

    pelanggan adalah sikap atau penilain yang diberikan oleh costumer (pelanggan)

    terhadap apa yang sudah diperoleh, apakah sudah cukup memuaskan dan sesuaidengan kriteria yang diinginkan atau para pelanggan merasa kecewa karena apa

    yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan.

    2.2.1. Keluhan Pelanggan

    Keluahan adalah satu indikator atau gejala dan tanda adanya

    ketidakpuasan layanan rumah sakit kepada pasien, apakah itu pelayanan dokter,

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    29/55

    29

    perawat atau pelayanan administrasi (Supriyanto dan Ernawati, 2010). Ketidak

    Puasan terhadap pelayanan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal

    dan faktor eksternal. Berikut adalah faktor-faktor internal:

    Aspek Dokter meliputi kompetensi, ketersediaan dan kualitas layanan

    serta empati

    (1) Aspek perawat meliputi kecepatan respond an kerjasama perawat dalam

    membantu menyelesaikan permasalahan pasien.

    (2) Kecepatan pelayanan penunjang seperti laboraturium dan administrasi

    termasuk keuangan,

    (3) Aspek lain seperti sarana, peralatan, dan keberhasilan gedung.

    Sedangkan faktor eksternal yang terkait rumah sakit adalah sebagai

    berikut:

    (1) Faktor yang mempengaruhi aksesibilitas (penggunaan pelayanan)

    (2) Faktor geografis, antara lain:

    a. Jarak pasien dengan tempat pelayanan

    b. Transportasi,

    c. Tarif,

    d. Jam buka

    (3) Aspek pasien sendiri adalah harapan pasien dalam memenuhi kebutuhan,keinginan, permintaan akan pelayanan rumah sakit.

    Pasien Puas dengan pelayanan kita akan:

    a. Menggunakan pelayanan kita bila suatu hari nanti membutuhkan

    kembali

    b. Menganjurkan orang lain menggunakan kita

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    30/55

    30

    c. Membela kita bila ada orang lain yang menjelekkan pelayanan kita.

    Namun sebaliknya, apabila pasien tidak puas maka pasien akan

    meninggalkan kita, menjelek-jelekkan kita, dan tidak membela kita yang

    akhirnya membuat rumah sakit/ perusahaan merugi.

    Untuk dapat menangani keluhan pasien, perusahaan atau rumah sakit harus

    memahami faktor yang memungkinkan terjadinya keluhan atau ketidakpuasan

    pasien. Diantaranya:

    (1) Faktor Rumah sakit yang meliputi karakter jasa layanan serta komitmen

    manajemen dan karyawan rumah sakit terhadap layanan.

    (2) Faktor Pasien adalah perilaku, pengambilan keputusan berobat, serta

    harapan pasien dan keluarganya.

    Proses layanan yang perlu dipahami terdapat 3 hal yaitu:

    1. New Product development

    2. Customer Handling

    3. Routine delivery order

    2.2.1.1.Yang Dinilai Pelanggan

    Dalam menentukan suatu barang atau jasa, konsumen menentukan suatu

    pilihan dimana pilihan tersebut yang akan mengrahkan pada pemanfaatan jasa

    maupun pembelian produk. Pelanggan selalu ingin memiliki kepuasan saat prosesmaupun output dari pembelian. Berikut adalah penilaian pelanggan yang

    digunakan dalam tolak ukur penentuan pemanfaatan barang maupun jasa.

    Service Quality

    Amenity(time, where,

    procedure,freedom)

    Functional Quality(how is it delivery)

    Technical QualityWhat is delivered

    Gambar 2.16. : Pembagian Mutu Pelayanan

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    31/55

    31

    Dari diagram diatas, dapat diketahui trdapat 3 komponen penting kualitas

    pelayanan yang dijadikan sebagai tolok ukur pelanggan untuk memanfaatkan

    barang atau jasa yang ada. Kualitas pelayanan kesehatan terdapat 3 komponen

    penting yaitu:

    (1) Technical Quality

    Kualitas teknis dalam bidang pelayanan kesehatan yang terkait dengan

    aspek-aspek berikut:

    a. Pelayanan medis,

    b. Keperawatan,

    c. Penunjang medis (laboraturium,gizi)

    d. Pelayanan non medis/nonkeperawatan (administrasi, parkir)

    Kualitas teknis adalah jenis pelayanan kesehatan yang diberikan. Yang

    dapat dilakukan pelanggan untuk melihat kualitas berbeda-beda.Berikut

    kualitas teknis pelayanan kesehatan diantaranya:

    a. Search Quality

    Konsumen dapat menilai kualitas sebelum membeli (cocok untuk

    bentuk fisik)

    b. Experience Quality

    Konsumen dapat menilai produk setelah menggunakan produk atau jasa (kepuasan pelayanan jasa kesehatan)

    c. Credence Quality

    Konsumen tetap sukar menilai kualitas produk atau jasa meskipun

    telah menggunakan berulang-ulang memanfaatkannya.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    32/55

