yunita eltanti - 040610249

Upload: feltanti

Post on 10-Jul-2015

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH EFISIENSI BANK TERHADAP PENDAPATAN SAHAM BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSIDIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN

DIAJUKAN OLEH YUNITA ELTANTI NIM: 04010249

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010

fg

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Efisiensi Bank Terhadap Pendapatan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tepat waktu. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi Universitas Airlangga. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan baru bagi siapapun yang membacanya. Proses penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan perhatian dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih antara lain kepada: 1. Bapak Drs. Ec. Karyadi Mintaroem, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga 2. Bapak Drs. Sri Gunawan, M. Com., DBA selaku Ketua Departemen Manajemen 3. Bapak Dr. Djoni Budiarjo, SE, M. Si, selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Universitas Airlangga 4. Bapak Dr. Ec. I Made Sudana, M. S., selaku dosen pembimbing penulis yang senantiasa meluangkan waktu dan berbagi ilmu, serta membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas airlangga atas ilmu yang diberikan selama massa kuliah 6. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga yang telah membantu proses administrasi 7. Keluarga penulis, yakni Mama, Papa, dan adik-adik tercinta yang senantiasa memberikan doa, mendidik, memberi semangat, nasihat, dorongan,dukungan, dan segala fasilitas yang diberikan sehingga memotivasi dalam penulisan skripsi ini

8.

Sahabat-sahabat SMA penulis yang selalu member dukungan skripsi ini dapat cepat selesai. Terima kasih, Tanti, Ila, dan Gita yang telah memberikan semangat.

9.

Teman-teman kos penulis yang selalu dapat menjadi tempat berkeluh kesah terkait dengan penulisan skripsi ini. Terima kasih Mbak Ninta, Mbak Rizka, Mbak Juang, Mbak Nai telah menjadi tempat berbagi suka duka

10.

Teman-teman manajemen yang telah banyak membantu, Deri, Tiwi, Gadis, Elin dan teman-teman manajemen lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Sukses yah semuanya!

11.

Semua pihak yang ikut membantu dan bersedia berbagi ilmu, suber referensi, pengalaman, sehingga dapat memebri masukan bagi penulis.

Surabaya, 1 Febuari 2010

Penulis

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh efisiensi bank terhadap pendapatan saham bank. Efisiensi bank penting untuk diperhatikan mengingat bank sebagai lembaga intermediasi yang mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan sector ekonomi riil. Efisiensi dihitung dengan menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah pendekatan Financial Statement Analysis, yakni rasio BoPo yang akan digunakan pada model pertama. Pendekatan kedua adalah pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) yang akan digunakan pada model kedua. Penelitian dilakukan pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004 sampai dengan 2007. Berdasarkan hasil analisis regresi model pertama yang meneliti pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham, diperoleh kesimpulan bahwa efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan saham bank, sedangkan berdasarkan hasil analisis regresi model kedua yang meneliti pengaruh efisiensi bank dengan pendekatan DEA terhadap pendapatan saham, diperoleh kesimpulan bahwa efisiensi dengan pendekatan DEA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan saham. Pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin menurun rasio BoPo menunjukkan peningkatan efisiensi sehingga memberikan kesan positif kepada investor untuk membeli saham bank tersebut. Hal ini akan mendorong naiknya harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan saham. Pengaruh efisiensi dengan pendekatan DEA terhadap pendapatan saham sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin meningkat nilai efisiensi DEA menunjukkan peningkatan efiensi. Peningkatan efisiensi akan memberikan kesan positif pada investor sehingga memacu kenaikan harga saham dan pendapatan saham pun akan mengalami peningkatan. Kata Kunci : Financial Statement Analysis, Data Envelopment Analysis, Efisiensi, Pendapatan Saham.

ABSTRACT The purpose of this paper is to research influence of bank efficiency to stock return. Bank efficiency is important to notice because bank as intermediation institution has essential part for actual economic growth. Estimation of bank efficiency uses two approaches. First approach is Financial Statement Analysis approach, such as operational expenses to operational income ratio which used in first model. Second approach is Data Envelopment Analysis (DEA) approach which used in second model. This research use banks which listed in Indonesia Stock Exchange since 2004 until 2007 as sample. Based on the result of first regression model which analyze influence of efficiency by using operational expenses to operational income ratio approach to stock return suggested that efficiency by using operational expenses to operational income ratio approach has negative and significant effect to stock return, as for result of second model regression which analyze influence of efficiency by DEA approach to stock return suggested that efficiency by using DEA approach has positive and insignificant effect to stock return. Influence of efficiency by using operational expenses to operational income ratio approach to stock return in line with theory that decreasingly efficiency by using operational expenses to operational income ratio show increasingly efficiency, so that give positive effect to investor to buy those stock. This condition will encourage increasing of stock prize, and finally stock return will be increase too. Influence of efficiency by using DEA approach to stock return in line with theory that increasingly the value of DEA efficiency show increasingly efficiency. This condition will give the positive effect to investor, so that encourage increasingly stock prize and will make stock return increase too. Key Word : Financial Statement Analysis, Data Envelopment Analysis, Efficiency, Stock Return

DAFTAR ISI

JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 BAB II Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan

i ii iii v vii ix x xi xii 1 1 4 4 5 5 7 7 7 8 14 18

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.3 Pengertian Efisiensi Pengukuran Efisiensi Pengukuran Efisiensi Bank Pendapatan Saham Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham 2.1.4 Pengaruh Efisiensi Terhadap Pendapatan Saham 2.2 2.3 2.4 Penelitian Sebelumnya Hipotesis Model Analisis

20

22 24 27 27

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 Pendekatan Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Jenis dan Sumber Data Prosedur Pengumpulan Sampel Prosedur Penentuan Data Teknik Analisis

30 30 30 31 34 35 35 35 40 40 41 42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perbankan Indonesia 4.1.1 4.1.2 4.1.3 Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pendapatan Saham Perbankan Indonesia Pergerakan Efisiensi Bank-Bank yang Go Public 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Perubahan Efisiensi dengan Pendekatan Rasio BoPo 4.2.2 Perubahan Efisiensi dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) 4.2.3 4.3 4.4 Pendapatan Saham Bank

43 45

45

46 48 50 52 52 54 54 54 58 58 58 60

Analisis Model dan Pengujian Hipotesis Uji Asumsi Klasik 4.4.1 4.4.2 4.4.3 Normalitas Heteroskedasitas Autokorelasi

4.5 BAB V

Pembahasan

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 5.2 Simpulan Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia Jumlah Bank di Indonesia yang Terdaftar di BEI.. Pendapatan Saham Bank-Bank yang Terdaftar d BEI Pergerakan Rasio BoPo.. Perubahan Rasio BoPo pada 22 Bank yang Terdaftar di BEI.. 4.6 Perubahan Efisiensi DEA pada 22 Bank yang Terdaftar di BEI. 4.7 4.8 Pendapatan Saham 22 Bank yang Terdaftar di BEI... Ringkasan Hasil Analisis Pengaruh Efisiensi (BoPo) Terhadap Pendapatan Saham. 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Pengaruh Efisiensi (DEA) Terhadap Pendapatan Saham.

Halaman 40 41 43 44

46

47 49

50

51

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pergerakan Rasio BoPo Bank-Bank di Indonesia Periode

Halaman

2003-2007. 1.2 Pergerakan Harga Saham Bank-Bank di Indonesia Peride 2003-2007..

2

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 2.2 Scale Efficiency dan Technical Efficiency Kerangka Pemikiran..

Halaman 13 29

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman 62

A-1 : Tabel Daftar Bank yang Menjadi Sampel Penelitian.. A-2 : Tabel Data Biaya Operasional, Pendapatan Operasional, Rasio BoPo, dan Perubahan Rasio BoPo A-3 : Tabel Data Input, Outpput, Efisiensi (DEA), dan Perubahan Efisiensi (DEA)... A-4 : Tabel Data Harga Saham dan Pendapatan Saham.. B-1 : Output Software DEAP versi 2.1.... B-2 : Output SPSS Regresi Pengaruh Efisiensi dengan Pendekatan BoPo Terhadap Pendapatan Saham. B-3 : Output SPSS Regresi Pengaruh Efisiensi dengan Pendekatan

63

66 69 71

76

Pendekatan DEA Terhadap Pendapatan Saham... 80

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Efisiensi merupakan suatu tolak ukur kinerja bank yang patut untuk

diperhatikan karena tingkat efisiensi yang rendah menunjukkan adanya suatu pemborosan. Pemborosan akan menyebabkan kerugian bagi bank. Dengan memelihara efisiensi bank maka kerugian yang disebabkan oleh adanya pemborosan dapat diminimalisasi. Efisiensi juga perlu ditingkatkan agar bank dapat memiliki keunggulan kompetitif, disamping itu bank juga memiliki fungsi yang penting di dalam perekonomian Indonesia, yakni bank sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan pihak surplus dengan pihak defisit sehingga perekonomian pun akan dapat berjalan dengan baik. Di Indonesia, ukuran umum yang dipergunakan untuk mengukur efisiensi bank ialah rasio BoPo (biaya operasional dibagi pendapatan operasional). Menurut rasio ini, rata-rata kinerja bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 sebesar 87.99% dan mengalami penurunan di tahun 2004 menjadi sebesar 83.54%. Penurunan rasio BoPo menunjukkan adanya peningkatan efisiensi, sebaliknya peningkatan rasio BoPo menunjukkan penurunan efisiensi. Di tahun 2005, rasio BoPo meningkat menjadi 88.25% dan mengalami penurunan di tahun 2006 menjadi 86.53%. Penurunan rasio BoPo kembali terjadi di tahun 2007 menjadi sebesar 84.41%. Berikut ini merupakan grafik pergerakan efisiensi bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2003sampai dengan 2007 berdasarkan rasio BoPo: 1

4

Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan 2007 dipengaruhi oleh efisiensi bank. Bank yang efisien akan memberikan kesan positif bagi investor sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham bank tersebut. Banyaknya permintaan saham bank tersebut akan memacu naiknya harga saham bank sehingga pendapatan saham bank akan meningkat, sebaliknya bank yang tidak efisien akan memberikan kesan negatif bagi investor, sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham bank tersebut sehingga akan mendorong turunnya harga saham bank sehingga pendapatan saham bank akan menurun.

1.1

Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan rasio BoPo berpengaruh terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007? 2. Apakah efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan Data Envelopment Analysis berpengaruh terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007?

