prposal olivia

23
PROPOSAL KERJA PRAKTEK “SEISMIC DATA PROCESSING” Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kerja Di : PT. ELNUSA Tbk Oleh : OLIVIA (08111002046)

Upload: oliv-vhia

Post on 22-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prposal Olivia

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

“SEISMIC DATA PROCESSING”

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kerja Di :

PT. ELNUSA Tbk

Oleh :

OLIVIA

(08111002046)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013-2014

Page 2: Prposal Olivia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

karunia-Nya proposal kerja praktek ini dapat dibuat untuk melengkapi persyaratan

kurikulum di jurusan Fisika Fakulas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sriwijaya yang akan dilaksanakan di PT. ELNUSA Tbk.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal kerja praktek ini masih banyak

terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat menharapkan

bantuan berupa saran dan kritik yang sifatnya membantu dan membangun dalam

menyelesaikan kerja praktek ini.

Selanjutnya penulis sangat berharap agar kiranya proposal kerja praktek ini dapat

diterima oleh pihak instansi terkait dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas

izin serta kesempatan yang akan diberikan oleh instansi kepada penulis.

Inderalaya, November 2013

Penulis

Page 3: Prposal Olivia

Proposal Kerja Praktek

I. Pelaksana

Nama : OLIVIA

Nim : 08111002046

Universitas : Universitas Sriwijaya

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan : Fisika

Bidang Ilmu : Geofisika

II. Topik

“Seismic Data Processing”

III. Tempat Pelaksanaan

PT. Elnusa Tbk

IV. Waktu Pelaksanaan

01 Oktober 2014 – 30 Oktober 2014

Mengetahui,

Ketua Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sriwijaya

Drs. Octavianus CS., M.T.

NIP : 196510011991021001

Page 4: Prposal Olivia

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak

digunakan oleh manusia. Oleh karena itu eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber daya

alam ini terus dilakukan oleh banyak orang dan banyak negara termasuk di Indonesia.

Sebagai salah satu metode dalam geofisika, metode seismik banyak digunakan dalam

kegiatan eksplorasi, terutama yang berkaitan dengan hidrokarbon. Keunggulan dari

metode ini adalah memiliki tingkat akurasi, resolusi dan penetrasi lebih tinggi. Dimasa ini

perkembangan metode ini sangat pesat sekali yang disertai dengan penerapan teknologi

tinggi dalam hal akuisisi data, pemrosesan data, sampai dengan interpretasi data seismik.

Prinsip dari metode seismik adalah dengan menembakkan sumber gelombang dari

suatu titik tertentu di muka bumi. Karena material bumi yang bersifat elastis maka

gelombang tersebut merambat ke segala arah di bawah permukaan. Dalam penjalarannya

gelombang seismik tersebut akan mengalami pemantulan(refleksi), pembiasan (refraksi)

dan hamburan (defraksi). Secara umum survei seismik dibagi menjadi tiga tahap agar

dapat menghasilkan informasi yang akurat dan bernilai ekonomis, yaitu :

1. Akusisi Data Seismik (Seismic data aquitition).

Persiapan awal yang harus dilakukan adalah menentukan parameter-parameter

lapangan yang cocok, dari suatu daerah yang hendak di survei. Penentuan parameter ini

sangat penting karena akan menentukan kualitas data yang diperoleh. Maksud dari

penentuan parameter awal dalam suatu rancangan survey (akuisisi data) yang dipilih

sedemikian rupa sehingga dalam pelaksanaan akan diperoleh informasi target selengkap

mungkin dengan noise serendah mungkin.

2. Pengolahan Data Seismik (Seismic data processing).

Data seismik yang direkam dalam pita magnetic di lapangan akan diproses di pusat

pengolahan data seismik. Tujuan dari pengolahan data seismik adalah menghasilkan

penampang seismik dengan S/N (signal to noise ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk

kenampakan-kenampakan refleksi, sehingga dapat diinterpretasikan keadaan dan bentuk

dari perlapisan di bawah permukaan bumi seperti apa adanya. Dengan demikian

pengolahan data seismik merupakan pekerjaan untuk meredam noise dan memperkuat

sinyal.

