makalah pai bsi dosa - dosa besar

23
MAKALAH DOSA-DOSA BESAR DAN CARA MENGHINDARINYA. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kulisah Pendidikan Agama Islam. KELOMPOK 4 Riduan Ali 12116573 Aris Hermawan 18110986 Triono 12116731 Yusuf Siswanto 12114552 Chandra octaviana 12113078 Aza Azkiyazah 12115596 Zulhulaifah 12114292 Jurusan Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Jakarta 2010

Upload: aris-hermawan

Post on 04-Jan-2016

1.275 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Dosa-Dosa Besar Pendidikan Agama Islam BSI

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

MAKALAH

DOSA-DOSA BESAR

DAN CARA MENGHINDARINYA.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kulisah Pendidikan Agama Islam.

KELOMPOK 4

Riduan Ali 12116573

Aris Hermawan 18110986

Triono 12116731

Yusuf Siswanto 12114552

Chandra octaviana 12113078

Aza Azkiyazah 12115596

Zulhulaifah 12114292

Jurusan Manajemen Informatika

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika

Jakarta

2010

Page 2: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan

karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Pendidikan Agama Islam, dengan judul “Dosa-Dosa Besar dan Cara

Menghindarinya”.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan. Namun,

berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat

terselesaikan dengan cukup baik. Oleh karena itu, sudah seharusnya kami

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk. Syukron Ma’mun, M. A. Sebagai Dosen Mata Kuliah Pendidikan

Agama Islam yang telah banyak membimbing kami.

2. Orang Tua dan keluarga kami yang banyak memberikan motivasi dan

dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.

3. Mahasiswa BSI kelas 12.2G.12 yang telah memberi semangat dan bantuan.

serta semua pihak yang membantu dan tidak dapat kami sebutkan satu per

satu. Terima kasih atas semuanya.

Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif.

Akhir kata penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Jakarta, 10 Mei 2012

Tim Penyusun

Page 3: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

1. BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1. Latar belakang ................................................................................ 1

1.2. Maksud dan tujuan ......................................................................... 2

1.3. Metode penelitian ........................................................................... 2

1.4. Ruanglingkup ................................................................................. 2

2. BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

2.1. Pengertian Dosa besar .................................................................... 3

2.2. Macam-macam dosa besar .............................................................. 4

2.3. Cara menghidari perbuatan dosa besar ............................................. 17

3. BAB III PENUTUP ............................................................................................ 18

3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 18

3.2. Saran dan kritik ............................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20

Page 4: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap kebaikan memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Demikian juga

halnya dengan kejahatan dan dosa. Kebaikan apa saja yang mempunyai manfaat

besar, maka pahalanya di sisi Allah akan besar juga. Sedangkan kebaikan yang

manfaatnya lebih rendah, maka pahalanya pun seimbang dengan kebaikan tersebut.

Sebaliknya, setiap kejahatan yang mudharatnya lebih besar, maka ia disebut sebagai

dosa-dosa besar yang membinasakan dan siksanya pun sangat berat. Adapun

kejahatan yang mudharatnya lebih rendah dari itu, maka ia tergolong kepada dosa-

dosa kecil yang dapat terhapus dengan jalan menjauhi dosa-dosa besar.

Tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam hari ini adalah umat yang jaraknya

paling jauh dari Nabi, dan telah diketahui bahwa kondisi sekarang secara umum

benar-benar telah jauh dari tuntunan yang dibawa oleh Rasulullah. Secara kualitas

maupun kuantitas tidak didapatkan pelanggaran dan dosa yang dilakukan oleh

manusia di sepanjang masa yang lebih parang dari zaman ini, bahkan dosa-dosa

besar sudah menjadi aktivitas rutin sehari-hari. Ini dikarenakan yang berbuat dosa

besar tidak mengerti hukum dan akibatnya, dan ada pula yang telah mengerti namun

meremehkannya, padahal jelas bahwa semua dosa besar merupakan penyebab siksa

dan ancaman di akhirat yang tidak seorangpun mengetahui kedahsyatannya kecuali

Allah SWT. Oleh karena itu harus adanya penerangan atau pengetahuan mengenai

dosa-dosa besar yang harus dihindari karena madharatnya yang begitu besar

Page 5: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

2

danupaya tidak terjerumus dalam murka Allah dan laknat-Nya yang mengerikan,

naudzu billah himindzalik.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan Pembuatan makalah ini adalah :

Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Agama Islam.

