15. rev. olivia yunita

10
 Selasa, 3-4 TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KAITANNYA DENGAN KETAHANAN NASIONAL DI INDONESIA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Pendidikan Kewarganegaraan yang dibina oleh Bapak Drs.Gatot Isnani, Msi oleh Olivia Yunita 085731002809 140342600097  No DPK : 42 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Desember 2014 

Upload: oliviayunita

Post on 25-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 1/10

 

Selasa, 3-4

TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KAITANNYA DENGANKETAHANAN NASIONAL DI INDONESIA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Kewarganegaraan

yang dibina oleh Bapak Drs.Gatot Isnani, Msi

oleh

Olivia Yunita

085731002809

140342600097

 No DPK : 42

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Desember 2014 

Page 2: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 2/10

 

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………

  i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah………………………………….  1

1.2. Rumusan Masalah………………………………………...  1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Tindak Pidana Korupsi………………………………  3

2.2. Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Korupsi………………...  4

2.3. Cara Menanggulangi Tindak Pidana Korupsi………………… 5

2.4. Hubungan antara Tindak Pidana Korupsi dengan Ketahanan

 Nasional………………………………………………………. 5

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………………………………………………  7

3.2. Saran…………………………………………………………..  7

DAFTAR RUJUKAN................................................................................. 8

i

Page 3: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 3/10

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 

Latar Belakang Masalah

Dewasa ini korupsi telah menjadi hal yang wajar di Indonesia

 bahkan dapat dikatakan korupsi sudah membudaya dikalangan

masyarakat. Korupsi tidak hanya terjadi dikalangan pejabat tinggi

negara melainkan juga terjadi di pemerintahan tingkat daerah. Praktek

korupsi biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan

dan mereka yang melakukan ini biasanya didasari adanya kesempatan.

Tindak pidana korupsi di Indonesia terjadi hampir disemua bidang dan

sektor pembangunan.

Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk memerangi

korupsi dengan berbagai cara, salah satunya dengan adanya KPK

sebagai suatu lembaga independen yang akan berperan besar dalam

 pemberantasan tindak korupsi di Indonesia (Chazawi, 2005: 8). Tindak

 pidana korupsi merupakan perbuatan yang mengorbankan kepentingan

 bangsa dan negara untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok. Pada

saat melakukan tindak pidana korupsi ini maka sudah tidak ada lagi

semangat berkorban untuk bangsa dan negara, dengan keadaan ini

tentunya kemakmuran rakyat secara adil dan merata tidak akan

tercapai dan ancaman dari luar akan gampang mempengaruhi bangsa

Indonesia yang akhirnya akan menyebabkan ketahanan nasional

menjadi melemah. Jika ketahanan nasional Indonesia tidak mampu

menciptakan kondisi yang aman,maka perumusan politik dan strategi

nasional tidak akan bisa dilakukan dengan cermat (Al-Hakim dkk,2012: 196). Untuk itu masyarakat mengharapkan adanya penegakan

hukum khususnya tindak pidana korupsi tercapai suatu keadilan.

1.2 Rumusan Masalah

1.  Apa pengertian dari tindak pidana korupsi?

2.  Apakah penyebab terjadinya tindak pidana korupsi?

3. 

Bagaimana cara menanggulangi tindak pidana korupsi?

1

Page 4: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 4/10

 

4.  Bagaimana hubungan antara tindak pidana korupsi dengan

ketahanan nasional?

Teknik penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).

2

Page 5: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 5/10

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 

Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Dalam pengertian ini tindak pidana adalah rumusan tentang perbuatan

yang dilarang dalam peraturan perundang-undangan yang disertai

ancaman suatu pidana terhadap siapa yang melakukan perbuatan yang

dilarang tersebut. Apabila istilah tersebut digabungkan dengan kata

korupsi akan menjadi tindak pidana korupsi sehingga mudah kita

 pahami bahwa pengertiannya ialah rumusan-rumusan tentang segala

 perbuatan yang dilarang dalam Undang-undang No. 31 Tahun 1999

diubah dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Chazawi, 2005: 19). Menurut

Komisi Pemberantasan Korupsi (2006: 16) definisi korupsi dijelaskan

dalam 13 pasal dalam UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No.20 Tahun

2001 yaitu pasal sebagai berikut :

1.  Kerugian keuangan Negara

- pasal 2

- pasal 3

2. Suap menyuap

- pasal 5 ayat (1) huruf a

- pasal 5 ayat (1) huruf b

- pasal 13

- pasal 5 ayat (2)

- pasal 12 huruf a

- pasal 12 huruf b- pasal 11

- pasal 6 ayat (1) huruf a

- pasal 6 ayat (1) huruf b

- pasal 6 ayat (2)

- pasal 12 huruf a

- pasal 12 huruf b

3

Page 6: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 6/10

 

3. Penggelapan dalam jabatan

- pasal 8

- pasal 9

- pasal 10 huruf a

- pasal 10 huruf b

- pasal 10 huruf c

4. Pemerasan

- pasal 12 huruf c

- pasal 12 huruf g

- pasal 12 huruf h

5. Perbuatan curang

- pasal 7 ayat (1) huruf a

- pasal 7 ayat (1) huruf b

- pasal 7 ayat (1) huruf c

- pasal 7 ayat (1) huruf d

- pasal 7 ayat (2)

- pasal 12 huruf h

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan

- pasal 12 huruf i

7. Gratifikasi

- pasal 12B jo. Pasal 12C

2.2 Penyebab terjadinya tindak pidana korupsi

Menurut Maryanto (2012: 4)  ada beberapa hal yang menyebabkan

terjadinya tindak pidana korupsi yaitu sebagai berikut :1.  Sistem penyelengaraan negara yang keliru

2.  Kompensasi PNS yang rendah

3.  Pejabat yang serakah

4. 

