4. identitas nasional kwn 2015 tuk
DESCRIPTION
identitas nasionalTRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
KewarganegaraanIdentitas Nasional
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MatakuliahCiriUniversitas (MKCU)
MKCU 04 Tukina, S. Pd. M. Si
Abstract KompetensiIdentitas NasionalSangat Penting Bagi Negara Indonesia. Mahasiswa diharapkan disamping memahami perkuliahan juga dapat menerapkan ilmu yang didapatnya
Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, memahami serta arti Penting Identitas Nasional dengan benar dan mampu menerapkannya
1
Bagian Isi
Identitas Nasional
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
1. Mahasiswa mampu mengartikan Identitas Nasional
2. Mahasiswa mampu menjelaskan arti penting Identitas Nasional Bangsa Indonesia
3. Mahasiswa mengerti dan memahami pentingnya Identitas Nasional
4. Mahasiswa dapat menerapkan Identitas Nasional dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
------------------------------------------------------------------
Indonesia adalah negara yang besar dengan 32 Provingsi dan kaya akan berbagai potensi
alamnya. Kekayaan Indonesia tersebut belum dimanfaat secara optimal. Namun dalam
prakteknya kadang diwarnai dengan penyimpangan seperti illegal loging, illegal fishing, buruh
migrant gelap, perdagangan gelap dan berbagai bentuk tindakan illegal lainnya, termasuk
perdagangan manusia, perdagangan gelap, Peredaran narkoba yang marak dan sederetan masalah
lainnya.
Semenjak tahun 1998 situasi dan kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis
ekonomi yang berat. Sebelum krisis ekonomi ditengah-tengah masyarakat mulai terasa dekadensi
moral dihampir semua bidang kehidupan masyarakat Indonesia. Krisis dan kerusakan moral
lama- kelamaan mengkikis sendi-sendi dasar kehidupan bangsa Indonesia secara akut, rasa malu,
suap-menyuap, upeti dan berbagai penyimpangan menjadi biasa dan dapat dengan mudah
ditemukan ditengah-tengah masyarakat.
Bangsa Indonesia setelah tahun 1998 menghadapi berbagai permasalahan yang tidak
mudah bahkan bisa dibilang menghadapi masa-masa sulit, dolar yang tadinya Rp. 2.500 menjadi
hampir Rp. 10.000 bahkan dipuncak krisis menyampai hampir Rp. 16.000. Akibat demikian
2
harga melonjak dratis lebih dari 5 sampai 10 kali lipat. Disisi lain yang menyesakan gaji standar
umum yang berlaku dimasyarakat terutama Kaum buruh tidak meningkat bahkan yang lebih
menyedihkan justru terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dimana-mana sehingga sangat
menyesakan sebagian besar warga masyarakat terutama menengah kebawah dan itu menjalar
samapai ke pedesaan, sampai yang jauh dari Jakarta. Dipedesaan awalnya tidak merasakan
begitu berat karena sumber pertanian dan kehidupan tidak semuanya harus beli beda dengan di
perkotaan dan menengah atas. Himpitan kesulitan untuk bertahan hidup yang sangat sulit
menjadikan krisis semakin parah, hal tersebut terlihat jelas dengan banyaknya kriminalitas,
pembunuhan, penjarahan, pemerkosaan dan masih banyak lainnya yang meletup menjadi
kekerasan dan konflik yang kemudian meluas dihampir seluruh rakyat dan wilayah Indonesia.
Hal yang semakin parah akibat krisis, pemerintah pusat sibuk dengan pusat Jakarta saja
dan kurang memperhatikan daerah yang jauh dari Jakarta. Akibatnya daerah yang semakin jauh
dari Jakarta merasa tidak diperhatikan ditengah kesulitan, sehingga memicu luapan-luapan emosi
yang berakhir pada pemberontakan demi Pemberontakan. Bahasa awal munculnya krisis
terluapkan semua menjadi gerakan bersenjata, untuk memisahkan diri dari Republik Indonesia
maka Gerakan Aceh Merdeka, Gerakan Papua Merdeka menemukan moment untuk bangkit
kembali. Gejola rakyat yang jauh dari Jakarta itu juga terjadi di Pusat Jakarta, tiap hari terjadi
demonstrasi, unjuk rasa yang pada intinya sebagai ungkapan rasa kesulitan hidup yang dirasakan
sebagian rakyat Indonesia.
