indonesia university of education - digital repository | theses...

53
39 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Penurunan Struktur Global dan Struktur Makro Pengajaran Guru pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Pengambilan data pertama kali adalah merekam guru yang sedang mengajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas XI. Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan diajarkan dalam satu kelas yang berisi 42 siswa dengan jumlah pertemuan sebanyak empat kali. Data utama yang diperoleh berupa rekaman audio selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu diperoleh juga rekaman video kegiatan belajar mengajar di dalam kelas untuk melihat interaksi yang terjadi di dalam kelas serta sebagai penunjang bagi rekaman audio yang dirasa belum jelas. Berikut ini disajikan penurunan struktur global dan struktur mako pengajaran guru pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 1. Penghalusan Transkripsi Menjadi Teks Dasar Contoh penghalusan transkripsi menjadi teks dasar dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Contoh Penghalusan Transkripsi Menjadi Teks Dasar Transkripsi Teks Dasar Demikian juga jika konsentrasi atau jika Cl - nya ditambah ya, kalau misalkan ditambah ion Cl - , maka reaksi akan bagaimana? Bergeser ke? Demikian juga jika konsentrasi ion Cl - nya ditambah, maka reaksi akan bergeser kemana?

Upload: others

Post on 03-Sep-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

39

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Penurunan Struktur Global dan Struktur Makro Pengajaran Guru

pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Pengambilan data pertama kali adalah merekam guru yang sedang

mengajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas XI. Materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan diajarkan dalam satu kelas yang berisi 42

siswa dengan jumlah pertemuan sebanyak empat kali. Data utama yang

diperoleh berupa rekaman audio selama kegiatan belajar mengajar di kelas.

Selain itu diperoleh juga rekaman video kegiatan belajar mengajar di dalam

kelas untuk melihat interaksi yang terjadi di dalam kelas serta sebagai

penunjang bagi rekaman audio yang dirasa belum jelas.

Berikut ini disajikan penurunan struktur global dan struktur mako

pengajaran guru pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

1. Penghalusan Transkripsi Menjadi Teks Dasar

Contoh penghalusan transkripsi menjadi teks dasar dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.1 Contoh Penghalusan Transkripsi Menjadi Teks Dasar

Transkripsi Teks Dasar

Demikian juga jika konsentrasi ataujika Cl- nya ditambah ya, kalaumisalkan ditambah ion Cl-, makareaksi akan bagaimana? Bergeserke?

Demikian juga jika konsentrasiion Cl- nya ditambah, maka reaksiakan bergeser kemana?

Page 2: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

40

Pada contoh penghalusan transkripsi menjadi teks dasar tersebut

penghapusan dilakukan pada kata-kata yang diulang dan penyisipan kata

dilakukan untuk memperjelas kalimat. Semua hal tersebut dilakukan tanpa

mengubah makna dari maksud kalimat aslinya.

Teks dasar keseluruhan hasil penghalusan dari transkripsi terdapat

pada lampiran 2 yang berisi tindakan pedagogi guru, teks dasar, dan

penurunan proposisi.

2. Penurunan Proposisi dari Teks Dasar

Contoh penurunan proposisi dari teks dasar dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.2 Contoh Penurunan Proposisi dari Teks Dasar

TindakanPedagogi

Teks Dasar Proposisi Mikro ProposisiMakro-1

ProposisiMakro-2

Menanyakanprosespelarutan guladalam airsampaikeadaanjenuhnya

3. Kalian dirumah tentusering melarutkannutrisari.

4. Kemudian melarutkangula ke dalam air

5. Apa yang terjadi ketikagula dilarutkan kedalam segelas air?

6. Gulanya akan melarut7. Berarti kalau kita

perhatikan ketikamelarutkan gula satusendok, gula akan laruttidak?

8. Larut9. Dua sendok?

10. Larut11. Tiga sendok?12. Larut13. Empat sendok?14. Larut15. Lima sendok?

Gula akanmelarut ketikadimasukkan kedalam segelas air

Prosespelarutanzat dalampelaruttertentu

Deskripsikelarutan

Page 3: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

41

TindakanPedagogi

Teks Dasar Proposisi Mikro ProposisiMakro-1

ProposisiMakro-2

16. Larut17. Suatu saat gula tersebut tidak dapat larut lagi,

keadaan tersebutdisebut keadaan apa?

18. Gula tidak bisa larutlagi, mencapaikonsentrasi maksimum

19. Larutan yang terbentukdisebut larutan yangbagaimana?

20. Tepat jenuh

Saat mencapaikonsentrasimaksimum gulatidak akan larutlagi dan larutandisebut sebagaitepat jenuh

Jumlah zatterlarutyang dapatlarut adabatasmaksimumnya

Menanyakandefinisikelarutan

21. Nah, kalau demikianapa yang dimaksuddengan kelarutan?

22. Konsentrasimaksimum zat didalam air saat tercapaikeadaan tepat jenuh

23. Itu adalah larutanjenuh

24. Yang ibu maksudkankelarutan itu apa?

25. Tadi sudah dibahas,ketika melarutkangula, apa yangdimasukkan?

26. Gula, zat padat27. Kelarutan adalah

jumlah maksimum zatyang dapat larut dalamsejumlah pelaruttertentu, kalaupelarutnya air berartidi dalam air

Kelarutan adalahjumlahmaksimum zatyang dapat larutdalam sejumlahpelarut tertentu

Definisikelarutan

Menanyakanlambangkelarutan

28. Apa lambang darikelarutan berdasarkanbahasa Inggrisnya?

29. Solubility30. Iya Solubility, berarti

kelarutan itulambangnya s

LambangkelarutanberdasarkanbahasaInggrisnya adalahs (solubility)

Lambangkelarutan

Page 4: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

42

Dari contoh tersebut ditampilkan proposisi mikro yang diturunkan

dari teks dasar, proposisi makro-1 diturunkan dari proposisi mikro,

proposisi makro-2 diturunkan dari proposisi makro-1 serta tindakan

pedagogi guru yang mendukung penurunan proposisi tersebut.

