pendekatan keterampilan proses dan hasil...
TRANSCRIPT
11
BAB II
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
A. Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitas. Dengan demikian, Pendekatan Keterampilan Proses
adalah perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan
pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian
mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan
dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan
olah perbuatan (fisik).
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau
anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik
yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya
telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 :
14)
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan
bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait
dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil
menemukan sesuatu yang baru.
12
Pendekatan keterampilan proses adalah wawasan atau panutan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang
bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya
telah ada pada diri siswa (Dimiyati, 1994 : 138).
Adapun tujuan Pendekatan Keterampilan Prosesantara lain sebagai
berikut :
1. Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan
proses ini siswa dipicu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam
belajar.
2. Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajari
siswa, karena hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan
konsep tersebut.
3. Untuk mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyataan hidup di
masyarakat, sehingga antara teori dengan kenyataan hidup akan serasi.
4. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup
didalam masyarakat sebab siswa telah terlatih untuk berfikir logis dalam
memecahkan masalah.
5. Mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan rasa
kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
keterampilan proses semata-mata menekankan pada keterampilan mengelola,
memproses, menemukan serta merumuskan atau dengan kata lain
13
keterampilan proses menuntut kreatifitas yang ada dalam diri siswa untuk
digali dan dikembangkan.
Menurut Semiawan (1985 : 17) kemampuan yang
dikembangkan dalam keterampilan proses antara lain :
1. Mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamya :
a. Menghitung
b. Mengukur
c. Mengklasifikasi
d. Mencari hubungan ruang atau waktu
Keterampilan mengamati merupakan keterampilan proses IPA yang
mendasar, mengamati merupakan suatu kemampuan menggunakan
semua indera yang harus dimiliki oleh setiap orang. Pada saat melakukan
pengamatan, fakta-fakta yang dilihat dipisah-pisahkan, mana yang
berhubungan dan mana yang tidak berhubungan dengan tujuan
pengamatan, dengan kata lain melakukan seleksi terhadap fakta-fakta
untuk menafsirkan peristiwa tertentu, dengan membandingkan hal-hal
yang diamati berkembang kemampuan untuk mencari persamaan dan
perbedaan.
2. Membuat Hipotesis. Kemampuan membuat hipotesis adalah suatu
keterampilan yang sangat mendasar pada penelitian kerja ilmiah.
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan
suatu kejadian atau pengamatan tertentu.
14
3. Merencanakan Penelitian. Eksperimen adalah suatu usaha menguji
melalui penyelidikan praktis. Para guru melatih siswa untuk mengadakan
eksperimen sederhana, misalnya dengan serangga yang berada di rumah
atau mencari serangga yang berada di sekitar lingkungan sekolah.
4. Mengendalikan Variabel. Variabel adalah faktor atau unsur yang ikut
menentukan perubahan. Maka pengendalian variabel adalah suatu
aktifitas dimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk
melatih siswa mengontrol dan memperlakukan variabel.
5. Menginterpretasi atau Menafsirkan Data. Data-data yang dikumpulkan
melalui observasi, penghitungan, pengukuran, eksperimen, atau
penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk,
seperti tabel, grafik, histrogram, atau diagram. Data yang disajikan oleh
siswa dapat diinterpretasi atau ditafsirkan dengan bimbingan guru.
6. Menyusun Kesimpulan Sementara (Inferensi). Melalui keterampilan ini
guru dapat melatih dan membimbing siswa dalam menyusun suatu
kesimpulan sementara dalam proses penelitian sederhana yang sedang
dilakukan. Dengan langkah-langkah yaitu, pertama data dikumpulkan,
yang terkadang melaui eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat
kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang diperoleh.
7. Meramalkan (Memprediksi). Guru dapat melatih dan membimbing siswa
dalam membuat prediksi atau peramalan kejadian-kejadian yang akan
datang, berdasarkan pengetahuan, pengalaman, atau data yang
dikumpulkan.
15
8. Menerapkan (mengaplikasi). Keterampilan ini untuk menerapkan konsep
yang telah dikuasai untuk memecahkan menjelaskan suatu peristiwa baru
dengan masalah tertentu, atau menggunakan konsep yang telah dimiliki.
