bab iii isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan

15
DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BANDUNG 1 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013 - 2018 B A B III BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BANDUNG Sebelum mulai menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung 2013 – 2018, perlu terlebih dahulu permasalahan-permasalahan yang terjadi di Kota Bandung yang dirumuskan menjadi isu strategis. Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber, diantaranya adalah: 1. Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005 - 2025. 2. Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2014 - 2018. 3. Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan kondisinya di masa datang. 4. Isu strategis menurut aspirasi masyarakat melalui kegiatan survei.

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

1

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

DAERAH KOTA BANDUNG

Sebelum mulai menyusun Rencana Strategis (Renstra)

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung 2013

– 2018, perlu terlebih dahulu permasalahan-permasalahan yang

terjadi di Kota Bandung yang dirumuskan menjadi isu strategis.

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk

dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima)

tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai

sumber, diantaranya adalah:

1. Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005 - 2025.

2. Isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2014 - 2018.

3. Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan

kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana

prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta

kemungkinan kondisinya di masa datang.

4. Isu strategis menurut aspirasi masyarakat melalui

kegiatan survei.

Page 2: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

2

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

5. Isu strategis menurut pendapat para pakar dan tokoh

masyarakat atas kondisi yang mereka rasakan saat ini

dan kemungkinannya di masa datang dengan interview.

6. Isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD yang

merupakan isu paling strategis untuk diangkat dalam

Renstra SKPD.

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah

permasalahan aktual/krusial/penting yang dihadapi SKPD,

diidentifikasi menggunakan pendekatan ilmiah (teknokratik)

melalui analisis data dan informasi gambaran pelayanan SKPD

dalam upaya menciptakan pelayanan publik dan mencapai visi,

misi kepala daerah.

Perumusan isu strategis bertujuan mengungkapkan keadaan

lingkungan internal dan eksternal yang sangat mempengaruhi

kinerja SKPD dalam pelayanan publik.

Isu-isu strategis dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi

isu-isu strategis yang terdapat dalam rancangan awal RPJMD yang

disesuaikan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam

memberikan pelayanan publik, telaahan terhadap rencana tata

ruang, KLHS, Renstra Kementerian/Lembaga/Renstra SKPD

provinsi

Isu-isu Strategis tersebut dapat dilihat atau diukur dari

dinamika perubahan lingkungan strategis yang berpengaruh

terhadap program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Perubahan lingkungan

strategis baik yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

akan berdampak pada pelaksanaan peran Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah 2013 - 2018.

Page 3: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

3

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS

DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Bandung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Bandung Nomor 13 Tahun 2009 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2007

tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah

Kota Bandung, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 329 Tahun

2010 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan

Tata Kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Bandung, merupakan SKPD yang bertanggungjawab untuk

mengelola keuangan dan aset Pemerintah Kota Bandung.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya antara lain :

1. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan, antara lain

struktur, tupoksi, indikator kinerja utama kelembagaan

dan prosedur kerja yang dapat mendukung peningkatan

kinerja lembaga Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah;

2. Masih terdapat hal-hal mengenai pengelolaan keuangan

dan aset daerah yang belum diatur dalam bentuk produk

hukum daerah;

3. Belum adanya prosedur operasi baku (standard

operating procedure);

4. Kompetensi dan kualitas SDM masih terbatas;

5. Manajemen SDM belum mengarah pada peningkatan

kinerja pegawai;

6. Prasarana gedung kantor yang kurang memadai;

Page 4: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

4

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

7. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana kerja;

8. Penggunaan anggaran berbasis kinerja perlu lebih

ditingkatkan;

9. Belum tertibnya penyajian data dan informasi;

10. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi;

11. Belum tertibnya penataan arsip/dokumentasi.

12. Kebijakan yang tumpang tindih dan sering berubah

khusunya dari Pemerintah Pusat;

13. Perubahan lingkungan strategis;

14. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

birokrasi pemerintah;

15. Kurangnya komitmen pimpinan Satuan Kerja Perangkat

Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung

terhadap kebijakan pengelolaan keuangan dan aset

daerah;

16. Kompetensi SDM pengelola keuangan dan aset pada

SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung masih

terbatas.

3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH

DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Bandung tidak lepas dari aturan-aturan di

atasnya khususnya Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013 –

2018 yang saat ini sedang dalam proses penyusunan, dan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota

Bandung Tahun 2005 – 2025 yang diatur melalui Peraturan

Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana

Page 5: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

5

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 –

2025.

Dalam RPJPD Kota Bandung Tahun 2005 – 2025, visi

yang diemban adalah “KOTA BANDUNG BERMARTABAT”

(BANDUNG DIGNIFIED CITY).