1.2

Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh efisiensi bank yang dihitung dengan menggunakan

pendekatan rasio BoPo maupun menggunakan pendekatan Data Envelopment

5

Analysis (DEA) terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007.

1.3

Manfaat Penelitian 1. Bagi pihak manajemen bank, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai alternatif perhitungan efisiensi bank. 2. Bagi pihak investor, penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan referensi dalam pemilihan investasi terutama pada saham perbankan. 3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya

1.4

Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Memuat latar belakang masalah terkait dugaan efisiensi bank yang dapat mempengaruhi pendapatan saham bank, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Memuat landasan teori yang terdiri dari pengertian efisiensi, pengukuran efisiensi, pengukuran efisiensi bank, pendapatan saham, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan saham, pengaruh efisiensi bank terhadap pendapatan saham bank, selain

6

itu akan dijelaskan mengenai penelitian sebelumnya, hipotesis, model analisis, dan kerangka pemikiran. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Memuat pendekatan penelitian yakni pendekatan kuanitatif, selain itu dijelaskan identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data, prosedur pengumpulan sampel, dan teknik analisis yang digunakan yaitu regresi linier sederhana. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Memuat gambaran umum obyek penelitian yakni perbankan Indonesia, pendapatan saham perbankan Indonesia, dan

pergerakan efisiensi bank-bank yang go public, selain itu juga dijelaskan deskripsi hasil uji empiris, pengujian hipotesis serta analisis, dan pembahasan hasil penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN Memuat simpulan dari hasil penelitian yakni efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pendapatan saham, namun efisiensi dengan pendekatan DEA memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan saham, selain itu akan diberikan saran berdasarkan hasil penelitian ini.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 2.1.1

Landasan Teori Pengertian Efisiensi Secara umum, efisiensi dapat diartikan sebagai kemampuan bekerja untuk

memproduksi hasil yang tepat dengan cara yang tepat (Collin, 1999:102). Perusahaan yang efisien adalah perusahaan yang mengkonsumsi input lebih rendah untuk menghasilkan sejumlah output yang sama, atau dapat memproduksi lebih banyak output dibandingkan pesaingnya dengan jumlah input yang sama. Efisiensi juga berhubungan dengan seberapa baik suatu organisasi menggunakan sumberdaya yang ada untuk menyelesaikan suatu hasil, sehingga efisiensi dapat didefinisikan sebagai komponen produkstivitas dan mengacu pada perbandingan aktual dan jumlah optimal dari input dan output (Lovell, 1993). Menurut Avenzora dan Moeis (2008), efisiensi adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk memproduksi output maksimum dengan menggunakan input yang telah ditentukan, atau kemampuan sebuah industri untuk memproduksi sejumlah output tertentu dengan menggunakan input seminimal mungkin. Efisiensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (Coelli, 1996): 1. Efisiensi teknis (technical efficiency), merupakan kemampuan suatu institusi atau organisasi untuk menciptakan output yang maksimal dengan menggunakan input tertentu.

7

8

2.

Efisiensi alokatif (allocative efficiency), merupakan kemapuan suatu institusi atau organisasi untuk menggunakan input pada proporsi yang optimal dengan biaya yang minimal.

2.1.2 Pengukuran Efisiensi Efisiensi umumnya dihitung dengan menggunakan rasio input-output yang berasal dari laporan keuangan atau yang dikenal dengan Financial Statement Analysis. Perhitungan efisiensi dengan menggunakan pendekatan seperti ini banyak digunakan karena kemudahan dalam perhitungannya, namun perhitungan seperti ini masih belum cukup untuk menghitung efisiensi dalam suatu sistem. Hal ini disebabkan suatu sistem tidak hanya melibatkan satu macam input dan menghasilkan satu macam output. Sistem berhubungan dengan bermacam-macam sumberdaya yang berbeda, selain itu pendekatan tersebut juga tidak dapat melihat tingkat keefisiensian suatu bank dibandingkan dengan industri perbankan. Ada pendekatan alternatif lain yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi. Pendekatan alternatif tersebut dilakukan dengan menghitung efisiensi relatif untuk suatu kelompok sumberdaya yang sejenis. Sejenis dalam hal ini berarti memiliki input dan output yang sama, seperti mengukur efisiensi relatif suatu bank dengan industri perbankan. Efisiensi relatif dapat diukur dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). DEA ditemukan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes (1978). DEA adalah teknik efisiensi frontier dengan pendekatan non parametrik. DEA merupakan teknik pemrograman linier yang mengukur efisiensi relatif dari

9

Decision Making Unit (DMU) terhadap DMU lainnya. Pada dasarnya prinsip kerja DEA adalah membandingkan data output dan input dari suatu DMU dengan data output dan input lainnya pada DMU yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi relatif. DEA memiliki beberapa keunggulan (Hadinata dan Manurung, 2006) : a. Model DEA dapat digunakan untuk mengukur banyak variabel input dan banyak variabel output b. Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara variabel-variabel yang diukur c. Variabel input dan output dapat memilki satuan ukur yang tidak sama.

Selain memiliki keunggulan, DEA juga memiliki kelemahan, yaitu perhitungan DEA yang cukup rumit karena menggunakan konsep linear programming, selain itu DEA juga belum begitu dikenal sebagai sebuah pendekatan untuk menghitung efisiensi bank. Model DEA yang dikembangkan untuk perhitungan efisiensi ada dua macam, yaitu Constan Return to Scale (CRS) dan Variable Return to Scale (VRS). Model CRS ditemukan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978. Pada model ini diperkenalkan suatu ukuran efisiensi untuk masing-masing DMU yang merupakan rasio maksimum antara output yang terbobot dengan input yang terbobot. Masing-masing nilai bobot yang digunakan dalam rasio tersebut ditentukan dengan batasan bahwa rasio yang sama untuk tiap DMU harus memiliki nilai kurang dari atau sama dengan satu. Berikut ini merupakan perumusan matematis dari model DEA :

10

subject to:

..(2.1) Keterangan: e0 s ur0 yr0 m vt0 xt0 j xtj yrj = = = = = = = = = = efisien relatif DMU 0 jumlah output bobot untuk output r DMU 0 nilai dari output r yang dihasilkan DMU 0 jumlah input bobot untuk input t DMU 0 nilai dari input t yang dihasilkan DMU 0 1,2,,n (seluruh DMU) banyaknya penggunaan input tipe t oleh DMU ke j banyaknya output tipe r yang dihasilkan oleh DMU ke j

Permasalahan linear programming tersebut memiliki solusi yang tidak terbatas sehingga persamaan tersebut ditransformasikan berdasarkan model CRS sebagai berikut :

11

subject to:

.(2.2) Keterangan: j r t e0 ur0 yr0 vt0 xt0 xtj yrj = = = = = = = = = = 1,..,n (jumlah DMU) 1,..,s (jumlah output) 1,...m (jumlah input) efisien relatif DMU 0 bobot untuk output r DMU 0 nilai dari output r yang dihasilkan DMU 0 bobot untuk input t DMU 0 nilai dari input t yang dihasilkan DMU 0 banyaknya penggunaan input tipe t oleh DMU ke j banyaknya output tipe r yang dihasilkan oleh DMU ke j

Model CRS ini mengansumsikan bahwa setiap DMU akan beroperasi pada skala return yang konstan, yakni rasio penambahan input dan output adalah sama. Apabila input ditambah sebanyak n kali, maka akan menghasilkan penambahan output sebanyak n kali.

12

Model VRS dikembangkan oleh Banker, Charles, dan Cooper (BCC) pada tahun 1984. Model VRS menambahkan kondisi konveksitas bagi nilai bobot sehingga DMU tidak selalu beroperasi pada skala return yang konstan. Ada tiga macam skala return yang diidentifikasi oleh model VRS, yaitu: 1. Increasing return to scale jika rata-rata kenaikan output lebih besar daripada rata-rata kenaikan input 2. Constan return to scale jika rata-rata kenaikan output proporsional dengan kenaikan tingkat input 3. Decreasing return to scale jika rata-rata kenaikan output lebih kecil daripada kenaikan rata-rata input. Berikut ini merupakan persamaan matematis dari DEA model VRS :

subject to:

...(2.3) Keterangan: e0 j = = efisiensi relatif DMU 0 1,..,n (jumlah DMU)

13

r t ur0 yr0 vt0 xt0 xtj yrj u0

= = = = = = = = =

1,..,s (jumlah output) 1,...m (jumlah input) bobot untuk output r DMU 0 nilai dari output r yang dihasilkan DMU 0 bobot untuk input t DMU 0 nilai dari input t yang dihasilkan DMU 0 banyaknya penggunaan input tipe t oleh DMU ke j banyaknya output tipe r yang dihasilkan oleh DMU ke j penggal yang dapat bernilai positif atau negatif

Model VRS mengukur pure technical efficiency (PTE). PTE adalah pengukuran technical efficiency tanpa adanya efek dari scale efficiency. Apabila terdapat perbedaan antara nilai TE dengan PTE pada suatu DMU, maka hal itu mengindikasikan adanya scale inefficiency. Untuk lebih jelasnya, dapat diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut: Gambar 2.1 Scale Efficieny dan Technical Efficiency

Sumber : Sufian dan Majid, 2007

14

DMU di titik R pada gambar 2.1 tidak efisien secara teknis, baik dengan menggunakan model CRS maupun VRS. Apabila menggunakan asumsi model CRS, maka ketidakefisiensian secara teknis DMU di titik R ini dapat diukur dengan jarak QR, sedangkan apabila menggunakan asumsi model VRS, maka ketidakefisiensian secara teknis DMU di titik R adalah sebesar SR. Perbedaan sebesar QS ini merupakan scale inffeciency

2.1.3 Pengukuran Efisiensi Bank Efisiensi bank pada umumnya dihitung dengan menggunakan rasio BoPo yang merupakan salah satu pendekatan Financial Statement Analysis. Semakin besar nilai BoPo, maka menunjukkan semakin rendahnya efisiensi bank, sebaliknya semakin rendah nilai BoPo, maka menunjukkan semakin tingginya efisiensi bank. Berikut ini merupakan rumus perhitungan efisiensi bank dengan menggunakan rasio BoPo:

...(2.4)

Keterangan: BoPoit Boit Poit = = = Efisiensi (BoPo) bank i pada periode t Biaya operasional bank i pada periode t Pendapatan operasional bank i pada periode t

Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi bank ialah Data Envelopment Analysis. Bank bertindak sebagai Decision Making Unit (DMU) yang diukur efisiensinya. Oleh karena itu, dibutuhkan spesifikasi input