    32

    (2) Functional Quality

    Kualitas fungsional dalam pelayanan terkait dengan proses

    penyampaian pelayanan sehingga kualitas yang demikian terkait dengan aspek

    komunikasi interpersonal. Berikut adalah aspek-aspek komunikasi

    interpersonal yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan:

    a. Competency (Realibility)

    Terdiri atas kemampuan untuk member layanan untuk memberikan

    pelayanan yang diharapkan secara akurat sesuai dengan yang

    dijanjikan (PKRMS, Leaflet,dll). Contohnya : jam buka yang tertera

    dipapan dan dokter tepat waktu sesuai yang dijanjikan

    b. Responsiveness

    Responsiveness yaitu keinginan untuk membantu dan menyediakan

    pelayanan yang dibutuhkan dengan segera. Indikatornya adalah

    kecepatan dilayani bila pasien membutuhkan atau waktu tunggu yang

    pendek untuk mendapatkan pelayanan.

    c. Assurance

    Assurance yaitu kemampuan pemberi jasa untuk menimbulkan rasa

    percaya pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan. Indikatornya adalah

    jaminan sembuh dan dilayani petugas yang bermutu. d. Empathy

    Berupa pemberian pelayanan secara individu dengan penuh perhatian

    dan sesuai kebutuhan atau harapan pasien. Misalnya petugas mau

    mendengarkan keluhan dan membantu menyelesaikannya, petugas

    tidak acuh tak acuh.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    33/55

    33

    e. Communication

    Communication berarti selalu memberikan informasi dan memberikan

    sebaik-baiknya serta mendengarkan apa yang disampaikan oleh klien.

    Komunikasi ini sangat berperan dalam penderita penyakit kronis.

    f. Caring (pengasuhan)

    Pengasuhan adalah mudah dihubungi dan selalu memberikan perhatian

    kepada klien seperti memberikan perhatian kepada pasien sebagai

    makhluk individu dan sosial.

    g. Tamgiable (Physical environment)

    Penampakan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan nahan komunikasi

    yang menunjang jasa yang ditawarkan.

    (3) Amenity

    Amenity adalah perasaan nyaman dan aman dalam dimensi waktu,

    tempat, prosedur dan kebebasan dalam memandang layanan.

    2.2.2. Memahami Pelanggan

    Kepuasan pelanggan terjadi apabila apa yang menjadi kebutuhan,

    keinginan, atau harapan pelanggan dapat terpenuhi. Kepuasan pelanggan adalah

    perasaan senang atau puas bahwa produk dan jasa yang diterima telah sesuai ataumelebihi harapan pelanggan. Sebagai penyedia pelayanan harus memahami

    pelanggan karena kebutuhan keinginan maupun harapan merupakan variable

    penting penentu kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan suatu modal untuk

    mendapatkan pasien lebih banyak dan untuk mendapatkan pasien yang loyal.

    Pasien yang loyal akan memanfaatkan kembali jasa kesehatan yang digunakan

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    34/55

    34

    sebelumnya. Sehingga dapat disimpulakan bahwa keuntungan yang didapat akan

    berlipat ganda bila kita mau memahami dan mendengarkan harapan pasien. Oleh

    karena itun penting untuk diketahui siapa pelanggan itu. Pelanggan adalah:

    a. Orang terpenting

    b. Orang yang tidak tergantung kita

    c. Orang yang membawa kita pada keinginannya

    d. Orang yang menentukan produk/jasa kita

    e. Bukan orang yang diajak untuk berargumentasi

    f. Urat nadi kehidupan rumah sakit

    g. Orang yang harus dipenuhi kebutuhannya

    2.2.2.1.Hubungan Kepuasan, Keluhan dan Loyalitas

    Mutu Layanan

    Cobalagi

    Beli lagi(retensi)

    Tidak Mencoba

    Advokasi

    Tidak Kembali

    Sangat puasPuas

    Kecew

    Tidakkomplain

    Komplai

    Third-Party Res onse

    Private Respons

    Voice Res ons

    Masalahtidak

    terpecahkan

    Masalah

    terpecahkan

    Tidak kecewa

    Tidak puas

    Gambar 2.17. : Konsep Hubungan Kepuasan, Keluhandan Loyalitas (Supriyanto dan Ernawati,2010)

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    35/55

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    36/55

    36

    Gambar 2.18. : Rantai Kemaan Pelayanan Jasa

    Peningkatan pelanggan dalam waktu panjang akan meningkatkan daya

    saing. Sehingga kepuasan pelanggan bukan hanya menjadi tanggung jawab

    manajemen atas tetapi sudah menjadi budaya dan komitmen seluruh karyawan.

