13 kajian pustaka kerangka pemikiran dan...

56
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kandungan Standar Akuntansi Pemerintahan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan memuat 12 (dua belas) Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan bagi pemerintah. 2.1.1.1 PSAP No. 01 Penyajian Laporan Keuangan PSAP No. 01 membahas tentang tujuan laporan keuangan, tanggung jawab laporan keuangan, komponen-komponen laporan keuangan, identifikasi laporan keuangan, dan periode pelaporan. 1. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan.

Upload: halien

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kandungan Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan memuat 12 (dua belas) Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

(PSAP) sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

bagi pemerintah.

2.1.1.1 PSAP No. 01 Penyajian Laporan Keuangan

PSAP No. 01 membahas tentang tujuan laporan keuangan, tanggung jawab

laporan keuangan, komponen-komponen laporan keuangan, identifikasi laporan

keuangan, dan periode pelaporan.

1. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai

posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi,

dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para

pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber

daya. Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif

dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi

besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan.

Page 2: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

14

2. Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan

Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada pada

pimpinan entitas.

3. Komponen-komponen Laporan Keuangan

Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan

terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan

finansial. Komponen laporan keuangan sebagai berikut :

a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

c. Neraca

d. Laporan Operasional

e. Laporan Arus Kas

f. Laporan Perubahan Ekuitas

g. Catatan atas Laporan Keuangan

4. Identifikasi Laporan Keuangan

Laporan keuangan diidentifikasi dan dibedakan secara jelas dari informasi

lainnya dalam dokumen terbitan yang sama. Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak untuk informasi

lain yang disajikan dalam suatu laporan tahunan atau dokumen lainnya. Oleh

karena itu, penting bagi pengguna untuk dapat membedakan informasi yang

disajikan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan dari informasi lain, namun

bukan merupakan subyek yang diatur dalam Pernyataan Standar ini. Setiap

komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas.

Page 3: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

15

5. Periode Pelaporan

Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan

keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau lebih

pendek dari satu tahun, entitas pelaporan mengungkapkan informasi berikut :

a. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun,

b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu seperti

arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

2.1.1.2 PSAP No. 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas

PSAP No. 02 membahas tentang tujuan laporan realisasi anggaran dan

struktur laporan realisasi anggaran.

1. Tujuan Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi

pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari

suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan

anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam

mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi,

akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran serta menyediakan

informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam

mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan

anggaran.

Page 4: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

16

2. Struktur Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos

sebagai berikut :

a. Pendapatan-LRA

b. Belanja

c. Transfer

d. Surplus/defisit-LRA

e. Penerimaan pembiayaan

f. Pengeluaran pembiayaan

g. Pembiayaan neto

h. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).

2.1.1.3 PSAP No. 03 Laporan Arus Kas

PSAP No. 03 membahas tentang tujuan laporan arus kas dan klasifikasi

laporan arus kas.

1. Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai

sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode

akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini

disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Laporan arus

kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi penerimaan

dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan

aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.

Page 5: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

17

2. Klasifikasi Arus Kas

Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan

transitoris memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan

untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas

pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi

hubungan antar aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Laporan

arus kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan

transitoris. Adapun penjelasan masing-masing aktivitas tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Aktivitas Operasi

Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari :

Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),

Penerimaan Hibah, Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah

dan Investasi Lainnya, Penerimaan Lain-lain/penerimaan dari pendapatan

Luar Biasa, Penerimaan Transfer. Arus keluar kas untuk aktivitas operasi

terutama digunakan untuk: Pembayaran Pegawai, Pembayaran Barang,

Pembayaran Bunga, Pembayaran Subsidi, Pembayaran Hibah,

Pembayaran Bantuan Sosial, Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar Biasa,

Pembayaran Transfer.

b. Aktivitas Investasi

Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari: Penjualan Aset

Tetap, Penjualan Aset Lainnya, Pencairan Dana Cadangan, Penerimaan

dari Divestasi, Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas. Arus keluar

kas dari aktivitas investasi terdiri dari: Perolehan Aset Tetap, Perolehan

Page 6: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

18

Aset Lainnya, Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal

Pemerintah, Pembelian Investasi dalam bentuk Sekuritas.

c. Aktivitas Pendanaan

Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan antara lain : Penerimaan

utang luar negeri, Penerimaan dari utang obligasi, Penerimaan kembali

pinjaman kepada pemerintah daerah, Penerimaan kembali pinjaman

kepada perusahaan negara. Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan antara

lain : Pembayaran pokok utang luar negeri, Pembayaran pokok utang

obligasi, Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada pemerintah daerah,

Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada perusahaan negara.

d. Aktivitas Transitoris

Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran

kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Arus kas dari aktivitas transitoris mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi pendapatan, beban, dan

pendanaan pemerintah. Arus masuk kas dari aktivitas transitoris meliputi

penerimaan PFK dan penerimaan transitoris seperti kiriman uang masuk

dan penerimaan kembali uang persediaan dari bendahara pengeluaran.

Arus keluar kas dari aktivitas transitoris meliputi pengeluaran PFK dan

pengeluaran transitoris seperti kiriman uang keluar dan pemberian uang

persediaan kepada bendahara pengeluaran.

Page 7: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

19

2.1.1.4 PSAP No. 04 Catatan Atas Laporan Keuangan

PSAP No. 04 membahas tentang struktur dan isi, penyajian informasi

tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi, penyajian informasi tentang

kebijakan fiskal dan ekonomi makro, penyajian ikhtisar pencapaian target

keuangan. Adapun penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Struktur dan Isi

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau

analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan

atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan

dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-

pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan

keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

2. Penyajian Informasi tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan informasi yang

merupakan gambaran entitas secara umum. Seperti domisili dan bentuk hukum

suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas tersebut berada, penjelasan mengenai

sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya, ketentuan perundang-undangan yang

menjadi landasan kegiatan operasionalnya.

3. Penyajian Informasi Tentang Kebijakan Fiskal dan Ekonomi Makro

Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu pembaca

memahami realisasi dan posisi keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan,

termasuk kebijakan fiskal/keuangan dan kondisi ekonomi makro.