15

dan output dalam mengukur nilai efisiensi bank. Menurut Hadad, dkk (2003), terdapat bermacam-macam pendekatan dalam mendefiniskan input serta output dalam sebuah model efisiensi yang tepat. menentukan input dan output, yaitu: a. Pendekatan produksi (the production approach), melihat institusi finansial sebagai produsen yang memproduksi jasa seperti akun deposit dan pinjaman. b. Pendekatan intermediasi (the intermediation approach), melihat institusi finansial sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan dana dari pihak surplus kepada pihak defisit. Berdasarkan kedua pendekatan tersebut, pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah pendekatan intermediasi. Pendekatan intermediasi dipilih karena peranan bank adalah sebagai institusi finansial yang mengumpulkan tabungan dari unit surplus dan mengubahnya menjadi kredit untuk unit defisit unit. Pendekatan intermediasi memandang institusi finansial sebagai Terdapat dua pendekatan dalam

intermediator, yakni merubah dan mentransfer aset finansial dari unit surplus menjadi unit defisit. Dalam hal ini, input institusional yang dimaksud adalah pembayaran bunga kepada deposan dan berbagai macam sumber pendanaan, sedangkan yang bertindak sebagai output ialah pinjaman. Sufian dan Majid (2007) menggunakan input dan output yang mengarah pada pendekatan intermediasi, yakni total deposit dan interest expenses sebagai variabel input, sedangkan variabel output adalah total loans, interest income, dan non interest income. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sufian dan Majid (2007),

16

variabel yang digunakan untuk mengitung efisiensi dengan pendekatan DEA dalam penelitian ini ialah total deposit dan interest expenses sebagai variabel input, sedangkan variabel output adalah total loans, interest income dan non interest income. Pada kenyataannya, tidak semua bank akan beroperasi pada skala yang optimal sehingga asumsi CRS tidak tepat untuk digunakan dalam menghitung efisiensi bank (Saad dan El-Moussawi, 2009). Oleh karena itu, perhitungan efisiensi bank dalam penelitian ini menggunakan model VRS yang ada dalam software DEAP. Setelah ditentukannya variabel input dan output, maka persamaan

matematis VRS dalam DEA yang digunakan untuk menghitung efisiensi bank dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:

subject to:

.(2.5) Keterangan: eit u1it u2it u3it = = = = Efisiensi bank i pada periode t Bobot total loans bank i pada periode t Bobot interest revenue bank i pada periode t Bobot non interest revenue bank i pada periode t

17

y1it y2it y3it j y1jt y2jt y3jt v1it v2it x1it x2it x1jt x2jt u0

= = = = = = = = = = = = = =

Total loans bank i pada periode t Interest revenue bank i pada periode t Non interest revenue bank i pada periode t Bank 1,bank 2bank n (keseluruhan bank) Total loans bank ke j pada periode t Interest revenue bank ke j pada periode t Non interest revenue bank ke j pada periode t Bobot total deposit bank i pada periode t Bobot interest expenses bank i pada periode t Total deposit bank i pada periode t Interest expenses bank i pada periode t Total deposit bank ke j pada periode t Interest expenses bank ke j pada periode t Penggal yang dapat bernilai positif atau negatif

Nilai dari efisiensi berkisar antara 0 hingga 1. Apabila bank memiliki nilai efisiensi 1 berarti bank tersebut efisien sempurna dan apabila bank memiliki nilai efisiensi 0 maka bank tersebut tidak efisien. Oleh karena itu, semakain mendekati angka 1 berarti bank tersebut semakin efisien. Untuk penelitian ini, efisiensi bank yang diperoleh dengan pendekatan rasio BoPo maupun DEA model VRS, tidak langsung digunakan sebagai variabel independen. Nilai efisiensi ini diolah lagi untuk mencari perubahan efisiensi. Perubahan efisiensi ini yang akan menjadi variabel independen dalam penelitian

18

ini. Hal ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Beccalli, Casu, dan Giardone (2006); Sufian dan Majid (2007); Majid, Zulkhibri, dan Sufian, (2008). Berikut ini merupakan rumus perhitungan (Beccalli, Casu, dan Giardone, 2006): ..(2.6) Keterangan: EFFit eit eit-1 = = = Perubahan DEA bank i pada periode t Efisiensi (DEA) bank i pada periode t Efisiensi (DEA) bank i pada periode t-1 perubahan efisiensi relatif

Berikut ini merupakan rumus perhitungan perubahan efisiensi yang dihitung dengan menggunakan rasio BoPo:

..(2.7) Keterangan: BoPoit Eit Eit-1 = = = Perubahan rasio BoPo bank i pada periode t Efisiensi (BoPo) bank i pada periode t Efisiensi (BoPo) bank i pada periode t-1

2.1.4 Pendapatan Saham Pendapatan saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Pendapatan saham dapat berupa realized

19

return atau pun expected return (Hartono, Jogiyanto, 2008:195). Realized return adalah pendapatan yang telah terjadi. Realized return sering disebut juga sebagai actual return. Realized return dihitung dengan menggunakan data historis. Realized return penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Realized return juga berguna sebagai dasar penentuan expected return dan risiko dimasa depan. Expected return adalah pendapatan yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Expected return sifatnya belum terjadi, tidak seperti realized return. Oleh karena itu, pendapatan saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah realized return. Realized return dapat diukur dengan menggunakan total return. Menurut Hartono, Jogiyanto (2008:196), yang dimaksud dengan total return adalah pendapatan keseluruhan dari suatu investasi dalam periode tertentu. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung total return (Hartono, Jogiyanto, 2008:197) :

Keterangan: TRit Pit Pit-1 Dit = = = = Total return saham i pada periode t Harga saham i pada periode t Harga saham i pada periode t-1 Dividen saham i pada periode t

Total return terdiri dari capital gain (loss) dan dividen. Capital gain (loss) adalah selisih dari harga jual dengan harga beli. Jika harga jual lebih tinggi dari

20

harga beli, maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya jika harga jual lebih rendah dri harga beli, maka terjadi kerugian modal (capital loss). Dividen adalah penerimaan kas periodik atas kepemilikan saham. Dalam penelitian ini, untuk menghitung pendapatan saham hanya menggunakan capital gain (loss) karena dividen tidak selalu dibagikan perusahaan kepada investor. Oleh karena itu, rumus pendapatan saham yang digunakan dalam penelitian menjadi seperti dibawah ini :

.(2.9)

Keterangan : Rit Pit Pit-1 = = = Pendapatan saham aktual bank i pada periode t Harga saham bank i pada periode t Harga saham bank i pada periode t-1

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pendapatan saham berubah-ubah sesuai dengan pergerakan harga saham, yakni apabila harga saham meningkat, maka pendapatan saham pun akan mengalami peningkatan, sebaliknya apabila harga saham menurun maka pendapatan saham pun akan mengalami penurunan dan harga saham ini ditentukan oleh pelaku pasar yakni terkait dengan permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa (Hartono, Jogiyanto, 2008:125). Permintaan dan penawaran yang terjadi dapat dipengaruhi beberapa faktor, yakni:

21

a.

Kondisi fundamental perusahaan Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan itu sendiri. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin meningkat pendapatan saham perusahaan tersebut, sebaliknya semakin buruk kinerja perusahaan maka semakin menurun pendapatan saham perusahaan tersebut. Faktor fundamental ini sangatlah beragam karena dapat terdiri dari kondisi keuangan, strategi bisnis maupun produk, manajemen, efisiensi hingga keunggulan lainnya yang bersifat competitive advantages.

b.

Suku bunga (SBI) Dengan meningkatnya bunga SBI maka bank-bank dan lembaga keuangan lainnya akan terpicu untuk membeli SBI. Bunga yang tinggi akan membuat bank dan lembaga keuangan memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk produk-produknya agar menarik sebanyak mungkin dana masyarakat. Bunga yang tinggi ini akan berdampak pada alokasi dana para investor. Investor akan menjual saham dan dananya kemudian ditempatkan di bank. Penjualan secara serentak inilah yang akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

c.

Dana asing di bursa Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada kecenderungan transaksi saham akan menjadi tergantung pada investor asing tersebut. Selain itu, investor lokal pun akan banyak menjadi pengikut investor asing tersebut karena ada anggapan yang menyatakan bahwa investor asing lebih berpengalaman termasuk dalam strategi dalam bursa. Selain itu, investor

22

asing memiliki dana yang besar sehingga digolongkan dalam big player. Mengikuti permainan big player lebih bijaksana daripada melawan. d. News and rumors News and rumors adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat dan menyangkut berbagai hal, mulai dari ekonomi, sosial, politik, keamanan, dan lain sebagainya. Dengan adanya berita, maka investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan suatu negara sehingga kegiatan investasi dapat dilaksanakan. Hal ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa yang akhirnya akan menimbulkan dampak pada pendapatan saham.

2.1.6 Pengaruh Efisiensi Terhadap Pendapatan Saham Perusahaan yang efisien memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak efisien. Perusahaan yang efisien memiliki biaya yang lebih rendah atau output yang lebih tinggi dibandingkan perusaahaan yang tidak efisien. Kondisi ini akan memberikan kesan positif terhadap perusahaan tersebut sehingga performa saham perusahaan akan meningkat. Peningkatan performa saham ini akan menaikan pendapatan saham perusahaan (Sufian dan Majid, 2007) Beccalli, Casu, dan Girardone (2006) juga memilki pendapat yang sama, yaitu efisiensi memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan saham. Apabila suatu perusahaan mengalami penurunan atau peningkatan tingkat efisiensi, maka hal ini dapat terefleksi dalam harga saham perusahaan tersebut. Hal ini berdasarkan hipotesis bentuk semikuat, yakni pada pasar yang efisien,

