bab ii landasan teoritis dan...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
2.1 KAJIAN PUSTAKA
Dalam penulisan karya ilmiah ini diperlukan studi kepustakaan sebagai
referensi bagi pelaksanaan penelitian dan sebagai sarana untuk membuktikan
hasil-hasil penelitian secara teoritis. Agar penelitian ini dapat terbukti secara
teoritis, maka penulis bermaksud untuk menyajikan kajian pustidaka yang relevan
dengan konsep-konsep dan masalah-masalah yang menjadi fokus perhatian dan
penelitian yang penulis laksanakan.
2.1.1 Motivasi Belajar
2.1.1.1 Pengertian
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan
berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni
sebagai pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Elide Prayitno (1989:7) mengemukakan bahwa pengertian motivasi, sebagai berikut : 1. Motivasi sebagai energi penggerak.
Motivasi dalam belajar merupakan suatu energi yang menggerakan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas siswa kepada tujuan belajar.
2. Motivasi dan kebutuhan Motivasi hendaklah dianggap sebagai sesuatu yang terkait dengan kebutuhan. Maksudnya bahwa individu termotivasi untuk melakukan suatu aktifitas kalau hasil aktifitas itu memenuhi kebutuhannya.
9
Sedangkan menurut Mc. Donald (Syaiful Bahri Djamarah. 2008: 148) mengatidakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory gaol reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dan lagi Oemar Hamalik (Syaiful Bahri Djamarah. 2008 : 148), perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
lain lagi menurut Maslow (1943,1970) (Syaiful Bahri Djamarah. 2008 : 149) mengatakan sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Seperti kebutuhan fisikologis, rasa aman, rasa cinta penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkah laku individu.
Dari beberapa definisi motivasi belajar yang telah dikemukakan diatas,
penulis menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar pada mata pelajaran Autocad
merupakan dorongan atau keinginan yang timbul dalam diri individu yang
dinyatakan dengan rasa semangat terhadap kegiatan belajar tanpa ada suatu
paksaan dari pihak manapun, ini dikarenakan adanya pengaruh wawasan, ilmu
pengetahuan serta interaksi lingkungan yang memiliki hubungan yang kuat
terhadap pembentukan motivasi serta wawasan dan ilmu pengetahuan yang
menunjangnya.
Motivasi merupakan jantungnya belajar. Begitu pentingnya motivasi
dalam proses belajar, maka tugas guru yang pertama dan terpenting adalah
membangun motivasi terhadap apa yang akan dipelajari siswa. Motivasi bukan
saja menggerakkan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat
tingkah laku. Siswa termotivasi dalam belajar, menunjukan minat, kegairahan dan
ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa tergantung banyak kepada guru.
10
2.1.1.2 Macam-macam Motivasi
Syaiful Bahri Djamarah (2008: 149) dalam membicarakan soal macam-
macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang
berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “ motivasi intrinsik” dan
motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”.
Kedua motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinstik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu
instrinsik bila tujuannya intheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan
kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung
didalam pelajaran.
Dalam aktivitas belajar motivasi, motivasi intrinsik sangat diperlukan,
terutama belajar sendiri. Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin
belajar terus menerus. Keinginan itu dilatar belakangi oleh pemikiran yang positif,
bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat
berguna kini dan di masa mendatang.
Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang
memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu,
minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau
situasi ada sangkut paut dengan dirinya.
11
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar, karena tahu
besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga
akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya,
tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh
karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikaitkan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari
luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Berdasarkan uraian diatas, siswa hendaknya memiliki kecendrungan
terhadap motivasi intrinsik yang lebih memiliki tekad yang tulus untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan Autocad yang nantinya bisa mengantarkannya
terhadap kesuksesan, tanpa ada rasa puas dan bangga terhadap segala sesuatu
yang telah dicapai.
2.1.1.3 Prinsip-prinsip motivasi belajar
Syaiful Bahri Djamarah (2008 : 152) Aktivitas belajar merupakan kegiatan
yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa
suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar
sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya.
12
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus
diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi
dalam belajar seperti dalam uraian sebagai berikut :
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya
motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong sseorang untuk belajar.
Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum
menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan kecenderungan psikologis yang
menyenangi sesuatu objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat
adalah motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat
dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk
belajar maka dia melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.
Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagi dasar penggerak yang mendorong
aktivitas belajar seseorang.
2. Motivasi Intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan
motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Tidak pernah ditemukan guru yang
tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anak didik yang malas
belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia
rajin belajar.