    2.2.2.3.Hubungan kepuasan dan mutu layanan

    Loyalitas dapat turun apabila terjadi penurunan mutu dan peningkatan

    tuntutan mutu serta daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli akan diikuti

    Pertumbuhan Rumah Sakit

    Retensi KaryawanRumah sakit

    ProsesPembela aran SDM

    Kepuasan LayananRumah sakit

    Mutu Layanan

    Pelanggan Puas

    Pelanggan

    ProduktivitasKiner a Rumah

    RetensiLoyalAdvokasi

    Kemampulabaan Rumah Sakit

    KepuasanKomitmen

    Kondisi tempatkerjaDesain pekerjaan

    System rewardSystem karier

    elatihan

    KebutuhanKeinginanHarapan

    pelanggan

    KomitmenEtos KerjaSerqualFokus Pelanggan

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    37/55

    37

    tuntutan mutu. Apabila masyarakat memiliki rasa puas (kepuasan) dalam membeli

    atau memanfaatkan barang dan jasa maka akan berpengaruh pada daya beli

    masyarakat selanjutnya sehingga tuntutan mutupun akan meningkan. Namun juga

    sebaliknya.

    2.2.2.4.Memelihara Kepuasan Pelanggan

    Berikut adalah cara-cara memelihara kepuasan pelanggan diantaranya:

    1. Penuhi dan berilah lebih pada harapan pelanggan

    2. Fokus pada pemuasan pelanggan

    3. Sediakan penyelesaian untuk masalah pelanggan

    Gambar 2.19. :Rantai Nilai Pelanggan (Supriyanto dan Ernawati 2010)

    2.2.3. Teori Kepuasan Pelanggan

    Dalam teori kepuasan pelanggan, ada dua perspektif untuk melihat faktor

    yang memengaruhi seseorang mencari pelayanan kesehatan. Perspektif pertama

    yaitu dari masyarakat sendiri ( client ) dan perspektif kedua yaitu dari pemberi

    pelayanan kesehatan ( provider ). Kedua persepektif tersebut akan memberikan dua

    kemungkinan, yaitu met dan unmet dari apa yang diharapkan dan diinginkan.

    PROSES INOVASI PROSES OPERASI

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    38/55

    38

    Apabila apa yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang diterima, maka hal

    tersebut merupakan masalah yang harus diselesaikan.

    Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi secara langsung individu

    (client ) memanfaatkan pelayanan kesehatan, yaitu kondisi psikologi (selera,

    persepsi sehat-sakit, harapan, persepsi terhadap provider ) dan karakteristik

    individu (umur dan jenis kelamin). Sedangkan secara tidak langsung hal tersebut

    dipengaruhi oleh kondisi sosio-ekonomi dan budaya. Di samping itu, ada

    beberapa hal pula yang dapat memengaruhi sikap dan perilaku penyedia

    pelayanan kesehatan ( provider ), yaitu factor karakteristik provider (pengetahuan

    dan kemampuan, motivasi, etos kerja) dalam menyediakan layanan kesehatan,

    factor pekerjaan, dan factor organisasi.

    Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan ketika kebutuhan, keinginan,

    dan harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk/jasa yang dikonsumsi. Oleh

    karena itu, kepuasan pasien adalah rasio kualitas yang dirasakan oleh pasien

    dibagi dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan pasien. Kepuasan pelanggan

    dapat dikaji dari model kebutuhan, model kesenjangan, model persaingan, dan

    lain-lain.

    Model kebutuhan menjelaskan tentang faktor dominan pengaruh

    perspektif pasien ( client ) dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan ( utilisasi ).Pada utilisasi ada dua kemungkinan yaitu puas dan tidak puas. Apabila

    permintaan dan harapan pasien dapat dipenuhi, kondisi demikian disebut satisfied

    demand . Namun, apabila permintaan dan harapan pasien tidak dapat dipenuhi,

    maka disebut unsatisfied demand . Hal tersebut merupakan model kesenjangan, di

    mana antara harapan dan pelayanan yang diterima pasien tidak sesuai.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    39/55

    39

    Kesenjangan antara apa yang dirasakan pasien dengan standar yang telah

    ditetapkan dapat dinilai dengan comparison standard . Standar tersebut dapat

    berasal dari harapan pasien, pesaing, kategori produk/jasa, janji promosi dari

    rumah sakit, dan nilai atau norma industry kesehatan yang berlaku. Hasil dari

    perbandingan tersebut akan menghasilkan persepsi kesejangan. Kesimpulan atas

    kesenjangan tersebut dipengaruhi oleh nilai batas penerimaan ( zone of

    indifference ). Apabila di bawah batas penerimaan, di mana apa yang diharapkan

    tidak terpenuhi maka disebut kesenjangan negative. Selanjutnya reaksi emosional

    kepuasan/ketidakpuasan akan muncul, dapat berupa senang, puas, marah, kecewa,

    dan lain-lain.