Page 8: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

20

4. Penyajian Ikhtisar Pencapaian Target Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat menjelaskan perubahan

anggaran yang penting selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran

yang pertama kali disetujui oleh DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada

dalam pencapaian target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang

dianggap perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk diketahui pembaca

laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan

kejadian-kejadian penting selama tahun pelaporan, seperti: Penggantian

manajemen pemerintahan selama tahun berjalan, Kesalahan manajemen terdahulu

yang telah dikoreksi oleh manajemen baru, Komitmen atau kontinjensi yang tidak

dapat disajikan pada Neraca, Penggabungan atau pemekaran entitas tahun

berjalan.

2.1.1.5 PSAP No. 05 Akuntansi Persediaan

PSAP No.05 Akuntansi Persediaan membahas tentang bagaimana

pengakuan, pengukuran. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

1. Pengakuan

Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan

diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan

andal, pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan atau kepenguasaannya

berpindah. Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan

hasil inventarisasi fisik.

Page 9: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

21

2. Pengukuran

Persediaan disajikan sebesar Biaya perolehan apabila diperoleh dengan

pembelian, Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,

Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. Biaya

perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya

penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada

perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi

biaya perolehan. Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan: a) Metode

sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang b) Harga pembelian terakhir

apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis.

2.1.1.6 PSAP No. 06 Akuntansi Investasi

PSAP No. 06 Akuntansi Investasi membahas tentang bagaimana

klasifikasi investasi, pengakuan investasi dan pengukuran investasi. Adapun

penjelasannya sebagai berikut :

1. Klasifikasi Investasi

Investasi pemerintah diklasifikasikan menjadi dua yaitu investasi jangka

pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan

kelompok aset lancar sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok

aset nonlancar.

a. Investasi jangka pendek

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek,

antara lain terdiri atas : Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas

bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis (revolving

Page 10: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

22

deposits), Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka

pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat

Bank Indonesia (SBI).

b. Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman

investasinya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen

adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara

berkelanjutan, sedangkan Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka

panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Investasi permanen dapat berupa : Penyertaan Modal Pemerintah pada

perusahaan negara/daerah, badan internasional dan badan usaha lainnya

yang bukan milik negara, Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh

pemerintah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat. Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh

pemerintah, antara lain dapat berupa : Pembelian obligasi atau surat utang

jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal

jatuh temponya oleh pemerintah, Penanaman modal dalam proyek

pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, Dana yang

disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat. seperti

bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat,

Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk

dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang

dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.

Page 11: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

23

2. Pengakuan Investasi

Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi

dan perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi apabila

memenuhi kriteria kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa

potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh

pemerintah, Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara

memadai (reliable). Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas dan/atau

aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi

investasi memenuhi kriteria pengakuan investasi yang pertama, entitas perlu

mengkaji tingkat kepastian mengalirnya manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau

jasa potensial di masa yang akan datang berdasarkan bukti-bukti yang tersedia

pada saat pengakuan yang pertama kali.

3. Pengukuran Investasi

Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk

nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai

dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar

yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.

Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan

obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan.

Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri

ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul

dalam rangka perolehan tersebut. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga

diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar

investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada

Page 12: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

24

nilai wajar, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar aset lain yang

diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. Investasi jangka pendek dalam

bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar

nilai nominal deposito tersebut. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari

pertukaran aset pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah

adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga

perolehannya tidak ada.

2.1.1.7 PSAP No. 07 Akuntansi Aset Tetap

PSAP No. 07 membahas tentang klasifikasi, pengakuan, penilaian,

penyajian, dan pengungkapan yang diperlukan.

1. Klasifikasi Aset Tetap

Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau

fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai

berikut : a) Tanah b) Peralatan dan Mesin c) Gedung dan Bangunan d) Jalan,

Irigasi, dan Jaringan e) Aset Tetap Lainnya f) Konstruksi dalam Pengerjaan.

2. Pengakuan Aset Tetap

Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh

dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap

harus dipenuhi kriteria sebagai berikut : (a) Berwujud; (b) Mempunyai masa

manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; (c) Biaya perolehan aset dapat diukur

secara andal; (d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;

dan (e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Page 13: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

25

Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mempunyai manfaat lebih dari

12 (dua belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan

yang dapat diberikan oleh aset tetap tersebut, baik langsung maupun tidak

langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa

aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah. Manfaat ekonomi

masa depan akan mengalir ke suatu entitas dapat dipastikan bila entitas tersebut

akan menerima manfaat dan menerima risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya

tersedia jika manfaat dan risiko telah diterima entitas tersebut.

3. Pengukuran Aset Tetap

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap

dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap

didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Pengukuran dapat

dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran dengan bukti pembelian

aset tetap yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aset yang

dikonstruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya

dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal dengan entitas tersebut untuk

perolehan bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam proses

konstruksi. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola

meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung

termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa

peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan

aset tetap tersebut.

Page 14: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

26

2.1.1.8 PSAP No. 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

PSAP No. 08 membahas tentang pengakuan, pengukuran dan

pengungkapan dalam konstruksi dalam pengerjaan.

1. Pengakuan Konstruksi Dalam Pengerjaan

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan

jika: (a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang

berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh; (b) biaya perolehan tersebut dapat

diukur secara andal; dan (c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

2. Pengukuran Kontruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. Nilai

konstruksi yang dikerjakan secara swakelola : a) Biaya yang berhubungan

langsung dengan kegiatan konstruksi b) Biaya yang dapat diatribusikan pada

kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut c) Biaya

lain yang secara khusus dibebankan sehubungan konstruksi yang bersangkutan.

3. Pengungkapan Kontruksi Dalam Pengerjaan

Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai Konstruksi

Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi: (a) Rincian kontrak konstruksi

dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya

(b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya. (c) Jumlah biaya yang

telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar. (d) Uang muka kerja yang

diberikan. (e) Retensi.