Penurunan proposisi dan penetapan tindakan pedagogi selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 2 berupa tabel yang berisi tindakan pedagogi

guru, teks dasar, dan penurunan proposisi.

3. Struktur Makro dan Struktur Global Pengajaran Guru

Struktur global pengajaran guru kimia pada materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan tersusun pada Gambar 4.1.

a b c d

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Deskripsi Kelarutan

Proses Pelarutan

Lambang kelarutan

Deskripsi Hasil Kali Kelarutan

Hubungan kelarutan dan tetapanhasil kali kelarutan

Definisi Kelarutan

Satuan kelarutan

Reaksi kesetimbangan dalam larutan jenuh

Tetapan hasil kali kelarutan

Langkah menuliskan ungkapan tetapan hasil kali kelarutan

Page 5: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

43

a b c d

Gambar 4.1 Struktur Global Pengajaran Guru pada

Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Pada Gambar 4.1 terlihat struktur global pengajaran guru kimia pada

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan terdiri dari empat makro utama yaitu

deskripsi kelarutan, deskripsi hasil kali kelarutan, deskripsi efek ion senama

terhadap kelarutan, dan deskripsi reaksi pengendapan.

Tiap makro utama tersebut dapat dijabarkan kembali menjadi struktur

makro pengajaran. Struktur makro ini digunakan untuk mempermudah proses

Deskripsi Efek Ion Senama terhadap Kelarutan

Deskripsi Reaksi Pengendapan

Latihan soal menurunkan ungkapankelarutan dari Ksp nya

Penjelasan efek dari adanya ion senama terhadapkelarutan dengan menggunakan azas Le Chatelier

Ciri-ciri perubahan kimia

Reaksi pengendapan

Memprediksi reaksi pengendapan melalui perhitungan

Perhitungan hubungan kelarutan dantetapan hasil kali kelarutan

Perhitungan Efek Ion Senama Terhadap Kelarutan

Penentuan kelarutan senyawa ionik yangsukar larut dengan adanya ion senama

Page 6: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

44

pemilihan representasi ilmu kimia pada level makroskopis, mikroskopis, dan

simbol.

B. Analisis Pengajaran Guru pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan Berdasarkan Intertekstualitas Ilmu Kimia

Analisis pengajaran guru berdasarkan intertekstualitas ilmu kimia

merupakan analisis terhadap aspek representasi ilmu kimia pada level yang

berbeda-beda (makroskopis, mikroskopis, dan simbol), pengalaman sehari-

hari dan interaksi sosial yang muncul selama pengajaran di kelas.

Pemilihan representasi ilmu kimia pada level makroskopis, mikroskopis,

dan simbol didapat dari teks dasar dan dipermudah dengan adanya struktur

makro pengajaran guru tiap makro utama. Pengalaman sehari-hari dan

interaksi sosial yang muncul selama pengajaran didapat dari rekaman proses

belajar mengajar yang diubah ke dalam transkripsi pengajaran serta dari hasil

observasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas.

Berikut ini akan dibahas analisis pengajaran guru pada setiap makro

utama berdasarkan intertekstualitas ilmu kimia.

1. Analisis Pengajaran Guru pada Makro Utama I Tentang Deskripsi

Kelarutan

Pengajaran guru pada makro utama I berdasarkan intertekstualitas ilmu

kimia disajikan dalam tabel 4.3 berikut.

Page 7: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

45

Tabel 4.3 Struktur Makro dan Intertekstualitas Ilmu Kimia pada Makro Utama I Tentang Deskripsi Kelarutan

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a b

Gula akan melarutketika dimasukkan kedalam segelas air

Suatu saat gula tidakakan larut lagi karenamencapai konsentrasimaksimum

Proses pelarutangula ke dalamsegelas air

Tanya jawab antarguru dan siswaterjadi pada saatmenjelaskan prosespelarutan gula kedalam segelas air,menanyakandefinisi kelarutan,menanyakanlambang kelarutandan menanyakansatuan darikelarutan.

DeskripsiKelarutan

Prosespelarutan

Definisikelarutan

Pelarutangula

Keadaantepat jenuh

Kelarutan

Page 8: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

46

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a b Jumlahmaksimum zatyang dapat larutdalam sejumlahpelarut tertentu

Lambangkelarutan

Satuankelarutan

Lambangkelarutanadalah s,berasal darikata solubility

mol L-1 ataumolar

Page 9: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

47

Pada makro utama I yaitu deskripsi kelarutan, sebelum

mendefinisikan kelarutan, guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai

proses pelarutan gula di dalam segelas air hingga mencapai keadaan jenuh.

Setelah menjelaskan proses pelarutan, guru langsung membimbing siswa

untuk mendefinisikan kelarutan dan mengetahui lambang dari kelarutan.

Adapun mengenai satuan kelarutan, guru menjelaskannya setelah

memasuki pembahasan hasil kali kelarutan.

Representasi ilmu kimia yang muncul pada makro utama I adalah

level makroskopis dan simbol.

Level makroskopis muncul ketika guru menjelaskan proses pelarutan

gula, namun guru tidak menyajikannya secara langsung lewat praktikum

atau demonstrasi karena menganggap contoh yang diberikan (pelarutan

gula) sering dilakukan siswa pada kehidupan sehari-hari.