    Adanya harapan dari pasien/pelanggan harus dipahami dengan baik karena

    merupakan prasyarat untuk meningkatkan kualitas dan mencapai kepuasan

    pelanggan. Oleh karena itu, maka mekanisme untuk memahami harapan

    pelanggan harus diperhatikan dan dibedakan menurut level/tingkatan harapannya,

    antara lain sebagai berikut :

    (1) Level 1

    Pada harapan level 1, harapan implisit atau harapan dasar pelanggan

    merupakan tingkat terendah dalam model hierarki harapan. Harapan ini

    menyangkut tingkat performa minimum yang selalu diasumsikan ada,sehingga apabila karakteristik produk/jasa hilang, maka pasien tidak puas.

    Pemahaman harapan pelanggan pada tingkat ini hanya terbatas pada

    mengumpulkan keluhan. Provider umumnya bersifat reaktif dan kurang fokus

    pada upaya pemenuhan kebutuhan dan harapan pasien. Petugas pelayanan

    pasif, menunggu, dan hanya menampung keluhan yang ada.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    40/55

    40

    Level 1 adalah pelayanan yang berorientasi public. Hal yang

    memengaruhi terjadinya pemahaman pada tingkat ini yaitu adanya data

    pelanggan yang dirasakan bias, minimnya informasi karena pelanggan tidak

    tahu kemana harus menyampaikan keluhannya, dan analisis data masih lemah.

    (2) Level 2

    Pada harapan level 2, mencakup spesifikasi kebutuhan yang didapat

    dan dipilih. Petugas pelayanan mulai proaktif focus pelanggan dengan

    mencoba memenuhi harapan pasien yang bersifat individu. Selain itu, proses

    komunikasi tentang keinginan dan harapan juga sudah ada, tetapi

    ketidakpuasan oleh penyediaan layanan belum merupakan prioritas yang harus

    diselesaikan. Perhatian pada pelanggan terlihat dengan adanya penyediaan

    kotak saran, survey kepuasan pelanggan purna layanan, penyediaan customer

    service, dan analisis data keluhan.

    (3) Level 3

    Pada harapan level 3 (tersembunyi atau laten), merupakan nilai tambah

    dari karakteristik jasa yang tidak diketahui sebelumnya oleh pelanggan. Pada

    level ini terjadi komunikasi terapeutik dalam upaya penyelesaian masalah

    pasien. Level ini adalah pelayanan berorientasi pada kelangsungan hubungan

    pelanggan atas experiental marketing. Penyediaan pelayanan harus proaktif,yaitu secara terus menerus melaksanakan peningkatan mutu layanan. Indikator

    level 3 adalah adanya pemenuhan kebutuhan dan harapan serta kepuasan

    pelanggan karena adanya nilai tambah.

    Selain adanya model kebutuhan dan model kesenjangan, terdapat pula

    model persaingan. Model ini menggambarkan bagaimana baik rumah sakit publik

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    41/55

    41

    maupun privat mencoba mencapai tujuan rumah sakit dengan fokus pelanggan

    (pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan harapan pasar). Dalam upaya pemenuhan

    kebutuhan dan harapan pasar, strategi rumah sakit public yaitu denga

    mengupayakan adanya relevansi dan ekuitas pasar yang dilayani dengan tujuan

    untuk mencapai efektivitas. Sedangkan strategi rumah sakit privat yaitu

    mengupayakan rumah sakit memiliki otonomi dan akreditasi dengan tujuan

    mencapai pengembalian aset dan pertumbuhan rumah sakit.

    Berdasarkan model stimuli-penilaian-reakssi, ada empat komponen yang

    dapat membentuk kepuasan pelanggan, yaitu :

    1. Stimulus

    2. Penilaian pelanggan

    3. Reaksi

    4. Perbedaan karakteristik individu

    Stimulus adalah rangsangan yang dapat diterima pelanggan melalui indra,

    dapat berupa fisik dan nonfisik. Rangsangan ini akan diamati, dinilai (dipersepsi),

    dan direspon oleh pasien secara sadar atau tidak sadar. Penilaian pelanggan dapat

    dinyatakan dalam atribut baik, buruk, dingin, lucu, membantu, sikap positif,

    negative, dan netral. Reaksi pelanggan dari penilaiannya atas stimulus tersebut

    dapat dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik individu, yaitu pre-disposisi(umur, jenis kelamin), perilaku sebelumnya, da pengalaman dalam pelayanan

    kesehatan sebelumnya. Pengukuran kepuasan pelanggan ini dapat dilakukan pada

    keseluruhan proses dan juga langsung pada reaksi terhadap stimulus yang ada.