Page 15: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

27

2.1.1.9 PSAP No. 09 Akuntansi Kewajiban

PSAP No. 09 Akuntansi Kewajiban membahas tentang klasifikasi,

pengakuan, pengukuran kewajiban. Untuk penjelasannya sebagai berikut :

1. Klasifikasi Kewajiban

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika

diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya,

meskipun kewajiban tersebut jatuh tempo dan akan diselesaikan dalam waktu 12

(dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan jika : (a) Jangka waktu aslinya adalah

untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan. (b) Entitas bermaksud untuk

mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar jangka panjang. (c)

Maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali

(refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang

diselesaikan sebelum laporan keuangan disetujui.

2. Pengakuan Kewajiban

Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber

daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai

saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai

penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Keberadaan peristiwa masa lalu

(dalam hal ini meliputi transaksi) sangat penting dalam pengakuan kewajiban.

Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah atau

dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan, dan/atau pada saat

kewajiban timbul. Kewajiban dapat timbul dari : (a) Transaksi dengan pertukaran

Page 16: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

28

(exchange transactions). (b) Transaksi tanpa pertukaran (non-exchange

transactions), sesuai hukum yang berlaku dan kebijakan yang diterapkan, yang

belum dibayar lunas sampai dengan saat tanggal pelaporan (c) Kejadian yang

berkaitan dengan pemerintah (government-related events). (d) Kejadian yang

diakui pemerintah (government-acknowledged events)

3. Pengukuran Kewajiban

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang

asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang

asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Nilai nominal

atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali

transaksi berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang

pemerintah. Aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran, perubahan

penilaian dikarenakan perubahan kurs valuta asing, dan perubahan lainnya selain

perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat

kewajiban tersebut. Penggunaan nilai nominal dalam menilai kewajiban

mengikuti karakteristik dari masing-masing pos. Paragraf berikut menguraikan

penerapan nilai nominal untuk masing-masing pos kewajiban pada laporan

keuangan.

Page 17: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

29

2.1.1.10 PSAP No. 10 Koreksi Kesalahan , Perubahan Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi Dan Operasi Yang Tidak

Dilanjutkan

PSAP No. 10 membahas tentang koreksi kesalahan, perubahan kebijakan

akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan.

1. Koreksi Kesalahan

Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa

periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan

mungkin timbul karena keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna

anggaran, kesalahan perhitungan aritmatik, kesalahan penerapan standar dan

kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau kelalaian.

Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu

atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan

keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi. Dalam mengoreksi suatu kesalahan

akuntansi, jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus

dilaporkan dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun saldo

ekuitas. Koreksi yang berpengaruh material pada periode berikutnya harus

diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.

2. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Para pengguna Laporan Keuangan perlu membandingkan laporan

keuangan dari suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui

kecenderungan arah (trend) posisi keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena

itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada

setiap periode. Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran

Page 18: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

30

akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi,

metode, dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan akuntansi. Suatu

perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu

kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau

standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa

perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam

penyajian laporan keuangan entitas. Perubahan kebijakan akuntansi harus

disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas

Laporan Keuangan.

3. Perubahan Estimasi Akuntansi

Agar memperoleh Laporan Keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi

perlu disesuaikan antara lain dengan pola penggunaan, tujuan penggunaan aset

dan kondisi lingkungan entitas yang berubah. Pengaruh atau dampak perubahan

estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional pada periode perubahan

dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh, perubahan

estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun perubahan dan

tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap tersebut. Pengaruh

perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak memungkinkan, harus

diungkapkan alasan tidak mengungkapkan pengaruh perubahan itu.

Page 19: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

31

4. Operasi Yang Tidak Dilanjutkan

Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh

peraturan, maka suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait pada

tugas pokok tersebut dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang tidak

dilanjutkan misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan,

tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun

berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau

dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian

apabila ada harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

2.1.1.11 PSAP No. 11 Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Perubahan SAL, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan

Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan

keuangan konsolidasian sebagaimana dimaksud disajikan oleh entitas pelaporan,

kecuali : a) Laporan keuangan konsolidasian arus kas yang hanya disajikan oleh

entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum; b) Laporan keuangan

konsolidasian perubahan saldo anggaran lebih yang hanya disusun dan disajikan

oleh Pemerintah Pusat. Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode

pelaporan yang sama dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan

berisi jumlah komparatif dengan periode sebelumnya.

Page 20: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

32

2.1.1.12 PSAP No. 12 Laporan Operasional

Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan

operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO,

beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang

penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Pengguna laporan

membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi pendapatan-LO dan

beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas pemerintahan. Laporan

Operasional disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,

surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang

diperlukan untuk penyajian yang wajar secara komparatif. Laporan Operasional

dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-

hal yang berhubungan dengan aktivitas keuangan selama satu tahun seperti

kebijakan fiskal dan moneter, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-

angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan. Dalam Laporan Operasional harus

diidentifikasikan secara jelas, dan, jika dianggap perlu, diulang pada setiap

halaman laporan, informasi berikut: (a) nama entitas pelaporan atau sarana

identifikasi lainnya; (b) cakupan entitas pelaporan; (c) periode yang dicakup; (d)

mata uang pelaporan; dan (e) satuan angka yang digunakan.

Page 21: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

33

2.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Kata “penerapan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

menerapkan, melaksanakan, sesuatu yang telah ditetapkan. Berdasarkan

pengertian di atas bila dikaitkan dengan penerapan standar akuntansi

pemerintahan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan standar akuntansi

pemerintahan merupakan pelaksanaan atau implementasi 12 (duabelas)

Pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAP) sebagai pedoman bagi

pemerintah daerah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah.

Suatu organisasi pemerintah dapat dikatakan berhasil jika tujuan dari

penerapan standar akuntansi pemerintahan dapat tercapai. Tujuan yang ingin

dicapai adalah pemerintah mampu menyusun dan menyajikan laporan keuangan

daerah yang berkualitas.