23

seluruh informasi yang tersedia untuk publik tentang prospek perusahaan harusnya tercermin pada harga saham (Bodi, Kane, Marcus, 2006:480). Efisiensi temasuk dalam informasi tersebut. Penurunan efisiensi akan menyebabkan harga saham menurun. Hal ini disebabkan oleh penurunan efisiensi yang dianggap investor sebagai sinyal negatif karena perusahaan yang tidak efisien menandakan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba menjadi semakin menurun. Sinyal negatif mengakibatkan penurunan permintaan saham sehingga harga saham akan mengalami penurunan. Penurunan harga saham akan menyebabkan pendapatan saham menurun, sebaliknya apabila perusahaan mengalami

peningkatan efisiensi, maka harga saham perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan. Peningkatan harga saham akan menyebabkan kenaikan pendapatan saham. Efisiensi yang dihitung dengan menggunakan DEA memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan saham, sedangkan efisiensi yang dihitung dengan menggunakan rasio BoPo memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan saham. Perbedaan tersebut disebabkan oleh konsep efisiensi DEA yang tidak sama dengan konsep efisiensi BoPo. DEA membandingkan output-input yang terbobot suatu bank dengan bank-bank lainnya sehingga semakin tinggi nilai efisiensi DEA suatu bank, maka semakin efisien bank tersebut, sebaliknya semakin rendah nilai efisiensi DEA suatu bank, maka semakin tidak efisien bank tersebut. Bank yang memiliki nilai efisiensi DEA yang semakin meningkat menunjukkan bahwa bank tersebut semakin efisien sehingga memacu investor untuk membeli saham tersebut. Semakin tinggi permintaan saham akan mendorong naiknya harga

24

saham. Peningkatan harga saham menyebabkan peningkatan pendapatan saham. BoPo merupakan perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional sehingga semakin tinggi nilai BoPo suatu bank, maka semakin tidak efisien bank tersebut, sebaliknya semakin rendah nilai BoPo suatu bank, maka semakin efisien bank tersebut. Bank yang memiliki nilai BoPo yang semakin meningkat menunjukkan terjadinya penurunan efisiensi bank sehingga dapat menurunkan minat investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini akan menyebabkan permintaan akan saham menurun. Penurunan permintaan akan saham tersebut akan menyebabkan turunnya harga saham sehingga pendapatan saham juga mengalami penurunan.

2.2

Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh efisiensi terhadap pendapatan

saham pernah dilakukan oleh Adenso-Diaz dan Gascon (1997). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 23 bank di Spanyol selama tahun 1993-1995. Variabel tergantung dalam penelitian ini ialah performa saham, dan variabel bebas yang digunakan ialah biaya produksi, risiko sistematik, resiko spesifik, dan branch network distribution. Keempat variabel bebas tersebut merupakan

indikator efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi mempengaruhi performa saham dan indikator efisiensi yang paling berpengaruh ialah risiko spesifik. Beccalli, Casu, dan Girardone (2006) juga melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh efisiensi dengan performa pasar dari institusi keuangan.

25

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yakni Data Envelopment Analysis (DEA) dan Stochastic Frontier Approach (SFA). Variabel input yang digunakan ialah interest expenses, non interest expenses, administrative expenses, dan personal expeses. Variabel output yang digunakan ialah total loans dan other earning assets. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi terhadap performa saham, Becalli menggunakan regresi sederhana dengan variabel dependen berupa pendapatan saham bank dan variabel independen berupa perubahan efisiensi. Sampel yang digunakan ialah bank-bank yang terdapat di Eropa, yakni Perancis, Jerman, Itali, Spanyol, dan Inggris serta bank tersebut juga terdaftar di bursa pada tahun 2000. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa efisiensi berpengaruh terhadap pendapatan saham bila perhitungan efisiensi menggunakan pendekatan DEA, sedangkan perhitungan efisiensi dengan menggunakan pendekatan SFA tidak mempengaruhi pendapatan saham. Kirkwood dan Nahm (2006) meneliti efisiensi biaya dan efisiensi profit bank-bank di Australia antara tahun 1995 sampai dengan 2002 serta meneliti pengaruh efisiensi terhadap pendapatan saham. Data yang digunakan untuk dalam penelitian ini sebanyak 70 data, yang terdiri dari 10 bank di Australia selama tahun 1995 sampai dengan 2002. Efisiensi dihitung dengan menggunakan Data Envelopment Analysis Malmquist Productivity Index. Variabel input yang digunakan untuk menghitung efisiensi biaya dan efisiensi profit adalah sama yakni jumlah pekerja, net fixed asset,dan interest-bearing liability, sedangkan variabel output yang digunakan berbeda, yakni interest-bearing asset dan non interest income untuk mengitung efisiensi biaya dan profit before tax untuk

26

menghitung efisiensi profit. Untuk menguji pengaruh efisiensi terhadap pendapatan saham digunakan regresi data panel yang terdiri atas dua model. Model pertama menggunakan exces market return dan perubahan efisiensi biaya sebagai variabel bebas. Model kedua menggunakan exces market return dan perubahan efisiensi profit sebagai variabel bebas. Pendapatan saham digunakan sebagai variabel tergantung baik dalam model pertama maupun model kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya efisiensi profit yang mempengaruhi pendapatan saham bank. Sufian dan Majid (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan metode non-parametrik Data Envelopment Analysis Windows Analysis untuk menginvestigasi tren jangka panjang perubahan efisiensi bank-bank komersial di Singapura pada periode 1993 sampai dengan 2003. Selain itu, dalam penelitian ini juga diteliti mengenai hubungan antara efisiensi dengan performa saham. Untuk mengukur efisiensi digunakan variabel input berupa total deposit dan interest expenses, sedangkan total loan, interest income, dan non interest income digunakan sebagai variabel output. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 60 data yang terdiri dari 6 bank di Singapura selama tahun 1993 sampai dengan 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank-bank komersial Singapura secara keseluruhan memiliki efisiensi sebesar 95,4% yang

menunjukkan bahwa sebanyak 4,6% input telah disia-siakan. Selain itu, terdapat pengaruh efisiensi biaya terhadap pendapatan saham dengan menggunakan regresi data panel.

27

Majid et al (2008) melakukan penelitian mengenai hubungan efisiensi bank-bank yang terdapat di China dengan performa saham. Analisa pertama yang dilakukan adalah menghitung pendapatan saham tahunan dari bank-bank untuk periode 1997 hingga 2006. Majid et al kemudian menggunakan metode Data Envelopment Analysis Window Analysis untuk mengestimasi efisiensi bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh efisiensi bank Cina terhadap performa harga saham.

2.3

Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, dan penelitian sebelumnya,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan rasio BoPo berpengaruh negatif terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007. 2. Efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan Data Envelopment Analysis berpengaruh positif terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007.

2.4

Model Analisis Berikut ini merupakan model analisis yang digunakan untuk menganalisa

pengaruh efisiensi bank terhadap pendapatan saham bank: a. Untuk efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo: R it = 0i + 1 BoPoit +eit

28

b.

Untuk efisiensi dengan pendekatan DEA: Keterangan: Rit 0i 1 = = =

R it = 0i + 2 EFFit + eit

Pendapatan saham bank i pada periode t Konstanta dari persamaan regresi Koefisien regresi untuk efisiensi dengan

pendekatan rasio BoPo 2 = Koefisien regresi untuk efisiensi dengan

pendekatan DEA BoPoit EFFit eit = = = Perubahan rasio BoPo bank i pada periode t Perubahan DEA bank i pada periode t Error

29

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1

Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan

pada pengujian suatu hipotesis dengan mempergunakan data-data yang terukur sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.

3.2

Identifikasi Variabel Berdasarkan model analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

efisiensi terhadap pendapatan saham digunakan model regresi linier sederhana sehingga variabel yang digunakan terdiri dari : 1. 2. Variabel tergantung, yakni pendapatan saham (Rit) Variabel bebas, yakni perubahan efisiensi yang dibedakan menjadi sebagai berikut: a. Perubahan rasio BoPo (BoPoit) untuk model analisis pertama yang meneliti pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham b. Perubahan DEA (EFFit) untuk model analisis kedua yang meneliti pengaruh efisiensi dengan pendekatan DEA terhadap pendapatan saham.

30

31

3.3

Definisi Operasional Definisi dari variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.

Pendapatan Saham (Rit) Pendapatan saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah actual return yang diukur dengan capital gain/loss tahunan. Berikut ini merupakan rumus perhitungan pendapatan saham bank yang digunakan dalam penelitian ini: .(3.1) Keterangan: Rit Pt Pt-1 = = = Pendapatan saham bank i pada tahun t Harga saham bank i pada tahun t Harga saham bank i pada tahun t-1

2.

Perubahan Rasio BoPo (BoPoit) Perubahan rasio BoPo adalah indikator perubahan efisiensi berdasarkan pendekatan Financial Statement Analysis. Pengertian efisiensi berdasarkan rasio BoPo, yakni perbandingan antara biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank dengan pendapatan operasionalnya. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung efisiensi dengan menggunakan pendekatan rasio BoPo:

(3.2)

Keterangan:

32

BoPoit = Boit Poit = =

Efisiensi (BoPo) bank i pada tahun t Biaya operasional bank i pada tahun t Pendapatan operasional bank i pada tahun t

Nilai efisiensi yang telah didapat dengan menggunakan rasio BoPo pada persamaan 3.2 kemudian dihitung perubahannya, yakni dengan

menggunakan rumus (Beccalli, Casu, dan Giardone, 2006):

.(3.3)

Keterangan: BoPoit BoPoit BoPoit-1 3. = = = Perubahan rasio BoPo bank i pada tahun t Efisiensi (BoPo) bank i pada tahun t Efisiensi (BoPo) bank i pada tahun t-1

Perubahan DEA (EFFit) Perubahan DEA adalah indikator perubahan efisiensi berdasarkan pendekatan Data Envelopment Analysis. Pengertian efisiensi berdasarkan Data Envelopment Analysis, yakni kemampuan suatu bank untuk dapat memaksimalkan total loans, interest revenue dan non interest revenue dengan menggunakan total deposit dan interest expenses yang telah ditentukan. Hal ini terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, yakni kemampuan bank untuk mengumpulkan dana dari pihak surplus dan menyalurkan dana tersebut kepada pihak defisit dalam bentuk pinjaman. Perhitungan efisiensi dengan pendekatan DEA dilakukan

33

dengan

menggunakan software Data Envelopment Analysis Program

(DEAP) versi 2.1. Berikut ini merupakan bentuk matematisnya:

subject to:

.(3.4) Keterangan: eit u1it u2it u3it y1it y2it y2it j y1jt y2jt y3jt v1it v2it x1it = = = = = = = = = = = = = = Efisiensi (DEA) bank i pada tahun t Bobot total loans bank i pada tahun t Bobot interest revenue bank i pada tahun t Bobot non interest revenue bank i pada tahun t Total loans bank i pada tahun t Ineterst revenue bank i pada tahun t Non ineterst revenue bank i pada tahun t Bank 1,bank 2bank n (keseluruhan bank) Total loans bank ke j pada tahun t Ineterst revenue bank ke j pada tahun t Non ineterst revenue bank ke j pada tahun t Bobot total deposit bank i pada tahun t Bobot interest expenses bank i pada tahun t Total deposit bank i pada tahun t

34

x2it x1jt x2jt u0

= = = =

Interest expenses bank i pada tahun t Total deposit bank ke j pada tahun t Interest expenses bank ke j pada tahun t Penggal yang dapat bernilai positif atau negatif

Nilai efisiensi yang telah didapat dengan menggunakan DEA kemudian dihitung perubahannya, yakni dengan menggunakan rumus (Beccalli,

Casu, dan Giardone, 2006):

.(3.5)

Keterangan: EFFit eit eit = = = Perubahan DEA bank i pada tahun t Efisiensi (DEA) bank i pada tahun t Efisiensi (DEA) bank i pada tahun t-1

3.4

Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia, yahoo finance dan Bank Indonesia. Data disajikan dengan metode pooling yaitu gabungan antara data timeseries dan crossection. Data yang dibutuhkan yaitu: 1. 2. Daftar bank-bank yang terdftar di BEI pada periode 2003-2007 Laporan keuangan tahunan bank-bank sampel pada tahun 2003-2007

35

3.

