tuntunan islam tentang perilaku pendorong kesehatan
DESCRIPTION
Kesehatan merupakan nikmat Allah yang terpenting dalam kehidupan manusia di dunia, meskipun terkadang manusia selalu mengabaikan. Menurut hadist yang disampaikan oleh Abu Hurairah bahwa Rosulullah SAW bersabda: “ Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah ketimbang mu’min yang lemah (H.R. Muslim). Berdasarkan hadist tersebut menunjukan bahwa islam sangat, memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani.TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-
Nya, sehingga makalah yang berjudul “Tuntunan Islam tentang Perilaku Pendorong
Kesehatan “ ini dapat diselesaikan penulisannya. Shalawat dan salam tak lupa pula kita
doakan kepada Allah agar tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan
seluruh sahabatnya .
Dalam penulisan makalah ini, penulis menerima banyak bantuan, oleh karena itu
penulis ucapkan terima kasih, terkhusus kepada Pak Syar’i , sebagai dosen mata kuliah
Agama Islam yang telah membimbing penulis . Terima kasih juga kepada rekan-rekan dan
orang tua yang telah mendukung.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran agar kedepannya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
ISI
TUNTUNAN ISLAM TENTANG PERILAKU PENDORONG KESEHATAN
Pengaruh Makanan
Olahraga 3
Menjaga Kebersihan 4
Menjaga Keselamatan 5
Manajemen Waktu 6
PENUTUP 2
KEPUSTAKAAN iii
1. Pendahuluan
Kesehatan merupakan nikmat Allah yang terpenting dalam
kehidupan manusia di dunia, meskipun terkadang manusia selalu
mengabaikan. Menurut hadist yang disampaikan oleh Abu Hurairah bahwa
Rosulullah SAW bersabda: “ Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih
disayangi Allah ketimbang mu’min yang lemah (H.R. Muslim). Berdasarkan
hadist tersebut menunjukan bahwa islam sangat, memperhatikan
kesehatan jasmani dan rohani.
Sebagai manusia, kita perlu mengetahui bagaimana tuntunan Islam
tentang perilaku pendorong kesehatan. Hal tersebut bertujuan agar kita
bisa menjadi muslim yang tangguh, muslim yang kuat, dan bisa membela
agama Allah. Karena, tanpa kesehatan, kita tidak akan bisa melakukan
sesuatu dengan sempurna.
Dalam makalah ini,penulis akan membahas tentang tuntutan Islam tentang perilaku
pendorong tingkat kesehatan seperti :
1. Pengaruh makanan dan minuman
2. Olahraga
3. Menjaga kebersihan
4. Menjaga keselamatan
5. Manajemen Waktu
Setelah membaca makalah ini, hendaklah kita sekiranya memahami tentang itu
semua, agar kita menjadi muslim yang sehat dan kuat.
2. ISI
2.1 Pengaruh Makanan
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia terbentuk
dari apa yang dimakannya. Dari makanan itu pula dihasilkan tenaga atau energi yang perlu
untuk kelangsungan hidup dan untuk aktivitas fisiknya. Apabila tidak ada makanan, niscaya
tidak ada kehidupan di dunia ini.
Selain untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan energi, makanan merupakan
bagian dari kehidupan sosial budaya. Kegembiraan, ras kasih sayang, rasa syukur, semuanya
itu biasanya diungkapakan dengan selamatan yang menghidangkan berbagai makanan yang
lezat-lezat.
Demikian juga dalam agama, makanan mempunyai tempat yang sangat penting. Oleh
karena itu, makanan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Orang yang memakan
makanan yang halal tentu akan berbeda perilaku dan pola hidup nya dengan orang yang
memakan makanan yang haram. Akan berbeda orang yang memakan makanan yang sehat
dan yang sembarangan.
Permasalahan halal dan haram sangat penting sekali bagi seorang muslim, dan ini
ditunjukkan langsung dengan pengaitan Allah Subhanahu wa Ta’ala antara makanan yang
baik dengan amal shalih dan ibadah. Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim
dan yang lainnya, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik,
dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang
diperintahkannya kepada para rasul dalam firman-Nya: ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari
makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’” (Qs. al-Mu’minun: 51).