9. Mengkomunikasikan. Dalam keterampilan ini peserta didik dilatih untuk
dapat membuat gambar, model, tabel, diagram, grafik, atau histrogram,
dengan membuat karangan, dengan menceritakan pengalamannya dalam
kegiatan observasi, dengan menyajikan laporan hasil diskusi kelompok
atau dengan membuat berbagai pajangan yang dipamerkan di dalam
ruang kelas.
Pada keterampilan proses siswa dituntut untuk berperan aktif,
sehingga sangat cocok dengan pelajaran IPA dimana siswa harus
bereksperimen menemukan hal-hal yang baru.
B. Mata Pelajaran IPA SD
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yakni berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Kurikulum menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk
memahami konsep dan proses ilmiah atau proses-proses IPA. Ditekankan
16
juga agar siswa menjadi belajar lebih aktif dan luwes. Hal ini dilakukan
sebagai upaya untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat.
Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan formal yang
pertamakali dimasuki oleh siswa setelah Taman Kanak-Kanak. Tujuan
pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama.
Mata pelajaran IPA berfungsi untuk 1) Memberikan pengetahuan
tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan
dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. 2)
mengembangkan keterampilan proses. 3) mengembangkan wawasan, sikap
dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan
sehari-hari. 4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan
keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi
dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-
hari.
Sedangkan tujuan mata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
17
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuandan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
ketaraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/Mts.
Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-
aspek berikut :
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan,
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
18
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Pembelajran IPA pada hakekatnya adalah membelajarkan siswa untuk
memahami hakekat IPA (proses atau produk) dan sadar akan nilai-nilai yang
ada di masyarakat serta terjadi pengembangan ke arah sikap positif.
Pemberian pengalaman secara langsung sangat ditekankan melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan
tujuan untuk memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah.
Pokok bahasan Energi Panas pada kelas IV SD terdapat di semester 2.
Adapun Standar Kompetensi yang terdapat pada Kurikulum, yaitu :
8. memahami berbagai bentuk energi dan penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan Kompetensi Dasarnya, yaitu :
8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya.
Energi atau tenaga adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau
menghasilkan suatu kerja. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, dengan kata lain energi bersifat kekal. Tetapi energi berubah dari
bentuk satu ke bentuk lainnya. Energi tidak dapat dilihat namun dapat
dirasakan. Energi panas adalah energi yang dihasilkan oleh panas.
1. Sumber Energi Panas
Sumber panas dihasilkan dari energi panas. Segala sesuatu yang dapat
digerakkan oleh pengaruh panas disebut energi panas. Sumber energi
19
panas, diantaranya gesekan benda dan dari panas matahari. Panas dapat
berpindah dari benda atau suatu tempat yang satu ke tempat yang lain.
a. Sumber Energi Panas dari Gesekan Benda
Dua telapak tangan yang saling digesekkan menghasikan panas. Itulah
sebabnya, orang yang kedinginan akan merasa lebih hangat jika kedua
telapak tangannya saling digesekkan.
Saat ini jika kita membutuhkan api, kita tinggal menggesekkan batang
korek api atau menyalakan pematik api otomatis. Pada zaman dahulu,
orang membuat api dengan cara menggosok-gosokkan batu atau kayu.
Contohnya, dua batu yang digosokkan akan menghasilkan panas. Lama
kelamaan dari antara kedua batu terpercik api yang digunakan untuk
membakar dedaunan dan kayu kering. Hal ini membuktikan sumber
energi panas dihasilkan karena gesekan.
Gambar 2.1 Memperoleh api dengan cara menggosok-gosokkan batu
b. Sumber Energi dari Panas Matahari
Matahari adalah sumber energi panas yang paling penting. Matahari
merupakan sumber energi panas utama dan sangat diperlukan oleh
makhluk hidup. Contohnya, energi panas matahari membantu proses
pengolahan sari-sari makanan pada daun (fotosintesis). Hasil
20
fotosintesis tersebut dapat disimpan pada buah, daun, ataupun umbi
tanaman. Selanjutnya, tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia dan
hewan sebagai sumber makanannya. Hal ini berarti bahwa tanpa
tumbuhan, manusia dan hewan tidak mungkin hidup.