13
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik,
tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai
dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga. Memuji orang lain berarti
memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini memberikan
semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi
pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat.
Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk
menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar.
Karena bila tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapat ilmu
pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan memanfaatkan
potensi-potensi yang dimiliki bila potensi-potensi tidak ditumbuh kembangkan
melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama anak
didik.
5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar
bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini,
tetapi dihari-hari mendatang.
14
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi
belajar seseorang anak didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran tertentu
dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya,
ringkasannya juga rapi dan lengkap.
2.1.1.4 Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas
berpartisipasi dalam belajar. Bila motivasi ekstrinsik yang diberikan itu dapat
membantu anak didik keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, maka
motivasi dapat diperankan dengan baik oleh guru. Peranan yang dimainkan oleh
guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi motivasi merupakan langkah yang
akurat untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi anak didik.
Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai
pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap
terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam
yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan
dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi
merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Syaiful Bahri Djamarah (2008: 156) menjelaskan ketiga fungsi motivasi
dalam belajar tersebut diatas, akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut :
15
1. Motivasi Sebagai Pendorong Perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada
sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum
diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka
mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka
belajar.
2. Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang kemudian terjelma
dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktifitas
belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap
yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada
dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang
terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul isi
yang dikandung.
3. Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan
yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak
didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu,
tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti
anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang
akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar
16
yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang
memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya.
Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi
senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi
motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Sedangkan Nasution (1999: 76) mengemukakan bahwa ada beberapa
fungsi motivasi adalah:
a. Mendorong manusia untuk berbuat.
Jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi disini
merupakan motor penggerak dari kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Motivasi disini memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
17
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus
dikerjakan, yang serasi dalam mencapai tujuan dengan menyisihkan
perubahan-perubahan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
2.1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan.
Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Max Darsono (2000:34) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
a. Cita-cita atau aspirasi
Cita-cita atau apirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target
ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
b. Kemampuan
Dalam belajar dibutuhkan kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa
aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, perhatian
dan daya pikir fantasi.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis tetapi biasanya
guru lebih cepat melihat kondisi fisik karena jelas menunjukkan gejalanya
daripada kondisi psikologisnya.
18
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan siswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
dan lingkungan masyarakat. Ketiga unsur lingkungan tersebut di atas dapat
mendukung dan menghambat motivasi belajar.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah
dan bahkan hilang sama sekali khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya
kondisional misalnya emosi siswa, gairah belajar, situasi belajar, situasi
dalam keluarga.
f. Upaya guru membelajarkan siswa
Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri
dalam mengajarkan siswa mulai dari penguasaaan materi, cara
menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar
siswa. Bila upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada
kepentiangan siswa maka diharapkan upaya tersebut menimbulkan motivasi
belajar siswa.
Sedangkan Soemadi Soeryabrata (ketut Juliantara, 2010) mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :
1. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan ini masih dapat digolongkan
menjadi dua golongan yaitu : Faktor non sosial dan faktor sosial.
2. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan ini pun dapat digolongkan
dua golongan yaitu : faktor fisikologis dan faktor psikologis.
19
Dan lagi Aam hasami (2011) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar :
1. Kematangan
Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis
haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi.
Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangn,
maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak
optimal.
2. Usaha yang bertujuan
Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin
jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar.
3. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar.
Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk
mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya untuk mendapatkan
prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan
siswa giat belajar guna memperbaikinya.
4. Partisipasi
Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa untuk
berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan
siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa
merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.
20
5. Penghargaan dengan hukuman
Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari
atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk
membuat pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat, bukan tujuan.
Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan.
Penulis mengambil kesimpulan dari beberapa faktor yang telah dipaparkan
diatas, bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang dipengaruhi dua faktor,
yaitu :
1. Faktor Instrinsik, yaitu faktor yang timbul dalam diri individu yang
bersangkutan, misalnya keinginan atau cita-cita, usaha yang bertujuan,
mengembangkan bakat atau kemampuan, dan meningkatkan pengetahuan.
2. Faktor Ekstrinsik, yaitu faktor yang timbul dari luar diri individu yang
bersangkutan, misalnya kondisi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
penghargaan atau hukuman, dan upaya guru membelajarkan siswa.
2.1.2 Prestasi Belajar
2.1.2.1 Pengertian
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
21
Gagne (Sunarto, 2009) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan
menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi
verbal, sikap dan keterampilan.