Untuk level simbol muncul pada saat guru menanyakan lambang dari

kelarutan berdasarkan bahasa inggrisnya dan menanyakan satuan dari

kelarutan. Namun, untuk satuan dari kelarutan guru menyebutkannya

ketika sudah masuk ke pembahasan hasil kali kelarutan. Pada saat guru

menjelaskan mengenai tetapan hasil kali kelarutan, ketika akan

menjelaskan bahwa Ksp merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion yang

dipangkatkan koefisiennya masing-masing, guru baru ingat mengenai

satuan dari kelarutan.

Aspek pengalaman sehari-hari muncul seiring dengan penjelasan

aspek makroskopis yang telah diungkapkan di atas yaitu pada saat proses

Page 10: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

48

pelarutan gula. Guru memberikan contoh pelarutan gula yang diawali satu

sendok, dua sendok, dan seterusnya hingga suatu saat gula tersebut tidak

bisa larut lagi dalam air yang disebut dengan keadaan jenuh.

Interaksi sosial yang muncul di dalam kelas terjadi lewat tanya jawab

saja karena selama pengajaran pada makro utama I, guru menggunakan

teknik bertanya untuk menjelaskan konsep yang dibahas. Interaksi sosial

yang dilakukan guru dalam rangka mengecek pemahaman siswa tidak

dilakukan pada makro utama ini. Padahal sebaiknya pengecekan

pemahaman siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran konsep

tersebut berlangsung, sehingga jika ada siswa yang belum memahami

konsep yang telah dibahas, guru dapat menjelaskan kembali sebelum

memasuki konsep berikutnya.

Adanya contoh proses pelarutan yang diberikan oleh guru tersebut

dapat membantu siswa dalam memahami proses pelarutan suatu zat. Hal

itu dapat dilihat dari jawaban siswa pada pokok uji esai yang diberikan

yaitu mengenai pelarutan kalsium kromat sedikit-demi sedikit ke dalam

air, kemudian siswa diminta untuk menjelaskan apa yang dapat teramati,

mengingat kecilnya harga Ksp dari kalsium kromat. Sebanyak 75% siswa

bisa menjawab secara makroskopis bagaimana proses pelarutan kalsium

kromat dalam air hingga mencapai keadaan jenuhnya.

Namun, para siswa tidak bisa memberi makna dari nilai kelarutan

suatu zat. Di dalam soal diketahui harga kelarutan Ca(OH)2 sebesar

1,0×10-4 mol L-1, siswa diminta untuk memberi makna dari harga

Page 11: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

49

kelarutan Ca(OH)2 tersebut. Hanya 45% siswa yang dapat menjawab

pertanyaan tersebut dengan benar. Hal tersebut menandakan sebagian

siswa yang lain belum bisa menerjemahkan atau memahami maksud dari

nilai kelarutan suatu zat.

2. Analisis Pengajaran Guru pada Makro Utama II Tentang Deskripsi Hasil

Kali Kelarutan

Page 12: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

50

Tabel 4.4 Struktur Makro dan Intertekstualitas Ilmu Kimia pada Makro Utama II Tentang Deskripsi Hasil Kali Kelarutan

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a b c

AgCl dilarutkanke dalam air

Ag2CrO4

dilarutkan kedalam air

AgCl terurai menjadiAg+ ditambah Cl-,selanjutnya Ag+

ditambah Cl- tersebutakan kembalimembentuk AgCl

AgCl(s) Ag+(aq)+ Cl-(aq)

Ag2CrO4(s) 2Ag+

(aq)+ CrO42-(aq)

Tanya jawab antaraguru dan siswa terjadipada saatmenjelaskandeskripsi hasil kalikelarutan.Ketika siswamengerjakan latihansoal untukmenuliskan Ksp daribeberapa garam, gurumelihat pekerjaansiswa sambil kelilingbangku serta sambilterjalin tanya jawab.Dalam prosespembelajarannyaguru pun melakukanpengecekkanterhadap pemahamansiswa

DeskripsiHasil KaliKelarutan

Reaksikesetimbangandalam larutanjenuh Kesetimbangan

AgCl dalamlarutannya

KesetimbanganAg2CrO4 dalamlarutannya

Penulisan reaksikesetimbangannya

Page 13: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

51

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a b c

a d e

Merupakan hasil kalikonsentrasi dalam satuanmolar dilambangkandenganKsp

AgCl(s) Ag+(aq) +Cl-(aq)Ag2CrO4(s)

2Ag+(aq) + CrO42-

(aq)

PbSO4(s) Pb2+(aq)+SO4

2-(aq)

PbCl2(s) Pb2+(aq)+2Cl-(aq)

Ag3PO4(s) 3Ag+

(aq)+ PO43(aq)

Al2(CO3)3(s) 2Al3+

(aq)+3CO32-(aq)

Tetapan hasilkali kelarutan

Langkahmenuliskanungkapantetapan hasilkali kelarutan

Tetapankesetimbangan yangberlaku untuklarutan elektrolityang sukar larut

Persamaan reaksikesetimbangannya

Page 14: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

52

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a

a

d e

Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2

[CrO42-]

Ksp PbSO4=[Pb2+][SO4

2-]Ksp PbCl2 = [Pb2+] [Cl-]2

Ksp Ag3PO4 = [Ag+]3

[PO43-]

Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]2

[CO32-]3

Penyetaraanreaksi ionisasi

Penggunaankoefisien sebagaipangkatkonsentrasi padaungkapan Ksp

Page 15: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

53

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a

f g

Ag2CrO4(s) 2Ag+

+ CrO42-

Jika kelarutan Ag2CrO4

s mol per liter,konsentrasi ion-iondalam larutan darikelarutannya yaitu:

Ag2CrO4(s) 2Ag++CrO42-

s 2s s

KspAg2CrO4 =[Ag+]2 [CrO42-]

= (2s)2 (s) = (4s2) (s) = 4s3

s = 3

4

1Ksp

Hubungankelarutan dantetapan hasilkali kelarutan Reaksi ionisasi

Ag2CrO4

Hubungankelarutan dengantetapan hasil kalikelarutan

Page 16: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

54

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

f g

KspAg2CrO4 = 4s3

s = 3

4

1Ksp

- Penentuan Ksp darikelarutan atausebaliknya.

