3. bab iii - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/bab-iii.pdf · bab...

16

Click here to load reader

Upload: dangthu

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

38

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Pertanian

dan Kehutanan selengkapnya disajikan pada Tabel 3.1 sedangkan Identifikasi Isu-isu

strategis (Lingkungan eksternal) disajikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Kulon Progo

Aspek Kajian

Capaian/ Kondisi Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan

SKPD Internal

(Kewenangan SKPD)

Eksternal

(Di luar Kewenangan

SKPD)

1 2 3 4 5 6

Gambaran pelayanan SKPD

Terjadinya alih fungsi lahan pertanian

� UU No 41 Tahun 2009 tentang Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

� Perda Prov DIY No 10 Th 2011 ttg Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

� pembatasan alih fungsi lahan pertanian dengan regulasi yang ada (RTRW)

� Pembinaan tentang pelestarian lahan pertanian

� Fasilitasi cetak sawah baru

Pembangunan sektor jasa,industri dan pemukiman

� Belum adanya Peraturah Daerah Kabupaten tentang Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Kulon Progo

� Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (permukiman, industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan dan berakibat pada penurunan luas tanam dan luas panen. Hal ini menjadi salah satu penyebab penurunan produksi pertanian.

Infrastruktur pertanian yang belum memadai

Ketersediaan infrastruktur pertanian dalam kondisi baik

Fasilitasi pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pertanian

� Terjadinya kerusakan infrastruktur pertanian

� Swadaya masyarakat dalam pembangunan infrastruktur

� Keterbatasan dukungan dana untuk pembangunan dan pemeliharaan

� Kondisi infrastruktur yang belum memadai menyebabkan

Page 2: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

39

Aspek Kajian

Capaian/ Kondisi Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan

SKPD Internal

(Kewenangan SKPD)

Eksternal

(Di luar Kewenangan

SKPD)

1 2 3 4 5 6

peningkatan biaya produksi dan inefisiensi usaha tani .

Sarana pertanian yang belum memadai

Ketersediaan sarana pertanian dalam kondisi baik

Fasilitasi penyediaan sarana pertanian

Swadaya masyarakat dalam penyediaan sarana

� Keterbatasan dukungan dana untuk pengadaan

� Keterbatasan sarana menyebabkan penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi

Keterbatasan SDM pelaksana (Petani dan petugas)

� Umur dan tingkat pendidikan petani

� Formasi petugas Dinas Pertanian dan Kehutanan

� Pembinaan dan Pendampingan Kelompok Tani

� Pelatihan Kelompok Tani

� Kaderisasi Kelompok tani melalui penumbuhan Kel Taruna Tani

� Optimasi dan penataan petugas yang ada

� Usulan rekruitmen pegawai

� Umur petani yang relatif tua

� Pendidikan petani yang relatif rendah

� Adanya pensiun dan mutasi pegawai

� Rendahnya tingkat pendidikan petani dan umur yang relatif tua menyebabkan rendahnya adopsi teknologi

� Keterbatasan petugas yang ada menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan pembangunan pertanian

Belum optimalnya fungsi kelembagaan tani yang ada

Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 82/permentan/ ot.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gapoktan

� Pembinaan dan pendampingan Kelompok Tani yang ada

� Koordinasi dengan SKPD terkait

Revitalisasi Kelompok Tani

Kurang optimalnya fungsi kelembagaan yang ada menyebabkan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai dengan target

Penurunan kualitas sumberdaya lahan dan air

� UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

� PP Nomor 6 Tahun 2008 tentang

� Fasilitasi pembuatan bangunan konservasi tanah dan air

� Penghijauan

lingkungan

� Reklamasi

� Bencana alam

� Pencemaran lingkungan

� Penebangan pohon dengan tidak memperhatikan aspek kelestarian

Penurunan kualitas sumberdaya lahan akibat erosi, bencana alam, penggunaan pupuk kimia dan pestisida berlebihan dan