Dapat mengetahui dampak dari dosa besar, dan berusaha untuk

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,

Sebagai Referensi Pembelajaran tentang Dosa-dosa Besar.

1.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Studi Pustaka, yaitu mencari referensi

dan materi pada buku dan Al-Qur’an. Tidak hanya itu kami juga mencari bahan dan

sumber-sumber dari media massa elektronik yaitu internet.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian disajikan meliputi pengertian, dampak dan cara

menghindari dosa-dosa besar dipaparkan secara jelas dan sederhana dan dapat

dipertanggung jawabkan karna dengan landasan Al-Qur’an dan Hadist yang Shahih.

Page 6: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dosa Besar

Kata dosa berasal dari bahasa sansekerta, yang dalam bahasa Arabnya di

sebut az-zanbu, al-ismu, atau al-jurmu. Menurut istilah utama ulama fukaha, dosa

adalah akibat tidak melaksankan perintah Allah SWT yang hukumnya wajib dan

mengerjakan larangan Allah yang hukumnya haram.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa [4]:3 :”menjauhi dosa-dosa besar yang

telah dilarang bagimu untuk mengerjakannya, maka Kami hapuskan dosa-dosamu

yang kecil dan Kami masukkan kamu kedalam tempat yang mulia (Surga)”.

Dari ayat di atas, jelas terdapat dua macam dosa, yakni dosa besar dan dosa

kecil. Jelas pula bahwa Allah SWT berjanji bahwa jika seorang hamba menjauhkan

diri dari dosa-dosa besar, maka Allah SWT memaafkan kesalahan/dosa kecil yang

pernah dilakukannya. Haruslah kita ingat bahwa terdapat prasyarat untuk

terpenuhinya (janji Allah SWT itu) yakni, semua yang fardlu (wajib) seperti halnya

shalat, zakat, dan puasa, harus tetap dikerjakan dengan tertib dan teratur, sambil terus

berusaha menjauhi dosa-dosa besar, sebab meninggalkan yang fardlu itupun

tergolong melakukan dosa besar. Jadi, jika seorang hamba melaksanakan semua yang

diwajibkan (fardlu) dan meninggalkan perbuatan dosa besar maka Allah SWT akan

memaafkan dosa-dosa kecilnya.

Ulama fukaha sepakat bahwa dosa besar adalah dosa yang pelakunya di

ancam dengan hukuman dunia, azab di akhirat dan di laknat oleh Allah SWT dan

rasulullah SAW. Contoh dosa yang diancam dengan hukuman dunia, seperti

Page 7: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

4

mencuri, korupsi, merampok dan membunuh. Contoh dosa yang diancam dengan

siksa diakhirat, seperti kemunafikan, kekafiran dan lalai menjalankan sholat.

Menurut para ulama, dosa besar adalah dosa yang akibat buruknya atau

kerusakan yang ditimbulkannya cukup besar, selain merugikan orang lain dan

merugikan diri sendiri. Perilaku dosa besar juga tidak akan disenangi oleh

masyarakat dan akan mengalami ketidak tenangan jiwa.

2.2. Macam-macam Dosa Besar

Sebagai Muslim, lazim untuk meneliti apa saja yang termasuk dosa-dosa

besar supaya bisa untuk menjauhinya. Disebutkan dalam Shahih Muslim dengan

Syarah an-Nawawi jilid II halaman 86, seorang ulama ahli tafsir Imam Abul Hasan

al-Wahidiy dan lainnya mengatakan : "Menurut pendapat yang shahih ; batasan dosa

besar itu tidak diketahui secara pasti. Bahkan di dalam syari’at ada beberapa jenis

perbuatan maksiat yang dijelaskan sebagai dosa-dosa besar, dan ada juga beberapa

jenis perbuatan maksiat yang dijelaskan sebagai dosa-dosa kecil, dan ada beberapa

jenis perbuatan maksiat lainnya tanpa ada penjelasan. Artinya, ini mencakup dosa-

dosa besar maupun dosa-dosa kecil. Hikmah dari tidak adanya penjelasan tersebut

ialah, supaya seseorang tetap menahan diri jangan sampai melakukan semuanya,

karena dikhawatirkan jangan-jangan hal itu termasuk dosa-dosa besar. " Para Ulama

berbeda pendapat untuk menentukannya. Ada yang berpendapat bahwa dosa-dosa

besar itu ada tujuh, berdasarkan sabda nabi yang diriayatkan oleh Al-bukhari

(2766.5764). muslim (89), Abu awanah (1/54) dan an-Nasa’i (6/257) dari Abu

Hurairah.

