referat - konjungtivitis bakteri (ora&olivia)

29
KRISTINA AURORA HANDEN 11.2013.047 OLIVIA PAPILAYA 11.2013.186 KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Upload: gisnamartha

Post on 06-Nov-2015

95 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Slide 1

Kristina Aurora Handen 11.2013.047Olivia papilaya 11.2013.186KONJUNGTIVITIS BAKTERIANATOMI KONJUNGTIVADibagi :Konjungtiva terdiri dari :Konjungtiva tarsalisKonjuntiva bulbarisKonjungtiva forniksLapisan konjungtiva : epitel, stroma, endotelpada stroma : kelenjar hasilkan mukus dan lakrimal tambahan.

Musin : inflamasi kronisMusin : pemfigoid sikatrisialANATOMI KONJUNGTIVA

Neurovaskularisasi KonjungtivaArteri-arteri konjungtiva berasal dari arteria siliaris anterior dan arteria palpebraliKedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan bersama dengan banyak vena konjungtiva membentuk jaringan vaskular konjungtiva yang sangat banyak Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan pertama nervus V dengan serabut nyeri yang relatif sedikit

Konjungtivitis Konjungtivitis .

Radang konjungtiva yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan mengenai berbagai tingkat usia berdasarkan faktor risiko yang berhubungan dengan setiap jenis konjungktivtis.

radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mataFisiologi KonjungtivaSel epitel konjungtiva sebagai sumber potensial sekresi elektrolit dan air dalam lapisan akuous tear filmSel goblet konjungtiva sebagai sumber sekresi musin Musin merupakan glikoprotein dengan berat molekul besar, dibentuk oleh protein yang didukung oleh rantai yang terikat dengan sejumlah karbohidratFungsi musin :

.

Epidemiologi Konjungtivitis Insidensi konjungtivitis di Indonesia berkisar antara 2-75%. Data perkiraan jumlah penderita penyakit mata di Indonesia adalah 10% dari seluruh golongan umur penduduk pertahun dan pernah menderita konjungtivitisPerlindungan KonjungtivaPermukaan ocular sebagai barrier pertahanan pertama TLRs (Toll-like receptor) aktivasi system imun

Terdapat pada Air mata- berfungsi membunuh bakteri - mencegah adhesi padapermukaan mukosa mata

Bakteri tidak bisa berkembang pada temperatur yang lebih rendah di konjungtivaimmunoglobulin, termasuk IgA, Lysozime, Lactoferin dan B-lisinKONJUNGTIVITIS BAKTERI

Adalah radang konjungtiva atau radang pada selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata yang disebabkan oleh bakteriDefinisi Konjuntivitis Bakteri

Etiologi Konjungtivitis BakteriNeonatus Anak-anak Dewasa Staphylococcus aureus Haemophillus influenzaStreptococcus pneumoniae Haemophillus influenzaStreptococcus pneumoniaStaphylococcus aureus Staphylococcus aureus Staphylococcus koagulasi negatif Haemophillus influenzaStreptococcus pneumoniae Klasifikasi konjungtivitisSifat perjalanan : a)HiperakutPerjalanannya hiperakut dan mengeluarkan sekret yang purulen. b)AkutPerjalananya akut dan menghasilkan sekret yang mukopurulen terjadi kurang dari 4 minggu. c)KronisPerjalanan bersifat kronis terjadi lebih dari 4 minggu.

Epidemiologi Konjungtivitis BakteriKonjungtivitis dapat dijumpai di seluruh dunia, pada berbagai ras, usia, jenis kelamin dan strata sosialPada 3% kunjungan di departemen penyakit mata di Amerika serikat, 30% adalah keluhan konjungtivitis akibat bakteri dan virus, dan 15% adalah keluhan konjungtivitis alergiDi Indonesia dari 135.749 kunjungan ke departemen mata, total kasus konjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva sebanyak 99.195 kasus dengan jumlah 46.380 kasus pada laki-laki dan 52.815 kasus pada perempuan. Konjungtivitis termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009, tetapi belum ada data statistik mengenai jenis konjungtivitis yang paling banyak yang akuratPatogenesis Konjungtivitis BakteriKonjungtiva memiliki flora normal yang bermanfaat untuk mata dimana interaksi flora normal dengan mukosa ocular dapat menurunkan kesempatan bagi bakteri pathogen untuk menginfeksi mataFaktor predisposisi : Gangguan pertahanan host