- Penentuan kelarutanAg2CrO4 pada suhutertentu dari Ksp nyaserta penentuankonsentrasi Ag+

dalam keadaan jenuh- Penentuan Ksp dari

massa zat terlarutdalam larutanjenuhnya

Perhitunganhubungankelarutan dantetapan hasil kalikelarutan

Latihan soalhubungankelarutan dantetapan hasil kalikelarutan

Page 17: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

55

Pada makro utama II, representasi ilmu kimia muncul pada level

ketiga-tiganya yaitu makroskopis, mikroskopis, dan simbol. Pada

pembelajaran makro utama II, pertama-tama guru menjelaskan tentang

reaksi kesetimbangan dalam larutan jenuh. Contoh kesetimbangan yang

dibahas adalah AgCl yang dilarutkan ke dalam air. Guru menerangkan

bagaimana kesetimbangan yang terjadi di dalam larutannya, ion-ion apa

saja yang terdapat di dalam larutannya dan penjelasan guru dipermudah

dengan menuliskan reaksinya. Dari uraian tersebut, maka dapat dianalisis

bahwa ketika guru menyebutkan AgCl yang dilarutkan ke dalam air dapat

dikatakan sebagai level makroskopis karena dapat dilihat. Penjelasan guru

mengenai bagaimana proses kesetimbangan yang terjadi di dalam larutan

dapat dikatakan sebagai level mikroskopis, dan penjelasan guru tersebut

didukung oleh penulisan reaksi kesetimbangannya yang berupa simbol-

simbol. Namun, pada saat penjelasan secara mikroskopisnya, guru tidak

menggunakan alat bantu atau media untuk memvisualisasikannya sehingga

mempermudah pemahaman siswa. Tanpa media mungkin para siswa

hanya membayangkannya saja. Sebagaimana yang dikemukakan Gabel

dalam Chittleborough, D. F. Treagust, M. Mocerino (2002), ilmu kimia

merupakan ilmu yang abstrak dan mata pelajaran yang sulit untuk

dipelajari. Para guru sebaiknya membuat alat bantu misalnya media

animasi untuk membantu dalam menyampaikan aspek mikroskopis.

Dengan adanya alat bantu tersebut diharapkan dapat mengkonkritkan

proses kesetimbangan pada tingkat molekuler yang terjadi dalam larutan

Page 18: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

56

tersebut. Dari hasil pokok uji esai hanya sebanyak 7,5% yang bisa

menjawab ketika ditanyakan tentang bagaimana proses kesetimbangan

yang terjadi dalam larutan jenuh CaCrO4. Pada umumnya siswa hanya bisa

menuliskan reaksi kesetimbangannya saja tanpa bisa menjelaskan proses

kesetimbangan yang terjadi dalam larutan jenuh CaCrO4.

Pada saat menjelaskan langkah-langkah cara menuliskan ungkapan

tetapan hasil kali kelarutan, guru menjelaskannya melalui simbol yaitu

menuliskan reaksi ionisasinya, penyetaraan reaksi ionisasinya, dan

penggunaan koefisien sebagai pangkat konsentrasi pada ungkapan Ksp.

Ketika membahas hubungan kelarutan dan tetapan hasil kali

kelarutan, guru menguraikan bagaimana cara penurunan rumusan

kelarutan dari Ksp nya dan siswa diberi latihan soal mengenai hal tersebut.

Selanjutnya guru memberikan soal hitungan mengenai hubungan kelarutan

dan tetapan hasil kali kelarutan. Pengajaran pada konsep ini lebih bersifat

informatif, karena guru langsung mendeskripsikannya secara abstrak lewat

simbol-simbol saja, sehingga pada proses pembelajarannya banyak siswa

yang diam ketika guru bertanya dan banyak siswa yang meminta guru

untuk mengulang kembali mengenai materi yang telah dibahas tersebut.

Pada level simbol para siswa bisa memahami materi yang telah

disampaikan oleh guru tersebut. Dari hasil soal yang diberikan kepada

siswa mengenai penulisan tetapan hasil kali kelarutan serta perhitungan

harga Ksp dari harga kelarutan yang diketahui, banyak siswa yang bisa

menjawab yaitu sebanyak 87,5% dan begitu pun ketika ditanya harga

Page 19: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

57

kelarutan dari harga Ksp nya, sebanyak 72,5% siswa bisa menjawabnya.

Padahal dari soal sebelumnya yang diungkapkan pada pembahasan makro

utama I, hanya sebagian kecil dari siswa yang bisa memberi makna dari

harga kelarutan yang diketahui. Berarti hal tersebut dapat memperkuat

dugaan selama ini bahwa siswa secara simbol bisa mengungkapkannya

tetapi tidak bisa memahami makna dari simbol tersebut.