Page 8: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

5

Hadits Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad SAW. dimana beliau

bersabda: “Jauhilah tujuh macam dosa yang membinasakan.”Para sahabat

bertanya: ”Wahai Rasulullah, apakah ketujuh macam dosa itu?” Beliau menjawab:

“Mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa (manusia) yang diharamkan oleh

Allah kecuali dengan hak, makan riba, makan harta anak yatim, lari pada saat

pertempuran (dalam jihad) dan menuduh (berbuat zina) kepada wanita-wanita yang

selalu menjaga diri, mukminat dan tidak pernah berfikir (untuk berzina).”

A. Syirik.

Menyekutukan Allah yaitu menyamakan dan mensejajarkan selain Allah

dengan Allah dalam segala hal yang menjadi kekhususan bagi-Nya Yang Maha Suci,

Maha Tunggal, Tempat Bergantung Segala Makhluk, dan Yang Maha Esa.

Menyekutukan Allah SWT merupakan dosa yang paling besar. Bahkan Allah

SWT tidak akan mengampuni dosa musyrik yang terbawa mati. Dalam QS An-Nisa

[4]: 48 Allah SWT berfirman:

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-

Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat

dosa yang besar.

Ar-Raghib al-Ashfahani menyatakan bahwa kemusyrikan terdiri dari dua

bentuk, yaitu:

Page 9: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

6

1. Syirik besar, yaitu menetapkan adanya sekutu bagi Allah SWT. Inilah bentuk

dosa yang paling besar.

2. Syirik kecil, yaitu memperhatikan selain Allah di samping memperhatikan-

Nya juga dalam beberapa urusan. Itulah ria dan nifaq. (Al-Ashfahani, hlm.

266)

Adanya kemusyrikan dalam kategori musyrik kecil bukan karena beban

dosanya yang rendah, tetapi kemusyrikan ini merupakan bentuk kemusyrikan yang

seringkali terabaikan atau tidak terasa dalam perwujudannya. Tentang kemusyrikan

ini, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan

menimpa kalian adalah musyrik yang paling kecil, yakni ria.” (Muttafaq ‘Alaih)

B. Sihir

Artinya: “Akan tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir pada

manusia” (QS. Al- Baqarah [2]:102).

Dalam mengajarkan sihir kepada manusia setan tidak mempunyai maksud

kecuali agar ia menjadi musyrik.

Sihir mengakibatkan penyesatan aqidah, baik dari sisi penyebabnya maupun

dari sisi perolehannya. Para ulama telah bersepakat atas pengharaman sihir,

pembelajaran dan pengajarannya. Bahkan Imam Malik, Imam Ahmad, dan

sekelompok para sahabat dan para tabiin berpendapat bahwa saling berbagi sihir

termasuk bagian kekufuran yang pelakunya harus mendapat hukum eksekusi

(dibunuh) dari hadist yang diriwayatkan oleh at-tirmidzi (485). Demikian juga upaya

Page 10: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

7

mempelajari dan mengajarkan sihir kepada orang lain, karena hal itu termasuk

wasilah yang akan menjadi jalan terwujudnya sihir tersebut.

Abdullah bin mas’ud meriwayatkan, “sesungguhnya Ruqa, Tamaim. Dan tiwalah

itu termasuk syirik”.

Tamaim adalah sesuatu yang dikalungkan oleh orang-orang jahil pada leher

mereka. Mereka menyangka benda itu dapat menangkal ‘ain.

Tiwalah adalah salah satu jenis sihir yang mengguna-gunai orang dan bermaksud

agar mencintainya.

C. Membunuh (Manusia).

Membunuh ada dua macam yaitu membunuh terhadap dirinya sendiri (bunuh

diri) dan membunuh terhadap orang lain. Kedua-duanya termasuk dosa besar.