Krisis berkepanjangan menyebabkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
menjadi terkoyak, terprovokasi dan retak. Hal tersebut menjadikan Bangsa Indonesia mengalami
krisis diberbagai bidang kehidupan semakin akut yang ujung-ujungnya Indonesia berada pada
puncak perpecahan dan diambang kehancuran. Banyak pengamat asing mengatakan dan
menggambarkan bahwa situasi sejak 1998 menjadikan negara Indonesia tertatih-tatih berat dan
diambang kehancuran, kalau salah mengelola saja maka Indonesia bukan tidak mungkin
Indonesia dapat hancur dan tinggal nama.
Situasi dan krisis yang dialami bangsa Indonesia mengakibatkan krisis pula diberbagai
bidang. Dari krisis moral (etika), krisis perilaku, krisis kepribadian, menjadi tanpa orientasi dan
rela berbuat apa saja dan akhirnya menghalalkan segala cara. Maka tidak heran bila dimasa krisis
terjadi teroris ‘pembangkang’ yang meningkat, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
mengemuka dan merebak serta menjadikan semakin rumit situasi di Indonesia. Situasi demikian
3
mengakibatkan banyaknya orang berperilaku yang tidak baik. Ada sebagian orang mengartikan
demokrasi yang berarti kebebasan tanpa batas padahal orang tersebut lupa atau melupakan
bahwa sebenarnya disamping kebebasan sebagai dasar dari demokrasi adalah penegakan hukum
(rule of law). Banyak orang hanya ingin bebas tanpa batas dan kurang menyadari bahwa
disamping kebebasan ada kebebasan orang lain, disamping kebebasan adalah penegakan hukum
dan diantara keduanya tidak bisa dilepaskan. Ironisnya banyak orang melupakan hal tersebut.
Disamping itu tentunya kebebasan perlu dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan dijiwai
dengan nilai-nilai Ketuhanan.
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan krisis ekonomi dan politik serta krisis
moral menjalar keberbagai bidang termasuk krisis budaya. Berbagai krisis tersebut
mengakibatkan masyarakat mengalami kehilangan orientasi (disorientasi), hancur, dan kasar,
beringas, brutal, kering dalam kemiskinan budaya dan juga spiritual. Pergolakan fisik, terorisme,
pembakaran, penjarahan, pemerkosaan dan pembunuhan terjadi dihampir seluruh Indonesia
terutama di Poso, Ambon dan bunuh diri juga terjadi meningkat diberbagai tempat. Peristiwa-
peristiwa seperti itu terjadi merebak dihampir seluruh Indonesia dan disiarkan secara luas oleh
mas media. Semenjak pergolakan tersebut, Indonesia di forum Internasional dan tentunya di
Indonesia sendiri terasa sebagai bangsa yang kehilangan peradaban terjadi kekacauan yang
meluas.
Dalam situasi krisis kehalusan budi, sopan santun dalam sikap perbuatan dan kata-kata,
kerukunan, toleransi, solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya nampak semakin menghilang
sehingga yang ditemui adalah masyarakat yang lupa dan tidak tahu tentang dirinya sendiri,
menjadi masyarakat yang kasar, bengis, kejam, temperamental, tanpa perikemanusiaan, saling
merendahkan dan yang lebih parah lagi krisis nasionalisme seperti tega menjual negaranya
sendiri, tidak peduli dan tanggungjawab pada negara, merongrong nama baik negara dan masa
bodoh. Akibat berikutnya negara Indonesia semakin ke titik nadir kehancuran yang merata
sampai-sampai pengamat asing mengatakan Indonesia akan collapse. Dalam situasi krisis yang
demikian timbulah berbagai krisis persatuan Negara Indonesia, muncul berbagai pemberontakan
di daerah dari Aceh, Ambon dan Papua, termasuk berbagai masalah lainnya di daerah lain yang
seringkali semakin membuat sulit dan sesak bangsa Indonesia. Hal itu semua mengakibatkan
permasalahan perpecahan (disintegrasi bangsa) menjadi semakin kentara dan mengemuka dan
merupakan ujian terberat bagi bangsa Indonesia.