2.1.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

2.1.3.1 Definisi Akuntansi

Beberapa pengertian tentang akuntansi yang dapat diungkapkan oleh

penulis dalam penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman tentang akuntansi

sebelum lebih jauh membahas mengenai akuntansi keuangan daerah diantaranya

adalah menurut Accounting Principles Board (dalam Abdul Halim 2002 : 32)

bahwa akuntansi diartikan sebagai berikut :

‘Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, yang fungsinya meyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam mengambil keputusan ekonomi dan membuat pilihan-pilihan nalar diantara berbagai alternatif arah tindakan’.

Page 22: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

34

Sedangkan menurut Comitee on Terminology of the Accounting Institute

of Certified Public Accountans (AICPA) (dalam Kusnadi 1999 : 2) akuntansi

didefinisikan sebagai berikut ‘accounting is the art of recording, classifying, and

summarizing in a significant manner and item of money, transaction and events,

which are in part at least of a financial character and interpreating the result of’

Artinya akuntansi adalah keterampilan (seni) mencatat,

mengklasifikasikan dan meringkas dengan cara yang tepat (signifikan) dan

dinyatakan setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang serta menafsirkan

(menginterpretasikan) segala hasilnya. Adanya kriteria bahwa informasi yang

dihasilkan oleh akuntansi adalah informasi yang berguna dalam mengambil

keputusan ekonomi. Kedua definisi di atas menunjukkan bahwa pengertian

akuntansi haruslah menghasilkan informasi yang berguna dalam mengambil

keputusan ekonomi.

Sugijanto (1995:193) mengemukakan bahwa “Akuntansi terdiri dari tiga

bidang utama, yaitu akuntansi komersial / perusahaan (comercial accounting),

akuntansi pemerintahan (governmental accounting), dan akuntansi sosial (social

accounting)”. Dalam akuntansi komersial data akuntansi digunakan untuk

memberikan informasi kepada manajemen, pemilik modal, penanam modal,

kreditur, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.

Dalam akuntansi pemerintahan data akuntansi digunakan untuk memberikan

informasi mengenai transaksi ekonomi dan keuangan pemerintah kepada pihak

eksekutif, legislatif, yudikatif dan masyarakat. Akuntansi sosial merupakan

bidang akuntansi seperti neraca pembayaran negara, rekening arus dana, rekening

Page 23: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

35

pendapatan dan produksi nasional serta neraca nasional yang ditetapkan pada

lembaga makro yang melayani perekonomian nasional.

2.1.3.2 Definisi Keuangan Daerah

Keuangan daerah merupakan sumber-sumber keuangan yang ada di daerah

dan publik yang dikelola oleh pemerintah daerah masing-masing. Pada era

sebelum reformasi alat yang digunakan manajemen keuangan daerah adalah tata

usaha daerah, setelah paska reformasi alat pengelolaan yang digunakan adalah

akuntansi yang lebih lengkap dan mampu memenuhi keterbatasan tata usaha

daerah dalam proses anggaran dan penyajian laporan yang lebih informatif kepada

pengguna. Keuangan daerah menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah adalah:

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Sedangkan menurut Mamesah (dalam Halim, 2007:23) keuangan daerah

dapat diartikan sebagai:

‘Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, juga segala satuan, baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh negara/daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku’.

Dari definisi tersebut diatas terdapat dua hal yang perlu dijelaskan yaitu

yang dimaksud dengan semua hak adalah hak untuk memungut sumber-sumber

penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik

daerah, dan lain-lain atau hak untuk menerima sumber-sumber penerimaan lain

Page 24: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

36

seperti dana alokasi umum dan dana alokasi khusus sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan. Hak tersebut akan meningkatkan kekayaan daerah. Yang dimaksud

dengan semua kewajiban adalah mengeluarkan uang untuk membayar tagihan-

tagihan kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan,

infrastruktur, pelayanan umum, dan pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut

akan menurunkan kekayaan daerah. Pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah (Halim, 2007 : 24).

Berdasarkan UU 33 tahun 2004 pasal 66 ayat 1, keuangan daerah harus dikelola

secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan,

dan manfaat untuk masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan daerah

dilaksanakan dengan pendekatan kinerja yang berorientasi pada output, dengan

menggunakan konsep nilai uang (value for money) serta prinsip tata pemerintahan

yang baik (good governance).

2.1.3.3 Definisi Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi pemerintahan di beberapa sumber disebut dengan akuntansi

sektor publik. Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan

pemerintah, BUMN/BUMD, universitas, yayasan, dan organisasi nirlaba lainnya.

Akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan (bisnis) biasanya dikenal

dengan akuntansi sektor privat, sedangkan yang berkaitan dengan organisasi

pemerintahan atau lembaga nonprofit dikenal dengan akuntansi pemerintahan

atau akuntansi sektor publik. Oleh karena pemerintah daerah merupakan satuan

Page 25: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

37

organisasi nonprofit, maka akuntansi yang berkaitan dengan pemerintah daerah

yakni akuntansi keuangan daerah termasuk ke dalam akuntansi sektor publik.

Akuntansi keuangan daerah menurut Abdul Halim (2002 : 42),

didefinisikan sebagai berikut :

Proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah.

Sedangkan menurut GASB (Government Accounting Standard Board) (

dalam Freeman, 1998: 36) pengertian akuntansi pemerintahan adalah :

‘Government accounting is an integral of the accounting discipline. It is founded

on the basic concept underlying the accounting discipline as the whole and shares

many characteristics with comercial accounting’. Artinya akuntansi pemerintahan

adalah suatu kesatuan dari ilmu akuntansi yang bersandar pada konsep dasar ilmu

akuntansi secara menyeluruh dan memiliki beberapa kesamaan dengan akuntansi

komersial.