Dan Ia berfirman, (yang artinya)“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara
rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” (Qs. al-Baqarah: 172). Kemudian beliau
menyebutkan seorang laki-laki yang kusut warnanya seperti debu mengulurkan kedua
tangannya ke langit sambil berdo’a: ‘Ya Rabb, Ya Rabb,’ sedang makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram, ia kenyang dengan makanan yang haram, maka
bagaimana mungkin orang tersebut dikabulkan permohonannya?!”1
Dalam hadits di atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa
makanan yang dimakan seseorang mempengaruhi diterima dan tidaknya amal shalih
seseorang. Hal ini tentunya cukup membuat kita memberikan perhatiaan yang serius dan
berhati-hati dalam permasalahan ini.
Sebagian muslim tidak mempedulikan apa yang masuk dalam perutnya. Asal enak
dan ekonomis, akhirnya disantap. Tidak tahu manakah yang halal, manakah yang haram.
Padahal makanan, minuman dan hasil nafkah dari yang haram sangat berpengaruh sekali
dalam kehidupan seorang muslim, bahkan untuk kehidupan akhiratnya setelah kematian. Baik
pada terkabulnya do’a, amalan sholehnya dan kesehatan dirinya bisa dipengaruhi dari
makanan yang ia konsumsi setiap harinya. Oleh karena itu, seorang muslim begitu urgent
untuk mempelajari halal dan haramnya makanan.
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa amal tidak
diterima dan tidak suci kecuali dengan memakan makanan yang halal. Sedangkan memakan
makanan yang haram dapat merusak amal perbuatan dan membuatnya tidak diterima”
Makanan yang haram mempengaruhi do’a, seperti hadits Rasulullah : Dari Abu
Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
#ا» ( ي ف#ق#ال# *ين# ل س# -م/ر- ال *ه* ب م#ر## أ *م#ا ب *ين# -م/ؤ-م*ن ال م#ر#
# أ 9ه# الل *ن9 و#إ =ا ?ب ط#ي 9 *ال إ #ل/ #ق-ب ي # ال Cب? ط#ي 9ه# الل *ن9 إ 9اس/ الن Gه#ا ي# أ
) ( /وا /ل ك /وا آم#ن 9ذ*ين# ال Gه#ا ي# أ #ا ي و#ق#ال# Cيم* ع#ل #ع-م#ل/ون# ت *م#ا ب ?ى *ن إ ا *ح= ص#ال و#اع-م#ل/وا #ات* ?ب الط9ي م*ن# /وا /ل ك س/ل/ Gالر Gه#ا ي
# أ
.» ( #ا ي ب? ر# #ا ي م#اء* الس9 *ل#ى إ -ه* #د#ي ي Gم/د# ي #ر# غ-ب# أ ع#ث# #ش- أ ف#ر# الس9 /ط*يل/ ي ج/ل# الر9 #ر# ذ#ك /م9 ث /م- #اك ق-ن ز# ر# م#ا #ات* ?ب ط#ي م*ن-
*ك# «. *ذ#ل ل #ج#اب/ ت /س- ي 9ى #ن ف#أ * ام -ح#ر# *ال ب و#غ/ذ*ى# Cام ح#ر# ه/ #س/ -ب و#م#ل Cام ح#ر# /ه/ ب ر# و#م#ش- Cام ح#ر# و#م#ط-ع#م/ه/ ب? ر#
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima
sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan
kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-
Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal
shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga
berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah
kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan
tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut,
masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai
Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya
dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?" (HR. Muslim no. 1015)
Dari Wahb bin Munabbih, ia berkata,
ط/عمته /ط*ب فلي ، دعوته الله يستجيب أن- ه سر9 من
“Siapa yang bahagia do’anya dikabulkan oleh Allah, maka perbaikilah makanannya.”
Dari Sahl bin ‘Abdillah, ia berkata,
= يوما أربعين الحالل أكل /ه من دعوت #ت /جيب أ
“Barangsiapa memakan makanan halal selama 40 hari, maka do’anya akan mudah
dikabulkan.”
Gemar melakukan ketaatan secara umum, sebenarnya adalah jalan mudah terkabulnya
do’a. Sehingga tidak terbatas pada mengonsumsi makanan yang halal, namun segala ketaatan
akan memudahkan terkabulnya do’a. Sebaliknya kemaksiatan menjadi sebab penghalang
terkabulnya do’a.