Pada awal pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

ini tidak dilibatkan aspek pengalaman sehari-hari, padahal untuk membuat

representasi ilmu kimia itu lebih mudah dipahami siswa, perlu dikaitkan

dengan pengalaman sehari-hari (Wu, J. S. Krajcik, E. Soloway, 2000).

Hasil studi Osborne dan Freyberg (1985) dalam Wu (2002) menyatakan

bahwa hubungan intertekstual dapat dibuat diantara pengalaman hidup

para siswa dan aspek makroskopis dari ilmu kimia. Dalam hal ini,

pengalaman hidup menunjukkan aktifitas siswa di luar sekolah. Hasil studi

tersebut mengindikasikan bahwa mengisolir/menutup pembelajaran sains

(termasuk kimia) dari kehidupan nyata para siswa dapat membuat para

siswa mengembangkan dua sistem pengetahuan yaitu hal pertama

digunakan untuk menyelesaikan masalah sains di sekolah sedangkan yang

lainnya digunakan untuk kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian

pada makro ini, proses pembelajaran kimia tidak sesuai yang diharapkan

intertekstualitas ilmu kimia. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa

selama ini pelajaran kimia terisolasi dari kehidupan sehari-hari siswa.

Page 20: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

58

Interaksi sosial yang muncul pada makro utama II yaitu melalui

tanya jawab ketika guru menerangkan materi dan mendatangi bangku

siswa ketika siswa menyelesaikan soal latihan sehingga terjadi tanya

jawab. Interaksi sosial dalam rangka mengecek pemahaman siswa sudah

dilakukan cukup optimal pada makro II ini, karena pada penyampaian

materinya guru secara berulang-ulang menanyakan kepada para siswa

apakah sudah memahami materi yang telah disampaikan atau belum serta

adanya respon dari siswa dengan meminta guru untuk mengulang

penjelasan dari materi yang belum dipahami.

3. Analisis Pengajaran Guru pada Makro Utama III Tentang Efek Ion

Senama Terhadap Kelarutan

Page 21: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

59

Tabel 4.5 Struktur Makro dan Intertekstualitas Ilmu Kimia pada Makro Utama III Tentang Deskripsi Efek Ion Senama TerhadapKelarutan

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a b cBerdasarkan azas LeChatelier AgCl akan

Menganalogikanefek ion senamadengan sebuahkelas yangkebanyakan berisisiswa perempuankemudian datangsiswa baru seorangperempuan yangpintar dan cantikmaka siswaperempuan tidakakan membaur.Beda halnyadengan kelas yangdi dalamnya berisilaki-laki semuakemudian datangsiswa baru seorangperempuan yangpintar dan cantik,maka siswa laki-laki akan membaur

Tanya jawab antaraguru dan siswa terjadipada saatmenjelaskan efek ionsenama.Ketika prosespengerjaan latihansoal guru melihatpekerjaan siswasambil kelilingbangku serta terjalintanya jawabDalam prosespembelajarannyaguru pun melakukanpengecekkanterhadap pemahamansiswa

Deskripsi efekion senamaterhadapkelarutan

Analogiefek dariion senama

Penjelasan efekdari adanya ionsenama (kationatau anionnya)terhadapkelarutan denganmenggunakanazas LeChatelier

Reaksiionisasi AgCl

Persamaanreaksikesetimbangannya

Page 22: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

60

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a

a

b c

Akan memperkecilharga kelarutandengan ditandaiadanya endapanAgCl

Akan memperkecilharga kelarutandengan ditandaiadanya endapanAgCl

terurai menjadi ionAg+ ditambah ion Cl-,maka ion Ag+

ditambah ion Cl- jugaakan membentukkembali AgClsehingga reaksinyaberkesetimbangan

Apabila suatu zatpereaksi

AgCl(s) Ag+(aq)+ Cl-(aq)

Ag+, Cl-, AgClJika ke dalamAgCl ditambahAg+ Reaksi akan

bergeser kekiri, ke arahpembentukanAgCl

Jika ke dalamAgCl ditambahCl-

Reaksi akanbergeser ke kiri,ke arahpembentukanAgCl

Page 23: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

61

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a

d e f g h i j k

ditambahkan, makakesetimbangan akanbergeser ke arah hasilreaksi.Apabila hasil reaksiditambahkan, makakesetimbangan akanbergeser kearahpereaksiPerhitungan efek

ion senamaterhadap kelarutan

Ag2CrO4

dilarutkandalam AgNO3

0,1 MAg2CrO4

mengalamiionisasi menjadi2Ag+ + CrO4

2

AgNO3

mengalamiionisasi menjadiAg+ + NO3

-

Page 24: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

62

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

InteraksiSosial

d e f g h i j

d e f g h i

k

Dengan penambahanion senamakelarutannya akansemakin kecil karenaAg2CrO4 menjadisemakin sukar larut

Dengan penambahanAgNO3 0,1 M berartikonsentrasi Ag+ nyamenjadi 0,1 MKspAg2CrO4=[Ag+]2[CrO4

2-]

2,4 × 10-12 = (0,1)2 (s)

