skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47193... · 2019. 9. 25. · c. apa...
TRANSCRIPT
SISTEM REKRUTMEN PETUGAS HAJI PADA KANTOR
WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI
JAKARTA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh :
Mulya Abdullah
11140530000023
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
ABSTRAK
Mulya Abdullah, 11140530000023, Program StudiManajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi, Sistem Rekrutmen Petugas Haji Pada KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun2018, Atas bimbingan H. Mulkanasir, BA, S. Pd, MM,
Dalam penyelenggaran ibadah haji dibawah naunganKementerian Agama Republik Indonesia harus didukung denganadanya petugas haji. Karena petugas haji memiliki peran yangpenting dalam pelaksanaan ibadah haji. Para petugas haji dituntutuntuk melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap para jamahhaji.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan sistem rekrutmen petugas haji ini untukmeningkatkan kepuasan para jamaah haji. Mulai dari proses awalrekrutmen yang dilakukan oleh Kantor Wilayah KementerianAgama baik dari Provinsi maupun Kab/Kota sampai tahap akhirdi Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriftif denganpendekatan kualitatif. Yang mana metode ini menggambarkandan menginterprestasikan objek yang sesuai dengan apa adanya.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sistem rekrutmen petugashaji di Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta sudahsesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dimulai dari prosesawal rekrutmen dari tingkat Kabupaten/Kota, dilanjutkan denganproses rekrutmen tahap kedua di Kantor Kementerian AgamaProvinsi DKI Jakarta, dan tahap terakhir proses rekrumen denganpraktek dan wawancara
Kata Kunci: Sistem, Rekrutmen, dan Petugas Haji
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita nikmat iman, Islam dan ihsan. Semoga nikmat tersebut selalu
tersimpan dalam diri kita sebagai cerminan manusia yang
bertaqwa. Shalawat beserta salam semoga selalu Allah SWT
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabatnya dan orang-orang yang selalu istiqomah berada di
jalan-Nya.
Alhamdulillah dengan rahmat dan ridho Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi
Sistem Rekrutmen Petugas Haji Pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Pada Tahun 2018 Terhadap Kepuasan
Jamaah Haji.” Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada
orang tua penulis yaitu, Ayahanda Haji Abdulhak Ali dan Ibunda
Hajjah Hasanah beserta kedua adik ku Ahmad Iqbal dan Masrifah
serta untuk Pamanda Haji Ahmad Siroj dan Bibinda Hajjah Lilis
Yudiana yang telah merawat penulis dari kecil yang telah
memberikan kasih sayang, do’a dan semangat yang menjadi
motivasi bagi penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan di
perguruan tinggi.
iii
Selanjutnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak.
Maka dari itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Siti Napsiyah, MSW selaku Wakil
Dekan I Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, MA selaku
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan
Suhaimi, MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Program
Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Noor Bekti Negoro, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama menjadi mahasiswa.
5. H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya dalam
membimbing penulis dari awal sampai akhir penelitian
skripsi ini selesai.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen
Dakwah yang telah memberikan Pengajaran dan
iv
Pembelajaran teori maupun pengalaman hidup yang luar
biasa.
7. Seluruh Pimpinan dan Jajaran Pegawai Kantor Wilayah
Kementerian Agama yang telah memberikan bimbingan
selama Praktikum Profesi Terpadu (Magang) dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.
8. Ibu Hj. Eva Alvauziyah, Bapak Nur Triono, dan Bapak
Hasani Ahmad Said dari pihak Kementerian agama
Provinsi DKI Jakarta dan peserta rekrutmen petugas haji
yang telah bersedia untuk diwawancarai oleh penulis
untuk membantu skripsi ini
9. Fatimah, Alfi, Icha, Syifa, dan Arif selaku sahabat
seperjuangan terbaik yang tidak pernah lelah
menyemangati penulis setiap harinya, Semoga selalu
dalam lindungan Allah SWT, Aamiin.
10. Taqi, Faiz, Salman, Rizky teman kosan tijel yang tidak
pernah lelah menyemangati penulis untuk terus
mengerjakan skripsi.
11. Ibu Hj. Christ Maharani, Bang Wahyu, Pak Lutfi, Bang
Ivan, Bang Oval, Bang Indra, Bang Zaky, Farhah, Om
Fajar, Mbak Era, Mbak Irma, Mbak Citra, Tiara, Bang
Rizky, Bang Yugo, Bang Rudi, Pak Tarwan, Bang Ozi
selaku pimpinan dan karyawan dari PT. Al Aqsha Jisru
Dakwah tempat saya bekerja yang selalu menyemangati
dan selalu mengingatkan penulis untuk mempercepat
penyelesaian skripsi ini.
v
12. Sahabat-sahabat terbaik Konsentrasi Manajemen Haji dan
Umroh Angkatan 2014 yang namanya tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, Semoga silaturahmi tetap terjaga.
Aamiin.
13. Sahabat-sahabat terbaik Program Studi Manajemen
Dakwah Angkatan 2014.
Akhirnya penulis menyadari keterbatasannya sebagai
manusia biasa, mungkin mempunyai kekurangan atau kelemahan.
Begitupun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini masih banyak
yang harus diperbaiki dan diperbaharui oleh karenanya kritik dan
saran yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk
kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap,
semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Jakarta, 21 Maret 2019
Mulya Abdullah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................... . i
KATA PENGANTAR........................................................ . ii
DAFTAR ISI....................................................................... . vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................... . 1B. Batasan dan Perumusan Masalah ...................... . 3C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... . 4D. Metodelogi Penelitian ....................................... . 5E. Tinjauan Pustaka ............................................... . 9F. Sistematika Penulisan........................................ . 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Sistem................................................................ . 131. Pengertian Sistem ......................................... . 132. Karakteristik Sistem ..................................... . 143. Ciri-Ciri Sistem ............................................ . 174. Tujuan Sistem. ............................................. . 17
B. Rekrutmen ......................................................... . 181. Pengertian Rekrutmen .................................. . 182. Tujuan Rekrutmen ........................................ . 203. Sumber-Sumber Rekrutmen ......................... . 204. Kendala-Kendala Rekrutmen ....................... . 24
C. Sistem Rekrutmen ............................................. . 28D. Petugas Haji....................................................... . 29
1. Pengertian Petugas Haji................................ . 292. Macam-Macam Petugas Haji ....................... . 29
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAHKEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKIJAKARTA
vii
A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi DKI Jakarta........................ . 32
B. Identitas Lembaga ........................................ . 35C. Visi dan Misi ................................................ . 35D. Organisasi di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta .................................... . 371. Struktur .................................................... . 372. Job description ........................................ . 38
E. Tugas Pokok dan Fungsi .............................. . 39
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Proses Seleksi Haji ....................................... . 41B. Ketentuan Seleksi ......................................... . 44C. Kewajiban, hak, dan sanksi petugas haji
indonesia....................................................... ..50
BAB V SISTEM REKRUTMEN PETUGAS HAJI PADAKANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018
A. Sistem Rekrutmen Petugas Haji Pada KantorWilayah Kementerian Agama Provinsi DKIJakarta........................................................... ..52
B. Aspek Penilaian pada Sistem Rekrutmen PetugasHaji pada Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi DKI Jakarta .................................... . 65
C. Kendala dan Solusi Yang Dihadapi SaatPelaksanaan Rekrutmen Petugas Haji pada KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta .. . 66
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan................................................... . 70B. Saran ............................................................. . 70
viii
DAFTAR PUSTAKA......................................................... . 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Kantor Kementerian Agama ProvinsiDKI Jakarta ...................................................... . ...37
Gambar 2 Struktur Bidang Penyelenggara Haji danUmroh ............................................................... ......38
Gambar 5 ID Card Peserta Tes CAT ........................................56
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Rekrutmen Petugas Haji 2018........................ 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ibadah haji adalah rukun islam kelima yang merupakan
kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap orang islam yang telah
memenuhi syarat istitaah, baik secara finansial fisik, maupun
mental. Penyelenggaran ibadah haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya
bagi jamaah haji sehingga jamaah haji dapat menunaikan
ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.1
ibadah haji merupakan event besar tahunan umat islam
dunia khususnya untuk Indonesia yang menjadi negara dengan
umat islam terbanyak di dunia. Yang pada tahun ini jumlah
jamaah haji Indonesia berjumlah 221ribu jamaah.2 Oleh karena
itu Kementerian Agama Indonesia dituntut untuk mengelola
jamaah haji yang berjumlah 221ribu ini dengan baik.
Penyelenggaraan haji ini menyangkut dari berbagai instansi baik
dari dalam maupun luar negeri untuk yang berkaitan dengan
beberapa aspek seperti Transportasi, Penginapan, Konsumsi,
Kesehatan dan Keamanaan.
1 Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pe nyelenggaraanIbadah Haji, (Jakarta : 2009), h. 4
2 https://nasional.kompas.com/read/2018/01/22/16331761/menteri-agama-kuota-haji-tahun-2018-mencapai-221000-jemaah yang diakses padatanggal 20 November 2018 pada pukul 21.20
2
Kementerian Agama Indonesia setiap penyelenggaraan
ibadah haji membentuk panitia penyelenggaraan ibadah haji.
Mulai dari Kementerian Agama Pusat, Provinsi dan Kab/Kota
untuk melakukan proses rekrutmen petugas haji. 3 Dan demi
lancarnya ibadah haji selama perjalanan dan dalam hal ibadah
disini diperlukan petugas haji yang memiliki kemampuan untuk
membantu mengarahkan dan melayani para jamaah haji.
Rekrutmen petugas haji ini memuat petugas dalam bidang
Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH), Tim Pemandu Haji
Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Haji Indonesia (TPIHI), dan
Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).
Rekrutmen petugas haji tidak seperti rekrutmen pada
umumnya. Dalam hal ini petugas haji harus memiliki kemampuan
khusus dikarenakan mereka akan melayani ratusan ribu jamaah
haji. Dan juga para petugas haji akan mengalami permasalahan
yang tidak semua orang bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Oleh karena itu panitia rekrutmen dituntut untuk melakukan
rekrutmen sesuai dengan kemampuan yang diinginkan oleh
Kementerian Agama. Dengan rekrutmen ini memiliki tujuan
menghasilkan para petugas haji yang terukur, amanah, akuntable,
dan memiliki kompetensi terutama dalam bidang perhajian dan
untuk menaikan indeks kepuasan jamaah haji.4
Untuk di wilayah Kantor Kementerian Agama hanya
melakukan rekrutmen di bagian TPHI dan TPIHI. Sementara
3 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eva Alvauziah di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 20 Desember 2018
4 Petunjuk teknis Pelaksanaan Rekrutmen Petugas Haji Tahun 1439H/ 2018 M, h. 3
3
untuk TKHI dilakukan rekrutmen oleh Kementerian Kesehatan
Republik indonesia.
Berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini dan latar
belakang diatas, maka penulis menuangkan dalam sebuah karya
ilmiah “skripsi” dengan judul “SISTEM REKRUTMEN
PETUGAS HAJI PADA KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2018”
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi
penelitian ini hanya dalam dua point yakni:
a. Sistem Rekrutmen Petugas haji Pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018
b. Aspek penilaian Petugas haji Pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018
c. Kendala dalam rekrutmen Petugas haji Pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2018
2. Perumusan Masalah
Adapun masalah pokok yang akan dibahas penulis adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana sistem rekrutmen petugas haji di Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta pada
tahun 2018?
b. Apa aspek penilaian dalam sistem rekrutmen ini?
4
c. Apa kendala dan solusi yang dihadapi dalam sistem
rekrutmen ini?
C. Tujuan dan Manfaat Penilitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui sistem rekrutmen petugas haji di
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2018
b. Untuk mengetahui aspek penilaian rekrutmen petugas
haji di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta pada tahun 2018
c. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan
rekrutmen petugas haji
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pengembangan
dalam ilmu rekrutmen dan dapat menjadi rujukan atau
acuan karya ilmiah dimasa yang akan datang
b. Manfaat Akademis
Secara akademis adalah sebagai persyaratan akhir untuk
mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) dalam bidang
Manajemen Dakwah (Haji dan Umroh) dan juga
menambah wawasan dalam hal rekrutmen petugas haji.
5
c. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan referensi dalam
melaksanakan rekrutmen petugas haji.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan penulis
adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan
taylor seperti dikutip oleh Lexy J. Moleong metode
penelitian kualitatif adalah sebagai suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang
diamati.5 Sementara penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan suatu
hal.6
Sumber data yang dipakai dalam penelitian kualitatif
berupa lingkup ilmiah. Kajian utama dalam penelitian
kualitatif adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
kondisi dan situasi sosial. Penelitian dilaksanakan ketika
berinteraksi langsung dilokasi penelitian. Peneliti
melakukan pengamatan, mencatat, mencari tahu, dan
menggali sumber yang berkaitan dengan peristiwa yang
terjadi pada saat itu dalam hal ini adalah rekrutmen petugas
haji.
5 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2007), h.3
6 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: SekolahIlmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara 2004), h 23.
6
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dalam penelitian ini adalah Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang
didalamnya terdapat pengurus atau pengelola petugas
haji yang dapat dijadikan sumber informasi dalam
penelitian ini.
b. Objek penelitian ini adalah Sistem Rekrutmen Petugas
Haji Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
Jl. D. I. Panjaitan No. 10, Jatinegara, RT. 9/1, Cipinang
Cempedak, Jatinegara, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Adapun waktu penelitian ini di mulai pada bulan November
2018 – Januari 2019.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah
teknik analisis deskriptif. Analisis deskritif
merupakan tehnik analisis yang dipakai untuk menganalisis
data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-
data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud
membuat generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk
dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya
seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel,
presentase, frekuensi, diagram, grafik, mean, modus dll.
7
5. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung
dari pelaku yang melihat dan terlibat langsung dalam
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data primer
merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer
dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data
primer, peneliti harus mengumpulkannya secara
langsung.7
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan pendekatan penelitian yang
menggunakan data-data yang telah ada, selanjutnya
dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-
data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Data ini
didapat dari sumber ke dua atau melalui perantaraan
orang. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.8
7 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2011), h. 117
8 Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,(Jakarta: Bumi Aksara,2011), h. 7
8
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, penulis juga
menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data
yang berkaitan dengan pembahasan penulisan skripsi ini,
yakni sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan langsung
untuk memperoleh data yang diperlukan.9 Observasi bisa
diartikan sebagai pengamatan dengan sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki. Kegiatan observasi
ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data
apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang
direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat
dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya
(validitasnya).
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan tersebut. (Lexy J, 2006 :186).
Tujuan wawancara sendiri adalah mengumpulkan dara
atau informasi (keadaan, gagasan/pendapat,
9 Winarno Surahmad, Menyusun Rencana Penelitian, (Bandung : CV.Tarsita), h. 32
9
sikap/tanggapan, keterangan dan sebagainya) dari suatu
pihak tertentu.10
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen. 11 Dalam hal ini penulis
mengumpulkan data-data dan sumber-sumber yang
berkaitan dengan rekrutmen petugas haji.
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman dan
mengacu kepada keputusan Rektor UIN Syarif Hidyatullah
Jakarta Nomor : 507 Tahun 2017, Tentang “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2017”.
E. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari adanya bentuk penjiplakan atau
plagiat maka penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap
beberapa skripsi sebagai bahan perbandingan dalam
pembuatan skripsi. Adapun memiliki judul hampir sama
dengan judul skripsi yang akan ditulis walaupun sebenarnya
tidak sama. Judul-Judul skripsi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Sifah Khairiyah Jamil, NIM 1110053100007, Konsentrasi
Manajemen Haji dan Umroh, Program Studi Manajemen
Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
10 Arief Subyantoro dan FX. Suwarto, Metode dan Teknik PenelitianSosial, (Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2007), h. 97
11 Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi PenelitianSosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cet ke 4, h. 73
10
Dalam penelitiannya yang berjudul “ Sistem Pelatihan
Petugas Haji (PPIH Arab Saudi) Pada Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama
Republik Indonesia” Persamaan penelitian ini adalah sama
dalam hal petugas haji, dan perbedaannya penulis
melakukan penelitian tentang Sistem Rekrutmen Haji di
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.
2. Aulia Ul Ummah, NIM 109053100006, Konsentrasi
Manajemen Haji dan Umroh, Jurusan Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dalam
penelitiannya yang berjudul “Sistem Rekrutmen Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pada Direktorat Jendral
Penyelenggara Haji Dan Umroh Kementerian Agama
Republik Indonesia”, Persamaan penelitian ini terletak dari
subjek dan objek judul penelitian dan perbedaannya penulis
menambahkan kata “evaluasi” dan tempat penelitian yang
berbeda.
3. Muqoddas Al Aslami, NIM 1110053000014, Konsentrasi
Lembaga Keuangan Syariah, Jurusan Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam
penelitiannya yang berjudul “Strategi Rekrutmen Pegawai
Frontliners Bank Syariah Mandiri Kantor Wilayah II
Jakarta” Persamaan dengan penulis yakni dalam hal
rekrutmen. Perbedaannya penulis membahas tentang
strategi sementara penulis membahas tentang evaluasi.
11
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari
enam bab, dan terbagi lagi menjadi sub bab dengan susunan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini terdiri dari beberapa hal di antaranya tentang
sistem, proses rekrutmen, dan petugas haji.
BAB III : GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI
JAKARTA
Terdiri dari : Profil atau gambaran umum Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yang terdiri dari
: sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, tugas
dan fungsi Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta.
12
BAB IV : DATA DAN TEMUAN
Terdiri dari : data-data yang ditemukan selama penelitian di
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
dan data-data dari pihak lainnya.
BAB V : PEMBAHASAN
Terdiri dari : sistem, aspek, dan kendala yang dihadapi
pada saat pelaksanaan rekrutmen petugas haji pada Kantor
Wilayah Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta
BAB VI : PENUTUP, KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan, saran-saran dan lampiran yang
diperlukan dalam penelitian.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sistem
1. Pengertian Sistem
Dilihat dari segi bahasa kata sistem berasal dari
bahasa Yunani “syestema” yang memiliki dua pengertian.
Pertama, sistem merupakan suatu keseluruhan yang terdiri
dari sekian banyak bagian. Kedua, sistem merupakan
hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau
komponen secara teratur. Jadi sistem adalah himpunan atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan satu keseluruhan.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
mengartikan sistem sebagai seperangkat unsur yang saling
berkaitan sehingga membentuk suatu sistem.2
Menurut Thiery seperti dikutip oleh Karhi Nasjar dan
Winardi menyebutkan bahwa sistem merupakan suatu
keseluruhan elemen-elemen yang saling mempengaruhi,
teratur menurut recana tertentu guna mencapai tujuan.3
1 Tatang Amirin, Pokok-Pokok Sistem, (Jakarta: PT:Raja GrafindoPersada, 2001), h. 1
2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar BahasaIndonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1998), h.8
3 Karhi Nasjar dan Winardi, Teori Sistem dan Pendekatan Sistem DalamBidang Manajemen, (Bandung: PT. Mandar Maju, 1997), Cet. Ke-1, h.63
14
Menurut Fuad Ihsan didalam bukunya mendefinisikan
bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas unsur-
unsur sebagai sumber-sumber yang memiliki hubungan
fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling
membantu untuk mencapai suatu hasil.4
Menurut Onong Uchyana Efendi, sistem adalah suatu
kebulatan dari sejumlah unsur yang memiliki struktur
dimana antara unsur satu dengan unsur yang lain saling
berhubungan, berinteraksi, dan bergantung yang memiliki
tujuan tertentu.5
Dengan pengertian diatas dapat disimpulkan oleh
penulis bahwa sistem adalah suatu perangkat unsur-unsur
yang saling berhubungan untuk saling membantu guna
untuk tercapainya suatu tujuan dan hasil.
2. Karakteristik Sistem
Model umum sebuah sistem adalah input, proses dan
output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang
sangat sederhana sebab sebuah sistem memiliki
karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan
bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem.
Menurut Tata Subari didalam bukunya
karakteristik sistem adalah sebagai berikut :
4 H. Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan Komponen MKMD,(Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1, h. 189
5 Onong Uchyana Effendi, Human Relation dan Public Relation,(Bandung:PT. Mandar Maju, 1993), h. 2
15
a. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk
satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut
dapat berupa suatu bentuk subsistem
b. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang
membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau
sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan-pisahkan.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau
batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem
tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar
sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar
yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem
tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut
harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang
merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan
mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem
lain disebut penghubung sistem atau interface.
16
Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain.
Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi
masukan untuk subsistem lain melalui penghubung
tersebut.
e. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut
masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan
(maintanance input) dan sinyal (Signal Input).
f. Keluaran Sistem (Output)
Hasil energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan
masukan bagi subsistem yang lain.
g. Pengolah Sistem (Proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan
mengubah masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem (Objebtive)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan
bersifat deterministik. Kalau ada sistem tidak memiliki
sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu
17
sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau
tujuan yang teah direncanakan.6
3. Ciri-Ciri Sistem
Dalam buku karya M. Arif Djamaluddin yang
berjudul “Sistem Perencanaan Pembuatan Program dan
Anggaran” ciri-ciri sebuah sistem adalah sebagai berikut :
a. Selalu terarah pada tujuan tertentu
b. Adanya penanggulangan akan ketahanan dalam
komponen-komponen yang memungkinkan tercapainya
tujuan
c. Adanya faktor-faktor tertentu dalam kerja sama antar
komponen yang memungkinkan tercapainya tujuan
d. Dapat beradaptasi dengan lingkungan.7
4. Tujuan Sistem
Menurut H. Nasuka didalam bukunya, tujuan sistem
adalah sebagai berikut :
a. Adanya kecenderungan umum kearah keterpaduan pada
berbagai ilmu, baik alam maupun sosial.
b. Keterpaduan tersebut tampak terpusat dalam teori sistem
umum. Teori tersebut dapat menjadi alat yang penting
6 Tata Subari, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta : Andi, 2005),h. 11-12
7 M. Arif Djamaluddin, Sistem Perencanaan Pembuatan Program danAnggaran(suatu pengantar),( Jakarta:Ghalia Indonesia, 1982), cet. Ke-4, h.46
18
untuk mencapai tujuan melalui teori yang eksak dalam
bidang nonfisik.
c. Pengembangan penyatuan prinsip-prinsip ke arah “yang
bersifat vertical” dengan menarik hal-hal yang umum
dari masing-masing sehingga teori ini membawa kita
mendekati tujuan untuk kesatuan ilmu.
d. Mendorong ke arah yang memerlukan banyak
keterpaduan dalam kegiatan ilmiah.8
B. Rekrutmen
1. Pengertian Rekrutmen
Menurut E. Sikula seperti yang dikutip oleh Anwar
Prabu Mangkunegara dalam bukunya mengemukakan
bahwa “Recruitment is the act or process of an
organization attempting to obtain additional manpower for
operational purpose. Recruiting invvolves acquiring further
human resources to serve as institutional input”. Yang
diartikan bahwa (Penarikan pegawai adalah tindakan atau
proses dari suatu usaha organisasi untuk mendapatkan
tambahan pegawai untuk tujuan operasional. Penarikan
pegawai melibatkan sumber daya manusia yang mampu
berfungsi sebagai input lembaga).9
8 H. Nasuka, Teori Sistem Sebagai Salah Satu Alternative PendekatanIlmu Agama Islam, (Jakarta;Kencana, 2005), h.2
9 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007),cet ke-7, h.33
19
Menurut Sondang P. Siagian rekrutmen adalah proses
mencari, menemukan dan menarik para pelamar yang
kapabel untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu
organisasi10. Penarikan pegawai adalah tindakan atau proses
dari suatu usaha organisasi untuk mendapatkan tambahan
pegawai untuk tujuan operasional.
Menurut Sedarmayanti perekrutan adalah proses
menghasilkan kelompok pelamar yang memenuhi syarat
untuk pekerjaan organisasional.11
Menurut R. Wayne Mondy perekrutan adalah proses
menarik para individu pada waktu tertentu, dalam jumlah
cukup, dan dengan kualifikasi – kualifikasi yangmemadai
untuk melamar pekerjaan dalam suatu organisasi atau
perusahaan12.
Dengan pengertian rekrutmen diatas dapat
disimpulkan oleh penulis bahwa rekrutmen adalah proses
mencari, menemukan, dan menarik pelamar kerja untuk
penambahan pegawai dengan kualifikasi-kualifikasi yang
memadai untuk mengisi posisi yang kosong di suatu
organisasi atau perusahaan.
10 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2007), Cetakan ke – 14, h. 102
11 Sedarmayanti , Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), Cetakan Ke-5, h. 36
12 R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih BahasaOleh Bayu Airlangga, M.M, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008) Jilid 1 Edisi10, h.5
20
2. Tujuan Rekrutmen
Tujuan utama dari proses rekrutmen adalah
menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan
kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber,
sehingga memungkinkan akan terjaring calon karyawan
dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik.13 Tujuan lain
dari rekrutmen bahwa hendaknya rekrutmen mempunyai
efek luberan (spillover effects), yakni citra umum
organisasi harus menanjak, dan bahkan pelamar yang
gagal dapat mempunyai kesan positif terhadap
perusahaan dan produk- produknya.14
3. Sumber-Sumber Rekrutmen
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, terdapat
dua sumber dalam rekrutmen yakni sebagai berikut :
a. Rekrutmen Internal
Rekrutmen Internal adalah persediaan tenaga kerja dari
dalam organisasi atau perusahaan untuk memenuhi
permintaan karena adanya jabatan kosong. Untuk
melakukan rekrutmen internal, kegiatan yang populer
dan banyak digunakan diantaranya :
1) Rencana Suksesi
13 Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk PerusahaanDari Teori ke Praktik Edisi kedua, (Rajawali Pers: Jakarta,2009), h.150
14 Suwatno dan Donni Juni, Manajemen SDM dalam Organisasi Publikdan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.64
21
Rekrutmen ini merupakan kegiatan yang difokuskan
pada usaha mempersiapkan pekerja unuk mengisi
posisi-posisi efektif.
2) Penawaran Terbuka untuk Suku Jabatan (Job Posting)
Rekrutmen terbuka ini merupakan sistem mencari
pekerja yang berkemampuan tinggi untuk mengisi
jabatan yang kosong, dengan memberikan kesempatan
pada semua pekerja yang berminat.
3) Perbantuan pekerja
Rekrutmen internal ini dapat dilakukan melalui
perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja
lain (pekerja yang ada).
4) Kelompok Pekerja Sementara
Kelompok pekerja sementara adalah jumlah tenaga
kerja yang dipekerjakan dan diupah menurut keperluan,
dengan memperhitungkan jumlah jam atau hari kerja.
5) Promosi dan Pemindahan
Rekrutmen internal ini yang paling banyak dilakukan
adalah promosi untuk mengisi kekosongan pada jabatan
yang lebih tinggi yang diambil dari pekerja yang
jabatannya lebih rendah. Pemindahan adalah
memindahkan pekerja dari suatu jabatan ke jabatan lain
22
yang jenjangnya sama. Promosi bersifat vertikal, sedang
pemindahan bersifat horizontal.15
Dalam hal rekrutmen internal pastinya memiliki
keuntungan seperti meningkatkan moral kerja dan
kedisplinan karyawan karena dengan itu para karyawan
memiliki peluang untuk dipromosikan ke jabatan yang
lebih tinggi lagi. Dan juga tidak mengeluarkan biaya
yang begitu banyak dikarenakan tidak perlu memasang
iklan di berbagai media dan tidak memakan waktu yang
lama, karena perekrutan ini dilakukan terhadap
karyawan sebuah perusahaan itu sendiri.16
Disisi lain dalam perekrutan internal ini juga
memiliki kelemahan seperti kurangnya wibawa
karyawan yang dipromosikan dan kurang membuka
kesempatan sistem kerja baru.17
b. Rekrutmen Eksternal
Rekrutmen eksternal adalah proses mendapatkan tenaga
kerja di luar organisasi/ perusahaan. Dan kegiatan yang
dilakukan untuk melakukan rekrutmen eksternal adalah
sebagai berikut :
1) Hubungan dengan Universitas
15 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yangKompetitif, (Yogyakarta: Gadjah mada University Press, 2003), h.175
17 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, h.42
23
Universitas atau perguruan tinggi merupakan
lembaga pendidikan yang bertugas menghasilkan
tenaga kerja sesuai dengan lapangan pekerjaan yang
terdapat dimasyarakat. Dengan demikian berarti
universitas merupakan sumber tenaga kerja yang dapat
dimanfaatkan oleh organisasi/perusahaan untuk
mengisi jabatan dibidang bisnis/produk lini dan jabatan
penunjangnya
2) Eksekutif atau mencari perusahaan
Sering terjadi sebuah perusahaan memerlukan
eksekutif senior untuk mengisi jabatan penting, dengan
menawarkan upah/ gaji yang kompetitif dibandingkan
dengan perusahaan sejenis sebagai pesaingnya.
Rekrutmen tersebut jika sulit dipenuhi, sekurang-
kurangnya perusahaan dapat mengangkat konsultan ahli
yang dapat diperolehnya di berbagai lembaga.
3) Agen Tenaga Kerja
Rekrutmen eksternal yang lainnya dapat
dilakukan melalui agen tenaga kerja yang memiliki
calon dengan berbagai kualifikasi dan kualitasnya.
4) Rekrutmen dengan advertensi
Rekrutmen eksternal dapat dilakukan dengan
cara mengadvertensikan tenaga kerja yang diperlukan.
Dapat digunakan surat kabar lokal, termasuk majalah,
24
radio dan televise, bahkan melalui surat yang
disampaikan secara langsung kepada calon karyawan.18
Dalam hal rekrutmen eksternal ini memiliki
keuntungan seperti karyawan baru dapat membawa
sistem kerja yang lebih baik lagi untuk memajukan
perusahaan. :
a) Kewibawaan pejabat relatif baik
b) Kemungkinan membawa sistem kerja baru yang baik
Kekurangan merekrut dari luar perusahaan :
a) Prestasi karyawan lama cenderung lebih turun, karena
tidak ada kesempatan untuk promosi
b) Biaya penarikan besar, karena iklan dan seleksi
c) Waktu penarikan karyawan lebih lama
d) Orientasi dan induksi harus dilakukan
e) Turnover cenderung akan meningkat
f) Perilaku dan loyalitas belum di ketahui.19
4. Kendala-kendala rekrutmen
Dalam proses rekrutmen, kita tidak hanya berpikir
18 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 17819 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah,
h. 43
25
bagaimana kita bisa mendapatkan orang yang sesuai
dengan apa yang organisasi/perusahaan inginkan, tetapi
kita juga harus memikirkan kendala-kendala apa saja yang
terjadi dalam proses perekrutan. Sondang Siagian dalam
bukunya menjelaskan ada tiga kendala dalam sistem
rekrutmen, yakni :.
a. Faktor Organisasional
Sebuah organisasi sangat lazim memiliki
kebijaksanaan- kebijaksanaan yang mungkin berbeda
dengan organisasi lainnya, dikarenakan setiap
organisasi mempunyai aturan yang ditetapkan dan
diberlakukan agar organisasi tersebut dapat dengan
mudah mencapai berbagai tujuan dan sasarannya.
Namun yang menjadi perhatian adalah bahwa
mungkin kebijaksanaan tersebut membatasi ruang
gerak para tenaga kerja baru. Sehingga dalam hal ini
Sondang kembali merumuskan empat kebijaksanaan
organisasional yaitu, kebijaksanaan promosi dari
dalam, kebijaksanaan tentang imbalan, kebijaksanaan
tentang status kepegawaian, dan rencana sumber daya
manusia. Berikut akan diuraikan berbagai
kebijaksanaan organisasional :
1) Kebijaksanaan promosi dari dalam
Jika sebuah organisasi memberlakukan
kebijaksanaan promosi dari dalam pada
ketersediaan lowongan, kemudian lowongan
26
tersebut diisi oleh karyawan yang sudah menjadi
karyawan organisasi tersebut, tentunya organisasi
tidak perlu lagi mencari tenaga kerja yang
bersumber dari luar organisasi. Hal tersebut
mengandung hal yang positif, para karyawan dapat
meningkatkan kinerjanya karena prospek kariernya
menjanjikan dan pada akhirnya dapat
meningkatkan loyalitas kepada organisasi dan kecil
kemungkinan untuk pindah ke organisasi lain.