Page 3: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

40

Aspek Kajian

Capaian/ Kondisi Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan

SKPD Internal

(Kewenangan SKPD)

Eksternal

(Di luar Kewenangan

SKPD)

1 2 3 4 5 6

Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

� Permenhut Nomor 70/Menhut-II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

lahan sawah dengan penambahan bahan Organik

� Penerapan teknologi pemupukan spesifik lokasi

pencemaran lingkungan menyebabkan penurunan produksi pertanian dan mutu produk pertanian serta menurunkan kualitas lahan dan air

Adanya Anomali iklim, bencana dan serangan OPT

� UU No 12 Th 1992 tentang Sistem Budidaya

� Pedoman antisipasi dan mitigasi bencana

� Antisipasi dan mitigasi bencana alam

� Fasilitasi pengendalian OPT

� SLPHT dan SL Iklim

� Anomali iklim

� Bencana Alam

� Serangan OPT

Adanya anomali iklim, bencana alam (banjir,kekeringan) dan serangan OPT mengakibatkan gagal panen dan penurunan produksi

Rendahnya posisi tawar petani

Harga dasar Harga Dasar Komoditas

� Fasilitasi Kelompok Usaha Bersama (KUB)

� Fasilitasi kemitraan

� Promosi produk pertanian

� Mekanisme harga pasar

� Adanya perdagangan bebas

� Kebijakan penetapan harga dasar

Rendahnya posisi tawar menyebabkan harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/ tengkulak

Adanya fluktuasi harga komoditas pertanian

Informasi harga komoditas pertanian

� Fasilitasi pembangunan gudang penyimpan hasil pertanian

� Fasilitasi pengolahan hasil pertanian

� Pengaturan Pola dan tata tanam

� Mekanisme harga pasar

� Kebijakan tunda jual

Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen raya dan sifat komoditas pertanian yang mudah rusak menyebabkan harga produk yang rendah

Rendahnya akses permodalan

Tercukupinya modal usaha tani

� Sosialisasi kredit program

� Fasilitasi kemitraan

Peluncuran kredit program

Rendahnya akses permodalan menyebabkan kurangnya ketersediaan modal usaha tani

Kajian terhadap Renstra SKPD Dinas Pertanian DIY serta

� Koordinasi dengan Dinas Pertanian DIY serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan

• UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan nasional

• PP 38 Tahun

� Koordinasi antar Bidang dan Sekretariat, Seksi dan Sub bagian

� Usulan

Keterbatasan informasi mengenai proses penganggaran APBD DIY

Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan pembangunan sektoral dan

Page 4: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

41

Aspek Kajian

Capaian/ Kondisi Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan

SKPD Internal

(Kewenangan SKPD)

Eksternal

(Di luar Kewenangan

SKPD)

1 2 3 4 5 6

Dinas

Kehutanan dan Perkebunan

DIY

DIY

� Pelaporan ke Dinas Pertanian DIY serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY yang tepat waktu

2007 tentang Pembagian Urusan antara pemerintah , Pemerintah daerah Provinsi dan pemerintah Daerah kabupaten/ Kota

� Keputusan Kepala Dinas Pertanian DIY Nomor 2530 Tahun 2013 tentang Rencana Strategis Tahun 2012-2017 Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta

• Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY Nomor 188/4861 Tahun 2012 tentang Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY Tahun 2012-2017

program dan kegiatan melalui APBD DIY

kewilayahan

Kajian terhadap Renstra Kementerian

Pertanian dan Renstra Kementerian Kehutanan

� Koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan

� Pelaporan pelaksanaan program/kegiatan ke Kementerian Pertanian dan kementerian Kehutanan

• UU No. 25 Tahun 2004

• PP No. 8 Tahun 2008

• Renstra Kementerian Pertanian

• Renstra Kementerian Kehutanan

� Pelaksanaan Kegiatan mekanisme Tugas Pembantuan

� Kepatuhan SKPD terhadap peraturan perundangan

Informasi dan kebijakan dari pemerintah pusat

Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan pembangunan sektoral dan kewilayahan