4
Krisis yang melanda Indonesia berlangsung beberapa tahun dari sejak 1998. Masa
perbaikan dari bangsa yang sakit ‘tidak sehat’ menjadi sehat terus diupayakan dan sudah mulai
nampak, bangsa Indonesia yang tadinya sakit krisis dan sebagian ‘hilang kesadarannya’ bahkan
maaf mungkin mengalami ‘kegilaan’ sudah mulai dapat diperbaiki, ekonomi sudah tumbuh,
pengangguran berkurang, kesadaran berbangsa dan bernegara mulai kembali pulih dan berbagai
daerah juga mulai sadar sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan itu sebagai harga mati. Semua itu menunjukan runtutan perjalan bangsa Indonesia yang
panjang dan berliku dan menunjukan bahwa identitas nasional menjadi sangat penting karena
meruapakan lem perekat bagi suatu bangsa termasuk Bangsa Indonesia yang tercinta ini. Hampir
semua negara akan kuat atau lemah ditentukan dan sangat tergantung pada pembentukan
identitas nasional. Identitas nasional adalah pembentukan jatidiri sebagai bangsa Indonesia.
Identitas nasional berkaitan dengan pembentukan karakter sebagai suatu bangsa yaitu Indonesia.
Bila ini gagal maka Indonesia juga akan terkoyak dan mengalami disintegrasi yang parah.
Pengertian dan Makna Identitas Nasional
Identitas berasal dari kata dalam bahasa Ingris identity yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda,
jati diri yang melekat pada orang atau sesuatu yang membedakan dengan yang lainnya. Identitas
menyangkut sifat khas yang menjelaskan sesuai dengan kesadaran diri pribadi, golongan,
kelompok, komunitas, entitas dan atau negara Indonesia sendiri. Nasionalisme merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompokyang lebih besar yang diikat oleh berbagai
kesamaan, fisik, budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan.
Identitas kelompok melahirkan tindakan kelompok yang dberi atribut nasional. Identitas nasional
merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna dan arti yang baru agar tetap relevan dan
fungsional sesuai dengan kondisi aktual yang berkembang dimasyakat. Disini mengandung arti
istilah identitas nasional bukan hal yang mati dan kaku, istilah tersebut mengikuti perkembangan
masyarakat dengan tetap secara konsisten. Menurut Koento Wibisono mengartikan identitas
nasional sebagai manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain
(Wibisono Koento, 2005).
5
Nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat Indonesia bukanlah tetap dan kaku,
melainkan merupakan sesuatu yang terus menerus berkembang mengikuti hasrat kemajuan yang
ada dalam masyarakat. Hal itu mengadung arti dan makna bahwa identitas nasional merupakan
sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baruagar tetap relevan dalam kondisi yang aktual
mengikuti perkembangan masyarakat yang terus menerus berubah dan berkembang.
Arti dan makna berkaitan dengan pertanyaan yang fundamental. Hal tersebut berkaitan
dengan landasan nilai dari identitas nasional atau berkaitan dengan ikatan nilai yang
menyatukan sehingga menjadi identitas nasional. Pertanyaan berikutnya berkaitan apakah bahasa
dan nilai-nilai etnis merupakan sesuatu yang penting?, nilai-nilai apa yang mengikat menjadi
identitas bersama seperti kebangsaan atau nasionalisme. Beberapa hal tersebut menimbulkan
beberapa pertanyaan yang intinya berkaitan dengan makna dari identitas nasional.
Keanggotaan dalam suatu negara merupakan hal mendasar dan universal dalam negara
modern. Hal seperti diatas bila tidak dapat diselesaikan dengan baik akan memunculkan
kekerasan dan kekacauan (chaos). Kekerasan, konflik dan separatisme merupakan bukti tidak
terjawabnya pertanyaan mendasar dari apa atau makna apa dari identitas nasional bangsa
Indonesia.
Identitas berkaitan dengan keterikatan warganegara dengan tanah air (ibu pertiwi), yang
wujudnya berupa identitas atau jatidiri sebagai bangsa Indonesia dengan kharakteristik tertentu
yang berbeda-beda dan sekaligus membedakan dengan bangsa-bangsa lain yang sangat berkaitan
dengan kebangsaan (nasionalisme). Rakyat yang menjadi warganegara adalah terikat bukan
hanya pada status sosial tertentu tetapi juga mencakup keterikatan pada strukur sosial tertentu.
Dalam identitas nasional yang erat semua berpikir dan merasakan bahwa mereka terikat menjadi
satu kesatuan yang utuh. Untuk berbicara bangsa (nasionalisme) ikatan kita juga bukan hanya
masa sekarang, tetapi juga masa depan dan tentunya juga masa yang telah lampau. Hal demikian
dapat dipahami dan dimengerti karena bangsa tidak serta merta lahir dan hadir, bangsa sendiri
ada dan kebedaannya merupakan proses yang terjadi dimasa lampau, berlanjut dimasa sekarang
dan tentunya juga berkaitan dengan masa depan.