Namun sisi negatifnya ialah dengan menempuh
kebijaksanaan seperti itu, kemungkinan untuk
memperoleh tenaga kerja baru yang memiliki ide,
pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang baru
menjadi sangat terbatas.
2) Kebijaksanaan tentang imbalan
Setiap organisasi pasti mempunyai kebijaksanaan
tentang upah dan gaji. Dalam pengelolaan
manajemen sumber daya manusia, imbalan tidak
terbatas mengenai upah dan gaji saja, akan tetapi
mencakup berbagai kompensasi materiil lain
seperti berbagai bentuk tunjangan yang meliputi
tunjangan istri dan anak, tunjangan biaya
pengobatan, tunjangan jabatanm dan lain
sebagainya.
3) Kebijaksanaan tentang status kepegawaian
Yang dimaksud dengan kebijaksanaan tentang
status kepegawaian adalah ketentuan menngenai
27
apakah para pegawai harus bekerja penuh sebagai
organisasi ataukah bekerja separuh waktu. Hal
tersebut karena berkaitan dengan sisi loyalitas dan
totalitas karyawan tersebut.
4) Rencana sumber daya manusia
Sebuah rencana sumber daya manusia umumnya
memberikan petunjuk mengenai lowongan yang
sifatnya dapat ditempuh melalui promosi dari
dalam maupun lowongan yang terdapat dari
luar. Rencana tersebut tentunya sangatlah
membatasi langkah dan tindakan para pencari
kerja.
b. Kebiasaan pencari tenaga kerja
Pada satuan kerja yang menangani manajemen
sumber daya manusia terdapat sekelompok pegawai
yang tugas utamanya adalah melaksanakan rekrutmen.
Mereka adalah spesialis dan sudah tentu ahli dalam
berbagai perihal yang berkaitan dengan proses
rekrutmen. Sebagai tenaga ahli, mereka juga biasa
dikenal dengan pencari tenaga kerja, dituntut berfikir
dan bertindak secara rasional. Namun terdapat
beberapa faktor yang sudah menjadi kebiasaan-
kebiasaan. Dari kebiasaan tersebut muncul sebuah sisi
negatif dan positifnya, sisi negatifnya ialah cenderung
membuat kesalahan atau kekeliruan yang sama apabila
sebuah kesalahan atau kekeliruan yang pernah dibuat
28
tidak mempunyai dampak negatif yang cukup kuat bagi
organisasi. Sisi positifnya ialah proses rekrutmen yang
dilakukan dapat berlangsung dengan relatif cepat
karena berkat pengetahuan dan pengalamannya.
c. Kondisi eksternal
Dalam pengelolaan roda organisasi, faktor-faktor
dari luar lingkungan tidak boleh diabaikan, termasuk
dalam dalam hal merekrut tenaga kerja baru. Beberapa
contoh fenomena yang terjadi di sekitar lingkungan
adalah, tingkat pengangguran, kedudukan organsiasi
pencari tenaga kerja baru, langka atau tidaknya
keahlian atau keterampilan tertentu, proyeksi angkatan
kerja pada umumnya, peratutan perundang-undangan,
praktek rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain, dan
pertimbangan pencari tenaga kerja mengenai tuntutan
tugas yang kelak akan dikerjakan oleh pekerja baru.20
C. Sistem Rekrutmen
Setelah diuraikan diatas tentang pengertian sistem dan
rekrutmen, maka dapat diartikan bahwa yang dimaksud
dengan sistem rekrutmen adalah suatu perangkat unsur-unsur
yang saling berhubungan untuk saling membantu untuk
proses mencari, menemukan, dan menarik pelamar kerja
20 Sondang Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h.103
29
untuk penambahan pegawai dengan kualifikasi-kualifikasi
yang telah ditentukan oleh sebuah perusahaan atau lembaga
D. Petugas Haji
1. Pengertian Petugas Haji
Pengertian petugas haji dibagi menjadi dua bagian
yang pertama petugas. Petugas dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah Orang yang bertugas melakukan sesuatu.21
Sementara Haji adalah menuju atau berkunjung ke baitullah
untuk melakukan ibadah dan amalan tertentu yang
digariskan al qur’an dan hadits.22
Dari kedua kata tersebut yang dimaksud dengan
Petugas Haji Indonesia adalah seseorang yang ditetapkan
untuk melaksanakan tugas operasional penyelenggaraan
ibadah haji sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) dan Petugas yang menyertai jamaah.23
2. Macam-macam Petugas Haji
Dari pengertian Petugas Haji Indonesia dapat diambil
bahwa petugas haji indonesia dibagi menjadi dua yakni :
a. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH)
PPIH ini dibagi menjadi tiga bagian yakni PPIH Pusat,
PPIH Arab Saudi, PPIH Embarkasi :
21 http://www.kamuskbbi.id diakses pada tanggal 2 Desember 2018pada pukul 20.15
22 Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam PermasalahanIbadah Haji Menurut Empat Mazhab, (Jakarta: Pustaka Cendikiamuda, 2016),h. 15
23 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah,Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesia, h. 5
30
1) PPIH Pusat adalah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
yang bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan perhajian yang ditempatkan di
Kementerian Agama Pusat.
2) PPIH Arab Saudi adalah Petugas haji yang
bertanggung jawab dalam pembinaan, pelayanan
umum, bimbingan ibadah, pelayanan kesehatan serta
perlindungan jamaah haji di arab Saudi yang
ditugaskan di tiga daerah kerja yaitu Jeddah,
Madinah, dan Mekkah serta Kantor Misi Haji di
Jeddah
3) PPIH Embarkasi adalah Petugas haji yang
bertanggung jawab pada pembinaan, pelayanan
umum, bimbingan ibadah, pelayanan kesehatan serta
perlindungan jamaah haji pada setiap embarkasi.24
b. Petugas Yang Menyertai Jamaah
Petugas yang menyertai jamaah adalah petugas yang
ditugaskan melayani dan membimbing jamaah dalam
satu kelompok terbang (kloter) sejak dari embarkasi
sampai ke debarkasi tanah air. Yang termasuk petugas
ini adalah :
1) Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) adalah Petugas
yang menyertai jamaah haji dalam bidang
administrasi dan manajerial (Ketua Kloter)
24 Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h. 3-4
31
2) Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
adalah Petuags yang menyertai jamaah dalam bidang
bimbingan ibadah.
3) Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) adalah Petugas
yang menyertai jamaah dalam bidang pelayanan
kesehatan baik dokter maupun perawat.
4) Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) dan Tim
Kesehatan Haji Daerah (TKHD) adalah Petugas yang
ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota untuk
melayani jamaah daerah masing-masing. TPHD
dalam hal ini melayani jamaah dalam bidang umum
dan ibadah. Sementara TKHD dalam bidang
kesehatan.25
25 Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji, h. 3-4
32
BAB III
GAMBARAN UMUM
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI DKI JAKARTA
A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal
tersebut tercermin baik dalam kehidupan bermasyarakat
maupun dalam kehidupan bernegara. Secara historis, benang
merah nafas keagamaan tersebut, dapat ditelusuri sejak abad
V Masehi, dengan berdirinya kerajaan Kutai yang bercorak
Hindu di Kalimantan, melekat pada kerajaan-kerajaan di
pulau Jawa, antara lain kerajaan Tarumanegara di Jawa
Barat, dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah. Dan pada
masa kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai
lambang kejayaan agama Budha. Pemerintah kerajaan
Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi agama Budha di
Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia
Tenggara pada masa itu. Bahkan beberapa siswa dari
Tiongkok yang ingin memperdalam agama Budha lebih
dahulu, beberapa tahun membekali pengetahuan awal di
Palembang sebelum melanjutkannya ke India.
Dan pada abad ke 7, melalui para pedagang Arab yang
telah lama berhubungan dagang dengan kepulauan Indonesia
tidak lama setelah Islam berkembang di Jazirah Arab. Agama
Islam tersiar secara hampir merata di seluruh kepulauan
33
nusantara seiring dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam,
seperti Perlak dan Samudera Pasai di Aceh, kerajaan Demak,
Pajang dan kerajaan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan
Cirebon dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi
Selatan, kerajaan Tidore dan Ternate di Maluku, kerajaan
Banjar di Kalimantan, dan lain-lain.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang
penjajahan Belanda, banyak raja dan kalangan bangsawan
yang bangkit menentang penjajah. Mereka tercatat sebagai
pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda, Teuku Cik
Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Panglima Olim,
Sultan Agung Mataram, Imam Bonjol, Pangeran
Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Hasanuddin,
Sultan Goa, Sultan Ternate, Pangeran Antasari, dan lain-lain.
Secara filosofis, sosio politis dan historis, agama bagi bangsa
Indonesia, sudah berurat dan berakar dalam kehidupan
bangsa. Itulah sebabnya para tokoh dan pemuka agama,
selalu tampil sebagai pelopor pergerakan dan perjuangan
kemerdekaan, baik melalui partai politik, maupun sarana
lainnya. Perjuangan gerakan kemerdekaan tersebut melalui
jalan yang panjang sejak jaman kolonial Belanda sampai
kalahnya Jepang pada Perang Dunia ke II.
Mr. Mohamad Yamin adalah orang pertama yang
mengusulkan dalam sidang BPUPKI agar Pemerintah RI
membentuk Kementerian Islamiyah. Para tokoh banyak yang
mengusulkan agar Kementerian yang mengurusi agama
dimasukkan ke dalam Kementerian Dalam Negeri, bahkan
34
ada yang mengusulkan ke Kementerian Pendidikan. Dari 27
anggota PPKI ternyata hanya 6 (enam) orang yang
menyetujui adanya Kementerian yang mengurusi agama.
Namun pada sidang Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat (BP-KNPI) pada tanggal 11 November 1945
mengemukan kembali usul adanya Kementerian Agama
sendiri, usul tersebut dilanjutkan kembali dalam berbagai
rapat yang dipelopori oleh berbagai tokoh agama sehingga
Presiden Soekarno memberikan isyarat kepada Wapres Moh.
Hatta agar ada kementerian khusus yang mengurusi agama.
Maka pada tanggal 03 Januari 1946 lahirlah Kementerian
Agama RI dengan H. Rasjidi BA sebagai Menteri Agama
yang pertama.
Dalam Keputusan Menteri Agama, tentang tata
organisasi dan tata kerja Kementerian Agama Provinsi dan
Kab/Kota, kedudukan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta adalah Institusi vertikal Kementerian
Agama yang berada dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Menteri Agama RI.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta,
berdiri satu tahun setelah Kementerian Agama RI didirikan,
dengan Kepala Kanwil yang pertama: R.H.O Hudaya, ke-2
H.M Djamil Latief S.H, ke-3 K.H Muchtar Natsir, ke-4 H.
Salahuddin El-Chairy BA, ke-5 Drs.H. Muhammad, ke-6 H.