Sedangkan Winkel (Sunarto, 2009) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Dan lagi Arif Gunarso (Sunarto, 2009) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar.
Dan lagi menurut Bloom (Sunarto, 2009) bahwa hasil belajar dibedakan
menjadi tiga aspek yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotor.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan bukti keberhasilan belajar siswa yang telah melakukan usaha-
usaha untuk mencapai tujuan, hasil belajar siswa sesuai dengan tingkat
keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
2.1.2.2 Indikator prestasi belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku ranah itu, khususnya
ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada
yang bersifat Intangible (tidak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat
dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan
tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan
22
perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan
rasa maupun yang berdimensi karsa.
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah
mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu)
dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
2.1.2.3 Pengukuran prestasi belajar
Muhibin Syah (2007:208) mengungkapkan Dalam pengukuran
keberhasilan belajar siswa akan di uraikan sebagai berikut :
1. Evaluasi prestasi kognitif
Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensikan kognitif (ranah cipta)
dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes
lisan dan perbuatan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa di
sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan saat ini semakin jarang digunakan.
2. Evaluasi prestasi afektif
Dalam merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang
berdimensi afektif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi dan
karakterisasi seyogianya dapat perhatian khusus. Alasannya, karena kedua
jenis prestasi ranah rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan
perbuatan siswanya. Salah satu bentuk tes ranah rasa yang populer ialah “
skala likert (likert scala) yang tujuannya untuk mengidentifikasi
kecendrungan/sikap orang”.
23
3. Evaluasi prestasi psikomotor
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang
berdimensi ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi. Observasi
dalam hal ini, dapat diartikan sebagai jenis tes mengenai peristiwa, tingkah
laku, atau penomena lain, dengan pengamatan langsung.
2.1.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Muhibin Syah (Sutisna Senjaya : 2010) mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
(fisikologis) atau rohani siswa (psikologi).
a. Faktor fisikologi adalah keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan
keuntungan dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik
yang kurang baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajar.
b. Yang termasuk dalam faktor psikologi adalah intelegensi, perhatian, minat,
motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), kondisi lingkungan diri siswa yang
terdiri dari:
a. Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga,lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat.
b. Faktor non sosial adalah faktor yang termasuk non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-
24
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
2.1.3 Belajar Autocad
2.1.3.1 Pengertian
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan
mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para
ahli tentang definisi tentang belajar.
Slameto (2003:2), merumuskan bahwa belajar ialah "Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan Muhibbin Syah (2007: 66) mengemukakan belajar adalah
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang
diperkuat.
Dan lagi Muhibbin Syah (2006:89) mengemukakan bahwa pengertian
belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
‘Dan juga Syaiful Bahri Djamarah (2008:12) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu kata yang sudah tidak akrab dengan lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan mereka dalam menuntut ilmu dilembaga pendidikan formal’.
25
Dan penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.1.3.2 Ciri-ciri Belajar
Syaiful Bahri Djamarah (2008:18) mengemukakan bahwa ada beberapa
perubahan tertentu yang di masukkan ke dalam ciri-ciri belajar, sebagai berikut:
1. Perubahan yang terjadi secara sadar, berarti individu yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu
merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, perubahan yang terjadi pada diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis.
3. Perubahan dalam belajar besifat positif dan aktif, perubahan-perubahan itu
selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan yang terjadi
karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5. Perubahan yang tertuju atau terarah, perubahan tingkah laku itu terjadi karena
adanya tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari.
26
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, perubahan yang diperoleh
individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan
tingkah laku.
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Slameto (2003:54) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern, diantaranya :
1. Faktor intern
Dalam membicarakan faktor intern ini, akan di bahas menjadi tiga faktor
yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
a. Faktor jasmaniah, yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor psikologi, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah
dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga faktor tersebut.
a) Faktor keluarga, yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan
27
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
c) Faktor masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, dibahas
tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.
2.1.4 Mata Diklat AutoCAD.
2.1.4.1 Pengertian
W. kwari dan M.Andy Kwari (2001 :1) Autocad adalah sebuah program komputer aided design model-model dalam bentuk tiga dimensi, hitam putih dan berwarna. Autocad dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas untuk membuat gambar-gambar dan pandangan-pandangan dengan ketepatan yang tinggi.
Sedangkan Alexa (2010) mengemukakan pengertian AutoCAD merupakan
sebuah program yang biasa digunakan untuk tujuan tertentu dalam menggambar serta merancang dengan bantuan komputer dalam pembentukan model serta ukuran dua dan tiga dimensi atau lebih dikenali sebagai “Komputer-aided drafting and design program” (CAD).
Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama sekali
dalam bidang-bidang yang memerlukan keterampilan khusus seperti bidang
Mekanikal Engineering, Sipil, Arsitektur, Desain Grafik, dan semua bidang yang
berkaitan dengan penggunaan CAD.
Sistem program gambar dapat membantu komputer ini akan memberikan
kemudahan dalam penghasilan model yang tepat untuk memenuhi keperluan
khusus disamping segala informasi di dalam ukuran yang bisa digunakan dalam
bentuk laporan, Penilaian Bahan (BOM), fungsi sederhana dan bentuk numerial
dan sebagainya. Dengan bantuan sistem ini dapat menghasilkan sesuatu kerja pada
28
tahap keahlian yang tinggi ketepatan di samping menghemat waktu dengan hanya
perlu memberi beberapa petunjuk serta cara yang mudah.
2.1.4.2 Keunggulan menggunakan sistem CAD
Ada empat keunggulan menggunakan sistem CAD yaitu :
1. Kecepatan
Komputer sebagai motor penggerak CAD sudah digunakan secara luas dewasa
ini dan merupakan peralatan primer.
2. Keakurasian
Menggunakan CAD dapat menggambar hingga ukuran terkecil kemampuan
komputer dapat menghitung, sehingga dapat membuat detail utuh sebuah
rancangan.
3. Kerapian
Penggambaran dalam sistem dilakukan melalui media komputer. Gambar
dibuat dengan input mouse, keyboard, atau tablet.setelah selesai gambar baru
dicetak pada media kertas.
4. Efesiensi
Salah satu keunggulan komputer adalah memori. Komputer dapat mengingat
sejumlah data dibuat didalamnya pada satu waktu dapat dipanggil atau
dimunculkan kembali.
29
2.1.4.3 Elemen tampilan autoCAD
Ada beberapa elemen tampilan dalam autocad, sebagai berikut :
1. Baris Judul ( Title Bar )
Merupakan baris judul dari program AutoCAD 2008. Berisikan tulisan
AutoCAD 2008 serta nama file yang sedang aktif pada saat ini.
2. Baris Status ( Status Bar )
Semi tentang informasi mengenai status (keadaan) pada saat ini dari
beberapa fungsi khusus, seperti grid, ortho, snap dan lain-lain.
3. Area Gambar ( Drawing Area )
Tempat untuk menampilkan gambar, melakukan penggambaran dan
pengeditan gambar.
4. Pop-up Menu ( Menu Pull Down )
Baris menu yang berisi tentang fungsi-fungsi untuk menggunakan
AutoCAD, antara lain perintah untuk penggambaran, mengubah setting,
menyimpan dan menampilkan file gambar dan sebagainya.
5. Toolbar
Tombol-tombol yang berisi perintah-perintah AutoCAD yang dapat
dipergunakan secara cepat. Ditampilkan dengan bentuk simbol-simbol
dalam sebuah kotak.
6. Baris Perintah ( Command Line )
Merupakan baris perintah dari AutoCAD, yang berfungsi untuk
memasukkan perintah-perintah AutoCAD, seperti LINE, CIRCLE,
30
RECTANGLE dan sebagainya. Selain itu berfungsi juga untuk memberikan
tanggapan terhadap perintah-perintah tersebut.
7. Control Menu Icon
Adalah icon yang digunakan untuk mengontrol keadaan jendela dari
program AutoCAD 2008. Icon ini juga merupakan salah satu fasilitas
standard dari setiap program aplikasi berbasis Windows.
2.1.4.4 Fungsi AutoCAD
Fungsi Autocad sebagai berikut :
1) Pengembangan design
2) Analisis design
3) Simulasi design
4) Evaluasi design
5) Automatisasi pembuatan konsep
6) Perbaikan dan modifikasi design
2.1.4.5 Tujuan belajar Autocad
Suparno (2008:318) mengatakan bahwa belajar Autocad memiliki tujuan
Setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar, diharapkan peserta diklat dapat :
1) Peserta diklat mampu memahami perintah dasar AutoCAD.
2) Peserta diklat mampu memodifikasi gambar.
3) Peserta diklat mampu menggunakan berbagai cara pemilihan obyek.
31
4) Peserta diklat mampu menggunakan tombol-tombol fungsi dalam
AutoCAD.
5) Melatih dan menguji kemampuan teori AutoCAD.