3. Interpretasi Data Seismik (Seismic data interpretation).

Interpretasi data seismik secara geologi merupakan tujuan dan produk akhir dari

pekerjaan seismik. Interpretasi yang dimaksud adalah menentukan atau memperkirakan

Page 5: Prposal Olivia

arti geologis data-data seismik. Sering interpretasi juga termasuk reduksi data, pemilihan

event-event tertentu di lokalisasi reflector atau target yang akan dicari. Dari hasil

interpretasi ini kemudian diuji dengan data-data yang lain.

Dari ketiga rangkaian kegiatan dalam metode seismik ini maka tujuan akhir dari suatu

pekerjaan eksplorasi bisa didapatkan hasilnya, yaitu berupa informasi geologi dari daerah

survey yang kemudian bisa ditindaklanjuti dengan kegiatan yang lain didalam perusahaan,

yang berkelanjutan.

Oleh karena itu untuk mengetahui tentang tahapan-tahapan dalam interpretasi data

seismik, penulis bermaksud untuk mengikuti praktek kerja di PT. ElnusaTbk. Selain itu

nantinya akan berguna dan bermanfaat dalam dunia kerja.

I.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Mengenal, memahami dan melaksanakan pengolahan data seismic (seismic data

processing).

2. Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya kepada mahasiswa sebagai bekal

untuk terjun ke dunia kerja.

3. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

I.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek

Penelitian Kerja Praktek ini ini mencakup seluruh kegiatan processing data seismik

dari mulai raw data (data yang direkam pada Field tape) hingga proses migrasi, sehingga

terbentuknya penampang seismik.

Page 6: Prposal Olivia

BAB II

DASAR TEORI

Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi bawah

permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai apabila rasio

antara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup tinggi. Karena proses

pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam melakukan interpretasi,

maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan akurat. Kesalahan sedikit dalam

processing akan menyebabkan seorang interpreter menginterpretasikan yang salah juga.

Komponen dari rekaman data seismik adalah berupa sinyal dan noise. Tujuan dari

pemrosesan data seismik adalah menghasilkan penampang seismik dengan S/N (signal to

noise ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi, sehingga

dapat diinterpretasikan keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi seperti

apa adanya.

Secara umum tahapan pengolahan data seismik dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu

:

1. Pengaturan rutinitas data.

2. Koreksi akibat geometri.

3. Diagnosis sifat-sifat dan masalah-masalah yang ada.

4. Penonjolan data (data enhancement).

II.1. Pengaturan Rutinitas Data.

Program rutin ini mengerjakan reformating, sorting, dan editing. Reformating termasuk

demultiplexing, pelabelan dan trace gathering.

1) Demultiplexing

Apabila pada perekaman di lapangan data tersimpan secara multiplex, maka untuk

pengolahan selanjutnya data perlu diurutkan kembali berdasarkan urutan data dari stasiun

penerimanya (trace). Pengurutan data menjadi berdasarkan stasiun penerima ini disebut

demultiplexing.

Gelombang seismik yang terpantul beserta noise dan gelombang lainnya diterima oleh

geophone masih berupa analog. Data etrsebut dapat direkam pada pita magnetik seperti

cardtridge, exabyte, tape, dan piringan pita. Gelombang analog ini dicuplik menjadi

digital dengan menggunakan multipxer pada interval tertentu saat perekaman.

Setiap sampel, setelah dikonversikan menjadi bilangan-bilangan, ditulis pada pita

magnetik tanpa diatur kembali menurut data aslinya. Dapat dikatakan bahwa data seismik

pada pita magnetik dari lapangan ditulis menurut kelompok sampel, bukan menurut

Page 7: Prposal Olivia

kelompok kanal atau trace. Oleh sampel tersebut berdasarkan kelompok kanal atau trace-

nya, dan mengubah multiplexed trace menjadi seismic trace dalam deret waktu. Saat ini

telah terdapat proses perekaman data seismik dalam bentuk demultiplex yang lebih mudah

dan lebih hemat dari segi biaya pada waktu pengambilan data seismik refleksi.