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Melakukan ketaatan memudahkan
terkabulnya do’a. Oleh karenanya pada kisah tiga orang yang masuk dan tertutup dalam
suatu goa, batu besar yang menutupi mereka menjadi terbuka karena sebab amalan yang
mereka sebut. Di mana mereka melakukan amalan tersebut ikhlas karena Allah Ta’ala.
Mereka berdo’a pada Allah dengan menyebut amalan sholeh tersebut sehingga doa mereka
pun terkabul.”
Rizki dan makanan yang halal adalah bekal dan sekaligus pengobar semangat untuk
beramal shaleh. Buktinya adalah firman Allah Ta’ala,
Cيم* ع#ل #ع-م#ل/ون# ت *م#ا ب ?ي *ن إ ا *ح= ص#ال و#اع-م#ل/وا #ات* ?ب الط9ي م*ن# /وا /ل ك س/ل/ Gالر Gه#ا ي# أ #ا ي
"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thoyyib (yang baik), dan kerjakanlah amal
yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al
Mu’minun: 51). Sa’id bin Jubair dan Adh Dhohak mengatakan bahwa yang dimaksud
makanan yang thoyyib adalah makanan yang halal (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir,
10: 126).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta'ala pada ayat ini memerintahkan para
rasul 'alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal
sholeh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah
pembangkit amal shaleh. Oleh karena itu, para Nabi benar-benar memperhatikan bagaimana
memperoleh yang halal. Para Nabi mencontohkan pada kita kebaikan dengan perkataan,
amalan, teladan dan nasehat. Semoga Allah memberi pada mereka balasan karena telah
member contoh yang baik pada para hamba." (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 126).
Di akhirat, neraka lebih pantas menyantap jasad yang tumbuh dari yang haram
Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
*ه* ب و-ل#ى# أ 9ار/ ف#الن السGح-ت* م*ن# #ح-م/ه/ ل #ت# #ب ن م#ن-
“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas
untuknya.” (HR. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam mustadroknya 4: 141. Hadits ini
shahih kata Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 4519)
Lihatlah begitu bahayanya mengonsumsi makanan haram dan dampak dari pekerjaan
yang tidak halal sehingga mempengaruhi do’a, kesehatan, amalan kebaikan, dan terakhir,
mendapatkan siksaan di akhirat dari daging yang berasal dari yang haram.
و#اك# س* ع#م9ن- *ف#ض-ل*ك# ب #ا *ن #غ-ن و#أ ام*ك# ح#ر# ع#ن- #ل*ك# *ح#ال ب #ا -ف*ن اك 9ه/م9 الل
[Allahummak-finaa bi halaalika ‘an haroomika, wa agh-ninaa bi fadh-lika ‘amman siwaak]
"Ya Allah, limpahkanlah kecukupan kepada kami dengan rizqi-Mu yang halal dari memakan
harta yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah kami dengan kemurahan-Mu dari
mengharapkan uluran tangan selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563 dan Ahmad 1: 153. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Kalau kita cermati, perilaku konsumen di pusat-pusat perbelanjaan modern atau di
tempat lainya, kita akan mendapatkan setidaknya ada tiga kelompok, pertama, konsumen
yang hanya mempertimbangkan faktor harga (murah atau tidak). Kedua, konsumen yang hati-
hati dalam memilih produk karena dorongan agama. Ketiga, konsumen yang membeli karena
Faktor kesehatan, atau karena kualitas, lebih tertarik pada table komposisi bahan yang tertera
pada barang itu.
Hembing Wijayakusuma, pakar pengobatan Internasional dan akuputur, bahwa
makanan yang halal dan sehat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Makanan yang
halal akan menerima jiwa yang bersih, fikiran dan jasmani yang segar akan menimbulkan
ketentraman dan kekhusuan. Sebelumnya, setiap makanan yang telah diharamkan oleh islam
mengandung bahaya baik lahir maupun batin.
Berikut ini ada beberapa penyakit yang disebabkan karena factor makanan :
1. Penyakit jantung dan stroke
2. Penyakit kencing manis
3. Penyakit kanker
4. Diare
5. Keracunan
6. Dipteri
7. Gastritis
Masih banyak penyakit-penyakit yang timbul akibat salah memilih makanan. Penyakit
yang disebutkan di atas hanya segelintir dari sekian banyak penyakit yang ada. Oleh karena
itu, sebagai manusia yang berakal, kita harus cermat dalam memilih makanan. Jangan sampai
penyakit-penyakit menyerang tubuh kita .
