134431694 pendekatan dan metodologi kebijakan dan strategi

35
VI 1 6.1 Pendekatan Pekerjaan Pendekatan pelaksanaan pekerjaan disusun dengan mengacu pada pemahaman Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan Bebasis Masyarakat. Pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan atas prakarsa masyarakat meliputi penataan ruang partisipatif, pengembangan pusat pertumbuhan terpadu antardesa, dan penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan kemitraan. Dalam rangka mengurangi kesenjangan antarwilayah (RPJMN 2010-2014), salah satu kebijakan diarahkan untuk pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan. Strategi yang diterapkan adalah mendorong keterkaitan ekonomi wilayah perkotaan dan perdesaan dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi. Apabila ditelaah lebih dalam, uraian kebijakan dan strategis pembangunan kawasan perdesaan terkait erat dengan penyelenggaraan penataan ruang kawasan perdesaan yang berbasis masyarakat. Dengan adanya arah kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perdesaan berbasis masyarakat maka menjadi pedoman atau acuan bagi pemangku kepentingan untuk membangun dan mengembangkan suatu wilayah/kawasan perdesaan. Pemangku kepentingan adalah para pihak yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung dalam PKPBM antara lain Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pemerintahan Desa, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi, Swasta dan Lembaga Kemasyarakatan. Pendekatan dan metodologi bertujuan untuk mencapai maksud dan tujuan dari kegiatan Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat yang meliputi pendekatan pekerjaan, metodologi pekerjaan dan analisis yang digunakan.

Upload: hunter-capable

Post on 29-Dec-2015

136 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

VI 1

6.1 Pendekatan Pekerjaan

Pendekatan pelaksanaan pekerjaan disusun dengan mengacu pada

pemahaman Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007 tentang

Pembangunan Kawasan Perdesaan Bebasis Masyarakat. Pembangunan Kawasan

Perdesaan dilakukan atas prakarsa masyarakat meliputi penataan ruang partisipatif,

pengembangan pusat pertumbuhan terpadu antardesa, dan penguatan kapasitas

masyarakat, kelembagaan dan kemitraan.

Dalam rangka mengurangi kesenjangan antarwilayah (RPJMN 2010-2014),

salah satu kebijakan diarahkan untuk pengembangan kawasan perkotaan dan

perdesaan. Strategi yang diterapkan adalah mendorong keterkaitan ekonomi

wilayah perkotaan dan perdesaan dalam suatu sistem wilayah pengembangan

ekonomi.

Apabila ditelaah lebih dalam, uraian kebijakan dan strategis pembangunan

kawasan perdesaan terkait erat dengan penyelenggaraan penataan ruang kawasan

perdesaan yang berbasis masyarakat. Dengan adanya arah kebijakan dan strategi

pembangunan kawasan perdesaan berbasis masyarakat maka menjadi pedoman

atau acuan bagi pemangku kepentingan untuk membangun dan mengembangkan

suatu wilayah/kawasan perdesaan. Pemangku kepentingan adalah para pihak yang

mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung dalam PKPBM antara lain

Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pemerintahan Desa, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Perguruan Tinggi, Swasta dan Lembaga Kemasyarakatan.

Pendekatan dan metodologi bertujuan untuk mencapai maksud dan tujuan

dari kegiatan Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kawasan

Perdesaan Berbasis Masyarakat yang meliputi pendekatan pekerjaan, metodologi

pekerjaan dan analisis yang digunakan.

Page 2: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Pendekatan yang digunakan dalam Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi

Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat pada dasarnya

menggunakan pendekatan normatif dan partisipatif.

1. Pendekatan Normatif

Pendekatan normatif dalam pekerjaan ini menekankan pada kajian terhadap

produk peraturan dan kebijakan yang terkait dengan Pembangunan Kawasan

Perdesaan. Pendekatan normatif yang digunakan dalam Penyusunan Arah Kebijakan

dan Strategi Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat ini, pada

dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan untuk merumuskan suatu

kebijakan dan strategi berdasarkan data dan informasi yang tersedia serta mengacu

pada produk peraturan dan perundangan yang terkait dengan substansi

Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Terkait dengan kajian ini, pendekatan normatif ini tidak dipandang sekedar

sebagai pendekatan untuk merumuskan kebijakan yang sifatnya konseptual.

Pendekatan ini dilakukan secara komparatif mulai dengan membandingkan kondisi

eksisting permasalahan kawasan perdesaan dengan kriteria dan standar yang ada

sampai dengan perumusan kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengatasi

kondisi dan permasalahan tersebut.

2. Pendekatan Partisipatif

Perencanaan partisipatif, didefinisikan sebagai upaya perencanaan yang

dilakukan bersama antara unsur pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ini, peran

masyarakat ditekankan pada penentuan tingkat kebutuhan, skala prioritas, dan

alokasi sumber daya masyarakat.

Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan

Perdesaan Berbasis Masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

perencanaan participatory planning (pendekatan perencanaan partisipatif), dengan

melibatkan berbagai pihak khususnya masyarakat sebagai subjek pembangunan.

Pihak‐pihak yang terlibat, dengan kata lain berpartisipasi, selanjutnya melakukan

Page 3: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

kerjasama dalam mencapai suatu tujuan yang melibatkan kepentingan‐kepentingan

masing‐masing pihak.

Atas dasar hal tersebut maka Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis

Masyarakat dilakukan dengan prinsip:

1. Adil, yaitu setiap orang atau warga masayarakat di desa berhak untuk

berpartisipasi dan menikmati manfaat dan hasil serta memperoleh

kompensasi dari akibat yang ditimbulkan oleh pelaksanaan PKPBM;

2. Partisipatif yaitu bahwa PKPBM dilakukan bersama masyarakat dengan

melibatkan Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan pemangku

kepentingan lainnya termasuk lembaga swasta mulai dari perencanaan,

pelaksanaan dan pemanfaatan serta pengendalian;

3. Holistik yaitu bahwa PKPBM dilakukan melalui upaya yang mampu

merespon permasalahan masyarakat perdesaan yang multi dimensional

meliputi dimensi sosial budaya, kelembagaan, ekonomi, sumber daya alam,

lingkungan dan infrastruktur;

4. Keseimbangan yaitu bahwa PKPBM menekankan keharmonisan antara

pencapaian tujuan ekonomi dalam rangka menciptakan kemakmuran bagi

masyarakat banyak dan tujuan sosial dalam bentuk memelihara kelestarian

lingkungan serta konservasi sumber daya alam;

5. Keanekaragaman yaitu bahwa PKPBM dilakukan dengan mengakui

perbedaan ciri masing-masing komunitas perdesaan, adapt istiadat dan

sosial budaya yang hidup dalam masyarakat, ciri ekologis dan berbagi peran

antar berbagai pelaku dan pemangku kepentingan.

6. Keterkaitan ekologis yaitu bahwa PKPBM dilakukan dengan memperhatikan

keterkaitan antara satu tipologi kawasan pertanian terkait dengan kawasan

lindung dan sebagainya.

7. Sinergis yaitu bahwa PKPBM dilakukan secara sinergi antar penataan ruang,

PPTAD, dan penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan kemitraan.

Page 4: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

8. Keberpihakan yaitu bahwa PKPBM dilakukan dengan berpihak pada

kepentingan penduduk miskin, penciptaan lapangan kerja, dan mendorong

kegiatan ekonomi serta produksi rakyat yang berorientasi pasar.

9. Transparan yaitu bahwa PKPBM dilaksanakan dengan semangat

keterbukaan sehingga seluruh masyarakat dan pelaku memiliki akses yang

sama terhadap informasi tentang rencana dan pelaksanaan pembangunan

kawasan perdesaan.