Membunuh diri sendiri yang menjadi sasaran adalah dirinya sendiri seperti gantung

diri, minum obat nyamuk, terjun ke jurang dan dengan cara apapun hukumnya adalah

haram dan dosa besar. Firman Allah SWT dalam surat Annisa ayat 29: artinya: “Dan

janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu”. (Q.S. An Nisa (4) : 29).

Sedangkan membunuh orang lain yaitu membunuh dan sasarannya adalah

orang lain misalnya faktor dendam, faktor persaingan dalam usaha dan lain

sebagainya. Yang jelas bunuh membunuh adalah dilarang oleh Allah SWT .

Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Annisa (4): 93 :

Page 11: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

8

Artinya: “ Dan barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja,

maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan allah murka

kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baguinya”.

D. Memakan Riba.

Ada 4 macam riba.

1. Riba fadhl, yaitu tukar-menukar dua barang yang sejenis yang timbangan

atau takarannya tidak sama.

2. Riba Qardl, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan

bagi yang meminjamkan.

3. Riba Yad, yaitu jual beli yang tidak secara tunai karena adanya

penangguhan pembayaran. Dalam hal ini penjual menetapkan harga yang

berbeda antara harga yang tunai dan yang kredit. Perbedaan inilah yang

disebut riba. Beda halnya jika memang si penjual ingin melakukan

penjualan hanya dengan kredit maka tidak ada perbedaan harga.

4. Riba Nasi’ah, yaitu tukar menukar dua barang yang sejenis maupun tidak

sejenis yang pembayarannya diisyaratkan lebih, dengan diakhiri dan

dilambatkan oleh yang meminjamkan.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat

keberuntungan.” (ali’ Imran :130)

Page 12: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

9

Memakan harta riba termasuk kezaliman kepada orang lain. Orang yang

memakan harta riba pada dasarnya telah memerangi Allah dan Rasul-Nya, dan ia

lebih pantas untuk mendapat siksa yang abadi di neraka. Bagaimana tidak demikian,

ketika orang lain berada dalam kesulitan, kefakiran, pailit dalam ekonomi, padahal

dalam kondisi apapun seseorang didorong untuk mengeluarkan shadaqah, sementara

pemakan riba demikian asyiknya mempermainkan kemelaratan orang lain dengan

menambah beban pembayaran utang berlipat ganda dan dalam tempo yang terus-

menerus.

Pada hakikatnya, riba itu dapat menghanguskan harta kekayaan,

menghilangkan nilai-nilai keberkahan, dan mencabut rasa kasih sayang dari pribadi

para pelakunya. Dengan demikian, dalam riwayat lain, Rasulullah Saw melaknat

praktik riba dengan berbagai faktor pendorong dan pelakunya, baik yang memakan

harta riba, yang menjadi penulis dalam transaksinya maupun yang menjadi saksi

dalam proses transaksi riba tersebut.

E. Memakan Harta Anak Yatim.

Ketika seorang anak menjadi yatim, karena ditinggal mati oleh orangtuanya,

Islam menganjurkan agar kaum muslimin, terutama kaum kerabatnya, dapat menjaga

dan mengurus harta mereka yang diperolehnya melalui proses pewarisan.

Pengurusan harta anak yatim ini terus berlangsung sampai usia anak ini menjadi

dewasa sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah

(dewasa). Kemudian jika menurut pendapat mereka telah cerdas (pandai

memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan

Page 13: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

10

janganlah kamu memakan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan

(janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanja¬kannya) sebelum mereka dewasa.

Siapa saja (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari

memakan harta anak yatim) dan siapa saja yang miskin, maka bolehlah ia memakan

harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada

mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi

mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu). (QS An-Nisa

[4]: 6)

Tatkala seorang pengurus, tidak mampu menjaga dirinya dari memakan harta

anak yatim, maka Allah SWT mengancam mereka dengan ancaman yang sangat

besar sesuai dengan QS An-Nisa [4]: 10.