    Menurut Woodruff, 2002 (dalam Supriyanto dan Ernawaty, 2010), ada tiga

    jenjang hierarki nilai saat konsumen akan menilai produk/jasa yang dibeli, yaitu

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    42/55

    42

    jenjang penilaian atribut (karakteristik produk/jasa), konsekuensi manfaat

    membeli produk/jasa, dan tujuan membeli produk/jasa. Model hierarki nilai

    pelanggan merupakan proses pasien berfikir tentang nilai jasa rumah sakit dan

    konsekuensi penggunaan pada situasi tersebut. Nilai pasien pada masing-masing

    jenjang akan menyebabkan kepuasan pada setiap jenjang nilai.

    2.2.4. Metode Pengelolaan Pelangggan

    Ada beberapa pertimbangan dalam melakukan penanganan keluhan atau

    ketidakpuasan pasien, antara lain harus mengidentifikasikan karakteristik jasa

    kesehatan, perilaku pasien, pembuat keputusan, apa yang dinilai oleh pasien, dan

    kemampuan yang dimiliki oleh pemberi jasa. Informasi adanya keluhan pasien

    dapat diperoleh melalui beberapa cara berikut :

    (1) Sistem pengaduan dan saran ( complaint and suggestion system ), yaitu

    melalui komentar pasien, kotak saran, dan mempekerjakan staf khusus.

    (2) Metode yang berhubungan dengan hasil ( sales related methods )

    a. Penilaian pangsa pasar (model markov)

    Pangsa pasar yaitu persentase dari pasar (orang yang butuh

    pelayanan) memberikan informasi tentang posisi dan segmen pasar

    ( position-segmentation and targeting ). Informasi ini penting dalam penyusunan strategi pelayanan dan pemasaran.

    b. Kunjungan ulang ( user, use, usage )

    Informasi ini berisi mengenai pelanggan yang melakukan

    kunjungan ulang untuk menggunakan pelayanan provider dan

    frekuensi pengggunaanya.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    43/55

    43

    (3) Belanja siluman ( Ghost Shopping ), digunakan pada taktik menghadapi

    pesaing dengan cara menggunakan orang lain ( ghost shopper ) untuk

    mencoba menggunakan pelayanan pesaing, sehingga dapat digunakan

    untuk memperbaiki pelayanannya.

    (4) Analisis kehilangan pelanggan ( lost customer analysis ), penyelenggara

    pelayanan berusaha menghubungi klien yang telah beralih ke

    penyelenggara pelayanan yang lain atau berhenti menggunakan ( turn

    over ), sehingga dapat digunakan untuk perbaikan dalam upaya

    meningkatkan kepuasan maupun loyalitas pasien.

    (5) Survei kepuasan ( customer satisfaction survey ), dapat dilakukan secara

    periodic maupun insedentil.

    Pengukuran kepuasan dapat dilakukan pada 4 aspek, yaitu pada atribut

    jasa layanan kesehatan (kompetensi klinis, empati, kesediaan menjawab keluhan,

    responsive, keselamatan, perawatan, komunikasi, dan lain-lain). Beberapa teknik

    pengukuran adalah teknik rating, pengukuran kesenjangan, dan indeks kepuasan.

    (1) Teknik Rating ( Rating scale )

    a. Teknik pengukuran langsung ( directly reported satisfaction )

    Teknik pengukuran ini yaitu dengan menanyakan pasien atau klien

    tentang kepuasan terhadap atribut, mengukur secara objektif (stimuli jelas,langsung dapat diamati dan dapat diukur) dan subjektif (stimuli intangible,

    melibatkan persepsi). Asumsi dasar teknik ini adalah hasil telaah tentang

    selisih manfaat dengan pengorbanan atau risiko yang diantisipasi, hasilnya

    menunjukkan mutu layanan. Instrumen ini meminta individu menilai

    derajat kesukaan, persetujuan, penilaian, tingkat kepuasan yang dapat

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    44/55

    44

    dinyatakan dalam bentuk skala (bisa ganjil atau genap). Contoh instrument

    sebagai berikut :

    Tabel II.2. : Instrumen Pegukuran Kepuasan Pelanggan SecaraLangsung

    1 2 3 4 5 6* 7Sangat tidak kurang Netral Sedikit puas SangatTidak puas puas puas Puas Puas puas

    Analisis hasil dengan skala dapat ditentukan atas nilai rerata dan

    simpangan bakunya. Dominan bila kurang dari nilai rata-rata (bila skala

    positif, bila skala negative diambil lebih dari nilai rata-ratanya). Teknik ini

    banyak dipakai pada teori kepuasan yang menggunakan stimuli-value

    judgment-reaction.