2.2 Olahraga
Islam adalah agama yang sempurna lagi menyeluruh. Meliputi semua aspek
kehidupan manusia.Allah ta’ala berfirman: Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah -Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai islam itu
menjadi agama bagimu (QS. Al-Maidah ; 3)
Islam menghasung pemeluknya untuk menjadi kuat dan sehat baik secara rohani dan
jasmani. Islam menunjukkan keutamaan kekuatan dan kesehatan sebagai modal besar di
dalam beramal saleh dan beraktivitas didalam urusan agama dan urusan dunia. Allah
berfirman: “(Nabi mereka) berkata, “Sesungguhnya Allah ta’ala telah memilihnya menjadi
rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa (QS. Al-Qashas :
247)
Allah juga berfirman: Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat fisiknya lagi dapat dipercaya (QS al
Qashas :26)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Dan pada masing-masingnya terdapat
kebaikan. Bersemangatlah terhadao perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, dan
mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah engkau bersikap lemah (HR Muslim)
Kekuatan yang dimaksud dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam tersebut adalah kekuatan iman dan jasmani (jika bermanfaat untuk iman).
Sebagaimana perkara yang bermanfaat bagi kita adalah pekara yang bermanfaat untu urusan
dunia dan akhirat kita.
Majelis Ulama Saudi Arabia didalam ketetapan fatwa no 5876 menyebutkan bahwa
banyak hadits shahih yang menunjukkan disyariatkannya belajar memanah, sebagaimana
pensyariatan memanah termasuk dalam keumuman ayat: Dan persiapkanlah untuk
menghadapi mereka (musuh Allah dan musuh kaum muslimin) kekuatan apa saja yang kalian
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan(QS al-Anfal : 60)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menafsirkan ayat tersebut dalam sebuah
hadits: ‘Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh Allah dan musuh kaum muslimin)
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah kekuatan itu adalah melempar (beliau
ulangi ucapan tersebut tiga kali (HR Muslim)
Diantara hadits yang menunjukkan pensyariatan memanah adalah hadits dariuqbahbin
Amir Radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa
yang menguasai memanah kemudian meninggalkannya, maka ia bukan golongan kami,atau
beliau bersabda “Maka ia telah berbuat maksiat” (HR Muslim)
Ada banyak hadits yang menunjukkan perhatian Islam terhadap berbagai aktivitas
olah tubuh. Contohnya seperti ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyaring para
pemuda yang akan mengikuti peperangan beliau dengan adu kekuatan (gulat). Atau ketika
beliau shallallahu alaihi wa sallam mengalahkan seorang ahli gulat bernama rukanah
sehingga ia bersedia masuk Islam. Terdapat pula riwayat yang mengisahkan bahwa beliau
miliki Sembilan bilah pedang, baju baja, tameng dan pisau. Demikian juga kisah beliau
shallallahu alaihi wa sallam yang mengajak istri beliau Aisyah Radhiallahu anhumma untuk
menonton permainan tombak budak Ethiopia.
Para pendahulu kitadari generasi awal, mengajarkan betapa pentingnya olah raga
untuk membentuk kesehatan jasmani. Sebagaimana ucapan Umar bin Khatab Radhiallahu
anhu: “ Ajarilah anak-anak kalian berenan, memanah dan menunggang kuda”
Semua contoh aktivitas tersebut dilakukan dalam rangka mempersiapkan dan melatih jasmani
kita agar senantiasa kuat dan sehat dalam mengemban amanah yang dibebankan Allah kepada
kita semua. Syaikh Muhammad Jamil Zainu Rahimahullahu pernah berkata: “Seorang
mukmin yangkuat jasmaninya akan lebihkuat dan lebih semangat dalam menunaikan ibadah
badaniyah seperti shalat, puasa, haji, jihad dan yang lainnya”.
Akan tetapi, bila kita melihat kehidupan masyarakat, ternyata masih ada orang yang
tidak suka berolahraga. Seseorang tidak suka berolahraga dikarenakan oleh sebab-sebab
berikut. Pertama, dia tidak menyadari bahwa olahraga itu dapat membentuk tubuhnya
menjadi kuat dan sehat. Salah satu hal yang menyebabkan lemahnya tubuh seseorang adalah
tidak pernah bergerak. Organ-organ dan otot-otot yang tidak pernah bergerak mengakibatkan
badan menjadi kaku dan sirkulasi darah tidak lancar.