Page 5: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

42

Aspek Kajian

Capaian/ Kondisi Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan

SKPD Internal

(Kewenangan SKPD)

Eksternal

(Di luar Kewenangan

SKPD)

1 2 3 4 5 6

Kajian terhadap RTRW

• Alih fungsi lahan pertanian

• Belum semua kawasan yang difungsikan sebagai kawasan lindung di RTRW berfungsi lindung

• UU No.26 Tahun 2006 tentang Tata Ruang

• UU No 41 Tahun 2009 tentang Penetapan LP2B

• Perda DIY No 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan LP2B

• Perda Kulon Progo No.1 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2031

� pembatasan alih fungsi lahan pertanian dengan regulasi yang ada (RTRW)

� Pembinaan tentang pelestarian lahan pertanian

� Fasilitasi cetak sawah baru

• Belum optimalnya proses legislasi RDTR

• Kondisi eksisting pemanfaatan tata ruang (industri, jasa, pemukiman)

• penegakan Perda RTRW

• Pemahaman masyarakat

� Belum adanya Perda Kabupaten tentang Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Kulon Progo

� Kawasan yang difungsikan sebagai kawasan lindung digunakan untuk kegiatan budidaya

� Adanya perbedaan definisi operasional antara RTRW dengan Produk hukum Kehutanan

Wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan belum sesuai harapan

� Perda Kab Kulon

Progo No 1 Tahun

2012 tentang

RTRW Tahun

2012-2032 ( pasal

54 ayat (2) huruf

d: Penetapan

Kawasan Strategis

Bidang

Pertumbuhan

Ekonomi ,

Kawasan

Agropolitan yang

meliputi

Kecamatan

Kalibawang dan

Kecamatan

Temon)

� SK Bupati Kulon

Progo Nomor 222

Tahun 2002

tentang

Penetapan

Kawasan

Agropolitan

Kabupaten Kulon

Progo

(Agropolitan

fase I)

� Koordinasi lintas stake holder

� Fasilitasi kegiatan di lokasi Agropolitan

• Partisipasi masyarakat

� Lemahnya koordinasi pelaksanaan pembangunan di kawasan agropolitan

Page 6: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

43

Tabel 3.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)

No Isu Strategis

Dinamika Internasional

Dinamika Nasional Dinamika

Regional/Lokal Lain-lain

1 2 3 4 5

1 Berkembangnya pasar bebas (kebijakan ekonomi makro, Asean Ecconomic Community 2015, ratifikasi petsetujuan WTO dan ACFTA) menyebabkan membanjirnya produk impor ke pasar domestik termasuk produk pertanian

� Daya saing produk pertanian menjadi kunci untuk menghadapi adanya pasar bebas

� Sertifikasi produk pertanian dan kehutanan sebagai upaya peningkatan daya saing produk

� INSW (Indonesian National Single Windows) sebagai upaya untuk promosi dan pengenalan produk pertanian dan kehutanan ke luar negeri secara terpadu

Daya saing produk pertanian masih relatif rendah karena rendahnya kualitas. Hal ini merupakan akibat belum optimalnya penerapan SOP/GAP dan GMP produk pertanian

-

2 Isu ketahanan pangan (pemenuhan kebutuhan pangan beras di tingkat keluarga)

perbaikan tata kelola Raskin untuk program bantuan pangan yang memandirikan rakyat melalui beras daerah (Rasda).

Perubahan paradigma pembangunan DIY “Among Tani Dagang Layar”

3 Terjadinya pemanasan global (Global Warming) dan peningkatan emisi karbon

Komitmen Pemerintah RI dalam KTT perubahan iklim untuk menurunkan emisi karbon dengan kegiatan vegetatif (penanaman) melalui program nasional OMOT dan OBIT.