Harga saham tahunan dari bank-bank yang menjadi sampel selama periode 2003-2007 Data yang terkumpul akan diseleksi dan kemudian ditabulasikan untuk

keperluan analisis.

1.5

Prosedur Pengumpulan Sampel Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode purposive

sampling. Dalam penelitian kali ini, kriteria-kriteria yang digunakan adalah: 1. Bank yang dipilih adalah bank yag terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 dan tetap terdaftar sampai dengan tahun 2007 2. Bank yang dipilih ialah bank yang menerbitkan laporan keuangan secara terus-menerus yang bersifat laporan keuangan tahunan selama tahun 20032007

3.6

Prosedur Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu mengambil data dari Bursa Efek Indonesia, yahoo finance dan Bank Indonesia.

3.7

Teknik Analisis Untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini, maka dilakukan analisis

secara bertahap sebagai berikut:

36

1.

Menghitung variabel-variabel yang akan diregresikan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Menghitung pendapatan saham bank dengan menggunakan rumus (3.1) b. Menghitung nilai efisiensi dengan menggunakan rasio BoPo (3.2) dan Data Envelopment Analysis dalam software DEAP (3.4). c. Menghitung perubahan efisiensi, baik efisiensi yang dihitung dengan menggunakan rasio BoPo maupun efisiensi yang dihitung dengan menggunakan pendektan DEA VRS. perubahan efisiensi dihitung

dengan menggunakan rumus (3.3) dan (3.5). 2. Menggunakan metode regresi sederhana untuk menguji pengaruh efisiensi bank terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapaun persamaan regresinya adalah sebagai berikut: a. Untuk efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo: Ri it = 0i + 1BoPoit +eit b. Untuk efisiensi dengan pendekatan DEA: Keterangan: Riit 0i 1 = = = Pendapatan saham bank i pada tahun t Konstanta dari persamaan regresi Koefisien regresi untuk efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo 2 BoPoit = = Koefisien regresi untuk efisiensi dengan pendekatan DEA Perubahan rasio BoPo bank i pada tahun t Ri it = 0i + 2 EFFit + eit

37

EFFit eit 3.

= =

Perubahan DEA bank i pada tahun t Error

Melakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh efisiensi terhadap pendapatan saham bank. Uji statistik dalam penelitian ini hanya meliputi uji t karena variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu. Langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis statistik: Pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap

pendapatan saham bank : Ho : 1 0, artinya efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo tidak berpengaruh negatif terhadap pendapatan saham bank. H1 : 1 < 0, artinya efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo

berpengaruh negatif terhadap pendapatan saham bank. Pengaruh efisiensi bank dengan pendekatan Data Envelopment Analysis terhadap pendapatan saham bank : Ho : 2 0, artinya efisiensi dengan pendekatan DEA tidak berpengaruh positif terhadap pendapatan saham bank. H1 : 2 > 0, artinya efisiensi dengan pendekatan DEA

berpengaruh positif terhadap pendapatan saham bank. b. c. Menentukan level of significant sebesar 0.05 Menghitung nilai t statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5.

38

d.

Mengambil kesimpulan dengan ketentuan sebagai berikut: H0 diterima jika nilai signifikansi H0 ditolak jika nilai signifikansi

4.

Melakukan uji asumsi klasik atas model regresi yang meliputi autokorelasi, heteroskedasitas, dan normalitas. a. Gejala normalitas diuji untuk mengetahui apakah nilai residual dalan model regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Apabila nilai residual tidak terdistribusi normal, maka uji statistik menjadi tidak valid. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik normal P-P Plot of Regression .Jika data berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Cara lain untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji statitik nonparametrik KolmogorovSmirnov yang menyatakan bahwa model regresi bebas dari normalitas jika nilai Asymp.Sig > 0.05. b. Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu, maka pada model regresi terjadi gejala autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dapat dilihat dari besarnya Durbin-Watson (D-W), dengan ketentuan yakni tidak terjadi autokorelasi apabila nilai D-W diantara dU dan 4-dU. Nilai dU dapat

39

dilihat pada tabel statistik. Nilai dU bervariasi tergantung dari jumlah sampel dan variabel yang digunakan dalam penelitian. c. Uji heteroskedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel tergantung yaitu ZPRED dengan residualnya. Deteksi adanya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Sumbu Y adalah ZPRED dan sumbu X adalah SRESID. Dasar analisis pengujian gejala heterokedastisitas adalah : 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-tittik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas 2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum Perbankan Indonesia Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia terdiri dari

bank umum dan bank perkreditan rakyat. Perbedaan utama bank umum dan bank perkreditan rakyat adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. Bank perkreditan rakyat memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas, selain itu bank perkreditan rakyat hanya boleh melakukan kegiatan berdasarkan kegiatan usaha bank konvensional saja atau berdasarkan prinsip syariah saja, sedangkan bank umum boleh melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan keduanya atau salah satunya. Tabel 4.1 memperlihatkan rekapitulasi institusi perbankan di Indonesia: Tabel 4.1 Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Pada tabel 4.1 terlihat terdapat dua jenis bank, yakni bank umum dengan jumlah 121 bank dan bank perkreditan rakyat dengan jumlah 2296 bank. Bank umum terdiri dari dua dua jenis bank, yakni bank pemerintah sebanyak 4 bank dan bank swasta sebanyak 117 bank. Dari 4 bank pemerintah hanya terdapat dua bank yang memiliki unit usaha syariah. Bank swasta dibedakan menjadi tiga, yakni bank pembangunan daerah, bank umum swasta, dan bank umum swasta syariah.

40

41

Terdapat 26 bank pembangunan daerah dan 15 diantaranya memiliki unit usaha syariah. Jumlah bank umum swasta sebanyak delapan puluh enam bank dan hanya 7 bank yang memiliki unit usaha syariah, sedangkan bank umum swasta syariah sendiri hanya berjumlah 5 bank saja. Bank perkreditan rakyat hanya dibedakan menjadi dua jenis, yakni bank perkreditan rakyat konvensional yang berjumlah 2164 bank dan bank perkreditan rakyat syariah yang berjumlah 132 bank.

4.1.1 Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Beberapa bank di Indonesia menerbitkan saham dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah bank yang menerbitkan saham tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Jumlah Bank di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek

Sumber : Bursa Efek Indonesia Di tahun 2003, terdapat 26 bank yang menerbitkan saham. Dua puluh tiga bank tersebut terdiri dari tiga bank umum pemerintah dan 23 bank umum swasta. Di tahun 2004, jumlah bank yang terdaftar di bursa efek mengalami penurunan, yakni menjadi 24 bank. Hal ini disebabkan oleh Bank Pikko dan Bank Danpac yang mengalami likuidasi pada akhir Desember 2004. Di tahun 2005, Bank Global Internasional melakukan delisting sehingga hanya tinggal 23 bank yang

42

terdaftar di bursa efek. Di tahun 2006, jumlah bank yang terdaftar di bursa efek mengalami peningkatan, yakni menjadi 26 bank. Di tahun 2007, terdapat tiga bank yang baru menerbitkan saham, yakni Bank Windu Kentjana Internasional, bank Capital Indonesia, dan Bank Agroniaga, namun Bank Arta Niaga melakukan delisting sehingga jumlah bank yang terdaftar di bursa menjadi 28 bank.

4.1.2 Pendapatan Saham Perbankan Indonesia Pendapatan saham perbankan selama tahun 2004 hingga tahun 2007 cukup berfluktuasi. Rata-rata pendapatan saham di tahun 2005 mengalami penurunan, kemudian meningkat di tahun 2006, dan kembali mengalami penurunan di tahun 2007. Di tahun 2004, pendapatan saham tertinggi dialami oleh Bank Permata, yakni sebesar 2400%. Peningkatan pendapatan saham Bank Permata yang amat besar tersebut disebabkan adanya reserve stock sebanyak 1:25 pada tanggal 8 Juni 2004. Hal ini menyebabkan peningkatan pada harga saham Bank Permata dari Rp.30,00 menjadi Rp.750,00, namun kenaikan ini tidak terjadi di tahun 2005, pendapatan saham Bank Permata menurun drastis menjadi -4% di tahun 2005. Penurunan pendapatan saham tidak hanya dialami oleh Bank Permata saja, tetapi juga dialami oleh sebagian besar bank. Di tahun 2006, pendapatan saham perbankan mengalami peningkatan. Peningkatan pendapatan saham terbesar di tahun 2006 dialami oleh Bank Mayapada, namun Bank Mayapada juga menjadi bank yang mengalami penurunan pendapatan saham yang paling besar di tahun 2007. Penurunan pendapatan saham di tahun 2007 juga dialami oleh sebagian

43

besar bank. Pergerakan pendapatan saham bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Pendapatan Saham Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Sumber : Yahoo Finance (data diolah)

4.1.3 Pergerakan Efisiensi Bank-Bank yang Go Public Efisiensi merupakan hal yang perlu diperhatikan. Menurut Bank Indonesia, efisiensi bank dapat dikukur dengan menggunakan rasio BoPo, yakni dengan membandingkan jumlah biaya operasional dengan pendapatan operasional

44

bank. Pergerakan efisiensi dapat dilihat dari pergerakan rasio BoPo. Efisiensi dikatan meningkat apabila rasio BoPo bergerak turun, sebaliknya efisiensi dikatakan menurun apabila rasio BoPo bergerak naik. Pergerakan rasio BoPo dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Pergerakan Rasio BoPo

Sumber: Direktori Bank Indonesia (data diolah) Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa di tahun 2004 sebagian besar bank mengalami peningkatan efisiensi. Hal ini terlihat dari rasio BoPo yang

45

bergerak turun dari tahun 2003 menuju tahun 2004, namun ada beberapa bank yang mengalami penurunan efisiensi seperti yang dialami oleh Bank Century. Rasio BoPo Bank Century mengalami peningkatan yang sangat besar, yakni dari 109.84% di tahun 2003 menjadi 219.94% di tahun 2004. Sebagian besar bank mengalami penurunan efisiensi di tahun 2005 dan mengalami peningkatan efisiensi di tahun 2006 dan 2007.