Halimi AR, ke-7 Drs.H. Mubarok, ke-8 Drs.H.A. Bidawi
Zubir (Periode 1996 - 1998), ke-9 Drs.H. Rusly Wolman,
MM (Periode 1998 - 2000), ke-10 Drs.H.Abdul Chair
35
(Periode 2000 - 2002), ke-11 Drs.H. Muhaimin RD (Periode
2002 - 2003), ke-12 H. Achmad Fauzan Harun SH (Periode
2003 - 2010), ke-13 Drs. Sutami, M.Pd.I (Periode 2010 -
2011), ke-14 H. Muhaimin Luthfie (Periode 2011 - 2013),
ke-15 H. Akhmad Murtado, SE (Periode 2013 - 2015) dan
Periode tahun 2015 sampai saat ini dijabat oleh Dr. H.
Abdurrahman, M. Ag.
B. Identitas Lembaga
Nama Instansi :Kantor Wilayah Kementrian Agama
Provinsi DKI Jakarta
Alamat : Jl. D.I. Panjaitan No. 10, Jatinegara, RT.9/RW.1,
Cipinang Cempedak, Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13340
Web : https://dki.kemenag.go.id/
Bagian Bidang : Penyelenggara Haji dan Umroh
C. Visi dan Misi
1. Visi
Visi : Terwujudnya masyarakat provinsi daerah khusus
ibukota Jakarta yang taat beragama, rukun, cerdas dan
sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan provinsi
daerah khusus ibukota Jakarta yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong.
2. Misi:
a. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran
agama
36
b. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat
beragama
c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang
merata dab berkualitas
d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan
potensi ekonomi keagamaan
e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah
yang berkualitas dan akuntabel.
37
D. Organisasi di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta
1. Struktur
a. Struktur Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta
Gambar 1 : Struktur Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
38
b. Struktur Bidang Penyelenggara Haji Dan Umrah
Gambar 2 : Struktur Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh
2. Job description dari masing-masing kedudukan yang
terdapat di bagian Penyelenggaraan Haji dan Umrah:
a. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh,
bertugas menyusun, mengkoordinasikan dan
mendistribukan tugas pada bidang penyelenggaraan
haji dan umroh dalam melaksanakan pelayanan,
bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem
informasi di bidang penyelenggaraan haji dan umrah
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama.
39
b. Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di
bidang pendaftaran dan dokumen haji.
c. Seksi Pembinaan Haji dan Umrah mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di
bidang pembinaan haji dan umrah.
d. Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan
Haji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan
pembinaan di bidang akomodasi, transportasi, dan
perlengkapan haji.
e. Seksi Pengelolaan Keuangan Haji mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di
bidang pengelolaan keuangan haji.
f. Seksi Sistem Informasi Haji mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan,
bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang
pengelolaan sistem informasi haji dan umrah.
E. Tugas Pokok dan Fungsi
Bidang penyelenggara Haji dan Umrah mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan
pengolahan system informasi di bidang penyelenggaraan haji
40
dan umrah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan
oleh Kantor Kementerian Agama (PMA No. 12 Tahun 2012).
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penyelenggaraan
Haji dan Umrah menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan penyiapan perumusan kebijakan teknis di
bidang penyelenggaraan haji dan umrah;
2. pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang
pendaftaran dan dokumen haji, akomodasi,
transportasi, perlengkapan haji, pengelolaan keuangan
haji, pembinaan jemaah haji dan umrah serta
pengelolaan sistem informasi haji dan umrah;
3. evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
penyelenggaraan haji dan umrah.1
1 Data yang diperoleh dari Bapak Nur Triono di Kantor KementerianAgama Provinsi DKI Jakarta sebagai Anggota Seksi Pembinaan Haji dan Umrahpada tanggal 8 November 2018
41
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam melakukan perekrutan petugas haji, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta terus berupaya untuk
selalu berinovasi dalam penyelenggaraan haji agar dapat berjalan
dengan aman, tertib, dan lancar. Maka terkait itu harus dimulai
dari sistem perekrutan petugas haji yang berada di garis terdepan
untuk melayani para jamaah haji.
Dalam hal ini penulis mendapatkan beberapa data mulai dari
bagian awal rekrumen sampai bagian akhir terkait dalam hal
sistem rekrutmen petugas haji yang dilakukan di Kantor
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tahun 1439 H/2018 M
yakni sebagai berikut :
A. Proses Seleksi Petugas Haji
1. Tes Kompetensi awal di lingkungan Kantor Kementerian
Agama Kab/kota dan di lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta yakni Seleksi
administrasi, scoring penilaian, dan tes tertulis.
2. Tes kompetensi dan wawancara tingkat provinsi yang
meliputi verifikasi berkas, tes menggunakan aplikasi
CAT (Computer Asisted Test), dan ujian praktek.1
1 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rekrutmen Petugas Haji Tahun 1439H/2019 M Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
42
Proses tes seleksi petugas haji dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah ditentukan oleh Kementerian Agama Republik
Indonesia yang dimulai pada tanggal 20 Maret 2018 sampai
dengan bulan Mei 2018. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.
NO KEGIATAN WAKTU
1 Penerimaan pendaftaran
peserta tes awal di
lingkungan Kantor
Kemenag Kab/Kota dan di
lingkungan Kanwil
Kementerian Agama di
Provinsi DKI Jakarta
(seleksi administratif)
5 hari
(20 Maret s/d 25 Maret)
2 Pengumuman peserta
yang berhak ikut tes
kompetensi tingkat Kantor
Kab/Kota dan Kanwil
Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta
27 Maret 2018
3 Tes kompetensi tingkat
Kantor Kemenag
Kab/Kota dan Kanwil
Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta dan
koreksi serta rekapitulasi
hasil tes panitia tingkat
29 Maret 2018
43
Kantor Kemenag
Kab/Kota dan Kanwil
Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta
4 Hasil koreksi.rekap hasil
tes (administrasi dan
kompetensi) calon petugas
haji diserahkan kepada
panitia tingkat Kanwil
Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta
2 s/d 6 April 2016
5 Pengumuman peserta
yang berhak mengikuti tes
tingkat Kanwil Kemenag
Provinsi
9 April 2018
6 Tes kompetensi (CAT dan
Praktek) tingat kemenag
provinsi dan panitia
tingkat provinsi
mengoreksi hasil tes
petugas TPHI dan TPIHI
(Petugas Kloter)
12 April 2018
7 Hasil tes (Administrasi,
CAT dan Praktek) Petugas
PPIH Arab Saudi
dikoreksi Panitia tingkat
12 April 2018
44
provinsi
8 Supervisi membawa hasil
seleksi yang ditanda
tangani oleh ketua panitia
dan kakanwil untuk
petugas TPHI dan TPIHI.
Selanjutnya, hasil seleksi
tersebut sebagai acuan
pelaksanaan pelatihan
petugas TPHI dan TPIHI
15 April 2018
9 Pelatihan petugas yang
menyertai jamaah haji dan
petugas PPIH Arab Saudi
Direncanakan pada bulan
April atau Mei 2018
Tabel 1 : Jadwal Rekrutmen Petugas Haji 2018
B. Ketentuan Seleksi
1. Membuat Surat Edaran
Dalam proses seleksi petugas haji diawali dengan Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
membuat surat edaran tentang rencana seleksi dan tes calon
TPHI dan TPIHI kepada :
a. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kabag Tata
Usaha dan Kepala bidang pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Kepala
Kantor Kementerian Agama Kota/Kab se Provinsi DKI
Jakarta, Kepala Balitbang Keagamaan Provinsi Jakarta
45
b. Perguruan Islam Swasta, Pondok Pesantren, Ormas
Islam Provinsi DKI Jakarta
2. Pengajuan Calon Peserta Seleksi
Setelah surat diterima oleh pimpinan Instansi/unit terkait,
maka selanjutnya surat edaran tersebut ditindak lanjuti oleh
unit dan sub unit di wilayah/jajaran masing-masing. Lalu
usulan calon peserta seleksi dari instansi/unit tersebut
ditujukan kepada Kepala Kanwil Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta, masing-masing maksimal 2 dua orang.
Untuk Perguruan Tinggi Swasta, Pondok Pesantren, dan
Ormas Islam calon peserta seleksi diusulkan oleh masing-
masing pimpinan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Perguruan Tinggi Islam Swasta adalah gerakan
perkuliahannya rutin dan kontinyu dalam setiap
harinya, terdaftar di kopertais, telah diakreditasi dan
dosen yang diusulkan adalah dosen tetap dan/atau aktif
dibuktikan dengan surat penetapan dan surat
keterangan mengajar dari perguruan tinggi pelamar
b. Pondok Pesantren adalah yang memiliki izin
operasional, terdaftar di Kantor Kementerian Agama
Kota/Kab dan memiliki santri minimal 200 orang.
Calon yang diusulkan adalah guru dan/atau pengurus
dibukikan dengan surat penetapan dalam struktur
organisasi.
c. Ormas islam adalah yang memiliki perwakilan
kepengurusan sampai dengan tingkat kecamatan dan
46
calon yang diusulkan adalah kader/pengurus dibuktikan
dengan surat penetapan pengurus yang masih berlaku.
3. Persyaratan Calon Peserta Seleksi
Setelah instansi/unit telah menunjuk dua utusan untuk
menjadi calon peserta seleksi, maka peserta calon seleksi
menyiapkan berkas dokumen administrasi kelengkapan calon
peserta meliputi :
a. Surat usulan dari pimpinan instansi atau
organisasi/lembaga
b. Surat usulan calon peserta ditandatangani pimpinan
pondok pesantren/DPW/DPD Ormas Islam/Rektor PTIS
(Bagi non PNS)
c. Biodata calon peserta
d. Foto copy SK pertama dan terakhir bagi PNS dan SK
Pengangkatan pegawai/pengurus bagi non PNS yang
dilegalisir oleh pimpinan organisasi
e. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter pemerintah
f. Foto copy KTP yang masih berlaku 1 lembar
g. Foto copy ijazah terakhir
h. Foto copy sertifikat kemampuan berbahasa Inggris
dan/atau Arab
i. Foto copy sertifikat pembimbing ibadah
j. Pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 3 lembar
k. Foto copy bukti telah melaksanakan ibadah haji (passpor,
buku kesehatan haji, gelang identitas, sertifikat dari
penerbangan)
l. Sertifikat pembimbing manasik haji
47
Seluruh berkas diatas dimasukan dalam map kuning bagi
peserta TPHI, map hijau bagi peserta TPIHI dan map
merah bagi peserta PPIH Arab Saudi)2
Setelah berkas diperiksa oleh panitia seleksi, calon petugas
haji yang dinyatakan lolos seleksi administrasi diumumkan di
papan pengumuman pada Kantor Kementerian Agama Kota/Kab
dan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta. Selanjutnya calon peserta yang lolos seleksi administrasi
tahap selanjutnya adalah tes awal yang dilakukan di kantor
Kementerian Agama Kota/Kab dan Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta secara serentak sesuai jadwal pada tabel, tes awal
tersebut dilaksanakan secara tertulis dengan dilakukan
pengawasan oleh Tim Monitoring Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta. Tes adminitrasi dan tes tertulis
dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh ketua dan
sekretaris dilaporkan kepada kepala Kanwil Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta.
