analisis yuridis terhadap penyelesaian...

111
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA MEREK GUDANG GARAM DAN GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : MUHAMAD IKBAL HAJIZI NIM: 11140480000106 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M  

Upload: phungtram

Post on 14-Jun-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN

SENGKETA MEREK GUDANG GARAM DAN GUDANG BARU

(Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

MUHAMAD IKBAL HAJIZI

NIM: 11140480000106

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

 

Page 2: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu
Page 3: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu
Page 4: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu
Page 5: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

v  

ABSTRAK

Muhamad Ikbal Hajizi. NIM 11140480000106. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA MEREK GUDANG GARAM DAN GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu Hukum (Hukum Bisnis), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H/2019 M. x + 70 halaman + 27 halaman lampiran + 3 halaman daftar pustaka.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penyelesaian sengketa merek jika diselesaikan dengan dua instrument hukum yaitu secara pidana dan perdata, serta penyebab terjadinya Dissenting opinion hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa Peninjauan Kembali merek Gudang Baru pada putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif dan Library reaserch dengan melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, buku-buku, jurnal, dan putusan pengadilan yang berkitan dengan judul skripsi ini yaitu putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian sengketa merek melalui instrumen hukum pidana haruslah dipandang sebagai upaya penyelesaian terakhir (ultimum remedium) setelah upaya penyelesaian melalui instrumen hukum yang lain tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan dalam Undang-Undang Merek, sedangkan penyebab dissenting opinion hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa peninjauan kembali merek Gudang Baru pada putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015 adalah adalah mengenai penyelesaian sengketa merek antara ranah hukum perdata dan pidana, kewenangan pengadilan dalam memeriksa dan memutus sengketa merek, penentuan perhitungan awal daluwarsa dalam penuntutan pidana dan pemahaman mengenai konsep keadilan yang menjadi tujuan utama dalam memutus sengketa merek.

Kata Kunci: Penyelesaian sengketa merek, Dissenting Opinion hakim Pembimbing : Dr. Moh. Ali Wafa, S.H., S.Ag., M.Ag. M. Yasir, S.H., M.H. Daftar Pustaka : Tahun 1997 Sampai 2015

Page 6: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

vi  

KATA PENGANTAR

حیم ن ٱلر حم ٱلر بسم ٱہلل Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

limpahan nikmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN

SENGKETA MEREK GUDANG GARAM DAN GUDANG BARU (Studi Kasus

Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015) ini dengan baik walaupun masih terdapat banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa

terlimpah curahkan kepada baginda nabi besar kita Muhammad SAW, yang telah

membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.

Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Hukum (S.H.) pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini banyak sekali pihak yang membantu

penulis baik secara materiil maupun moriil, oleh karena itu penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum.,

Ketua dan Sekertaris Program Studi Ilmu Hukum

3. Dr. Moh. Ali Wafa, S.H., S.Ag., M.Ag., dan M. Yasir, S.H., M.H., Dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini

4. Pimpinan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi

kepustakaan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah ikhlas dan sabar dalam memberikan

ilmunya dan pengalamannya kepada penulis

6. Keluarga besar H. Masri (Alm), Keluarga besar Yayasan Bait Al Quran Mulia,

Kepala pengasuh Yayasan bait Al Quran Mulia, Kepala sekolah SMPIT Bait Al

Quran Mulia, Seluruh teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Hukum

angkatan 2014, dan Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam

Page 7: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

vii  

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah, karunia, serta kesuksesan

dan kebahagiaan bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Dengan ini penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-

besarnya apabila terdapat kata-kata di dalam penulisan skripsi ini yang kurang berkenan

bagi pihak-pihak tertentu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, Januari 2019

Penulis,

Muhamad Ikbal Hajizi

Page 8: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

viii  

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. ii

PENGESAHAN PANTIA UJIAN SKRIPSI ............................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1 B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah …………….. .. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 7 D. Metode Penelitian ........................................................................... 8 E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 10

BAB II HAK MEREK DAN PENYELESAIAN SENGKETANYA

A. Kerangka Konseptual ....................................................................... 12 B. Kerangka Teori

1. Landasan Teori ........................................................................... 13 2. Sistem Pendaftaran Merek .......................................................... 17 3. Masa Berlaku Merek .................................................................. 20 4. Pengalihan Hak Atas Merek ....................................................... 22 5. Penghapusan dan Pembatalan Merek ......................................... 23 6. Perlindungan Merek ................................................................... 24 7. Ketentuan Pidana Merek ............................................................ 26 8. Penyelesaian Sengketa Merek ..................................................... 27 9. Hapusnya Hak Menuntut Pidana ................................................ 36

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu............................................... 38

BAB III KRITERIA PERSAMAAN UNSUR POKOK PADA MEREK

A. Persamaan Unsur Pokok Merek 1. Gudang Garam ........................................................................... 40 2. Gudang Baru ............................................................................... 43 3. Objek Sengketa Merek ............................................................... 45

B. Kewenangan Pengadilan 1. Pengadilan Niaga ........................................................................ 48 2. Pengadilan Negeri ...................................................................... 49 3. Pengadilan Tinggi Negeri ........................................................... 50 4. Mahkamah Agung ...................................................................... 50 5. Kompetensi Lembaga Peradilan ................................................. 51

Page 9: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

ix  

BAB IV PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA MEREK DAN

PENYEBAB TERJADINYA DISSENTING OPINION PADA

PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG

A. Prosedur Penyelesaian Sengketa Merek 1. Kasus Posisi ................................................................................ 53 2. Putusan Pengadilan ..................................................................... 54

B. Penyebab Dissenting Opinion Putusan Mahkamah Agung 1. Pertimbangan Hakim .................................................................. 63 2. Analisis Pertimbangan Hakim .................................................... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 69 B. Rekomendasi ................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 71

Lampiran-Lampiran ............................................................................................... 74

 

 

 

 

 

 

Page 10: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia perdagangan, para pelaku usaha saling berlomba untuk

berkreasi dan membuat barang yang diproduksinya menarik dan diminati oleh

masyarakat. Selain itu para pelaku usaha juga memberikan nama terhadap

barang yang diproduksinya agar dapat diketahui oleh masyarakat luas, nama

tersebut biasa kita kenal dengan istilah merek.

Merek telah menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan

masyarakat modern. Merek juga dapat dijumpai pada aneka ragam aspek

kehidupan, seperti ekonomi, sosial, budaya, olahraga, pendidikan, dan bahkan

politik. Praktik branding telah berlangsung berabad-abad, namun makna

merek (Brand Meaning) mengalami perubahan signifikan.

Pada mulanya, istilah brand (bahasa Inggris) yang diambil dari kata brandr

(bahasa Old Norse) mengandung makna “to burn”, sementara dalam

komunitas skotlandia kuno, istilah merek bermakna “keep your hands off”.

Hal ini mengacu pada praktik pengidentifikasian ternak pada zaman dahulu,

yang sejatinya telah dimulai sejak tahun 2000 SM. Ini tercermin dalam satu

definisi merek yang dimuat dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of

Current English edisi tahun 2000 yang menjelaskan bahwa “merek adalah

tanda yang dibuat dengan logam panas, khususnya pada hewan ternak untuk

menunjukkan siapa pemiliknya”.1

Di Indonesia, merek mulai berkembang pesat sejak peralihan antara abad

19 dan abad 20. Pada masa penjajahan Belanda sudah banyak produk

Indonesia seperti jamu, rokok, kecap, kopi, teh, dan batik yang menggunakan

logo atau gambar sebagai merek, Hanya saja tujuan penggunaan merek pada

saat itu lebih difokuskan sebagai tanda untuk mengidentifikasi produsen

perancang dan/atau penyedia jasa spesifik. Fokus branding pada masa itu

1 Casavera, 8 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, Cet.

Pertama), h. 1.

Page 11: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

2

belum dipusatkan pada identitas dan diferensiasi masing-masing merek

individual, apalagi pada aspek ekuitas merek.

Pada perkembangan selanjutnya, merek mulai digunakan sebagai alat

mengidentifikasi produk spesifik, dimana merek berperan penting sebagai

pedoman atau acuan tingkat dan konsistensi kualitas, serta melambangkan

makna psikologis tertentu. Perkembangan ini ditandai dengan kemunculan

sejumlah merek produk terkenal, diantaranya Lipton, Twining, Blue Band,

Sunlight dan lain-lain. Dalam hal ini merek diberikan untuk masing-masing

produk atau kategori produk yang dihasilkan oleh seorang produsen, dan

bukan lagi semata-mata nama pemilik merek bersangkutan.

Bagi produsen merek berfungsi sebagai jaminan nilai hasil produksi yang

berhubungan dengan kualitas dan kepuasan konsumen. Merek yang dibuat

oleh produsen menimbulkan sudut pandang tertentu bagi konsumen. Dengan

demikian, konsumen dapat mengetahui baik atau tidaknya kualitas produk

melalui merek.2 Oleh karena itu, merek yang berkwalitas dan dikenal luas oleh

konsumen berpotensi untuk diikuti, ditiru, serta dibajak. Sebab fungsi merek

tidak hanya sekedar untuk membedakan suatu produk dengan produk yang

lain, melainkan juga berfungsi sebagai asset perusahaan yang tidak tenilai

harganya, khususnya untuk merek-merek yang berpredikat terkenal (Well-

Known Mark).

Atas dasar hal tersebut, negara memiliki peran untuk melindungi merek

yang telah didaftarkan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

agar mendapatkan perlindungan hukum dan mencegahnya dari persaingan

usaha tidak sehat. Bentuk dari perlindungan hukum yang diberikan negara

kepada pemegang merek yang sah tertuang dalam Undang-undang merek yang

telah beberapa kali diubah, dan terakhir diubah adalah dengan lahirnya

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi

Geografis.

Untuk memperoleh perlindungan hukum dari negara Indonesia, suatu

merek haruslah didaftarkan pada Instansi yang berwenang dalam hal

2 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 38.

Page 12: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

3

pendaftaran merek, yaitu Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang

berada di bawah naungan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

(KEMENKUMHAM).

Pemilik merek terdaftar memiliki hak untuk mencegah pihak lain

menggunakan mereknya tanpa izin. Merek terkenal sering dianggap sebagai

komoditi yang sangat bernilai seperti merek Levis Jeans, jam tangan Rolex,

Rokok Gudang Garam dan merek-merek terkenal lainnya. Beberapa merek

yang diinvestasikan melalui periklanan dan promosi juga sangat bernilai

harganya. Sebagai contoh merek Coca Cola bernilai 39 milyar USD.

Walaupun mungkin beberapa orang berargumen bahwa Coca Cola itu sendiri

rasanya sama dengan minuman bersoda lainnya, dan minuman Coca Cola

menjadi lebih terkenal hanya karena orang yang dipengaruhi oleh periklanan

dan promosi. 3

Inilah yang menyebabkan banyak perusahaan yang memiliki merek

terkenal berusaha keras untuk melindungi penggunaan eksklusif dari merek

mereka dari pembajakan, penipuan, ataupun penggunaan secara melawan

hukum dari pelaku usaha pesaingnya. Adapun prinsip yang dijadikan sebagai

pedoman berkenaan dengan pendaftaran merek adalah perlunya itikad baik

(good faith) dari pendaftar. Undang-undang Merek juga menerapkan azas

First to File system, yang menyatakan bahwa merek yang didaftarkan lebih

dahulu oleh penggunanya dengan itikad baik dan sesuai dengan prosedur yang

berlakulah yang akan mendapat perlindungan hukum.

Tetapi apabila suatu merek terdaftar ditemukan adanya kesamaan dengan

merek terdaftar sebelumnya sehingga pendaftar pertama merek tersebut

menyebabkan kerugian baik materil maupun immateril, maka dapat dilaukan

upaya hukum pembatalan merek, penghapusan merek, ataupun permohonan

ganti rugi karena menyelahi asas itikad baik pada prinsip pendataran merek.

Hal tersebut terdapat dalam pasal 76 ayat (1) Undang-undang Merek tahun

2016 yang menyatakan bahwa gugatan pembatalan merek dapat diajukan oleh

3 Edi Damian dkk, Hak Kekayaan Intelektual, (Bandung: PT. ALUMNI, 2011), h. 8.

Page 13: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

4

pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan pada pasal 20 dan 21 Undang-

undang Merek tahun 2016.

Salah satu contoh kasus permohonan pembatalan merek di Indonesia

adalah pada kasus PT. Gudang Garam dan Perusahaan Rokok Jaya Makmur

(PR Jaya Makmur), dimana PT. Gudang Garam mengajukan permohonan

pembatalan merek terhadap PR. Jaya Makmur yang memproduksi rokok

dengan merek Gudang Baru melalui Pengadilan Niaga pada Pengadilan

Negeri Surabaya dengan alasan bahwa adanya dugaan itikad tidak baik dari

PR. Jaya Makmur dalam pendaftaran dan penggunaan mereknya, selain itu

pemilik merek Gudang Garam menganggap bahwa pemilik merek Gudang

Baru ingin memperoleh popularitas dan keuntungan yang besar dalam waktu

yang singkat, Sebab merek tersebut diduga hasil tiruan dari merek Gudang

Garam.4

Tidak hanya permohonan pembatalan merek, PT. Gudang Garam juga

melaporkan pemilik merek Gudang Baru kepada Direktur Reserse Kriminal

Polda Jawa Timur untuk kasus pidananya dengan dugaan bahwa pemilik

Gudang Baru telah memperdagangkan rokok merek Gudang Baru yang

menyerupai dengan produk rokok milik PT. Gudang Garam, sehingga Perkara

tersebut diadili oleh Pengadilan Negeri Kepanjen.

Kasus ini berlangsung hingga ke tingkat kasasi dan Peninjauan Kembali

(PK), putusan pengadilan Negeri Kepanjen di tingkat pertama untuk perkara

pidananya menyatakan bahwa pemilik merek Gudang Baru terbukti secara sah

dan meyakinkan telah memperdagangkan rokok merek Gudang Baru yang

memiliki persamaan unsur pokok dengan merek Gudang Garam, kemudian

putusan tersebut dikuatkan oleh putusan Pengadilan Tinggi Surabaya tingkat

banding. Pemilik merek Gudang Baru dijatuhi sanksi pindana atas perbuatan

yang telah dilakukannya, begitupun dengan kasus perdatanya, pada pengadilan

tingkat pertama, merek gudang baru dinyatakan memiliki persamaan pada

4 https://news.detik.com/berita/3254190/gudang-garam-vs-gudang-baru, Diakses pada

tanggal 14 Juli 2018, pukul 21:30.

Page 14: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

5

pokoknya dengan merek Gudang Garam oleh Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Surabaya.

Setelah adanya putusan tersebut H. Ali Kosasin, SE selaku pemilik merek

Gudang Baru mengajukan kasasi untuk putusan perdatanya, sebab berdasarkan

ketentuan dalam Undang-undang Merek terhadap putusan pengadilan Niaga

hanya dapat diajukan Kasasi, dalam putusan kasasi tersebut Mahkamah Agung

menyatakan bahwa permohonan pembatalan merek yang dilakukan oleh PT.

Gudang Garam bukan merupakan persoalan itikad baik dalam pendaftaran,

Sebab merek Gudang Baru telah didaftarkan oleh H.Ali Khosin,SE selaku

pemilik merek tersebut pada tahun 1995 kemudian diperpanjang pada tahun

2005, hal tersebut dibuktikan dengan sertifikat merek Nomor Registrasi

IDM000032226 tertanggal 21 Maret 2005 dan Nomor IDM000042757

tertanggal 14 Juli 2005. Putusan inilah yang membatalkan putusan Pengadilan

Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya yang menyatakan bahwa merek

Gudang Baru merupakan hasil jiplakan dari merek Gudang Garam.

Tidak puas dengan putusan tersebut, pemilik merek Gudang Baru

mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung untuk putusan

pidana yang dijatuhkan kepadanya yaitu putusan Pengadilan Tinggi Surabaya.

Namun sayangnya pada tingkat Peninjauan Kembali, majelis hakim menolak

permohonan Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh pemilik merek Gudang

Baru dan menyatakan bahwa putusan Pengadilan Tinggi Surabya tetap berlaku

dengan beberapa pertimbangan hukum yang tertera pada putusan Nomor 104

PK/Pid.Sus/2015.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang upaya penyelesaian sengketa merek Gudang Garam dan Gudang Baru

serta pertimbangan hakim tingkat Peninjauan Kembali yang menolak

permohonan Peninjauan Kembali PR. Jaya Makmur dan mempidanakan

pemilik merek Gudang baru, kemudian menuangkannya dalam bentuk skripsi

dengan judul “ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN

SENGKETA MEREK GUDANG GARAM DAN GUDANG BARU (Studi

Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015)”.

Page 15: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

6

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari pengamatan peneliti terhadap kasus permohonan pembatalan

merek yang dilakukan oleh PT. Gudang Garam kepada PR. Jaya Makmur

pada putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015, peneliti mengidentifikasi

masalah yang timbul karenanya, yaitu :

a. Waktu pelaporan pidana yang telah daluwarsa

b. Adanya perbedaan penafsiran hakim tingkat Pertama, Banding, Kasasi

dan PK terhadap istilah iktikad tidak baik dalam pendaftaran merek,

persamaan pada pokoknya, dan ketentuan mengenai merek terkenal

c. Penyelesaian sengketa merek antara ranah pidana dan perdata

d. Penerapan sanksi pidana pada pemilik merek Gudang Baru

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan dalam penulisan ini,

maka peneliti memfokuskan masalah yang akan diteliti yaitu pada upaya

hukum yang dilakukan oleh pemilik merek dalam menyelesaikan

sengketanya, serta pertimbangan hakim dalam putusan Nomor 104

PK/Pid.Sus/2015.

3. Perumusan Masalah

Bedasarkan pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah

yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti

adalah tentang prosedur penyelesaian sengketa merek jika diselesaikan

secara perdata dan pidana, sebab dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun

2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis mengatur ketentuan mengenai

penyelesaian sengketa merek secara perdata dan pidana, kemudian dapat

dijabarkan lagi beberapa pertayaan penelitian yang ingin dikaji lebih lanjut

dan mendalam, yakni sebagai berikut :

Page 16: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

7

a. Bagaimana prosedur penyelesaian sengketa merek Gudang Garam dan

Gudang Baru berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 20

Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis ?

b. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya Dissenting Opinion hakim

Mahkamah Agung dalam memeriksa Peninjauan Kembali merek

Gudang Baru ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan memahami prosedur penyelesaian sengketa

merek Gudang Garam dan Gudang Baru berdasarkan ketentuan

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek

b. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang menyebabkan

terjadinya dissenting opinion hakim Mahkamah Agung dalam

memeriksa peninjauan kembali merek Gudang Baru.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu :

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada

seluruh kalangan akademisi bagi perkembangan ilmu hukum ke

arah yang lebih baik, terutama dalam perlindungan Merek

sebgai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual dan penyelesaian

sengketa dalam perkara merek

2) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu menambah

wawasan dalam bidang hukum Hak Kekayaan Intelektual serta

dapat berguna sebagai bahan pustaka bagi penelitian hukum

yang sejenis

Page 17: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

8

b. Manfaat Praktis

Semoga penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para pelaku

usaha yang ingin mendaftarkan merek dagangnya ke Direktorat

Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, agar mendapat perlindungan

hukum dari Negara Indonesia, Serta menjadi acuan dalam menjaga dan

menggunakan merek dalam usahanya.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian ini akan ditulis secara sistematis dalam suatu format

sebagai berikut:

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan

menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif

adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengacu pada norma hukum

yang terdapat pada peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan

serta norma-norma yang berlaku di masyarakat atau juga yang

menyangkut kebiasaan yang berlaku di masyarakat kemudian dicocokan

dengan kasus tertentu.5

2. Pendekatan Masalah

Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan Undang-undang (statute approach) yang mengacu pada

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi

Geografis, serta Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP),

pendekatan kasus (case approach) mengacu pada putusan Mahkamah

Agung Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015 dan telah memiliki kekuatan hukum

tetap.6

5 Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji. Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di

Dalam Penelitian Hukum, (Jakarta: Pusat Dokumen Universitas Indonesia, 1979), h. 18. 6 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 93.

Page 18: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

9

3. Data dan Sumber Data Penelitian

Berdsarkan tipe penelitian dan pendekatan masalah di atas, maka

data yang dikumpulkan berasal dari data sekunder. Data sekunder yang

dimaksudkan antara lain:

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer diperoleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2016 tentang Merek, KUHP, serta putusan Mahkamah Agung Nomor

104 PK/Pid.Sus/2015 yang bertujuan untuk melengkapi dan

mendukung data-data ini, agar penelitian menjadi lebih sempurna.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder diperoleh dengan melakukan penelitian

kepustakaan (library research) yang diperoleh dari berbagai literatur

yang terdiri dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku, dan hasil

penelitian yang mempunya hubungan erat terhadap permasalahan yang

diteliti

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan

petunjuk dan juga penjelasan terhadap data primer dan bahan hukum

sekunder yang berupa kamus ataupun yang sejenisnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peelitian ini

adalah melalui penelitian kepustakaan (library research) yakni upaya untuk

memperoleh data dari penelusuran literatur kepustakaan, peraturan

perundang-undangan, dan sumber lainnya yang relevan dengan penelitian

yang ditulis dalam skripsi ini.

5. Teknik Pengolahan Data

Penilitian ini menggunakan metode analisis kualitatif. Analisis

kualitatif adalah dari data yang diedit dan dipilih menurut kategori masing-

Page 19: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

10

masing, kemudian dihubungkan satu sama lain atau ditafsirkan dalam

usaha mencari jawaban atas masalah penelitian.

6. Metode Penulisan

Dalam menyusun penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

metode Penulisan yang terdapat dalam buku pedoman penulisan skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2017 M.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini akan disusun sesuai dengan pedoman

penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2017 dengan format

lima bab yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah yang

akan diteliti. Kemudian akan dipaparkan pula tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II HAK MEREK DAN PENYELESAIAN SENGKETANYA

Bab ini menguraikan tentang kerangka konseptual, kerangka

teori tentang hak merek dan tinjauan (Review) kajian terdahulu.

Kerangka konsep menguraikan tentang pengertian istilah-istilah

yang akan digunakan dalam penelitian ini, kerangka teori

menguraikan tentang teori-teori hukum yang berhubungan

dengan isu yang akan dibahas dalam penelitian, serta kajian

terhadap hasil penelitan terdahulu yang serupa dengan

penelitian ini

Page 20: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

11

BAB III KRITERIA PERSAMAAN UNSUR POKOK MEREK

Bab ini menguraikan tentang persamaan unsur pokok merek dan

kewenangan pengadilan dalam menyelesaikan sengketa merek.

Persamaan unsur pokok merek berisi tentang tentang penjelasan

merek Gudang Garam dan Gudang Baru sebagai objek sengketa

merek, sedangkan kewenangan pengadilan menguraikan tentang

tugas dan kewenagan Pengadilan Niaga, Pengadilan Negeri dan

Mahkamah Agung, dan akan dijelaskan pula mengenai

kompetensi pengadilan dalam menyelesaikan sengketa.

BAB IV PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA MEREK DAN

PENYEBAB DISSENTING OPINION PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG

Bab ini menguraikan tentang analisis terhadap prosedur

penyelesaian sengketa merek dan penyebab Dissenting Opinion

putusan Mahkamah Agung, kemudian akan dipaparkan pula

tentang kasus posisi, putusan pengadilan, pertimbangan hakim,

dan analisi pertimbangan hakim pada Putusan Nomor 104

PK/Pid.Sus/2015.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian,

dan menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan penelitian, serta

rekomendasi peneliti bagi pembaca skripsi ini.

Page 21: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

12

BAB II

HAK MEREK DAN PENYELESAIAN SENGKETANYA

A. Kerangka Konseptual

Untuk lebih memahami isi penulisan ini, maka akan diuraikan beberapa

istilah yang akan digunakan dalam penulisan ini agar tidak terjadinya

interpretasi, serta memberikan kemudahan bagi pembaca dalam memahami

isi dalam penelitian ini, istilah tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Hak Kekayaan Intelektual

Hak Kekayaan Intelektual adalah instrumen hukum yang memberikan

perlindungan hak pada seorang atas segala hasil kreatifitas dan perwujudan

karya intelektual dan memberikan hak kepada pemilik hak untuk

menikmati keuntungan ekonomi dari kepemililkan tersebut, hasil karya

intelektual tersebut dalam praktik dapat berwujud ciptaan di bidang seni

dan sastra, merek, penemuan di bidang teknologi tertentu dan lain-lain .1

b. Merek

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan

Indikasi Geografis, pengertian merek adalah tanda yang dapat ditampilkan

secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan

warna dalam bentuk dua dimensi (2D) atau tiga dimensi (3D), suara,

hologram, atau kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut untuk

membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan

hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.

c. Hak atas Merek

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan

Indikasi Geografis, Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan

oleh Negara kepada pemilik merek yang terdaftar untuk jangka waktu

tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin

kepada pihak lain untuk menggunakannya.

1 Sopiansyah Jaya Putra, Etika Bisnis dan Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009 ), h. 107.

Page 22: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

13

d. Daluwarsa

Menurut pasal 1946 KUH Perdata adalah alat untuk memperoleh

sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya

suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang telah ditentukan oleh

undang-undang.2

e. Daya Pembeda

Adalah kemampuan suatu merek yang dimiliki untuk membedakan

barang tersebut dari barang sejenis yang diproduksi oleh pihak lainnya.