10. Akuntabel yaitu bahwa dalam pelaksanaan PKPBM, pelaksana dapat diminta

tanggung gugat dan tanggung jawab oleh publik atas proses dan hasil serta

dampak yang diakibatkannya.

Selain itu pendekatan yang digunakan juga berorientasi kepada hal-hal

sebagai berikut :

a. Pendekatan intersektoral holistik (komprehensif), yaitu pendekatan perencanaan

yang bertumpu pada perencanaan yang menyeluruh dan selalu terkait dengan

sektor-sektor lain serta wilayah dengan skala lebih luas secara regional atau

nasional. Sehingga pada tahap selanjutnya didapatkan koordinasi, sinkronisasi

dan integrasi dengan sektor terkait.

b. Pendekatan Keberlanjutan (sustainability). Kata sustainability sangat penting

dalam sebuah kerangka pengembangan dan pembangunan. Kata tersebut

merujuk pada abilility of something to be sustained. Konsep ini memperhatikan

kualitas pertumbuhan, bukan hanya kuantitasnya saja. Dengan demikian,

pembangunan berkelanjutan ini dapat diartikan sebagai upaya menumbuhkan

perekonomian dan pembangunan sosial tanpa mengganggu kelangsungan

lingkungan hidup yang sangat penting artinya bagi generasi saat ini dan masa

mendatang. Oleh karena itu, pembangunan keberlanjutan menempatkan 3 pilar

utama yang satu sama lainnya saling terkait dan mendukung, yaitu: 1)

pertumbuhan ekonomi, 2) pemerataan sosial, dan 3) pelestarian lingkungan

hidup.

Page 5: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

6.2 Metodologi Pekerjaan

Materi yang akan dirumuskan dalam pekerjaan ini mencakup substansi

kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perdesaan yang berbasis masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007 tentang

Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat, PKPBM dilakukan dengan

memperhatikan:

aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa di kawasan perdesaan;

kewenangan desa;

potensi desa;

kelancaran investasi ke kawasan perdesaan;

kelestarian lingkungan dan konservasi Sumber Daya Alam;

keserasian kepentingan antar kawasan dan kepentingan umum; dan

kondisi sosial budaya dan ciri ekologi kawasan perdesaan.

Dalam memposisikan masyarakat sebagai subyek dalam pembangunan

kawasan perdesaan, kebijakan dan strategi yang dirumuskan harus terfokus, terukur,

menjawab kebutuhan, dan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang

terjadi di kawasan perdesaan.

Adapun tahapan dalam pekerjaan ini mencakup:

1. Tahap awal (persiapan)

Tahap awal adalah melakukan kajian untuk dapat memahami berbagai

kebijakan dan peraturan perundangan yang terkait dengan pelaksanaan

pembangunan kawasan perdesaan. Hasil kajian menjadi acuan serta memberi

gambaran umum tentang kebijakan dan peraturan perundangan yang mendasari

pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan berbasis masyarakat dalam rangka

meningkatkan harmonisasi dan integrasi berbagai program dan kegiatan yang akan

diarahkan ke daerah/perdesaan.

2. Identifikasi Isu dan Masalah Strategis Kawasan Perdesaan

Selanjutnya, dilakukan pengidentifikasian isu dan masalah pembangunan

kawasan perdesaan yang diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan di 3 lokasi

Page 6: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

survei yaitu Kabupaten Serdang Bedagai (Sumatera Utara), Sambas (Kalimantan

Barat) dan Bantaeng (Sulawesi Selatan).

Langkah ini sekaligus menjadi media evaluasi efektivitas pelaksanaan

pembangunan kawasan perdesaan berbasis masyarakat yang telah dilakukan dalam

menjawab atau menyelesaikan isu dan permasalahan pembangunan di kawasan

perdesaan.

3. Komparasi dan Analisis

Pembangunan desa ke depan harus terencana dengan baik berdasarkan hasil

analisis atau kajian yang menyeluruh terhadap segenap potensi (kekuatan dan

peluang) dan permasalahan (kelemahan dan hambatan/ancaman) yang dihadapi

desa. Dengan melakukan komparasi dan analisa keterkaitan terhadap isu dan

masalah yang ingin diselesaikan dengan telah ditetapkannya kebijakan dengan isu

dan masalah yang masih ada hingga saat ini, maka akan dapat diidentifikasi

kebijakan dan strategi dibutuhkan untuk mengatasi isu dan masalah pembangunan

kawasan perdesaan, baik untuk menguatkan kebijakan yang telah ada maupun

melengkapi agar dapat lebih efektif menjawab isu dan masalah yang akan

diselesaikan.

4. Perumusan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kawasan

Perdesaan Berbasis Masyarakat

Perumusan arah kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perdesaan

berbasis masyarakat didasarkan pada hasil analisa potensi (kekuatan dan peluang)

dan permasalahan (kelemahan dan hambatan/ancaman) yang dihadapi desa. Ini

digunakan sebagai bahan dasar bagi perencanaan dan program pembangunan desa

di masa mendatang sehingga dapat dioptimalkan dengan melibatkan seluas-luasnya

partisipasi masyarakat demi kesejahteraan masyarakat desa.

Page 7: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Gambar 6.1 Diagram Alir Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pembangunan

Kawasan Perdesaan

6.2.1 Metode Pengumpulan Data dan Identifikasi Isu Strategis Kawasan

Perdesaan

Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan dalam

proses pengadaan data terkait dengan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan

Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat. Data dan informasi merupakan unsur

penting dalam perumusan kebijakan dan strategi yang akan menentukan kualitas

dokumen Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis

Masyarakat yang disusun. Untuk itu, dalam penyusunan kebijakan dan strategi ini

perlu dikumpulkan data dan informasi yang akurat dan relevan serta dapat

dipertanggungjawabkan. Pengumpulan data dan informasi tersebut dilakukan

dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

Arah Kebijakan dan Strategi

Pembangunan Kawasan

Perdesaan Berbasis

Masyarakat

Persiapan

Penyusunan

Kebijakan dan

Peraturan

Perundangan

Pembangunan

Kawasan Perdesaan

Pengolahan

Data dan

Informasi

Analisis isu-isu

strategis

pembangunan

Kawasan Perdesaan

Perumusan

Visi dan

Misi

Perumusan

Tujuan dan

Sasaran

3 wilayah pekerjaan:

Serdang Bedagai,

Sambas dan

Bantaeng

Analisis gambaran

umum kondisi

kawasan perdesaan

Perumusan

Permasalahan

Pembangunan

Kawasan Perdesaan

Identifikasi Kebijakan

PERUMUSAN KEBIJAKAN

PERUMUSAN STRATEGI

Page 8: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Menyusun daftar data/informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan

kebijakan dan strategi dan disajikan dalam bentuk matriks (check list) untuk

memudahkan analisis;

Mengumpulan data/informasi yang akurat dari sumber-sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan; dan

Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan

kebutuhan analisis.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data,

yaitu metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder.

A. Pengumpulan Data Primer

Sumber data primer adalah data yang langsung diberikan kepada

pengumpul data. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dan

interview (wawancara). Data primer dikumpulkan untuk memperoleh situasi

masalah pembangunan kawasan perdesaan di wilayah pekerjaan yang dipilih.

Dari survei primer diperoleh isu dan permasalahan di kawasan perdesaan. Hasil

survei ini kemudian diverifikasi melalui focus group discussion (FGD) dan

dijadikan acuan untuk penyusunan desain kebijakan dan strategi.