Flora normal akan berubah menjadi pathogen apabila : sindrom immunodeficiency trauma matajumlah koloni flora normal meningkat adanya kontaminasi eksternalpenyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darahpenggunaan antibiotik topikal jangka panjang serta resistensi terhadap antibiotic infeksi sekunder

Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi konjungtiva Mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun yang berasal dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mataMekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. Adanya gangguan atau kerusakan pada mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan infeksi pada konjungtiva

Gambaran Klinis Konjungtivitis BakteriHiperemisMunculnya Sekret : Purulen (Gonokokus dan Meningokokus) dan mukopurulenMembran dan Pseudomembran Papil Folikel : Moraxella dan N. meningitidesInjeksi konjungtiva

1. Konjungtivitis bakterial hiperakut (dan subakut)- konjungtivitis Purulen- konjungtivitis mukopurulen2. Konjungtivitis bakterial menahun

DiagnosisKonjungtivitis BakteriKeluhan pasien bisa pada satu ataupun kedua mata. Pasien akan merasa iritasi mata, sensasi benda asing pada mata, mata kemerahan, dan edema kelopak mata. Gejala klinis berupa hiperemis konjungtiva, edema kelopak mata, adanya sekret yang purulent, kemosis dan preauricular adenopathyKonjungtivitis ini dapat menyebabkan gangguan kornea bahkan menyebabkan perforasi dalam beberapa hari.Neisseria Gonorrhoea adalah penyebab yang sering 22Pemeriksaan Lab.Darah rutinPemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtivaPemeriksaan Gram , GiemsaDiagnosis BandingTemuan klinis dan sitogiViralBakteriKlamidiaAlergikaGatal Minimal Minimal Minimal Hebat HiperemiaGeneralisata GeneralisataGeneralisata Generalisata Mata beairBanyak Sedang Sedang MinimalEksudatif MinimalBanyak BanyakMinimalAdenophaty periarikularSering JarangHanya sering pada konjungtivitis inklusiMinimalPada kerokan dan eksudaf yg dipulasMonosit Bakteri , PMNPMN,sel ngplasma, badan inklusiTak ada Disertai sakit tenggorokan dan demamSesekali SesekaliTak pernahEosinofilKomplikasi Konjungtivitis Bakteri

Blefaritis marginal kronikParut di konjungtiva paling sering terjadi pada konjungtivitis pseudomembranosa dan membranosa,trikiasis dan entropion ulserasi, infeksi dan parut pada kornea.PENATALAKSANAANKonjugntivitis hiperakut harus ditatalaksana sebagai kasus emergensi dan harus ditatalaksana secepat mungkin. Terapi sistemik hanyalah untuk mencegah rekurensi pada konjungtivitis hiperakut. Antibiotik topical yang bisa digunakan sulfacetamide, eritromisin, atau basitracin. Pasien dengan Neisseria konjungtivitis harus dirawat, dan ditatalaksana dengan antibiotic sistemik serta topicalPrognosisKonjungtivitis bakterial akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati, infeksi dapat berlangsung 10-14 hari; jika diobati dengan memadai,Karena konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan meningen, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah septikemia dan meningitis

KESIMPULANKonjungtivitis bakterial adalah peradangan pada konjungtiva yang disebabkan oleh bakteriPenyebabnya banyak dan dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik yang dipulas dengan gram atau giemsaSetiap bakteri mempunyai karakteristik tersendiri baik dari onset maupun gejala klinisnya dan secara umum gejala klinisnya berupa kemerahan bilateral, eksudat purulen dengan palpebra saling melengket saat bangun tidur dan kadang-kadang edem palpebraKonjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri. Dimana tanpadiobati infeksi dapat berlangsung 10-14 hari, tetapi jika diobati dengan memadaidapat berlangsung 1-3 hari. Konjungtivitis bakterial menahun mungkin tidak dapatsembuh sendiri dan menjadi masalah pengobatan yang menyulitkan

TERIMA KASIH