Dengan kata lain, tanda tersebut telah memperoleh arti yang kedua

(secondary meaning).3

f. Dissenting Opinion

Adalah pendapat dari satu atau lebih hakim dalam membuat

pernyataan yang memperlihatkan ketidak setujuan terhadap putusan

dari mayoritas hakim dalam majelis hakim yang membuat keputusan

di dalam sebuah siding pengadilan, pendapat ini akan dicantumkan

dalam amar putusan, akan tetapiperbedaan pendapat ini tidak akan

menjadikan sebuah preseden yang mengikat atau menjadi bagian dari

keputusan penghakiman.4

B. Kerangka Teori

1. Landasar Teori

Penjelasan tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat dimulai

dari konsep hak menurut L.J Van Apeldorn yang menyatakan bahwa hak

adalah hukum yang dihubungkan dengan seseorang manusia atau subjek

2 R. Soebekti, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2009),

h. 490. 3 Sopiansyah Jaya Putra, Etika Bisnis dan Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009 ), h. 186. 4 Tata Wijayanta dan Hery Firmansyah, Perbedaan Pendapat Dalam Putusan

Pengadilan, (Yogyakarta: Pustaka Yudistia, 2011), h. 75.

Page 23: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

14

hukum tertentu dan menjelma menjadi suatu kekuasaan dan suatu hak

yang timbul apabila hukum mulai bergerak. Contohnya si A berhak atas

ganti rugi akibat kerugian yang disebabkan oleh si B. Sedangkan menurut

Satjipto Raharjo adalah hukum yang melindungi kepentingan seseorang

dengan cara mengalokasikan kekuasaan kepada sseseorang itu untuk

bertindak dalam rangka kepentingannya.

Pokok-pokoknya hak itu dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

hak mutlak (hak absolut) dan hak nisbi (hak relatif).5 Hak mutlak ialah

yang memberikan wewenang kepada seseorang untuk melakukan suatu

perbuatan, hak yang dapat dipertahankan terhadap siapapun juga, dan

sebaliknya setiap orang juga harus menghormati hak tersebut. Sedangkan

hak nisbi ialah hak yang memberikan wewenang kepada seorang tertentu

atau beberapa orang tertentu untuk menuntut agar supaya seseorang atau

beberapa orang lain tertentu memberikan sesuatu, melakukan sesuatu, atau

tidak melakukan sesuatu.

Landasan pengaturan dan perlindungan hak merek terdapat dalam

Undang-undang Merek tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

Pendaftaran merek merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan

dengan hak-hak pemegang merek dan perlindungan hukumnya. Agar dapat

diterima sebagai merek, sebuah merek yang ingin didaftarkan haruslah

memiliki daya pembeda yang menjadi identitas suatu produk sehingga

masyarakat dapat menilai produk tersebut berdasarkan merek yang

beredar. Oleh karena itu, suatu merek merupakan cerminan dari kuwalitas

barang atau jasa yang dijual. Adapun daya pembeda dapat diartikan

sebagai kemampuan suatu merek yang dimiliki untuk membedakan barang

tersebut dari barang sejenis yang diproduksi oleh pihak lain.6.

5 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1986), h. 120. 6 OK. Saidin, Aspek Kekayaan Intelektual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2000), h.

348.

Page 24: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

15

Daya pembeda itulah yang mendasari pemberian hak monopoli atas

nama atau simbol (atau dalam bentuk lain) oleh pemerintah Indonesia.

Merek yang mendapatkan perlindungan hukum dari Negara hanyalah

merek yang didaftarkan berdasarkan itikad baik dan tidak bertentangan

dengan Undang-Undang dan ketertiban umum. Namun seringkali ketika

merek tersebut telah menjadi merek terkenal sehingga banyak dikenal oleh

masyarakat menyebabkan pelaku usaha pesaingnya menggunakan merek

yang serupa agar produk yang diproduksinya mudah dikenal dengan

masyarakat, hal inilah yang banyak menimbulkan sengketa merek

terutama merek-merek terkenal.7

Terdapat tiga teori yang akan digunakan untuk memahami persoalan

merek, yaitu: 8

1. Teori Hak Alami (Natural Right Teory)

Teori hak alami bersumber dari dari teori hukum alam. Penganut

teori hak alam antara lain Thomas Aquines, Jhon Locke, Hugo

Grotius. Menurut Jhon Locke, secara alami manusia adalah agen

moral yang merupakan substansi mental dan hak, tubuh manusia itu

sendiri sebenarnya merupakan kekayaan manusia. Hal utama yang

melekat pada manusia adalah adanya kebebasan yang dimilikinya,

sehingga dengan kebebasan yang dimiliki itu dapat melakukan suatu

tindakan yang diinginkannya, namun tetap terikat pada aspek

moralitas dan kebebasan yang dimiliki orang lain.

Berdasarkan teori ini dapat dipahami bahwa seorang pencipta

mempunyai hak mengontrol penggunaan dan keuntungan dari ide,

bakhan sesudah ide itu diungkapkan kepada masyarakat. Terdapat dua

unsur utama dalam teori ini, yaitu :

a) First Occupancy

7 Philipus M. Hadjon. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia. (Surabaya: PT Bina

Ilmu, 1987), h. 29. 8 Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual di Era Global (sebuah kajian

kontemporer), (Yogyakarta: UIR Press, 2009), h. 11.

Page 25: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

16

Seorang yang menemukan atau mencipta sebuah invensi berhak

secara moral terhadap penggunaan eksklusif dari invensi

tersebut, artinya pemilik merek dapat mengambil manfaat dari

merek yang didaftarkannya baik secara materiil maupun

imateriil.

b) A labor Justification

Seorang yang telah berupaya di dalam mencipta hak kekayaan

intelektual, berhak atas hasil dari usahanya tersebut.

2. Teori Hukum Subjektif

Dalam teori ini dijelaskan bahwa barang siapa yang mengaku atau

mengemukakan suatu hak maka yang bersangkutan harus

membuktikannya. Dasar hukum teori ini adalah pasal 1865

KUHPerdata.

3. Teori Perlindungan Hukum

Pada dasarnya teori perlindungan hukum bersumber dari teori

hukum alam atau aliran hukum alam. Aliran ini dipelopori oleh Plato,

Aristoteles (murid Plato) dan Zeno pendiri aliran Stonic. Menurut

mazhab aliran hukum, hukum bersumber dari tuhan yang bersifat

universal dan abadi, tanpa adanya pemisah antara hukum dan moral.

Para penganut aliran ini menganggap bahwa hukum dan moral adalah

cerminan, aturan secara internal dari kehidupan manusia yang

diwujudkan melalui hukum dan moral.9

Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa perlindungan hukum bagi

rakyat sebagai tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan

resprensif. Perlindungan hukum yang preventif bertujuan untuk

mencegah terjadinya sengketa, yang mengarahkan tindakan pemerintah

bersikap hati-hati dalam pengambilan keputusan berdasarkan diskresi,

sedangkan perlindungan yang resprensif bertujuan untuk mencegah

terjadinya sengketa, termasuk penanganannya di lembaga peradilan.

9 Satjipto raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), h. 52.

Page 26: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

17

Namun jika kita lihat dari pendapat Satjipto Raharjo, perlindungan

hukum adalah memberikan pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia

(HAM) yang dirugikan oleh orang lain dan perlindungan itu diberikan

kepada masyarakat agar dapat menikmati hak-hak yang diberikan oleh

hukum. Keteraturan antara nilai dasar dari hukum yakni adanya

kepasyian hukum, kegunaan hukum, serta keadilan hukum, atau bisa

disebut juga perlindungan hukum yang diinginkan oleh manusia.1 0.

4. Azas Ultimum Remedium

Menurut Sudikno Mertukusumo dalam bukunya yang berjudul

penemuan hukum bahwa azas ultimatum remedium merupakan salah

satu azas yang terdapat dalam hukum pidana Indonesia yang

mengatakan bahwa hukum pidana hendaklah dijadikan upaya

terakhir dalam penegakan hukum.1 1

2. Sistem Pendaftaran Merek

Sistem pendaftaran merek terbagi menjadi dua macam yaitu sistem

pendaftaran deklaratif dan sistem pendaftaran konstitutif.1 2

a. Sistem deklaratif adalah suatu sistem yang menyatakan hak merek itu

terbit dengan adanya pemakaian merek yang pertama. Bahwa fungsi

pendaftaran itu tidaklah memberikan hak, melainkan hanya

memberikan dugaan atau sangkaan menurut undang-undang bahwa

orang yang mereknya terdaftar itu merupakan yang berhak sebenarnya

sebagai pemakai pertama dari merek yang didaftarkan. Yang

dimaksud dengan pemakai pertama adalah pemakai yang lebih dahulu

dari lawannya yang mendalilkan bahwasanya dialah yang memakai

pertama. Sistem deklaratif kurang menjamin adanya kepastian hukum

1 0 Satjipro Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), h. 53. 1 1 Kukuh Subyakto, Azas Ultimatum Remedium dalam Penegakkan Hukum Pidana,

Jurnal Pembaharuan Hukum, h. 211. 1 2 Pipin Syarifin, Peraturan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, (Bandung: Pustaka

Bani Quraisy, 2004), h. 174.

Page 27: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

18

juga menimbulkan persoalan-persoalan dan hambatan dalam dunia

usaha.

b. Sistem konstitutif adalah suatu sistem yang mengatakan hak merek itu

baru terbit setelah dilakukan pendaftaran yang telah memiliki

kekuatan. Sistem konstitutif ini untuk memperoleh hak merek itu

tergantung dalam pendaftarannya. Siapa yang lebih dahulu

mendaftarkan mereknya, dialah yang satu-satunya orang yang berhak

atas merek yang terdaftar, dimana setiap orang harus menghormati

haknya sebagai hak milik. Sistem konstitutif lebih menjamin adanya

kepastian hukum dan ketentuan yang menjamin keadilan.

Di negara Indonesia menerapkan sistem konstitutif dalam pendaftaran

merek, artinya perlindungan hak merek diperoleh setelah dilakukan

pendaftaran merek. Merek yang sudah didaftarkan disebut merek terdaftar,

sering disimbolkan dengan tanda “R” yang dikellilingi lingkaran yang

berarti Registred.

Prinsip yang digunakan dalam pendaftaran merek adalah “First to

File” atau pendaftaran pertama.1 3 Pengertiannya adalah pendaftaran yang

diterima oleh kantor merek adalah merek yang sah atau pemiliknya adalah

pemegang hak yang sah, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya oleh pihak

ketiga yang berkepentingan.

Permohonan pendaftaran merek dapat diajukan oleh Perorangan,

beberapa orang, Badan Hukum atau Kuasa dari pemegang merek.

Menurut pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang

Merek dan Indikasi Geografis, Permohonan pendaftaran merek diajukan

oleh pemilik merek atau kuasanya kepada menteri secara elektronik

maupun non elektronik dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan:

1) Tanggal, bulan dan tahun

2) Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan diajukan melalui

kuasa

1 3 Arus Akbar dan Wirawan Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat,

2011), h. 120.

Page 28: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

19

3) Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya

menggunakan unsur-unsur warna

4) Nama Negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam

hal permohonan diajukan dengan hak prioritas

5) Kelas barang dan/atau kelas jasa serta uraian tentang jenis barang/jasa.

Permohonan sebagaimana dimaksud di atas ditandatangani pemohon

atau kuasanya, dan dilampiri dengan bukti pembayaran biaya. Pemohon

dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama, atau

badan hukum. Namun dalam hal permohonan diajukan oleh lebih dari satu

pemohon yang secara bersama-sama berhak atas merek tersebut, dengan

melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon yang mewakilkan.

Apabila permohonan sebagaimana dimaksud diajukan melalui kuasanya

(Konsultan Hak Kekayaan Intelektual), surat kuasa untuk itu

ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas merek tersebut.

Ketentuan mengenai syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai konsultan

Hak Kekayaan Intelektual diatur dengan peraturan pemerintah, sedangkan

tata cara pengangkatannya diatur dengan keputusan presiden.

Selain syarat-syarat di atas, merek yang akan didaftarkan tidak boleh

mengandung salah satu unsur dibawah ini :

a) Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum

b) Tidak memiliki daya pembeda

c) Telah menjadi milik umum ; atau

d) Merupakan keterangan atau berkaitan dengan arang atau jasa

Jika permohonan diajukan oleh beberapa orang, maka Formulir

Pendaftaran diisi dengan nama semua orang tersebut atau memilih satu

dari alamat mereka. Formulir pendaftaran ditandatangani oleh seorang

yang mendapat persetujuan tertulis dari mereka semua. Jika permohonan

diajukan oleh badan hukum, maka Formulir pendaftaran ditandatangani

oleh orang yang berhak mewakili badan hukum yang bersangkutan.

Kemudian Memilih alamat badan hukum yang bersangkutan, Jika

Page 29: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

20

permohonan diajukan oleh kuasa, maka Formulir pendaftaran

ditandatangani oleh kuasa dan memilih alamat kuasa yang bersangkutan.

Selanjutnya Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2016

menentukan bahwa Direktoral Jendral Kekayaan Intelektual melakukan

pemeriksaan terhadap kelengkapan persyaratan pendaftaran Merek

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, dan/atau Pasal 7,

dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari semenjak tanggal

penerimaan. Dalam hal terdapat kekurangan dalam kelengkapan

persyaratan tersebut, maka Direktoral Jendral Kekayaan Intelektual

meminta agar kelengkapan persyaratan tersebut dipenuhi dalam waktu

paling lama dua bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat permintaan

untuk memenuhi kelengkapan persyaratan tersebut.

Permohonan untuk dua kelas atau lebih barang dan/atau jasa dapat

dilakukan dengan satu permohonan, tetapi harus menyebutkan jenis barang

dan/atau jasa yang termasuk dalam kelas yang dimohonkan

pendaftarannya. Kelas barang atau jasa diatur dalam peraturan

pemerintahan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1933 Tentang Kelas

Barang Atau Jasa Bagi Pendaftar Merek.1 4

3. Masa Berlaku Merek

Pasal 35 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016

menjelaskan bahwa merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk

jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal Penerimaan, dan dapat

diperpanjang untuk jangka waktu yang sama. Ketentuan mengenai

perpanjangan waktu perlindungan merek terdaftar diatur dalam Pasal 35

sampai dengan Pasal 39 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 serta

peraturan Menteri.

Hak atas merek terdaftar dan monopoli yang diberikan oleh hukum

bagi pemilik merek terdaftar pada dasarnya bersifat “abadi”. Karena merek

1 4 Ahmadi Miru, Hukum Merek , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 ), h. 21-29.

Page 30: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

21

selamanya dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama (Pasal 35

ayat 2 Undang-undang No. 20 Tahun 2016). Permohonan perpanjangan

merek terdaftar diajukan secara elektronik atau non elektronik dalam

bahasa Indonesia oleh pemilik merek atau kuasanya kepada Ditjen HKI

dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu

perlindungan bagi merek terdaftar tersebut dengan dikenai biaya. (Pasal 35

ayat 3 Undang-undang Nonor 20 Tahun 2016).1 5

Pasal 36 Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 menetapkan bahwa

permohonan perpanjangan disetujui jika pemohon melampirkan surat

pernyatan tentang:

a. Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa

sebagaimana dicantumkan dalam sertifikat Merek tersebut; dan

b. Barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam angka 1 masih

diproduksi dan/atau diperdagangkan.

Pasal 37 Undang-undang No. 20 Tahun 2016 menetapkan bahwa

permohonan perpanjangan ditolak oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan

Intelektual jika tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 36 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016.

Penolakan permohonan perpanjangan diberitahukan secara tertulis

kepada pemilik merek atau kuasanya dengan menyebutkan alasannya.

Keberatan terhadap penolakan permohonan perpanjangan dapat diajukan

kepada pengadilan niaga dan terhadap putusan pengadilan niaga hanya

dapat diajukan kasasi. Perpanjangan jangka waktu perlindungan merek

terdaftar dicatat dalam Daftar Umum Merek dan diumumkan dalam Berita

Resmi Merek. Perpanjangan jangka waktu perlindungan merek terdaftar

diberitahukan secara tertulis kepada pemilik merek atau kuasanya.

Merek dilindungi dalam aktivitas bisnis, sehingga penggunaan merek

harus sesuai dengan pendaftarannya sebagaimana tercantum dalam

1 5 Rahmi Jened, Hukum Merek Trademark Law dalam Era Globalisasi & Integrasi Ekonomi, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015), h. 147.

Page 31: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

22

sertifikat. Merek hanya eksis untuk perdagangan barang dan/atau jasa,

sehingga barang dan/atau jasa sudah tidak diproduksi lagi, maka eksistensi

merek pun tidak lagi ada artinya. Merek yang tidak lagi eksis menjadi

domain penguasaan negara dan hak atas merek bersifat terbuka kembali

untuk dimohonkan oleh pihak lain. 1 6

4. Pengalihan Hak atas Merek

Merek sebagai hak milik yang kepemilikannya dapat dialihkan.

Pengalihan hak atas merek dapat dilakukan baik oleh perorangan maupun

badan hukum. Segala bentuk pengalihan ini wajib didaftarkan untuk

dicatat dalam daftar umum merek. 1 7

Pengalihan merek diatur dalam pasal 41 Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, yatu :

a. Ayat (1) : hak merek dapat beralih atau dialihkan karena Pewarisan, Hibah, Wakaf, Wasiat, Perjanjian, dan Sebab lain yang dibenarkan oleh peraturang perundang-undangan

b. Ayat (2) : pengalihan hak atas merek terdaftar oleh pemilik merek yang memiliki merek lebih dari satu merek terdaftar yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa yang sejenis hanya dapat diajukan jika semua merek terdaftar tersebut dialihkan kepada pihak yang sama

c. Ayat (3) : pengalihan hak atas merek terdaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dimohonkan pencatatannya keada Menteri

d. Ayat (4) : permohonan pengalihan hak atas merek sebagaiamana dimaksud pada ayat (3) disertai dengan dokumen pendukungya

e. Ayat (5) : pengalihan hak atas merek terdaftar yang telah dicatat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diumumkan dalam berita resmi merek

f. Ayat (6) : pengalihan hak atas merek terdaftar yang tidak dicatatkan tidak berakibat hukum pada pihak ketiga

g. Ayat (7) : pencatatan pengalihan hak atas merek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai biaya

1 6 Rahmi Jened Hukum Merek Trademark Law dalam Era Globalisasi & Integrasi

Ekonomi, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015), h. 188. 1 7 Suyud Margono, Hak Milik Industri, (Bogor: Ghaila Indonesia, 2011), h. 47.

Page 32: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

23

h. Ayat (8) : pencatatan pengalihak hak atas merek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan pada saat proses permohonan pendaftaran merek

i. Ayat (9) : ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara permohonan pencatatan pengalihan hak atas merek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (8) diatur dengan peraturan menteri.

5. Penghapusan dan Pembatalan Merek

a. Penghapusan Merek

Berdasarkan pasal 72 Undang-undang Nomor 20 tahun 2016

tentang Merek dan Indikasi Geografis bahwa Penghapusan merek

terdaftar dari daftar umum merek dapat dilakukan atas prakarsa

Direktorat Jenderal atau berdasarkan pemohonan pemilik merek yang

bersangkutan. Penghapusan pendaftaran merek atas prakarsa

Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika memnuhi hal-hal sebagai

berikut1 8:

1) Merek tidak digunakan selama tiga tahun berturut-turut dalam

perdagangan barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau

pemakaian terakhir, kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima

oleh Direktorat Jenderal ; atau

2) Merek digunakan untuk jenis barang dan atau jasa yang tidak

sesuai dengan jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran,

termasuk pemakaian merek yang tidak sesuai dengan merek yang

didaftarkan

3) Permohonan penghapusan pendaftaran merek oleh pemilik merek

atau kuasanya, baik sebagian atau seluruh jenis barang dan/atau

jasa, diajukan kepada Direktorat Jenderal

4) Terdapat Gugatan pembatalan dan penghapusan merek dari pihak

ketiga kepada pengadilan niaga.

1 8 Zaeni Asyhadi, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya Di Indonesia, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2017) h. 218.

Page 33: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

24

b. Pembatalan Merek

Berdasarkan pasal 76 Undang-undang Nomor 20 tahun 2016

tentang Merek dan Indikasi Geografis bahwa embatalan merek dapat

dilakukan dengan sebab-sebab sebagai berikut1 9 :

1) Adanya gugatan pembatalan pendaftran merek yang diajukan

oleh pihak ketiga dengan alasan bahwa merek yang

dimohonkan termasuk ke dalam merek yang tidak dapat

didaftar atau ditolak

2) Pemilik merek yang tidak terdaftar/ditolak mengajukan

gugatan ke pengadilan niaga setelah mengajukan permohonan

ke Direktorat Jenderal.

Gugatan tersebut diajukan dalam jangka lima tahun sejak tanggal

pendaftaran merek, atau dapat dilakukan tanpa batas waktu apabila

merek yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama,

kesusilaan, atau ketertiban umum. Terhadap putusan Pengadilan Niaga

tersebut dapat diajukan kasasi oleh pihak yang bersangkutan. Setelah

isi putusan keluar maka akan disampaikan oleh panitera yang

bersangkutan kepada Direktoral Jendral. Setelah itu, Direktorat

Jenderal melaksanakan pembatalan pendaftaran merek, menghapusnya

dari daftar umum merek dan mengumumkannya dalam berita resmi

merek setelah putusan tersebut diterima dan mempunyai kekuatan

hukum tetap.

6. Perlindungan Hak Merek

Perlindungan hak merek dimaksudkan untuk melindungi

pemilikan atas merek, investasi dan goodwill (nama baik) dalam suatu

merek, dan untuk melindungi konsumen dari kebingungan menyangkut

asal usul suatu barang atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan

1 9 Zaeni Asyhadi, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya Di Indonesia, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2017) h. 219.

Page 34: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

25

melalui pendaftaran merek yang tertuang dalam Undang-undan merek

dan peraturan Menteri yang berlaku. Setidaknya terdapat tiga alasan

yang menjelaskan tentang pentingnya perlindungan terhadap merek

menurut Bently dan Sherman2 0 :

a. Kreatifitas

Pendapat mengenai alasan kreatifitas masih menjadi perdebatan

dalam dunia Hak Kekayaan Intelektual, namun sebuah pendapat yang

penting memandang perlindungan merek sebagai imbalan atas

investasi. Hal ini diungkapkan oleh hakim Breyer dari Mahkamah

Agung Amerika Serikat yang menyatakan bahwa hukum merek

membantu untuk menjamin seorang produsen bahwa dialah yang akan

meraih keuntungan finansial, imbalan berupa reputasi yang dikaitkan

degan produk terkait. Dengan demikian hukum merek mendorong

kreatifitas produksi akan produk-produk bermutu.

b. Informasi

Merek merupakan cara singkat komunikasi informasi kepada

pembeli dilakukan dalam rangka membuat pilihan belanja. Dengan

melindungi merek, lewat pencegahan dan pemalsuan oleh pihak lain,

maka akan menekan biaya belanja dan pembuatan keputusan. Belanja

dan pilihan dapat dilakukan secara lebih singkat, karena seorang

konsumen akan yakin merek yang dilihatnya memang berasal dari

produsen yang diperkirakannya.

c. Etis

Perlindungan merek didasarkan pada gagasan Fairness atau

keadilan (Justice) dalam kaca mata hukum. Secara khusus prinsipnya

adalah seorang tidak boleh menuai dari yang tidak ditanamnya, artinya

seseorang tidak boleh mengambil manfaat dari merek yang telah

didaftarkan oleh orang lain secara melawan hukum. Secara lebih

khusus, bahwa dengan mengambil merek milik orang lain, seseorang

2 0 Sopiansyah Jaya Putra, Etika Bisnis dan Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009 ), h. 182.

Page 35: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

26

telah mengambil keuntungan dari nama baik (goodwill) yang

dihasilkan oleh pemilik merek yang asli.

7. Ketentuan Pidana di Bidang Merek

Sanksi bagi pelanggar tindak pidana di bidang merek akan dikenakan

ketentuan pidana sebagaimana tercatat dalam pasal 100-102 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis :

a. Pasal 100 ayat (1) : setiap orang yang tanpa hak menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000 (dua milyar rupiah)

b. Pasal 100 ayat (2) : setiap orang yang dengan tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000 (dua milyar rupiah)

c. Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) yang sejenis barangnya mengakibatkan gangguan lingkingan hidup, dan/atau manusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000 (lima milyar ripiah)

d. Pasal 102 : setiap orang yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dan/atau produk yang diketahui atau patut diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa dan/atau produk tersebut merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud pasal 100 dan 101 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah). Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 sampai 102 merupakan delik aduan.

Menurut H.G de Bunt dalam bukunya Strafrechtelijke handhaving

van milinue recht bahwa hukum pidana dapat menjadi upaya utama

dalam penyelesaian sengketa (primum remidium) jika korban sangat

besar, tersangka/terdakwa merupakan recidivist, dan kerugian yang

Page 36: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

27

dialami tidak dapat dipulihkan.2 1 Kemudian dijelaskan kembali oleh

Remelink, bahwa sangat jelas dan nyata sebagai sanksi yang tajam,

hukum pidanya hanya akan dijatuhkan apabila mekanisme penegakan

hukum yang lainnya yang lebih ringan telah tiada berdaya guna atau

dipandang tidak cocok serta tidak memberikan efek jera bagi pelaku.