2.1.3.4 Definisi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah Pasal 232 mengatakan bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah adalah :

Serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD Berdasarkan Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang

Page 26: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

38

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa sistem akuntansi pemerintah

daerah sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut :

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas 2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas 3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap/Barang Milik Daearh; dan 4. Prosedur Akuntansi Selain Kas 5. Penyajian Laporan Keuangan

2.1.3.4.1 Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah Pasal 241 mengatakan bahwa prosedur akuntansi penerimaan kas pada

SKPKD adalah :

Serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Prosedur akuntansi penerimaan kas dilakukan oleh fungsi akuntansi pada

SKPKD. Fungsi akuntansi berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas melakukan

pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas dengan mencantumkan uraian

rekening lawan asal penerimaan kas berkenaan, dan secara periodik jurnal tersebut

diposting kedalam buku besar rekening berkenaan.

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah Pasal 241 mengatakan bahwa:

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut :

1. Bukti transfer 2. Nota kredit Bank 3. Surat perintah pemindahbukuan Bukti transaksi tersebut dilengkapi dengan ;

a. Surat tanda setoran (STS)

Page 27: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

39

b. Surat ketetapan pajak daerah

c. Surat ketetapan retribusi

d. Laporan penerimaan kas dari bendahara penerimaan

e. Bukti transakasi penerimaan kas lainnya

Buku yang digunakan untuk mencatat prosedur akuntansi penerimaan kas

mencakup :

a. Buku jurnal penerimaan kas

b. Buku besar

c. Buku besar pembantu

2.1.3.4.2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah Pasal 247 mengatakan bahwa prosedur akuntansi pengeluaran kas adalah :

Serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Prosedur akuntansi pengeluaran kas dilaksanakan oleh fungsi akuntansi

pada SKPKD. Berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan

ke dalam jurnal pengeluaran kas dengan mencantumkan uraian rekening lawan

asal pengeluaran kas berkenaan, dan secara periodik jurnal tersebut diposting

kedalam buku besar rekening berkenaan.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas

adalah sebagai berikut :

1. Surat perintah pencairan dana (SP2D)

2. Nota debet Bank

Page 28: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

40

Bukti transaksi dilengkapi dengan :

a. Surat penyediaan dana (SPD)

b. Surat perintah membayar (SPM)

c. Laporan pengeluaran kas dari bendahara pengeluaran

d. Kuitansi pembayaran dan bukti tanda terima barang/jasa

Buku yang digunakan untuk mencatat prosedur akuntansi penerimaan kas

mencakup : a) Buku jurnal penerimaan kas, b) Buku besar, c) Buku besar

pembantu.

2.1.3.4.3 Prosedur Akuntansi Aset

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah Pasal 253 mengatakan bahwa prosedur akuntansi aset adalah :

Serangkaian proses pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai atau digunakan SKPKD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Prosedur akuntansi aset dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

Fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi membuat bukti

memorial. Bukti memorial sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai

jenis/nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi aset tetap, nilai aset tetap, tanggal

transaksi dan/atau kejadian. Bukti memorial dicatat ke dalam jurnal umum, dan

secara periodik jurnal tersebut diposting ke dalam buku besar rekening berkenaan.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset berupa

bukti memorial dilampiri dengan :

Page 29: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

41

1. Berita acara penerimaan barang

2. Surat keputusan penghapusan barang

3. Surat keputusan mutasi barang

4. Berita acara pemusnahan barang

5. Berita acara serah terima barang

6. Berita acara penilaian

7. Berita acara penyelesaian pekerjaan

2.1.3.4.4 Prosedur Akuntansi Selain Kas

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah Pasal 259 mengatakan bahwa prosedur akuntansi selain kas adalah :

Serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Prosedur akuntansi selain kas dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada

SKPKD. Fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi membuat

bukti memorial. Bukti memorial sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai

tanggal transaksi dan/atau kejadian, kode rekening, uraian transaksi dan/atau

kejadian, dan jumlah rupiah. Bukti memorial dicatat ke dalam jurnal umum, dan

secara periodik jurnal tersebut diposting ke dalam buku besar rekening berkenaan

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas

berupa bukti memorial yang dilampiri dengan :

1. Berita acara penerimaan barang

2. Surat keputusan penghapusan barang

Page 30: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

42

3. Surat keputusan mutasi barang

4. Berita acara pemusnahan barang

5. Berita acara serah terima barang

6. Berita acara penilaian

7. Berita acara penyelesaian pekerjaan

2.1.3.4.5 Penyajian Laporan Keuangan

Mardiasmo (2004:37) memaparkan bahwa secara garis besar, tujuan umum

penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan

keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti

pertanggungjawaban dan pengelolaan

2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi

kinerja manajerial dan organisasi

Sedangkan secara khusus, tujuan penyajian laporan keuangan oleh

pemerintah daerah adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan

memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya

finansial jangka pendek unit pemerintah.

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan

memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan

perubahan-perubahaan yang terjadi di dalamnya.

Page 31: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

43

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja,

kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang

telah disepakati, dan ketentuan lain yang diisyaratkan.

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran.

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan

organisasional

2.1.4 Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Kata “penerapan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

menerapkan, melaksanakan, sesuatu yang telah ditetapkan. Berdasarkan

pengertian di atas bila dikaitkan dengan penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah merupakan pelaksanaan kandungan sistem akuntansi keuangan daerah

yang terdapat dalam Permendagri No. 59 Tahun 2007 sebagai pedoman bagi

pemerintah daerah mulai dari pencatatan, pengklasifikasian, pengkikhtisaran,

sampai kepada menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah.

Suatu organisasi pemerintah dapat dikatakan berhasil jika tujuan dari

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dapat tercapai. Tujuan yang ingin

dicapai adalah pemerintah mampu menyusun dan menyajikan laporan keuangan

daerah yang berkualitas.

Page 32: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

44

2.1.5 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2.1.5.1 Definisi dan Konsep Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu daftar finansial suatu entitas ekonomi

yang disusun secara sistematis oleh akuntan pada akhir periode atau catatan yang

memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang telah menjalankan

perusahaan selama satu periode (biasanya satu tahun)

Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland, 1994:24). Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi

keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas

pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi

keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Laporan keuangan pemerintah ditujukan untuk memenuhi tujuan umum

pelaporan keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus

pemakainya. Disamping penyusunan laporan keuangan bertujuan umum, entitas

pelaporan dimungkinkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang disusun

untuk kebutuhan khusus.