Sebab kedua yang menjadikan seseorang tidak suka berolahraga ialah karena ia
menganggap bahwa olahraga tidak ada hubungannya dengan ibadah dan Islam tidak
menganjurkannya. Hal itu karena ia tidak penah mengkaji agama Islam secara luas.
Sebab ketiga, karena ia tidak memahami bahwa badan yang sehat itu dapat membawa
jiwa yang sehat. Memang benar, sebagian orang bijak mengatakan bahwa jiwa yang sehat
dapat menyebabkan jasmani yang sehat. Akan tetapi dalam kenyataan, banyak juga terjadi,
seseorang yang jiwanya menderita sakit disebabkan oleh jasmani yang tidak sehat.
Sebab keempat, karena ia tidak menyadari bahwa dengan olahrag itu ia akan
mempunyai badan yang kuat dan kekar serta memiliki keterampilan yang tinggi sehingga
mampu menghadapi musuh.
Mengingat begitu pentingnya olahraga bagi kesehatan, kekuatan badan, dan
pertahanan, serta mengingat anjuran dalam Islam, maka sudah seharusnyalah di dunia
olahraga, umat Islam tampil di depan. Walaupun demikian, umat Islam hendaklah tidak
meninggalkan kewajiban dan melanggar norma-norma Islam.
2.3 Menjaga Kebersihan
Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari
segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan keidupan yang sehat
dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah
salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak
keindahan tetapi juga dapatmenyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan
salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.
Ajaran kebersihan dalam agama Islam merupakan konsekuensi dari keimanan
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, orang Islam membersihkan diri untuk mendekatkan diri
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan
bagian dari iman. Dengan demikian kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan
aspek moral.
Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus
dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa, bahkan
dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah dikenal sarana-sarana kebersihan
yang termasuk kelompok ibadah, seperti : wudhu, tayammum, mandi dan pembersihan gigi.
Adanya kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan jaminan
terpeliharanya kebersihan badan secara terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru
sah kalau orang terlebih dahulu membersihkan diri dengan berwudhu. Demikian juga ibadah
tersebut baru sah jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya bersih. Disinlah
letaknya ibadah shalat ikut berperan membina kesehatan jasmani selain peran utamanya
membina kesehatan jiwa manusia.
Kita sebagai manusia juga harus menjaga kebersihan lingkungan. Sunah Nabawiyah
telah meletakkan dasar ilmiah yang benar dalam menjaga lingkungan sejak 14 abad yang lalu,
sebelum dunia modern sadar akan urgensi kesehatan lingkungan. Sunah Nabawiyah telah
menggariskan tiga dasar utama dalam memerangi pencemaran lingkungan, yaitu menjaga
mata air dari pencemaran, jalan-jalan umum, serta tempat-tempat istirahat. Ditambah dengan
kebersihan lingkungan pada umumnya. Beliau juga melarang memelihara anjing.
Begitu pula dengan pepatah “Kebersihan Sebagian Dari Iman” yang sering dianggap
sebagai hadits. Karena yang tepat Rasulullah bersabda “ Bersuci Adalah Sebagian Dari
Iman”.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah baik dan mencintai kebaikan, bersih dan
mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai
kedermawanan. Maka bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai
orang Yahudi.” (HR. Tirmidzi)
Hadits diatas jelas mencerminkan betapa Allah swt mencintai kebersihan. Ironisnya,
dalam kehidupan keseharian kita di negri yang mayoritas penduduknya mengaku Muslim ini,
kebersihan tampaknya hanyalah sebuah isapan jempol belaka. Ini tercermin dari toilet-toilet
umum yang sebagian besar terlihat jorok, kotor dan bau. Bahkan mukena, pakaian Muslimah
yang biasa digunakan untuk menghadap-Nya, yang tersedia di masjid-masjid, sering terlihat
kotor.
Dalam agama Islam, ajaran tentang kebersihan menyangkut berbagai hal, antara lain :
1. Kebersihan rohani
Ajaran kebersihan mendasar adalah menyangkut kebersihan rohani
2. Kebersihan badan
Kebersihan badan dan jasmani merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan kebersihan
rohani, karena setiap ibadah harus dilakukan dalam keadaan bersih badan.