2,4 × 10-12 = 0,01 . s

s = 2,4 × 10-10 M

Ag+ hasil ionisasidari AgNO3 akanmempengaruhikelarutanAg2CrO4

KelarutanAg2CrO4 dalamAgNO3 0,1 Mlebih kecildaripadakelarutannyadalam air

Page 25: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

63

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

InteraksiSosial

d e f g h i

d e f g h l

Ag2CrO4, AgNO3 0,2M

Ag2CrO4 2Ag+ +CrO4

2-

AgNO3 Ag+ +NO3

-

Terhadap kelarutanAg2CrO4 ion yangsenamanya adalah Ag+

Ag2CrO4

dilarutkan kedalam AgNO3

0,2 M Pada larutanAg2CrO4, reaksikesetimbangannyaterjadi antara2Ag+ + CrO4

2-

AgNO3 teruraimenjadi Ag+ +NO3

-

Page 26: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

64

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

InteraksiSosial

d e f g h

d e f g

l

Kelarutan Ag2CrO4

di dalam AgNO3

0,2 M lebih kecildaripada kelarutandi dalam air

Kelarutan Ag2CrO4

di dalam K2CrO4

0,1 M lebih kecildaripada kelarutandi dalam air

Ksp Ag2CrO4= [Ag+]2

[CrO42-]

Konsentrasi Ag+ yaitu(2s)

Karena hargakelarutan dari Ksp

2,4 × 10-12 itu adalahsedikit dibandingkandengan 0,2 makadianggap tiadasehingga konsentrasiAg+ nya sebesar 0,2molar

Ksp Ag2CrO4 =(0,2)2 . sKelarutanAg2CrO4 di dalamAgNO3 0,2 Madalah 6 × 10-11 M

Ag2CrO4

dilarutkandalam K2CrO4

0,1 molarKelarutanAg2CrO4 di dalamK2CrO4 0,1 molarhasilnya adalah2,45 × 10-6 molar

Page 27: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

65

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

d e f g

d

KelarutanMg(OH)2 dalamlarutan pH 12 <kelarutan dalamaquades (pH 7)

Reaksi ionisasi NaCl:NaCl Na+ +Cl-

Kelarutan AgCl dalamNaCl 0,1 Molar:Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]1 × 10 -10 = s . 0,1

s =1

10

10

10

= 10-9 M

Penentuankelarutan AgCldalam NaCl 0,1 M

PerhitungankelarutanMg(OH)2 dalam:a. aquadesb. larutan dengan

pH 12

Perhitungankelarutan PbCl2

dalam larutan HCl0,1 M

Page 28: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

66

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

d

Perhitungankelarutan (dalamsatuan massa/100mL larutan) dalamlarutan CaCl2 0,1M

Page 29: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

67

Makro utama III ini menjelaskan efek ion senama terhadap

kelarutan suatu garam. Dalam menjelaskan efek dari ion senama, pertama-

tama guru memberikan suatu analogi. Analogi pertama yang diberikan

oleh guru berkaitan dengan efek ion senama yaitu mengenai sebuah kelas

yang berisi siswa laki-laki semua kemudian datang siswa baru seorang

perempuan yang cantik dan pintar maka siswa laki-lakinya akan membaur

dan langsung dekat. Analogi yang kedua sebuah kelas yang kebanyakan

berisi siswa perempuan kemudian datang seorang siswa baru perempuan

yang cantik dan pintar, maka siswa perempuan akan sukar membaur

karena persaingan. Namun, ketika memberikan analogi guru tidak

menjelaskan maksud dari analogi tersebut yaitu yang mana yang berfungsi

sebagai ion senamanya dan yang mana yang tidak ada pengaruh ion

senamanya. Padahal dari analogi tersebut, guru bermaksud

menganalogikan bahwa pada kelas yang kebanyakan siswa perempuan

kemudian datang siswa baru perempuan maka akan sukar membaur karena

sama-sama perempuan (analogi adanya ion senama), apalagi siswa

perempuan yang baru tersebut lebih pintar dan cantik, maka akan bersaing

sehingga sukar membaur. Beda halnya dengan kelas yang di dalamnya

siswa laki-laki semua, kemudian datang siswa baru seorang perempuan,

maka siswa laki-laki akan membaur (analogi tidak adanya ion senama).

Namun, analogi tersebut tidak tepat digunakan terhadap konsep yang

dibahas, karena fenomena penganalogian yang terjadi di kelas dengan

adanya siswa baru tersebut tidak dapat menjelaskan secara keseluruhan

Page 30: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

68

mengenai fenomena efek ion senama terhadap kelarutan, salah satunya

seperti proses pergeseran kesetimbangnnya.

Setelah memberikan analogi tersebut, guru langsung memberikan

contoh bagaimana efek dari ion senama terhadap kelarutan dengan

menggunakan azas Le Chatelier. Contoh yang dibahas adalah kelarutan

AgCl yang diberi ion senama, masing-masing berupa kation dan anionnya

yaitu Ag+ dan Cl-. Penjelasan dari efek ion senama dengan menggunakan

azas Le Chatelier tersebut melibatkan ketiga level dari representasi ilmu

kimia. Pada saat penambahan ion senama dan terbentuknya endapan atau

tidak terbentuknya endapan merupakan hal yang dapat diamati sehingga

dimasukkan pada level makroskopis, sedangkan pada proses keadaan

kesetimbangannya dijelaskan secara mikroskopis. Cara lain yang

dikemukakan guru untuk menggambarkan proses kesetimbangan tersebut

yaitu dengan menggunakan persamaan reaksi kimia atau disebut level

simbol.

Namun, yang masih dirasa kurang yaitu pada saat menjelaskan

proses terbentuknya endapan akibat adanya ion senama tersebut tidak

dilakukan melalui praktikum atau demonstrasi sehingga peristiwa

terbentuknya endapan akibat adanya ion senama hanya bersifat informatif

semata sebab para siswa tidak langsung mengamati proses tersebut,

sehingga dikhawatirkan siswa tidak akan mampu mengembangkannya

secara level mikroskopis. Hoffman dan Laszlo (1991) dalam Wu (2002)

mengatakan bahwa representasi mikroskopis yang sekarang digunakan

Page 31: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

69

dalam ilmu kimia dikembangkan berdasarkan fenomena dan pengalaman

panca indera pada level makroskopis.