2) Geometri dan Pelabelan

Secara umum geometri adalah proses untuk memasukkan parameter-parameter

lapangan untuk mendapatkan model yang ideal sesuai dengan parameter geometrinya dan

juga untuk mengetahui hubungan antara shot point dan penerima yang akan dipergunakan

dalam koreksi statik.

Geometri merupakan proses pendefinisian identitas setiap trace yang berhubungan

dengan shot point, posisinya di permukaan ( end off spread atau split spread ) jarak

(offset) terhadap shot point-nya, kumpulan CDP, kedalam suatu koordinat tertentu. Data

yang digunakan sebagai data masukkan adalah observer report.

Adapun pelabelan merupakanproses pencocokan nomor perekaman dengan nomor

shotpoint. Hasil pelabelan berisi informasi, nomor lokasi shoot, nomor record, nomor

CDP, nomor trace, nomor offset, dan sebagainya.

3) Trace Gathering

Untuk memudahkan analisis dan mempercepat pemrosesan data seismik maka

dilakukan trace gathering. Trace gathering yait proses penggabungan atau

pengelompokan berdasarkan beberapa kesamaan dari masing-masing trace yang berupa

Common Source Point (CSP), Common Depth Point (CDP), Common Offset (CO),

Common Receiver (CR) disebut race gathering.

4) Gain Recovery

Fungsi gain recovery diterapkan pada data untuk mengkoreksi efek divergensi

amplitudo wavefront (spherical). Dalam penerapan spreading geometri, yang tergantung

pada travel time dan rerata primary velocity yang tergabung dengan refleksi di dalam area

survey. Sebagai tambahan exponential gain function mungkin digunakan untuk

mengkompensasi atenuasi. Lebih baik apabila dilakukan filter data dengan band-pass

filter yang lebar sebelum dekonvolusi.

Gain (penguatan) yang dikenakan pada trace seismik di lapangan berbentuk suatu

fungsi yang tidak smooth, karena harganya bisa naik atau turun secara otomatis

(instanteneous floating point) maka mengakibatkan distorsi, tetapi fungsi gain tersebut

ikut terekam di dalam pita magnetik. Saat pengolahan data, fungsi gain tadi ditiadakan

dengan cara mengalikan harga-harga trace seismik dengan kebalikan dari fungsi gain,

kemudian dihitung harga rata-rata amplitudo trace sismik tersebut menurtut fungsi waktu.

Page 8: Prposal Olivia

Dari sini bisa ditentukan parameter-parameter fungsi gain yang baru sedemikian rupa

sehingga fungsi gain yang dipergunakan menjadi smooth. Fungsi gain yang benar akan

menghasilkan trace sismik dengan perbandingan amplitudo-amplitudo sesuai dengan

perbandingan dari masing-masing koefisien refleksinya.

II.2. Koreksi Akibat Geometri

II.2.1. Koreksi Statik

Kedudukan sumber seismik dan receiver di permukaan bumi, pada kenyataannya

sangat bervariasi ketinggiannya. Sehingga gelombang seismik yang merambat akan

melalui lapisan lapuk yang bervariasi ketebalannya akan mengakibatkan adanya

perbedaan waktu tempuh terhadap suatu datum referensi. Hal ini diperlukan agar

perubahan waktu reflektor dalam penampang rekaman dapat dianggap seluruhnya berasal

dari subsurface dan agar pada masing-masing trace dalam CDP gather dapat disesuaikan

untuk menjaga sinyal agar tetap maksimal saat distack. Ketelitian koreksi statik akan

mempengaruhi kualitas penampang seismik pada kontinyuitas refleksi, struktur geometri,

resolusi dan keakuratan analisa kecepatan

1) Koreksi Lapisan Lapuk

Koreksi lapisan lapuk pada dasarnya menggantikan waktu rambat yang sebenarnya

saat melalui lapisan lapuk dengan waktu rambat yang dihitung. Waktu rambat yang

dihitung diperoleh dari perhitungan waktu rambat di lapisan lapuk yang telah diganti pada

tebal yang sama oleh lapisan di bawahnya (lapisan yang tidak lapuk dengan kecepatan

yang lebih tinggi). Tebal lapisan lapuk diperoleh dari satu atau lebih survey “up hole”

2) Koreksi ketinggian

Efek topografi terhadap waktu rambat gelombang refleksi dapat dihilangkan dengan

koreksi elevasinya, yaitu dengan membawa (seolah-olah) sumber dan geophone kepada

datum (E=0).