Mengacu dari pendapat ahli di atas mengenai penggunaan hukum

pidana, maka syarat hukum pidana/sanksi pidana dapat dijadikan sebagai

suatu primum remidium yaitu :

1) Apabila sangat dibutuhkan dan hukum yang lainnya tidak dapat

digunakan

2) Menimbulkan korban yang sangat banyak

3) Tersangka/terdakwa merupakan recidivist

4) Kerugian yang dialami tidak dapat dipulihkan

5) Apabila mekanisme penegakan hukum yang lainnya yang lebih ringan

tidak berdaya guna atau tidak dipandang.

8. Penyelesaian Sengketa Merek

Dalam dunia bisnis, pemalsuan merek terkenal banyak dilakukan

oleh pelaku-pelaku usaha yang ingin mendapatkan keuntungan secara

mudah dan cepat. Padahal tindakan tersebut dapat merugikan pemilik

merek terdaftar dan masyarakat sebagai konsumen.2 2

Setidaknya terdapat dua penyelesaian hukum yang dapat ditempuh

oleh pelaku usaha jika terjadi sengketa terhadap merek yang

digunakannya, hal tersebut didasari oleh ketentuan yang terdapat dalam

Undang-undang Merek Nomor 20 tahun 2016, yaitu:2 3

2 1 Titis Anindyati dkk, Konstitusionalitas Norma Sanksi Pidana sebagai Ultimum

Remidium dalam Pembentukan Perundang-undangan, Jurnal Hukum, h. 877 . 2 2 Harjono dan Dhaniswara, Pemahaman Hukum Bisnis Bagi Pengusaha, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2006), h. 56. 2 3 Agung Sujatmiko, Tinjauan Filosofis Perlindungan Ha katas Merek, (Jurnal Media

Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga, 2011), h. 189.

Page 37: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

28

1. Hukum Perdata

Pemakaian merek tanpa hak dapat digugat berdasarkan perbuatan

yang melanggar pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu “

Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang

lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,

mengganti kerugian tersebut”.2 4 Pasal tersebut menyatakan bahwa seorang

penggugat atau kuasanya harus bisa membuktikan kepada hakim bahwa

dirinya mengalami kerugian yang diakibatkan karena perbuatan tergugat.

Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap orang

atau badan hukum yang menggunakan merek yang sama, baik pokoknya

maupun keseluruhannya tanpa hak, berupa permohonan ganti rugi dengan

penghentian pemakaian merek, hal ini diatur pada pasal 83 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis,

yaitu :

a. Ayat (1) : pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap

pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan merek yang

mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk

barang atau jasa yang sejenis berupa gugatan ganti rugi, dan/atau

Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan merek itu

a. Ayat (2) : gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pengadilan niaga. Gugatan dan ganti rugi tidak hanya dapat dilakukan oleh pemilik

merek akan tetapi pemilik lisensi dari merek bersangkutan dapat

melakukan gugatan dan ganti rugi kepada merek tersebut melalui

Pengadilan Niaga dalam ruang lingkup peradilan umum.

Pengadilan Niaga merupakan pengadilan khusus di bawah peradilan

umum atau diferensiasi atas peradilan umum, yang secara absolut

kewenangan mengadili sebagaimana tertuang dalam pasal 300 dan 303

2 4 R, Soebekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta:

Balai Pusataka (Persero), 2014), h. 346.

Page 38: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

29

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Dalam gugatan pembayaran ganti rugi (damages) penggugat harus

dapat membuktikan bahwa perbuatan tergugat telah mengakibatkan

kerugian bagi dirinya dan ganti rugi yang dimaksudkan untuk meletakan

posisi penggugat seolah-olah seperti sebelum terjadinya pelanggaran.2 5

Pada dasarnya kerugian yang diderita si pemilik merek karena

pelanggaran hukum dapat berupa :

1) Hilangnya keuntungan yang seharusnya diperoleh termasuk

kesempatan melisensikan hak mereknya

2) Hilangnya reputasi di pasaran, dan

3) Pengeluaran yang harus dikeluarkan guna melindungi haknya.

Sebenernya dalam ketentuan Trips memungkinkan gugatan ganti rugi

berupa keuntungan yang seyogyanya diperoleh (account of profit), yakni

pengembalian berupa pembayaran setiap keuntungan dan penghasilan

yang diperoleh si pelanggar dari pengguna merek yang memiliki

persamaan pada pokoknya atau secara keseluruhan dengan merek

penggugat.

Gugatan keuntungan yang seyogyanya diperoleh (account of profit)

membuat penggugat harus dapat memastikan berapa keuntungan yang

diperoleh tergugat kala melakukan pelanggaran, namun dengan

mengesampingkan faktor-faktor lain yang tidak terkait dengan

pelanggaran merek. Selain itu persetujuan Trips memungkinkan gugatan

ganti rugi atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh pemegang hak

untuk membayar biaya penasehat hukum, namun di Indonesia kedua

gugatan kiranya masih terbatas pada wacana dan sangat sulit untuk

diterapkan. Hal ini mengingat sulitnya membuktikan kepastian keuntungan

yang diperoleh tergugat kala melakukan pelanggaran terhadap merek.

2 5 Rahmi Janed, Merek TradeMark law dalam Era Global dan Integrasi Ekonomi,

(Jakarta: Kencana, 2017), h. 129.

Page 39: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

30

2. Hukum Pidana

Pelanggaran atas merek dapat dikenakan pasal 382 KUHP tentang

kejahatan persaingan curang. Ketentuan tersebut yaitu “Barangsiapa untuk

mendapatkan, melangsungkan atau memperluas hasil perdagangan atau

perusahaan milik sendiri atau orang lain, melakukan perbuatan curang

untuk menyesatkan khalayak umum atau seseorang tertentu, diancam, bila

perbuatan itu dapat menimbulkan kerugian bagi konkuren-konkuren

orang lain karena persaingan curang, dengan pidana penjara paling lama

satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak tiga belas ribu

lima ratus rupiah”.

Ketentuan pidana tersebut memang tidak dengan tegas dan jelas

menyebutkan untuk perbuatan pelanggaran hak atas merek, karena

merupakan Lex Generalis yang tujuannya dapat menampung segala jenis

persaingan curang di bidang perdagangan. Pelanggaran hak atas merek

yang berupa peniruan atau penggunaan merek orang lain tanpa izin,

maupun memperdagangkan barang dengan merek bajakan dapat

dikategorikan masuk dalam perbuatan persaingan curang dengan syarat

dapat menimbulkan kerugian bagi pmilik merek. Berhubungan dengan

merek juga disebut dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

mengenai perbuatan yang dilarang yang berkaitan dengan merek,

diantanya diatur pada pasal 393 KUHP, yaitu2 6 :

a. Ayat (1) : barang siapa memasukan ke Indonesia tanpa tujuan jelas untuk mengeluarkan lagi dari Indonesia, menjual, menamarkan, menyerahkan, membagikan atau mempunyai persediaan untuk dijual atau dibagikan. Barang-barang yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa pada barangnya itu sendiri atau pada bungkusnya dipakai secara palsu, nama firma atau merek yang menjadi hak orang lain atau untuk menyatakan asalnya barang, nama sebuah tempat tertentu, dengan ditambahkan nama atau firma yang khayal, ataupun pada barangnya sendiri atau pada bungkusnya ditirukan nama, firma atau merek yang demikian sekalipun dengan sedikit perubahan, diancam dengan pidana

2 6 Andi Hamzah, KUHP & KUHAP(edisi revisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 152.

Page 40: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

31

penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

b. Ayat (2) jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat lima tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga dapat dijatuhkan pidana penjara paling lama sembilan bulan. Rumusan perbuatan-perbuatan pidana tersebut dapat dikategorikan

antara lain sebagai berikut :

1) Tiap-tiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun, baik itu menaruhkan

sesuatu yang palsu dengan maksud menggunakan atau menyuruh orang

lain untuk menggunakan barang itu seolah-olah merek atau tanda yang

ditaruhkan itu asli dan tidak palsu

2) Tiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun dalam hal ini menaruhkan

merek atau tanda pada barang yang dengan melawan hak memakai cap

yang asli

3) Tiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun dalam hal ini

menambahkan merek negara asli atau tanda pembuat yang dikehendaki

oleh, dimana, pada, atau atas barang-barang lain yang terbuat dari emas

atau perak dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang

lain menggunakan barang itu , seolah-olah merek atau tanda itu mula-

mulanya ditaruhkan pada barang itu.

Ketentuan sanksi pidana yang mengatur khusus tindakan pelanggaran

merek, diatur juga dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2016 tentang

Merek dan Indikasi Geografis pada pasal 100-103. Substansi Undang-

undang Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis ini

sangat jelas dan tegas melindungi hak merek yang terdaftar dengan

memberikan jaminan sebuah hak eksklusif dan memberikan sanksi-sanksi

yang tegas kepada oknum pelanggar hak merek atas persamaan pada

pokoknya atau keseluruhannya.

Page 41: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

32

Terdapat tujuh macam jenis perbuatan atau kegiatan dikategorikan

sebagai tindak pidana di bidang merek, yaitu2 7 :

a) Menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek

terdaftar milik orang lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang

diproduksi dan/atau diperdagangkan.

b) Menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek

terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang

diproduksi dan/atau diperdagangkan

c) Menggunakan tanda yang sama pada pada keseluruhannya dengan

Indikasi Geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau

sejenis dengan barang yang terdaftar

d) Menggunakan tanda yang sama pada pokoknya dengan Indikasi

Geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis atau

barang terdaftar

e) Pencantuman asal sebenarnya pada barang yang merupakan hasil

pelanggaran ataupun pencantuman kata yang menunjukan bahwa

barang tersebut merupakan tiruan dari barang yang terdaftar dan

dilindungi berdasarkan Indikasi Geografis

f) Menggunakan tanda yang dilindungi berdasarkan Indikasi asal pada

barang atau jasa yang dapat menyesatkan pemahaman masyarakat

g) Memperdagangkan barang dan/atau jasa yang diketahui atau patut

diketahui bahwa barang dan/atau jasa tersebut merupakan hasil

pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 100-102 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

Dalam hukum pidana, pencapaian tujuan pemidanaan hingga saat ini

mengalami perdebatan. Hal tersebut terjadi karena untuk mempertajam

pandangan baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis pada akhirnya

merupakan landasan bagi penerapan sanksi pidana termasuk pidana

2 7 Rachmadi Utman, Hukum dan Hak atas Kekayaan Intelektual (perlindungan dan

dimensi hukumnya di Indonesia), (Bandung: PT. Alumni, 2011), h. 307.

Page 42: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

33

dendanya. Perkembangan pemikiran tentang filsafat pemidanaan setelah

dipengaruhi oleh warna-warni sarjana barat, tentu juga dipengaruhi oleh

serangkaian politik kriminal, yaitu sebagai keseluruhan dan azas dan

metode yang menjadi dasar dari reaksi terhadap pelanggaran hukum

pidana, dan sebagai keseluruhan fungsi dari aparatur penegak hukum dan

juga dapat dipandang sebagai keseluruhan dari kebijakan.2 8

Berbagai teori tujuan pemidanaan di masa lalu hingga kini

berkembang ke arah rasional. Dimulai dengan teori pembalasan, yaitu

bertujuan untuk memuaskan pihak yang dendam, baik masyarakat maupun

pihak lainnya. Teori ini menurut Andi Hamzah adalah sangat bersifat

primitif, akan tetapi diakuinya bahwa teori ini terkadang masih dirasakan

pengaruhnya pada zaman modern, karena unsur primitif dalam hukum

pidana paling sukar untuk dihilangkan.2 9

Tujuan dari teori pemidanaan adalah untuk mencari dasar dari hukum

pidana dalam menyelenggarakan tertib masyarakat dan akibatnya tujuan

pidana untuk prevensi terjadinya kejahatan, dengan menakut-nakuti,

memperbaiki, selanjutnya dibedakan menjadi prevensi umum dan prevensi

khusus. Dalam usaha untuk mencari berbagai alternatif dari berbagai

pemidaan yang berkembang dan tersebar dalam ilmu pengetahuan hukum

pidana, maka teori-teori dan model yang ditawarkan tentu tidak boleh

hanya memilih salah satu dari model pemidanaan yang menjadi sorotan

tertentu saja.

Sehubungan dengan itu, perlu diikuti oleh teori pemidanaan dari

Herbert L. Parcker, yaitu pandangan retributif, yang menyatakan bahwa

pidana adalah suatu ganjaran terhadap suatu prilaku yang menyimpang

dalam masyarakat. Sedangkan pandangan Utilitarian melihat bahwa

pidana itu dilihat dari aspek manfaat dan kegunaannya. Pandangan

2 8 Sudarto, Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat (Kajian Terhadap Hukum

Pidana), (Bandung: Sinar Baru 2001), h. 113. 2 9 Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia dan Retribusi ke

Reformasi, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1995), h. 16.

Page 43: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

34

retributif mengemukakan pada pilihan moral, maka ganjarannya adalah

positif dan mendapat penghargaan dari masyarakat, akan tetapi bila salah

maka patut dijatuhkan sebagai ganjaran yang merupakan suatu ganjaran

atau sanksi negatif. Dalam pandangan utilitarian, penjatuhan pidana harus

dilihat dari aspek tujuan, manfaat, dan kegunaan untuk perbaikan dan

pencegahan.

Menurut para ahli hukum pidana di Indonesia, dengan merujuk kepada

tujuan pemidanaan menuru J.E Sahetapy, tujuan pidana adalah

pembebasan atau pemasyarakatan dan pembinaan, yang akhirnya menuju

pada kemanusiaan yang adil dan beradab sebagaimana tersurat dan tersirat

dalam azas pancasila.3 0 Sehubungan dengan itu Barda Nawawi Arif

mengemukakan bahwa tujuan pemidanaan adalah perlindungan

masyarakat yang merupakan tujuan yang umum dan bersifat khusus

dengan berinduk pada semua teori tentang tujuan pemidanaan yang saling

berhubungan merincikan dan mengidentifikasikan dari tujuan umum itu.

Dalam praktik di pengadilan, ketentuan pidana dalam Undang-undang

merek tidak jarang menimbulkan perbedaan pendapat hakim tentang

terminologi hukum dalam ketentuan pidana dalam Undang-undang Merek,

yang menjadi sebab perbedaan pendapatnya adalah apakah ketentuan pasal

pidana merek dapat berdiri sendiri ataukah tidak, sebab secara prinsip

hukum, dalam banyak kasus pasal tersebut terkait dengan ketentuan pada

pasal sebelumnya, artinya harus dibuktikan terlebih dahulu tindak pidana

yang tedapat pada ketentuan pasal sebelumnya. Dalam hal ini harus

dibuktikan terlebih dahulu apakah terdapat persamaan pelapor dengan

merek terlapor. Jika hal ini tidak terbukti maka secara otomatis tidak

terjadi perbuatan pidana di dalamnya.

Dalam penyelesaian sengketa secara pidana, terdapat dua azas yang

menjadi pedomanan penyelesaian sengketa merek, sebab dalam Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis tidak

3 0 Syaiful Bakhri, Penggunaan Pidana Denda dan Pemidanaan dalam Perundang-

undangan, (Jurnal Hukum: No.21 Vol. 9, September 2002), h. 87.

Page 44: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

35

hanya memuat sanksi secara perdata melainkan terdapat pula sanksi pidana

yang diberikan kepada para pihak yang melanggar ketentuan dalam

Undang-undang merek, azas tersebut dikenal dengan azas ultimum

remedium dan primum remedium.

Sudikno Mertokosumo dalam bukunya yang berjudul Penemuan

Hukum Sebuah pengantar menyatakan bahwa Azas ultimum remedium

adalah satu azas yang terdapat dalam hukum pidana Indonesia yang

mengatakan bahwa hukum pidana hendaklah dijadikan upaya terakhir

dalam penegakan hukum. Sedangkan azas primum remedium adalah

kebalikan dari azas ultimum remedium menyatakan bahwa hukum pidana

diberlakukan sebagai pilihan utama. Menurut M. Jasman seorang Jaksa

Penuntut Umum dalam sebuat artikel yang ditulisnya menjelaskan bahwa

primum remedium merupakan suatu teori hukum pidana modern yang

menyatakan hukum pidana sebagai sarana hukum yang diutamakan.3 1

Hak merek memiliki manfaat ekonomis yang sangat besar, dengan

demikian, adanya pelanggaran merek dipicu oleh nilai ekonomi merek

yang sangat besar. Namun keberhasilan menuntut pidana dalam arti si

pelanggar dipidana penjara dan/atau denda, sama sekali tidak

mengembalikan kerugian pemilik merek yang haknya dilanggar.3 2

Di banyak negara, terutama yang sudah maju, upaya pemulihan

pelanggaran merek dan HKI pada umumnya lebih banyak diupayakan dari

sisi perdata.3 3 Pemilik hak secara proaktif mempertahankan haknya dan

dapat mengajukan gugatan ganti rugi dan keuntungan yang seharusnya

didapat oleh pemilik merek pendaftar pertama. Dengan demikian, tuntutan

3 1 Tri Jaya Ayu Premesti, Pengertian Ultimum Remedium dan Primum Remdium dalam

Hukum Pidana, Hukum Online.com, Diakses pada hari selasa, 20 November 2018 Pukul 10:00. 3 2 Denda adalah pemasukan kepada negara bukan kepada pemilik merek yang haknya

dilanggar

3 3 Rahmi Janed, Merek TradeMark law dalam Era Global dan Integrasi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 358.

Page 45: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

36

pidana dalam penegakan HKI termasuk merek, bersifat upaya pemulihan

yang terakhit (the last resort) atau Ultimum remedium.

9. Hapusnya Hak Menuntut Pidana

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terdapat tiga

alasan yang menyebabkan seseorang tidak dapat dituntut hukum pidana3 4 :

a. Nebid in Idem (Dua kali yang sama)

Artinya suatu perkara yang sama tidak boleh lebih dari satu kali

diajukan untuk diputuskan oleh pengadilan. Asas ini diatur dalam pasal

76 KUHP

b. Terdakwa Meninggal Dunia

artinya bila seorang terdakwa meninggal dunia sebelum ada putusan

pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap, menurut pasal 77

KUHP hak melakukan penuntutan gugur

c. Lampau waktu (Daluwarsa, Verjaring, Expire)

Artinya hak untuk melakukan penuntutan atas suatu perkara pidana

hapus karena daluwarsa. Daluwarsa berarti sudah lewat waktu

sebagaimana ditentukan Undang-undang, hal tersebut tertuang dalam

pasal 78 KUHP.

Pasal 78 KUHP menentukan hak untuk menuntut perkara pidana hapus

karena alasan lewat waktu sebagai berikut :

1) Mengenai semua pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan dengan

percetakan, sesudah satu tahun

2) Mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana denda, pidana

kurungan, atau pidana penjara paling lama tiga tahun, sesudah enam

tahun

3) Mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lebih dari

tiga tahun, sesudah dua belas tahun

3 4 Alfitra, Hapusnya Hak Menuntut dan Menjalankan pidana, (Jakarta: Raih Asa Sukses,

2014), Cetakan kedua, h. 134.

Page 46: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

37

4) Mengenai kejahatan yang pidana dengan pidana mati atau pidana

seumur hidup, sesudah delapan belas tahun.

Van Hamei seorang tokoh hukum pidana Belanda mengatakan,

daluwarsa tidak pada tempatnya bagi kejahatan-kejahatan yang bersifat

sangat berat dan bagi perbuatan-perbuatan penjahat professional. Di

Inggris, daluwarsa hanya diperlakukan bagi kejahatan-kejahatan ringan.

Dalam pasal 79 KUHP dijelaskan tentang penghitungan daluwarsa

mulai berlaku pada hari tindak pidana itu dilakukan, kecuali dalam hal

berikut :

1. Mengenai pemalsuan atau pengrusakan mata uang, tenggang saat

berlaku pada hari sesudah barang barang yang dipalsukan atau mata

uang yang dirusak digunakan

2. Mengenai kejahatan dalam pasal 328, 329, 330, dan 333 KUHP,

tenggang waktu daluwarsa dimulai pada hari sesudah orang yang

langsung terkena oleh kejahatan dibebaskan atau meninggal dunia

3. Mengenai pelanggaran dalam pasal 556 sampai denga pasal 558 (a),

tenggang waktu daluwarsa mulai pada hari sesudah daftar yang memuat

pelanggaran-pelanggaran itu dilakukan.

C. Tinjauan ( Review) Kajian Terdahulu

Dalam perkara sengketa merek ini bukan hal yang baru terjadi di

Indonesia melainkan sudah banyak sengketa-sengketa merek yang terjadi,

telah banyak pula penelitian-penelitian mengenai sengeketa merek dan

pembatalan merek terdaftar di Indonesia.

Pertama, Skripsi Dandy Hernady, Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Jakarta, Tahun 2015 dengan judul “Persamaan Unsur Pokok Pada Merek

Gudang Garam Dan Gudang Baru (Analisis Putusan MA Nomor 162

K/Pdt.Sus-HKI/2014)” dalam skripsi ini pembahasan pokoknya adalah

tentang bagaimana menentukan kriteria persamaan unsur pokok pada suatu

merek terkenal, dan analisis terhadap putusan Mahkamah Agung di tingkat

Kasasi pada putusan Nomor 162 K/Pdt.Sus-HKI/2014. Sedangkan dalam

Page 47: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

38

skripsi ini peneliti akan meneliti tentang prosedur penyelesaian sengketa

merek jika menggunakan instrument hukum pidana dan perdata, serta

penyebab Dissenting Opinion hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa

permohonan Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh pemilik Gudang

Baru pada putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015.

Kedua, Buku Ahmadi Miru, yang diterbitkan PT. Raja Grafindo

persada tahun 2005 di Jakarta dengan judul Hukum Merek. Buku ini

menjelaskan tentang merek secara umum. Sedangkan dalam skripsi ini

peneliti akan meneliti tentang prosedur penyelesaian sengketa merek jika

menggunakan instrument hukum pidana dan perdata, serta penyebab

Dissenting Opinion hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa

permohonan Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh pemilik Gudang

Baru pada putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015.

Ketiga, Jurnal Dialogia Luridica yang ditulis oleh Sherly Ayuna Putri,

Tasya Syafiranita Ramli, Hazar Kusmawati yang berjudul “Penyelesaian

Sengketa Merek Terkenal “Sephora” atas dasar persamaan pada pokoknya

berdasarkan HIR dan Undang-Undang merek. Namun dalam jurnal ini

tidak dijelaskan secara detail mengenai prosedur penyelesaian sengketa

melalui dua instrument hukum yaitu pidana dan perdata, Sedangkan dalam

skripsi ini peneliti akan meneliti tentang prosedur penyelesaian sengketa

merek jika menggunakan instrument hukum pidana dan perdata, serta

penyebab Dissenting Opinion hakim Mahkamah Agung dalam memeriksa

permohonan Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh pemilik Gudang

Baru pada putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015.

Dari beberapa penelitian serupa di atas ada hal yang penulis rasa

belum dibahas tuntas dalam penilitian yang lainnya yaitu pada prosedur

penyelesaian sengketa merek jika ditempuh secara pidana dan perdata,

serta penerapan ketentuan azaz ultimatum remedium dalam upaya

penyelesaian sengketa merek apabila sengketa merek masuk ke dalam

ranah hukum pidana dan hukum perdata, sehingga penulis tertarik untuk

melakukan penelitian ini.

Page 48: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

39

BAB III

KRITERIA PERSAMAAN UNSUR POKOK PADA MEREK

A. Persamaan Unsur Pokok Merek

1. Gudang Garam

Gudang Garam adalah merek rokok yang diproduksi oleh PT.

Gudang garam asal kota Kediri Jawa Timur yang berada di nrgara

Indonesia, Perusahaan ini berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie

yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo. Pada awal berdirinya,

PT. Gudang Garam merupakan industri rumahan yang memproduksi

rokok kretek yang bernama SKL (Sigaret Kretek Linting) dan SKT

(Sigaret Kretek Tangan). Karena permintaan pasar yang kian meningkat,

akhirnya pada tahun 1960 dibukalah cabang di Gurah, yang letaknya 13

km dari kota Kediri yang pada saat itu masih mempekerjakan 200 orang

karyawan.1

Pada tahun 1968, tepatnya bulan September didirikan unit produksi

yang bernama Unit I dan Unit II di atas lahan seluas 1000 meter persegi

guna mengiringi perkembangan usaha yang kian meningkat. Tak lama dari

itu, PT. Gudang Garam yang awalnya merupakan industri rumahan

berubah menjadi Firma pada tahun 1969. Dua tahun kemudian, karena

kemajuan produksi yang makin lama semakin tinggi, PT. Gudang Garam

resmi berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang didukung fasilitas

berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah yang

membuat PT. Gudang Garam semakin kokoh.

Untuk membantu pengembangan produksinya, PT. Gudang Garam

terus memikirkan beberapa terobosan baru dalam pembuatan rokok

kreteknya, yakni dengan mengembangkan jenis produk Sigaret Kretek

1 https://www.gudanggaramtbk.com/tentang-kami/#sejarah/ diakses pada hari Selasa, 17

September 2018 pukul 11:30.