4.2 4.2.1

Deskripsi Hasil Penelitian Perubahan Efisiensi dengan Pendekatan Rasio BoPo Rasio BoPo dapat dihitung dengan membagi biaya operasional suatu

bank dengan pendapatan operasional suatu bank. Rasio BoPo yang semakin meningkat menunjukkan penurunan efisiensi suatu bank, sebaliknya rasio BoPo yang semakin menurun menunjukkan peningkatan efisiensi bank. Perubahan efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo dihitung berdasarkan rumus 3.3. Hasil penelitian tampak pada tabel 4.5. Rata-rata bank mengalami peningkatan efisiensi di tahun 2004, namun di tahun 2005, rata-rata bank mengalami penurunan efisiensi yang ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata rasio BoPo sebesar 11.25%. Rata-rata efisiensi mengalami peningkatan lagi di tahun 2006 sampai dengan 2007. Hal ini tercermin dari rata-rata rasio BoPo yang menurun di tahun 2006 sebesar 1.38% dan menurun sebesar 1.49% di tahun 2007. Selama tahun 2004 hingga 2007, peningkatan efisiensi terbesar dialami oleh Bank Century di tahun 2005 yang ditunjukkan oleh penurunan rasio BoPo sebesar

46

50.06%, dan penurunan efisiensi terbesar juga dialami oleh Bank Century di tahun 2004, yakni ditunjukkan oleh peningkatan rasio BoPo sebesar 119.30%. Tabel 4.5 Perubahan Rasio BoPo pada 22 Bank yang Terdaftar di BEI

Sumber: Direktori Bank Indonesia (data diolah)

4.2.2

Perubahan Efisiensi dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Efisiensi dengan pendekatan DEA dalam penelitian ini adalah

kemampuan bank untuk dapat memaksimalkan total loan, interest revenue dan

47

non interest revenue dengan menggunakan total deposit dan interest expenses yang telah ditentukan. Perhitungan efisiensi dengan pendekatan DEA dihitung berdasarkan persamaan 3.4 yang dilakukan dengan menggunakan software DEAP dan untuk mengukur perubahan efisiensi DEA dihitung berdasarkan persamaan 3.5. Hasil penelitian tampak pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Perubahan Efisiensi DEA pada 22 Bank yang Terdaftar di BEI

Sumber : Direktori Bank Indonesia (data diolah)

48

Rata-rata perubahan efisiensi bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di tahun 2004 dengan pendekatan DEA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun rata-rata efisensi DEA mengalami peningkatan selama tiga tahun berturut-turut, mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, namun peningkatan efisiensi di tahun 2006 dan 2007 cenderung menurun. Selama periode penelitian, peningkatan efisiensi DEA tertinggi dialami oleh Bank Pan Indonesia di tahun 2006, yakni sebesar 45.14%, sedangkan penurunanan efisiensi DEA terbesar dialami oleh Bank Century di tahun 2004, yakni sebesar 44.73%. Selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, terdapat lima bank yang tidak mengalami perubahan efisiensi, yakni Bank Rakyat Indonesia, Bank Danamon, Bank Eksekutif Internasional, Bank Mandiri, dan Bank Niaga. Hal ini ditunjukkan oleh nilai perubahan efisiensi sebesar 0%. Kelima bank tersebut merupakan bank yang paling efisien dibandingkan bank-bank lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai efisiensi DEA yang bernilai 1 dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.

4.2.3 Pendapatan Saham Bank Pendapatan saham dihitung dengan mencari selisih harga jual dan harga beli suatu saham dan membaginya dengan harga beli saham tersebut. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan harga beli saham adalah harga saham tahun t-1, sedangkan harga jual saham adalah harga saham pada tahun t. Perhitungan pendapatan saham dilakukan berdasarkan rumus capital gain/loss tahunan yang dihitung dengan menggunakan rumus 3.1. Pendapatan saham bank yang

49

meningkat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kinerja bank yang semakin efisien. Hasil penelitian tampak pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Pendapatan Saham 22 Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Sumber: Yahoo Finance (data diolah)

Rata-rata pendapatan saham bank selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 berfluktuasi. Rata-rata pendapatan saham bank di tahun 2005 mengalami penurunan, namun mengalami kenaikan di tahun 2006, dan menurun lagi di tahun

50

2007. Selama periode penelitian, pendapatan saham bank terbesar dialami oleh Bank Permata di tahun 2004, yakni sebesar 2400%. Peningkatan pendapatan saham Bank Permata yang amat besar tersebut disebabkan adanya reserve stock sebanyak 1:25 pada tanggal 8 Juni 2004. Hal ini menyebabkan peningkatan pada harga saham Bank Permata dari Rp.30,00 menjadi Rp.750,00. Pendapatan saham terendah sepanjang penelitian dialami oleh Bank Artha Graha Internasional di tahun 2005, yakni sebesar -69.70%. Ini menunjukkan bahwa harga saham Bank Artha Graha Internasional di tahun 2005 mengalami kemerosotan dibandingkan tahun sebelumnya.

4.3

Analisis Model dan Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengukuran terhadap variabel terikat dan variabel bebas,

selanjutnya dilakukan analisa dengan model regresi linier sederhana dengan menggunakan program SPSS 11.5. Hasil regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham dapat dlihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Analisis Pengaruh Efisiensi (BoPo) Terhadap Pendapatan Saham

Sumber : Lampiran B-2

51

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan tampak bahwa perubahan rasio BoPo berpengaruh negative terhadap pendapatan saham. Jika perubahan rasio BoPo meningkat sebesar 1%, maka pendapatan saham akan mengalami penurunan sebesar 84%. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, yakni apabila rasio BoPo meningkat maka, pendapatan saham akan menurun. Berdasarkan uji t dengan = 5% menunjukkan bahwa perubahan rasio BoPo mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham. Nilai R square pada tabel 4.8 sebesar 0.150. Ini menunjukkan bahwa 15% variabilitas pendapatan saham dapat dijelaskan oleh perubahan rasio BoPo, sedangkan 85% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil analisis regresi linier sederhana untuk pengaruh efisiensi dengan pendekatan DEA terhadap pendapatan saham dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Pengaruh Efisiensi (DEA) Terhadap Pendapatan Saham

Sumber : Lampiran B-3 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, tampak bahwa perubahan efisiensi dengan pendekatan DEA berpengaruh positif terhadap pendapatan saham. Hal ini berarti, jika terjadi kenaikan perubahan efisiensi sebesar 1%, maka pendapatan saham akan meningkat sebesar 32.9%. Hal ini sesuai dengan teori

52

yang telah dikemukakan sebelumnya yang menyatakan bahwa jika efisiensi meningkat maka pendapatan saham akan meningkat. Berdasarkan uji t dengan = 5% menunjukkan bahwa perubahan efisiensi dengan pendekatan DEA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham. Nilai R Square pada tabel 4.9 sebesar 0.012. Ini menunjukkan bahwa hanya 1.20% variabilitas pendapatan saham dapat dijelaskan oleh perubahan efisiensi dengan pendekatan DEA, sedangkan 98.80% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Nilai R square yang sangat kecil dapat dimaklumi mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi pendapatan saham.

4.4 Uji Asumsi Klasik Untuk memperoleh model regresi yang baik, maka model yang diajukan harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) dengan melakukan uji gejala asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,

heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji multikorelasi tidak perlu dilakukan karena model yang dipakai adalah regresi linier sederhana. Jika ketiga asumsi klasik tersebut tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan bias pada penelitian, artinya model yang diuji belum memenuhi syarat untuk dijadikan pemerkira yang baik dalam mengambil keputusan.

4.4.1 Normalitas Pada model regresi yang menguji pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham telah lulus uji normalitas setelah

53

dilakukan tiga kali regresi dan menghilangkan tiga observasi yang outlier sehingga sampel yang digunakan hanya sebanyak 85 obeservasi. Uji normalitas tampak pada grafik normal plot yang dapat dilihat pada lampiran B-2. Grafik normal plot menunjukkan bahwa pola data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi memenuhi uji normalitas. Uji normalitas juga dapat dilihat dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat di lampiran B-2. Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.051 dan signifikan pada 1.354. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima. Data residual terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. > 0.05. Uji normalitas pada model regresi yang meneliti pengaruh efisiensi dengan menggunakan pendekatan DEA terhadap pendapatan saham terpenuhi setelah dilakukan empat kali regresi dengan menghilangkan outlier. Outlier yang ditemukan sebanyak 4 sampel sehingga sampel yang digunakan tinggal 84 obeservasi. Uji normalitas dikatakan telah terpenuhi karena data tidak menyebar disekitar garis diagonal dari grafis normalitas yang dapat dilihat pada lampiran B-3. Grafik normal plot menunjukkan bahwa pola data menyebar mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak memenuhi uji normalitas. Uji normalitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada lampiran B-3. Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.053 dan signifikan pada 1.346 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data residual terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. > 0.05.

54

4.4.2 Heteroskedasitas Gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat scatterplot. Pada model regresi yang menguji pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari titik-titik yang menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dari scatterplot. Hasil pengujian asumsi klasik heterokedastisitas tampak pada grafik scatterplot yang ada di lampiran B-2. Pada model regresi untuk menguji pengaruh efisiensi dengan pendekatan Data Envelopment Analysis terhadap pendapatan saham, gejala heterokedastisitas tidak terjadi. Hal ini dapat dilihat dari titik-titik yang menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dari scatterplot yang ada pada lampiran B-3.

4.4.3 Autokorelasi Hasil uji gejala autokorelasi pada tabel 4.8 dan 4.9 menunjukkan tidak terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 yang tampak pada nilai Durbin-Watson sebesar 1.818 dan 2.044 karena keduanya berada diantara dU dengan 4-dU. Nilai dU untuk kedua model regresi adalah sebesar 1.67 dan nilai 4-dU adalah 2.33.