6) Mampu menggunakan semua perintah dan fasilitas dalam AutoCAD dengan
trampil.
7) Mampu menggambar bangunan Gedung dan Air dengan AutoCAD.
2.1.4.6 Teknik Dasar 2 Dimensi
1. Perintah dalam menggambar
Fasilitas perintah dalam menggambar pada AutoCAD terdapat pada ikon
grup Draw, dimana ikon grup ini telah aktif pada waktu AutoCAD dibuka.
Berikut perintah-perintah menggambar pada AutoCAD :
Tabel 2.1 Draw toolbar
no Perintah Fungsi
1 Line Membuat objek garis
2 rectangle Membuat objek empat persegi secara cepat
3 Circle Membuat objek lingkaran
4 Ellipse Membuat objek elips
5 Polygon Membuat objek segi banyak
6 Arch Membuat objek busur
7 Multiline Menggandakan garis yang sudah ada dan jarak
serta perletakkannya dapat diatur
8 Hatch Memberikan arsiran pada suatu bidang
9 Teks Menyusun teks/kalimat dalam AutoCAD
32
2. Memberi Ukuran (Dimension)
Dimension berfungsi untuk mengukur dan menuliskan hasil pengukuran ke
dalam area gambar ( layar ). AutoCAD mempunyai pengukuran semi otomatik,
hal ini berarti AutoCAD mampu mengukur secara akurat sekaligus menuliskan
hasil pengukuran tersebut ke dalam gambar. Berikut perintah-perintah untuk
memberikan ukuran :
Tabel 2.2 Dimension toolbar
No Perintah Fungsi
1 Linear untuk mengukur garis vertikal dan horizontal
2 Aligned untuk mengukur garis miring/diagonal
3 Ordinate untuk mengetahui koordinat pada suatu titik
4 Radius untuk mengukur radius lingkaran atau busur
5 Diameter untuk mengetahui diameter lingkaran atau busur
6 Angular untuk mengukur sudut
7 Baseline untuk membuat dimensi dengan titik awal sama
8 Continue: untuk membuat dimensi beraturan
9 Leader untuk memberikan keterangan gambar
3. Instruksi modify
Instruksi untuk memperbaiki gambar melalui menu view lalu pilih toolbar
maka akan tampil kotak dialog. Setelah itu pilih pada kotak sebelah kiri akan
tampil grup modify. Berikut perintah-perintah pada modify sebagai berikut :
Tabel 2.3 Modify toolbar
No Perintah Fungsi
1 Mirror Untuk mencerminkan satu yaitu membuat obyek
baru dengan posisinya terbalik
33
2 Aray Untuk menyalin atau memperbanyak secara
massal
3 Copy Untuk memperbanyak obyek
4 Offset untuk menyalin obyek secara pararel
5 Erase Untuk menghapus satu atau sekumpulan obyek
yang telah dibuat.
6 Fillet Untuk melengkungkan sudut
7 chamfer Untuk memangkas sudut
8 Explode Untuk memecahkan sifat polyline
9 Extrand Untuk memperpanjang obyek dengan
menggunakan obyek pembatas
10 Trim Untuk memotong obyek dengan menggunakan
obyekpembatas
11 Stretch Untuk mengubah sebagian dari obyek, baik
memperbesar atau memperkecil.
12 Rotate Untuk memutar satu atau sekumpulan obyek
dengan cara menentukan titik acuan ( base point )
sebagai sumbu putar
13 Move Untuk memindahkan suatu obyek
14 Block Untuk mengumpulkan obyek gambar yang
disimpan dengan nama tertentu
15 Insert Untuk menampilkan gambar yang tersimpan
16 Point Membuat titik pada bidang gambar
34
2.2 ANGGAPAN DASAR
Anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan kita
mengadakan penelitian tentang permasalahan. Menurut Suharsimi Arikunto
(1996:19) menjelaskan bahwa “anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal-hal yang akan dipakai
untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian”.
Adapun anggapan dasar yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:
a. Motivasi instrinsik : faktor yang dipengaruhi dari dalam diri siswa
b. Motivasi ekstrinsik : faktor yang dipengaruhi dari luar.
2. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar, sikap, Kebutuhan konsep
diri, emosional, potensi guru dan sebagainya.
2.3 HIPOTESIS
“Margono (2009:67) mengemukakan bahwa Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling
mungkin atau paling tinggi tingkat kebenaranya”.
Secara teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi
yang akan diuji kebenaranya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan
diuji melalui statistik sampel.
Adapun Hipotesis dalam penelitian ini terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata diklat Autocad.