Upaya penurunan emisi karbon melalui berbagai kegiatan/gerakan penanaman pohon

-

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dijabarkan

dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah)

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016, dimana pada RPJM Daerah tersebut telah

ditetapkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, sebagai berikut:

Page 7: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

44

Visi : Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri,

berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan

taqwa

Misi 1 : Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak

mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan,

etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas

keagamaan

Misi 2 : Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur

pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean

government dan good governance

Misi 3 : Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada

pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing

dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat

Misi 4 : Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah

Misi 5 : Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara

optimal dan berkelanjutan

Misi 6 : Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian

perlindungan dan penegakan hukum

Dari penjabaran visi dan misi tersebut di atas peran Dinas Pertanian dan

Kehutanan adalah mendukung dan menyukseskan terutama misi ke 3 dan misi ke 5.

Dukungan untuk menyukseskan misi ke 3 dilaksanakan melalui program dan kegiatan

pada urusan pertanian dan kehutanan dan dukungan pada misi 5 melalui Program dan

kegiatan pada urusan kehutanan.

Faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pertanian dan

Kehutanan terhadap pencapaian visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah disajikan pada Tabel 3.3.

Page 8: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

45

Tabel 3.3 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD

Terhadap Pencapaian Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi: Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa

No

Misi dan Program

KDH dan Wakil KDH terpilih

Permasalahan Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

1 Misi 3 Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat

� Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (permukiman, industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan dan berakibat pada penurunan luas tanam dan luas panen. Hal ini menyebabkan penurunan produksi pertanian

� Kondisi infrastruktur yang belum memadai menyebabkan peningkatan biaya produksi dan inefisiensi usaha tani

� Keterbatasan sarana menyebabkan penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi

� Rendahnya tingkat pendidikan petani dan umur yang relatif tua menyebabkan rendahnya adopsi teknologi

� Keterbatasan petugas yang ada menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan pembangunan pertanian

� Kurang optimalnya fungsi kelembagaan yang ada menyebabkan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai dengan target

� Adanya anomali iklim, bencana alam (banjir,kekeringan) dan serangan OPT mengakibatkan gagal panen dan penurunan produksi

� Rendahnya posisi tawar menyebabkan harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/ tengkulak

� Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen raya dan sifat komoditas pertanian yang mudah rusak menyebabkan harga produk yang rendah

� Rendahnya akses permodalan menyebabkan kurangnya ketersediaan modal usaha

� Adanya pembangunan sektor non pertanian yang cukup pesat (jasa, industri) menyebabkan berkurangnya lahan pertanian

� Keterbatasan infrastruktur dan sarana pendukung pertanian

� Sebagian besar

petani berusia lanjut dengan tingkat pendidikan rendah

� Keterbatasan SDM petugas baik kuantitatif maupun kualitatif

� Adanya anomali

iklim, bencana dan serangan OPT

� Kurang

terbukanya akses/jaringan pemasaran

� Sifat komoditas pertanian yang mudah rusak

� Keterbatasan

petani dalam hal akses modal usaha tani

� Adanya dukungan kebijakan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal cetak sawah baru

� Dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal pembangunan infrastruktur

� Dukungan organisasi/ kelembagaan non pemerintah (LSM/HKTI/KTNA/ Asosiasi/ Koperasi Tani/Gapoktan/ Kel Tani/ P3A/GP3A)

� Pelaksanaan SL Iklim dan Pembentukan Regu Perlindungan Tanaman

� Adanya kerjasama dengan investor dan kemitraan serta promosi produk pertanian

� Kebijakan pemerintah tentang peluncuran berbagai program kredit pertanian

Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

Program Penyediaan Sarana/Prasarana Pertanian/ Perkebunan

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

2 Misi 5 Mewujudkan pengelolaan

Penurunan kualitas sumberdaya lahan akibat erosi, penebangan pohon secara liar, penggunaan

� Kurangnya kesadaran masyarakat

� Telah dibentuknya Forum DAS Kabupaten Kulon

Page 9: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

46

sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan

pupuk kimia berlebihan dan pencemaran lingkungan menyebabkan penurunan produksi pertanian dan mutu produk pertanian serta menurunkan kualitas lahan

terhadap pelestarian sumber daya alam

� Adanya tuntutan kebutuhan hidup (masalah ekonomi) sehingga terjadi eksploitasi sumber daya alam