    Prosedur awal yaitu menentukan skala standar berdasarkan nilai

    skala tengah dari pengukuran dan bisa ditentukan oleh peneliti

    berdasarkan tujuannya. Kemudian nilai rata-rata dihitung, nilai rata-rata

    komposit adalah penjumlahan nilai skala dari individu yang diamati dibagi

    jumlah individu.

    b. Metode ranking sederhana ( simple rating )

    Metode ini klien membuat ranking dari objek yang ditanyakan

    dalam urutan pemilihan. Contoh instrument sebagai berikut :

    Tabel II.3. : Pengukuran Kepuasan Pelanggan Metode RankingMasalah RankingPelayanan DokterPelayanan PerawatPelayanan penunjang lainPelayanan Administrasi

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    45/55

    45

    c. Metode berpasangan ( semantic difference technique )

    Metode ini menyediakan beberapa objek yang harus dinilai,

    kemudian individu disuruh memilih pasangannya. Metode berpasangan

    sering dipakai karena lebih mudah menentukan pilihan antar kedua objek

    pada satu waktu yang bersamaan.

    (2) Pengukuran kesenjangan

    Pasien mempunyai persepsi mengenai kedudukan masing-masing

    atribut. Persepsi tersebut sangat dipengaruhi oleh harapan pasien atas atribut

    tersebut. Pengukuran dilakukan saat pasien pertama mau masuk rumah sakit

    (harapan terhadap atribut) dan saat pasien pulang dari rumah sakit (kenyataan

    yang diterima)

    Oleh karena itu, maka ada 2 hal yang perlu dibandingkan, yaitu

    harapan (E= expectation ) pasien dan kenyataan (A= actual ) yang diterima

    pasien akan layanan kesehatan. Harapan pasien dapat dinyatakan dengan skala

    1 sampai 4 (skala 1=tidak berharap TH, skala 2=kurang berharap KH, skala

    3=berharap H, skala 4=sangat berharap SH), sedangkan skala kenyataan

    yang diterima dinyatakan pula dengan skala yang sama (skala 1=tidak

    sesuai/setuju TS, skala 2=kurang setuju KS, skala 3=setuju S, skala

    4=sangat setuju SS)

    2.2.5. Analisis dan Pengukuran Keluhan atau Kepuasan

    (1) Analisis Hasil Directly Reported Satisfaction

    Jika skala yang digunakan :

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    46/55

    46

    Tabel II.4. : Skala Pengukuran Keluhan dan Kepuasan DirectlyReported Satisfati on

    1 2 3 4 5 6 7Sangat

    TidakPuas

    TidakPuas

    KurangPuas Netral

    SedikitPuas Puas

    SangatPuas

    Nilai tengah dari skala adalah 4 = (1+7)/2 , maka dapat disimpulkan

    jika rata-rata nilai lebih dari 4 maka pasien sudah puas dengan pelayanan

    kesehatan yang di berikan. Misalnya nilai rata-rata 6,3 = 6, artinya pasien puas

    dengan pelayanan kesehatan yang di berikan. Sebaliknya jika nilai rata-rata

    dibawah 4 maka pasien tidak puas dengan pelayanan kesehatan. Misalnya 2,2

    = 2, artinya pasien tidak puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan.

    (2) Analisis Pengukuran Hasil Kesenjangan

    Nilai A( actual ) = E( expectation ) adalah puas atau tidak ada keluhan,

    sedangkan A>E atau A-E=1 atau > 1 adalah sangat puas. Permasalahan

    muncul apabila nilai A>E, tetapi berada di skala kecil. Misalnya : pada rating

    2-1 dan 4-3. Posisi 2-1 ada di daerah kurang berharap dan tidak berharap,

    sedangkan 4-3 ada di daerah sangat berharap dan berharap.

    (3) Analisis Indeks Kepuasan

    Secara garis besar faktor-faktor yang berpengaruh pada kepuasan

    konsumen yaitu :

    a. Product quality , bagaimana konsumen akan merasa puas dengan

    produk barang yang digunakan. Beberapa dimensi yang membentuk

    kualitas produk barang adalah performance, reliability, conformance,

    durability, feature , dan lain-lain.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    47/55

    47

    b. Service quality , bagaimana konsumen akan merasa puas atas jasa yang

    dikonsumsinya. 5 dimensi service quality yaitu reability, assurance,

    tangible, empathy, dan responsiveness. Skala nilai dinyatakan dalam

    1-5, 1 untuk tidak puas dan 5 untuk sangat puas.

    c. Emotional factor , keyakinan dan rasa bangga terhadap produk atau

    jasa yang digunakan.

    d. Price , harga produk atau jasa yang di ukur dari nilai manfaat

    dibandingakan dengan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen.

    Gambar 2.20. : Hubungan Kepuasan Total terhadap Keuntungan

    2.2.6. Strategi Pengelolaan Keluhan atau Kepuasan

    (1) Matriks Posisi

    Adalah matrik 2x2. Masing-masing atribut dihitung meannya, lalu

    dihitung pula nilai Mean Komposit yang akan digunakan sebagai nilai batas.