4.5 Pembahasan Variabel BoPo mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan saham. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan

55

saham. Semakin besar rasio BoPo, maka semakin tidak efisien suatu bank, karena biaya operasional yang ditanggung oleh bank lebih besar daripada pendapatan operasional bank dan begitu pula sebaliknya, sehingga apabila suatu bank mengalami kenaikan rasio BoPo, maka bank tersebut mengalami penurunan efisiensi. Rasio BoPo merupakan rasio yang umum digunakan sebagai indikator efisiensi suatu bank, sehingga apabila investor melihat rasio BoPo suatu bank semakin meningkat, maka investor mengetahui bahwa bank tersebut semakin tidak efisien. Bank yang tidak efisien menandakan bahwa kemampuan dalam menghasilkan laba semakin menurun sehingga investor menganggap bank tersebut menjadi kurang profitable. Bank yang kurang profitable menjadi tidak menarik di mata investor dan investor pun enggan untuk membeli saham bank tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka permintaan akan saham bank tersebut menjadi menurun sehingga memicu penurunan harga saham bank tersebut. Harga saham yang menurun akan menyebabkan pendapatan saham ikut menurun. Variabel EFF memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap pendapatan saham. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa efisiensi dengan pendekatan DEA berpengaruh positif terhadap pendapatan saham. Perbedaan pengaruh efisiensi DEA dengan efisiensi BoPo terhadap pendapatan saham dikarenakan oleh perbedaan konsep efisiensi kedua jenis pendekatan tersebut. Semakin tinggi nilai efisiensi suatu bank dengan pendekatan DEA, maka semakin efisien bank tersebut, sebaliknya semakin rendah nilai efisiensi DEA suatu bank, maka semakin tidak efisien bank tersebut. Efisiensi yang dimaksudkan dalam DEA merupakan kemampuan bank dalam memaksimalkan

56

total loan, interest revenue, non interest revenue dengan menggunakan total deposit dan interest expenses yang telah ditentukan. Bank yang semakin efisien menunjukkan bahwa manajemen bank tersebut semakin baik dalam mengelola dana pihak ketiga dan beban bunga sehingga semakin dapat memaksimalkan penyaluran kredit, penerimaan pendapatan bunga dan pendapatan selain bunga. Hal ini mengakibatkan peningkatan daya saing bank dan juga kemampuan bank dalam menghasilkan laba perusahaan. Hal ini akan memberikan kesan positif pada investor sehingga mendorong investor untuk membeli saham bank tersebut. Semakin banyak permintaan akan saham, maka akan memacu naiknya harga saham tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan saham bank tersebut. Pengaruh positif efisiensi terhadap pendapatan saham sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sufian dan Majid (2007). Pengaruh perubahan efisiensi dengan pendekatan DEA terhadap pendapatan saham yang tidak signifikan dikarenakan oleh : 1. Tidak adanya informasi di pasar mengenai DEA sebagai pendekatan untuk menghitung efisiensi bank. Berbeda dengan rasio BoPo yang umum digunakan sebagai indikator efisiensi suatu bank, efisiensi dengan pendekatan DEA kurang begitu dikenal sebagai indikator pengukur efisiensi bank. 2. Beban yang ditanggung oleh bank bukan hanya beban bunga saja. Bank juga memiliki beban admministrasi dan umum, beban personalia, dan lainlain.

57

Nilai R square sebesar 0.15 untuk regresi model pertama yang menguji pengaruh efisiensi dengan pendekatan rasio BoPo terhadap pendapatan saham menunjukkan bahwa 15% perubahan rasio BoPo dapat mempengaruhi pendapatan saham, sedangkan 85% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Nilai R Square sebesar 0.012 untuk regresi model kedua yang menguji pengaruh efisiensi dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) terhadap pendapatan saham menunjukkan bahwa hanya 1.20% perubahan efisiensi dengan pendekatan DEA dapat mempengaruhi pendapatan bank, sedangkan 98.80% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka

hal-hal pokok yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : 1. Efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional per pendapatan operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007. 2. Efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan saham bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 sampai dengan 2007. 3. Pengaruh efisiensi bank yang diukur dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) terhadap pendapatan saham yang tidak signifikan disebabkan oleh tidak adanya informasi di pasar mengenai DEA sebagai pendekatan untuk menghitung efisiensi bank, selain itu bank juga menanggung beban selain beban bunga.

5.2

Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut:

58

59

1.

Bagi investor, untuk pemilihan investasi pada saham perbankan di Indonesia, sebaiknya mempertimbangkan rasio BoPo sebagai indikator efisiensi bank.

2.

Dipublikasikannya informasi mengenai perhitungan efisiensi dengan pendekatan DEA, sehingga dapat menjadi pertimbangan investor untuk pemilihan investasi pada saham perbankan.

60

DAFTAR PUSTAKA

Adenso-Diaz, B., dan Gascon, F., 1997. Lingking and Weighting Efficiency Estimates with Stock Performancein Banking Firms, Wharton Financial Institution Center.p.14 Avenzora, A., dan Moeis, J.P., 2005.Analisis Produktivitas dan Efisiensi Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia tahun 2002-2004, Parallel Session IVB: Industri dan Manufaktur. p.6. Banker R. D., et al, 2004. Return to Scale in Different DEA Models, Europan Journal of Operating Research, vol. 154, p.347 Becalli, E., Casu, B., dan Girardone, C., 2006. Efficiency and Stock Performance in European Banking, Journal of Business Finance&Accounting, vol.33, p.245-262. Bodie, Kane, Marcus, 2006.Investasi, edisi keenam. Jakarta: Salemba Empat. Charns, A., Cooper, W.W., dan Rhode, E., 1978. Measuring The Efficiency of Decision Making Units, European Journal of Operational Research, vol.2, p.429-444. Coelli, T.J., 1996. A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analysis (Computer) Program, Centre for Efficiency and Productivity Analysis (CEPA) Working Papers, p.27-29. Collin, P. H., 1999, Dictionary of Banking and Finance second edition. Great Britain: Peter Collin Publishing De Young, R., 1997. Measuring Bank Cost Efficiency: Dont Count on Accounting Ratios, Financial Practice and Education, Spring, p.21-22. Hadad, dkk, 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis, Kertas Kerja Bank Indonesia, p.2-25. Hadinanta, I., dan Munurung, A.H., 2006. Penerapan Data Envelopment Analysis Untuk Mengukur Efisiensi Kinerja Reksa Dana Saham. Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasiedisi kelima. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

61

Kirkwood, J., dan Nahm, D., 2006. Australian Banking Efficiency and Its Relation to Stock Returns , The Economic Record, p.22. Majid, A., dkk, 2008. Bank Efficiency and Share Price in China: Empirical Evidence from a Three-satge Banking Model, Munich Personal RePEc Archive, p.1-16. Saad, W., dan El-Moussawi, C., 2009. Evaluating the Productive Efficiency of Lebanese Commercial Banks: Parametric and Non-Parametrik Approach. International Management Review.vol.5. no.1 .p.9 Sufian, F., dan Majid, M.Z.A., 2007. Singapore Banking Efficiency and Its Relation to Stock Return: A DEA Window Analysis Approach, International Journal of Business Studies.p.101-104.

Lampiran A-1 : Tabel Daftar Bank yang Menjadi Sampel Penelitian

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

NAMA BANK Bank Bumi Putera Bank Central Asia Bank UOB buana Bank Negara Indoneisa Bank Nusantara Parahyangan Bank Rakyat Indonesia Bank Danamon Bank Century (Mutiara) Bank Eksekutif Internasional Bank Kesawan Bank Mandiri Bank Niaga Bank Internasional Indonesia Bank Permata Bank Swadesi Bank Victoria Intenasional Bank Arta Graha Internasional Bank Lippo Bank Mayapada Bank Mega Bank NISP Bank Pan Indonesia

KODE EMITEN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA NISP PNBN

Lampiran A-2 : Tabel Data Biaya Operasional, Pendapatan Operasional, Rasio BoPo, dan Perubahan Rasio BoPo

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

KODE EMITEN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA NISP PNBN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC

TAHUN 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004

BIAYA OPERASI 409,472 10,421,834 1,340,187 14,503,762 142,499 13,063,074 6,242,006 685,458 289,409 166,117 23,347,727 2,541,157 3,734,993 2,996,314 63,917 206,866 53,325 2,412,436 311,572 1,260,789 1,444,924 2,156,185 417,829 8,752,188 1,190,343 9,222,225 158,800 11,690,338 4,324,508 1,307,660 236,969 159,448 15,739,815 2,426,060 3,211,457 2,732,629 58,740 226,491 815,757

PENDAPATAN OPERASI 445,089 13,533,937 1,667,607 15,286,674 170,611 16,007,795 7,582,061 683,456 347,488 170,809 28,895,166 2,843,969 4,003,502 3,460,186 75,777 216,557 55,540 2,416,873 333,584 1,656,086 1,667,183 2,651,384 457,253 13,229,085 1,603,081 14,411,808 192,784 16,977,604 8,908,754 594,545 290,517 162,016 23,260,414 3,059,420 4,021,411 3,291,672 72,599 254,033 889,610

RASIO BOPO 0.91998 0.77005 0.80366 0.94878 0.83523 0.81604 0.82326 1.00293 0.83286 0.97253 0.80801 0.89352 0.93293 0.86594 0.84349 0.95525 0.96012 0.99816 0.93401 0.76131 0.86669 0.81323 0.91378 0.66159 0.74253 0.63991 0.82372 0.68857 0.48542 2.19943 0.81568 0.98415 0.67668 0.79298 0.79859 0.83016 0.80910 0.89158 0.91698

BOPO

-0.006736 -0.140854 -0.076057 -0.325550 -0.013778 -0.156205 -0.410366 1.193006 -0.020628 0.011947 -0.162543 -0.112526 -0.144000 -0.041314 -0.040767 -0.066652 -0.044928

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84

LPBN MAYA MEGA NISP PNBN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA NISP PNBN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN

2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006

1,881,154 219,389 1,291,436 1,274,698 1,672,962 528,152 10,393,489 1,340,037 11,081,483 221,787 12,666,017 6,774,362 855,008 287,492 175,677 22,389,981 3,397,538 4,696,540 3,361,690 75,724 217,572 998,082 2,075,300 301,935 2,101,606 1,818,391 2,658,233 674,480 13,367,790 1,715,978 13,348,976 323,678 16,794,968 10,461,235 1,452,450 247,363 224,727 26,283,018 4,985,808 6,531,144 4,621,890 108,436 256,314 1,347,682 2,751,162