Kata “Bermartabat” tersebut yang juga merupakan

bagian dari visi Kota Bandung terdahulu sesuai dengan Perda

No. 6 Tahun 2004 yaitu “Kota Jasa yang BERMARTABAT”,

masih relevan untuk dijadikan visi Kota Bandung Tahun

2005-2025 tetapi dengan pemaknaan yang lebih filosofis.

Bermartabat disini merupakan kata secara harfiah, yang

mempunyai arti harkat atau harga diri, yang menunjukkan

eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan

karena ketakwaanya, , kemakmuran, kebersihan, ketertiban,

ketaatan, keamanan, dan berkeadilan. Jadi, kota

bermartabat adalah kota yang memiliki harga diri,

kehormatan, keadilan dan harkat kemanusiaan.

Kondisi relatif pencapaian visi tersebut pada tahun 2025

selayaknya secara normatif dapat diukur dari berbagai

kriteria ‘bermartabat’ sebagai berikut:

Kota Bandung menjadi kota yang masyarakatnya

bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa

Kota Bandung menjadi kota yang termakmur di Indonesia

dengan masyarakatnya yang sejahtera secara ekonomi

maupun sosial (people prosperity);

Kota Bandung menjadi kota yang paling menonjol sisi

keadilan-nya bagi semua golongan masyarakat kota dalam

hal kesempatan pelaksanaan hak dan kewajibannya

berkehidupan dan berpenghidupan;

Kota Bandung menjadi kota terbersih di tingkat nasional;

Page 6: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

6

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

Kota Bandung menjadi kota percontohan atas ketertiban

semua aspek kehidupan perkotaan di Indonesia;

Kota Bandung menjadi kota percontohan atas ketaatan

pemerintahan kota, masyarakat, dan swasta pengusahanya

pada norma hukum, aturan, etika dan kepatutan budaya

dan adat-istiadat perkotaan yang berlaku;

Kota Bandung menjadi kota yang teraman bagi berbagai

masyarakat yang tinggal maupun pengunjung untuk

berbagai keperluannya.

Sesuai dengan Visi Kota Bandung Tahun 2013 - 2018

yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013 –

2018 yaitu “Mewujudkan Kota Bandung yang Unggul,

Nyaman dan Sejahtera”, yang diartikan sebagai kota yang

mempunyai jati diri, harga diri, dan kebanggaan bagi seluruh

warganya, memiliki pelayanan publik prima tanpa

membedakan status yang selaras pula dengan Visi Kota

Bandung dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Tahun 2005 – 2025 yaitu mewujudkan Kota Bandung sebagai

Kota yang Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat. Arah visi

tersebut adalah memerankan Kota Bandung sebagai Kota

Unggulan dan dapat dijadikan contoh untuk kota/kabupaten

lainnya. Kota Bandung sebagai pusat pertumbuhan sektor

jasa yang memberikan manfaat bagi warga Bandung

khususnya, Jawa Barat dan Nasional pada umumnya, yang

kemudian lebih lanjut telah dijabarkan melalui 4 (empat) misi

sebagai berikut :

1. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan

tataruang, pembangunan infrastruktur serta

pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan

berwawasan lingkungan

Page 7: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

7

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif,

bersih, dan melayani.

3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas, dan

berdaya saing

4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan

berkeadilan.

Berdasarkan Misi Kota Bandung di atas, Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya melaksanakan Misi pertama yaitu

Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan

tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan

lingkungan, Misi kedua yaitu Menghadirkan tata kelola

pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani, dan Misi

yang Ke-Empat yaitu Membangun perekonomian yang kokoh,

maju, dan berkeadilan.

3.3 TELAAHAN RENSTRA

Kebijakan pengelolaan keuangan dan aset daerah di Kota

Bandung tidak dapat terlepas pula dengan kebijakan-

kebijakan serta aturan-aturan yang lebih atas, seperti

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,

Peraturan Menteri dan lain-lain.

Namun yang menjadi telaahan dalam Rencana Strategis

DPKAD Kota Bandung Tahun 2013 – 2018 yaitu Renstra

Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu pada Biro

Keuangan dan Biro Pengelolaan Barang Daerah

Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat

Visi : Terwujudnya Good Governance dalam Pengelolaan

Keuangan Daearah yang Prima

Page 8: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

8

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

Misi :

1. Memberikan Kontribusi yang nyata terhadap Visi dan dapat

dipertanggung jawabkan.

2. Memberikan pelayanan yang Prima dalam hal Administrasi dan

Informasi Keuangan secara Cepat, tepat dan akurat sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

3. Melaksanakan antisipasi terhadap setiap perubahan yang akan

mempengaruhi kebijakan keuangan Daerah melalui pengkajian

dan analisis sesuai tuntutan kebutuhan dan perkembangan

keadaan.