Prgo � Telah dibentuknya

Pokja Mangrove dan Sempadan Pantai kabupaten Kulon Progo

� Telah disusunnya RP DAS Progo dan RP DAS Serang

� Telah disusunnya dokumen RPRHL Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010-2014

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Dinas

Pertanian DIY, Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY

Pada Pemerintah pusat, Urusan Pertanian dilaksanakan oleh Kementerian

Pertanian sedangkan urusan Kehutanan dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan.

Pada tingkatan Provinsi urusan pertanian dilaksanakan oleh Dinas Pertanian DIY

sedangkan urusan kehutanan dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan

DIY.

Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Kulon Progo berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian, Kementerian

Kehutanan, Dinas Pertanian DIY, Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY beserta

Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya disajikan pada

Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Kulon Progo berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Dinas Pertanian DIY, Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY

beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No

Sasaran Jangka Menengah

Permasalahan Pelayanan Dinas

Pertanian dan Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5 A Kementerian Pertanian 1 Pencapaian

swasembada dan swasembada berkelanjutan

� Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (permukiman, industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan dan berakibat pada penurunan luas tanam dan luas panen. Hal ini menyebabkan penurunan produksi pertanian

� Adanya pembangunan sektor non pertanian yang cukup pesat (jasa, industri) menyebabkan berkurangnya lahan pertanian

� Adanya dukungan kebijakan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal cetak sawah baru

Page 10: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

47

No

Sasaran Jangka Menengah

Permasalahan Pelayanan Dinas

Pertanian dan Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5 � Kondisi infrastruktur

yang belum memadai menyebabkan peningkatan biaya produksi dan inefisiensi usaha tani

� Keterbatasan sarpras menyebabkan penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi

� Rendahnya tingkat pendidikan petani dan umur yang relatif tua menyebabkan rendahnya adopsi teknologi

� Keterbatasan petugas yang ada menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan pembangunan pertanian

� Kurang optimalnya fungsi kelembagaan yang ada menyebabkan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai dengan target

� Adanya anomali iklim, bencana alam (banjir,kekeringan) dan serangan OPT mengakibatkan gagal panen dan penurunan produksi

� Keterbatasan

infrastruktur dan sarana prasarana pendukung pertanian

� Sebagian besar petani

berusia lanjut dengan tingkat pendidikan rendah

� Keterbatasan SDM petugas baik kuantitatif maupun kualitatif

� Adanya anomali iklim,

bencana dan serangan OPT

� Dukungan dan

komitmen Pemerintah Daerah dalam hal pembangunan infrastruktur

� Dukungan organisasi/ kelembagaan non pemerintah (LSM/HKTI/KTNA/ Asosiasi/ Koperasi Tani/Gapoktan/ Kel Tani/ P3A/GP3A)

� Pelaksanaan SL Iklim dan Pembentukan Regu Perlindungan Tanaman

2 Peningkatan Diversifikasi Pangan

Kegiatan usaha tani sebagian besar masih bersifat subsisten dengan komoditas utama berupa bahan pangan pokok (padi)

Pola pikir/anggapan belum makan kalau belum makan nasi

Adanya sosialisasi dan penggalakan konsumsi pangan lokal

3 Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian

� Rendahnya posisi tawar menyebabkan harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/ tengkulak

� Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen raya dan sifat komoditas pertanian yang mudah rusak menyebabkan harga produk yang rendah