Gambar 2.2Sumber energi dari panas matahari yang dimanfaatkan oleh mahluk hidup (manusia, tumbuhan dan hewan)
2. Perpindahan Energi Panas
Panas dapat berpindah dari benda atau suatu tempat yang satu ke tempat
yang lain. Perpindahan panas tersebut terjadi apabila ada perbedaan suhu
dari kedua tempat itu. Panas dapat berpindah dengan cara radiasi, konveksi
dan konduksi.
a. Radiasi atau Pancaran
Radiasi adalah perpindahan panas dengan cara pancaran. Dengan cara
radiasi ini panas dapat berpindah menembus ruang hampa udara. Salah
satu contoh perpindahan panas dengan cara radiasi yang melalui ruang
hampa udara adalah perpindahan panas matahari sampai ke bumi.
Kita juga dapat membuktikan dengan cara mendekatkan telapak tangan
ke nyala lampu listrik. Tangan yang kita dekatkan pada nyala lampu
listrik akan terasa panas karena adanya perpindahan panas dari lampu
listrik ke tangan kita. Perpindahan tersebut tanpa melalui perantara.
21
Panas berpindah dengan cara pancaran atau radiasi. Jadi, radiasi
merupakan perpindahan panas tanpa melalui benda perantara.
Adanya radiasi sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Misalnya, radiasi panas matahari dapat dimanfaatkan untuk
mengeringkan pakaian tau berjemur badan di pagi hari. Api unggun
dapat menghangatkan badan pada waktu berkemah. Pemanas ruangan
juga bermanfaat pada saat musim dingin.
Gambar 2.3Perpindahan panas matahari ke bumi
Gambar 2.4Pemanfaatan radiasi panas api pada api unggun (untuk menghangatkan badan pada waktu berkemah)
b. Konduksi atau Hantaran
Ujung jari kita akan terasa panas ketika menyentuh sendok yang
dimasukkan ke dalam air panas. Hal ini terjadi karena adanya
perpindahan panas dari bagian sendok yang ada di dalam air panas ke
bagian ujung sendok yang berada di luar. Bagian-bagian sendok atau
benda tidak ikut berpindah. Perpindahan panas dari bagian bawah
22
sendok ke bagian atas sendok itu terjadi dengan cara konduksi, artinya
perpindahan panas melalui suatu penghantar.
Perpindahan panas dengan cara konduksi pada umumnya terjadi pada
benda yang terbuat dari logam, misalnya besi, tembaga, dan aluminium.
Perpindahan panas dengan cara konduksi ini sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya pada alat-alat masak yang terbuat dari
logam, terjadi perpindahan panas dari nyala api kompor ke alat masak,
juga ketika sedang menyetrika, pakaian dapat menjadi halus karena
adanya perpindahan panas dari setrika secara konduksi.
Gambar 2.5Gelas berisi air panas (perpindahan panas dengan cara konduksi)
c. Konveksi atau Aliran
Konveksi merupakan perpindahan panas yang terjadi pada benda-benda
yang dapat mengalir. Pada peristiwa konveksi, perpindahan panas
disertai perpindahan bagian-bagian benda. Contohnya, ketika kita
merebus air, pada waktu air mulai mendidih, air bergerak mengalir dari
bawah ke atas. Air tersebut bergerak karena terjadi perpindahan panas.
Ketika dasar panci mulai panas, air di dasar panci mengalir ke bagian
23
atas yang lebih dingin. Sedangkan air yang ada di bagian atas turun ke
bawah menggantikan air yang tidak naik. Peristiwa tersebut
berlangsung terus menerus. Oleh karena itu air dalam panci kelihatan
bergerak naik turun. Perpindahan panas yang disertai perpindahan
bagian-bagian benda disebut konveksi.
Dalam kehidupan sehari-hari peristiwa perpindahan panas dengan cara
konveksi sering kita jumpai, misalnya ventilasi rumah dipasang di
tempat yang tinggi. Pemasangan ini dimaksudkan agar udara dingin
dari luar rumah bergerak turun dan menyebar merata ke dalam ruangan,
sehingga udara dalam ruangan menjadi sejuk.