1. Observasi lapangan

Teknik ini digunakan untuk memantapkan kegiatan Penyusunan Arah

Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis

Masyarakat yang dilakukan di 3 (tiga) kabupaten. Teknik observasi

lapangan yang dilakukan lebih ditekankan pada pengamatan visual

berupa pengambilan gambaran umum dari kondisi eksisting wilayah

perdesaan. Pendekatan dilakukan secara komparatif yaitu dengan

membandingkan kondisi eksisting permasalahan kawasan

perdesaan di lokasi survei untuk merumuskan kebijakan dan

strategi yang tepat.

Page 9: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab antara pewawancara dengan yang

diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu

tema. Dalam pekerjaan ini, wawancara digunakan untuk memberikan

informasi yang mendalam terhadap data-data sekunder/literatur yang

diperoleh seperti kondisi perekonomian, sosial budaya, transportasi,

kelembagaan serta kondisi sarana prasarana di wilayah pekerjaan. Data

yang diperoleh sebagian besar melalui wawancara adalah deskriptif yang

akan menjadi bahan untuk mengungkapkan ide-ide mengenai potensi

suatu daerah.

3. Diskusi

Teknik diskusi yang dilakukan berupa dialog dalam Focus Group

Disscusion (FDG) antara tim konsultan dengan aparat pemerintah

daerah dan masyarakat. Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan untuk

menghasilkan rumusan potensi, permasalahan, serta isu‐isu strategis

yang dihadapi dalam pengembangan kawasan perdesaan.

Focus Group Discussion (FGD) adalah diskusi dengan peserta terbatas

yang berasal dari satu kelompok tertentu dan dengan topik bahasan

diskusi tertentu pula. Tujuan dari metoda FGD ini adalah untuk

menambah dan memperdalam informasi, membangun

kesepakatan/komitmen, mengklarifikasi informasi yang kurang dan juga

bisa dipakai untuk memperoleh opini-opini yang berbeda mengenai hal-

hal yang berkaitan dengan potensi dan permasalahan desa terkait

kegiatan pengembangan kawasan perdesaan berbasis masyarakat. Dalam

FGD ini dikumpulkan berbagai stakeholder mulai dari instansi-instansi,

masyarakat, swasta dan stakeholder lain yang terkait.

Langkah-langkah FGD, antara lain:

1. Lakukan diskusi dengan satu topik tertentu ;

2. Tentukan target peserta dan diskusikan dengan warga komunitas

tersebut kriteria-kriteria target peserta ;

Page 10: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

3. Setelah menentukan kriteria-kriteria yang terkait, lalu identifikasi

siapa-siapa yang akan mewakili masing-masing kelompok kriteria

tersebut ;

4. Rencanakan penjadwalan waktu pelaksanaan FGD ;

5. Buat desain pedoman FGD ;

- Pedoman terdiri dari daftar pertanyaan untuk menjadi bahan

fasilitator untuk memancing diskusi pada FGD

- Pedoman bagi fasilitator untuk mendorong kebebasan

berekspresi, tergalinya informasi secara mendalam dari peserta

- Buat pertanyaan-pertanyaa simple dengan jawaban tertutup

- Pedoman harus detail

- Pedoman harus menyediakan pertanyaan-pertanyaan terbuka

untuk topik khusus yang didisukusikan

6. Siapkan fasilitator dan pencatat proses.

B. Pengumpulan Data Sekunder

Survei sekunder merupakan metode pengumpulan data dan informasi yang

dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi dari instansi terkait dengan

Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kawasan Perdesaan

Berbasis Masyarakat dalam bentuk dokumen. Dokumen-dokumen tersebut

dapat berupa referensi/literatur.

C. Kebutuhan Data

Data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen Arahan Kebijakan

dan Strategi Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat adalah

sebagai berikut:

Tabel 6. 1 Kebutuhan Data

Aspek Kebutuhan Data

Keadaan Alam Topografi, hidrologi, geologi, klimatologi, Jenis tanah

Administrasi Jumlah kecamatan, desa, sistem pemerintahan

Tata Guna Lahan Perumahan, pemerintahan, perdagangan, jasa, pelayanan sosial,

bangunan umum, jalur hijau, ruang terbuka, transportasi, industri,

perdagangan, pariwisata dan sebagainya.

Page 11: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Aspek Kebutuhan Data

Struktur ruang Wilayah strategis, wilayah pusat pengembangan potensi unggulan

(khususnya yang berhubungan dengan pengembangan usaha

masyarakat)

Sumberdaya Buatan Kondisi sarana prasarana meliputi jalan, sumberdaya air dan listrik,

pendidikan, kesehatan, sapras pendukung pertanian, perkebunan,

peternakan dan perikanan

Sumberdaya alam Kehutanan, perikanan, perkebunan, pertanian, peternakan, industri dan

perdagangan

Kependudukan Jumlah, distribusi dan kepadatan penduduk, jumlah penduduk menurut

umur, mata pencaharian, pendapatan perkapita, tingkat kesejahteraan,

ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, aktivitas sosial budaya

PDRB PDRB Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,

Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Sambas dan Kabupaten

Bantaeng

Kelembagaan Lembaga keuangan, lembaga masyarakat, lembaga pendukung

pengembangan potensi daerah (pertanian, perkebunan, perikanan dan

lain sebagainya)

Program-program

yang telah dilakukan

Data-data mengenai penyelenggaraan program di Kabuparten Bantaeng,

Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Sambas

Kebijakan terkait Dokumen Tata Ruang mencakup RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten

Studi-studi terkait Studi dan penelitian terdahulu yang dapat mendukung analisis

Identifikasi permasalahan pembangunan daerah merupakan salah satu input

bagi perumusan tujuan dan sasaran yang bersifat prioritas. Identifikasi permasalahan

pembangunan dapat diuraikan menurut bidang urusan penyelenggaraan

pemerintahan daerah, atau terhadap beberapa urusan yang dianggap memiliki

pengaruh yang sangat kuat terhadap munculnya permasalahan pada bidang urusan

lainnya. Hal ini bertujuan agar dapat dipetakan berbagai permasalahan yang terkait

dengan pembangunan kawasan perdesaan guna menentukan isu-isu strategis

pembangunan kawasan perdesaan. Identifikasi isu dan masalah kawasan perdesaan

diperoleh melalui pengolahan data dan informasi yang diperoleh di lapangan serta

hasil diskusi/forum/FGD dengan pihak-pihak terkait untuk menghasilkan rumusan

potensi, permasalahan, serta isu‐isu strategis yang dihadapi dalam pengembangan

kawasan perdesaan.

Setelah melakukan identifikasi isu dan masalah di kawasan perdesaan, maka

dapat ditetapkan isu-isu strategis pembangunan kawasan perdesaan. Isu strategis

adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam

Page 12: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas

(daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu

srategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian

yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan

menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam

jangka panjang.

Penentuan data atau informasi menjadi isu strategis sekurang-kurangnya

memenuhi kriteria sebagai berikut:

Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran

pembangunan nasional;

Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;

Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;

Memiliki daya ungkit yang sigiifikan terhadap pembangunan daerah;

Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan

Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Metode penentuan isu-isu strategis yang dapat digunakan antara lain:

1. Focussed Group Discussion (FGD)

Forum Focussed Group Discussion (FGD) dengan melibatkan para pakar yang

memiliki pengalaman dalam merumuskan dan pihak-pihak yang memahami isu-isu

strategis pembangunan daerah/perdesaan.

