34.klasifikasi dosa

3
KLASIFIKASI DOSA Oleh : Achmad Hanif, S.Ag. A. KETERKAITANNYA DENGAN PIHAK LAIN Jika dilihat dari keterkaitannya dengan pihak lain, maka dosa terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Dosa yang berkaitan dengan hak-hak manusia (Hak Adami) Bentuk dosa yang berkaitan dengan hak-hak manusia permasalahannya agak rumit. Hal ini disebabkan dosa seperti ini tidak akan bebas (diampuni), selama orang yang terkait belum memaafkan dan menghalalkannya. 2. Dosa yang berkaitan langsung dengan Allah Allah Maha Suci untuk didurhakai. Pengampunan dari segala dosa yang berkaitan dengan Allah Rabbul ‘Alamin lebih dekat dan lebih dapat diharapkan, kecuali dosa menyekutukan-Nya (dosa syirik). Sebab, dosa tersebut tidak akan diampuni-Nya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” #QS. An-Nisaa (4) : 48# “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” #QS. An-Nisaa (4) : 116# Berkaitan dengan dua bentuk dosa di atas, Rasulullah SAW, bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin, ‘Aisyah r.a. yang artinya : “Mahkamah peradilan Allah itu ada tiga : Pertama, peradilan yang Allah tidak memperdulikannya. Kedua, peradilan dimana Allah tidak meninggalkan urusan sekecil apapun. Ketiga, peradilan dimana Allah tidak memberikan ampunan di dalamnya. Adapun peradilan yang tidak ada ampunan di dalamnya adalah

Upload: kuakalibawang

Post on 11-Feb-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KLASIFIKASI DOSA Oleh : Achmad Hanif, S.Ag.

A. KETERKAITANNYA DENGAN PIHAK LAIN

Jika dilihat dari keterkaitannya dengan pihak lain, maka dosa terbagi menjadi dua

bagian, yaitu :

1. Dosa yang berkaitan dengan hak-hak manusia (Hak Adami)

Bentuk dosa yang berkaitan dengan hak-hak manusia permasalahannya agak

rumit. Hal ini disebabkan dosa seperti ini tidak akan bebas (diampuni), selama orang

yang terkait belum memaafkan dan menghalalkannya.

2. Dosa yang berkaitan langsung dengan Allah

Allah Maha Suci untuk didurhakai. Pengampunan dari segala dosa yang

berkaitan dengan Allah Rabbul ‘Alamin lebih dekat dan lebih dapat diharapkan,

kecuali dosa menyekutukan-Nya (dosa syirik). Sebab, dosa tersebut tidak akan

diampuni-Nya. Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” #QS. An-Nisaa (4) : 48#

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” #QS. An-Nisaa (4) : 116# Berkaitan dengan dua bentuk dosa di atas, Rasulullah SAW, bersabda dalam

sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin, ‘Aisyah r.a. yang artinya :

“Mahkamah peradilan Allah itu ada tiga : Pertama, peradilan yang Allah tidak

memperdulikannya. Kedua, peradilan dimana Allah tidak meninggalkan urusan

sekecil apapun. Ketiga, peradilan dimana Allah tidak memberikan ampunan di

dalamnya. Adapun peradilan yang tidak ada ampunan di dalamnya adalah

kemusyrikan. Allah SWT berfirman, ‘…Sesungguhnya orang yang mempersekutukan

(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya surga,…’(QS.Al-

Maidah (5) : 72). Adapun peradilan yang Allah tidak memperdulikannya adalah

peradilan hamba yang mendholimi dirinya sendiri, dan dosanya terkait antara dia

dengan Allah SWT, maka Allah akan mengampuninya dan Insya Allah dianggap tidak

ada. Adapun peradilan yang Allah SWT tidak meninggalkan urusan sekecil apapun

(teliti) adalah kedholiman yang terjadi antara hamba dengan yang lainnya, maka

qishash pasti terjadi.” #HR. Imam Ahmad#

B. BESAR DAN KECILNYA DOSA

Jika dilihat dari ukuran besar dan kecilnya dosa, maka dosa terbagi menjadi bagian,

yaitu : Kabaair (dosa-dosa besar), dan Shagir (dosa-dosa kecil). Perbedaan pendapat

tentang dosa-dosa besar (kabaair) ini sangat banyak, dan hadits yang membahasnya pun

jumlahnya berbeda-beda. Setidaknya, ada empat hadits shahih yang membahas dosa-dosa

besar tersebut.

Pertama, Hadits yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra. Yang artinya :

“Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, ‘Jauhilah tujuh dosa yang menghancurkan.’ Para shahabat bertanya : ’Ya Rasulullah, apa saja yang dimaksud dengan tujuh dosa tersebut?’ Rasulullah menjawab : ’Memperskutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah tanpa hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan juang ketika perang dalam keadaan sengit, dan menuduh berzina terhadap wanita-wanita mukmin yang baik.” #HR. Bukhari#

Kedua, Hadits yang disampaikan oleh Ibnu Mas’ud ra. Yang artinya :

“Sesungguhnya Rasulullah SAW telah ditanya ; ‘Apakah yang dimaksud dengan dosa besar itu?’ maka Rasulullah bersabda : ’Kamu menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah, padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu. Kemudian Rasulullah ditanya lagi : ’Apa lagi?’ Rasulullah menjawab : ‘Kamu membunuh anakmu karena takut makan bersamamu.’ Kemudian ditanya lagi : ‘Apa lagi?’ Rasulullah menjawab : ‘Kamu melakukan zina dengan istri tetanggamu.” #HR.Bukhari# Ketiga, Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar? Dia adalah perkataan yang keji.” Dalam riwayat lain, “Menjadi saksi atas perbuatan keji.” #HR. Bukhari# Keempat, Anas bin Malik berkata, bahwa :

“Rasulullah SAW menyebutkan dosa-dosa besar atau Beliau ditanya tentang dosa-dosa besar, maka Beliau bersabda : ‘Dosa-dosa besar itu adalah menyekutukan Allah, bunuh diri dan durhaka kepada orang tua.’ Lalu Beliau bertanya, ‘Maukah kalian kuberitahu tentang dosa terbesar? Yaitu Perbuatan dusta atau sumpah palsu.”

Mengenai dosa kabaair, para ulama berbeda pendapat, dan mereka mempunyai banyak

pendapat tentang hal tersebut. Hadits-hadits Rasulullah tentang kabaair tidak bisa dihitung

karena banyaknya. Mungkin, syari’at tidak menjelaskan dengan gamblang dan jelas

dengan tujuan agar manusia sangat berhati-hati dengan urusan dosa.

Adapun karena Shaghaair (dosa-dosa kecil) jumlahnya sangat banyak, maka sulit

untuk bisa dideteksi dan ditentukan. Akan tetapi, setiap oranag yang beriman hendaklah

mengetahui dengan baik bahwa dosa-dosa kecil itu kelak akan menjadi besar karena

beberapa sebab, sebagai berikut :

1. Dilakukan secara terus menerus.

2. Menganggap enteng dosa kecil.

3. Merasa senang (bangga) setelah melakukannya, dan mencari sanjungan atas dosa

tersebut.

4. Menganggap ringan, karena mudah mendapat ampunan Allah SWT.

5. Membeberkan perbuatan dosa tersebut dihadapan orang banyak.

6. Pelakunya adalah orang berilmu yang seharusnya menjadi panutan orang banyak.

----oooOOOooo----