Tugas Pokok

Biro Keuangan mempunyai Tugas Pokok dalam

mengkoordinasikan Pengelolaan Keuangan Daerah yang meliputi

keseluruhan kegiatan dalam rangka proses Pelaksanaan

Administrasi APBD, yang terdiri dari :

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Penatausahaan

d. Pertanggungjawaban

Fungsi

1. Mengkoordinasikan kegiatan Penyusunan APBD.

2. Mengkoordinasikan kegiatan Penyusunan APBD, meliputi

kegiatan penatausahaan sampai dengan pengendalian

Administrasi pengelolaan Keuangan Daerah

3. Mengkoordinasikan perhitungan APBD dalam rangka laporan

pertangfgungjawaban Gubernur dan khususnya yang

berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan di Bidang Keuangan

Daerah.

Page 9: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

9

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

4. Melaksanakan pengedalian/pengawasan preventif pelaksanaan

APBD.

5. Menyelenggarakan pembinaan kepada aparat pengelolaan

Keuangan Daerah secara teknis fungsional dalam pengurusan

Keuangan secara khusus.

Biro Pengelolaan Barang Daerah Setda Provinsi Jawa Barat

Dalam pengelolaan barang daerah, Biro Perlengkapan sebagai

pembantu Kuasa Barang bertanggung jawab mengkoordinir

penyelenggaraan pengelolaan barang daerah. Biro Perlengkapan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berupaya aktif

memberikan kontribusi terhadap tercapainya visi dan misi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat baik secara langsung maupun

tidak langsung melalui pelayanan prima kepada unit kerja di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13

Tahun 2000 tentang Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat,

Biro Perlengkapan membawahkan :

1. Bagian Analisa Kebutuhan, membawahi

1. Sub Bagian Penyusunan Rencana Kebutuhan

2. Sub Bagian Evaluasi

2. Bagian Pengadaan dan Distribusi, membawahi

1. Sub Bagian Pengadaan

2. Sub Bagian Distribusi

3. Bagian Pemeliharaan dan Perawatan, membawahi

1. Sub Bagian Pemeliharaan

2. Sub Bagian Perawatan

4. Bagian Inventarisasi dan Pendayagunaan

1. Sub Bagian Inventarisasi dan Penghapusan

2. Sub Bagian Pendayagunaan Aset Daerah

Page 10: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

10

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

Rencana Kerja

1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan

pengetahuan pengelola barang

2. Meningkatkan koordinasi dengan unit kerja,

Dinas/Badan/Lembaga dan Konsultasi dengan Pemerintah

Pusat

3. Meningkatkan percepatan pelayanan pemenuhan kebutuhan

barang

4. Mewujudkan sistem informasi manajemen perlengkapan

Visi Misi

Visi Biro Perlengkapan

Terciptanya tertib administrasi pengelolaan barang daerah untuk

menunjang penyelenggaraan Pemerintah dalam mencapai visi

Jawa Barat

Misi Biro Perlengkapan

1. Peningkatan kualitas dan profesionalitas aparatur dalam

pengelolaan barang daerah

2. Peningkatan sinergitas kerja yang berbasis silus logistik

untuk mendukung pelayanan prima

3. Peningkatan kinerja didukung sistem informasi manajemen

pengelolaan barang daerah , sebagai upaya mengoptimalkan

pengelolaan pemanfaatan sumber daya daerah.

Page 11: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

11

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

Dengan menelaah visi, misi, dan Rencana Kerja Biro

Keuangan dan Biro Pengelolaan Barang Daerah Provinsi Jawa

Barat, diharapkan dapat dijadikan telaahan untuk

menentukan visi, misi dan kebijakan yang diambil oleh Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung.

Sehingga seluruh kebijakan yang diambil 5 (lima) tahun ke

depan dapat selaras dengan visi, misi dan kebijakan

pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Kota Bandung mempunyai luas wilayah 16.729,65 Ha,

berdasarkan pada Peraturan Daerah Kotamadya Daerah

Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan

Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung yang

merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan

Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung.

Kota Bandung secara topografis terletak pada ketinggian

791 meter di atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi berada

di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dpl, dan titik

terendah berada di sebelah Selatan dengan ketinggian 675

Meter dpl. Di wilayah Kota Bandung bagian Selatan

permukaantanahnyarelatif datar, sedangkan di wilayah kota

bagian Utara konturnya berbukit-bukit. Bandung dikelilingi

oleh pegunungan yang membentuk Bandung menjadi

semacam cekungan (Bandung Basin).

Page 12: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

12

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

Kota Bandung terletak pada posisi 107º 36’ Bujur Timur

dan 6 º 55’ Lintang Selatan, dengan ketinggian rata-rata ±791

m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan geologis di Kota

Bandung dan sekitarnya terdiri atas lapisan aluvial hasil

letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di wilayah

bagian Utara umumnya jenis tanah andosol, sedangkan di

bagian Selatan serta Timur terdiri atas jenis aluvial kelabu

dengan bahan endapan liat. Di bagian Tengah dan Barat

tersebar jenis tanah andosol.