Tabel 6.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis

2. Pembobotan

Setelah berbagai isu diidentifikasi dan dilakukan FGD untuk memahami

usulan dan masukan tentang berbagai isu strategik, maka langkah selanjutnya

adalah menentukan mana isu strategik yang paling prioritas dan akan dijadikan

Page 13: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

dasar bagi penyusunan visi dan misi. Salah satu metode untuk menentukan skor

terhadap masing-masing kriteria yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan

mengisi sebagai berikut:

Tabel 6.3 Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis

Kemudian dilakukan penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah

ditetapkan berdasarkan bobot.

Tabel 6.4 Nilai Skala Kriteria

Tahap selanjutnya adalah menghitung rata-rata skor/bobot setiap isu

strategis dengan mengakumulasikan nilai tiap-tiap isu strategis dibagi jumlah

peserta, yang dituangkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 6.5 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis

Page 14: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

6.2.2 Metode Analisis Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan

Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat

Pembangunan desa ke depan harus terencana dengan baik berdasarkan hasil

analisis atau kajian yang menyeluruh terhadap segenap potensi (kekuatan dan

peluang) dan permasalahan (kelemahan dan hambatan/ancaman) yang dihadapi

desa. Hal ini dimaksudkan agar potensi dan permasalahan desa dapat diteliti dan

diukur. Hasil analisa tersebut dapat digunakan sebagai bahan dasar bagi

perencanaan dan program pembangunan desa di masa mendatang sehingga dapat

dioptimalkan dengan melibatkan seluas-luasnya partisipasi masyarakat demi

kesejahteraan masyarakat desa.

Dalam menentukan unsur-unsur perencanaan pengembangan wilayah, maka

arah kebijakan dan unsur-unsurnya dapat dianalisis sebagai berikut:

1. Analisis kependudukan, untuk mengetahui struktur penduduk, sebaran

penduduk, ciri dan faktor yang mempengaruhi faktor pergerakan atau

migrasi, dan produktivitas penduduk.

2. Analisis sosial budaya, untuk memahami faktor-faktor pembentukan pola

dan pandangan hidup serta adat istiadat masyarakat yang mempengaruhi

perkembangan wilayah serta hubungan sebab akibat di antara faktor-faktor

tersebut. Hal ini menyangkut struktur dan kualitas sumber daya manusia,

karakteristik ciri-ciri masyarakat setempat (antara lain mencakup adat

istiadat, budaya,tingkat partisipasi/peran serta dalam pembangunan,

kepedulian terhadap lingkungan, pergeseran nilai/norma),dan tingkat

pelayanan fasilitas sosial.

3. Analisis ekonomi, untuk mengetahui kondisi perkembangan ekonomi

meliputi usaha, kesempatan kerja, tingkat produksi, sektor unggulan dan

pasar. Disamping itu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi, sebaran kegiatan ekonomi

serta keterkaitan kegiatan produksi intra dan antardaerah.

Page 15: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

4. Analisis potensi sumber daya alam, untuk mengetahui tingkat ketersediaan

dan penggunaan sumber daya alam (mineral, air, hutan, tanah, dll) serta

kemungkinan pengembangannya.

5. Analisis potensi sumber daya buatan, untuk mengetahui tingkat

ketersediaan, tingkat pelayanan, sebaran dari prasarana yang ada, dan hal

lain yang berkaitan dengan teknologi serta biaya pembangunan prasarana

spesifik sesuai dengan kondisi geografis wilayah itu.

6. Analisis struktur dan pola pemanfaatan ruang, untuk mengetahui sifat

keterkaitan kegiatan produksi, sosial, pemukiman dalam wilayah, hirarki

keterkaitannya serta karakteristik khusus dikaitkan dengan kondisi geografis

wilayah.

7. Analisis Kelembagaan, merupakan cara yang dapat ditempuh untuk

mengetahui keterlibatan orang, kelompok, organisasi atau lembaga lain

dalam program pemberdayaan di suatu wilayah atau desa. Cara ini juga

digunakan untuk mengumpulkan informasi penting tentang tingkat atau

kekuatan hubungan para pelaku yang dijelaskan melalui garis kerjasama

timbal balik. Biasanya jaringan dan kekuatan hubungan itu dikembangkan

dalam bentuk sosiometri yang menggambarkan organisasi yang terlibat,

seperti organisasi kepemudaan, lembaga adat, pemerintah, LSM, ormas,

media dan sebagainya.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai analisis yang akan digunakan dalam

pekerjaan ini.

A. Analisis Aspek Kependudukan

Penduduk merupakan salah satu elemen penting dalam proses perencanaan,

sehingga jumlah, kepadatan dan persebarannya perlu diperkirakan dalam rentang

waktu perencanaan. Untuk itu tersedia berbagai metoda yang penerapannya

bergantung pada karakteristik pertumbuhan penduduk tersebut.

Page 16: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Distribusi dan Pergerakan Penduduk

Analisis distribusi penduduk dimaksudkan untuk mengetahui persebaran

penduduk secara geografis, dengan demikian dapat diketahui potensi

permasalahan kawasan seperti ketimpangan jumlah penduduk, polarisasi

penduduk, dan lain sebagainya. Analisis ini akan dilakukan dengan teknik

tabulasi. Unit analisis yang digunakan adalah desa. Analisis distribusi

penduduk dilakukan dengan menyusun data jumlah dan kepadatan

penduduk dalam tabel. Hasil tabulasi tersebut selanjutnya akan disajikan

dengan grafik dan peta sehingga lebih memudahkan dalam pengambilan

kesimpulan.

Struktur Kependudukan

Analisis struktur penduduk bertujuan memahami karakteristik sosial

penduduk menurut aspek pekerjaan, umur, pendidikan, agama dan suku.

Hasil analisis ini selanjutnya menjadi input dalam distribusi penyediaan

fasilitas umum/ sosial yang berkaitan erat dengan aspek kajian tersebut.

Analisis ini dapat dilakukan dengan teknik tabulasi yang diikuti dengan

penyajian grafik.

Proyeksi dan Daya Tampung Penduduk

Analisis daya tampung penduduk ini bertujuan untuk mengetahui kondisi

dan persebaran penduduk pada wilayah perencanaan. Selain itu analisis ini

juga diperlukan untuk mengetahui padat atau tidaknya penduduk pada suatu

wilayah atau kawasan sehingga tidak terjadi penyebaran penduduk yang

tidak merata.

r : Rata-rata pertumbuhan penduduk (%)

Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa)

Po : Jumlah penduduk tahun ke o (jiwa)

n : Periode antara Po – Pt (tahun)

Page 17: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Analisis Mata Pencaharian

Analisis mata pencaharian atau “pekerjaan” berkaitan erat dengan pola

kehidupan masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga

sehari-hari. Mata pencaharian merupakan unsur yang menyatu dan menjadi

bagian dari masyarakat. Pengalaman menunjukkan, bahwa skema mata

pencaharian masyarakat suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kondisi

sosial, budaya, ekonomi dan adat istiadat yang berlaku. Berbagai pilihan atau

pergantian mata pencaharian terjadi karena tarik-menarik tata nilai dan

perubahan sosial yang dominan.

Analisis mata pencaharian sangat penting dalam memahami kondisi sosial

ekonomi masyarakat dalam memecahkan persoalan kebutuhan dasar dan

kemiskinan. Mata pencaharian dapat dijadikan fokus perencanaan program

terutama untuk mendesain kebutuhan program pemberdayaan dengan

menyerap aspirasi masyarakat desa.