2,289,124 270,660 1,749,243 1,665,847 2,934,402 455,844 15,397,484 1,832,233 14,614,152 256,603 17,978,326 10,358,283 778,379 210,181 178,989 23,577,554 4,124,159 5,593,768 3,760,648 91,852 244,631 1,022,009 2,677,499 325,890 2,364,387 2,111,437 3,438,241 684,476 22,850,914 2,303,192 17,299,399 367,063 22,579,587 16,176,215 1,551,008 196,647 230,144 28,994,128 6,013,750 7,243,799 5,142,504 119,248 296,405 1,388,000 3,651,838

0.82178 0.81057 0.73828 0.76520 0.57012 1.15862 0.67501 0.73137 0.75827 0.86432 0.70452 0.65400 1.09845 1.36783 0.98150 0.94963 0.82381 0.83960 0.89391 0.82441 0.88939 0.97659 0.77509 0.92649 0.88886 0.86121 0.77314 0.98540 0.58500 0.74504 0.77164 0.88181 0.74381 0.64670 0.93646 1.25790 0.97646 0.90649 0.82907 0.90162 0.89876 0.90933 0.86474 0.97095 0.75336

-0.176710 -0.132164 -0.030242 -0.117102 -0.298943 0.267946 0.020293 -0.015038 0.184969 0.049288 0.023152 0.347289 -0.500577 0.676920 -0.002696 0.403372 0.038883 0.051356 0.076790 0.018924 -0.002459 0.065002 -0.056816 0.143014 0.203954 0.125478 0.356095 -0.149512 -0.133349 0.018698 0.017636 0.020230 0.055777 -0.011161 -0.147473 -0.080366 -0.005128 -0.045425 0.006378 0.073864 0.005426 0.103005 -0.027711 -0.005771 -0.028029

85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

MAYA MEGA NISP PNBN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA NISP PNBN

2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007

439,855 2,927,394 2,425,460 3,642,548 628,435 12,430,876 1,414,482 14,133,076 302,022 15,517,344 8,237,499 1,224,943 169,694 218,531 17,902,571 4,134,972 4,489,351 3,897,558 99,780 329,335 1,153,163 2,919,614 410,978 2,742,542 2,492,554 3,200,890

494,264 3,155,307 2,756,455 4,699,027 774,725 18,903,557 1,980,809 17,799,428 347,960 25,016,006 11,854,454 1,294,472 181,302 245,258 25,571,195 5,695,608 5,380,943 5,089,251 108,547 402,089 1,187,366 4,091,341 508,775 3,588,965 2,958,899 4,539,458

0.88992 0.92777 0.87992 0.77517 0.95560 0.66725 0.70114 0.93040 0.87837 0.69795 0.77690 0.92853 0.99850 0.95123 0.75849 0.82689 0.90489 0.84832 0.92111 0.82807 0.97136 0.72817 0.88462 0.79211 0.88193 0.73736

-0.039476 0.043775 0.021725 0.002630 -0.030239 0.140599 -0.058922 0.205734 -0.003897 -0.061654 0.201324 -0.008464 -0.206219 -0.025844 -0.163272 -0.002632 0.003629 -0.056125 0.012955 -0.042412 0.000419 -0.033439 -0.005958 -0.146222 0.002288 -0.048776

Lampiran A-3 : Tabel Data Output, Input, Efisiensi (DEA), Peruabahan Efisiensi (DEA)KODE EMITEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA NISP PNBN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA INTEREST REV 414372 12185949 1549407 13214074 162858 15069256 5966408 479400 336072 152993 25166797 2377720 3317106 3196351 72402 194290 35129 1877059 328697 1586948 1548701 1983281 430980 11483395 1487860 11896918 174320 15530820 7117114 527792 279247 140345 19213442 2507839 2955381 2964666 68739 229384 829017 1819540 255739 NON INTEREST REV 30717 1347988 118200 2072600 7753 938539 1615653 204056 11416 17816 3728369 466249 686396 263835 3375 22267 20411 539814 4887 69138 118482 668103 26273 1745690 115221 2514890 18464 1446784 1791640 66753 11270 21671 4046972 551581 1066030 327006 3860 24649 60593 469584 14921 EFISIENSI (DEA) 1 0.93 0.804 1 0.586 1 1 0.787 1 0.678 1 1 0.693 0.707 0.76 1 1 0.789 0.913 0.767 1 1 0.982 0.828 0.811 1 0.773 1 1 0.435 1 0.722 1 1 1 0.699 1 0.68 0.991 0.716 0.872 -0.018000 -0.109677 0.008706 0.000000 0.319113 0.000000 0.000000 -0.447268 0.000000 0.064897 0.000000 0.000000 0.443001 -0.011315 0.315789 -0.320000 -0.009000 -0.092522 -0.044907

NO

TAHUN 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004

LOANS 2496404 28444862 5269582 43501981 676236 43210600 18147754 1456904 1231533 490518 64264750 13695330 9427446 8532615 291033 613536 168369 4027799 1520002 6306211 9380106 7661371 2506402 39280369 7759958 54077034 1041928 56924640 27732575 1726360 1084240 710512 85766901 20388027 12799576 13858562 362973 876985 5601180 5012452 1549386

DEPOSIT 2643236 118246200 12407156 106592167 1734843 76708684 40077145 4493841 1696464 1140982 187669514 20205430 29413015 23964283 526841 1506636 169970 23806540 2011659 12640963 12486796 11889687 3050393 131985222 13420167 108094972 2067206 83204729 40282715 6396064 1266560 1424649 190791198 24733259 29638784 26920568 707754 1707042 6870593 24852485 2182846

INTEREST EXP 256868 6821949 844119 8216873 108844 7042501 3142173 443459 179762 105863 17401715 1484472 2323727 2056090 40197 158286 15748 1081432 219112 977308 1100952 892739 205263 4898001 623582 5010773 91494 4273193 2532868 442319 101569 83041 9679402 1134804 1309240 1382358 32462 137516 409075 884398 131582

EFFCH

42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86

MEGA NISP PNBN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA NISP PNBN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA

2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006

7467501 9898915 10059040 3008760 52778750 10126485 57526342 1430951 70122985 34842515 4282085 1041625 810940 94869474 28671419 22868256 21356766 427864 724936 7349224 7648301 2025891 11113855 12244905 13898766 3995291 59688265 10108440 61695569 1579453 83564704 39531250 3929100 833747 1263920 103282247 32457152 25556512 22787595 440771 1088691 6870481 11563542 2493173 10839026

1701795 1488329 2149536 431147 13214943 1673993 12855168 241104 17253712 8088507 586241 202305 159204 20999225 3713324 4646480 3397891 86116 215149 959778 2159230 315919 2292744 1906079 2950826 654985 17151390 2183721 14860096 352814 21070537 10847933 1317354 189861 203351 26261106 5321683 6202837 4588209 115520 275841 1272558 2949955 482814 3037829

47448 177518 784866 24697 2182541 158240 1758984 15499 724614 2269776 192138 7876 19785 2578329 410835 947288 362757 5736 29482 62231 518269 9971 71643 205358 487415 29491 5699524 119471 2439303 14249 1509050 5328282 233654 6786 26793 2733022 692067 1040962 554295 3728 20564 115442 701883 11450 117478

15534103 13055608 15044601 3787435 129861060 12892013 116998062 2562822 98227889 44350482 10109721 1300274 1396725 215135061 34377604 36917305 29397821 801014 1877624 8938394 25105334 2516132 21977477 15957791 27232426 4658591 154328511 12465422 137161723 2948662 126336779 54194256 11213653 1150743 1839359 215756628 39143492 37117184 29441284 834046 2559330 9166672 26693173 3053142 25756000

823796 845972 845216 256639 5562338 745302 5849994 147495 4827425 3404586 643016 119815 113994 12044181 1987032 2301293 1686930 49226 148352 543231 937437 197427 1555063 1185292 1785842 408963 7668266 1009904 7542324 246576 7300778 5132953 1022971 150321 155940 15915870 3109511 3574307 2544392 78484 224628 907442 1302929 326611 2292312

0.658 0.942 1 0.97 1 0.991 0.956 0.773 1 1 0.589 1 0.803 1 1 0.844 0.905 1 0.722 0.995 0.932 0.985 0.638 0.935 0.658 1 1 1 0.817 0.721 1 1 0.608 1 1 1 1 0.907 0.969 1 0.625 0.904 0.937 1 0.608

-0.142112 -0.058000 0.000000 -0.012220 0.207729 0.221948 -0.044000 0.000000 0.000000 0.000000 0.354023 0.000000 0.112188 0.000000 0.000000 -0.156000 0.294707 0.000000 0.061765 0.004036 0.301676 0.129587 -0.030395 -0.007431 -0.342000 0.030928 0.000000 0.009082 -0.145397 -0.067270 0.000000 0.000000 0.032258 0.000000 0.245330 0.000000 0.000000 0.074645 0.070718 0.000000 -0.134349 -0.091457 0.005365 0.015228 -0.047022

87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

NISP PNBN BABP BBCA BBIA BBNI BBNP BBRI BDMN BCIC BEKS BKSW BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA NISP PNBN

2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007

15410325 17844632 4328974 80880519 12459353 81473239 1629213 106899433 49457027 3918826 878975 1291246 114131545 40721334 27841245 25289828 605174 1922475 7415975 17829956 3023510 13843320 18857535 28867401

2540496 3908886 725421 16315752 1824728 14848695 334161 23240631 10876060 1124035 175194 227791 22333111 5016581 4551189 4083176 104457 348779 1087464 3280892 497384 3343898 2623282 4191032

215959 790141 49304 2587805 156081 2950733 13799 1775375 978394 170437 6108 17467 3238084 679027 829754 1006075 4090 53310 99902 810449 11391 245067 335617 348426

19627127 23740975 5604945 191242405 14034152 148428935 3371291 167086725 61629033 10270399 1198287 2010890 239920497 47028768 39060785 31097043 1009126 4342505 9317840 30998821 2961852 30605842 22417770 33652209

1635375 2310874 364006 6662507 681072 7387097 219943 6552899 4719805 750047 96189 145572 10446126 2590056 2420915 1743079 67129 265733 715267 1447686 275949 1953050 1444965 2018537

0.943 0.96 0.878 1 1 1 0.652 1 1 0.722 1 0.792