3. Kebersihan tempat
Ajaran kebersihan juga menyangkut kebersihan tempat melaksanakan ibadah atau sarana
peribadatan. Mesjid sebagai tempat suci, dimana kaum Muslimin melakukan ibadah harus
dipelihara kesucian dan kebersihannya karena ibadah shalat tidak sah jika dikerjakan
ditempat yang tidak bersih atau kotor.
4. Kebersihan pakaian
Kebersihan pakaian sangat penting, karena pakaian melekat pada badan yang berfungsi
menutup aurat, melindungi badan dari kotoran dan penyakit serta memperindah badan,
maka ajaran Islam menyatukan antara kebersihan badan dan kebersihan pakaian.
5. Kebersihan makanan
Ajaran Islam tentang kebersihan makanan menyangkut aspek kebersihan dari segi
kesehatan dan kebersihan dalam arti makanan yang halal.
Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama, sedangkan makanan
yang baik adalah makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, termasuk makanan
bersih, bergizi dan berprotein.
6. Kebersihan lingungan
Ajaran Islam memandang penting kebersihan lingkungan hidup, menghindarkan
pencemaran dari limbah atau sampah.
7. Kebersihan dalam rumah tangga
Ajaran Islam tentang kebersihan juga menyangkut kebersihan rumah tangga, baik
mengenai tempat tinggal maupun hubungan antara anggota keluarga khususnya suami
istri.
8. Kebersihan harta
Ajaran Islam tentang kebersihan juga meliputi tentang kebersihan harta, karena dalam
harta itu terdapat hak Allah Swt. dan orang lain. Cara membersihkan harta adalah dengan
membayar zakat harta, zakat fitrah, infaq dan sedekah. Seperti firman Allah Swt. dalm Qs.
at-Taubah ayat 103 yang artinya: “ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.”
Agama Islam juga menghendaki dari umatnya kebersihan yang menyeluruh. Dengan
kebersihan yang menyeluruh itu diharapkan akan terwujud kehidupan manusia, individu dan
masyarakat yang selamat, sehat, bahagia dan sejahtera lahir dan batin.
2.4 Menjaga Keselamatan
Sebagai umat Islam, kita harus bisa menjaga keselamatan, baik itu keselamatan diri
maupun keselamatan Qalbu. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah menggambarkan akibat
kebaikan kalbu atau kerusakannya dalam sebuah hadits: “Godaan-godaan dosa ditawarkan
kepada kalbu-kalbu seperti (anyaman) tikar, sehelai demi sehelai. Kalbu mana pun yang
menyerapnya, maka akan tertitik padanya sebuah noktah hitam. Adapun kalbu mana pun
yang menolaknya, maka akan tertitik padanya titik putih. Akhirnya, akan menjadi dua macam
kalbu, ada yang putih bagaikan batu yang halus (tidak ada kotoran yang hinggap, -pen.)
sehingga tidak mencelakakannya godaan-godaan apa pun selama langit dan bumi ada.
Sementara itu, kalbu yang lain hitam kelabu (dan) bagaikan gelas yang terbalik. Ia tidak
mengenal hal yang baik dan tidak mengingkari hal yang mungkar. Ia tidak mengetahui selain
apa yang diserap oleh hawa nafsunya.” (Sahih, HR. Muslim)
Sedemikian rupa bahayanya kalbu ketika rusak, benar-benar membuat rusak amalan.
Begitu pula ketika kalbu itu baik, benar-benar membuat baik segala amalan.Lantas, apa yang
memengaruhi kalbu sehingga menjadi baik atau menjadi jelek? Jiwa, itulah yang
memengaruhinya. Ketika jiwa baik, kalbu akan baik. Ketika jiwa buruk, kalbu pun akan
menjadi buruk.
Oleh karena itu, kita harus menjaga keselamatan Qalbu dari hal-hal yang dapat
membahayakannya, yaitu dengan cara menjaga kesucian jiwa. Ibnul Qayyim t menjelaskan,
“Sesungguhnya seluruh penyakit kalbu itu muncul dari arah jiwa. Segala benih rusak
tertuang padanya. Darinya, merebaklah kepada anggota badan. Yang pertama terkena
adalah kalbu….” (Ighatsatul Lahafan hlm. 82). Menjaga keselamatan qalbu bisa dengan
selalu mengingat Allah dimanapun kita berada.