II.2.2 Analisa Kecepatan

Untuk memperbaiki rasio S/N, multifold dicover dengan informasi lapangan non-zero

offset sekitar subsurface. Analisa kecepatan dikerjakan pada CMP gather terseleksi atau

group gather. Output dari suatu tipe analisa kecepatan adalah tabel nomor sebagai fungsi

kecepatan vs two way zero-offset time (velocity spectrum). Nomor-nomor tersebut

mewakili beberapa pengukuran sinyal koheren sepanjang trayektori hiperbolik yang diatur

oleh velocity, offset dan travel time.

Pasangan velocity terseleksi dari spektra ini didasarkan pada puncak koheren

maksimum. Dalam area spektrum yang komplek,spectra velocity sering tidakakurat. Bila

Page 9: Prposal Olivia

dijumpai kasus ini, data distack dengan range velocity yang konstan, dan velocity stack

yang konstan itu sendiri digunakan dalam picking velocities.

II.2.3 Koreksi NMO

Koreksi NMO diperlukan karena untuk satu titik di subsurface akan terekam oleh

sejumlah geophone sebagai garis melengkung (hiperbola). Distorsi frekuensi meningkat

saat yang pendek dan offset yang besar. Untuk mencegah gradasi khususnya kejadian

dangkal, zona distorsi dihapus (muted) sebelum stacking. Di dalam CDP gather koreksi

NMO diperlukan untuk mengoreksi masing-masing CDP-nya agar garis lengkung tersebut

menjadi lurus, sehingga pada saat stack diperoleh sinyal yang paling maksimal. Akhirnya

CMP stack didapat dengan menjumlah offset. Koreksi NMO disebut juga koreksi dinamik

(non-statik).

II.2.4 Koreksi Migrasi

Event kedalaman yang kemudian pindah kepada posisi subsurface yang sebenarnya

dan difraksi dengan memigrasi stacked section menggunakan velocity medium. Migrasi

dilakukan pada kawasan CDP gather dengan tujuan untuk memfokuskan reflektor dan

menggeser posisi reflektor ke posisi yang sebenarnya. Proses migrasi diperlukan karena

rumusan pemantulan pada CMP yang diturunkan berasumsi pada model lapisan datar,

apabila lapisannya miring, maka letak titik CMP atau reflektornya akan bergeser. Untuk

mengembalikan titik reflektor tersebut ke posisi sebenarnya disebut koreksi migrasi atau

migrasi saja.

II.3. Penguatan Data.

II.3.1 Koreksi Statik Residu

Untuk memperbaiki kualitas stacking, koherensi statik residu dilakukan moveout

terkoreksi CMP gather. Hal ini dilakukan ragam surface-consistent, time shift tergantung

hanya pada lokasi shot dan receiver.

Perkiraan koherensi residual diterapkan pada CMP gather observasi tanpa koreksi

NMO. Analisa kecepatan sering diulang untuk memperbaiki velocity pick. Dengan

perbaikan tersebut, CMP gather menjadi NMO terkoreksi.

II.3.2 Stacking Diagram dan CDP Gather

Trace-trace penyusun CDP dari data seismik refleksi pada metode multiple coverage

terekam dalam sejumlah p record. Penggabungan trace-trace tersebut akan menghasilkan

sebuah trace baru yang menggambarkan satu CDP dengan kualitas data yang lebih baik

yaitu amplitudo random noisenya akan tereduksi. Sebelum dilakukan penggabungan trace-

trace yang melalui satu CDP, perlu dilakukan penyortiran record-record yang menyusun

Page 10: Prposal Olivia

CDP tersebut. Penyortiran trace-trace ini disebut dengan CDP gathering dan hasilnya

disebut dengan CDP gather atau CMP gather.