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim

secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka

akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”

F. Menuduh Wanita Berbuat Zina.

Menuduh berzina kepada wanita yang menjaga kehormatan dan wanita itu adalah

orang yang terjaga keimanannya yaitu menuduh berzina wanita yang baik-baik, yang

lurus, yang telah berkeluarga, yang berstatus merdeka, dan yang beriman. Predikat-

predikat tersebut tercakup dalam pengertian sifat terhormat. Dan pada hakekatnya,

Page 14: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

11

seorang wanita itu terhormat karena Islam, ia menjaga kesucian, menikah, dan

berstatus merdeka.

Dalam surat an-Nur (24) : 23 Allah berfiman:

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik,

yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat,

dan bagi mereka azab yang besar”.

G. Berpaling dari Perang.

Yaitu seseorang yang melarikan diri ketika kaum muslimin sedang memerangi

orang-orang kafir. Perbuatan ini termasuk dosa besar, termasuk tujuh perbuatan yang

akan membinasakan karena menimbulkan dua bahaya:

1. Akan menghancurkan semangat kaum muslimin

2. Orang-orang kafir semakin berani menekan kaum muslimin

Ketika kaum muslimin sudah mulai terdesak, maka orang-orang kafir akan

semakin berani memerang kaum muslimin.

Barangsiapa yang lari dari medan perang karena dua sebab ini, yaitu untuk

bergabung dengan batalyon lain. Contohnya ketika ada batalyon lain yang sedang

dikepung oleh musuh dan akan sangat berbahaya jika mereka dikuasai oleh musuh.

Maka ia bergerak (mundur) untuk membantunya, maka hal ini tidak apa-apa, karena

larinya menuju batalyon tersebut sangat menguntungkan.

Page 15: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

12

Orang yang lari dari medan perang dengan berbelok untuk (siasat) perang.

Contohnya seperti seorang mujtahid yang lari belok (mundur) untuk memperbaiki

senjata atau untuk memakai baju besinya dan lain-lain yang termasuk dalam

kepentingan berperang dan perbuatan ini tidak apa-apa.

Terkecuali apabila jumlah musuh (kafir) jumlahnya lebih dari dua kali lipat

jumlah muslim. Apabila tidak lebih maka Allah SWT mewajibkan muslim untuk

tidak melarikan diri. Sesuai dengan QS Al-anfal :66.

Artinya: “Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah

mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus

orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir;

dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat

mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang

yang sabar.”

H. Durhaka pada Orang Tua.

Page 16: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

13

Artinya: ”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur

lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada

keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia”.(QS. Al-israa [17]:23)

Dalam ayat diatas menerangkan tentang keharusan berbuat baik terhadap

orang tua(berbakti). Maksud dari berbakti adalah Setiap anak wajib taat kepada

kedua orang tuanya sesuai kemampuannya. Ia wajib menaati mereka selama bukan

untuk kemungkaran dan kemaksiatan kepada Allah SWT.

Menurut Ibn Abas, dalam Al-Qur’an ada tiga hal yang selalu dikaitkan

penyebutannya dengan tiga hal lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan antara yang

satu dan lainnya, yaitu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dirikan shalat dan

keluarkan zakat, bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua. Hal ini

menandakan bahwa peran dan kedudukan orang tua sangat tinggi di hadapan Allah

SWT.

Abu hurairah meriwayatkan bahwa rasulullah bersabda; “Empat orang yang

dipastikan oleh Allah tidak akan dimasukkan ke surga dan tidak pula dapat

mengenyam kenikmatannya: pecandu arak, orang yang makan harta riba, orang yan

makan harta anak yatim secara zhalim, dan orang yang durhaka kepada orang tua

kecuali jika mereka bertaubat”.

Page 17: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

14

I. Meninggalkan Shalat.

Artinya: “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang

menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak

akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh,

maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun”.

(QS. Maryam [19]:59-60)

Ibnu abbas berkata, “makna dari menyia-nyiakan salat bukalah

meninggalkanya sama sekali tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya”.

Imam para tabi’in, said bin musayyib berkata,” apabila orang itu

mengakhirkan waktu salat dalam keadaan terus-menerus melakukan hal ini, tidak

bertaubat dan mati maka Allah menjanjikan baginya Ghayy yaitu lembah di neraka

jahannam yang sangat dalam dasarnya lagi sangat tidak enak rasanya”.

Jika begitu beratnya hukuman bagi orang yang melalai kan shalat apalagi bagi

orang yang meninggalkan salat dengan sengaja dan selalu disebutkan bahwa salat

adalah tiang agama.