Untuk para peserta tes awal dengan nilai peringkat tertinggi
beserta semua berkas administrasi yang telah lengkap untuk
selanjutnya diusulkan kepada Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta untuk diikutsertakan dalam tes CAT
(Computer Assisted Test), dan praktek di tingkat provinsi sesuai
dengan jadwal pada tabel. Penilaian hasil seleksi petugas haji
2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rekrutmen Petugas Haji Tahun 1439H/2019 M Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
48
meliputi 30% administrasi, 40% CAT, dan 30%praktek.3 Setelah
melakukan tiga tes diatas, hasil seleksi dituangkan dalam berita
acara dan ditanda tangani oleh ketua dan sekretaris panitia.
Selanjutnya panitia melaporkan hasil seleksi peserta yang
dinyatakan lolos kepada Kanwil dan diumumkan di papan
pengumuman dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur
Jenderal. Calon petugas haji yang menyertai jamaah diberikan
pelatihan dan orientasi di embarkasi.
4. Persyaratan Calon Peserta Seleksi
a. Syarat umum peserta seleksi TPHI adalah sebagai berikut :
1) Warga Negara Indonesia
2) Beragam islam
3) Pegawai Negeri Kementerian Agama.4
b. Syarat khusus peserta seleksi TPHI adalah sebagai berikut:
1) Laki-laki
2) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan suratn
keterangan sehat dari dokter
3) Berusia minimal 25 tahun dan maksimal 57 tahun pada
saat mendaftar di tahun berjalan
4) Diutamakan berpendidikan S1 bidang agama dan/atau
pendidikan lainnya yang sesuai
5) Diutamakan sudah menunaikan ibadah haji
3 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eva Alvauziah di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 20 Desember 2018
4 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahNomor 78 Tahun 2018 Tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesiah. 9
49
6) Memiliki kemampuan manajerial, koordinasi dan
kepemimpinan
7) Memahami manasik dan alur perjalanan ibadah haji
8) Diutamakan mampu berbahasa arab dan/atau inggris.5
c. Syarat umum peserta seleksi TPIHI adalah sebagai berikut :
1) Warga negara Indonesia
2) Beragama islam
3) ASN Kementerian Agama dan/atau ASN Kementerian
lainnya/instansi terkait
4) Utusan perguruan tinggi islam, organisasi masyarakat
islam atau pondok pesantren.6
d. Syarat khusus peserta seleksi TPIHI adalah sebagai berikut:
1) Laki-laki dan perempuan
2) Umur minimal 30 tahun dan maksimal 65 tahun pada saat
mendaftar di tahun berjalan
3) Diutamakan berpendidikan S1 bidang agama dan/atau
pendidikan lainnya yang sesuai
4) Sudah menunaikan ibadah haji
5) Memiliki kemampuan di bidang bimbingan ibadah dan
manasik haji
5 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahNomor 78 Tahun 2018 Tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesiah. 12-13
6 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahNomor 78 Tahun 2018 Tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesiah. 9
50
6) Diutamakan memiliki sertifikat pembimbing
7) Diutamakan mampu berbahasa arab dan/atau inggris.7
C. Kewajiban, hak, dan sanksi petugas haji indonesia
Petugas haji mempunyai kewajiban sebagai berikut :
1. Mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku
2. Memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
kepada jamaah haji
3. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
4. Melaksanakan tugas sesuai waktu yang telah ditetapkan
5. Menjaga citra bangsa dan negara
Sementara untuk hak-hak petugas haji Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. Mendapat biaya perjalanan dinas, terdiri dari uang
transportasi dari Indonesia ke Arab pergi pulang, uang
harian, konsumsi dan akomodasi sesuai ketentuan yang
berlaku
2. Mendapat asuransi/santunan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Untuk sanksi bagi petugas haji Indonesia apabila melakukan
pelanggaran sebagai berikut :
1. Mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga, dan
golongan daripada kepentingan pelayanan/pelaksanaan
tugas
2. Memahrami dan dimahrami
7 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rekrutmen Petugas Haji Tahun 1439H/ 2018 M
51
3. Pulang sebelum tugas selesai tanpa alasan yang sah dan
dapat dipertanggung jawabkan
4. Melakukan tindakan melawan hukum baik di Indonesia
maupun di Arab Saudi
Sanksi diatas dapat berupa teguran, peringatan tertulis
ataupun dibatalkan sebagai petugas haji dan/atau
dipulangkan serta wajib mengembalikan seluruh biaya yang
telah dikeluarkan oleh negara.8
8 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan UmrahNomor 78 Tahun 2018 tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesia h.24
52
BAB V
SISTEM REKRUTMEN PETUGAS HAJI PADA KANTOR
WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DKI
JAKARTA TAHUN 2018
A. Sistem Rekrutmen Petugas Haji Pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
Kegiatan rekrutmen petugas TPHI dan TPIHI
dilaksanakan di setiap kantor Kementerian Agama Kota/Kab
dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi secara
serentak. Dalam hal ini Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta melakukan rekrutmen dengan tujuan
untuk melayani para jamaah haji. Untuk meningkatkan
kualitas petugas haji maka dilakukan sistem rekrutmen
petugas haji yang amanah dan memiliki wawasan yang luas
tentang haji.
Proses rekrutmen ini dilakukan sebanyak dua tahap
meliputi tahap pertama di Kantor Kementerian Agama
Kab/Kota dan Provinsi yang dilakukan seleksi administrasi
dan seleksi tertulis. Untuk tahap kedua yakni seleksi
administrasi, seleksi CAT, dan Tes Wawancara di Kantor
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Penjelasan dari
proses rekrutmen sebagai berikut :
a. Tahap Pertama
1) Seleksi Administrasi
53
Seleksi administrasi merupakan tes awal yang harus
diikuti para peserta calon petugas haji. Para petugas haji
diharuskan mempersiapkan berkas-berkas yang
dibutuhkan. Dalam penyiapan berkas ini penulis
mendapatkan sedikit problem yang didapat dari salah satu
peserta seleksi. “ proses seleksi administrasi ini hanya
lima hari yang mana dua harinya ini hari Sabtu dan
Minggu. Dan juga kurangmya informasi yang disebar ke
UIN ini. Saya baru mendapat kabar bahwa ada rekrutmen
petugas haji satu hari sebelum pembukaan seleksi
berkas”.1 Untuk proses seleksi dan melanjutkan pada
tahap berikutnya. Seleksi administrasi ini berlangsung
pada tanggal 20-25 Maret 2018. Dan pengumuman peserta
yang lolos seleksi administrasi pada tanggal 27 Maret.
Yang bertanggung jawab dalah program seleksi ini adalah
panitia rekrutmen tingkat kab/kota dan panitia rekrutmen
tingkat Kantor Wilayah Provinsi DKI Jakarta.2
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa untuk seleksi administrasi ini masih ada kendala
dalam hal menyampaikan informasi tentang kapan
rekrutmen ini dimulai.
2) Seleksi Tertulis
Bagi peserta seleksi yang lolos dalam tes administrasi
tahap pertama, selanjutnya akan mengikuti tes tertulis.
1 Wawancara dengan Bapak Dr. Hasani Ahmad Said MA, pada 22Januari 2018 di kediamannya Jl. Pamulang Raya
2 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eva Alvauziah di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 20 Desember 2018
54
Yang pelaksanaannya pada tanggal 29 Maret 2018. Tes
tertulis ini memuat ilmu dasar seputar tentang manasik
haji, perundang-undangan haji dan regulasi haji. “Tes ini
bertujuan untuk mengukur para peserta tentang sejauh
mana mengetahui tentang haji di Indonesia”.3
Pengumuman tes tertulis ini dilaksanakan pada 9 April
2018 yang mana sudah direpitulasikan dengan nilai tes
administrasi tahap pertama. Dan yang bertanggung jawab
dalah program seleksi ini adalah panitia rekrutmen tingkat
kab/kota dan panitia rekrutmen tingkat Kantor Wilayah
Provinsi DKI Jakarta.
Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan tes ini
bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan para
peserta seleksi haji.
b. Tahap Kedua
1) Seleksi Adminitrasi
Dalam seleksi administrasi yang dilakukan di
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta ini hanya melakukan pengecekan kembali dan
memverifikasi berkas-berkas yang telah masuk pada
seleksi adminstrasi tahap awal. Yang bertanggung
jawab dalam hal seleksi administrasi ini adalah tim
pengolah data dan SISKOHAT (Sistem Komputerisasi
Haji Terpadu).
3 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eva Alvauziah di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 20 Desember 2018
55
Penulis dapat mengevaluasi bahwa tahap seleksi
administrasi ini hanya menghabiskan waktu saja.
Karena seleksi administrasi ini juga terdapat pada
rekrutmen tahap pertama.
2) Tes CAT (Computer Assisted Sistem)
Tes CAT ini merupakan tes terbaru yang diadakan
oleh Kantor Kementerian Agama dengan menggunakan
sistem online berbasis aplikasi menggunakan media
handphone. Tes ini dilaksanakan pada tanggal 12 April
2018 dan yang bertanggung jawab dalam tes ini adalah
Tim pengolah data dan SISKOHAT (Sistem
Komputerisasi Haji Terpadu).
Langkah pertama yang dilakukan peserta seleksi tes
CAT ini adalah membuat akun online. Berikutnya
peserta melakukan login dengan mengisi username dan
password yang telah peserta isi pada saat pendaftaran
online di web www.petugashaji.id. Setelah itu peserta
mengisi biodata, mengupload foto dan memverifikasi
berkas. Selanjutnya peserta mendownload dan
mencetak id card yang berada di website tersebut dan
peserta tinggal menunggu waktu ujian CAT tersebut.
Dan peserta diharuskan untuk mendownload aplikasi
CAT yang berada pada website.
56
Gambar 5 : ID Card Peserta Tes CAT
Pada saat waktu ujian tiba peserta melakukan login
memasukkan username dan password. Lalu memasukkan
kode token ujian yang diberikan oleh petugasdan kode
tersebut berfungsi juga sebagai tanda daftar hadir peserta
tes.
Untuk tes CAT ini merupakan hal baru dalam sistem
rekrutmen petugas haji ini. Dalam hal ini panitia
rekrutmen dari Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta sudah mempersiapkan hal ini. Dengan melakukan
sosialisasi terlebih dahulu tentang bagaimana sistem CAT
ini digunakan.
Pastinya dalam sistem yang baru ini pasti ada yang
setuju dan tidak setuju menggunakan sistem ini.
Dikarenakan dalam tes ini masih ada yang tidak mengerti
57
menggunakan handphone dan tidak mengerti
mengaplikasikannya. Sehingga membuat panitia banyak
membantu para peserta yang tidak paham ini dengan
menginstall dan memberikan tutorial secara perlahan.