Seperti halnya pada penjelasan efek ion senama melalui azas Le

Chatelier, penjelasan efek ion senama melalui perhitungan pun melibatkan

ketiga level representasi dalam ilmu kimia. Namun pada penjelasan efek

ion senama melalui perhitungan lebih didominasi oleh simbol-simbol.

Pada makro III ini tidak muncul aspek pengalaman sehari-hari secara

langsung berkenaan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Pengalaman sehari-hari yang muncul hanya pada saat penganalogian efek

dari ion senama sperti yang telah dijelaskan di awal pembahasan makro

utama III ini.

Tanya jawab yang dilakukan guru dalam menjelaskan materi serta

terjalinnya tanya jawab ketika guru mendatangi bangku siswa yang sedang

mengerjakan soal latihan merupakan upaya guru untuk membangun

interaksi sosial. Rex (1999) dalam Wu (2002) mengungkapkan bahwa

meninjau proses belajar dan interaksi sosial di dalam kelas merupakan

sebuah cara untuk memahami sebuah kelas sebagai sebuah komunitas.

Pengecekan pemahaman ketika penyampaian materi telah dilakukan oleh

guru.

Pada penjelasan secara mikroskopis mengenai efek ion senama, guru

tidak menjelaskan adanya konsentrasi salah satu ion yang diabaikan ketika

dalam perhitungan. Sebaiknya guru menjelaskan secara mikroskopis dari

persamaan reaksinya mengapa salah satu konsentrasi dari ion senama

Page 32: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

70

tersebut harganya kecil sehingga dalam perhitungan diabaikan. Dengan

tidak adanya penjelasan tersebut, maka ketika siswa diberikan soal

perhitungan mengenai kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M, semua

jawaban siswa tidak ada yang mengungkapkan mengapa konsentrasi Cl-

dari AgCl diabaikan. Namun, secara perhitungan sebanyak 82,5% siswa

bisa menjawabnya, tetapi siswa langsung memasukkan konsentrasi Cl- dari

NaCl sebesar 0,1 M pada persamaan Ksp AgCl tanpa ada penjelasan

mengapa konsentrasi Cl- dari AgCl diabaikan.

Meskipun pada pembelajaran makro utama ini melibatkan ketiga

representasi dalam ilmu kimia, namun tidak adanya alat bantu berupa

media, praktikum atau demonstrasi dapat mengakibatkan pemahaman

siswa kurang. Secara mikroskopis siswa tidak bisa menjelaskan adanya

efek ion senama tersebut, hal itu diperkuat ketika siswa diberi pertanyaan

mengenai alasan mengapa harga kelarutan AgCl dalam air tidak sama

dengan harga kelarutan AgCl dalam NaCl. Padahal dalam

pembelajarannya guru telah menjelaskan adanya efek ion senama terhadap

kelarutan dengan menggunakan azas Le Chatelier. Dari pertanyaan

tersebut hanya 30% siswa yang bisa menjawabnya. Soal berikutnya

diberikan kepada siswa untuk menggali level makroskopisnya yaitu

dengan pertanyaan mengenai apa yang akan teramati jika pada larutan

AgCl dalam keadaan jenuhnya ditambahkan larutan NaCl 0,1 M.

Sebanyak 15% dari siswa yang bisa menjawabnya, yaitu bahwa secara

Page 33: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

71

makroskopis dengan adanya penambahan NaCl 0,1 M terhadap larutan

jenuh AgCl akan berpengaruh dengan bertambahnya endapan.

4. Analisis Pengajaran Guru pada Makro Utama IV Tentang Deskripsi

Reaksi Pengendapan

Page 34: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

72

Tabel 4.6 Struktur Makro dan Intertekstualitas Ilmu Kimia pada Makro Utama IV Tentang Deskripsi Reaksi Pengendapan

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a b

Mg, HCl, MgCl2, H2

Proses pengapurandinding

Tanya jawab antaraguru dan siswa terjadipada saatmenjelaskan reaksipengendapan. Ketikaproses pengerjaanlatihan soal gurumelihat pekerjaansiswa sambil kelilingbangku serta terjalintanya jawab.Dalam prosespembelajarannyaguru pun melakukanpengecekkanterhadap pemahamansiswa

DeskripsiReaksiPengendapan

Ciri-ciriperubahankimia

Perubahan suhu

Terjadinyaendapan

Terbentuknyagas

Perubahanwarna

Page 35: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

73

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a b

a c

AgCl bisamengendap, tidakmengendap (masihterlarut) atau tepatjenuh

AgNO3, NaCl

AgNO3(aq) +NaCl(aq)NaNO3(aq) + AgCl(s)

Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]Jika:Qip [Ag+] [Cl-] < Ksp

maka larutan belummenghasilkanendapan (masihterlarut)Qip [Ag+] [Cl-] = Ksp

maka larutan tepatjenuh.Qip [Ag+] [Cl-] > Ksp

maka akanmenghasilkanendapan.

