190708030-ppt-blok-13
DESCRIPTION
inkontensia urinTRANSCRIPT
Inkontinensia Urin
Sebastian Ivan K
102014242
F4
Mindmap
Wanita 75 tahun sering tidak dapat menahan kencing
Etiologi
Pemeriksaan
Inkontinensia tipe stress
Fisik
Anamnesis
Epidemiologi
Patofisiologi
Keluhan utamaIdentitas
Penunjang
Diagnosa kerja
Diagnosis pembanding/diferensiasi
Gejala klinis
Penata-laksanaan
Komplikasi Prognosis
Pencegahan
Inkontinensia urin tipe campuran
Medika mentosaNon medika
mentosa
RPS
RPD
RPK
Inkontinensia tipe urgensi
Inkontinensia tipe fungsional
Inkontinensia tipe overflow
Anamnesis
Identitas Pasien Keluhan Utama RPS:
Karakter KU: Apakah dipicu oleh batuk, tertawa,dsb? Frekuensi berkemih? Volume?
Perkembangan / Perburukan KU Faktor Pencetus
Imobilitas?
Pola asupan cairan
Obat-obatan
Keluhan Penyerta RPD:
Riwayat persalinan, riwayat penyakit pada saluran kemih kelamin, riwayat operasi sebelumnya, gangguan neurologi, DM, gagal jantung, insufisiensi vena?
RPK
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Mobilitas dan kelincahan fisik: Status
fungsional Status mental Status neurologi: refleks sakral Abdomen: Distensi kandung kemih, Nyeri
suprapubik Rectum: Sensasi perianal, Tonus sfingter Pelvis: Kondisi kulit perineum, Sensasi
perineal, Vaginitis atrofikan (inflamasi, perdarahan), Prolaps pelvis (cystocele, rectocele), Massa pelvis, Abnormalitas anatomik pelvis, uretrokel
Pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Lab:
Kultur urin IVU Sitologi urin Gula darah Kalsium urin Kreatinin serum Kadar urea USG ginjal
Tes Kekuatan Otot Sphincter Evaluasi Urologi: urinalisis Evaluasi Ginekologi Sistoskopi Uji Urodinamik
Diagnosa Kerja
Inkontinensia urin persisten tipe campuran
Tipe Stress: Kebocoran urin terjadi saat tertawa
Tipe Urgensi: Tidak dapat menahan dorongan untuk berkemih
Diagnosa Diferensiasi/Pembanding
Inkontinensia urin tipe stress
Inkontinensia urin tipe urgensi
Inkontinensia urin tipe fungsional
Inkontinensia urin tipe overflow
Etiologi
Inkontinensia Akut
DRIP
DIAPPERS
Inkontinensia Persisten
DeliriumRetriksi mobilitas, Retensi
Infeksi, Inflamasi, Impaksi FekalPharmasi, Poliuri
DeliriumInfection
Atrophic vaginitis, atrophic urethritisPharmaceutical
Psychologic factorsExcess urine outputRestricted mobilityStool impaction
Epidemiologi
Cenderung tidak dilaporkan
Penderita wanita > pria
Patofisiologi
Proses berkemih
Volunter: sfingter uretra eksternal & otot dasar panggul
Involunter: otot detrusor & sfingter uretra internal
Kortikal, di lobus frontal → menghambat pengeluaran urin
Subkortikal, di ganglia basalis (serebellum) → relaksasi kandung kemih
Mekanisme kandung kemih :Gangguan aktivitas kolinergik → ↓ kontraktilitas otot detrusor Obat penghambat
prostaglandin Ion kalsium
Mekanisme Sfingter:Inervasi dari sfingter interna dan eksterna → Obat-obatan Alfa adrenergik
agonis Alfa adrenergik
antagonis/Alfa blocker
Beta adrenergik
•♀: Estrogen → vaginitis atropi & urethritis → keluhan polakisuri;melemahnya otot-otot panggul karena proses melahirkan
•Lansia: Kapasitas kandung kemih ↓, sisa urin ↑
Gejala Klinis
stress→ tekanan intra abdomen urgensi → gambaran terburu-buru untuk
berkemih Enuresis nokturnal (ngompol pd malam hari):
anak→wajar Orang tua → abnormal → kandung kemih yang tidak
stabil
Penyakit yang mendasari: obstruksi (pancaran lemah, menetes), fistula (menetes terus menerus), penyakit neurologis (disfungsi seksual atau usus
besar) atau penyakit sistemik (misalnya diabetes)
Penatalaksanaan
Teknik latihan perilaku
Latihan kandung kemih
Latihan menahan dorongan untuk berkemih
Latihan otot dasar panggul
Obat: antimuskarinik (bladder relaxants), estrogen dan alfa adrenergic agonis
Pembedahan
Alat mekanik
Komplikasi
Infeksi saluran kemih
Kelainan kulit
Masalah psikososial
Gangguan tidur
Dehidrasi
Prognosis
Prognosis baik
Mobilitas dan fungsi mental baik
Pencegahan
Teknik latihan perilaku
Perhatikan jumlah air yang diminum
Jaga kesehatan
Tidak merokok
Berat badan ideal
Konsumsi cukup serat
Kesimpulan
Pada skenario, pasien menderita inkontinensia tipe campuran. Disebabkan karena melemahnya otot dasar panggul sehingga tidak dapat menahan tekanan intraabdomen (tipe stress) dan oversensitivitas dari kandung kemih (tipe urgensi).
Penanganan secara nonmedika mentosa yaitu teknik latihan perilaku, secara medika mentosa diberikan obat antimuskarinik dan alfa adrenergik agonis.