Page 49: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

40

Mesin (SKM). Tidak berhenti sampai di situ, PT. Gudang Garam juga

mampu mencatatkan 7 sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya pada tahun 1990 yang langsung merubah statusnya dari PT

(Perseroan Terbatas) menjadi Perusahaan Terbuka.

Produk yang dihasilkan PT. Gudang Garam Tbk juga lebih

bervariasi, hal ini dibuktikan dengan produksi rokok kretek Mild pada

tahun 2002 yang merupakan hasil dari inovasi terbaru. Hal ini sejalan

dengan perluasan wilayah produksi yang tak hanya berpusat di Kabupaten

dan Kota Kediri saja, melainkan telah merambah hingga Pasuruan. Hingga

saat ini PT. Gudang Garam Tbk tetap menjadi pilihan utama pecinta

rokok kretek di tanah air.

Tidak hanya mencukupi produksi dalam negeri saja, tetapi PT.

Gudang Garam Tbk juga telah melebarkan sayapnya hingga ke Malaysia,

Brunei dan Jepang. Dengan total lebih dari 20 jenis produk yang

dikeluarkan PT. Gudang Garam Tbk telah cukup membuktikan

eksistensinya sebagai salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia.

Beberapa produk PT. Gudang Garam Tbk yang terkenal yakni

Gudang Garam Merah, Djaja, GG Internasional, GG Surya, GG Mild dan

masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan keikutsertaan PT. Gudang

Garam Tbk menjadi sponsor Piala Dunia FIFA pada tahun 1958 hingga

tahun 1966 dan Piala Dunia tahun 2010, dengan tujuan agar PT. Gudang

Garam Tbk nantinya akan mampu menembus pasar internasional.2

PT. Gudang Garam Tbk memproduksi berbagai jenis rokok kretek,

termasuk jenis rendah tar dan nikotin (LTN) serta produk tradisional

sigaret kretek tangan. PT. Gudang Garam Tbk mengoperasikan fasilitas

percetakan kemasan rokok, dan disamping itu juga memiliki empat anak

perusahaan yang sudah beroperasi, yaitu:

a) PT. Surya Pamenang, produsen kertas karton untuk kemasan rokok

2http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51335/Chapter%20II.pdf,

diakses pada hari Selasa, 17 September 2018 pukul 11:30.

Page 50: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

41

b) PT. Surya Madistrindo, distribusi tunggal produk Perseroan

c) PT. Surya Air, penyedia layanan jasa penerbangan tidak terjadwal

d) PT. Graha Surya Media, penyedia jasa hiburan

Adapun visi dari PT. Gudang Garam Tbk adalah menjadi perusahaan

terkemuka kebanggaan nasional yang bertanggung jawab dan memberikan

nilai tambah bagi para pemegang saham, serta manfaat bagi segenap

pemangku kepentingan secara berkesinambungan.PT. Gudang Garam Tbk

pertama kali mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana

pada bulan Juni tahun 1990, penerbitan saham terakhir dilaksanakan pada

bulan Mei tahun 1996, yaitu melalui pemecahan nilai nominal saham

(stock split) dan pengeluaran satu saham bonus untuk setiap saham yang

beredar. Hasil dari semua transaksi penjualan saham dimanfaatkan sesuai

keperluan saat itu, yakni untuk memperkuat posisi modal perusahaan.

Berdasarkan keterangan dari pemilik PT. Gudang Garam dalam

putusan Mahkamah Agung Nomor 162 K/Pdt.Sus-HKI/2104 Terdapat

empat varian produk Gudang Garam yang menjadi objek sengketa dalam

kasus ini. Produk tersebut telah terdaftar dalam daftar umum merek pada

Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, yaitu pada kelas 34 dengan

rincian sebagai berikut :

1) Gudang Garam Surya 12, terdaftar sejak tanggal 1 April 1992 dengan

nomor sertifikat 273579, kemudian diperpanjang pada tanggal 19 April

2002 dengan nomor sertifikat 506190 dan mendapat perlindungan

hukum sampai dengan tanggal 1 April 2012

2) Gudang Garam Filter Premium, terdaftar sejak tanggal 1 April 1992

dengan nomor sertifikat 273582, kemudian diperpanjang pada tanggal

19 April 2002 dengan nomor sertifikat 506187 dan mendapat

perlindungan hukum sampai dengan tanggal 1 April 2012

3) Gudang Garam Surya 16, terdaftar sejak tanggal 14 Agustus 1993

dengan nomor sertifikat 546606, kemudian diperpanjang pada tanggal

Page 51: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

42

13 Agustus 2003 dan mendapat perlindungan hukum sampai dengan

tanggal 22 November 2013

4) Gudang Garam Merah Kretek, terdaftar pada tanggal 22 November

1993 dengan nomor sertifikat 328198, kemudian diperpanjang pada

tanggal 13 Agustus 2003 dengan nomor sertifikat 546605 dan

mendapatkan perlindungan hukum sampai tanggal 14 Agustus 2013.

2. Gudang Baru3

Gudang Baru adalah merek rokok yang diproduksi oleh Perusahaan

Rokok Jaya Makmur (PR. Jaya Makmur) sejak tahun Tahun 1976.

Berawal dari tujuan mulia seorang putra pribumi bernama saman Hoedi

(Almarhum) untuk membantu masyarakat sekitar dalam hal pemenuhan

sandang pangan serta lapangan pekerjaan, beliau mendirikan perusahaan

rokok Bintang Sayap Insan dengan jenis rokok SKT (Sigaret Kretek)

merek rokok INSAN yang mampu mempekerjakan kurang lebih 125 orang

yang berasal dari masyarakat sekitar.

Sadar dengan kebutuhan pasar yang semakin meningkat pada

dekade 1980 an beliau mulai mempersiapkan generasi penerus perusahaan

ini ke putra sulungnya yang bernama Ali Kosin, sepuluh tahun kemudian

tepatnya pada tahun 1992 perusahaan ini mengalami perkembangan pesat

sehingga mampu mendirikan dua anak perusahaan rokok yang bernama

PR. Jaya Makmur dengan direktur utamanya adalah H. Ali Kosin, SE dan

PR. Putra Jaya dengan direktur utamanya adalah H. Ali Utsman, SE.

Pengolahan managemen pun mulai dikelola secara profesional pula

dibawah managemen Gudang Baru. Perusahaan ini selalu selalu berusaha

menggali kemampuan untuk menciptakan hasil karya seni rokok bercita

rasa tinggi dengan harga terjangkau, beberapa merek rokoknya adalah

Gudang Baru Internasional dan Gudang Baru Putih. Dengan kemurahan

3 http://www.gudang-baru.com/Sejarah.htm#Category-1, diakses pada hari Selasa, 17 September 2018 pukul 11:30

Page 52: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

43

tuhan yang maha Esa, empat tahun kemudian, pada tahun 1995 perusahaan

ini mulai memproduksi jenis rokok SKM (Sigaret Kretek Mesin) dan

mulai memperluas distribusi rokok ke seluruh wilayah Indonesia dan

ekspor ke luar negeri.

Seiring dengan berjalannya waktu telah banyak kontribusi yang

diberikan perusahaan terhadap pendapatan negara dalam hal pembayaran

pita cukai dan pembayaran pajak serta membuka lapangan kerja bagi putra

putri Indonesia, jumlah karyawan yang dimilikinya lebih dari 2.583

orang, PR. Jaya makmur siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan

rokok di Indonesia.

Tahun 2009, sadar dengan pesatnya perkembangan perusahaan dan

tingginya permintaan pasar terhadap semua produk Gudang Baru,

sehingga menuntut seorang H. Ali Kosin, SE untuk mengembangkan

strategi perusahaan dan marketing dengan memulai memperluas distribusi

rokok ke seluruh wilayah Indonesia dan ekspor ke luar negeri.

Berdasarkan putusan Manhkamah Agung Nomor 104

PK/Pid.Sus/2015, terdapat lima produk Gudang Baru yang menjadi objek

sengketa dalam kasus ini. Merek tersebut terdaftar dalam daftar umum

merek pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, yaitu pada kelas

34 dengan rincian sebagai berikut :

a. Gudang Baru Filter Premium, telah beredar di masyarakat sejak tahun

1995 namun lukisan dan logo pada merek tersebut tidak terdaftar dalam

daftar umum merek pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual

b. Gudang Baru New Internasional, telah beredar di masyarakat sejak

tahun 1995 namun lukisan dan logo pada merek tersebut tidak terdaftar

dalam daftar umum merek pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan

Intelektual

c. Gudang Baru Merah Kretek, telah beredar di masyarakat sejak tahun

1995 namun lukisan dan logo pada merek tersebut tidak terdaftar dalam

daftar umum merek pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual

Page 53: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

44

d. Gudang Baru 12 Kretek, terdaftar sejak tanggal 14 Juli 1995 dengan

nomor sertifikat 42757, kemudian diperpanjang pada tanggal 14 Juli

2005 dengan nomor sertifikat 32226 dan mendapatkan perlindungan

hukum sampai dengan tanggal 14 Juli 2015

e. Gudang Baru 12 Kretek King Size, terdaftar sejak 21 maret 1995

dengan nomor setifikat 506190, kemudian diperpanjang pada tanggal

21 Maret 2005 dengan nomor sertifikat 506187 dan mendapat

perlindungan hukum sampai dengan tanggal 21 Maret 2015.

3. Objek Sengketa Merek

a. Hukum Pidana

Dalam perkara pidana yang diajukan oleh pemilik merek

Gudang Garam kepada pemilik merek Gudang Baru, terdapat empat

jenis merek Gudang Garam yang memiliki persamaan unsur pokok

dengan merek dan logo Gudang Baru :

1) Merek dan logo Gudang Baru Filter Premium memiliki persamaan

unsur pokok dengan merek dan logo Gudang Garam Surya 12,

yang terdaftar sejak tanggal 1 April 1992 dengan nomor sertifikat

273579, kemudian diperpanjang pada tanggal 19 April 2002

dengan nomor sertifikat 506190 dan mendapat perlindungan

hukum sampai dengan tanggal 1 April 2012.4

2) Merek dan logo Gudang Baru Filter Premium memiliki persamaan

usnsur pokok dengan merek dan logo Gudang Garam Filter

Premium, yang terdaftar sejak tanggal 1 April 1992 dengan nomor

sertifikat 273582, kemudian diperpanjang pada tanggal 19 April

2002 dengan nomor sertifikat 506187 dan mendapat perlindungan

hukum sampai dengan tanggal 1 April 2012.5

3) Merek dan logo Gudang Baru Kretek Merah memiliki persamaan

unsur pokok dengan merek dan logo Gudang Garam Merah Kretek,

4 Lihat gambar 1 dan 2 pada lampiran skripsi 5 Lihat gambar 3 dan 4 pada lampiran skripsi

Page 54: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

45

terdaftar pada tanggal 22 November 1993 dengan nomor sertifikat

328198, kemudian diperpanjang pada tanggal 13 Agustus 2003

dengan nomor sertifikat 546605 dan mendapatkan perlindungan

hukum sampai tanggal 14 Agustus 2013.6

4) Merek dan Logo Gudang Baru Internasional King Size memiliki

persamaan unsur pokok dengan merek Gudang Garam Surya, yang

terdaftar sejak tanggal 14 Agustus 1993 dengan nomor sertifikat

546606, kemudian diperpanjang pada tanggal 13 Agustus 2003 dan

mendapat perlindungan hukum sampai dengan tanggal 22

November 2013.7

b. Hukum Perdata

Dalam gugatan perdata yang dilakukan oleh pemilik merek

Gudang Garam kepada Pengadilan Niaga Surabaya, terdapat dua jenis

merek dan logo Gudang Baru yang memiliki perssamaan unsur pokok

dengan merek Gudang Garam, yaitu :

1. Merek dan logo Gudang Baru Kretek 12, memiliki persamaan

unsur pokok dengan merek dan logo Gudang Garam Merah

Kretek, yang terdaftar pada tanggal 22 November 1993 dengan

nomor sertifikat 328198, kemudian diperpanjang pada tanggal 13

Agustus 2003 dengan nomor sertifikat 546605 dan mendapatkan

perlindungan hukum sampai tanggal 14 Agustus 2013.8

2. Merek dan logo Gudang Baru Kretek King Size, memiliki

persamaan unsur pokok dengan merek dan logo Gudang Garam

Merah Kretek, yang terdaftar pada tanggal 22 November 1993

dengan nomor sertifikat 328198, kemudian diperpanjang pada

tanggal 13 Agustus 2003 dengan nomor sertifikat 546605 dan

6 Lihat gambar 5 dan 6 pada lampiran skripsi 7 Lihat gambar 7 dan 8 pada lampiran skripsi 8 Lihat gambar 5 dan 9 pada lampiran skripsi

Page 55: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

46

mendapatkan perlindungan hukum sampai tanggal 14 Agustus

2013.9

Dalam penjelasan pasal 21 ayat (1) Undang-undang Nomor 20

Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis dijelaskan bahwa

yang dimaksud dengan “persamaan pada pokoknya” adalah kemiripan

yang disebabkan oleh adanya unsur yang dominan antara merek satu

dengan yang lainnya sehingga menimbulkan kesan adanya persamaan

baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau

kombinasi antara unsur, maupun persamaan bunyi ucapan, yang

terdapat dalam merek tersebut.

Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.

2279 PK/PDT/1992 tanggal 6 Januari 1998 menyatakan bahwa merek

yang mempunyai persamaan pada pokoknya maupun keseluruhannya

dapat dideskripsikan sebagai sama bentuk (similarity of form), sama

komposisi (similarity of compotition), sama kombinasi (similarity of

combination) dan sama unsur elemen (similarity of elements).

Menurut Tim Lindsey, cara memutuskan bahwa suatu merek

memiliki persamaan pada pokoknya yaitu dengan membandingkan

kedua merek, selain melihat persamaan dan perbedaan juga

memperhatikan ciri-ciri penting dan kesan kemiripan antar

keduanya.1 0

Untuk menilai persamaan pada pokoknya dapat dilakukan

secara visual, fonetik dan konseptual. Secara visual dapat diukur dari

sisi tampilan merek itu sendiri, baik warna, cara penempatan, bentuk

atau kombinasi yang menimbulkan kesan adanya persamaan yang

dapat membuat orang keliru, mengecoh atau menyesatkan konsumen

terhadap asal usul merek yang satu dengan yang lain. Secara fonetik

9 Lihat gambar 5 dan 10 pada lampiran skripsi 1 0 Casavera, 15 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.

197.

Page 56: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

47

dapat dilihat dari jenis font yang digunakan dalam penulisan merek

tersebut, sedangkan konseptual adalah dilihat dari konsep pembuatan

merek tersebut secra keseluruhan.

B. Kewenangan Pengadilan

1. Pengadilan Niaga

Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Bahwa

Pengadilan Niaga adalah pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan

peradilan umum yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi

putusan terhadap perkara kepailitan dan penindaan kewajiban dan

pembayaran utang (PKPU). Selain itu dalam Undang-undang Nomor 24

Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dijelaskan bahwa

Pengadilan Niaga juga berwenang menangani sengketa-sengketa

komersial lainnya seperti sengketa di bidang hak kekayaan intelektual

(HKI), dan sengketa dalam proses likuidasi bank yang dilakukan lembaga

penjamin simpanan (LPS).1 1

Hingga saat ini Pengadilan Niaga berwenang menangani perkara-

perkara sebagai berikut :

a. Kepailitan dan PKPU, serta hal-hal yang berkaitan dengannya,

termasuk kasus-kasus action pauliana dan prosedur renvoi tanpa

memperhatikan apakah pembuktiannya sederhana atau tidak

b. Hak Kekayaan Intelektual yang meliputi Desain Industri (Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri), Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu (Undang-Undang Nomor 32 tahun 2000 tentang

Tata Letak Sirkuit Terpadu), Paten (Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2016 Tentang Paten), Merek (Undang-Undang Nomoe 20 Tahun 2016

Tentang Merek dan Indikasi Geografis), dan Hak Cipta (Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta)

1 1 A. Ridwan Halim, Pokok-Pokok Peradilan Umum di Indonesia, (Jakarta: PT.

Pradanaya Paramita, 2005), h. 41.

Page 57: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

48

c. Lembaga Penjamin Simpanan yang meliputi sengketa dalam proses

likuidasi dan tuntutan pembatalan segala perbuatan hukum bank yang

mengakibatkan berkurangnya asset atau bertambahnya kewajiban bank

dalam jangka waktu tertentu.

2. Pengadilan Negeri

Pengadilan Negeri adalah sebuah lembaga peradilan di lingkungan

peradilan umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.

Sebagai pengadilan tingkat pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk

memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi

rakyat pencari keadilan pada umumnya.

Pengadilan Negeri selaku salah satu kekuasaan kehakiman di

lingkungan peradilan umum memiliki tugas dan kewenangan sebagaimana

disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang

Peradilan Umum, dalam pasal 50 menyatakan “Pengadilan Negeri

bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara

pidana dan perdata di tingkat pertama”.

3. Pengadilan Tinggi Negeri

Pengadilan Tinggi Negeri adalah pengadilan banding, yang

mengadili di posisi tingkat kedua atau pada tingkat banding pada perkara

perdata dan/atau perkara pidana yang telah diadili/diputuskan oleh

pengadilan negeri di tingkat pertama. Pemeriksaan disini hanya atas dasar

pemeriksaan berkas perkara saja, kecuali bila Pengadilan Tinggi merasa

perlu untuk langsung mendengarkan para pihak yang berperkara.

Pada dasarnya Pengadilan Tinggi adalah lembaga kekuasaan

kehakiman yang memiliki kedudukan di ibu kota provinsi, dengan

kewenangan sebagai berikut :

a. Mengadili perkara pidana dan perdata pada tingkat banding

Page 58: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

49

b. Mengadili di tingkat pertama dan terakhir dalam sengketa keweangan

mengadili antar pengadilan negeri di daerah hukumnya

c. Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat hukum pada

instansi pemerintah

d. Ketua Pengadilan Tinggi berkewajiban melakukan pengawasan

terhadap jalannya peradilan di tingkat Pengadilan Negeri.

4. Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik Indinesia adalah lembaga tinggi

negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang

kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan

bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Makhkamah

Agung membawahi badan peradilan di lingkungan peradilan umum,

peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara.1 2

Berdasarkan pasal 20 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

Tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa Mahkamah Agung memiliki

kewenangan sebagai berikut ;

a. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan pengadilan yang

diberikan pada tingkat banding atau tingkat terakhir dari semua

lingkungan peradilan yang berada dibawah kewenangan Mahkamah

Agung

b. Menguji peraturan secara materiil terhadap peraturan perundang-

undangan dibawah undang-undang

c. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan

di semua lingkungan peradilan dan penyelenggaraan kekuasaan

kehakiman.

Selain itu, Mahkamah Agung Republik Indonesia dapat memberi

keterangan, pertimbangan, dan nasihat masalah hukum kepada lembaga

negara dan lembaga pemerintahan dan bagian hukum lainnya.

1 2 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1986), h. 337.

Page 59: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

50

5. Kompetensi Lembaga Peradilan

Masing-masing lembaga peradilan memiliki kompetensi dalam

mengadili perkara yang masuk di dalamnya, Kompetensi pengadilan atau

bisa juga disebut dengan yurisdiksi pengadilan di Indonesia secara umum

dibagi menjadi dua macam, yaitu absolut dan relatif.1 3

1) Kompetensi Absolut

Adalah kewenangan mutlak yang dimiliki oleh masing-masing

badan peradilan untuk menerima, memeriksa, megadili dan

menyelesaikan perkara-perkara jenis tertentu yang mutlak tidak dapat

dilakukan oleh badan peradilan yang lain.

2) Kompetensi Relatif

Adalah kewenangan badan peradilan untuk menerima, memeriksa,

mengadili, dan menyelesaikan perkara-perkara berdasarkan daerah

hukumnya dimana wilayah tergugat bertempat tinggal.

Secara khusus dan terperinci tentang kewenangan relatif

pengadilan Negeri diatur dalam pasal 118 HIR dan 142 Rbg yang

mengatur sebagai berikut1 4 :

1) Gugatan perdata pada tingkat pertama yang termasuk wewenang

Pengadilan Negeri diajukan kepada Pengadilan Negeri yang daerah

hukumnya meliputi tempat tinggal tergugat atau jika tidak diketahui

tempat tinggalnya, maka tempat kediamannya yang terbaru

ditempatinya

2) Apabila tergugat lebih dari satu orang diajukan di tempat tinggal salah

satunya sesuai dengan pilihan penggugat

1 3 Moh. Yuhadi, Sejarah lembaga Peradilan di Indonesia dan Manfaatnya bagi

Perkembangan Hukum di Masa Yang Akan Datang, (Bandung: PT. Alumni, 20112), h. 24.

1 4 H. Ridwan Syahrani, Dasar Hukum Perdata, (Bandung: PT. Citra Aditya bakti, 2009), Cet. V, h. 85.

Page 60: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

51

3) Jika tidak dikenal tempat tinggal dan kediaman tergugat diajukan

kepada ketua pengadilan negeri di tempat tinggal penggugat atau salah

seorang penggugat

4) Jika objeknya benda tetap (benda tidak bergerak) maka gugatan

diajukan kepada pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi

benda tetap itu berada, jika benda itu di beberapa daerah hukum

pengadilan negeri maka gugatan diajukan kepad salah satu pengadilan

negeri menurut pilihan penggugat

5) Jika ditentukan dalam perjanjian (akta) ada tempat tinggal yag dipilih

maka gugatan yang diajukan di tempat tinggal yang dipilih tersebut,

atau penggugat mengajukan gugatannya kepada pengadilan negeri yang

daerah hukumnya meliputi tempat tinggal yang dipilih.

Page 61: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

52

BAB IV

PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA MEREK DAN PENYEBAB

DISSENTING OPINION PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG

A. Prosedur Penyelesaian Sengketa Merek

1. Kasus Posisi

Putusan Mahkamah Agung Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015 adalah

putusan terhadap kasus sengketa merek antara Gudang Garam dan Gudang

Baru pada tingkat Peninjauan Kembali (PK). H. Ali Kosin, SE selaku

pemilik Perusahaan Rokok (PR. Jaya Makmur) yang beralamat di jalan

Probolinggo Nomor 162 kelurahan Penarukan, Kepanjen, Malang, Jawa

Timur Indonesia, telah memproduksi merek Gudang Baru beserta varianya

sejak tahun 1995.

Pada tahun 2011, H. Ali Kosin, SE dilaporkan kepada Direktur Reserse

Kriminal Khusus POLDA Jatim oleh pemilik merek Gudang Garam atas

dasar adanya dugaan persamaan unsur pokok pada merek “Gudang Baru”

kemudian kasus tersebut diadili di Pengadilan Negeri Kepanjen. Pemilik

merek Gudang Garam mendalilkan bahwa adanya unsur kesengajaan dan

tanpa hak yang dilakukan oleh pemilik merek Gudang Baru dalam

menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar

miliknya untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan.

Pengaduan tersebut didasarkan pada ketentuan pidana yang ada dalam

pasal 91 Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 Tentang Merek yang

menyatakan bahwa “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak

menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar

milik pihak lain untuk untuk barang dan/atau jasasejenis yang diproduksi

dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama

empat tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 800.000.000 (delapan ratus

juta rupiah)”.

Page 62: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

53

Tidak hanya persoalan pidana, pemilik PT. Gudang Garam juga

mengajukan gugatan pembatalan merek Gudang Baru kepada pengadilan

Niaga Surabaya pada tahun 2013 dengan alasan bahwa adanya persamaan

unsur pokok yang terdapat dalam logo dan lukisan yang ada pada merek

Gudang Baru. Hal tersebut didasarkan pada ketentuan yang ada dalam pasal

68 Undang-undang Nomor 15 Thun 2001 tentang Merek yang menjelaskan

tentang alasan gugatan pembatalan pendaftaran merek.

Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa gugatan pembatalan

pendaftaran merek diajukan oleh pihak yang berkepentingan dengan

alasan jika merek yang didaftarkan bertentangan dengan hal-hal sebagai

berikut :

a) Peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,

kesusilaan atau ketertiban umum

b) Tidak memiliki daya pembeda

c) Telah menjadi milik umum

d) Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang

dimohonkan pendaftarannya. Gugatan yang dimaksud dalam pasal

tersebut diajukan kepada pengadilan Niaga sesuai dengan tempat

tinggal yang bersangkutan.

Menurut pasal 69 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Gugatan

pembatalan pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu

lima tahun sejak tanggal pendaftaran merek. Sedangkan gugatan tanpa

batas waktu apabila merek yang bersangkutan bertentangan dengan

moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum, dan yang dimaksud

dalam ketertiban umum pada penjelasan pasal tersebut adalah adanya

itikad tidak baik dalam pendaftaran merek.

2. Putusan Pengadilan

a. Putusan Pidana

Setelah upaya hukum pidana dan perdata dilakukan oleh pemilik

PT. Gudang Garam terhadap pemilik Gudang Baru, diperolehlah

Page 63: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

54

putusan pidana dan perdata dalam perkara tersebut. Putusan pengadilan

Negeri Kepenjen Nomor 645/Pid.Sus/2011/PN.Kpj. tanggal 7 maret

2012 dalam perkara pidanya yang amar lengkapnya sebagai berikut :

1) Menyatakan bahwa keberatan atas surat dakwaan penuntut umum

dari penasehat hukum terdakwa tidak dapat diterima

2) Menyatakan bahwa terdakwa H. Ali Kosin, SE, tersebut di atas

telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah

melakukan tindak pidana “Dengan sengaja dan tanpa hak

menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek

terdaftar milik pihak lain untuk barang sejenis yang diproduksi dan

diperdagangkan”

3) Menjatuhkan pidana kepada terdakwa tersebut di atas dengan

pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan

4) Menjatuhkan pidana denda kepada terdakwa sebesar Rp.