Selain menjaga keselamatan qalbu, kita juga perlu menjaga keselamatan diri.“Kuda
lari dapat dikejar hati orang siapa tahu”. Mungkin pepatah itu mesti menjadikan
pengingat bagi kita bahwasanya dalam setiap hal kita mesti waspada akan keadaan orang-
orang sekitar kita. Picik memang ketika kita berfikiran demikian, namun beberapa pendapat
mengatakan bahwa ‘waspada boleh curiga jangan’. Nah dengan meningkatkan
kewaspadaan maka, kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi kepada kita akan
dapat di cegah atau di antisipasi sebelum semuanya terjadi.
Sering sebagian orang lupa dan lengah akan keselamatan barang-barang yang ia
miliki atau barang pribadi yang dikenakan dalam kehidupan sehari-seharinya. Baik berupa
kendaraan, perhiasaan dan lain sebagainya. Ia lupa bahwa ada banyak orang yang jahat
mengincar barang yang ia miliki itu, terlebih pada saat berada ditempat-tempat umum seperti
Terminal, Pasar, Mall, Bandara, Stasiun, Masjid, Rumah Makan, Jalan/trotoar, Tempat
Parkir, Toliet Umum, Alun-alun, Kendaraan Umum (Bus, Angkot, Kereta Api) dan seluruh
tempat yang diperuntukkan untuk umum.
Kita harus selalu waspada dengan sega kemungkinan. Beberapa cara diantaranya :
1. Usahakan untuk tidak memakai aksesori/perhiasan yang mencolok atau menarik
perhatian bagi pelaku kejahatan/tidak mengenkan perhiasan secara berlebihan.
2. Usahakan bepergian selalu disertai oleh teman ataupun pihak keluarga terlebih bagi
kaum wanita.
3. Usahakan tidak membawa uang cash dalam jumlah banyak atau jika memungkinkan
saat mengambil uang dalam jumlah banyak selalu disertai oleh pihak berwajib.
4. Usahakan tidak menenteng tas dengan sembarangan terutama bagi kaum wanita saat
berada diatas sepaeda motor (resiko penjambretan).
5. Usahakan sealau menitipkan barang pada penitipan barang pada jasa penitipan resmi.
6. Usahakan untuk meminta karcis penitipan.
7. Selalu mengunci kendaraan dengan kunci ganda, baik pada kendaraan roda dua atau
roda empat (kunci steer) saat ditinggalkan.
8. Tidak meninggalkan barang-barang berharga diMobil.
9. Tidak bepergian ketika malam hari.
10. Segera laporkan segala bentuk tindak kejahatan kepada pihak berwajib.
2.5 Manajemen Waktu
Dalam Islam waktu adalah suatu hal yang penting, mengapa? dalam surat Al ‘Ashr
ayat 1-3 Allah SWT berfirman “Demi Masa (Waktu)…” yang menunjukkan betapa berharga
dan pentingnya waktu tersebut. Selain itu dalam hadits Nabi SAW. berpesan agar kita
manfaatkan 5 masa/waktu : “Masa muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum
miskin, luang sebelum sibuk, hidup sebelum mati” (HR.Al-Baihaqi). Dalam aturan-aturan
terkait ibadah mahdhoh seperti sholat, puasa, zakat, haji pun memberi penekanan pada waktu.
Adapun Tips-Tips ManajemenWaktu :
1. Membuat target dan perencanaan
Tulislah target jangka pendek dan jangka panjang, selalu manfaatkan waktu luang ex.
saat dalam perjalanan selalu bawa buku atau/dan Al Quran. Pada saat perang
Khandaq, Rasulullah membuat strategi pembuatan Parit yang sangat terencana
sehingga bisa selesai tepat waktu.
2. Mempersiapkan rencana cadangan
Manusia hanya bisa merencanakan, dan mutlak Allah sajalah yang berhak untuk
menetukan. Ketika perang mu’tah, Rasulullah menunjuk 3 orang panglima perang
untuk bersiap2. Jika panglima pertama syahid maka akan digantikan panglima kedua,
dst.
3. Program yang dibuat dalam mencapai target harus realistis, terukur dan adil
Target boleh melangit tapi program mesti membumi. Adil dalam artian tidak
merugikan orang lain. Saat perang Khandaq, umat islam yang jumlahnya hanya 3 ribu
harus mengalahkan pasukan romawi yang jumlahnya 10 ribu. Jika dipikir secara
logika mungkin hal itu hanyalah sebuah mimpi, namun dalam pelaksanaannya tetap
membumi yakni dengan strategi pembuatan parit sehingga umat Islam bisa
memenangkan peperangan.