“mungkin ini salah satu kendala yang panitia hadapi
dalam tes CAT ini dengan kekurangpahaman peserta
tentang teknologi Handphone”4
Salah satu peserta yang penulis wawancarai
mendukung dengan sistem CAT ini. “Bapak sangat
mendukung dengan sistem CAT ini karena ini merupakan
salah satu kemajuan dizaman teknologi. Dan juga bapak
dapat mengetahui hasil tes langsung hari itu juga”5
Dan ada masukan dari salah peserta seleksi “untuk
kedepannya tes CAT ini tidak hanya dilaksanakan di
Kantor Kementerian Agama Provinsi saja tetapi juga bisa
dilaksanakan untuk pengganti tes tertulis pada tes seleksi
tahap awal”6
Dari dua hal yang setuju dan tidak setuju dengan
penggunaan sistem CAT tersebut penulis menyimpulkan
bahwa sistem ini masih perlu di adakan sosialiasi yang
lebih detail lagi agar para peserta rekrutmen dapat
mengerjakan tes menggunakan handphone berbasis
android.
4 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eva Alvauziah di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 20 Desember 2018
5 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H. Hasani Ahmad Said diUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 22 Januari 2019
6 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Nur Triono di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 28 Desember 2018
58
3) Tes Wawancara
Tes wawancara dilaksanakan setelah melakukan
tes CAT pada tanggal 12 April 2018. Tes ini meliputi
seputar tentang pelaksanaan haji dari mulai
pemberangkatan, pelaksanaan ibadah selama ditanah
suci, dan pemulangan. Setiap peserta seleksi yang di
wawancari di beri pertanyaan yang berbeda-beda.
Sehingga disini dapat mengetahui kemampuan yang
sebenarnya dari para peserta seleksi.7
Penulis dapat mengevaluasi bahwa tes wawancara
ini sangat diperlukan karena dapat mengetahui
kemampuan para peserta seleksi yang sebenarnya.
1. Product Evaluation (Evaluasi Terhadap Hasil)
Evaluasi produk digunakan untuk membantu membuat
keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah
dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu
berjalan
Dari uraian diatas hasil peserta yang lolos seleksi di
Kantor Kementerian Agama berjumlah 20 TPHI, 20 TPIHI.8
Dalam sistem rekrutmen petugas haji memiliki beberapa
tahap yang sudah dijelaskan diatas. Dimana antara satu tahap
dengan tahap yang lain saling berhubungan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Tahap awal dari tes rekrutemen ini dimulai
7 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Nur Triono di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 28 Desember 2018
8 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eva Alvauziah di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 20 Desember 2018
59
dari seleksi berkas dan tes tertulis yang dilaksanakan di
Kantor Kementerian Agama Kab/Kota dan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi. Peserta yang lolos seleksi
pada tahap awal, akan melaksanakan tes tahap kedua yakni
tes administasi, tes CAT (Computer Assisted Test), dan
Wawancara. Dan untuk peserta yang dinyatakan lolos pada
tahap kedua ini akan mengikuti proses selanjutnya yaitu
pelatihan dan orientasi calon petugas TPHI dan TPIHI di
embarkasi.9
Dari penjelasan tentang rekrutmen petugas haji diatas
penulis dapat menyimpulkan bahwa tahapan-tahapan
rekrutmen tersebut termasuk kedalam sistem karena dari
beberapa unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Dan bisa
dikatakatan sistem karena memiliki karakteristik yang
mencirikan sebuah sistem. Dalam hal sistem rekrutmen
petugas haji juga memiliki karakteristik dalam sebuah sistem
sebagai berikut :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama
membentuk satu kesatuan.
Sistem rekrutmen petugas haji dalam hal ini memiliki
beberapa komponen seperti objek sistem rekrutmen
9 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eva Alvauziah di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 20 Desember 2018
60
petugas haji, metode sistem rekrutmen petugas haji, dan
materi sistem rekrutmen haji.
2. Batasan Sistem
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang
membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau
sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan-pisahkan.
Batasan sistem dalam pelakasanaan rekrutmen
petugas haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta adalah para pegawai atau pengurus
yang mengikuti seleksi baik dari Kantor Kementerian
Agama Kab/Kota dan Provinsi maupun dari Universitas
Islam, Organisasi Islam dan Pondok Pesantren
3. Lingkungan Luar Sistem
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau
batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem
tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar
sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut.
Lingkungan luar sistem dalam pelaksanaan rekrutmen
petugas haji di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta adalah pada peserta rekrutmen
yang berasal dari Universitas Islam, Organisasi Islam
dan Pondok Pesantren.
61
Hal yang menguntungkan dari lingkungan luar sistem
pada sistem rekrutmen ini adalah mendukung kelancaran
pelayanan haji dan juga mempererat hubungan antara
lingkungan luar sistem yang disebut diatas dengan
Kantor Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Untuk hal yang
merugikan yang penulis amati dari lingkungan luar
sistem ini adalah tidak ada yang dirugikan.
4. Penghubung Sistem
Media yang menghubungkan sistem dengan
subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface.
Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain.
Penghubung sistem dalam pelaksanaan rekrutmen
petugas haji di Kantor Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta adalah bagaimana pengumuman bahwa
Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta telah
membuka rekrutmen petugas haji. Dalam hal ini
pengumuman ini disampaikan melalui edaran surat yang
dikirimkan kepada instansi terkait dan juga
pengumuman ini di sebar luaskan melalui sosial media
dan website Kementerian Agama.
Penghubung sistem ini menjadi sebuah hal yang
sangat penting dalam rangka menarik para calon peserta
petugas TPHI dan TPIHI. Tanpa adanya sistem
rekrutmen ini maka akan sulit menarik para calon
petugas TPHI dan TPIHI.
5. Masukan Sistem
62
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan
sistem. Masukan sistem dalam pelaksanaan rekrutmen
petugas haji di Kantor Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta adalah Energi yang dimasukkan ke dalam
sistem rekrutmen ini yang meliputi beberapa hal seperti :
a. Calon Peserta Seleksi
Calon peserta yang mengikuti rekrutmen di Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
meliputi dari para pegawai atau pengurus yang dari
Kantor Kementerian Agama Kab/Kota dan Provinsi
maupun dari Universitas Islam Negeri atau Swasta,
Organisasi Islam dan Pondok Pesantren
b. Panitia Rekrutmen
Dalam melaksanakan sebuah acara pasti tersususn
panitia yang mengelola acara tersebut. Dalam hal ini
acara rekrutmen TPHI dan TPIHI ini dikelola oleh
beberapa orang panitia. Seperti ketua, bendahara,
sekretaris
c. Narasumber
Salah satu tahap dari rekrutmen ini adalah mengikuti
orientasi dan pelatihan di embarkasi. Dalam
pelatihan ini diberikan pengarahan dan ilmu seputar
ibadah haji, perundang-undangan haji dan seluruh
yang meliputi haji. Untuk menunjang itu semua
Kanotr Kementerian Agama Republik Indonesia
memyiapkan para narasumber yang ahli dalam
bidang haji.
63
d. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi ini di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
dilaksanakan hanya untuk memverifikasi berkas
yang telah masuk pada seleksi tahap pertama.
e. Seleksi CAT (Computer Assisted Test)
Tes CAT ini merupakan hal yang terbaru bagi
sistem rekrutmen ini. Tes ini dilakukan melalui
online dengan menggunakan handphone sebagai
mediannya. Tes ini dilaksanakan pada tanggla 12
April 2018
f. Tes Wawancara
Setelah melaksanakan tes CAT, peserta seleksi
langsung melanjutkan dengan tes wawancara. Tes
wawancara ini peserta di tanya dengan beberapa
pertanyaan seputar ibadah haji.
6. Keluaran Sistem
Hasil energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan
masukan bagi subsistem yang lain.
Keluaran sistem dalam pelaksanaan rekrutmen
petugas haji di Kantor Kementerian Agama Provinsi
DKI Jakarta adalah sebuah nilai dari proses rekrutmen
ini yakni berupa nilai akhir dari tes administrasi, tes
CAT (Computer Assisted Test), dan tes wawancara. Dan
yang terpenting dari keluaran sistem ini adalah
menghasilkan para petugaas haji yang memiliki
64
kompetensi dan kemampuan yang diharapkan oleh
Kementerian Agama Republik Indonesia yakni dapat
membantu meningkatkan indeks kepuasan Jamaah Haji
Indonesia.
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan
mengubah masukan menjadi keluaran.
Pengolah Sistem dalam pelaksanaan rekrutmen petugas
haji di Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
adalah proses pelaksanaan dari tes administrasi, tes CAT
(Computer Assisted Test), tes wawancara, pelatihan dan
orientasi.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau
tujuan yang telah direncanakan. Tujuan dari sistem rekrutmen
di Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
adalah menghasil petugas haji yang sesuai kriteria yang
ditentukan, memiliki wawasan yang luas tentang haji,
amanah dan mengedepankan pelayanan terhadap jamaah
haji serta dapat meningkatkan kepuasan jamaah haji.
B. Aspek Penilaian pada Sistem Rekrutmen Petugas Haji
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI
Jakarta
Aspek penilaian dalam rekrutmen petugas haji ini dibagi
menjadi tiga poin yakni :
65
1. Tes administrasi
Nilai administrasi ini dimulai dari tahap awal yakni
dari tingkat Kab/Kota. Dalam penilaian ini hanya
melihat penilaian dari berkas-berkas yang disiapkan
oleh peserta rekrutmen. Pada tahap ini ditentukan
peserta lolos apa tidak nya ke tahap selanjutnya.
Bobot penilaian pada tes ini 30%.
2. Tes CAT
Tes ini berlangsung pada tahap kedua yakni di
Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pada tes ini
nilai langsung terlihat di hp android. Bobot nilai
pada tes ini 40%.
3. Tes Wawancara
Tahap ini merupakan tes terakhir yang dilakukan
oleh peserta rekrutmen. Dalam tahap ini peserta di
wawancara berbagai macam seputar haji. Bobot nilai
pada tes ini 30%.
Dari ketiga tahapan tes tersebut yang paling menyulitkan
adalah pada tahap kedua yakni pada saat tes ujian CAT.
Dikarenakan ujian ini baru pertama kali dilaksanakan untuk
kegiatan rekrutmen petugas haji. Dan penulis dapat
menyimpulkan bahwa ketiga kegiatan tersebut berjalan
dengan baik walaupun pastinya ada kendala yang dihadapi
ketika ujian berlangsung.