    Bila nilai atribut harapan diatas nilai Mean Komposit, harapan akan diletakkan

    dalam kuadran yang berada diatas batas Axis grafik, sedangakan nilai atribut

    Mutula anan

    Muturoduk

    Kepuasan total

    Faktoremosi

    HargaBiaya

    trans or

    Loyal Surplus

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    48/55

    48

    Aktual berada diatas nilai Mean Komposit Aktual diletakkan dalam kuadran

    diatas nilai batas sesuai ordinat grafik. Berikut adalah jendela kepuasan

    Pelanggan :

    Pelanggan Menginginkan

    Pelanggan Tidak Menginginkan

    Gambar 2.21. : Jendela Kepuasan Pelanggan

    Area A : Kinerja pelayanan rumah sakit diinginkan oleh pasien tetapi

    pasien tidak memperolehnya, pasien sangat tidak puas

    Strategi : Tingkatkan kinerja pelayanan untuk memenuhi harapan pasien.

    Area B :Kinerja pelayanan rumah sakit diinginkan dan pasien

    mendapatkannya, area ini sangat puas.

    Strategi : Pertahankan kinerja.

    Area C : Kinerja pelayanan rumah sakit tidak diinginkan pasien, tetapi

    pasien memperolehnya. Rumah sakit harus mengetahui alasan

    mengapa pasien tidak mengharapkan.

    Strategi : Berikan prioritas rendah terhadap pelayanan atau

    mempromosikan betapa pentingnya pelayanan tersebut bagi

    pasien.

    ATTENTION BRAVO

    DONT WORRY CUTORCOMMUNICATE

    PelangganMemperoleh

    PelangganTidak

    Memperoleh

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    49/55

    49

    Area D : Pelayanan kesehatan tidak diinginkan oleh pasien dan rumah

    sakit tidak perlu menyediakan.

    Strategi : Pelayanan tersebut dipikirkan untuk ditiadakan.

    Berikut adalah contoh aplikasi pengelolaan keluahan dan kepuasan:

    Tabel II.5. : Hasil Nilai Harapan 10 Pasien terhadap Tenaga Rumah Sakit

    Pasien

    Atribut

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean

    Reability (R1) 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3,3

    Empathy (E) 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3,5Responsiveness(R2)

    3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3,1

    Respek (R3) 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3,5Tangible (T) 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3,2Rerata Mean 3,32

    Tabel II.6. :Hasil Nilai Actual 10 Pasien terhadap Tenaga Rumah Sakit

    Pasien

    Atribut

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mean

    Reability (R1) 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3,0Empathy (E) 3 2 1 4 3 2 3 2 1 2 2,3Responsiveness(R2)

    3 3 2 2 1 2 3 3 4 1 2,4

    Respek (R3) 2 3 4 3 4 3 4 2 1 3 2,9Tangible (T) 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3,7Rerata Mean 2,86

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    50/55

    50

    4

    Mean Harapan= 3,32

    1

    1 Mean Aktual = 2,86 4

    Hasil :

    Posisi Rumah Sakit Berada pada Area C ( Cutor Communicate)

    artinya kinerja pelayanan rumah sakit tidak diinginkan pasien, tetapi

    pasien memperolehnya. Rumah sakit harus mengetahui alasan mengapa

    pasien tidak mengharapkan.

    Strategi : Berikan prioritas rendah terhadap pelayanan atau

    mempromosikan betapa pentingnya pelayanan tersebut bagi pasien.

    (2) Metode USE-PDCA

    Strategi dan taktik penanganan keluhan ditentukan oleh hasil informasi

    oleh data yang telah dikumpulkan dan informasi penyebab keluhan atau faktor

    dominan ketidakpuasan, yaitu konsekuensi dampak pada pertumbuhan atau

    kemampulabaan rumah sakit bila tidak ditangani (USE: Understanding

    Improvement need, State the problems, Evaluate the root of cause ). Kemudian

    dengan berdasarkan kekuatan yang ada kita susun taktik penanganan PDCA

    ( Plan-Do-Check-Action ).

    E = 2,3/3,5

    0,65

    R3 = 2,9/3,5R1 = 3,0/3,30,82 0,9

    R2 = 2,4/3,2

    0.75

    T = 3,7/3,2

    1.15

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    51/55

    51

    Gambar 2.22. : Strategi dan taktik penanganan keluhan dengan Metode USA-PDAC

    Survey(Induksi) Teori

    deduksi

    keluhan(fakta)

    penyelesaian

    akar penye

    bab

    merencanakansolusi

    perbaikan(Plan)

    menyampaikan jasa sesuai

    denganspesifikasi disain

    (Do)

    monitoringkepuasan dan

    keluhan pelanggan

    (Check)

    perbaikandalam kualitas

    kinerja (Action)

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    52/55

    52

    BAB III

    PENUTUP

    3.1.Kesimpulan

    1. Perilaku konsumen fokus pada cara seseorang mengambil keputusan untuk

    menggunakan sumber daya yang dimiliki (waktu, uang, upaya) untuk

    mengonsumsi barang atau jasa terkait

    2. Teori perilaku konsumen menjelaskan keterkaitan tiga komponen dasar

    Attitude Model yaitu komponen kognitif, afektif, dan perilaku tertentu

    3. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli terdiri dari faktor langsung

    dan factor tidak langsung. Diantara faktor langsung yang mempengaruhi

    adalah factor persepsi dan individu. Sedangkan faktor tidak langsung

    adalah faktor social dan budaya.