Bangsa dan kemudian menjadi negara Indonesia, sejak awal berdirinya sudah diikat
dengan semboyan yang bagus, kita berbeda-beda tetapi tetap satu (unity in diversity) dan sudah
sejak negara Indonesia berdiri sudah berslogan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap
satu. Istilah tersebut menandakan bahwa bangsa Indonesia sejak awal pembentukannya
6
mementingkan solidaritas dan kebersamaan seabagai suatu bangsa walau didalamnya dipenuhi
perbedaan. Hal tersbut juga menunjukan adanya kesantunan dalam masyarakat Indonesia.
Perbedaan yang ada dalam masyarakat indonesia adalah merupakan mosaid yang indah,
perbedaan adalah rahma, perbedaan perlu disadari dan dimengerti serta dihormati. Unsur
Perbedaan dalam Bhineka Tunggal Ika mensyiratkan sebagai hal yang menyatukan bangsa
Indonesia dan bukannya sebagai pemecah belah bangsa Indonesia, hal seperti itu perlu disadari
dan dimengerti oleh warga bangsa yang bernama Indonesia.
Menurut Geertz kesantunan meliputi pembawaan yang ramah, sikap hormat dan santun.
Hal tersebut akan selaras dengan demokrasi yang dilandasi tertib hukum, kepedulian terhadap
sesama, kesejahteraan umum dan keseimbangan antara hak pribadi, golongan dan kepentingan
umum.Bila itu tercapai maka identitas nasional akan lengkap dan menyeluruh demokrasipun
tidak bertentangan dengan identitas nasional karena demokrasi juga berkaitan dengan tertib
hukum tentunya patuh juga terhadap hukum. Sehingga tidak benar bila demokrasi berarti
kebebasan tanpa batas. Demokrasi adalah kebebabasan yang berdasarkan kepatuhan pada hukum
sehingga tertib sosial dapat tercapai dan identitas nasional semakin kuat. Jadi bukanlah
sebaliknya dengan demokrasi mengakiatkan identitas nasional terkoyak dan tercabik-cabik.
Parameter Identitas Nasional
Parameter menyangkut ukuran atau patokan yang dapat digunakan sebagai patokan yang
membedakan dengan yang lainnya dan merupakan ciri khas. Unsur unsur yang menjadi tolak
ukur atau parameter identitas nasional dapat dilihat dari; pola perilaku, lambang-lambang, alat
perlengkapan dan tujuan yangdapat dicapai. Identitas nasional menggambarkan pola perilaku
yang terwujud melalui aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Identitas seperti ini
nampak dari tata kelakuan, kebiasaan, ramah tamah, hormat dan santun pada orang yang sudah
tua, gotong royong serta masih banyak lainnya. Hal demikian merupakan identitas nasional yang
bersumber pada adat istiadat dan tata kelakuan.
Lambang-lambang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolik menunjukan tujuan
dan fungsi dari negara. Lambang-lambang negara ini biasanya diatur dalam Undang-undang
seperti Garuda Pancasila, Bendera, Bahasa, dan lagu kebangsaan. Lambang-lambang negar
7
tersebut membedakan negara satu dengan negara yang lainnya dan setiap atau masing-masing
negara tidak sama karena memilik arti dan makna sendiri-sndiri.
Adat-istiadat dan perlengkapan yang diperggunakan untuk mencapai tujuan, seperti
bangunan, teknologi, dan peralatan manusia. Identitas berupa bangunan dapat dilihat misalnya
Candi Borobudur, candi prambanan, pura dan masih banyak lainnya, yang berupa peralatan
manusia seperti pakaian adat, cara bercocok tanam, tradisi dan lain sebagainya dan yang berupa
teknologi seperti pesawat terbang, kapal tempur, mobil, alat berat dan masih banyak lainnya.
Identitas nasional berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Tujuan yang
ingin dicapai suatu bangsa merupakan ciri khas bangsa itu sendiri yang membedakan dengan
bangsa lainnya.Identitas nasional yang berasal dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap
seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu seperti bulu tangkis, senam, renang dan
lain sebagainya. Untuk bulu tangkis biasanya Indonesia dan untuk senam misalnya Rusia. Dari
gambaran seperti itu maka setiap negara bangsa memiliki hal tertentu yang membedakan dengan
yang lainnya dan itu berlaku dihampir semua negara memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Negara Indonesia identitas nasionalnya bukan hanya menyangkut adat istiadat dan tata
kelakuan tetapi lebih dari itu karena Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk (plural).