Dari Buraidah dan Syaikh Al-Albani, Rasululah bersabda,”sesungguhnya

ikatan (pembeda) antara kita dengan mereka adalah shalat, barangsiapa

meninggalkannya, maka telah kafirlah dia”.

Page 18: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

15

J. Berbuat Zina.

Dosa Zina itu tidak sama, Allah SWT. Berfirman:

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu

perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Israa [17]:32)

Ayat diatas menjelaskan untuk menjahuhi zina karena zina itu perbuatan yang

kezi dan terhina. Hukuman bagi perempuan dan laki-laki (belum menikah) yang

berzina adalah didera sebanyak 100 kali. Dan apabila yang melakukan zina adalah

perempuan dan laki-laki yang sudah menikah meskipun 1 kali maka hukumannya

adalah di dera sampai mati.

Diriwayatkan oleh abu Nu’aim bahwa nabi telah menyampaikan bahwa iblis

menyebar parea tentaranya ke muka bumi, berkata, “siapa diantara kalian yang

menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan sebuah mahkota di kepalanya. Siapa

yang paling besar fitnahnya paling dekatlah kedudukannya kepadaku.” Salah satu

tentara menghadap, “ aku akan terus menggoda si fulan sampai ia mau menceraikan

istrinya”. Iblis berkata, “aku tidak akan memberikan mahkota sebab pasti nanti ia

menikah lagi dengan yang lain”. Tentara yang lain menghadap, “ aku akan terus

menggoda si fulan sampai menanamkan permusuhan diantara saudaranya”. Iblis

berkata, “aku tidak akan memberikan mahkota sebab suatu saat mereka akan

berdamai lagi”. Tentara yang lain menghadap, “ aku akan terus menggoda si fulan

sampai dia berzina”. Iblis berkata, “wah bagus sekali itu” lalu iblis memakaikan

mahkota di atas kepalanya.

Page 19: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

16

K. Kesaksian Palsu

Imam An-Nawawi di dalam kitabnya Riyadhus Shalihin mencantumkan “Bab

Larangan Memberikan Kesaksian Palsu.” Penulis menjelaskan bahwa kesaksian

palsu adalah seseorang yang memberikan kesaksian suatu peristiwa yang ia ketahui,

tetapi bertentangan dengan kenyataannya. Seseorang memberikan kesaksian sebuah

kejadian dan ia tidak mengetahui kesaksiannya sesuai dengan fakta yang sebenarnya

atau justru bertentangan dengan fakta yang sebenarnya. Seseorang mengetahui

bahwa kejadian sebenarnya adalah seperti ini, tetapi ia memberikan kesaksian yang

tidak sesuai dengan kenyataannya. Ketiga macam bentuk persaksian ini hukumnya

haram dan seseorang tidak boleh memberikan kesaksian kecuali sesuai dengan fakta

yang ia ketahui dan dengan cara yang benar.

Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi SAW. sangat memberi perhatian

besar pada persoalan ini. Hal itu ditunjukan dengan sikap beliau yang sebelumnya

duduk bersandar ketika mengucapkan dosa besar syirik dan durhaka kepada kedua

orang tua, dan beliau duduk tegak ketika mengucapkan tentang perkataan dusta atau

saksi palsu. Alasan perkara ini mendapat perhatian khusus adalah karena perkataan

dusta atau kesaksian palsu sangat mudah terjadi pada manusia, serta sering

diremehkan oleh kebanyakan orang. Adapun syirik dijauhi oleh hati seorang muslim,

sedangkan durhaka kepada kedua orang tua tidak selaras dengan tabiat. Sementara

kepalsuan itu ditunjang oleh berbagai faktor, seperti permusuhan, dengki dan lain-

lain

Page 20: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

17

2.3. Cara Menghindari Perbuatan Dosa Besar

Menghindari perbuatan dosa besar artinya walaupun ada kesempatan untuk

melakukannya tetapi justeru kita menyingkir dari perbuatan tersebut. Untuk

menghindarinya perlu mengetahui caranya supaya tidak melakukan dosa besar. Yaitu

dengan cara sebagai berikut:

a. Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarub illallah)

b. Menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa apabila melakukan dosa besar

akibatnya sangat fatal yang akan menimpa pada diri sendiri jua

c. Menyadari apabila berbuat dosa besar akan membuat gundah gulana, merasa

selalu bersalah dan jiwa menjadi tergoncang.

d. Disiplin dan khusuk dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT misalnya

menjalankan ibadah shalat, sebagaimana firman Allah yang

e. Meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa setiap amal baik maupun buruk

selalu dicatat oleh malaikat.