    4. Loyalitas pelanggan dapat diartikan sebagai sebuah sikap yang menjadi

    dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk atau jasa dari suatu

    perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khusunya yang

    membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi.

    5. Dalam perkembangannya, loyalitas didefinisikan sebagai Advocator

    Loyality, Action Loyality, Conative Loyality , dan Affective Loyality.

    6.

    Membangun hubungan konsumen dengan menggunakan konsep 4R yaitu Relationship, Retention, Referral, Recovery . Proses 4R saling berurutan

    yang mengarah pada tujuan kemampulabaan institusi.

    7. Loyalitas konsumen terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan

    digambarkan dalam tiga bentuk model yaitu The Pyramide Profile, The

    Hourglass, dan The Hexagon.

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    53/55

    53

    8. The Pyramide Profile atau profil piramida banyak dijumpai di pelayanan

    kesehatan dimana tempat produk atau jasa yang disajikan bersifat

    komoditas (pesaing menawarkan jasa yang sama)

    9. Model Hexagon dimana tingkat kedua atau kunjungan ulang memiliki

    ruang lebih besar dari dua tingkat yang lain. Namun kunjungan ulang yang

    tinggi belum tentu menggambarkan adanya loyalitas konsumen, apalagi

    bila tidak ada pilihan layanan lain

    10. Strategi pengelolaan loyalitas dapat dilakukan melalui strategi switching

    barriers dan penanganan keluhan atau voice dengan menggunakan konsep

    efek pareto. Kemudian , dapat melalui penciptaan nilai tambah.

    11. Efek Pareto digunakan sebagai dasar pemikiran bahwa sebagian kecil

    pelanggan memberikan porsi yang besar bagi total penjualan (transaksi).

    12. kepuasan konsumen adalah Tingkat perasaan konsumen setelah

    dibandingkan dengan harapannya

    13. Keluahan adalah satu indikator atau gejala dan tanda adanya

    ketidakpuasan layanan rumah sakit kepada pasien, apakah itu pelayanan

    dokter, perawat atau pelayanan administrasi

    14. Kualitas pelayanan kesehatan terbagi menjadi 3 komponen penting, yaitu:

    Technical Quality, Functional Quality, dan Amenity 15. Dampak dari keluhan terhadap loyalitas adalah Compalin, Voice Response,

    Private Response, Third-Party Response

    16. Kepuasan tidak terkait langsung dengan profitabilitas yang terjadi melalui

    variable antara, yaitu loyalitas

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    54/55

    54

    17. Dalam teori kepuasan pelanggan, ada dua perspektif untuk melihat faktor

    yang memengaruhi seseorang mencari pelayanan kesehatan yaitu, dari

    masyarakat sendiri ( client ) dan dari pemberi pelayanan kesehatan

    ( provider )

    18. Kepuasan pelanggan dapat dikaji dari model kebutuhan, model

    kesenjangan, model persaingan, dan lain-lain.

    19. Model kebutuhan menjelaskan tentang faktor dominan pengaruh

    perspektif pasien ( client ) dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan

    (utilisasi )

    20. Kesenjangan adalah ketidakseimbangan antara harapan dan perlakuan

    yang diterima.

    21. Ada beberapa pertimbangan dalam melakukan penanganan keluhan atau

    ketidakpuasan pasien, antara lain harus mengidentifikasikan karakteristik

    jasa kesehatan, perilaku pasien, pembuat keputusan, apa yang dinilai oleh

    pasien, dan kemampuan yang dimiliki oleh pemberi jasa

    22. Strategi pengelolaan keluhan atau kepuasan dapat dilakukan dengan

    matriks posisi dan dan metode USA-PDCA

  • 8/11/2019 4. Makalah Perrilaku Dan Kepuasan Konsumen

    55/55

    55

    DAFTAR PUSTAKA

    Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran . Jilid 1, Alih

    Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit

    Prenhalindo.

    Aritonang, Lerbin R. (2005). Kepuasan Pelanggan. Pengukuran dan

    Penganalisisan Dengan SPSS . Jakarta.: PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Husain Umar. 2005. Manajemen Riset dan Perilaku Konsumen . Jakarta: PT.

    Gramedia Pusat

    Kaplan, Robert S, Norton, David P, (1996) The Balanced Scorecard,

    Tr amslati ng Strategy into Action , Harvard Business Press, Boston.

    Mulyana, Iman. D.S. Keputusan Pembelian .M One

    Supriyanto dan Ernawaty. 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan .

    Yogyakarta: CV ANDI OFFSET