Kemajemukan masyarakat Indonesia tersebut merupakan unsur-unsur pembentuk dari Identitas
nasional Indonesia dan itu melekat dalam masyarakat Indonesia. Kemajemukan membawa
konsekuensi perbedaan tetapi juga diikat oleh berbagai persamaan yang mengikat dan menjadi
Indonesia yang unik. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional bisa berupa:
1. Suku Bangsa adalah golongan sosial yang secara khusus dan bersifat askriptif yang sama
coraknya dengan dolongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa. Ada suku
bangsa Jawa, Batak, Minang, dan lain sebaginya. Suku bangsa yang banyak tersebut ada
yang dominan dan mayoritas da nada pula mereduk dan mulai ditinggalkan. Hal
demikian terjadi karena derasnya pengaruh asing yang terkadang menjadi orang, suku
bangsa lebih tertarik pada hal-hal yang berada diluar. Melihat keluar terkadang dianggab
sebagai lebih baik daripada apa yang dimiliki, apalagi dijaman social media dewasa ini.
Keadaan seperti itu perlu disadari dan diupayakan agar tidak hilang demi masa depan
bangsa Indonesia sendiri, yang kaya akan suku bangsa, beragam, unik dan menarik
seperti mozaik yang sangat indah.
8
2. Agama; bangsa Indonesia adalah percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia
bukan negara komunis. Di Indonesia tumbuh dan berkembang ajaran agama: Islam,
Kristen, Katolit, Hindu, Budha dan khon Huchu. Untuk yang terakhir itu baru diakui
semenjak Presiden Abdurrahman Wahid. Pada Jaman Soeharto ada Agama dan ada
kepercayaan Pada Tuhan Yang Mahaesa. Kita tidak bisa menutup kemungkinkan bahwa
pada kenyataannya ada agama dari langit da nada agama dari Bumi (ardhi dan samawi).
Bila kita perhatikan tanah Indonesia yang luas, dipelosok-pelosok Indonesia masih
banyak agama dan kepercayaan yang dianut masyarakat daerah setempat. Hal demikian
merupakan fakta social, yang menunjukan bahwa masyarakat Indonesia disamping ada
Agama yang dianut secara umum namun juga berkembang ditengah-tengah masyarakat
kepercayaan dan keyakinan lain. Hal demikian perlu disikapi secara arif dan bijaksana
tidak boleh emosional. Agama terkait erat dengan pribadi seseorang, dalam memandang
kehidupan ini.
3. Kebudayaan; kebudayaan di Indonesia sangat beragam. Keberagaman kebudyaan
Indonesia adalah menunjukan ke-Iindonesia-an Indonesia dan itu yang membedakan
dengan yang lain. Kebudayaan juga tercermin dalam pola pikir, pola tindak dan peralatan
serta seni. Semua itu menunjukan kebudayaan Indonesia. Kekayaan budaya Indonesia
merupakan bukti nyata bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya tenatang
kebudayaan. Manusia adalah makluk yang berbudaya, manusia melahirkan budaya dan
budaya tercipta karena ada manusia. Oleh karena itu, selama masih ada manusia maka
budaya akan terus ada. Semua kehidupab manusia dilingkupi oleh budaya. Manusia
hidup berbudaya dan dengan budaya yang tinggi maka sampai pada peradaban. Jadi
manusia dengan budaya akan berupaya memiliki budaya yang tinggi karena itu bearti
kebudayaan. Kebudayaan sendiri melingkupi semua aspek kehidupan manusia dimuka
bumi.
4. Bahasa; merpakan pendukung identitas nasional. Bahasa merupakan hal yang penting
sebagai dasar utama berhubungannya antara orang satu dengan yang lain. Bahasa
merupakan dasar utama dan awal ketika seseorang berhubungan dengan orang lain.
Disitulah arti bahasa yang sangat menentukan dalam Identitas nasional. Bahasa juga
sebagai awal dari berkomunikasi. Dengan berbahasa yang baik dan benar maka orang
dapat berkomunikasi dengan baik dan sebaliknya. Dengan demikian kekayaan bahasa
9
telah menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang arif bukan hanya dalam
berbudaya tetapi juga dalam tutur dan perbuatannya. Bahasa menjadi orang yang
mendekati sempurna dan menjadi halus budi bahasanya dan pada akhirnya sikap dan
perilakunya.
-----------------------
Refernsi:
1. Srijanti, dkk, Etk Kewarganegaraan, UMB 2007
2. Martini dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, MKU FIS UNJ 2010
10