50.000.000 (lima puluh juta rupiah)

5) Menetapkan jika denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan

pidana kurungan selama 2 (dua) bulan

6) Mengembalikan seluruh barang bukti kepada pemiliknya masing-

masing

7) Membebankan kepada terdakwa untuk membayar perkara sebesar

Rp. 5000,- (lima ribu rupiah).

Setelah adanya putusan pidana tersebut, pemilik Gudang Baru dan

penasehat hukumnya mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi

Surabaya. Namun sayangnya pada tingkat banding, pemilik Gudang Baru

mengalami kekalahan untuk yang kedua kalinya, sebab putusan

Pengadilan Tinggi Surabaya memenangkan pemilik merek Gudang Garam

pada putusan Nomor 297/PID/2012/PT.SBY.tanggal 21 Juni 2012 yang

amar putusannya sebagai berikut :

a) Menerima permintaan banding dari penasehat hukum terdakwa dan

Penuntut Umum

Page 64: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

55

b) Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Kepanjen tanggal 7 Maret

2012 Nomor 645/Pid.Sus/2011/PN.Kpj, yang dimintakan banding

c) Membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua

tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp. 5000,- (lima

ribu rupiah).

b. Putusan Perdata

Setelah adanya putusan pidana pada tingkat banding, Pada tanggal

12 September 2013 diputuslah gugatan perdata yang dimohonkan oleh

pemilik merek Gudang Baru. Dalam putusan ini pemilik merek

Gudang Baru kembali dikalahkan oleh pemilik Gudang Garam dengan

dibacakannya putusan Nomor 04/HKI-MEREK/2013/PN-

NIAGA.SBY. yang amarnya sebagai berikut :

1. Dalam Eksepsi : Menolak eksepsi tegugat I

2. Dalam Pokok Perkara : mengabulkan gugatan penggugat untuk

seluruhnya

3. Menyatakan bahwa merek Gudang Baru + lukisan atas nama

tergugat yang terdaftar dalam daftar umum merek mempunyai

persamaan pada pokoknya dengan merek Gudang Garam milik

penggugat

4. Menyatakan tergugat terbukti telah mendaftarkan merek Gudang

Baru + Lukisan dengan itikad tidak baik karena ingin membonceng

ketenaran merek Gudang Garam milik penggugat yang sudah

terkenal

5. Membatalkan pendaftaran merek Gudang Baru+ Lukisan milik

tergugat untuk jenis barang kelas 34 dari daftar umum merek di

Direktorat Jendral HAKI dan segala akibat hukumnya

6. Memerintahkan turut tergugat untuk segera mencoret pendaftaran

merek Gudang Baru + lukisan atas nama tergugat

7. Menghukum tergugat membayar biaya perkara pendaftaran sebesar

Rp. 416.000 (empat ratus enam belas ribu rupiah).

Page 65: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

56

Tidak puas dengan adanya putusan tersebut, pemilik merek Gudang

Baru dan kuasanya mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung untuk

putusan perdata tersebut, sebab dalam pasal 70 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek menyatakan bahwa terhadap

putusan Pengadilan Niaga yang memutuskan pembatalan merek hanya

dapat diajukan kasasi. Adapun memori kasasi yang disampaikan oleh

pemilik Gudang Baru adalah sbagai berikut :

a) Judex Facti1 telah keliru dalam menerapkan pertimbangan hukum

mengenai ketentuan pelanggaran pasal 69 ayat (1) Undang-undang

Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek

b) Gugatan termohon kasasi harusnya diajukan berdasarkan pasal 69 ayat

(1) dan bukan pasal 69 ayat (2) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001

Tentang Merek

c) Pendaftaran yang dilakukan pemilik Gudang Baru telah sesuai dengan

prosedur pendaftaran merek

d) Waktu permohonan pembatalan merek yang telah lewat batas waktu

e) Adanya indikasi persaingan usaha tidak sehat dengan mematikan usaha

kompetitornya

f) Tidak terbukti bahwa konsumen terkecoh dan menimbulkan

kebingungan untuk memilih antara merek Gudang Garam dan Gudang

Baru

g) Judex facti tidak cukup mempertimbangkan persamaan unsur pokok

pada merek Gudang Garam dan Gudang Baru

h) Judex facti telah mengesampingkan fakta 18 tahun atau 10 tahun sikap

“diam” pemilik Gudang Garam dalam melindungi merek miliknya.

Dengan dijukannya kasasi terhadap putusan Pengadilan Niaga

Surabaya, pemilik Gudang Baru dapat membalikan keadaan terhadap

sengketa yang dialaminya, sehingga dengan adanya putusan tersebut

1 Majelis hakim di tingkat pertama yang memeriksa bukti-bukti dari suatu kejadian

perkara dan memeriksa fakta-fakta hukum dari suatu perkara yang diadili.

Page 66: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

57

merek Gudang Baru menjadi merek yang sah dan harus mendapat

perlindungan dari Negara Indonesia, hal ini tertuang dalam putusan Nomor

162 K/Pdt.Sus-HKI/2014 yang membatalkan putusan Pengadilan Niaga

pada Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 04/HKI-MEREK/2013/PN-

NIAGA.SBY.

Adapun pertimbangan hukum yang tertuang dalam putusan Nomor 162

K/Pdt.Sus-HKI/2014 adalah sebagai berikut :

1) Tentang adanya itikad tidak baik : dalam kaitan ini Judex facti telah

tidak cermat dalam menyatakan tentang adanya itikad baik sebagai

berikut sebagaimana dikemukakan oleh turut tergugat, bahwa mengenai

hal itu sudah dipertimbangkan secara administratif, pemeriksaan

subtantif/sesuai dengan kewenangan Dirjen HKI, penggugat/termohon

kasasi tidak memiliki data hasil penelitian tentantang adanya itikad

tidak baik. Bahwa merek tergugat/pemohon kasasi Gudang Baru sudah

terdaftarkan dalam daftar umum merek dan berita resmi merek.

2) Tentang persamaan pada pokoknya : bahwa pertimbangan Judex facti

tentang adanya persamaan pada pokoknya sangatlah tidak tepat, sebab

terdapat perbedaan-perbedaan yang menonjol diantara keduanya

3) Mengenai putusan pidana yang dikemukakan penggugat/termohon

kasasi tidak jelas apakah putusan tersebut telah berkekuatan hukum

tetap.

Setelah adanya putusan kasasi tersebut, pemilik merek Gudang Garam

mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung untuk

putusan pidana yang dijatuhkan kepadanya, sebab pemilik merek Gudang

Baru yakin dengan adanya putusan perdata itu, ia akan dibebaskan dari

segala bentuk sanksi yang dijatuhkan kepadanya.

Namun sayangnya ditingkat peninjauan kembali pemilik merek

Gudang Baru harus terima dengan putusan penolakan Peninjauan Kembali

oleh majelis hakim Mahkamah Agung, dan putusan Peninjauan kembali

yang dimohonkan oleh pemilik merek Gudang Baru dinyatakan tetap

Page 67: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

58

berlaku. Hal tersebut tertuang dalam putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015

yang amar putusannya sebagai berikut :

(1) Menolak permohonan peninjauan kembali dari H. Ali Kosin, SE

tersebut

(2) Menetapkan bahwa putusan yang dimohonkan peninjauan kembali

tersebut tetap berlaku

(3) Membebankan pemohon peninjauan kembali untuk membayar biaya

perkara dalam peninjauan kembali ini sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu

lima ratus).

Pemilik merek yang telah mendaftarka mereknya sesuai dengan

prosedur yang berlaku di negara Indonesia berhak mendapatkan

perlindungan hukum dari negara Indonesia, sehingga dapat mencegah

pelaku usaha pesaingnya untuk meniru dan menggunakan mereknya secara

tanpa hak dan melawan hukum.

Dalam pasal 83-93 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang

Merek dan Indikasi Geografis terdapat beberapa Instrumen hukum yang

dapat ditempuh jika terjadi sengketa merek yatitu instrumen hukum

perdata, pidana atau alternatif penyelesaian sengketa seperti Arbitrase dan

alternatif penyelesaian sengketa lainnya.2

Dalam kasus ini, merek Gudang Baru telah beredar di masyarakat

sejak tahun 1995. Pemilik Gudang Garam yang merasa dirugikan atas

beredarnya merek Gudang Baaru tersebut kemudian melaporkan kasusnya

ke Direktur Reserse Kriminal Khusus POLDA Jatim pada tanggal 5 Mei

tahun 2011 dengan alasan merek Gudang Baru memiliki persamaan pada

pokoknya dengan merek terdaftar milik PT. Gudang Garam dan pemilik

Gudang Baru memperdagangkan barang yang diduga merupakan hasil

tiruan dari merek Gudang Garam. Kemudian perkara tersebut diadili di

Pengadilan Negeri Kepanjen.

2 Lihat pula penjelasan mengenai penyelesaian sengketa merek pada pasal 83-93 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

Page 68: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

59

Berdasarkan surat dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum,

bahwa pemilik merek Gudang Baru telah sengaja dan tanpa hak

menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar

milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi

dan/atau diperdagangkan sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2011

ketika perkara ini diajukan. Artinya PR. Jaya Makmur telah memproduksi

rokok dengan merek Gudang Baru selama 16 tahun.

Berdasarkan pasal 78 KUHP, kewenangan menuntut pidana hapus

karena lewat waktu3 :

a. Mengenai semua pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan dengan

percetakan sesudah satu tahun

b. Mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana denda, pidana

kurungan, atau pidana penjara paling lama tiga tahun, sesudah enam

tahun

c. Mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lebih dari

tiga tahun, sesudah dua belas tahun

d. Mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau pidana

seumur hidup, sesudah delapan belas tahun.

Dalam pasal 79 KUHP ditegaskan pula bahwa tenggang waktu atau

batas perhitungan lewat waktu kewenangan menuntut pidana adalah

sesudah perbuatan itu dilakukan, kecuali mengenai pemalsuan mata uang,

penculikan, dan pelanggaran pasal 556 sampai 558 KUHP dan perkara

merek tidak termasuk hal yang dikecualikan dalam pasal tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pelanggaran yang

dilakukan oleh pemilik merek Gudang Baru telah terjadi selama enam

belas tahun, tetapi pemilik merek Gudang Garam tidak mengajukan

pembatalan/penghapusan merek atau melaporkan ke pihak yang berwajib

untuk menindak pelanggaran merek tersebut. Dengan demikian

berdasarkan ketentuan pada pasal 78 KUHP pengaduan dan penuntutan

3 Andi Hamzah, KUHP & KUHAP(edisi revisi), (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h. 35.

Page 69: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

60

pidana yang dilakukan oleh pemilik Gudang Garam telah lewat batas

waktu.

Adapun upaya hukum yang dapat ditempuh oleh pemilik Gudang

Garam berdasarkan Undang-undang Merek adalah upaya hukum perdata

dengan mengajukan gugatan ganti rugi, dan/atau penghentian semua

perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut kepada

Pengadilan Niaga.4

Dalam pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dijelaskan

pula bahwa “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian

kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan

kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”. Tidak hanya itu, dalam teori

Subyektif pun dijelaskan bahwa “Barangsiapa yang mengaku atau

mengemukakan suatu hak, maka yang bersangkutan harus

membuktikannya”. 5

Dari pernyataan tersebut dapat penulis pahami bahwa bilamana

pemilik merek Gudang Garam dan Gudang Baru mendalilkan bahwa

dirinya punya hak atas mereknya, maka yang bersangkutan harus

membuktikannya secara perdata di pengadilan Niaga yang merupakan

lingkup dari peradilan umum, sebeb dalam tujuan hukum acara perdata

adalah mencari kebenaran formil atas bukti-bukti yang diajukan oleh para

pihak, sedangkan tujuan dari hukum acara pidana adalah mencari

kebenaran materil (hakim bersifat aktif dalam mencari kebenaran)

berdasarkan fakta hukum.

Pokok permasalahan dalam kasus ini adalah masalah merek dalam

konteks perdata yang diatur dengan Undang-Undang khusus terbaru yaitu

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi

Geografis, sedangkan memperdagangkannya adalah perbuatan yang timbul

setelahnya.

4 Lihat Pasal 69 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek. 5 R. Soebekti dan R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, (Jakarta : PT.

Balai Pustaka (Persero), 2011), h. 346.

Page 70: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

61

Berdasarkan analisis penulis terhadap penyelesaian sengketa yang

dilakukan oleh pemilik Gudang Garam dengan didukung dengan teori dan

ketentuan hukum yang telah dipaparkan di atas, bahwa bilamana pemilik

merek Gudang Garam merasa dirugikan dengan beredarnya merek Gudang

Baru beserta variannya maka upaya hukum yang harus diselesaikan adalah

melalui instrument hukum perdata pada pengadilan Niaga terlebih

dahululu sebelum diselesaikan secara pidana pada Pengadilan Negeri,

sebab kewenangan untuk memeriksa dan menentukan merek tersebut

memiliki persamaan pada pokoknya atau tidak adalah kewenangan

Pengadilan Niaga dalam ruang lingkup peradilan umum, sedangkan upaya

hukum pidana adalah upaya untuk menghukum seseorang karena telah

memperdagangkan merek yang memiliki persamaan pada pokoknya

dengan merek lain yang merasa dirugikan.

Dalam teori Absolut (Vergeldingsthoeri) dijelaskan bahwa hukuman

itu dijatuhkan sebagai pembalasan terhadap para pelaku karena telah

melakukan kejahatan yang mengakibatkan kesengsaraan terhadap orang

lain atau masyarakat, sedangkan berdasarkan teori Relatif (Doeltheory)

bahwa tujuan hukuman adalah bertujuan untuk membuat efek jera pelaku

pidana, memperbaiki pribadi terpidana, dan membinasakan atau membuat

terpidana tidak berdaya.6

Hal tersebut mengisyaratkan bahwa hukum pidana digunakan setelah

sarana lain kurang mampu atau sesuai dengan untuk menanggulangi

pelanggaran hukum yang terjadi. Fungsi hukum pidana menjadi Ultimum

Remedium atau sarana penal terakhir dalam menanggulangi setiap

pelanggaran hukum.

Menurut Prof. Sudarto bahwa dalam konteks hak cipta dan merek,

hukum pidana harus senantiasa dipandang mempunyai fungsi subsider

artinya hukum pidana hendaklah baru digunakan apabila sarana hukum

lainnya kurang mampu atau kurang serasi, sebaliknya apabila sarana-

6 Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006, Cet. ketiga), h. 4.

Page 71: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

62

sarana lain lebih bermanfaat, maka janganlah menggunakan hukum pidana

dalam menyelesaikan perkaranya.7

Penggunaan hukum pidana atau kriminalisasi dalam suatu pelanggaran

hukum menurut Prof. Sudarto harus didasarkan pada :

a. Memperhatikan tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang

adil dan makmur

b. Perbuatan yang diusahakan untuk dicegah atau ditanggulangi dengan

hukum pidana harus merupakan perbuatan yang tidak dikehendaki

c. Memperhitungkan prinsip biaya atau hasil

d. Memperhatikan kapasitas atau kemampuan daya kerja dari badan

penegak hukum, yaitu jangan sampai ada kelampauan beban tugas

(Overbelasting).

B. Penyebab Terjadinya Dissenting Opinion Hakim Mahkamah Agung

1. Pertimbangan Hakim

Dalam memeriksa dan memutus permohonan Peninjauan Kembali

pada putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015 yang dimohonkan oleh pemilik

merek Gudang Baru kepada Mahkamah Agung, terjadi Dissenting

Oppinion pada majelis hakim Mahkamah Agung di Tingkat Peninjauan

Kembali terhadap sanksi pidana yang dijatuhkan kepada pemilik merek

Gudang Baru.

Hal-hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya dissenting

oppinion dalam memutus sengketa merek Gudang Garam dan Gudang

Baru adalah sebagai berikut :

a. Ditemukannya sertifikat asli merek Gudang Baru setelah adanya

putusan pidana yang dijatuhkan kepada pemilik merek Gudang Baru,

sehingga hal tersebut dimintakan pemohon peninjauan kembali

kepada Mahkamah Agung untu dipertimbangkan sebagai novum

b. Delik aduan yang telah lewat batas (daluwarsa)

7 Teguh Sulistia dan Aria Zurnetti, Hukum Pidana,(Jakarta: Rajawali pers, 2011), h. 280.

Page 72: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

63

c. Terdapat keadan baru berupa putusan Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor 162 K/Pdt.Sus-HKI/2014 yang menyatakan bahwa

merek Gudang Baru berserta variannya merupakan merek terdaftar

d. Itikad tidak baik dalam pendaftaran merek Gudang Baru

e. Persamaan pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain

f. Penyelesaian sengketa antara hukum pidana dan perdata

g. Tindak pidana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum

h. Kewenangan mengadili antara Pengadilan Niaga dan Pengadilan

Negeri.

Dari hal-hal yang menjadi faktor terjadinya dissenting opinion tersebut

Majelis Majelis hakim (Dr.Artidjo Alkostar, SH., L.L.M dan Sri

Murwahyuni, SH., MH) memberikan pertimbangan hukum yaitu :

1) Bahwa merek Gudang Baru dan Logo sebagaimana barang bukti

mempunyai persamaan pada pokoknya dalam bentuk dan cara

penempatan dengan merek Gudang Garam, letak perbedaannya ialah

pada bunyi ucapan

2) Bahwa etiket merek Gudang Baru yang diproduksi dan

diperdagangkan oleh terdakwa/terpidana (PR. Jaya Makmur) tidak

sesuai dengan etiket merek yang didaftarkan

3) Bahwa Putusan Mahkamah Agung di tingkat kasasi Nomor 162

K/Pdt-Sus-HKI/2014 baru ada setelah adanya putusan pidana Nomor

645/Pid.Sus/2011/PN.Kpj dan putusan Pengadilan Tinggi Surabaya

Nomor 297/Pid/2012/PT.SBY. dengan demikian putusan Mahkamah

Agung di tingkat kasasi tersebut bukan novum

4) Bahwa perbuatan terdakwa/terpidana melanggar pasal 91 Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek

5) Bahwa permohonan pidana yang dilakukan PT. Gudang Garam belum

daluwarsa sebab, pemilik merek Gudang Garam baru mengetahui

kejahatan yang dilakukan terdakwa tahun 2010 dan melaporkannya

pada tahun 2011

Page 73: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

64

6) Bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, alasan-alasan permohonan

peninjauan kembali tidak memenuhi syarat yang dimaksud dalam

ketentuan pasal 263 ayat (2) KUHAP.

Tetapi pertimbangan hukum tersebut tidak mutlak, sebab Hakim

Anggota I/pembaca I Dr. H. Hadi Suhadi, SH.,MH berbeda

pendapat/dissenting opinion dengan alasan sebagai berikut :

a) Bahwa pemohon didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan

tunggal melanggar pasal 91 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

Tentang Merek , sedangkan tempus delicti (waktu tindak pidana) itu

dilakukan menurut versi dakwaan Penuntut Umum sekitar tahun 1993

sampai dengan juli 2011, dengan demikian tindak pidana yang terjadi

tahun 1993 tidak dapat diberlakukan Undang-Undang Merek Tahun

2001 (tidak boleh berlaku surut)

b) Bahwa tempus delicti (waktu kejadian perkara) tahun 1995 dan baru

dijadikan perkara tahun 2011 sedah berjalan 16 tahun, ancaman

hukum pidana 4 tahun penjara. Dengan demikian menurut pasal 78

ayat 3(e) KUHP, hak menuntut hukum telah gugur

c) Bahwa ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 90-94

Undang-Undang Merek merupakan delik aduan, dengan demikian

sejak tempus delicti terjadi tahun 1995 sampai 2011 korban tidak

mengajukan pengaduan menandakan bahwa korban telah membiarkan

atau menuntut haknya atau melepas haknya digunakan oleh orang lain

d) Bahwa berdasarkan fakta hukum di pesidangan, perbuatan pemohon

peninjauan kembali bukanlah suatu tindak pidana, selain sudah

kadaluwarsa juga merupakan perbuatan dalam konteks perdata

e) Bahwa merek Gudang Baru beserta variannya yang menjadi sengketa

dalam kasus ini telah terdaftar pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan

Intelektual, sehingga pemilik merek Gudang Baru adalah pemilik

yang sah atas merek tersebut.

Page 74: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

65

Menimbang bahwa akibat terjadinya dissenting opinion tersebut, tidak

terjadi permufakatan antara majelis hakim peninjauan kembali. Maka

sesuai dengan pasal 182 ayat (6) KUHAP jo. Pasal 14 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dan pasal

30 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 jo. Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2009, majelis hakim telah memutuskan berdasarkan suara

terbanyak, yang amar putusannya sebagai berikut :

(1) Bahwa dengan demikian alasan-alasan peninjauan kembali oleh

terpidana tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena tidak termasuk

ke dalam salah satu alasan peninjauan kembali sebagaimana yang

dimaksud dalam pasal 263 ayat (2) huruf a,b,c KUHAP

(2) Bahwa dengan demikian berdasarkan pasal 266 ayat (2) KUAP

permohonan peninjauan kembali harus ditolak dan putusan yang

dimohonkan peninjauan kembali tersebut dinyatakan berlaku

(3) Bahwa dengan ditolaknya permohonan peninjauan kembali, maka

biaya perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali dibebankan

kepada pemohon peninjauan kembali.

2. Analisi Pertimbangan Hakim

Setelah melakukan proses penyelesaian sengketa yang panjang,

akhirnya diperoleh kekuatan hukum tetap yang menyatakan putusan

Pengadilan Tinggi Negeri Surabaya tetap berlaku, demikian pemilik merek

Gudang Baru dipidana selama sepuluh bulan dan denda sebesar lima puluh

juta rupiah serta penghentian semua kegiatan yang berkaitan dengan merek

yang menjadi objek sengketa dalam kasus ini.

Pada dasarnya putusan hakim harus dapat mewujudkan tujuan dari

hukum itu sendiri, setidaknya terdapat tiga tujuan hukum yang harus

diwujudkan dalam putusan hakim, yaitu keadilan, kepastian hukum dan

kemanfaatan. Ketiga tujuan hukum tersebut dalam praktik sulit

diwujudkan secara bersamaan sekaligus dalam putusan hakim. Dalam

Page 75: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

66

praktik sering terjadi benturan atau tegangan antara kepastian hukum

dengan kemanfaatan, antara keadilan dengan kepastian, ataupun keadilan

dengan kemanfaatan. Menurut Prof. Ahmad Ali, S.H. jika terjadi hal

seperti itu disarankan agar digunakan asas prioritas, dimana prioritas

pertama jatuh pada keadilan, baru diikuti dengan kemanfaatan dan

kepastian hukum.

Berdasarkan analisis penulis terhadap pertimbangan hakim

Mahkamah Agung yang memeriksa dan memutus sengketa merek Gudang

Garam dan Gudang Baru bahwa terdapat hal mendasar yang menjadi

penyebab terjadinya Dissenting opinion hakim Mahkamah Agung yaitu

terkait penyelesaian sengketa merek antara ranah pidana dan perdata, serta

perhitungan mengenai awal dalam penentuan daluwarsa.

Hakim Dr.Artidjo Alkostar, S.H., L.L.M dan Sri Murwahyuni,

S.H., MH berpendapat bahwa pengaduan yang dilakukan oleh pemilik

Gudang Garam belum daluwarsa, sebab pemilik Gudang Garam baru

mengetahui tindak pidana yang dilakuka oleh pemilik Gudang Baru pada

tahun 2010 dan melaporkannya pada tahun 2011, sedangkan menurut

hakim Dr. H. Hadi Suhadi, SH.,MH waktu permohonan pidana telah

daluwarsa, hal tersebut didasarkan pada ketentuan dalam pasal 78 KUHP

tentang daluwarsa yang menyatakan bahwa penuntutan pidana gugur

karena ancaman pidana yang dikenakan pada pengguna merek secara

melawan hukum adalah empat tahun dan daluwarsanya setelah dua belas

tahun sejak perkara tersebut dilakukan.

Penentuan tentang ketentuan daluwarsa ini berdampak besar pada

upaya hukum dalam penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh kedua

belah pihak, selain itu ketentuan daluwarsa juga berdampak pada

kewenangan pengadilan dalam memeriksa dan memutus sengketa, serta

pertimbangan hakim dalam memutus sengketa. Tidak hanya itu ketentuan

daluwarsa pun berdampak pada putusan yang dijatuhkan kepada pemilik

merek Gudang Baru.

Page 76: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

67

Dari kasus tersebut, penulis berpendapat bahwa terdapat hal yang

tidak dipertimbangkan secara detail oleh hakim Dr.Artidjo Alkostar, S.H.,

L.L.M dan Sri Murwahyuni yang memeriksa dan memutus permohonan

peninjauan kembali yang dilakukan oleh pemilik Gudang Baru, menurut

penulis jika hal itu dipertimbangkan berdasarkan pasal 79 KUHP bahwa

tenggang lewat waktu (daluwarsa) tersebut mulai berlaku pada hari

sesudah perbuatan pidana dilakukan, maka penyelesaian sengketa merek

seharusnya diajukan kepada Pengadilan Niaga dalam lingkup Peradilan

Umum bukan melalui Pengadilan Negeri, sehingga putusannya pun bukan

lagi pemidanaan terhadap pemilik Gudang Baru, melainkan ganti rugi dan

penghentian segala perbuatan yang berkaitan dengan merek yang menjadi

objek sengketa.