Page 21: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

18

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dosa-dosa besar merupakan segala larangan yang berasal dari Allah maupun

Rasul-Nya. Dosa-dosa besar sangat banyak jumlahnya, diantaranya: syirik, durhaka

terhadap kedua orang tua, membunuh jiwa tanpa hak, saksi palsu, sihir, menuduh

mukminat berzina, membunuh anak karena takut miskin, memakan harta anak yatim,

memakan harta riba, lari dari medan perang, berzina dengan istri tentang dan lainnya.

Dosa-dosa besar di atas yang merupakan dosa dan kezhaliman yang paling

besar serta yang paling berat hukumannya, yaitu syirik. Allah telah mengharamkan

surga bagi orang yang menyekutukan-Nya dan telah disiapkan baginya neraka

sebagai tempat kembali. Sesungguhnya tidak ada penolong bagi orang-orang yang

zhalim.

Selain itu, durhaka terhadap orang tua juga merupakan dosa besar dan

termasuk dosa yang membinasakan. Sudah sepatutnya kita harus taat terhadap

keduanya sesuai dengan syariat Islam.

Banyak lagi dosa-dosa besar yang harus dihindari, karena berakibat buruk dan

dapat membinasakan diri sendiri juga orang lain selain yang telah disebutkan di atas.

Setiap orang Islam yang beriman wajib menghindarkan diri dari dosa-dosa besar

tersebut, agar tidak mendapat laknat dari-Nya. Karena Allah menjanjikan surga-Nya

untuk orang-orang yang menhindarkan diri dari padanya dan Allah menghadiahkan

neraka-Nya untuk orang-orang yang mengerjakannya.

Page 22: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

19

Muhammad Abdul Aziz al-Khauli mendefinisikan dosa besar sebagai dosa

yang memiliki kemudharatan yang sangat besar dan pengaruh negatifnya di

masyarakat sangat besar pula. Hal demikian disebabkan karena mafsadat dan

ancamannya yang sangat besar terhadap dosa-dosa tersebut.

Jika kita mengacu kepada berbagai definisi di atas, maka yang termasuk dosa-

dosa besar itu sangat banyak jumlahnya. Dengan demikian, tujuh dosa yang

membinasakan sesuai dengan sabda Rasul di atas bukan sebagai pembatas bagi dosa-

dosa besar tersebut. Tetapi hal itu disampaikan oleh Rasulullah sebagai bentuk

perhatiannya yang sangat besar terhadap umatnya agar tidak terjerumus kepada dosa-

dosa besar lain yang mafsadat, hukuman, dan ancamannya seperti ketujuh dosa di

atas.

Namun demikian, dari sekian banyak dosa yang tergolong kepada dosa-dosa

besar, dosa musyrik menempati urutan paling atas (yang terbesar) dari dosa-dosa

besar lainnya. Adapun dosa-dosa besar lainnya yang tidak tercantum dalam hadis di

atas, tetapi menjadi kriteria dosa besar dalam hadis yang lain, di antaranya adalah

durhaka terhadap orangtua, membunuh anak karena kekhawatiran menambah

kemiskinan, persaksian palsu atau dusta, khianat dalam perkara ghanimah, zina,

mencuri, meminum minuman keras, memisahkan diri dari al-jama’ah, menebar

fitnah, melanggar bai’at, dan tidak membersihkan air kencing.

3.2. Saran dan Kritik

Makalah yang kami sajikan, jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami

menerima saran dan kritik yang membangun dan dapat berguna di kemudian hari.

Page 23: Makalah PAI BSI Dosa - Dosa Besar

20

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad bin ‘usman, Syamsuddin 2007. Alkabair 70 dosa besar. Solo : Pustaka

Arafah.

Sumber lain:

www.wikipedia.com

www.anne-ahira.com

fdj-indrakurniawan.blogspot.com

www.to-src.com