Mardiasmo (2002 : 160) mengatakan bahwa lembaga pemerintah dituntut

untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan

formal seperti seperti laporan surplus defisit, laporan realisasi anggaran, laporan

Page 33: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

45

arus kas dan neraca serta kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan non

finansial.

Pelaporan keuangan dihasilkan dari proses akuntansi keuangan dan

merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-

pihak eksternal yang menaruh perhatian kepada badan atau organisasi pembuat

laporan serta aktivitas-aktivitasnya.

Pengguna laporan keuangan pemerintahan menurut International

Federation of Accountans-Public Sector Committee (IFAC-PSC) dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Badan legislatif dan badan-badan lain yang mempunyai kekuasaan

mengatur dan mengawasi.

Badan legislatif merupakan pengguna utama dari laporan keuangan

pemerintah. Laporan keuangan tersebut akan memberikan informasi

yang dapat membantu untuk dapat mengetahui bagaimana pemerintah

mengurus sumber-sumber, ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan

perundang-undangan, dan kondisi keuangan maupun kinerja.

2. Rakyat

Rakyat merupakan kelompok terbesar dari pengguna laporan, yang

terdiri dari para pembayar pajak, pemilih, serta kelompok-kelompok

yang mempunyai ketertarikan khusus dan memperoleh pelayanan dan

manfaat dari pemerintah.

3. Investor dan kreditur

Pemerintah harus memberikan informasi-informasi yang berguna

kepada investor dan kreditur pemerintah yang pada akhirnya akan

Page 34: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

46

berguna untuk penilaian kemampuan pemerintah dalam membiayai

kegiatan-kegiatan serta memenuhi kewajiban dan komitmennya.

4. Pemerintah lain, badan internasional, dan penyedia sumber lain

Seperti para investor dan kreditur bahwa pemerintah lain, badan

internasional, dan penyedia sumber lain menaruh ketertarikan terhadap

kondisi keuangan pemerintah selain itu mereka juga menaruh perhatian

terhadap rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan.

5. Analisis ekonomi dan keuangan

Para Analisis ekonomi dan keuangan termasuk media-media keuangan

menelaah, menganalisis dan meyebarkan hasil-hasilnya kepada para

pemakai laporan yang lain. Mereka melakukan evaulasi masalah-

masalah ekonomi dan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa beban yang

diemban oleh suatu pelaporan sangat bervariasi karena makin banyak informasi

yang dibutuhkan baik oleh para pengambil keputusan maupun rakyat sebagai

pembayar pajak. Kebutuhan akan informasi itu dilatarbelakangi oleh tujuan-tujuan

berbeda seperti ekonomi, sosial, bahkan politik.

2.1.5.2 Tujuan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah

Mardiasmo (2004 :37) memaparkan bahwa secara garis besar, tujuan

umum penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah sebagai

berikut:

Page 35: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

47

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan

keputusan ekonomi, social dan politik serta sebagai bukti

pertanggungjawaban (accountability) dan pengelolaan (stewardship)

2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi

kinerja manajerial dan organisasi.

Sedangkan secara khusus, tujuan penyajian laporan keuangan oleh

pemerintah daerah adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan

memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya

financial jangka pendek unit pemerintah.

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan

memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan

perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja,

kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak

yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang diisyaratkan.

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta

untuk memprediksi pengaruh pemilikkan dan pembelanjaan

sumber daya ekonomi terhadap pencapaian tujuan operasional.

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan

organisasional.

Sedangkan berdasarkan PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) menyatakan bahwa pelaporan keuangan pemerintah

seharusnya menyajikan informasi bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas

Page 36: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

48

dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan

cara :

1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber

daya keuangan.

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan

untuk membiayai seluruh pengeluaran

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah

dicapai.

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai

seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas

pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan

pajak dan pinjaman.

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas

pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat

kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan

informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi,

transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran

lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus

kas suatu entitas pelaporan.

Page 37: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

49

2.1.5.3 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan berdasarkan PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan terdiri dari : 1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2)

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL) 3) Neraca

4) Laporan Operasional (LO) 5) Laporan Arus Kas (LAK) 6) Laporan Perubahan

Ekuitas (LPE) 7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi,

dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan

realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara

langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,

belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan

sebagai berikut : (a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara

Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah

lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu

dibayar kembali oleh pemerintah. (b) Belanja adalah semua pengeluaran

oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang

mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah. (c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh

suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana

perimbangan dan dana bagi hasil. (d) Pembiayaan (financing) adalah

Page 38: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

50

setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan

bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran

berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan

untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan

pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.

Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali

pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan

modal oleh pemerintah.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi

kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

3. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang

dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-

masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Aset adalah sumber

daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau

sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah

maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan

Page 39: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

51

sejarah dan budaya. (b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa

masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah. (c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.

4. Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya

ekonomiyang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam

Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-

pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: (a)

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih. (b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. (c) Transfer adalah hak

penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas

pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan

dan dana bagi hasil. (d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau

beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan

merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan

berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

5. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan

aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas

Page 40: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

52

pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup

dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas,

yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Penerimaan kas

adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah.

(b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara

Umum Negara/Daerah.

6. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau

rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan

Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan

juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan

oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan

untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta

ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian

laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan

mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut: (a)

Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas

Akuntansi. (b) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan

dan ekonomi makro. (c) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan

Page 41: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

53

selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi

dalam pencapaian target. (d) Menyajikan informasi tentang dasar

penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang

dipilih untuk diterapkan atas transaksi transaksi dan kejadian-kejadian

penting lainnya. (e) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos

yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan. (f) Mengungkapkan

informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan

keuangan. (g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk

penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan

keuangan.