66
C. Kendala dan Solusi Yang Dihadapi Saat Pelaksanaan
Rekrutmen Petugas Haji pada Kantor Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta
Dalam pelaksanaan rekrutmen ini tidak selalu berjalan
dengan lancar pasti ada kendala yang dihadapi dalam
rekrutmen ini. Dan kendala dan solusi yang banyak terjadi
adalah pada saat ujian tes CAT yang penulis uraikan sebagai
berikut :
1. Terjadi system down sehingga seluruh peserta tidak bisa
melakukan akses aplikasi. Apabila terjadi hal tersebut hal
yang dilakukan adalah :
a. Melaporkan ke pusat bahwa seluruh peserta tidak
dapat mengakses aplikasi CAT
b. Peserta dilarang melakukan action terhadap aplikasi
siskohat CAT
c. Supervisor terus mencoba bahwa sistem baru diakses
d. Berkoordinasi terus dengan pusat
e. Apabila sudah satu jam setelah waktu pelaksaan
dimungkinan untuk test manual dengan dibuat berita
acara
f. Apabila masih dibawah 60 menit tes bisa dilanjutkan
dengan menggunakan CAT tersebut.
2. Terjadi jaringan off pada seluruh atau sebagian operator
jaringan. Apabila terjadi, maka yang perlu dilakukan
adalah :
a. Dimungkinkan untuk dapat mengakses wifi yang
disediakan oleh panitia
67
b. Melaporkan ke pusat bahwa seluruh peserta tidak bisa
mengakses akibat dari operator jaringan
c. Apabila terjadi hanya sebagian operator seluler maka
bisa menggunakan wifi, dan apabila tidak
memungkinkan dan sudah terjadi lebih dari satu jam
maka dapat dilakukan tes manual dengan dibuatkan
berita acara.bagi peserta yang bermasalah dengan
operator.
d. Peserta dilarang melakukan action terhadap aplikasi
siskohat CAT
e. Supervisor terus mencoba bahwa sistem bisa diakses
dan berkoordinasi terus dengan pusat
f. Apabila sudah lebih dari satu jam setelah waktu
pelaksaan dimungkinkan untuk melakukan test manual
dengan dibuatkan berita acara.
3. Terjadi kesalahan pada jenis tugas (misal TPHI
menjadi siskohat)
a. Menghubungi pusat untuk dilakukan aupdate data
b. Peserta bisa melanjutkan tes CAT
4. Apabila lupa password atau user id
a. Menghubungi petugas pusat untuk dilakukan reset
password
b. Peserta bisa melanjutkan test dengan CAT
5. Apabila HP peserta bermasalah sebelum waktu ujian
berlangsung
a. Peserta dinyatakan diskualifikasi
68
b. Peserta melaksanakn test manual dengan
dibuatkan berita acara atas persetejuan pengawas
6. Apabila terjadi over loading pada saat submit jawaban
a. Dilakukan restart HP atau reset mobile data
b. Apabila terjadi lagi peserta didiskualifikasi
c. Peserta melakukan tes manual dengan dibuatkan
berita acara atas persetujuan pengawas
7. Apabila salah menekan tombol sehingga keluar
aplikasi siskohat CAT
a. Jangan panik
b. Masuk kembali ke dalam aplikasi siskohat CAT
8. Apabila terjadi update system operasi pada hp peserta
sehingga mengganggu proses ujian
a. Jangan panik
b. Tunggu sampai selesai
c. Apabila masih ada waktu bisa melanjutkan
9. Apabila terdapat peserta yang mengaku tidak pandai
menggunakan aplikasi siskohat CAT atau istilah lain
“Gaptek’
a. Tidak bisa ditolelir
b. Peserta didiskualifikasi atas persetujuan pengawas
10. Paket data internet HP
a. Dimungkinkan untuk mengisi paket data dengan
konsekuensi akan mengurangi waktu
menyelesaikan soal
b. Atau menjadi bagian kesalahan peserta sehingga
menjadi resiko peserta
69
11. Baterai tidak cukup untuk melanjutkan ujian
a. Bisa mengisi dengan menggunakan power bank
b. Tidak diperkenankan mengecas hp
c. Atau menjadi bagian kesalahan peserta10
10 Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan UmrahNomor 104 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Rekrutmen Petugas HajiIndonesia Tahun 2018 h. 75-77
70
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari Sistem Rekrutmen
Petugas Haji di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
1. Sistem rekrutmen petugas haji ini dilaksanakan dengan
beberapah tahap mulai dari tahap awal yakni tes
administrasi. Dilanjut tahap kedua dengan
menggunakan tes CAT, dan tahap terakhir tes
wawancara.
2. Dalam tes pada tahun ini menggunakan sistem tes
terbaru yakni secara online dengan menggunakan
aplikasi CAT. Dengan aplikasi ini peserta bisa
langsung melihat nilai yang didaptkan setelah selesai
tes. Selain menghemat waktu, tujuan diadakan tes ini
untuk mendapatkan petugas haji yang memiliki
kompetensi terbaik.
3. Aspek penilaian dalam rekrutmen ini terbagi menjadi
tiga yakni Tes administrasi 30%, Tes CAT 40%, dan
Tes Wawancara 30%.
4. Dalam pelaksanaan rekrutmen ini pasti mengalami
kendala. Namun kendala tersebut dapat diselesaikan
oleh pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta.
71
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas penulis sedikit memberi
masukan untuk sistem rekrutmen petugas haji di Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
sebagai berikut :
1. Agar peserta tidak dibatasi hanya dari orang-orang
yang mempunyai ikatan pada suatu instansi atau
organisasi tertentu.
2. Untuk sistem CAT agar sosialiasinya lebih baik lagi
agar semua peserta seleksi lebih memahami tentang
sistem tes terbaru ini.
3. Sistem CAT bisa dipakai juga untuk tes tertulis pada
tahap awal agar bisa menghemat waktu pelaksanaan
rekrutmen ini.
72
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Firman dan S. Martin, 1990, Perencanaan dan Evaluasi,
Jakarta: Bumi Aksara.
Amirin, Tatang, 2001, Pokok-Pokok Sistem, (Jakarta: PT:Raja
Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi, 1998, Penelitian Program Pendidikan,
Jakarta: Bina Aksara.
Buku Pintar Penyelenggaraan Ibadah Haji
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka.
Djamaluddin, M. Arif, 1982, Sistem Perencanaan Pembuatan
Program dan Anggaran(suatu pengantar), Jakarta:Ghalia
Indonesia.
Hidayati, Nurul, 1988, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan
Pendekatan Kualitatif, Jakarta:Balai Pustaka.
Ibrahim, Michael, 1981, Desain Evaluasi, Tampa, Florida:
Addison Wesley Longman Inc.
Ihsan, Fuad, 1997, Dasar-Dasar Kependidikan Komponen
MKMD, Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Irawan, Prasetya. 2004. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta:
Sekolah Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara.
Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta. 2009.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta.
73
Kartono, Ahmad. 2016. Solusi Hukum Manasik Dalam
Permasalahan Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab.
Jakarta: Pustaka Cendikiamuda.
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umroh Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Rekrutmen Petugas Haji Indonesia
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Nomor 78 Tahun 2018 tentang Pedoman Rekrutmen
Petugas Haji Indonesia
Moleong, Lexy J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif .
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Tekhnologi Informasi dan
Komunikasi, Bandung: Alfabeta.
Nasjar, Karhi dan Winardi, 1997, Teori Sistem dan Pendekatan
Sistem Dalam Bidang Manajemen, Bandung: PT. Mandar
Maju.
Nasuka, 2005, Teori Sistem Sebagai Salah Satu Alternative
Pendekatan Ilmu Agama Islam, Jakarta;Kencana.
Nawawi, Hadari. 2011. Metode Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nur, Sunardi. 2011. Metode Penelitian Suatu Pendekatan
Proposal, Jakarta: Bumi Aksara.
Petunjuk teknis Pelaksanaan Rekrutmen Petugas Haji Tahun
1439 H/ 2018 M
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rekrutmen Petugas Haji Tahun
1439 H/2019 M Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta
74
Prabu, Anwar Mangkunegara, 2007, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Republik Indonesia, 2012, Peraturan Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji regular.
Rivai, Veithzal, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan Dari Teori ke Praktik Edisi kedua, Rajawali
Pers: Jakarta
Sedarmayanti, 2011, Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
Bandung: PT. Refika Aditama.
Siagian, Sondang P, 2007, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soekidjo ,Notoatmodjo, 2007, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan
Seni, Jakarta: Rineka Cipta.
Subari, Tata, 2005, Sistem Informasi Manajemen,
(Yogyakarta : Andi.
Subyantoro, Arief dan FX. Suwarto, 2007, Metode dan
Teknik Penelitian Sosial, Yogyakarta : CV Andi
Offset
Sudijono, Anas, 2011 Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:
Rajagrafindo.
Sudjana, Nana, 1989, Penelitian dan Penilaian Pendidikan,
Bandung: Sinar Baru.
Sukardi, 2009, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya,
Jakarta: Bumi Aksara.
Surahmad,Winarno, Menyusun Rencana Penelitian, Bandung :
CV. Tarsita.
75
Suwarto. 2007. Metode dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta
: CV. Andi Offset.
Suwatno dan Donni Juni, 2013, Manajemen SDM dalam
Organisasi Publik dan Bisnis, Bandung: Alfabeta.
Timpe, A. Dale, 1999, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia
Kinerja, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo,kelompok
Gramedia.
Uchyana, Onong Effendi, 1993, Human Relation dan Public
Relation, Bandung:PT. Mandar Maju.
Usman, Husin dan Purnomo Setiady Akbar. 2000. Metodologi
Penelitian Sosial. cet ke 4. Jakarta: Bumi Aksara.
Wayne Mondy, Wayne, 2008, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Alih Bahasa Oleh Bayu Airlangga, M.M, Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Yusuf, Farida Tayibnapis, 2000, Evaluasi Program, Jakarta:
Rineka Cipta.
76
SUMBER INTERNET
http://republika.co.id/berita/koran/opinikoran/17/01/13/ojpno620-
tantangan-pelayanan-haji-2017
https://news.detik.com/berita/d-3397309/kuota-haji-ditambah-
waktu-tunggu-berkurang-dari-17-jadi-14-tahun
https://kemenag.go.id/file/file/InfoPenting/Pengumuman_Rekruit
men_PPIH_tahun_2017_Part3.pdf
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/07/28/2017-
kuota-haji-indonesia-menjadi-221-ribu-jemaah
http://kabar24.bisnis.com/read/20170910/15/688611/kemenag-rilis-10-catatan-evaluasi-pelaksanaan-ibadah-haji-2017
https://nasional.kompas.com/read/2018/01/22/16331761/menteri-agama-kuota-haji-tahun-2018-mencapai-221000-jemaah yangdiakses pada tanggal 20 November 2018 pada pukul 21.20
http://www.kamuskbbi.id diakses pada tanggal 2 Desember 2018pada pukul 20.15
77
SUMBER WAWANCARA
Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Eva Alvauziah di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 20 Desember2018
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Nur Triono di KantorKementerian Agama Provinsi DKI Jakarta tanggal 28 Desember2018
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak H. Hasani Ahmad Said diUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 10Januari 2019
LAMPIRAN-LAMPIRAN