4. Disiplin dalam rencana
Ketidak disiplinan dalam perencanaan bisa berakibat fatal. Ingat pepatah bijak “Gagal
merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan”. Kalau kita cermati kisah
perang uhud, maka dapat diambil ibroh bahwa sesungguhnya yang menyebabkan
kekalahan umat islam ketika itu adalah pasukan pemanah yang dipersiapkan untuk
berjaga-jaga di bukit uhud tidak disiplin meninggalkan posisinya karena ghonimah
perang yang ada di bawah bukit sehingga musuh yang hampir kalah malah menyerang
balik.
5. Sempurna dalam beramal
Sebaiknya kita menyelesaikan satu masalah dulu baru berganti ke masalah yang lain.
6. Tentukan skala perioritas
Imam Hasan Al Banna mengatakan “Sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak dari
waktu yang tersedia”, jadi suatu hal yang penting bagi kita untuk menentukan skala
prioritas dalam pelaksanaannya dimulai dari penting & mendesak, tidak penting tapi
mendesak, penting tapi tidak mendesak, dan tidak penting & tidak mendesak. Tapi
jangan pula kita membenturkan sesuatu yang seharusnya tidak berbenturan. misalnya
kuliah dengan syuro, dsb.
Firman Allah SWT: “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih
berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”
(QS. Al-Furqan/ 25:62)
Dalam ajaran Islam, ciri-ciri seorang muslim adalah seseorang yang menghargai
waktu. Seorang muslim yang baik tidak perlu unutk disuruh mengatur waktunya, ia akan
mengatur waktunya tanpa suruhan orang lain.
Manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci
tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan
dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam
Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa
mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik,
menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai
perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program,
mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3. Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti
mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi
pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah.
4. Visioner
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi
berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5. Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah
secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang lainnya.
6. Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah
adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan
membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.
7. Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa
yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik.
Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu
melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini
jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.
8. Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita
harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.
9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan
luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.
3. Penutup
Ajaran Agama Islam sangat erat kaitannya dengan kebersihan, hal ini dapt dilihat dari
banyaknya ayat-ayat al-Qur’an maupun hadits-hadits nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi
wasallam yang menjelaskan tentang pentingnya hidup bersih. Kebersihan itu bersumber dari
iamn dan merupakan bagian dari iman. Begitu pula dengan pengaruh makanan, menjaga
keselamatan, dan manajemen waktu. Allah telah banyak menjelaskannya baik di dalam Al-
Qur’an maupun hadits.
Kita juga harus bisa mengaplikasikan tuntunan-tuntunan yang telah diatur oleh Allah
dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dari segi kesehatan maupun dari sudut pandang Islam.
Insya Allah, dengan mengamalkan itu semua, kita bisa menjadi muslim yang sehat, bersih,
dan pandai dalam memanajemen waktu.
KEPUSTAKAAN
http://www.dakwatuna.com/2007/12/329/manajemen-waktu-dan-kualitas-diri/
http://juaria-blogspotcom.blogspot.com/2011/05/kebersihan-menurut-ajaran-islam.html
http://kebunhidayah.wordpress.com/2012/06/28/menjaga-keselamatan-kalbu-dengan-cara-
menjaga-kesucian-jiwa/
http://kemaszainalabidin.wordpress.com/2011/09/26/manajemen-waktu-menurut-islam/
http://www.muslimsehat.com/olah-raga/olahraga-dalam-pandangan-islam/
http://sitihanizatibayani.wordpress.com/2011/12/05/pentingnya-manajemen-waktu-dalam-
islam/
http://vienmuhadi.com/2011/07/18/urgensi-menjaga-kebersihan-dalam-islam/
Irianto, Kus.2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : CV. Yrama Widya
Sayyid, Abdul Basith Muhammad.2004. Rasulullah sang Dokter.Solo : Tiga Serangkai
Tirtawinata, Tien Ch.2006.Makanan dalam Perspektif Alqur’an dan Ilmu Gizi.Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Zarkasi, Effendi.1999.Khutbah Jum’at Aktual.Jakarta : Gema Insani
MAKALAH AGAMA
Tuntunan Islam tenang Perilaku Pendorong Kesehatan
Oleh,
Ratu Amelia , 1210342032
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2012