2.1.6 Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Dalam Sofyan Syafri Harahap (2007:123) menyatakan bahwa :

Laporan keuangan dapat dikatakan atau memenuhi laporan keuangan yang berkualitas apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : 1) Relevance, informasi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan dan dapat membantu pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan. 2) Understability, informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya. 3) Verifiability, informasi keuangan yang disajikan harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. 4) Neutrality, laporan akuntansi tidak berpihak kepada kebutuhan pihak tertentu. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum dan bukan pihak-pihak tertentu saja. 5) Timelines, laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.

Sedangkan dalam PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan menyatakan bahwa :

Page 42: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

54

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PP. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang dipelukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikendaki :

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat

di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan

serta menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan

demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan

maksud penggunaannya. Informasi yang relevan adalah :

a. Memiliki manfaat umpan balik (feetback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat mengkoreksi

ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (prediktif value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan

datang berdasarkan masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna

dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin

yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir

Page 43: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

55

informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan

dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat

dicegah.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan fakta secara jujur, serta dapat

diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya

tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat

menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik sebagai berikut :

a. Penyajian jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk

disajikan.

b. Dapat diverifikasi

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila

pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya

tetap menunjukkan simpulan yang tidak jauh berbeda.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada

kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan

keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan

Page 44: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

56

secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila

suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas diperbandingkan

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan

menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi

yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode

terjadinya perubahan.

4. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas

pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang

dimaksud.

2.1.7 Hubungan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Dengan

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan mengatakan bahwa Pemerintah menyusun Sistem Akuntansi

Pemerintahan yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan Pemerintah.

Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan

Menteri Keuangan yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi

Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur

dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada pedoman umum

Page 45: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

57

Sistem Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri

Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. Sistem Akuntansi

Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara,

peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis

transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi

pemerintah. Sedangkan Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya

disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun

dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Oleh karena itu penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah mengacu atau berpedoman pada penerapan standar

akuntansi pemerintahan.

2.1.8 Hubungan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Dengan

Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar

pelaksanaannya teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari

standar (teknik, prinsip) praktik yang sudah diterima oleh umum karena

kegunaannya dan kelogisannya. Dan standar itu adalah standar akuntansi. Standar

akuntansi mencakup peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan

oleh lembaga resmi. Menurut Sofyan Safri Harahap (2007 : 149) menyatakan

bahwa :

Dalam standar akuntansi dijelaskan tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban dan modal, serta transaksi apa yang harus dicatatat, bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam laporan keuangan yang akan disajikan.

Page 46: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

58

Standar akuntansi merupakan pedoman dan landasan bagi pemerintah,

baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pernyataan

dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dalam

Pasal 1 ayat 4 menyatakan bahwa, “Standar akuntansi pemerintahan, selanjutnya

disebut SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun

dan menyajikan laporan keuangan pemerintah”.

Sehingga dengan demikian, hubungan standar akuntansi pemerintahan

terhadap laporan keuangan pemerintah sangat jelas memiliki hubungan

berdasarkan teori di atas. Hal tersebut diperkuat oleh Belkaoui (1985) yang

mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi, “Standar akuntansi

bertujuan untuk menyajikan tentang informasi keuangan menyangkut posisi

keuangan, prestasi, dan kegiatan lembaga”.

Sedangkan hubungan standar akuntansi pemerintahan dengan kualitas

laporan keuangan, tertera dan termuat jelas dalam Peraturan Pemerintah No. 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Pengantar,

menyatakan :

SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

Seluruh instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat

mengimplementasikan SAP dengan baik sehingga laporan keuangan pemerintah

dapat memberikan informasi yang lengkap dan andal kepada berbagai pihak

dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan Negara.

Page 47: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

59

Dari pernyataan dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan jelas dikatakan bahwa SAP bertujuan untuk dapat menyajikan

laporan atau informasi yang lengkap dan andal yang berarti untuk dapat

menyajikan laporan keuangan yang berkualitas. Hubungan tersebut diperkuat oleh

Belkaoui (1985) yang menyatakan bahwa, “Standar akuntansi bertujuan

menghasilkan informasi keuangan yang diharapkan mempunyai sifat jelas,

konsisten, terpercaya, dan dapat dibandingkan”.

2.1.9 Hubungan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dengan

Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Laporan keuangan pemerintah daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD harus disusun atau dihasilkan dari sebuah sistem akuntansi

pemerintah daerah yang handal, yang bisa dikerjakan secara manual ataupun

menggunakan aplikasi komputer.

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah Pasal 232 mengatakan bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah adalah :

Serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD Berdasarkan Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa sistem akuntansi pemerintah

daerah sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut :

Page 48: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

60

1. Prosedur Akuntansi penerimaan kas

2. Prosedur Akuntansi pengeluaran kas

3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap/Barang Milik Daearh; dan

4. Prosedur Akuntansi selain kas

5. Penyajian laporan keuangan

Oleh karena itu penerapan sistem akuntansi keuangan daerah merupakan

pelaksanaan dalam menerapkan seluruh komponen dalam sistem akuntansi

keuangan daerah yang berpedoman pada Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas. Sedangkan, Mardiasmo

(2004 :35) mengatakan bahwa untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang

relevan, handal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem

akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan

keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang relevan untuk

pembuatan keputusan. Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan laporan

keuangan daerah yang berkalitas diperlukan penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah yang baik.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pembaharuan manajemen keuangan daerah di era otonomi daerah ini,

ditandai dengan ditetapkannya paket Undang-Undang bidang keuangan Negara,

yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Page 49: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

61

Dari sisi pengelolaan keuangan daerah, paket undang-undang ini

merupakan awal bagi lahirnya peraturan-peraturan pengelolaan keuangan daerah

yang lebih harmonis dengan pengelolaan keuangan negara secara umum. Hal ini

ditandai dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengeloaan Keuangan Daerah yang diikuti oleh peraturan yang lebih teknis

tentang pengelolaan keuangan Daerah yaitu Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