Kota Bandung dalam lingkup Bandung Raya adalah

salah satu pusat berbagai jenis aktivitas penting di Jawa

Barat maupun Indonesia dan sekitar 73,5% wilayah Kota

Bandung adalah kawasan terbangun. Berbagai aktivitas

tersebut pada akhirnya memberikan tekanan berat pada

kondisi fisik alam Kota Bandung. Berbagai masalah

lingkungan muncul diantaranya : penurunan air tanah,

penurunan kualitas air tanah, suhu udara yang semakin

meningkat, kualitas udara menurun, masalah sampah yang

belum dapat ditangani secara optimal, luas lahan terbuka

yang berfungsi lindung sangat sedikit dan terancam

keberadaannya, ketidakseimbangan kegiatan antarwilayah

dan lain sebagainya.

Pada situasi menghadapi berbagai masalah fisik alam

tersebut, tuntutan kebutuhan air bersih, kualitas udara yang

baik, kenyamanan, ruang terbuka hijau, ketuntasan

penanganan sampah, kebutuhan pemukiman, sarana dan

prasarana semakin meningkat seiring dengan peningkatan

jumlah penduduk dan aktivitasnya.

Permasalahan lingkungan fisik alam tersebut pada

dasarnya bukan hanya tantangan Kota Bandung saja, namun

Page 13: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

13

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

juga tantangan bagi Bandung Raya, yaitu meliputi wilayah

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota

Cimahi. Permasalahan di salah satu wilayah tersebut dapat

membawa dampak pada wilayah lainnya.Karena itu untuk

penanganan masalah dan pemenuhan kebutuhan di Kota

Bandung memerlukan sinergitas dengan Kabupaten-Kota di

Bandung Raya.

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang

mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai pengelola

keuangan dan aset daerah milik Pemerintah Kota Bandung

harus peka terhadap kondisi lingkungan Kota Bandung

sehingga dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah juga

harus melihat kondisi tata ruang wilayah dan kondisi

lingkungan hidup yang berkembang agar pelayanan yang

diberikan dapat dirasakan oleh masyarakat sehingga

menunjang pembangunan Kota Bandung.

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan gambaran tentang permasalahan, faktor-

faktor penghambat dan pendorong, juga kondisi tata ruang

wilayah dan lingkungan hidup yang diperkirakan akan

berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan dan aset daerah

kedepan, maka kami menentukan beberapa isu-isu strategis

dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPKAD dalam

melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di

bidang pengelolaan keuangan daerah dan pengelolaan aset

daerah, sebagai berikut :

Page 14: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

14

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

1. Penyusunan APBD yang belum tepat waktu sehingga

mengakibatkan terhambatnya awal kegiatan di Kota

Bandung;

2. Proses sertifikasi tanah milik Pemerintah Kota Bandung

yang masih terhambat sehingga proses pengamanan aset

tanah milik pemda belum sepenuhnya dapat

dilaksanakan;

3. Penatausahaan keuangan dan aset daerah yang belum

sepenuhnya sesuai dengan Standar Operasional

Pelaksanaan Kegiatan;

4. Pembebasan Lahan untuk Ruang Terbuka Hijau sebagai

paru-paru kota;

5. Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah selama ini masih Wajar

Dengan Pengecualian (WDP).

Sehubungan hal tersebut, maka perlu dikembangkan

upaya tindak lanjut sebagai berikut :

1. Pengkajian dan penyempurnaan produk hukum daerah

yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan aset

daerah.

2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur

guna menunjang keberhasilan pelaksanaan keseluruhan

proses pengelolaan keuangan dan aset daerah baik di

DPKAD sendiri maupun seluruh pengelola keuangan dan

aset di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

3. Penataan kembali sistem aplikasi dan data base

pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dukungan

teknologi informasi semakin penting mencermati

kompleksitas penerapan sistem dan prosedur

pengelolaan keuangan dan aset.

Page 15: BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN

DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG

15

RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188

B

A

B

III

4. Perbaikan sistem pengendalian internal di lingkungan

Pemerintah Daerah. Hal ini dimaksudkan untuk

menciptakan lingkungan pengendalian yang sehat,

terselenggaranya penilaian resiko, aktifitas pengendalian,

sistem informasi dan komunikasi serta kegiatan

pemantauan pengendalian.

5. Peningkatan intensitas koordinasi dan konsultasi baik

secara horizontal maupun vertikal. Hal ini bermanfaat

dalam memecahkan berbagai permasalahan dan

hambatan yang dihadapi.

6. Peningkatan fungsi-fungsi staf sebagai dukungan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi meliputi

pengelolaan sumberdaya aparatur, keuangan, prasarana,

sarana dan pengelolaan aset Dinas.