Untuk memperoleh CDP gather yang benar kita harus mengetahui trace-trace yang

menyusun suatu CDP tertentu, yang dapat diketahui dari stacking diagram. Stacking

diagram bisa dibuat berdasarkan parameter lapangan yang biasanya dicatat pada kertas

dan sebagian dimasukkan pada header data pada tape. Parameter lapangan ini adalah

bentuk spread, interval shot poit, interval receiver, coverage, perpindahan shot point

(spread roll-up), elevasi stasion, kedalaman sumber, uphole time dan yang penting juga

diperhatikan adalah satuan yang dipakai apakah dalam meter atau feet.

II.3.3 Pre Stack Time Migration (PSTM)

Pre Stack Time Migration dilakukan pada kawasan dengan dip yang bisa dirubah

misalnya pada Common Offset domain. Hal ini merupakan proses migrasi yang dilakukan

sebelum proses stacking. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

dan akurat.

II.3.4 Filtering

Data seismik mengandung informasi sinyal yang harus terjaga selama dalam

pemrosesan, tetapi data tersebut juga mengandung noise yang harus dihilangkan. Dalam

survey seismik pantul, noise yang masuk dapat bersifat koheren dan random. Nlombang

langsung, goise koheren seperti gelombang permukaan, gelombang bias, multiple dan

lain-lain. Sedangkan noise random sumber danletaknya tidak jelas, namun demikian dapat

dimatikan atau direkam. Ada dua jenis filter yang digunakan, yaitu :

1. Filter frekuensi (satu dimensi)

Hanya meredam frekuensi tertentu yang tidak diinginkan. Tipe filter ini berupa low

pass filter, high pass filter, band pass filter, dan notch filter. Filter di dalam pengolahan

data pada umumnya bersifat zero phase, sehingga tidak menggeser phase data.

2. Filter F-K (dua dimensi)

Digunakan untuk meredam noise yang memiliki frekuensi sama dengan frekuensi

sinyal tetapi bilangan gelombangnya berbeda. Ada dua jenis filter F-K, yaitu notch dan

band pass filter.

II.3.5 Equalization

Adalah proses untuk menaikkan atau menurunkan harga amplitudo tanpa merubah

perbandingan amplitudo refleksi-refleksinya. Dalam hal ini digunakan window yang

panjang, setelah harga rata-rata diperoleh dalam window tersebut dicari faktor skalanya

atau faktor pengali sedemikian rupa sehingga harga rata-rata itu menjadi suatu harga yang

dikehendaki (2”). Faktor skala yang diperoleh, dipergunakan untuk mengalikan semua

Page 11: Prposal Olivia

amplitudo trade tersebut. Bila digunakan banyak window (overlap/baku tindih 50%) maka

faktor skala setiap window dikalikan amplitudo trace di windownya masing-masing. Pada

daerah baku tindih dilakukan interpolasi.

II.3.6 Plotting

Pengolahan data dianggap selesai kalau hasil pengolahan telah di plot pada film. Hal-

hal yang perlu diperhatikan pada plot film adalah :

1. Skala horizontal (trace/mm atau trace/inch) dan skala vertikal (detik/cm).

2. Bias (dinyatakan dalam %) yaitu tebal garis trace terhadap jarak antara dua trace.

3. Display mode, bisa wiggle saja, wiggle variable area atau wiggle variable saja.

4. Polaritas (normal/reverse) dan garis waktu (timing line).

5. Informasi pada film (titik perpotongan lintasan, sumur, dll).

6. Arah plot, harus sesuai dengan arah penembakan lintasan.

Gain, fokus, sambungan film (bila perlu penyambungan) harus sama densitasnya.

Keunggulan & Kelemahan Metoda Seismik

Keunggulan  KelemahanDapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.

Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jikadiinginkan data yang baik

Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan

Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.

Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.

Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer mahal danahli-ahli yang banyak.

Respon pada penjalaran gelombang seismic bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga,setiap perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.

Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.

Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon

Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.

Perbandingan Seismik Refraksi dan Refleksi

Metode Seismik Bias (Refraksi) Metode Seismik Pantul (Refleksi)Keunggulan Kelemahan

Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil, sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya

Karena lokasi sumber dan penerima yang cukup lebar untuk memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik, maka biaya

Page 12: Prposal Olivia

akuisisi menjadi lebih mahal. Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering untuk memperkuat sinyal first berak yang dibaca.