Gambar 2.6Nelayan memanfaatkan angin darat dan angin laut untuk melaut
Contoh yang lain adalah terjadinya angin darat dan angin laut. Nelayan
memanfaatkan angin darat untuk melaut dan memanfaatkan angin laut
untuk pulang.
24
C. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA
SD Pokok Bahasan Energi Panas
Dalam pembelajaran keterampilan proses merupakan salah satu
pendekatan yang di sarankan oleh beberapa ahli. Dalam pembelajaran IPA
dengan penerapanPendekatan Keterampilan Proses dapat diterapkan di kelas
yang jumlah siswanya banyak. Dalam penerapannya tidak perlu mengubah
kurikulum. Dengan mengacu kepada Semiawan (1985 : 17) kemampuan yang
dikembangkan dalam keterampilan proses untuk di SD, peneliti menerapkan
tujuh komponen yang ada didalamnya adalahsebagai berikut :
1. Mengamati
a. Menggunakan sebanyak mungkin indera
b. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai
c. Mencari persamaan
2. Membuat Hipotesis
a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
b. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
c. Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan
d. Menarik kesimpulan
3. Mengajukan Pertanyaan
a. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa
b. Bertanya untuk meminta penjelasan
c. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
4. Merencanakan Penelitian
25
a. Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan dalam
penelitian
b. Menentukan variabel-variabel
c. Menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang
berubah
d. Menentukan apa yang akan diamati
e. Menentukan cara dan langkah kerja
f. Menentukan bagaimana mengolah hasil pengamatan untuk mengambil
kesimpulan
5. Meramalkan (Memprediksi)
a. Dengan menggunakan pola-pola atau hubungan-hubungan untuk
mengemukakan apa yang terjadi pada keadaan yang belum diamati
b. Menggunakan alat dan bahan
6. Menerapkan Konsep
a. Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa
yang sedang terjadi
b. Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
7. Berkomunikasi
a. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas
b. Menjelaskan hasil penelitian
c. Mendiskusikan hasil percobaan dan penelitian
d. Menggunakan tabel
26
Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan
bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi yang
normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Oleh karena
itu, tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada siswa dengan
menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga semua siswa dapat
berkembang secara optimal.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran energi panas di kelas IV
SDN Tilil 3 Kecamatan Coblong Kota Bandung, dengan pendekatan
keterampilan proses melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi kurikulum, penyusunan
rencana pembelajaran persiapan alat-alat dan bahan serta persiapan
instrument penilaian.
2. Proses pembelajaran
a. Pendahuluan
Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah mengarahkan siswa pada pokok
permasalahan agar mereka siap, baik mental emosional maupun fisik.
Kegiatan pendahuluan atau pemanasan tersebut berupa:
1) Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami siswa
yang ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan.
2) Kegiatan menggugah dan mengarahkan perhatian siswa dengan
mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan benda
lain yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan.
27
b. Pelaksanaan proses belajar mengajar atau bagian inti
1) Guru bertanyajawab dengan siswa untuk menemukan masalah
untuk mengamati mengenai materi pokok.
2) Guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis yang relevan
dengan permasalahan, melalui media gambar atau alat peraga.
3) Siswa menyimak penjelasan guru materi pokok dan guru
memotivasi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
4) Siswa dikelompokkan, untuk merencanakan penelitian.
5) Guru membagikan LKS sebagai pedoman untuk melakukan diskusi
kelompok dan meramalkan (memprediksi) dari hasil penelitian
yang dilakukan.
6) Siswa menerapkan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan
dan menjelaskan hasil penelitian atau menggunakan konsep yang
telah dimiliki dengan dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari.
7) Setiap kelompok mengkomunikasikan hasil penelitian pada
kelompok lain serta memberikan tanggapan.
8) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi dan
mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.
c. Penutup
1) Mengkaji ulang kegiatan yang telah dilaksanakan serta
merumuskan hasil yang telah diperolehnya.
28
2) Mengadakan tes akhir atau post tes.
3) Memberikan tugas-tugas lain.