� Daya saing produk pertanian yang relatif rendah

� Kurang terbukanya akses/jaringan pemasaran

� Sifat komoditas pertanian yang mudah rusak

� Berkembangnya pasar bebas

� Adanya kerjasama dengan investor dan kemitraan serta promosi produk pertanian

� Sertifikasi produk pertanian

Page 11: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

48

No

Sasaran Jangka Menengah

Permasalahan Pelayanan Dinas

Pertanian dan Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5 4 Peningkatan

kesejahteraan petani � Rendahnya akses

permodalan menyebabkan kurangnya ketersediaan modal usaha

� Keterbatasan petani dalam hal akses modal usaha tani

� Kebijakan pemerintah tentang peluncuran berbagai program kredit pertanian

B Kementerian Kehutanan

1 Pemantapan kawasan hutan.

Koordinasi dengan pihak-pihak terkait pemantapan kawasan hutan masih kurang (Kecamatan, Desa, masyarakat sekitar kawasan)

Minimnya ketersediaan dokumen tentang batas-batas kawasan hutan

Fasilitasi dan koordinasi yang baik dengan BPKH dan Dishutbun DIY terkait pelaksanaan tata batas kawasan hutan

2 Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung daerah aliran sungai (DAS).

� Kegiatan rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS masih dilakukan secara sektoral

� Pelaksanaan RHL secara vegetatif belum melihat kesesuaian lahan dengan jenis tanaman hutan

� Kurangnya teknologi Silin (setelah tanam hanya dibiarkan saja)

� Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian sumber daya alam

� Adanya tuntutan kebutuhan hidup (masalah ekonomi) sehingga terjadi eksploitasi sumber daya alam

� Telah dibentuknya Forum DAS Kabupaten Kulon Prgo

� Telah dibentuknya Pokja Mangrove dan Sempadan Pantai kabupaten Kulon Progo

� Telah disusunnya RP DAS Progo dan RP DAS Serang

� Telah disusunnya dokumen RPRHL Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010-2014

3 Pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan.

Masih adanya tindakan pencurian hasil hutan terutama kayu dari hutan negara

Minimnya personil pengamanan hutan (polisi hutan)

Adanya Skema pengelolaan hutan negara melalui HKm

4 Konservasi keanekaragaman hayati.

Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang konservasi keanekaragaman hayati

Peraturan Perundangan tentang konservasi keanekaragaman hayati kurang tersosialisasi

� Keberadaan Wild Rescue Center (WRC) di Kabupaten Kulon Progo

� Tumbuhnya Kader Konservasi Alam (KKA)

� Koordinasi yang baik dengan BKSDA dan Dishutbun DIY

5 Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan.

Industri hasil hutan yang ada pengelolaannya kurang baik dan belum memenuhi ketentuan perundangan

Kurangnya sosialisasi tentang peraturan perundangan mengenai industri kehutanan

Tumbuhnya kesadaran sertifikasi legalitas kayu

6 Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.

Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan

Pengelolaan kawasan hutan harus melalui mekanisme perizinan

� Penerbitan IUPHKM oleh Bupati

� Pengembangan model pesanggem di hutan negara

� Fasilitasi

Page 12: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

49

No

Sasaran Jangka Menengah

Permasalahan Pelayanan Dinas

Pertanian dan Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5 kegiatan ekonomi produktif untuk masyarakat sekitar kawasan hutan

7 Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sektor kehutanan.

Terjadinya pemanasan global dan peningkatan emisi karbon

Penebangan kayu dengan tidak memperhatikan kaidah kelestarian

� Berkembang nya sertifikasi hutan rakyat

� Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan penanaman pohon

� Mulai berkembang nya “Carbon Market”

C Dinas Pertanian DIY

1 Meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura

� Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (permukiman, industri, jasa) menyebabkan berkurangnya luas lahan dan berakibat pada penurunan luas tanam dan luas panen. Hal ini menyebabkan penurunan produksi pertanian

� Kondisi infrastruktur

yang belum memadai menyebabkan peningkatan biaya produksi dan inefisiensi usaha tani

� Keterbatasan sarpras menyebabkan penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi

� Adanya anomali iklim, bencana alam (banjir,kekeringan) dan serangan OPT mengakibatkan gagal panen dan penurunan produksi

� Adanya pembangunan sektor non pertanian yang cukup pesat (jasa, industri) menyebabkan berkurangnya lahan pertanian