Prosesing seismik refleksi memerluakn komputer yang lebih mahal, dan sistem data base yang jauh lebih handal.

Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka pengembangan model untuk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti metode geofisika lainnya.

Karena banyaknya data yang direkam, pengetahuan terhadap database harus kuat, diperlukan juga beberapa asumsi tentang model yang kompleks dan interpretasi membutuhkan personal yang cukup ahli.

Kelemahan KeunggulanDalam pengukuran yang regional , Seismik refraksi membutuhkan offset yang lebih lebar.

Pengukuran seismik pantul menggunakan offset yang lebih kecil

Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi kedalaman.

Seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman

Seismik bias biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing-masing lapisan memiliki dip dan topografi.

pantul lebih mampu melihat struktur yang lebih kompleks

Seismik bias hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)

Seismik pantul merekan dan menggunakan semua medan gelombang yang terekam.

Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan waktu jalar teramati.

Bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur

Page 13: Prposal Olivia

BAB III

RENCANA KERJA PRAKTEK

III.1. Bidang Studi

Bidang studi yang akan dipelajari dalam kerja praktek ini meliputi seismic data

processing dengan menggunakan fasilitas yang telah disediakan perusahaan.

III.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktek ini diharapkan dapat terlaksana pada :

Tanggal : 01 Oktober 2014 - 30 Oktober 2014

Tempat : PT. Elnusa Tbk

Alamat : Jl. TB Simatupang KAV.1B, Cilandak, Jakarta Selatan

Jadwal kegiatan adalah sebagai berikut :

Waktu : sampai dengan selesai

Jadwal rencana kerja praktek

No.Jenis Kegiatan Minggu ke -

1 2 3 4

1. Orientasi dan Pengenalan X

2. Studi kepustakaan x

3. Praktek lapangan dan pelatihan X

4. Penyelesaian Laporan X

Page 14: Prposal Olivia

BAB IV

PENUTUP

Demikianlah proposal kerja praktek ini dibuat sebagai bahan pertimbangan Bapak untuk

menerima kami dalam melaksanakan kerja praktek di PT. Elnusa Tbk. Semoga pihak

perusahaan dapat mengarahkan serta membimbing kami dalam melaksanakan kerja praktek

ini. Atas perhatian Bapak kami ucapkan terimakasih.

Page 15: Prposal Olivia

LEMBAR PENGESAHAN

V. Pelaksana

Nama : OLIVIA

Nim : 08111002046

Universitas : Universitas Sriwijaya

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan : Fisika

Bidang Ilmu : Geofisika

VI. Topik

“Seismic Data Processing”

VII. Tempat Pelaksanaan

PT. Elnusa Tbk

VIII. Waktu Pelaksanaan

01 Oktober 2014 – 30 Oktober 2014

Inderalaya, November 2013

Mengetahui,

Ketua Jurusan Fisika Dosen Pembimbing

Drs. Octavianus CS., M.T. Erni, S.Si,M.Si.

NIP : 196510011991021001 NIP: 197606092003122002

Page 16: Prposal Olivia

Daftar Riwayat Hidup

A. Data Pribadi

Nama : Olivia

Tempat, Tanggal Lahir : Ombilin, 13 Desember 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Kewarganegaraan : Indonesia

No Hp : 081991065415

e-mail : [email protected]

B. Pendidikan

2011-Sekarang : Jurusan Fisika, Fakulta Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas

Sriwijaya

2008-2011 : SMA N 1 Batipuh

2005-2008 : SMP N 2 Batipuh

1999-2005 : SD N 008 Sekupang, Batu Aji, Batam

1998-1999 : TK Kasih Ibu, Batu Aji, Batam

C. Keterampilan Bahasa dan Komputer

- Komputer

Bisa mengoperasikan Programming, microsoft word, microsoft excel, microsoft power point,

corel draw, adobe photosop.

- Bahasa

Menguasai bahasa Indonesia dan inggris (aktif-pasif)

D. Pengalaman Organisasi

- Member dari Unsri SC-AAPG

- Aggota pasif dari HIMAFIA (Himpinan Mahasiswa Fisika)