Teknik analisis mata pencaharian merupakan salah satu teknik PRA yang

digunakan untuk mengenali dan menelaah keadaan atau kecenderungan

kehidupan masyarakat desa dalam aspek mata pencaharian. Teknik ini dapat

dilakukan sendiri oleh masyarakat melalui kegiatan menggali informasi dan

pembuatan tabel jenis mata pencaharian. Fasilitator hanya bertindak

memberikan bimbingan masyarakat agar mampu mempertajam analisis dari

data yang telah dikumpulkan.

Analisa ini dilakukan dengan tujuan :

a. Mengetahui komposisi atau jenis-jenis mata pencaharian, pola

pembagian kerja, tingkat penghasilan dan pengeluaran masyarakat

desa.

b. Memahami kekuatan menyangkut potensi, ragam permasalahan,

keadaan terkait dengan sejumlah pekerjaan yang dilakukan oleh

masyarakat desa, misalnya, aspek pasar dan pemasaran, ketersediaan

bahan baku, teknologi serta tenaga kerja yang dibutuhkan.

Page 18: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

c. Memberikan gambaran tentang masalah dan kebutuhan masyarakat

untuk perencanaan program dalam upaya meningkatkan pendapatan

dan sosial ekonomi desa.

B. Analisis Sosial Budaya

Analisis sosial budaya merupakan analisis terhadap kondisi sosial budaya

masyarakat akibata danya suatu pembangunan ataupun aktivitas kegiatan. Analisis

sosial budaya bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial dan budaya masyarakat.

Analisis sosial budaya akan menilai kondisi sosial budaya yang mengalami

perubahan ataupun tidak mengalami perubahan akibat adanya suatu kegiatan dan

atau proses pembangunan.

Tujuan analisis aspek sosial budaya adalah mengkaji kondisi sosial budaya

masyarakat yang mendukung atau menghambat pengembangan kawasan

perdesaan, serta memiliki fungsi antara lain :

Sebagai dasar penyusunan rencana strategis serta pembangunan sosial

budaya masyarakat.

Mengidentifikasi struktur sosial budaya masyarakat .

Menilai pelayanan sarana dan prasarana sosial budaya yang mendukung

pengembangan kawasan.

Menggariskan prioritas-prioritas utama dalam formulasi kebijakan

pembangunan sosial budaya masyarakat.

Memberikan gambaran situasi dan kondisi objektif dalam proses

perencanaan.

Sebagai acuan pelaksanaan pemantauan, pelaporan dan penilaian program-

program pembangunan sosial budaya secara integratif.

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan analisis aspek

sosial budaya antara lain :

Teridentifikasinya struktur sosial dan budaya yang terbentuk di kawasan

perdesaan.

Page 19: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Terumuskannya potensi dan kondisi sosial budaya, meliputi pasar tenaga

kerja, keragaman sosial budaya penduduk serta jumlah dan pertumbuhan

penduduk.

Penilaian pelayanan sarana dan prasarana sosial budaya yang mendukung

pengembangan kawasan perdesaan.

C. Analisis Perekonomian

Analisis ini dimaksudkan untuk memahami karakteristik perekonomian

wilayah dan ciri-ciri ekonomi kawasan, antara lain pertumbuhan dan kontribusi

masing-masing sektor ekonomi dalam perekonomian; posisi ekonomi kawasan

perbatasan terhadap kawasan lainnya baik secara nasional, regional maupun

internasional mengingat posisi geografis yang strategis; kesempatan kerja; disparitas

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi antar kawasan dan antar daerah; serta

untuk mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang strategis/unggulan. Teknik-

teknik analisis yang digunakan dalam tahapan analisis perekonomian wilayah adalah:

Analisis Kondisi Ekonomi

Tujuan utama dari analisis ini adalah menjabarkan hasil perhitungan PDRB ke

dalam bentuk yang relatif sederhana, dengan menggunakan pendekatan

metode Statistik Deskriptif seperti penyusunan rasio-rasio, angka indeks,

rata-rata dan lain sebagainya.

Analisis Kinerja Ekonomi

Analisis kinerja ekonomi dilakukan dengan shift share (SS), yang merupakan

salah satu teknik kuantitatif dalan menganalisa kinerja perekonomian suatu

daerah. Analisis ini berguna untuk memantau pergeseran struktur ekonomi

suatu daerah dan menggambarkan kesenjangan posisi daerah di suatu

wilayah.

Analisis Sektor Strategis dan Komoditas Unggulan

Analisis sektor strategis dilakukan dengan menggunakan analisis Location

Quetient (LQ), metode Analytical Hierarchi Process (AHP), dan Domestic

Resources Cost (DRC).

Page 20: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Analisis Location Quotient (LQ) yang merupakan suatu teknik yang

digunakan untuk memperluas analisis Shift Share. Analisa ini dipakai untuk

mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan (industri) dalam suatu daerah

dengan cara membandingkan perannya dalam perekonomian daerah

tersebut dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian

regional atau nasional.

LQ=

Dimana :

Xi = PDRB sektor A (sejenis) disuatu daerah

Xt = Total PDRB daerah tersebut

Yi = PDRB sektor A (sejenis) secara regional/nasional (daerah patokan)

Yt = Total PDRB regional/nasional (daerah patokan)

Dari teknik analisa menunjukan jika LQ:

Lebih besar dari satu (LQ > 1 ), maka daerah lebih besar dari pada

regional yang artinya daerah lebih spesialisasi dari pada regional. Atau

dengan kata lain daerah dapat mengekspor ke daerah lain.

Sama dengan satu (LQ = 1), maka tingkat spesialisasi adalah sama antara

regional dan daerah atau dengan kata lain peranan relatif sektor yang

bersangkutan untuk daerah adalah sama dengan peranan relatif sektor

yang sama dalam perekonomian regional.

Lebih kecil dari satu (LQ < 1), maka regional lebih spesialisasi lebih dari

daerah untuk sektor yang sama.

Metode AHP, dapat menggunakan data primer dan data sekunder, data

yang dibutuhkan cenderung lebih ditentukan oleh hasil

pengamatan/informasi/data responden yang memahami teknis dan

kebijakan dari komoditas tersebut, selanjutnya diberi skore/nilai bertingkat

yang menunjukkan penting atau tidaknya suatu komoditi untuk

dikembangkan. Dalam menggunakan metode AHP, aspek-aspek penting

pada skema diatas harus dipertimbangkan untuk penentuan indikator dan

Page 21: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

faktor-faktor yang dinilai sangat berpengaruh terhadap penentuan

komoditas menjadi unggulan di suatu kawasan.

Metoda Domestic Resources Cost (DRC), metode ini pada dasarnya

menggunakan indikator-indikator nilai perdagangan, kontribusi produksi,

tingkat produktivitas dan keuntungan komparatif baik pada tingkat provinsi

maupun kabupaten. Mengingat jenis komoditas sangat banyak, maka

langkah-langkah penentuan komoditas unggulan dengan metode DRC,

adalah sebagai berikut :

Penapisan komoditas unggulan nasional atau yang potensi sebagai

komoditas ekspor berdasarkan 10 besar nilai perdagangan di tingkat

provinsi. kemudian, 10 besar yang lolos sebagai komoditas unggulan

tingkat provinsi di seleksi dengan menggunakan kriteria produksi,

produktivitas dan keuntungan komparatif di tingkat kabupaten untuk

menentukan peringkat keunggulan.

Penentuan peringkat komoditas unggulan tingkat kawasan dinilai yang

memiliki nilai terbesar terhadap kontribusi tingkat kabupaten.