� Keterbatasan

infrastruktur dan sarana prasarana pendukung pertanian

� Adanya anomali iklim,

bencana dan serangan OPT

� Adanya dukungan kebijakan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal cetak sawah baru

� Dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal pembangunan infrastruktur

� Pelaksanaan SL Iklim dan Pembentukan Regu Perlindungan Tanaman

2 Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani

� Rendahnya tingkat pendidikan petani dan umur yang relatif tua menyebabkan rendahnya adopsi teknologi

� Keterbatasan petugas yang ada menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan pembangunan pertanian

� Kurang optimalnya fungsi kelembagaan

� Sebagian besar petani berusia lanjut dengan tingkat pendidikan rendah

� Keterbatasan SDM

petugas baik kuantitatif maupun kualitatif

� Dukungan organisasi/ kelembagaan non pemerintah (LSM/HKTI/KTNA/ Asosiasi/ Koperasi Tani/Gapoktan/ Kel Tani/ P3A/GP3A)

Page 13: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

50

No

Sasaran Jangka Menengah

Permasalahan Pelayanan Dinas

Pertanian dan Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5 yang ada menyebabkan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai dengan target

3 Meningkatkan nilai tambah produk pertanian

� Rendahnya posisi tawar menyebabkan harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/ tengkulak

� Fluktuasi harga komoditas pertanian yang disebabkan adanya panen raya dan sifat komoditas pertanian yang mudah rusak menyebabkan harga produk yang rendah

� Daya saing produk pertanian yang relatif rendah

� Kurang terbukanya akses/jaringan pemasaran

� Sifat komoditas pertanian yang mudah rusak

� Berkembangnya pasar bebas

� Adanya kerjasama dengan investor dan kemitraan serta promosi produk pertanian

� Sertifikasi produk pertanian

D Dinas Kehutanan dan perkebunan DIY

1 Memantapkan status dan fungsi hutan

Koordinasi dengan pihak-pihak terkait pemantapan kawasan hutan masih kurang (Kecamatan, Desa, masyarakat sekitar kawasan)

Minimnya ketersediaan dokumen tentang batas-batas kawasan hutan

Fasilitasi dan koordinasi yang baik dengan BPKH dan Dishutbun DIY terkait pelaksanaan tata batas kawasan hutan

2 Optimalisasi manfaat hutan secara lestari

Pemanfaatan hutan dan hasil hutan belum dilaksanakan sesuai kaidah kelestarian

� Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan hutan secara lestari

� Adanya tuntutan kebutuhan hidup (masalah ekonomi) sehingga terjadi eksploitasi sumber daya hutan.

Sertifikasi PHPL

3 Mewujudkan perlindungan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang konservasi keanekaragaman hayati

Peraturan Perundangan tentang konservasi keanekaragaman hayati kurang tersosialisasi

� Keberadaan Wild Rescue Center (WRC) di Kabupaten Kulon Progo

� Tumbuhnya Kader Konservasi Alam (KKA)

� Koordinasi yang baik dengan BKSDA dan Dishutbun DIY

4 Mewujudkan peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk kehutanan dan perkebunan

Produk kehutanan dan perkebunan pengelolaannya belum menjadi prioritas

Budidaya dan penanganan pasca panen tanaman kehutanan dan perkebunan belum dilaksanakan secara

� Penetapan OVOP untuk pengembangan Gula semut

� Penumbuhan Desa kakao

Page 14: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

51

No

Sasaran Jangka Menengah

Permasalahan Pelayanan Dinas

Pertanian dan Kehutanan

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5 intensif � Penetapan

HHBK Unggulan Bambu

5 Mewujudkan peningkatan pemberdayaan petani hutan dan kebun serta kelembagaannya

Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan dan petani pekebun

� Pengelolaan kawasan hutan harus melalui mekanisme perizinan

� Perkebunan belum dianggap sebagai sub sektor prioritas di sektor pertanian

� Penerbitan IUPHKM oleh Bupati

� Pengembangan model pesanggem di hutan negara

� Fasilitasi kegiatan ekonomi produktif untuk masyarakat sekitar kawasan hutan

� Penumbuhan KUB Sub Sektor Perkebunan

6 Mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia kehutanan dan perkebunan

� Rendahnya tingkat pendidikan petani dan umur yang relatif tua menyebabkan rendahnya adopsi teknologi