Penulis juga menganalisis bahwa terdapat faktor lain yang menjadi

penyebab Dissenting Opinion hakim dalam memutus sengketa tersebut,

yaitu tentang pemahaman mengenai konsep keadilan dalam memutus

sengketa merek antara Gudang Garam dan Gudang Baru, mengingat

bahwa keadilan adalah salah satu tujuan utama dalam penegakan hukum di

Indonesia. Hakim Dr.Artidjo Alkostar, S.H., L.L.M dan Sri Murwahyuni

memahami bahwa konsep keadilan yang diterapkan dalam memutus kasus

ini adalah keadilan substantif dengan memperhatikan substansi hukum

materiil yang terdapat dalam Undang-undang Merek tanpa memperhatikan

detail mengenai konsep keadilan Prosedural yang terdapat dalam KUHAP,

artinya hakim Artidjo dan Sri mempertimbangkan mengenai hak yang

seharusnya diperoleh oleh pemilik Gudang Garam tanpa memperhatikan

detail mengenai ketentuan daluwarsa dalam laporan pidana yang dilakukan

oleh pemilik merek Gudang Garam. sedangkan hakim Dr. H. Hadi Suhadi,

SH.,MH memperhatikan secara detail mengenai aturan-aturan prosedur

yang terdapat dalam KUHAP, hak-hak yang seharusnya didapat oleh

masing-masing pihak sehingga dalam pendapatnya bahwa ketentuan

daluwarsa dalam laporan pidana tersebut harus diterapkan.

Page 77: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

68

Permasalahan pokok dalam sengketa merek Gudang Garam dan

Gudang Baru ini adalah masalah merek dan memperdagangkannya adalah

perbuatan yang timbul setelahnya. Oleh karena itu penulis berpendapat

bahwa sengketa merek seharusnya diselesaikan secara perdata telebih

dahulu melalui Pengadilan Niaga dalam lingkup Peradilan Umum di

Indonesia sebelum menyelesaikannya melalui instrumen hukum pidana

dengan tujuan kemaslahatan dan kelangsungan bisnis masing-masing

pihak.

Hal tersebut sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al Quran

Surat An Nisa ayat 135 dan Surat Al Maidah Ayat 8 :

ل ولو على أنفسكم أو ٱلو مین بٱلقسط شھداء ہلل أیھا ٱلذین ءامنوا كونوا قو دین ی

أولى بھما ف اوٱألقربین إن یكن غنیا أو فقیر بعوا ٱلھوى أن تعدلوا وإن ٱہلل فال تت

كان ا أو تعرضوا فإن ٱہلل ١٣٥ ابما تعملون خبیر تلوۥ

Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan” (Q.S An Nisa :135).

شھداء بٱلقسط وال یجرمنكم شن مین ہلل أیھا ٱلذین ءامنوا كونوا قو ان قوم على أال ی

خبیر بما تعملون إن ٱہلل ٨تعدلوا ٱعدلوا ھو أقرب للتقوى وٱتقوا ٱہلل

Artinya “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al Maidah : 8).

Page 78: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis pada kasus sengketa merek

Gudang Garam dan Gudang Baru yang terdapat dalam putusan Nomor 104

PK/Pid.Sus/2015 menunjukan bahwa Penyelesaian sengketa merek secara

pidana haruslah dipandang sebagai penyelesaian akhir yang ditempuh jika

upaya hukum yang lainnya dirasa tidak bisa membuat efek jera bagi

pelakunya (Ultimum Remedium), sebab dalam sengketa merek hal

pokoknya adalah masalah merek dalam konteks perdata, sedangkan

prilaku (memperdagangkan) nya adalah hal yag timbul setelahnya.

Adapun faktor yang menjadi penyebab Dissenting Opinion hakim

Mahkamah Agung dalam memutus perkara tersebut adalah mengenai

penyelesaian sengketa merek antara ranah hukum perdata dan pidana,

kewenangan pengadilan dalam memeriksa dan memutus sengketa merek,

dan pemahaman hakim mengenai konsep keadilan yang dijadikan sebagai

tujuan utama dalam memutus sengketa merek.

B. Rekomendasi

Pada akhir penulisan skripsi ini penulis memberikan rekomendasi agar

hal serupa yang dialami oleh PT. Gudang Garam dan PR. Jaya Makmur

tidak terulang kembali :

1. Kepada pelaku usaha agar menyelesaikan sengketa merek yang

dialaminya melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa di luar pengadilan,

sebab akan memakan waktu yang lebih singkat dan lebih terjaga

kerahasiaan bisnisnya

2. Bilamana pemilik merek terkenal merasa dirugikan dengan beredarnya

merek yang memiliki persamaan pada pokoknya dengan merek

miliknya, penulis merekomendasikan kepada pemilik merek agar

menyelesaikannya melalui instrumen hukum perdata pada Pengadilan

Page 79: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

70

Niaga, sebab dalam instrumen hukum perdata, pemilik merek dapat

mengajukan permohonan ganti rugi dan penghentian segala perbuatan

yang berkaitan dengan penggunaan merek yang disengketakan

3. Kepada DPR dan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual agar

menyempurnakan batasan ketentuan penyelesaian sengketa merek

secara pidana dan perdata, mengingat dalam khazanah akademis

batasan ketentuan kasus masuk ranah pidana, perdata atau keduanya

sangatlah tipis

4. Kepada Pengadilan Negeri agar menerapkan azas ultimum remidium

dalam hukum pidana, sehingga kasus sengketa merek harus

diselesaikan secara perdata terlebih dahulu sebelum diselesaikan secara

pidana.

Page 80: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

71

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Akbar, Arus dan Wirawan Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Casavera, 8 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, Cetakan Pertama, 2009.

Damian, Edi dkk, Hak Kekayaan Intelektual, Bandung : PT. ALUMNI, 2011.

Hamzah, Andi, KUHP & KUHAP(edisi revisi), Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Harjono dan Dhaniswara, Pemahaman Hukum Bisnis Bagi Pengusaha, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Jaya Putra, Sopiansyah, Etika Bisnis dan Kekayaan Intelektual, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Jened, Rahmi, Hukum Merek Trademark Law dalam Era Globalisasi & Integrasi Ekonomi, Prenamedia Group, Jakarta: 2015.

M. Hadjon, Philipus, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987.

Mahmud Marzuki , Peter, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2007.

Marpaung, Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, Cetakan ketiga, 2006.

Margono , Suyud, Hak Milik Industri, Bogor: Ghaila Indonesia, 2011.

Miru, Ahmadi, Hukum Merek , Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

R, Soebekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Balai Pusataka (Persero), 2014.

_______________, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: PT. Balai Pustaka (Persero), 2011.

_______________, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2009.

Saidin, OK, Aspek Kekayaan Intelektual, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2000.

Page 81: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

72

Ridwan Syahrani, Dasar Hukum Perdata, Bandung : PT. Citra Aditya bakti, 2009.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mahmudji. Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di Dalam Penelitian Hukum. Jakarta: Pusat Dokumen Universitas Indonesia, 1979.

_______________, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2010

Sulistia, Teguh dan Aria Zurnetti, Hukum Pidana, Jakarta: Rajawali pers, 2011.

Suryo Utomo, Tomi, Hak Kekayaan Intelektual di Era Global (sebuah kajian kontemporer), Yogyakarta: UI Press, 2009.

Sutedi, Adrian, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Syarifin, Pipin, Peraturan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Utman, Rachmadi, Hukum dan Hak atas Kekayaan Intelektual (perlindungan dan dimensi hukumnya di Indonesia), Bandung : PT. Alumni, 2011

Rahmi Jened Hukum Merek Trademark Law dalam Era Globalisasi & Integrasi Ekonomi, Jakarta: Prenamedia Group, 2015.

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1986.

Rahmi Janed, Merek TradeMark law dalam Era Global dan Integrasi Ekonomi, Jakarta: Kencana, 2017.

Sudarto, Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat (Kajian Terhadap Hukum Pidana), Bandung: Sinar Baru 2001.

B. Perundang- undangan :

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi

Geografis Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Page 82: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

73

C. Jurnal

Sujatmiko, Agung, Tinjauan Filosofis Perlindungan Ha katas Merek, Jurnal Media Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga, 2011.

Anwar, Problematika Mewujudkan Keadilan Substantif Dalam Penegakan Hukum di Indonesia, Jurnal Konstitusi Fakultas Hukum WIDYAGAMA MALANG, 2010.

Syaiful Bakhri, Penggunaan Pidana Denda dan Pemidanaan dalam Perundang-undangan, Jurnal Hukum: No.21 Vol. 9, September 2002.

D. Website :

https://www.gudanggaramtbk.com/tentang-kami/#sejarah/ diakses pada hari Selasa, 17 September 2018 pukul 11:30.

http://www.gudang-baru.com/Sejarah.htm#Category-1, diakses pada hari Selasa, 17 September 2018 pukul 11:30.

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5b0b702c25bdb/arti-dissenting-opinion , diakses pada hari senin, 15 Oktober 2018, pukul 21:00.

Page 83: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

74

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR MEREK YANG MENJADI OBJEK SENGKETA

Gambar 1

Gudang Garam Surya

Gambar 2

Gudang Baru Filter Premium

Gambar 3

Gudang Filter Premium

Gambar 4

Gudang Baru Filter Premium

Gambar 5

Gudang Garam Kretek

Gambar 6

Gudang Baru Kretek

Page 84: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

75

Gambar 7

Gudang Garam Surya

Gambar 8

Gudang Baru Filter Premium

Gambar 9

Gudang Baru Kretek 12

Gambar 10

Gudang Baru Kretek King Size

Page 85: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 1 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

P U T U S ANNomor 104 PK/Pid.Sus/2015

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAM A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana khusus dalam Peninjauan Kembali telah

memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terpidana :

Nama : H. ALI KHOSIN, SE;Tempat lahir : Malang;

Umur / tanggal lahir : 50 tahun/ 5 Desember 1960;

Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Jalan H.M. Sun’an nomor 26,

Kelurahan Panarukan, Kecamatan

Kepanjen, Kabupaten Malang;

Agama : Islam;

Pekerjaan : Swasta (Pemilik PR. Jaya Makmur);

Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca surat dakwaan Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Kabupaten Kepanjen sebagai berikut :

Bahwa Terdakwa H. ALI KHOSIN, SE pada sekitar tahun 1993 sampai

dengan Juli 2011 atau setidak-tidaknya masih dalam tahun 1993 sampai

dengan tahun 2011 bertempat di Perusahaan Rokok Jaya Makmur Probolinggo

No. 162 Kelurahan Panarukan, Kepanjen, Kabupaten Malang atau setidak-

tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum

Pengadilan Negeri Kabupaten Malang, telah dengan sengaja dan tanpa hak

menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik

pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan, perbuatan mana dilakukan oleh Terdakwa dengan cara-cara

antara lain sebagai berikut :

Bahwa Terdakwa sebagai Pemilik PR. JAYA MAKMUR d/a Jl.

Probolinggo No. 162 Kelurahan Penarukan Kepanjen Malang sejak tahun 1993

sampai dengan sekarang telah memproduksi dan/atau memperdagangkan

sigaret kretek (rokok) merek GUDANG BARU yang mempunyai persamaan

pada pokoknya dengan sigaret kretek (rokok) merek GUDANG GARAM dan

Terdakwa juga sudah pernah mendapat pernah mendapat peringatan atau

SOMASI dari pihak PT. GUDANG GARAM dalam bentuk tertulis dengan surat

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 86: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 2 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

nomor surat PT. GUDANG GARAM Tbk nomor : E0004/GG-14/XII-10 tanggal 3

Desember 2010 tentang peringatan tentang Merek dagang dan logo dan Surat

PT. GUDANG GARAM Tbk NOMOR : E0085/gg-14/iii-11 tanggal 29 Maret 2011

tentang peringatan ke dua dan terakhir merek dagang dan logo dari PT. Gudang

Garam yang merasa dirugikan oleh perbuatan Terdakwa ;

Bahwa PR. JAYA MAKMUR milik Terdakwa bergerak dalam bidang

usaha memproduksi dan memperdagangkan rokok yang bertugas dan

tanggungjawab penuh terhadap seluruh kegiatan atau operasional perusahaan

PR. JAYA MAKMUR dengan kegiatan usaha memproduksi dan

memperdagangkan rokok dan yang mempunyai ide untuk memproduksi dan

memperdagangkan rokok merek GUDANG BARU NEW INTERNATIONAL,

GUDANG BARU FILTER PREMIUM DAN GUDANG BARU MERAH KRETEK

KING SIZE;

- rokok merek GUDANG BARU NEW INTERNATIONAL sejak tahun 1995

dan perbaruan ijin cukai pada tahun 2009

- rokok merek GUDANG BARU FILTER PREMIUM sejak tahun 1999

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 87: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 3 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

- rokok merek GUDANG BARU MERAH KRETEK KING SIZE sejak tahun

1993.

dalam memproduksi dan memperdagangkan rokok merek GUDANG BARU

NEW INTERNATIONAL, GUDANG BARU FILTER PREMIUM DAN GUDANG

BARU MERAH KRETEK KING SIZE Terdakwa (PR. JAYA MAKMUR) TIDAK

mempunyai sertifikat merek sesuai dengan lukisan / logo dalam sigaret kretek

(rokok) Merek GUDANG BARU tersebut.

Bahwa sigaret kretek (rokok) merek GUDANG BARU + Logo dengan

bentuk susunan, yang diproduksi oleh Terdakwa tidak terdaftar di kantor Ditjen

HKI Depkum dan HAM RI akan tetapi sesuai dengan data yang terdapat dalam

Daftar Umum Merek, Merek Gudang Baru terdaftar dengan daftar No. IDM

000032226 tanggal 21 Maret 2005, IDM 000042757 tanggal 14 Juli 2005 untuk

melindungi jenis barang sigaret kretek yang termasuk dalam kelas 34 atas nama

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 88: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 4 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

H. ALI KHOSIN, SE., Bdn. PR. JAYA MAKMUR JI. Probolinggo No. 162, Kel.

Penarukan, Kepanjen, Malang dengan etiket merek sebagaimana tertera di

bawah ini.

(untuk 2 merek) melindungi jenis barang sigaret kretek yang termasuk dalam

kelas 34 dengan uraian warna merah, biru, hitam, kuning emas, putih.

Bahwa Merek Gudang Baru + Logo sebagaimana tertera pada Gambar 1

mempunyai persamaan pada pokoknya dalam bentuk dan cara penempatan

dengan merek Gudang Garam daftar Nomor 546606 untuk barang sejenis,

sedangkan letak perbedaannya adalah pada bunyi ucapan.

Merek Gudang Baru + Logo sebagaimana tertera pada Gambar 2 mempunyai

persamaan pada pokoknya dalam bentuk dan cara penempatan dengan merek

Gudang Garam daftar Nomor 546605 untuk barang sejenis, sedangkan letak

perbedaannya adalah pada bunyi ucapan ;

Bahwa Merek Gudang Baru + Logo sebagaimana tertera pada Gambar 3

mempunyai persamaan pada pokoknya dalam bentuk dan cara penempatan

dan susunan warna dengan merek Gudang Garam daftar Nomor 506190 dan

daftar Nomor 506187 untuk barang sejenis, sedangkan letak perbedaannya

adalah pada bunyi ucapan ;

Bahwa kriteria persamaan pada pokoknya atas suatu merek adalah

kemiripan yang diperoleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek

yang satu dengan merek yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan

baik mengenai bentuk, cara penempatan, penulisan atau kombinasi antara

unsur-unsur atau persamaan bunyi, ucapan yakni dalam merek-merek tersebut;

Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut di atas sangat merugikan Pemilik

Merek Gudang Garam yang termasuk dalam kelas 34 berupa segaret kretek

(rokok) yang terdaftar di kantor Depkum dan HAM RI yang adalah PT. Gudang

Garam Jl. Semampir 11/1, Kediri dan kretek / rokok yang terdaftar kurang lebih

39 merek di antarannya : sertifikat merek Garam dengan Daftar Nomor 506190

tanggal 19 April 2002, Daftar No. 506187 tanggal 19, Daftar nomor 546605

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 89: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 5 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

tanggal 13 Agustus 2003, Daftar No. 546606 tanggal 13 Agustus; Daftar

Nomor IDM000016377, tanggal 17 September 2004, sesuai dengan data yang

terdapat dalam Daftar Umum Merek, Merek Gudang Garam pertama kali

terdaftar :

- Daftar Nomor 273579 tanggal 1 April 1992 yang kemudian diperpanjang

dengan Daftar Nomor 506190 terdaftar tanggal 19 April 2002, mendapat

perlindungan hukum sampai dengan tanggal 1 April 2012.

- Daftar Nomor 273582 tanggal 1 April 1992 yang kemudian diperpanjang

dengan Daftar Nomor 506187 terdaftar tanggal 19 April 2002, mendapat

perlindungan hukum sampai dengan tanggal 1 April 2012.

- Daftar Nomor 328198 tanggal 22 Nopember 1993 yang kemudian

diperpanjang dengan Daftar Nomor 546605 terdaftar tanggal 13 Agustus

2003, mendapat perlindungan hukum sampai dengan tanggal 14 Agustus

2013.

- Daftar Nomor 315789 tanggal 14 Agustus 1993 yang kemudian diperpanjang

dengan daftar Nomor 546606 terdaftar tanggal 13 Agustus 2003 mendapat

perlindungan hukum sampai dengan tanggal 22 Nopember 2013.

- Daftar Nomor 328652 tanggal 22 Nopember 1993 yang kemudian

diperpanjang dengan daftar Nomor IDM000016377, terdaftar tanggal 17

September 2004, mendapat perlindungan hukum sampai dengan tanggal 25

Nopember 2012.

Bahwa perusahaan rokok milik Terdakwa mempunyai 14 (empat belas)

jenis rokok hasil produksi PR. JAYA MAKMUR, namun TIDAK ADA/tidak

memproduksi rokok (sigaret kretek) yang sesuai dengan sertifikat merek yang

Tersangka (PR. JAYA MAKMUR) miliki namun Terdakwa malah memproduksi

dan / atau memperdagangkan sigaret kretek (rokok) merek GUDANG BARU

yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan sigaret kretek (rokok)

merek GUDANG GARAM dengan menggunakan merek GUDANG BARU yang

mempunyai persamaan pada pokoknya dengan sigaret kretek (rokok) merek

GUDANG GARAM untuk kelas barang / jasa 34 milik dari saksi korban yaitu PT.

GUDANG GARAM.

Bahwa dokumen / ijin yang dimiliki oleh perusahaan Terdakwa yaitu PR.

JAYA MAKMUR di antaranya nomor KEP-3061/WBC.11/KPP. MC.01/2009

tanggal 8 Juni 2009 tentang Penetapan tarip cukai hasil tembakau untuk merek

Gudang Baru tersebut digunakan untuk penetapan tarif cukai dan bukan untuk

penetapan ijin merek yang seharusnya didaftarkan di kantor Ditjen HK1 Depkum

dan HAM RI.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 90: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 6 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

Pasal 91 Undang - Undang R.I No. 15 Tahun 2001 tentang Merek ;

Membaca tuntutan Jaksa/Penuntut Umum tanggal 25 Januari 2012 yang

isinya adalah sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa H. ALI KHOSIN, SE, secara sah dan meyakinkan

terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam surat

dakwaan melanggar 91 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15

tahun 2001 tentang Merek;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara selama

1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dengan perintah segera masuk tahanan

dan membayar denda sebesar Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)

Subsidair 6 (enam) bulan kurungan;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

1. Disita dari saksi Slamet Budiono berupa :- Sertifikat merk GUDANG GARAM KING SIZE warna merah, biru,

hitam, putih nomor 506190 tanggal 19 April 2002 untuk kelas barang/

jasa 34 (yang sudah dilegalisir);

- Sertifikat merk GUDANG GARAM KING SIZE, warna merah, biru,

hitam, kuning emas, putih nomor 506187 tanggal 19 April 2002 untuk

kelas barang/ jasa 34 ( yang sudah dilegalisir);

- Sertifikat merk GUDANG GARAM, warna merah-biru – hitam - kuning

emas – coklat nomor 546605 tanggal 13 Agustus 2003 untuk kelas

jasa 34 (yang sudah dilegalisir);

- Sertifikat merk GUDANG GARAM, wama coklat – biru tua – hijau –

tua - kuning emas nomor 546606 tanggal 13 April 2003 untuk kelas

barang/jasa 34 (yang sudah dilegalisir);

- Sertifikat merk GUDANG GARAM, warna kuning emas – merah – biru

nomor IDM000016377 tanggal 17 September 2004, 19 April 2002

untuk kelas barang/jasa 34 (yang sudah dilegalisir).

Tetap terlampir dalam berkas perkara.- 1 (satu) slop rokok merk GUDANG GARAM SURYA isi 16 (warna

coklat);

- 1 (satu) slop rokok merk GUDANG GARAM SURYA isi 12;

- 1 (satu) slop rokok merk GUDANG GARAM KING SIZE isi 12;

- 1 (satu) slop rokok merk GUDANG BARU NEW INTERNATIONAL isi

16 (warna coklat);

- 1 (satu) slop rokok merk GUDANG BARU PREMIUM isi 12;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 91: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 7 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

- 1 (satu) slop rokok merk GUDANG BARU isi 12;

- Nota pembelian 1 (satu) bal rokok GUDANG BARU MERAH senilai

Rp. 652.000,- (enam ratus lima puluh dua ribu rupiah) dan 10 slop

rokok GUDANG BARU PREMIUM senilai Rp. 426.000,- (empat ratus

dua puluh enam ribu rupiah) (dibeli / beredar di Madiun);

- 1 (satu) slop rokok merk GUDANG BARU NEW INTERNATIONAL isi

wama coklat (yang dibeli / beredar di medan).

Dikembalikan kepada PT. Gudang Garam melalui saksi SlametBudiono.2. Disita dari saksi Naam Sobir berupa :

- 105 box @ 5.000 lembar etiket rokok Merk GUDANG BARU NEW

INTERNATIONAL;

- 12 fallet @ 112.000 lembar etiket rokok merk GUDANG BARU NEW

INTERNATIONAL;

- 1 fallet @ 5.000 lembar etikat NEW GUDANG BARU

INTERNATIONAL;

- 275 BOX @ 7200 lembar etiket rokok merk GUDANG BARU

PREMIUM;

- 159 box @ 2.000 lembar etiket rokok merk GUDANG BARU KRETEK.

- 360 karton @ 6 ball @ 600 pak rokok merk GUDANG BARU NEW

INTERNATIONAL.

- 341 karton @ 4 ball @ 800 pak rokok merk GUDANG BARU

PREMIUM.

- 82 karton @ 4 ball @ 800 pak rokok merk GUDANG BARU KRETEK.

Dirampas untuk dimusnahkan.

3. Disita dari saksi Wahyudi berupa :- 1 (satu) lembar kertas rokok stok batangan dengan jumlah 283 x 4.000

= 1.528.000 batang;

- 1 (satu) kg tembakau;

- 1 (satu) roll AMRY (pembungkus tembakau);

- 1 (satu) roll CTP/T-Peng (pembungkus filter);

- 1 (satu) dus ukuran 38 cm x 67 cm berisi rokok batangan dengan

jumlah kurang lebih 4.000 batang;

- 1 (satu) dus ukuran 38 cm x 67 cm berisi rokok filter batangan dengan

jumlah kurang lebih 4.000 batang;

- Rokok batangan yang bertuliskan GUDANG BARU sejumlah

1.528.000 batang;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 92: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 8 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

- Mesin Protez CDTM yang digunakan untuk produksi batangan rokok.

Dikembalikan kepada PR Jaya Makmur melalui saksi Wahyudi.4. Disita dari Kuswari berupa :

- 52 karton @ 550 pak rokok merk NEW GUDANG BARU

INTERNATIONAL warna coklat isi 16 filter barang setengah jadi;

- 1.421 @ 160 pak rokok merk NEW GUDANG BARU INTERNATIONAL

warna coklat isi 16 filter barang setengah jadi;

- 139 karton @ 800 pak rokok merk GUDANG BARU PREMIUM warna

merah isi 12 filter barang setengah jadi;

- 180 kotak @ 240 pak rokok merk GUDANG BARU PREMIUM warna

merah isi 12 filter barang setengah jadi.

Dirampas untuk dimusnahkan.5. Disita dari saksi Naam Sobir berupa :

- 1 (satu) unit mesin Pre-Primeri;

- 1 (satu) unit mesin Primeri;

- 1 (satu) unit mesin maker MK-8.3;

- 1 (satu) unit mesin maker MK-8.4;

- 1 (satu) unit mesin maker jenis protos CDTM No. ZJ17.302;

- 1 (satu) unit mesin maker jenis protos XCTM No. ZJ184-2J18-201006

1 (satu) unit mesin pemintalan 12 No. seri 213;

- 1 (satu) unit mesin HPL 16 dengan no. seri 21.06.18.1;

- 1 (satu) unit mesin HPL 16 dengan no. seri 21.06.18.2;

- 1 (satu) unit mesin HPL 16 dengan no. seri 21.06.18.3;

- 1 (satu) unit mesin HPL 16 dengan no. seri 21.06.18.4;

- 1 (satu) unit mesin HPL 12 dengan no. seri 34736;

- 1 (satu) unit mesin HPL 12 dengan no. seri CTMG 234;

- 850 unit alat giling tangan (untuk produksi SKT).