D. Analisis Potensi Sumber Daya Alam

Analisis potensi sumber daya alam, untuk mengetahui tingkat ketersediaan

dan penggunaan sumber daya alam (mineral, air, hutan, tanah, dan lain-lain) serta

kemungkinan pengembangannya. Analisis ini juga merupakan analisa mengenai

keproduktifan sumber daya alam baik itu dari kegiatan pertanian, perikanan hutan

maupun sumber daya mineral yang dimiliki suatu wilayah sehingga akan

diketahui daerah-daerah yang berpotensi dalam pengembangan produksi sumber

daya alam tersebut.

Adapun tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk mengetahui sejauh

mana produktifitas sumber daya alam saat ini dalam mendukung perkembangan

kawasan perdesaan di masa yang mendatang. Analisa potensi sumber daya alam

dilakukan berbarengan dengan analisa ekonomi terkait analisis sektor strategis dan

komoditas unggulan di kawasan perdesaan yang menjadi wilayah pekerjaan.

Page 22: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Teknik dan metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode

deskriptif.

E. Analisis Sumberdaya Buatan

Analisis potensi sumber daya buatan, untuk mengetahui tingkat

ketersediaan, tingkat pelayanan, sebaran dari prasarana yang ada, dan hal lain yang

berkaitan dengan teknologi serta biaya pembangunan prasarana spesifik sesuai

dengan kondisi geografis wilayah itu.

Secara umum, analisis sumberdaya buatan dilakukan untuk memahami:

Kondisi dan pelayanan sarana dan prasarana wilayah;

Potensi dan kemungkinan kendala yang dihadapi dalam peningkatan

pelayanan sarana dan prasarana wilayah.

Sistem Prasarana Transportasi

Analisis sistem prasarana transportasi yang meliputi transportasi darat, air, dan udara

dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai:

Keterkaitan fungsional dan ekonomi antar kota, antar kawasan baik dalam

wilayah maupun antar wilayah kabupaten, dengan melihat pengumpul hasil

produksi, pusat kegiatan transportasi, dan pusat distribusi barang dan jasa;

Kecenderungan perkembangan prasarana transportasi yang ada;

Aksesibilitas lokasi-lokasi kegiatan di wilayah kabupaten.

Sistem Prasarana Wilayah Lainnya

Termasuk di dalam sistem prasarana wilayah lainnya adalah prasarana energi/listrik,

telekomunikasi, pengelolaan lingkungan (seperti sampah, air limbah dan air bersih),

prasarana kota, dan sebagainya. Idenfikasi ini dimaksudkan untuk menemui dan

mengenali fungsi, kondisi, dan tingkat pelayanan prasarana wilayah tersebut.

Kebutuhan data yang harus dipenuhi adalah pola jaringan, kapasitas dan volume

pelayanan, luas area dan volume pelayanan, serta lokasi, fungsi, dan kapasitas

instalasi.

Page 23: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

F. Analisis Penggunaan Lahan

Analisis penggunaan lahan dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk

penguasaan, penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan lahan untuk kegiatan

budidaya dan lindung. Selain itu, dengan analisis ini dapat diketahui besarnya

fluktuasi intensitas kegiatan di suatu kawasan, perubahan, perluasan fungsi

kawasan, okupasi kegiatan tertentu terhadap kawasan, benturan kepentingan

sektoral dalam pemanfaatan ruang, kecenderungan pola perkembangan kawasan

budidaya dan pengaruhnya terhadap perkembangan kegiatan sosial ekonomi serta

kelestarian lingkungan.

Untuk memahami tingkat perkembangan pemanfaatan sumberdaya

setempat dilakukan analisis penggunaan lahan. Analisis ini dilakukan terhadap pola

penggunaan tanah pada kawasan perbatasan dengan aspek-aspek yang dianalisis

meliputi :

o Struktur tata ruang, yang meliputi aspek pola/arah pergerakan, aspek

struktur jaringan jalan dan tingkat aksesbilitas serta kecenderungan

perkembangan struktur tata ruang.

o Arah kecenderungan perkembangan fisik kawasan perdesaan

o Pola perkembangan kawasan yang meliputi aspek pola perkembangan

kawasan budidaya dan non budidaya seperti perumahan, kawasan

perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan kesehatan,

pertanian, perkebunan, hutan dan lain-lain.

Hasil dari analisis tata guna lahan digunakan untuk mengevaluasi kondisi

penggunaan lahan saat ini, antara lain untuk menemukenali permasalahan dalam

pemanfaatan penggunaan lahan maupun untuk digunakan sebagai dasar dalam

menentukan arah perkembangan pemanfaatan lahan di kawasan perdesaan.

G. Analisis Kelembagaan (Analisis Pelaku)

Analisis Kelembagaan bertujuan untuk menyediakan informasi dasar yang

diperlukan untuk mengetahui para pelaku (stakeholders) yang terlibat dalam

program beserta kekuatan dari hubungan timbal balik yang terjalin. Dalam konteks

Page 24: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

perencanaan, analisis pelaku ditujukan untuk mengetahui siapa saja (individu,

kelompok dan organisasi) yang langsung atau tidak langsung terlibat dan

berpengaruh terhadap jalinan kerjasama yang menjadi sasaran dalam program.

Manfaat analisis pelaku dalam proses perencanaan diantaranya;

Membantu proses identifikasi kelompok, organisasi atau lembaga yang

terlibat dalam pembangunan.

Menggambarkan secara spesifik pola hubungan sosial antarpelaku yang

menjadi masukan menyangkut kepemimpinan, peningkatan kemampuan

tugas, dan tim kerja.

Membantu mengambarkan kekuatan hubungan kelembagaan lokal dalam

memecahkan masalah dan konflik yang terjadi.

Memberikan pemahaman tentang peranserta masyarakat baik perempuan

atau laki-laki dalam lembaga formal dan informal

Memahami cara masyarakat desa membuat prioritas terhadap kegiatan

lembaga yang ada di wilayahnya dan memberikan penilaian tentang

kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jenis informasi yang dikumpulkan mengenai kelembagaan menyangkut

sejarah dan eksistensi kelompok atau organisasi lokal yang dikenal masyarakat.

Lembaga formal dan non-formal yang memiliki peluang untuk mengembangkan

kegiatan masyarakat, seperti, pemerintah desa, BPD, KUD, PPL, lembaga agama, dan

LSM. Lembaga khusus yaitu informasi mengenai kelompok atau organisasi yang

bergerak dibidang tertentu secara spesifik, misalnya lembaga yang bergerak

dibidang pertanian, perkebunan, hutan lindung, industri kerajinan, kesehatan dan

lembaga adat.

Page 25: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Gambar 6. 2 Contoh Hubungan Antarpelaku/Kelembagaan

H. Analisis Kapasitas Internal dan Eksternal (SWOT)

Langkah selanjutnya setelah melakukan analisis terhadap kondisi di kawasan

perdesaan ialah penilaian kapasitas internal dan eksternal (komunitas) desa sebagai

satu kesatuan wilayah pengembangan. Tahap ini bertujuan untuk menyediakan

informasi tentang kondisi lingkungan menyangkut kekuatan, kelemahan internal

serta peluang dan ancaman ekternal yang akan dihadapi. Analisis lingkungan secara

umum dibagi dalam dua kelompok. Pertama, lingkungan internal yang sifatnya

berada dalam jangkauan masyarakat desa. Kedua, lingkungan ekternal desa

mencakup lingkungan makro yang secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi kinerja masyarakat dan kelompok yang ada.