� Keterbatasan petugas yang ada menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan pembangunan kehutanan dan perkebunan

� Kurang optimalnya fungsi kelembagaan yang ada menyebabkan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai target

� Sebagian besar petani berusia lanjut dengan tingkat pendidikan rendah

� Keterbatasan SDM

petugas baik kuantitatif maupun kualitatif

� Dukungan organisasi/ kelembagaan non pemerintah (LSM/HKTI/ KTNA/ Asosiasi/ Koperasi Tani/Gapoktan/ Kel Tani/ P3A/GP3A, KUB, WRC, KKA)

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

Menurut Perda Kabupaten Kulon Progo Nomot 1 Tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2012 – 2032, pada bab II pasal 2 disebutkan bahwa

Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan mewujudkan Kabupaten sebagai basis

komoditas pertanian didukung pariwisata, pertambangan, serta industri bahari dengan

mensinergikan wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian di Kabupaten Kulon

Progo merupakan sektor yang sangat diperhatikan, mengingat peran sektor ini yang

sampai dengan saat ini masih merupakan penyumbang Produk Domestik Regional

Page 15: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

52

Bruto (PDRB) terbesar dibanding sektor lainnya.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 –

2032 sebagai dokumen perencanaan yang dipedomani untuk penyusunan

perencanaan jangka menengah maupun perencanaan strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah di Kabupaten Kulon Progo. Dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo

rencana penyediaan pola ruang terdiri dari Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya

yang semua nya berkait erat dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan.

Permasalahan pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan berdasarkan telaahan

Rencana Tata Ruang Wilayah beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan

penanganannya disajikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No. Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas

dan Fungsi SKPD

Permasalahan Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

1 Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pola ruang RTRW di kawasan lindung dan budidaya

Kegiatan budidaya yang dilaksanakan di kawasan lindung

� Kurangnya sosialisasi Dokumen RTRW terhadap masyarakat

� Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan aturan

� Penegakan Perda belum dilaksanakan secara optimal

Penerbitan Perda RDTR

2 Alih Fungsi lahan pertanian

Penurunan Produksi pertanian karena alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (Industri, jasa, pemukiman)

� Belum ditetapkannya Perda LP2B

� Kebutuhan lahan untuk sektor non pertanian yang terus meningkat

Optimalisasi regulasi yang ada ( Perda RTRW)

3 Wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan belum sesuai harapan

Lemahnya koordinasi terkait pelaksanaan pembangunan di kawasan agropolitan

Pelaksanaan kegiatan antar sektor belum terpadu

Partisipasi aktif masyarakat

3.5. Penentuan Isu-isu strategis

Kondisi atau hal yang harus diperhatikan dan dikedepankan dalam menyusun

perencanaan pembangunan pertanian untuk 5 tahun yang akan datang, yang apabila

tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam

Page 16: 3. BAB III - pertanian.kulonprogokab.go.idpertanian.kulonprogokab.go.id/files/BAB-III.pdf · BAB III ISU-ISU STRATEGIS ... II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan

53

hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Isu-isu strategis yang mempengaruhi pembangunan pertanian lima tahun

mendatang adalah :

1. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian akibat pembangunan sektor non-

pertanian.

2. Peningkatan Kebutuhan bahan pangan karena peningkatan jumlah penduduk

dan peningkatan penggunaan bahan pangan untuk kepentingan lain (Bio

Fuel)

3. Penurunan kualitas sumber daya alam akibat kerusakan lingkungan

4. Dampak adanya gejala perubahan iklim dan pemanasan global

5. Berlakunya pasar bebas yang berakibat membanjirnya produk impor

termasuk produk pertanian ke pasar domestik.