Dikembalikan kepada PR Jaya Makmur melalui saksi Naam Sobir.4. Membebankan terhadap Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).

Membaca putusan Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor 645/Pid.Sus/

2011/PN.Kpj. tanggal 7 Maret 2012 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

- Menyatakan bahwa keberatan atas surat dakwaan Penuntut Umum dari

Penasehat Hukum Terdakwa tidak dapat diterima;

- Menyatakan bahwa Terdakwa H. ALI KHOSIN, SE., tersebut di atas telah

terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan

tindak pidana “dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 93: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 9 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lainuntuk barang sejenis yang diproduksi dan diperdagangkan”;

- Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut di atas dengan pidanapenjara selama 10 (sepuluh ) bulan;

- Menjatuhkan pidana denda kepada Terdakwa sebesar Rp. 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah);

- Menetapkan jika denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana

kurungan selama 2 (dua) bulan;

- Menetapkan barang bukti berupa :

- Sertifikat merk Gudang Garam King Size warna merah, biru, hitam, putih

nomor 506190 tanggal 19 April 2002 untuk kelas barang / jasa 34 (yang

sudah dilegalisir), Sertifikat merk Gudang Garam King Size, warna

merah, biru, hitam, kuning emas, putih nomor 506187 tanggal 19 April

2002 untuk kelas barang / jasa 34 (yang sudah dilegalisir), Sertifikat merk

Gudang Garam, warna merah-biru – hitam - kuning emas – coklat nomor

546605 tanggal 13 Agustus 2003 untuk kelas jasa 34 (yang sudah

dilegalisir), Sertifikat merk Gudang Garam, wama coklat – biru tua – hijau

– tua - kuning emas nomor 546606 tanggal 13 April 2003 untuk kelas

barang / jasa 34 (yang sudah dilegalisir), Sertifikat merk GUDANG

GARAM, wama kuning emas- merah – biru nomor IDM000016377

tanggal 17 September 2004, 19 April 2002 untuk kelas barang / jasa 34

(yang sudah dilegalisir), tetap terlampir dalam berkas perkara;

- 105 box @ 5.000 lembar etiket rokok Merk Gudang New International, 12

fallet @ 112.000 lembar etiket rokok merk Gudang Baru New

International, 1 (satu) fallet @ 5.000 lembar etikat New Gudang Baru

International, 275 BOX @ 7200 lembar etiket rokok merk Gudang Baru

Premium, 159 box @ 2.000 lembar etiket rokok merk Gudang Baru

Kretek, 360 karton @ 6 ball @ 600 pak rokok merk Gudang Baru New

International, 341 karton @ 4 ball @ 800 pak rokok merk Gudang Baru

Premium, 82 karton @ 4 ball @ 800 pak rokok merk Gudang Baru Kretek,

52 karton @ 550 pak rokok merk New Gudang Baru International warna

coklat isi 16 filter barang setengah jadi, 1.421 @ 160 pak rokok merk New

Gudang Baru International warna coklat isi 16 filter barang setengah jadi,

139 karton @ 800 pak rokok merk Gudang Baru Premium warna merah

isi 12 filter barang setengah jadi, 180 kotak @ 240 pak rokok merk

Gudang Baru Premium warna merah isi 12 filter barang setengah jadi,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 94: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 10 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

rokok batangan yang bertuliskan GUDANG BARU sejumlah 1.528.000

batang, dirampas untuk dimusnahkan;

- 1 (satu) slop rokok merk Gudang Garam Surya isi 16 (warna coklat),

1 (satu) slop rokok merk Gudang Garam Surya isi 12, 1 (satu) slop rokok

merk Gudang Garam King Size isi 12, 1 (satu) slop rokok merk Gudang

Baru New International isi 16 (wama coklat), 1 (satu) slop rokok merk

GUDANG BARU PREMIUM isi 12, 1 (satu) slop rokok merk Gudang Baru

isi 12, Nota pembelian 1 (satu) bal rokok Gudang Baru Merah senilai Rp.

652.000,- (enam ratus lima puluh dua ribu rupiah) dan 10 slop rokok

Gudang Baru New Premium senilai Rp. 426.000,- (empat ratus dua puluh

enam ribu rupiah) (dibeli / beredar di Madiun), 1 (satu) slop rokok merk

Gudang Baru New International wama coklat (yang dibeli / beredar di

Medan), dikembalikan kepada PT. Gudang Garam melalui saksiSlamet Budiono;

- 1 (satu) unit mesin Pre-Primeri, 1 (satu) unit mesin Primeri, 1 (satu) unit

mesin maker MK-8.3, 1 (satu) unit mesin maker MK-8.4, 1 (satu) unit

mesin maker jenis protos CDTM No. ZJ17.302, 1 (satu) unit mesin maker

jenis protos XCTM No. ZJ184-2J18-201006 1 (satu) unit mesin

pemintalan 12 No. seri 213, 1 (satu) unit mesin HPL 16 dengan no. seri

21.06.18.1, 1 (satu) unit mesin HPL 16 dengan no. seri 21.06.18.2,

1(satu) unit mesin HPL 16 dengan no. seri 21.06.18.3, 1 (satu) unit mesin

HPL 16 dengan no. seri 21.06.18.4, 1 (satu) unit mesin HPL 12 dengan

no. seri 34736, 1 (satu) unit mesin HPL 12 dengan no. seri CTMG 234,

850 unit alat giling tangan (untuk produksi SKT), dikembalikan kepadaPR. Jaya Makmur melalui Terdakwa;

- 1 (satu) lembar kertas rokok stok batangan dengan jumlah 283 x 4.000 =

1.528.000 batang, 1 (satu) kg tembakau, 1 (satu) roll AMRY

(pembungkus tembakau), 1 (satu) roll CTP/T-Peng (pembungkus filter), 1

(satu) dus ukuran 38 cm x 67 cm berisi rokok batangan dengan jumlah

kurang lebih 4.000 batang, 1 (satu) dus ukuran 38 cm x 67 cm berisi

rokok filter batangan dengan jumlah kurang lebih 4.000 batang, Mesin

Protez CDTM yang digunakan untuk produksi batangan rokok,

dikembalikan kepada PR. Jaya Makmur melalui saksi Wahyudi;- Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) ;

Membaca putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No. 297/PID/2012/

PT.SBY. tanggal 21 JUNI 2012 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 95: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 11 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

- Menerima permintaan banding dari Penasihat Hukum Terdakwa dan

Penuntut Umum;

- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Kepanjen tanggal 7 Maret 2012

Nomor : 645/Pid.Sus/2011/PN.Kpj., yang dimintakan banding;

- Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua

tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp 5.000,- (lima ribu

rupiah);

Membaca surat permohonan peninjauan kembali tertanggal 23 Maret

2015 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kepanjen pada tanggal

24 Maret 2015 dari H. Ali Khosin, SE. sebagai Terpidana, yang memohon agar

putusan Pengadilan Tinggi tersebut dapat ditinjau kembali ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah

diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 23 Juli 2012,

dengan demikian putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang

tetap;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

Peninjauan Kembali pada pokoknya adalah sebagai berikut :

A. Berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat 2 huruf a KUHAP dimanaterdapat keadaan baru berupa Sertifikat Merek asli PemohonPeninjauan Kembali No. 370277 terbit 10 Oktober 1996 (Bukti PK – 3)dan Sertifikat No. 380919 terbit 15 Agustus 1997 (Bukti PK – 4) yangmana dengan bukti – bukti tersebut menimbulkan dugaan kuat bahwaseandainya keadaan tersebut diketahui pada waktu sidang masihberlangsung , hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepasdari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapatditerima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yanglebih ringan, yaitu ditemukannya sertifikat asli Pemohon PeninjauanKembali berupa hal-hal sebagai berikut :1. Sertifikat Merek Nomor : 370277 terbit 10 Oktober 1996 dengan jangka

waktu perlindungan 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak 7 Desember 1995

untuk merek berupa kata GUDANG BARU (Huruf latin dengan huruf

kapital untuk huruf G dan B ) serta DIBERI GARIS BAWAH WARNA

PUTIH, dengan komposisi tulisan GUDANG dilewatkan di atas tulisan

BARU dengan gambar lukisan GUDANG berderet dua dan di depannya

ada MARKA JALAN. Pada ATAP GUDANG BARU TIDAK ADA GARIS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 96: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 12 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

HORIZONTAL, hanya berlatarkan WARNA PUTIH, LUKISAN DIBINGKAI

WAJIK dengan kata GUDANG BARU di LUAR BINGKAI ;

2. Sertifikat Merek Nomor : 380919 terbit 15 Agustus 1997 dengan jangka

waktu perlindungan 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak 7 Desember 1995

untuk merek berupa kata GUDANG BARU (Huruf Kapital untuk komposisi

tulisan GUDANG diletakkan di atas tulisan BARU dengan gambar

lukisan GUDANG berderet dua dan di depannya ada MARKA JALAN).

Pada ATAP GUDANG TIDAK ADA GARIS–GARIS HORIZONTAL, hanya

berlatar WARNA PUTIH, KATA dan LUKISAN tersebut di BINGKAI dalam

LINGKARAN berwarna ABU – ABU dengan SISI – SISI PUTIH;

Konklusi dasar dengan diketemukannya sertifikat tersebut di atas oleh

2 (dua) orang saksi masing - masing bernama Sdri. Devi Andarwati dan

Sdr. Dwi Hertanto Widiatmoko pada hari Sabtu, 17 Januari 2015 sekira

pukul 13.30 WIB yang diketemukan di dalam gudang arsip PR Jaya

Makmur setempat terletak di Jalan Probolinggo No. 162 Kelurahan

Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang maka dari

perspektif yuridis menunjukkan bahwa :

Eksistensi hak atas merek Pemohon Peninjauan Kembali telah

berlangsung selama lebih dari 15 (lima belas) tahun ketika kasus a

quo diputus oleh Pengadilan Negeri Kepanjen sebagaimana Putusan

Nomor : 645/Pid.Sus/2011/PN Kpj tanggal 7 Maret 2012 dan Putusan

Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/2012/PT SBY, tanggal

21 Juni 2012;

Bahwa timbulnya keadaan hukum baru dengan ditemukannya kedua

sertifikat tersebut membuat TINDAK PIDANA MEREK, vide Pasal 91

UURI No. 15 Tahun 1991 sebagaimana didakwakan Jaksa Penuntut

Umum dan diputus oleh Judex facti sebagaimana amar Putusan

Nomor : 645 / Pid. Sus / 2011 / PN Kpj tanggal 7 Maret 2012 dan

Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/2012/PT SBY,

tanggal 21 Juni 2012 yang merupakan DELIK ADUAN menjadi telah

KADALUARSA karena berdasarkan ketentuan Pasal 74 ayat (1)

KUHP menyebutkan bahwa “ pengaduan hanya boleh diajukan dalam

waktu enam bulan sejak orang yang berhak mengadu mengetahui

adanya kejahatan, jika bertempat tinggal di Indonesia ............ “ dan

hapusnya kewenangan menuntut pidana dan menjalankanpidana karena berdasarkan ketentuan Pasal 78 ayat (1) KUHP

ditentukan kewenangan menuntut pidana hapus karena daluwarsa

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 97: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 13 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

mengenai kejahatan yang diancam dengan pidana lebih dari 3(tiga) tahun, sesudah 12 (dua belas) tahun, dalam kasus a quo

Pemohon Peninjauan Kembali mengenai eksistensi hak atas merek

Pemohon Peninjauan Kembali telah berlangsung selama lebih dari 15

(lima belas) tahun ketika kasus a quo diadili dan diputus oleh

Pengadilan Negeri Kepanjen sebagaimana termaktub dalam Putusan

Nomor : 645 / Pid. Sus / 2011 / PN Kpj tanggal 7 Maret 2012 dan

Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297 / PID / 2012 / PT

SBY, tanggal 21 Juni 2012;

Bahwa aspek KADALUARSA ketentuan Pasal 78 ayat (1) KUHP

dikorelasikan dengan kasus a quo pada Putusan Pengadilan Negeri

Kepanjen Nomor : 645/Pid.Sus/2011/PN Kpj tanggal 7 Maret 2012

dan Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/2012/ PT.

SBY, tanggal 21 Juni 2012, TERLIHAT dan TERDAPAT dalam

Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor 645/Pid.Sus/

2011/PN.Kpj tanggal 7 Maret 2012 pada halaman 2 dimana dalam

SURAT DAKWAAN ditentukan TEMPUS DELICTI disebutkan sekitar

tahun 1993 sampai dengan bulan Juli 2011 dan kemudian pada

halaman 38 disebutkan pula “ pengaduan dari PT. Gudang Garam

Tbk kepada Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim tanggal 5

Mei 2011, yang dilaporkan pada hari Jum’at, 6 Mei 2011 jam 15.00

WIB “, kemudian dengan DITEMUKAN BUKTI BARU berupa berupa

Serifikat Nomor 370277 terbit 10 Oktober 1996 dan Sertifikat

Nomor : 380919 terbit 15 Agustus 1997 maka KADALUARSA hak

untuk menuntut sesuai Pasal 78 ayat (1) KUHP adalah 12 tahun yaitu

tanggal 10 Oktober 2008 dan tanggal 15 Agustus 2009, oleh karena

itu SURAT DAKWAAN dan putusan Pengadilan Negeri Kepanjen

juncto putusan Pengadilan Tinggi Surabaya maka terhadap TEMPUS

DELICTI yang menjadi dasar pemidanaan terhadap Pemohon

Peninjauan Kembali adalah batal demi hukum dan sehingga

konsekuensi logisnya dari perspektif yuridis tentu Pemohon

Peninjauan Kembali tidak dapat didakwa, harusnya diputus bebas

(vrijspraak) atau setidaknya dilepaskan dari segala tuntutan hukum

(onslag van alle rechtsvervolging) sehingga tidak dapat dipidana atau

dijatuhkan hukum / pidana;

Konsekuensi logis konklusi yang telah dideskripsi konteks di atas

berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat (2) huruf a KUHAP dimana

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 98: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 14 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

terdapat keadaan baru berupa sertifikat asli Pemohon Peninjauan

Kembali yakni Sertifikat No. 370277 terbit 10 Oktober 1996 dan

Sertifikat No. 380919 terbit 15 Agustus 1997 yang menimbulkan

dugaan kuat bahwa seandainya keadaan tersebut diketahui pada

waktu sidang berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau

putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan Jaksa

Penuntut Umum tidak dapat diterima;

B. Berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat 2 huruf a KUHAP terdapatkeadaan baru berupa Putusan Mahkamah Agung Republik IndonesiaNomor : 162 K / Pdt Sus –HKI / 2014 tanggal 22 April 2014 (Bukti PK –5) yang untuk itu pada pokoknya dapat disebutkan tentang hal - hal

sebagai berikut :

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 162 K / Pdt Sus

–HKI / 2014 tanggal 22 April 2014 dimana ternyata putusan tersebut telah

membatalkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Surabaya Nomor : 04 / HKI – MEREK / 2013 / PN NIAGA SBY tanggal 12

September 2013 dimana berdasarkan Putusan Mahkamah Agung

Republik Indonesia Pemohon Peninjauan Kembali adalah sebagai

PEMILIK MEREK ATAU PEMEGANG / PEMILIK MEREK TERDAFTAR

dimana dalam pertimbangannya Mahkamah Agung Republik Indonesia

menyatakan keberatan Pemohon Kasasi in casu Pemohon Peninjauan

Kembali, DAPAT DIBENARKAN OLEH KARENA JUDEX FACTIE

PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI SURABAYA

TELAH KELIRU DALAM MENERAPKAN HUKUM YAITU TERKAIT

DENGAN PERTIMBANGAN :

a). Tentang adanya Itikad tidak baik ;

Dalam keterkaitan ini Judex facti telah tidak cermat dalam

menyatakan tentang adanya itikad baik sebagai berikut sebagaimana

dikemukakan oleh Turut Tergugat, mengenai hal itu sudah

dipertimbangkan saat pemeriksaan administratif sesuai kewenangan

Direktorat Jenderal HKI, Pasal 3 dan Penggugat / Termohon Kasasi

tidak memiliki data hasil penelitian tentang adanya itikad tidak baik;

Bahwa merek Tergugat / Pemohon Kasasi “ Gudang Baru “ sudah

terdaftarkan dalam Daftar Umum Merek dan Berita Resmi Merek;

b). Tentang adanya persamaan pada pokoknya ;

Pertimbangan Judex facti tentang adanya persamaan pada pokoknya

sangat tidak tepat karena komposisi kata dan gambar yang digunakan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 99: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 15 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

Tergugat/ Pemohon Kasasi tidak ada persamaan bentuk, cara

penempatan atau persamaan bunyi (similarity in sound) dengan

merek milik Penggugat/ Termohon Kasasi, yang diklaim dapat

menimbulkan adanya kerancuan bagi masyarakat;

Mengenai Putusan Pidana yang dikemukakan Penggugat / Termohon

Kasasi tidak jelas apakah putusan tersebut sudah berkekuatan hukum

tetap;

Konklusi dasar dengan terdapat adanya keadaan baru berupa

putusan Mahkamah Agung REPUBLIK INDONESIA Nomor 162

K/Pdt.Sus–HKI/2014 tanggal 22 April 2014 tersebut dari perspektif

yuridis menunjukkan bahwa :

Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali merupakan PEMILIK

MEREK atau PEMEGANG/ PEMILIK MEREK TERDAFTAR

sehingga tidak mungkin Pemohon Peninjauan Kembali melakukan

perbuatan “dengan sengaja dan secara tanpa hak menggunakan

merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik

pihak lain untuk barang sejenis yang diproduksi dan

diperdagangkan“ sebagaimana amar Putusan Pengadilan Negeri

Kepanjen Nomor : 645/Pid.Sus /2011/PN Kpj , tanggal 7 Maret

2012 dan Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor :

297/PID/2012/PT.SBY, tanggal 21 Juni 2012, tegasnya

PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI MENGGUNAKAN MEREK

TERDAFTAR DARI PERMOHON PENINJAUAN KEMBALI

SENDIRI sehingga TIDAK BENAR PUTUSAN JUDEX FACTIE

YAITU Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor : 645 / Pid.

Sus/2011/PN Kpj, tanggal 7 Maret 2012 dan Putusan Pengadilan

Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/2012/PT.SBY, tanggal 21 Juni

2012 yang MENJATUHKAN PIDANA KEPADA PEMOHON

PENINJAUAN KEMBALI KARENA DIANGGAP MENGGUNAKAN

MEREK YANG SAMA PADA POKOKNYA DENGENA MEREK

TERDAFTAR MILIK PIHAK LAIN, KARENA MEREK TERSEBUT

ADALAH MILIK PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI SENDIRI

berdasarkan PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK

INDONESIA Nomor 162 K / Pdt.Sus – HKI / 2014 tanggal 22 April

2014;

Bahwa dengan adanya keadaan baru berupa Putusan Mahkamah

Agung Republik Indonesia Nomor 162 K / Pdt.Sus–HKI/2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 100: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 16 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

tanggal 22 April 2014 maka sebenarnya apa yang didakwakan dan

penjatuhan putusan pemidanaan atau lebih tegasnya PROSES

PERADILAN PIDANA kepada Pemohon Peninjauan Kembali

sebagaimana terdapat pada amar / diktum dalam Putusan Nomor

645/Pid.Sus/2011/PN.Kpj tanggal 7 Maret 2012 dan Putusan

Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297 / PID / 2012 / PT SBY

tanggal 21 Juni 2012 bersifat prematur, tidak benar dan tidak pada

tempatnya sehingga hendaknya yang harus dilakukan terlebih

dahulu adalah pada proses di PENGADILAN NIAGA tentang

KEPEMILIKAN MEREK dus hal ini TERBUKTI melalui PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor 162

K/Pdt.Sus–HKI/2014 tanggal 22 April 2014 dimana ternyata

Pemohon Peninjauan Kembali adalah secara hukum dinyatakan

sebagai PEMILIK MEREK ATAU PEMEGANG/ PEMILIK

MEREK TERDAFTAR, sehingga dalam kasus a quo tidak mungkin

Pemohon Peninjauan Kembali melakukan perbuatan “ dengan

sengaja dan secara tanpa hak menggunakan merek yang sama

pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk

barang sejenis yang diproduksi dan diperdagangkan“,

sebagaimana amar Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor

645/Pid.Sus/2011/PN Kpj, tanggal 7 Maret 2012 dan Putusan

Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor 297/PID/2012/PT.SBY,

tanggal 21 Juni 2012;

Bahwa dengan keadaan baru berupa Putusan Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 162 K/Pdt.Sus–HKI/2014 tanggal 22

April 2014 dimana Pemohon Peninjauan Kembali merupakan

PEMILIK MEREK ATAU PEMEGANG/ PEMILIK MEREK

TERDAFTAR sehingga putusan Pengadilan Negeri Kepanjen

Nomor : 645/Pid.Sus/2011/PN Kpj tanggal 7 Maret 2012 dan

Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/

2012/PT.SBY tanggal 21 Juni 2012 TELAH BERTENTANGAN

dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:

162 K/ Pdt.Sus–HKI /2014 tanggal 22 April 2014;

Pada putusan Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor : 645 / Pid.Sus

/2011/PN.Kpj tanggal 07 Maret 2012 dan Putusan Pengadilan

Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/2012/PT.SBY tanggal 21 Juni

2012 dinyatakan PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI dinyatakan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 101: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 17 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

“dengan sengaja dan secara tanpa hak menggunakan merek yang

sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain

untuk barang sejenis yang diproduksi dan diperdagangkan“

sedangkan dalam Putusan Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor : 162 K/ Pdt.Sus–HKI/2014 tanggal 22 April

2014 dimana Pemohon Peninjauan Kembali merupakan PEMILIK

MEREK ATAU PEMEGANG/ PEMILIK MEREK TERDAFTAR;

Konsekuensi logis dimensi hukum yang demikian ini, maka

PEMOHON PENINJUAN KEMBALI TIDAK DAPAT DIHUKUM

DAN HARUS DIBEBASKAN DARI PERBUATAN SEBAGAI-MANA

DIKTUM / AMAR DALAM Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen

Nomor : 645 / Pid.Sus / 2011 / PN Kpj tanggal 07 Maret 2012 dan

Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/ 2012/PT

.SBY tanggal 21 Juni 2012;

C. Berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat 2 huruf c KUHAP dimanaputusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim ataukekeliruan yang nyata, karena disebabkan hal - hal sebagai berikut :

Bahwa putusan Judex factie yaitu Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya

Nomor 297/PID/2012/PT SBY tanggal 21 Juni 2012 juncto Putusan

Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor : 645/Pid.Sus/2011/PN Kpj tanggal

7 Maret 2012 telah menetapkan keadaan hukum baru (constitutive

verdict) yaitu memutus secara sepihak PT. Gudang Garam Tbk adalah

Pemilik Merek terdaftar yang sah dengan dasar pertimbangan hukum

sebagaimana terdapat dalam halaman 23 dan 24 pada putusan dengan

kalimat sebagai berikut :

“Pengadilan Tinggi sependapat dengan pendapat Penasihat Hukum

Terdakwa yang menyatakan bahwa dalam hal terjadi perbuatan secara

tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada

pokoknya yang dilakukan Terdakwa dengan merek terdaftar milik PT.

Gudang Garam Tbk Kediri, Majelis Pengadilan Niagalah yang berwenang

mengadilinya dan bukan Pengadilan Negeri. Pendapat tersebut benar

apabila pemilik merek Gudang Garam PT. Gudang Garam Tbk Kediri

ingin menyelesaikan secara perdata dengan Pemilik merek Gudang Baru

PR. Jaya Makmur, H. Ali Khosin, SE in casu Terdakwa, yang tanpa

hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya

dengan merek terdaftar milik PT. Gudang Garam Tbk “;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 102: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 18 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

Konklusi dasar pertimbangan (ratio decidendi) Putusan Pengadilan Tinggi

Surabaya Nomor : 297 / PID / 2012 / PT SBY tanggal 21 Juni 2012 juncto

Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor : 645 / Pid.Sus / 2011 /

PN Kpj tangga 7 Maret 2012, pada hakekatnya putusan itu dengan

jelas telah memperlihatkan adanya suatu kekhilafan hakim atau

kekeliruan yang nyata dimana Judex facti telah memutuskan secara

sepihak jika PT. Gudang Garam Tbk adalah Pemilik Merek Terdaftar

yang sah padahal secara yuridis tentang keabsahan hak tersebut masih

harus diuji oleh Pengadilan Niaga (dalam tingkat pertama) dan

Mahkamah Agung (dalam Tingkat Kasasi);

Bahwa Judex facti (Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi) telah salah

dan telah khilaf dalam mempertimbangkan tentang tindak pidana yang

didakwakan dan diputuskan bersalah kepada Pemohon Peninjauan

Kembali yaitu ketentuan Pasal 91 UU RI Nomor 15 Tahun 2001 tentang

Merek yang menyatakan bahwa : “ Barang siapa dengan sengaja dan

tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan

Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan atau jasa sejenis yang

diproduksi dan atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara

paling lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling banyak Rp.