Salah satu teknik yang dapat membantu dalam menganalisis kapasitas

internal dan eksternal suatu wilayah digunakan teknik Analisis SWOT. Yang

dimaksud dengan Analisis SWOT yaitu analisis mengenai potensi, masalah,

kesempatan dan ancaman yang terdapat di setiap sektor di wilayah perencanaan.

Analisis SWOT merupakan salah satu teknik analisis yang digunakan dalam

menginterpretasikan wilayah perencanaan, khususnya pada kondisi yang sangat

Page 26: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

kompleks dimana faktor internal dan eksternal memegang peranan yang sangat

penting.

Analisis SWOT digunakan untuk dapat menetapkan tujuan secara lebih

realistis dan efektif, serta merumuskan strategi dengan efektif pula. Dengan

berlandaskan SWOT, tujuan tidak akan menjadi terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Penggambaran sektor sesuai elemen-elemen SWOT dari masing-masing sektor

tersebut, yaitu meliputi :

Kekuatan (strength), yaitu mendeskripsikan keadaan/kondisi dari tiap-tiap

sektor yang sudah ada dan merupakan suatu hal yang dianggap sebagai

potensi dan memiliki kekuatan.

Kelemahan (weakness), yaitu mendeskripsikan hal-hal yang dianggap menjadi

permasalahan yang sudah ada dalam tiap-tiap sektor.

Peluang (opportunity), yaitu mendeskripsikan kondisi yang diprediksikan akan

terjadi dan dianggap memberikan kesempatan untuk mengembangkan

potensi.

Ancaman (threat), yaitu mendeskripsikan kondisi yang dipredikasikan akan

terjadi namun dianggap mengancam pengembangan potensi.

Metode dalam analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui strategi dasar

pemecahan masalah yang dapat diterapkan secara kualitatif. Adapun cara yang

dilakukan adalah menggabungkan/melakukan kombinasi dua komponen SWOT

sebagai berikut (Wicaksono & Sugiarto, 2001).

Gambar 6. 3 Matriks SWOT

Internal Audit

Strengths Weaknesses

Ext

ern

al En

vir

on

men

t

Op

po

rtu

nit

ies

SO WO

Th

reats

ST WT

Page 27: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Keterangan :

SO : memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk meraih peluang (O).

ST : memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk mengantisipasi/

menghadapi ancaman (T) dan berusaha secara maksimal manjadikan ancaman

tersebut sebagai peluang.

WO : meminimalkan kelemahan (W) untuk meraih peluang (O)

WT : meminimalkan kelemahan (W) untuk menghindari secara lebih baik dari

ancaman (T)

Manfaat pemetaan potensi dan masalah dalam proses perencanaan

diantaranya:

a) Menggambarkan secara jelas kekuatan dan kelemahan suatu lokasi atau

wilayah pembangunan tertentu.

b) Menggambarkan secara jelas peluang dan tantangan yang dihadapi oleh

masyarakat dan berpengaruh terhadap perubahan dan pertumbuhan suatu

lokasi atau wilayah.

c) Membantu dalam memproyeksikan kebutuhan pengembangan sumber daya

dan lingkungan di masa yang akan datang.

d) Menetapkan kerangka kebutuhan pembangunan ditinjau dari aspek potensi,

masalah, dan tantangan yang dihadapi masyarakat, sehingga pelatihan

diletakkan dalam visi, misi dan kerangka pengembangan jangka panjang.

Masyarakat tentu lebih mengetahui sejarah dan keunggulan di wilayah itu,

sehingga informasi yang diperoleh mencerminkan kondisi dan perkembangan yang

lebih akurat. Kekuatan dan kelemahan mencakup potensi sumber daya manusia dan

alam yang dimiliki, nilai, lembaga sosial yang telah terbangun, komoditas unggulan,

lahan pertanian, infrastruktur yang tersedia, sarana transportasi, jumlah penduduk,

prestasi yang diraih, rendahnya sumber daya manusia dibidang pendidikan,

pengangguran, kesulitan teknologi, rendahnya pelayanan kesehatan,

ketidakseimbangan pendapatan, kepemimpinan, dan kurangnya partisipasi.

Peluang dan tantangan mencakup hal-hal di luar yang sedapat mungkin

mampu dikontrol oleh masyarakat mencakup, situasi regulasi atau kebijakan

pemerintah, akses pasar global, persaingan, permintaan ekspor dan sebagainya.

Page 28: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal mencakup sejumlah pertimbangan yang bersifat

mikro meliputi faktor kelebihan atau kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)

suatu organisasi. Analisis internal dalam konteks pembangunan dilakukan untuk

mengidentifikasi keunggulan bersaing (competitive adventage) suatu desa.

Analisis lingkungan internal mencakup kajian terhadap SDM, organisasi dan

sumber daya alam/fisik. Faktor SDM berkaitan dengan pengalaman, pengetahuan

dan wawasan, keterampilan, keahlian, reputasi, kependudukan, serta kebijakan

pemerintah terhadap kondisi tenaga kerja. Faktor organisasi (kelembagaan)

berkaitan dengan sistem dan proses yang dianut oleh masyarakat, termasuk di

dalamnya strategi, struktur, budaya, manajemen, birokrasi, kepemerintahan,

keuangan, informasi, pemasaran, studi dan pengembangan, kemampuan pembelian,

serta sistem pengendalian. Faktor sumber daya alam meliputi lokasi geografis, akses

terhadap sumber bahan mentah, kondisi hutan, pertanian, kondisi lahan, jaringan

distribusi,dan teknologi.

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan ekternal mencakup sejumlah pertimbangan yang bersifat

makro seperti politik, ekonomi, sosial dan perkembangan teknologi (Wright, Kroll,

dan Parnell, 1996; Pierce dan Robinson, 1997).

1. Pertimbangan politik, seperti pergerakan atau pengaruh kekuasaan para elit

politik dan tokoh masyarakat yang mempengaruhi kebijakan pembangunan

yang dinilai kontraproduktif, sehingga belum mampu membawa pencerahan

atau perbaikan situasi dan kondisi masyarakat. Misalnya, instabilitas politik

yang ditandai dengan fluktuasi mata uang dan kehati-hatian investor atau

pengusaha dalam menanamkan investasi dalam jumlah besar.

2. Pertimbangan ekonomi, berkaitan dengan meningkatnya persaingan

ekonomi global yang berpengaruh terhadap kondisi keuangan dan usaha di

tingkat masyarakat, seperti kehadiran perusahaan retail berskala

internasional yang mempengaruhi pasar tradisional. Munculnya

Page 29: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

konglomerasi usaha lokal yang menyebabkan persaingan harga, bahan baku

dan tumbuhnya oligopoli.

3. Pertimbangan sosial. Interaksi masyarakat tidak hanya mencakup dua desa

atau lebih tetapi hingga tingkat yang lebih luas seperti kabupaten dan

propinsi. Hubungan tersebut memiliki intensitas dan pengaruh yang sangat

kuat akibat penetapan kebijakan, tata ruang dan budaya yang berbeda.

Misalnya kesenjangan sosial ekonomi yang tinggi antara satu desa dengan

desa lainnya karena mendekati pusat pertumbuhan seperti kota. Hal ini

mengakibatkan kecemburuan karena perbedaan perlakuan atau layanan

yang diberikan pemerintah. Dalam jangka panjang akan mengakibatkan

konflik.