(yang baru saja disempurnakan dengan terbitnya Permendagri Nomor 59 Tahun

2007) serta Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (yang baru saja disempurnakan dengan terbitnya

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan). Tujuan dari lahirnya peraturan-peraturan keuangan ini jelas, yaitu

terciptanya tata kelola keuangan negara yang transparan dan akuntabel baik di

tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Peraturan perundang-undangan tersebut menyatakan bahwa

Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan

yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 6

(enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap SKPKD

menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tersebut

secara periodik yang meliputi :

1. Laporan realisasi anggara

2. Neraca

3. Catatan atas laporan keuangan

Page 50: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

62

4. Laporan arus kas

Oleh karena itu untuk dapat menyusun laporan keuangan pemerintah

daerah diperlukan suatu standar dan sistem yang ditetapkan sebagai suatu

pedoman bagi pemerintah dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah daerah. Saat ini Pemerintah Indonesia telah menetapkan standar

akuntansi yang disebut dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang dituangkan

dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan. Dalam pengantar PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan dijelaskan bahwa, “Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah

prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan

yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan

keuangan pemerintah di Indonesia.

Standar Akuntansi Pemerintahan yang termuat dalam PP No. 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan memuat duabelas Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yaitu :

1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran

3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas

4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan

5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan

6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi

7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap

Page 51: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

63

8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban

10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan

Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa

11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian

12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

(Sumber PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan)

Selain standar akuntansi pemerintahan juga diperlukan suatu sistem

akuntansi pemerintah daerah dalam proses penyusunan laporan keuangan

pemerintah daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010

tentanng Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengatakan bahwa Pemerintah

menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah yang mengacu pada Standar

Akuntansi Pemerintahan Pemerintah. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada

Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu pada

pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan

pada pemerintah daerah diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang

mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum

Sistem Akuntansi Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri

Dalam Negeri. Oleh karena itu saat ini pemerintah telah mengeluarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah yang memuat tentang Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.

Page 52: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

64

Berdasarkan Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 232 mengatakan bahwa sistem akuntansi

pemerintah daerah adalah :

Serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhitisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD). Berdasarkan Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Indra Bastian (2007:120),

sistem akuntansi pemerintah daerah sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut:

1. Prosedur Akuntansi penerimaan kas

2. Prosedur Akuntansi pengeluaran kas

3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap/Barang Milik Daearh; dan

4. Prosedur Akuntansi selain kas

5. Penyajian Laporan Keuangan

Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus mampu

menyediakan laporan keuangan yang berkualitas yang diperlukan publik secara

akurat, relevan dan tepat waktu. Dalam pengantar PP No. 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan dijelaskan bahwa, “Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP

merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya

meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Sedangkan

Mardiasmo (2004 :35) mengatakan bahwa untuk dapat menghasilkan laporan

keuangan yang relevan, handal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus

Page 53: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

65

memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah

menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang

relevan untuk pembuatan keputusan. Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan

laporan keuangan daerah yang berkualitas diperlukan penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah yang baik. Oleh karena itu Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah sangat

diperlukan bagi pemerintah daerah dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan daerah yang berkualitas.

Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PP. No. 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah ukuran-

ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat

normatif yang dipelukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat

memenuhi kualitas yang dikendaki :

1. Relevan

2. Andal

3. Dapat Dibandingkan

4. Dapat Dipahami

Adapun kerangka pemikiran dapat digambarkan seperti gambar di bawah

ini :

Page 54: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

66

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Otonomi Daerah Dan Reformasi Keuangan Daerah UU No. 17 Tahun 2003 dan

UU No. 1 Tahun 2004

Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah : LRA, Neraca, Catatan Atas Laporan Keuangan, Laporan Arus Kas

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan)

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Permendagri

No. 59 Tahun 2007 )

Kualitas Laporan Keuangan Daerah (PP No. 71 Tahun 2010

Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan)

PP No.71 Tahun 2010 Tentang SAP dan Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Page 55: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

67

(X2) Penerapan Sistem Akuntansi Keungan Daearah

1. Prosedur AkuntansiPenerimaan Kas 2. Prosedur Akuntansi Pegeluaran Kas 3. Prosedur Akuntansi Aset 4. Prosedur Akuntansi Selain Kas 5. Penyajian laporan keuangan

Sumber : Permendagri No. 59 Tahun 2007

(X1) Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

1. PSAP Nomor 01 Penyajian Laporan Keuangan; 2. PSAP Nomor 02 Laporan Realisasi Anggaran; 3. PSAP Nomor 03 Laporan Arus Kas; 4. PSAP Nomor 04 Catatan atas Laporan Keuangan; 5. PSAP Nomor 05 Akuntansi Persediaan; 6. PSAP Nomor 06 Akuntansi Investasi; 7. PSAP Nomor 07 Akuntansi Aset Tetap; 8. PSAP Nomor 08 Akuntansi Konstruksi Dalam

Pengerjaan 9. PSAP Nomor 09 Akuntansi Kewajiban; 10. PSAP Nomor 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan

Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa; 11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan

Konsolidasian; 12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

Sumber : PP No. 71Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(Y) Kualitas Laporan Keuangan Daerah

1. Relevan 2. Andal 3. Dapat

Dibandingkan 4. Dapat Dipahami

Sumber : PP No. 71Tahun 2010

Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan

Dari kerangka pemikiran di atas dapat ditarik sebuah paradigma penelitian

secara sederhana, dan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Pengantar PP No 71 Tahun 2010

PP No.71 Tahun 2010

Mardiasmo 2004:35

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Page 56: 13 KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_0606507_chapter2(1).pdf · Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada

68

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2006:306) “hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah”. Karena sifatnya masih sementara, maka perlu

dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul. Berdasarkan teori

dan kerangka pemikiran yang dijelaskan, maka penulis mengemukakan hipotesis

sebagai berikut :

1. Penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah.

2. Penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan daerah.

3. Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan daerah.