80.000,000 (delapan ratus juta rupiah) “ ;

Bahwa dalam kasus Pemohon Peninjauan Kembali a quo tidak

terpenuhinya unsur, “tanpa hak menggunakan merek yang sama pada

pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan atau

jasa sejenis yang diproduksi dan atau diperdagangkan ” karena :

1). Unsur “tanpa hak“ tidak terbukti karena Pemohon Peninjauan

Kembali memiliki hak yang sah sebagaimana dibuktikan dengan

diketemukannya sertifikat yang dimilikinya yaitu Sertifikat Merek

Nomor : 370277 yang terbit pada 10 Oktober 1996 yang telah

diperpanjang dengan Sertifikat Merek IDM 000032226 tanggal 21

Maret 2005 (dimana dimensi ini dalam Putusan Mahkamah Agung

Repbulik Indonesia Nomor : 162 K/Pdt.Su –HKI/2014 tanggal 22

April 2014 disebutkan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali sebagai

Pemilik atau Pemegang Merek), dimana secara yuridis perlindungan

berlangsung 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal penerimaan (filing date)

yaitu tanggal 7 Desember 2004 sampai dengan tanggal 7 Desember

2014 dan Sertifikat Merek No. 380919 yang terbit pada 15 Agustus

1997, yang telah diperpanjang dengan Sertifikat Merek IDM

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 103: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 19 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

000042757 tanggal 14 Juli 2005 dimana secara yuridis perlindungan

berlangsung selama 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal penerimaan

(filing date) yaitu tanggal 26 Januari 2005 sampai dengan tanggal 26

Januari 2015;

2). Unsur “ memiliki persamaan pada pokoknya” , tidak terbukti karena

Pemohon Peninjauan Kembali memiliki Putusan Kasasi Nomor : 162

K / Pdt. Sus – HKI / 2014 tanggal 22 April 2014 yang dalam

pertimbangan hukumnya halaman 34 menyatakan tidak ada

persamaan bentuk, cara penempatan, dan persamaan bunyi

(similarity in sound) yang dapat menimbulkan kerancuan. Hal ini

jelas tampak pada banyaknya perbedaan antara merek Gudang Baru

dan Gudang Garam menyangkut : (i) bentuk Huruf, (ii) bentuk lukisan,

(iii) pangsa pasar serta (iv) harga;

Bahwa Putusan Judex facti didasarkan pada dalil yang tidak beralasan

(gratuite assertie/ unreasonable argument). Dalam hal ini mengingat

hukum pidana adalah mencari kebenaran materiil, maka seyogyanya

fakta hukum secara materiil bahwa Pemohon Peninjauan Kembali adalah

Pemilik Merek yang sebenarnya harus dijadikan bahan pertimbangan

utama untuk mencegah pemidanaan yang sewenang-wenang. Dalam

tuntutan pidana, Pemohon Peninjauan Kembali di bawah perlindungan

khusus dan keunggulan dalam upaya untuk mencegah pemidanaan

terhadap orang yang tidak bersalah (to avoid the wrongful conviction of

the innocent) dan juga untuk memberikan kompensasi sebagai

keseimbangan dalam kekuatan antara pihak yang dilanggar haknya dan

pihak tersangka serta ketertiban umum;

Bahwa Putusan Judex facti yaitu Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen

Nomor : 645 / Pid.Sus / 2011 / PN Kpj tanggal 7 Maret 2012 dan Putusan

Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/2012/PT SBY tanggal 21

Juni 2012 telah melanggar azas “ ultra petita “ vide Pasal 178 ayat (3)

HIR yakni ketika Hakim menetapkan bahwa pemilik yang berhak atas

merek terdaftar adalah PT. Gudang Garam, Tbk. Kediri dengan

menafikan eksistensi Pemohon Peninjauan Kembali selaku Pemilik

Merek Terdaftar Gudang Baru sejak tahun 1996 sebagaimana Sertifikat

Merek Nomor 370277 yang terbit pada 10 Oktober 1996 yang telah

diperpanjang dengan Sertifikat Merek IDM 000032226 tanggal 21 Maret

2005 dimana secara yuridis perlindungan berlangsung 10 (sepuluh)

tahun sejak tanggal penerimaan (filing date) yaitu tanggal 7 Desember

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 104: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 20 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

2004 sampai dengan tanggal 7 Desember 2014 dan Sertifikat Merek

Nomor: 380919 yang terbit pada 15 Agustus 1997, yang telah

diperpanjang dengan Sertifikat Merek IDM 000042757 tanggal 14 Juli

2005 dimana secara yuridis perlindungan berlangsung 10 (sepuluh)

tahun sejak tanggal penerimaan (filing date) yaitu tanggal 26 Januari

2005 sampai dengan tanggal 26 Januari 2015 dimana Judex factie telah

memutus perkara di luar kopetensinya ketika menetapkan keabsahan

sertifikat merek PT. Gudang Garam, Tbk Kediri;

Bahwa Putusan Judex factie yaitu Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen

Nomor : 645/Pid.Sus/2011/PN Kpj tanggal 7 Maret 2012 dan Putusan

Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor : 297/PID/2012 /PT SBY tanggal 21

Juni 2012 telah melanggar azas “ Actor Sequitor Forum Rei “ vide

Pasal 118 HIR jo Pasal 300 UU RI Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan jo Pasal 68 dan Pasal 80 serta Pasal 82 UU RI Nomor 15

Tahun 2001 tentang Merek yakni ketika Hakim menetapkan bahwa PT.

Gudang Garam, Tbk merupakan pemilik merek atas semua jenis varian

terkait dengan produk rokok dan hal tersebut artinya memberikan hak

monopoli yang berlebihan dengan pertimbangan halaman 23:

“Lain halnya apabila Terdakwa yang secara sengaja dan tanpa hak

menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar

milik PT. Gudang Garam Tbk Kediri dimana Terdakwa telah

menggunakan merek Gudang Baru berupa rokok merek Gudang baru

Filter Premium, Gudang Baru Merah King Sixe, Gudang Baru New

Internasional yang diproduksi dan telah diperdagangkan oleh PT.

Gudang Garam Kediri ......................“;

Konklusi dasar Putusan Judex Facti yang telah salah dan telah khilaf

dalam membuat pertimbangannya oleh karena Merek adalah monopoli

yang sah secara hukum (legalized monopoly) menyangkut daya

pembeda, bukan monopoli untuk produknya (Media HKI, 2014 ; 18).

Dengan memberikan pengakuan monopoli varian dari produk rokok

tersebut berarti putusan Judex facti secara implisit telah memberikan

pengakuan bahwa Gudang Garam adalah merek terkenal. Setiap klaim

atas merek terkenal tidak dapat ditetapkan dan diputuskan oleh hakim

pidana sehingga putusan Judex facti sifatnya prematur, tidak benar dan

tidak pada tempatnya dan oleh karena itu sebenarnya kasus a quo harus

diajukan terlebih dahulu melalui Pengadilan Niaga vide Pasal 68 jo

Pasal 6 ayat (1) huruf b Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2001

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 105: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 21 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

tentang Merek, untuk menetapkan pemilik atau pemegang merek

sebagaimana yang didakwakan kepada Pemohon Peninjauan Kembali

dan hal ini terbukti dengan PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK

INDONESIA Nomor 162 K/ Pdt.Sus–HKI/2014 tanggal 22 April 2014

tersebut dari perspektif yuridis menunjukkan bahwa Pemohon Peninjauan

Kembali merupakan PEMILIK MEREK atau PEMEGANG / PEMILIK

MEREK TERDAFTAR sehingga tidak mungkin Pemohon Peninjauan

Kembali melakukan perbuatan “ dengan sengaja dan secara tanpa hak

menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar

milik pihak lain untuk barang sejenis yang diproduksi dan

diperdagangkan“ sebagaimana amar Putusan Pengadilan Negeri

Kepanjen Nomor 645/Pid.Sus/2011/PN Kpj, tanggal 7 Maret 2012 dan

Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor: 297/PID/2012/PT.SBY,

tanggal 21 Juni 2012, tegasnya PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI

MENGGUNAKAN MEREK TERDAFTAR PEMOHON PENINJAUAN

KEMBALI SENDIRI sehingga TIDAK BENAR PUTUSAN JUDEX FACTIE

yaitu Putusan Nomor : 645/Pid.Sus /2011/ PN Kpj, tanggal 7 Maret 2012

dan Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor 297/PID/2012/PT.SBY,

tanggal 21 Juni 2012 yang MENJATUHKAN PIDANA PEMOHON

PENINJAUAN KEMBALI KARENA DIANGGAP MENGGUNAKAN

MEREK YANG SAMA PADA POKOKNYA DENGAN MEREK

TERDAFTAR MILIK PIHAK LAIN;

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

berpendapat :

Bahwa ternyata tidak ada kekhilafan atau kekeliruan yang nyata dalam

putusan Judex facti Pengadilan Negeri Kepanjen No. 645/Pid.Sus/2011/PN.Kpj.

tanggal 07 Maret 2012 Jo. putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No. 297/PID/

2012/PT.SBY. tanggal 21 Juni 2012 karena hal-hal yang relevan secara yuridis

telah dipertimbangkan dengan benar;

Bahwa alasan Pemohon Peninjauan Kembali tidak dapat dibenarkan

dengan pertimbangan :

- Bukti PK-3 yaitu Sertifikat asli No.370277 terbit tanggal 10 Oktober 1996 dan

PK-4 yaitu Sertifikat Nomor 380919 terbit 15 Agustus 1997 dengan Merek

Gudang Baru sudah diajukan di penyidikan maupun dalam persidangan,

dimana menurut keterangan ahli maupun keterangan Terpidana/

Terdakwa bahwa Sertifikat etiket merek “Gudang Baru” telah diperpanjang

pada tahun 2005 sebagai Sertifikat merek Nomor 370277 menjadi sertifikat

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 106: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 22 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

merek IDM 00003226 tanggal 21 Maret 2003 dan Sertifikat merek IDM

000042757, dengan demikian bukti PK-3, PK-4 bukan sebagai novum;

- Berdasar keterangan ahli dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia dalam perkara pidana Sertifikat

dengan merek “Gudang Baru” sebagaimana barang bukti yang diajukan

dalam persidangan tidak terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi manusia, yang ada didaftar

umum merek untuk jenis barang sigaret kretek;

- Etiket merek “Gudang Baru” yang diproduksi dan diperdagangkan oleh

Terdakwa/ Terpidana (P.R. Jaya Makmur) tidak sesuai dengan etiket merek

dalam sertifikat merek Gudang Baru Nomor IDM 000032226 tanggal 21

Maret 2005, kelas barang/ jasa 34 atas nama pemilik merek H. Ali Khosin,

SE. Badan P.R. Jaya Makmur dan sertifikat merek Gudang Baru Nomor

IDM 00042757 tanggal 14 Juli 2005, kelas barang/ jasa Badan P.R. Jaya

Makmur Jalan Probolinggo 162 Kepanjen Malang, tetapi menggunakan

etiket merek sebagaimana barang bukti yang diajukan dalam persidangan;

- Merek Gudang Baru dan Logo sebagaimana Barang Bukti mempunyai

persamaan pada pokoknya dalam bentuk dan cara penempatan dengan

merek Gudang Garam daftar Nomor 546606 untuk barang sejenis, sedang

letak perbedaanya adalah pada bunyi ucapan;

- Merek Gudang Baru dan Logo sebagaimana tertera pada gambar Nomor 2

sebagaimana yang diajukan dalam persidangan mempunyai persamaan

pada pokoknya dalam bentuk dan cara penempatan dengan merek Gudang

Garam daftar Nomor 546605 untuk barang sejenis, letak perbedaannya pada

bunyi ucapan;

- Merek Gudang Baru dan Logo sebagaimana tertera pada gambar Nomor 2

(bukti di persidangan) mempunyai persamaan pada pokoknya dalam bentuk

dan cara penempatan serta susunan warna dengan merek Gudang Garam

daftar Nomor 506190 dan daftar Nomor 506187 untuk barang sejenis,

sehingga letak perbedaannya adalah pada bunyi ucapan;

- Bahwa PT. Gudang Garam melalui kuasanya mengadukan perbuatan

Terdakwa pada tahun 2011 karena baru mengetahui kejahatan yang

dilakukan Terdakwa baru tahun 2010 sehingga pengaduan/ laporan yang

dilakukan PT. Gudang Garam belum daluwarsa;

- Bahwa putusan Mahkamah Agung Nomor 162 K/Pdt-Sus-HKI/2014 tanggal

22 April 2014 baru ada setelah adanya putusan pidana Nomor

645/Pid.Sus/2011/ PN.Kpj. dan putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 107: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 23 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

297/Pid/2012/PT.Sby. dengan demikian putusan Mahkamah Agung Nomor

162 K/Pdt.Sus-HKI/2014 tersebut bukan novum;

- Bahwa dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 162 K/Pdt-Sus-HKI/2014,

Pemohon Peninjauan Kembali/ Terpidana dinyatakan sebagai pemilik merek

atau pemegang/ pemilik merek terdaftar dengan alasan karena Pemohon

Peninjauan Kembali telah mendaftarkan merek miliknya sejak tahun 1996

yang kemudian Diperpanjang lagi dan ada perbedaan dalam bunyi/ ucapan

antara Gudang Baru dengan Gudang Garam;

- Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan karena fakta hukum di

persidangan yang didukung keterangan ahli dan keterangan Terpidana :

Terpidana memperdagangkan rokok dengan merek Gudang Baru tersebut

belum didaftarkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, rokok

Gudang Baru yang diperdagangkan Terpidana/ Pemohon Peninjauan

Kembali mempunyai persamaan pada pokoknya dalam bentuk, cara

penempatan dan susunan warna dengan merek Gudang Garam untuk

barang sejenis, sedang letak perbedaannya adalah pada bunyi, Terpidana

tidak menggunakan merek dan logo miliknya yang telah didaftarkan pada

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual;

Bahwa perbuatan Terdakwa menggunakan merek yang sama pada

pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang sejenis yang

diproduksi dan diperdagangkan. Terdakwa sebagai pemilik Perusahaan Rokok

Jaya Makmur memproduksi dan memperdagangkan rokok kretek merek

Gudang Baru yang mempunyai kesamaan pada pokoknya dengan rokok kretek

merek Gudang Garam, sehingga perbuatan Terdakwa merupakan tindak pidana

melanggar Pasal 91 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001;

Bahwa bukti PK-1 dan bukti PK-2 berupa putusan Pengadilan Negeri dan

putusan Pengadilan Tinggi bukan merupakan Novum. Bukti PK-3 dan bukti PK-

4 karena sudah pernah diajukan oleh saksi dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia, maka bukti tersebut tidak berkualitas sebagai Novum;

Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, alasan-alasan permohonan

Peninjauan Kembali tidak memenuhi syarat yang dimaksud dalam ketentuan

Pasal 263 ayat (2) KUHAP;

Menimbang, bahwa Hakim Anggota I/ Pembaca I Dr. H. Suhadi, SH.,MH.

berbeda pendapat/ dissenting opinion sebagai berikut :

Bahwa alasan Peninjauan Kembali dapat dibenarkan dan beralasan

hukum dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahwa Pemohon didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan tunggal

dalam perkara a quo melanggar Pasal 91 Undang-Undang Nomor 15 tahun

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 108: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 24 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

2001 tentang merek antara lain berbunyi “Barang siapa dengan sengaja dan

tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek

terdaftar milik orang lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi

dan/ atau diperdagangkan”;

Tempus delictie (waktu) tindak pidana itu dilakukan menurut versi dakwaan

Penuntut Umum sekitar tahun 1993 sampai dengan Juli 2011, dengan

demikian tindak pidana yang terjadi sekitar tahun 1993 tidak dapat

diperlakukan undang-undang merek dalam dakwaan a quo yang terbit pada

tahun 2001 (tidak boleh berlaku surut);

2. Bahwa tempus delictie (waktu kejadian perkara) tahun 1993 dan baru

dijadikan perkara tahun 2011 sudah berjalan 18 tahun, ancaman pidana 4

(empat) tahun penjara dengan demikian menurut Pasal 78 ayat (3e) KUHP

hak menuntut hukum gugur karena lewat waktu sesudah 12 tahun dari sejak

kejahatan yang terancam hukuman penjara sementara lebih dari 3 (tiga)

tahun;

Disisi lain Pasal 95 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang merek

menentukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, 91, 92,

93 dan Pasal 94 merupakan delik aduan, dengan demikian sejak tempus

delictie terjadi tahun 1993 sampai tahun 2011 korban tidak mengajukan

pengaduan, korban telah membiarkan atau menuntut haknya atau

melepaskan haknya digunakan orang lain, karena delik aduan baru disidik

setelah ada pengaduan;

3. Bahwa dengan ditemukan bukti PK-3 dan PK-4 berupa Sertifikat Merek asli

Pemohon Peninjauan Kembali Nomor 370277 terhitung 10 Oktober 1996

dan sertifikat Nomor 350919 terbit 15 Agustus 1997 (PK-4). Pemohon

merasa hak atas merek a quo dilindungi karena sudah terdaftar di Dirjen

Haki Departemen Kehakiman (Kementerian Hukum dan Hak Azasi

Manusia), disisi lain merek serupa diklaim oleh korban PT. Gudang Garam

merugikan haknya oleh karena itu kejadian tersebut sudah layak dibawa ke

ranah perdata, dan hal itu sudah dilakukan oleh korban PT. Gudang Garam

telah menggugat Terpidana (Pemohon) melalui Pengadilan Negeri

Surabaya, terakhir dengan putusan Mahkamah Agung RI. Nomor 162

K/Pdt.Sus-KHI/2014 tanggal 22 April 2014 PK-5 telah membatalkan putusan

Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 04/HKI-MEREK/2013/PN.NIAGA.SBY.

tanggal 12 September 2013 putusan Mahkamah Agung menetapkan Pemilik

Merek atau Pemegang/ Pemilik Merek terdaftar adalah Pemohon Peninjauan

Kembali;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 109: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 25 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

4. Bahwa berdasarkan fakta di atas perbuatan Pemohon Peninjauan Kembali

bukanlah suatu tindak pidana selain sudah kadaluwarsa juga merupakan

perbuatan dalam kontek perdata;

5. Bahwa untuk menguatkan dalil permohonan Peninjauan kembali-nya

Pemohon telah mengajukan bukti berupa surat yang diberi tanda PK-1 s/d.

PK-5 dan dua orang saksi Devi Andarwati dan Dwi Hertanto Widiatmoko,

keduanya karyawan Pemohon yang telah menemukan bukti PK-3 dan PK-4;

6. Bahwa PK-1 dan PK-2 adalah putusan yang dimohon Peninjauan Kembali,

PK-1 adalah putusan Pengadilan Negeri Surabaya sedangkan PK-2 adalah

putusan Pengadilan Tinggi Surabaya yang Menguatkan putusan Pengadilan

Negeri Surabaya yang telah menyatakan Pemohon H. Ali Khosin, SE. telah

“dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada

pokoknya dengan merek yang terdaftar milik pemilik lain untuk barang

sejenis dan diperdagangkan;

7. Bahwa menurut Dakwaan Penuntut Umum tempus delicti perbuatan

Terdakwa/ Pemohon untuk jenis Gudang Baru New Internasional sejak

tahun 1995 dan ijin Cukai diperbaharui pada tahun 2009. Gudang Baru Filter

Premium sejak tahun 1999 dan Gudang Baru merk King Size sejak tahun

1993 diproduksi oleh Pemohon (Terdakwa);

8. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali mendasarkan Pasal 263 ayat (2)

huruf a adanya keadaan baru berupa Novum PK-3 dan PK-4 serta PK-5. PK-

3 dan PK-4 baru ditemukan oleh saksi Devi Andarwati dan saksi Dwi

Hertantowidiatmoko ditemukan tanggal 17 Januari 2015 menunjukkan PK-3

berupa Sertifikat merek Nomor 370277 atas nama H. Ali Khosin, SE. dan

PK-4 Sertfikat Merek Nomor 380919 atas nama H. Ali Khosin, SE.

(Pemohon) keduanya ditandatangani oleh Direktur Jenderal Hak Cipta,

Paten dan Merek Departemen Kehakiman RI, dengan demikian kedua bukti

baru tersebut menunjukkan sejak tahun 1996-1997 Pemohon adalah Pemilik

Merek Rokok Gudang Baru yang sah dan dilindungi Undang-Undang dan

masing-masing sudah Diperpanjang untuk 10 (sepuluh) tahun berikutnya.

Termasuk 3 (tiga) jenis rokok yang menjadi permasalahan dalam perkara

a quo, dengan demikian jika kedua bukti PK-3 dan PK-4 diajukan ketika

pemeriksaan disidang Pengadilan Tingkat Pertama maka putusan akan

bebas atau setidaknya lepas dari segala Tuntutan hukum;

9. Bahwa PK-5 berupa Novum putusan Mahkamah Agung RI dalam tingkat

kasasi Nomor 162 K/Pdt.Sus-HKI/2014 tanggal 22 April 2014 yang

membatalkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 110: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 26 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

Nomor 04/KHI-MEREK/2013/PN.NIAGA .Sby. tanggal 12 September 2013

menentukan Pemohon Peninjauan Kembali adalah sebagai pemilik merek

atas pemegang/ pemilik merek terdaftar, dalam perkara a quo Pemohon

Peninjauan Kembali sebagai Tergugat, sedangkan Penggugat adalah PT.

Gudang Garam, dengan demikian Pemohon Peninjauan Kembali adalah

pemilik merek “Gudang Baru” PR. Jaya Makmur dengan semua produknya

harus dilindungi hukum;

10.Bahwa memperhatikan bukti yang diajukan Pemohon Peninjauan Kembali

berupa PK-3, PK-4 dan PK-5 yang sejak 1993, 1995 dan 1999 menurut

dakwaan Penuntut Umum Surabaya Tempus Delictie maka menurut

ketentuan Pasal 78 ayat (1) angka 3 menentukan kewenangan menuntut

terhadap kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lebih dari 3 (tiga)

tahun lewat waktu (daluwarsa) adalah 12 (dua belas) tahun bila dihitung

perbuatan Terdakwa menurut dakwaan mulai tahun 1993 – 1995 lampau

waktu adalah tahun 2007;

11.Bahwa dengan adanya novum yang diajukan Pemohon berupa PK-3, PK-4

dan PK-5, Pemohon telah membuktikan alasan-alasan Peninjauan Kembali-

nya oleh karenanya permohonan Pemohon harus dikabulkan;

Menimbang, bahwa oleh karena terjadi perbedaan pendapat dari Majelis

Hakim tersebut walaupun telah diusahakan dengan sungguh-sungguh tetapi

tidak tercapai permufakatan, maka sesuai Pasal 182 ayat (6) a KUHAP jo. Pasal

14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman dan Pasal 30 ayat (3) Undang-Undang No.5 tahun 2004 jo. Undang-

Undang Nomor 14 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 3 tahun 2009, Majelis Hakim telah memutuskan berdasarkan

suara terbanyak, yaitu dengan amar sebagaimana tersebut di bawah ini;

Bahwa dengan demikian alasan-alasan Peninjauan Kembali oleh

Terpidana tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena tidak termasuk dalam

salah satu alasan peninjauan kembali sebagaimana yang dimaksud dalam

Pasal 263 ayat (2) huruf a, b dan c KUHAP ;

Menimbang, bahwa dengan demikian berdasarkan pasal 266 ayat (2) a

KUHAP permohonan peninjauan kembali harus ditolak dan putusan yang

dimohonkan peninjauan kembali tersebut dinyatakan tetap berlaku ;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali

ditolak, maka biaya perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali dibebankan

kepada Pemohon Peninjauan Kembali ;Memperhatikan Pasal 91 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001

Tentang Merek, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 111: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN SKRIPSIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · GUDANG BARU (Studi Kasus Putusan Nomor 104 PK/Pid.Sus/2015). Program Studi Ilmu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 27 dari 27 hal. Put. No. 104 PK/Pid.Sus/2015

Kehakiman, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2009

serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

M E N G A D I L IMenolak permohonan peninjauan kembali dari: H. ALI KHOSIN, SE.

tersebut ;

Menetapkan bahwa putusan yang dimohonkan peninjauan kembali

tersebut tetap berlaku ;

Membebankan Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya

perkara dalam peninjauan kembali ini sebesar Rp.2.500,- (Dua ribu lima ratus

rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan pada hari Selasa,

tanggal 10 November 2015 oleh Dr. Artidjo Alkostar, S.H.,L.L.M. Hakim Agung

yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. H.

Suhadi, S.H.,M.H. dan Sri Murwahyuni, S.H.,M.H. Hakim-Hakim Agung sebagai

Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu

juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu

oleh Bambang Ariyanto, S.H.,M.H. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri

oleh Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana dan Jaksa/Penuntut Umum;

Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :

Ttd. Ttd.

Dr. H. Suhadi, S.H.,M.H. Dr. Artidjo Alkostar, S.H.,L.L.M.

Ttd.

Sri Murwahyuni, S.H.,M.H.

Panitera Pengganti :

Ttd.

Bambang Ariyanto, S.H.,M.H.

Untuk salinanMahkamah Agung – RI

a.n. PaniteraPanitera Muda Pidana Khusus

ROKI PANJAITAN, SH.Nip.1959 04301985121001

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27