4. Pertimbangan teknologi. Perkembangan informasi dan teknologi yang

sangat cepat dan merambah ke berbagai aspek kehidupan, sehingga

menimbulkan pengaruh dalam pemilihan teknologi yang akan digunakan

oleh masyarakat dalam pembangunan. Misalnya pengaruh impor pupuk

kimia untuk pertanian.

Hasil analisis SWOT selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk merancang

strategi dan program kerja lanjutan. Agar diperoleh tingkat validitas dan objektivitas

analisis SWOT yang memadai serta mempertimbangkan tingkat keragaman

responden, dapat digunakan teknik Delphi, teknik Snow Card, pendekatan kualitatif,

dan perdekatan kuantitatif (pembobotan), sesuai dengan kebutuhan analisis SWOT.

Pendekatan-pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing.

6.2.3 Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kawasan

Perdesaan Berbasis Masyarakat

Kegiatan penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan kawasan

perdesaan merupakan hasil sintesa dari berbagai analisa yang telah dilakukan pada

tahap sebelumnya. Kegiatan ini meliputi rumusan hasil analisa yang telah dilakukan

yang merupakan konsep rencana yang akan dilaksanakan.

Page 30: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

A. Perumusan Arah Kebijakan

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang

dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu.

Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan

sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.

Kriteria suatu rumusan arah kebijakan, antara lain:

Memperjelas kapan suatu sasaran dapat dicapai dari waktu ke waktu;

Dirumuskan bersamaan dengan formulasi strategi, sebelum atau setelah

alternatif strategi dibuat;

Membantu menghubungkan tiap-tiap strategi kepada sasaran secara lebih

rasional; dan

Mengarahkan pemilih strategi agar selaras dengan arahan dan sesuai/tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Langkah-langkah merumuskan arah kebijakan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tiap sasaran dan target kinerja tiap tahun;

2. Mengidentifikasi permasalahan dan isu strategik terkait tiap tahun;

3. FGD atas bahan-bahan yang telah diidentifikasi;

4. Merumuskan draft arah kebijakan;

5. Menguji apakah rancangan arah kebijakan tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan; dan

6. Memutuskan arah kebijakan.

Berikut ini disajikan contoh format perumusan arah kebijakan pembangunan

di kawasan perdesaan:

Tabel 6.6 Perumusan Arah Kebijakan Pembangunan Kawasan Perdesaan

No. Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Strategi

Arah Kebijakan

Page 31: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Terhadap atribusi waktu, berdasarkan arah kebijakan, suatu strategi juga

dapat dijelaskan pelaksanaannya sesuai tahapan, sebagaimana kerangka logis

sebagai berikut:

Gambar 6.4 Contoh Format Strategi Pelaksanaan Arah Kebijakan

Dari diagram di atas, strategi harus dirumuskan secara spesifik terhadap

horizon waktu. Dengan arah kebijakan, strategi dapat diterangkan secara logis kapan

suatu strategi dijalankan mendahului atau menjadi prasyarat bagi strategi lainnya.

Urut-urutan strategi dari tahun ke tahun dipandu dan dijelaskan dengan arah

kebijakan. Strategi dapat dijalankan dari atas dalam 1 (satu) tahun periode. Namun,

dapat pula membutuhkan waktu lebih dari satu tahun. Namun, yang terpenting

keseluruhan strategi harus menjadi strategi pembangunan daerah yang padu dan

mampu memberdayakan segenap potensi desa dan pemerintahan daerah sekaligus

memanfaatkan segala peluang yang ada.

B. Perumusan Strategi

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program

indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan

Page 32: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

penting dalam perencanaan pembangunan desa (strategy focussed-management).

Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan

sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah

kebijakan.

Suatu strategi yang baik harus dikembangkan dengan prinsip-prinsip:

1. Strategi dapat menyeimbangkan berbagai kepentingan yang saling bertolak-

belakang;

2. Strategi didasarkan pada capaian kinerja pembangunan dan pemenuhan

kebutuhan layanan yang berbeda tiap segment masyarakat pengguna

layanan, dan pemangku kepentingan;

3. Layanan yang bernilai tambah diciptakan secara berkelanjutan dalam proses

internal Pemerintah Daerah; dan

4. Strategi terdiri dari tema-tema yang secara simultan saling melengkapi

membentuk cerita atau skenario strategi.

Langkah-langkah merumuskan strategi sebagai berikut:

1. Menyusun alternatif pilihan langkah yang dinilai realistis dapat mencapai

tujuan dan sasaran yang ditetapkan;

2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan

ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk

setiap langkah yang akan dipilih; dan

3. Melakukan evaluasi untuk menentukan pilihan langkah yang paling tepat

antara lain dengan menggunakan metode SWOT (kekuatan/strengths,

kelemahan/weaknesses, peluang/opportunities dan tantangan/threats),

dengan langngkah-langkah meliputi:

Pertama, menentukan alternatif strategi pencapaian dari setiap indikator

sasaran atau kumpulan sasaran yang inherent, dengan dengan terlebih dahulu

melakukan analisis SWOT. Melalui analisis data-data dan hasil proses-proses pada

tahapan sebelumnya, dipetakan kebutuhan informasi untuk analisis SWOT (atau

TOWS) dengan mengisi tabel sebagai berikut:

Page 33: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Tabel 6.7 Identifikasi SWOT

Pemetaan SWOT di atas sangat penting untuk memahami kondisi riil daerah.

Diskusi-diskusi yang intens akan sangat membantu penajaman tiap komponen. Atas

dasar informasi yang telah terbagi dalam 4 (empat) kuadran di atas dirumuskan

alternatif strategi sebagai berikut:

Tabel 6.8 Penentuan Alternatif Strategi dan Indikator Sasaran

Kedua, menentukan strategi dari beberapa alternatif strategi. Pengujian

dilakukan pada tingkat pembahasan tim. Pemilihan strategi yang paling tepat

diantara berbagai alternatif strategi yang dihasilkan dengan metode SWOT, dapat

dilakukan melalui:

Page 34: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi

Dibahas kembali melalui forum Focussed Group Discussion (FGD) dengan

melibatkan para pakar yang memiliki pengalaman di bidang manajemen

strategik;

Menggunakan metode pembobotan dengan cara seperti yang dilakukan

terhadap penentuan isu-isu strategis;

Menggunakan metode Balanced Scorecard;

Menggunakan kombinasi antara FGD dengan metode lainnya untuk

objektifitas pemilihan strategi.

Ketiga, alternatif strategi yang dipilih. Dan yang keempat untuk

menghasilkan perumusan strategi yang pada akhirnya dapat selaras dengan pilihan

program yang tepat maka rumusan strategi harus dipetakan (strategy mapping),

agar secara seimbang melintasi lebih kurang empat perspektif:

1. Perspektif masyarakat kawasan perdesaan: bagaimana strategi dapat

menjadikan pengaruh langsung terhadap pengguna layanan atau segmen

masyarakat, pemangku kepentingan lainnya.

2. Perspektif proses internal: strategi harus mampu menjadikan perbaikan

proses dan pemberian nilai tambah pada proses birokrasi (internal business

process).

3. Perspektif kelembagaan: strategi harus mampu menjelaskan dengan

investasi apa pada sistem, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) untuk

menjamin terselenggaranya layanan pemerintahan daerah yang baik (good

governance) dalam jangka panjang.

4. Perspektif keuangan: strategi harus dapat menempatkan aspek pendanaan

sebagai tujuan sekaligus sebagai konstrain (cost-effectiveness) serta untuk

mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang terbatas (allocative

efficiency).

Page 35: 134431694 Pendekatan Dan Metodologi Kebijakan Dan Strategi