Hukum pelaksanaan tidak berjalan

5.  Pengawasan yang tidak efektif

6.  Tidak ada keteladanan pemimpin

7. 

Budaya masyarakat yang kondusif KKN

4

Page 7: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 7/10

 

2.3 Cara menanggulangi tindak pidana korupsi

Sebagaimana diketahui bahwa Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun

2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2010-2014 telah mengamanatkan bahwa salah satu hal yang

menandakan terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) adalah terlaksananya Rencana

Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) di Propinsi,

Kabupaten, dan Kota (BAPPENAS, 2010)

Menurut Badjuri (2011: 88) strategi pemberantasan korupsi

harus dilakukan secara adil dan tidak ada istilah “tebang pilih” 

dalam memberantas korupsi. Adapun upaya penanggulangan korupsi

sebagai berikut

1.  Memberikan hukuman yang berat ditambah dengan denda yang

 jumlahnya signifikan

2.  Mengembalikan hasil korupsi kepada negara termasuk penyitaan

harta keluarga

3. 

Tidak menutup kemungkinan, penyidikkan dilakukan kepada

keluarga atau kerabat pelaku korupsi

4.  Menyerahkan kasus tersebut kepada KPK

2.4 Hubungan antara tindak pidana korupsi dengan ketahanan nasional

Ketahanan Nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua

aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Sumarsono, 2002: 103).Ketahanan Nasional berisi keuletan dan ketangguhan untuk

mengembangkan kekuatan nasional dalam mengatasi setiap bentuk

tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan dari manapun. Ancaman

yang kini sedang dialami oleh bangsa Indonesia adalah tindak pidana

korupsi. Tindak pidana korupsi dapat melemahkan ketahanan nasional

Indonesia sehingga mengakibatkan kemakmuran rakyat tidak tercapai.

Untuk itu masyarakat mengharapkan adanya penegakan hukum

5

Page 8: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 8/10

 

khususnya tindak pidana korupsi sehingga dapat tercapai suatu

keadilan.

6

Page 9: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 9/10

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa

1. 

Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara

atau perusahaaan) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

2.  Penyebab terjadinya tindak pidana korupsi adalah sistem

 penyelengaraan negara yang keliru, kompensasi PNS yang

rendah, pejabat yang serakah, hukum pelaksanaan tidak

 berjalan, pengawasan yang tidak efektif, dan tidak ada

keteladanan pemimpin.

3.  Peran serta pemerintah dalam pemberantasan korupsi

ditunjukkan dengan adanya KPK (Komisi Pemberantasan

Korupsi). KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang

 Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi dan

memberantas korupsi.

4.  Apabila tindak pidana korupsi terus-menerus terjadi di

Indonesia makan akan melemahkan ketahanan nasional yang

dapat merusak moral bangsa.

3.2 Saran

1. 

Memberikan Pendidikan Anti Korupsi kepada Perguruan

Tinggi,maupun tingkat pendidikan lainnya.

2.  Memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada masyarakat

atau LSM untuk berperan serta dalam pemberantasan korupsi.

3. 

Memberikan tunjangan kinerja yaitu pemberian uang tambahan

yang didasarkan kepada prestasi kerja bagai setiap pegawai.

4.  Menerapkan pakta integritas kepada setiap pegawai dengan

mengucapkan sumpah untuk bekerja secara profesional dan

secara moral rela mengundurkan diri bila di kemudian hari

terbukti menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

7

Page 10: 15. REV. Olivia Yunita

7/25/2019 15. REV. Olivia Yunita

http://slidepdf.com/reader/full/15-rev-olivia-yunita 10/10

 

DAFTAR RUJUKAN 

Al-Hakim, S. dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan: Dalam Konteks

 Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang.

Badjuri,A. 2011. Peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai

Lembaga Anti Korupsi di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE),18(1):

hlm 84-89,(online),(http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article),

diakses 19 Oktober 2014.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2010. Peraturan

 Presiden RI No 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

 Menengah Nasional 2010-2014 ( online : www.satupemerintah.net/pdf) 

diakses tanggal 20 Oktober 2014.

Chazawi,A. 2005. Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia.

Malang: Bayumedia.

Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006. Memahami untuk Membasmi Tindak

 Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi. (online),

(http://www.kpk.go.id), diakses 19 Oktober 2014.

Maryanto. 2012. Pemberantasan Korupsi sebagai Upaya Penegakan Hukum.

 Jurnal Ilmiah CIVIS , 2(2) : hlm 4,(online), dalam portal garuda 

(http://download.portalgaruda.org), diakses 19 Oktober 2014.

Sumarsono. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Undang-undang No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001 tentang

 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ( online : www.kpu.go.id/

UU202001.pdf) diakses tanggal 20 Oktober 2014. 

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,

Tesis,Disertasi,Artikel,Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. EdisiKelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

8