AgNO3 danNaCl larutdengan baik didalam air

ReaksiPengendapan

PencampuranAgNO3 danNaCl

AgCl akanmengendap,sedangkanNaNO3 akanlarutdi dalam air Gambar proses

pencampuranAgNO3 danNaCl

Page 36: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

74

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

a c

d e f g h i j

AgNO3(aq)+Na2CrO4(aq)

Ag2CrO4(s)+NaNO3(aq)

Na2CrO4

warnanyakuning , AgNO3

warnanyabening,endapannyamenjadi merah

Reaksi terbentuknyaendapan Ag2CrO4

Memprediksireaksipengendapanmelaluiperhitungan

Prediksi terbentuktidaknya endapanAg2CrO4 dari 25mL larutanAgNO3 10-3 Mdengan 75 mLlarutan Na2CrO4

10-3 M

Page 37: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

75

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

d e fg h i j

d e f

PenentuankonsentrasiAgNO3 dalamcampuran setelahbereaksi

Penentuan [Ag+]dari larutanAgNO3

PenentuankonsentrasiNa2CrO4 dalamcampuran setelahbereaksi

Penentuan[CrO4

2-] darilarutan Na2CrO4

Page 38: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

76

Representasi Ilmu Kimia pada LevelMakro-2 Makro-1Makroskopis Mikroskopis Simbol

PengalamanSehari-hari

Interaksi Sosial

d e f

Perhitungan[Ag+] [CrO4

2-]

Membandingkan[Ag+] [CrO4

2-]dengan Ksp

Ag2CrO4

Perhitungankonsentrasi dalamkeadaan campuranharus dibagivolume total daricampurannya

Page 39: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

77

Setelah selesai membahas makro utama III, guru melanjutkan

pembahasannya pada makro utama IV yaitu mengenai reaksi

pengendapan. Sebelum menjelaskan reaksi pengendapan, guru terlebih

dahulu mengingatkan kembali tentang ciri-ciri reaksi kimia, karena salah

satu dari ciri reaksi kimia adalah terjadinya endapan. Dengan menjelaskan

tentang ciri reaksi kimia tersebut, guru bermaksud mengarahkan pada

siswa bahwa reaksi pengendapan yang akan dibahas termasuk salah satu

ciri terjadinya reaksi kimia. Ciri-ciri perubahan kimia dimasukkan pada

level makroskopis karena ciri-ciri perubahan kimia yang dibahas oleh guru

yaitu perubahan suhu, terjadinya endapan, terbentuknya gas, dan terjadi

perubahan warna merupakan hal-hal yang dapat diindera. Setelah

menjelaskan ciri-ciri perubahan kimia, guru langsung menjelaskan

mengenai reaksi pengendapan dengan memberikan contoh AgNO3 dan

NaCl yang dilarutkan dalam air. Ketika AgNO3 dan NaCl dilarutkan

merupakan suatu hal yang dapat terlihat sehingga dimasukkan pada level

makroskopis, begitu pun dengan hasil reaksinya yang menghasilkan

NaNO3 yang larut dan endapan AgCl, merupakan hal yang dapat diindera.

Selain itu yang temasuk pada level makroskopis pada makro utama IV

adalah pada saat guru menjelaskan terbentuknya endapan Ag2CrO4 dari

pencampuran larutan Na2CrO4 dengan larutan AgNO3.

Level mikroskopisnya muncul pada saat guru menjelaskan proses

pencampuran AgNO3 dan NaCl lewat gambar yang berada di buku

pegangan. Pada gambar tersebut dijelaskan proses pencampuran larutan

Page 40: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

78

AgNO3 dan NaCl sehingga terbentuk endapan AgCl yang secara

mikroskopis diperlihatkan sebagai berikut.

Gambar 4.2 Reaksi Pencampuran AgNO3 dengan NaCl

Level simbol yang muncul pada makro ini merupakan hasil terjemahan

dari level mikroskopis. Ketika guru menjelaskan reaksi pengendapan yang

terjadi, guru menggunakan persamaan reaksi dengan simbol. Selain itu,

level simbol muncul pada saat perumusan suatu larutan belum terbentuk

endapan, tepat jenuh, dan terbentuk endapan yaitu dengan cara

membandingkan hasil kali konsentrasi ion-ion dengan harga Ksp nya.

Level simbol juga muncul pada saat memprediksi reaksi pengendapan

lewat perhitungan.

Ketika sedang mengerjakan latihan soal, saat guru berkeliling ada

salah seorang siswa yang bertanya mengenai terbentuknya stalaktit dan

stalakmit dan guru pun menjawab perbedaan antara stalaktit dan stalakmit

tersebut. Namun sangat disayangkan pembahasan mengenai stalaktit dan

stalakmit tersebut hanya berlangsung antara beberapa siswa, sehingga

sebagian besar siswa yang lainnya tidak mendengarkan. Padahal untuk

membuat representasi ilmu kimia agar lebih dipahami oleh siswa, perlu

pengaitan dengan pengalaman sehari-hari siswa (Wu, J. S. Krajcik, E.

Page 41: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

79

Soloway, 2000). Dengan demikian pada makro ini tidak muncul

pengalaman sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas

secara langsung.

Interaksi sosial yang diciptakan oleh guru untuk membantu siswa

dalam mengkonstruk pemahamannya adalah lewat tanya jawab pada saat

guru menyampaikan materi dan pada saat mengerjakan latihan soal. Saat

mengerjakan latihan soal guru mendatangi bangku siswa sehingga terjalin

tanya jawab ketika ada soal yang belum dipahami.

Dari hasil analisis pembelajaran pada makro utama IV, dapat

dikatakan pada makro ini belum melibatkan intertekstualitas ilmu kimia

secara optimal, sehingga dampaknya ketika diberikan soal, hanya sebagian

siswa yang bisa menjawab ketika diberikan soal perhitungan mengenai

reaksi pengendapan. Hanya 17,5% siswa yang bisa menjawab, padahal

guru telah menjelaskan mengenai reaksi pengendapan tersebut. Keadaan

tersebut dapat didukung juga oleh tidak adanya alat bantu berupa media

atau praktikum, sehingga menyebabkan para siswa kurang dalam

memahami materi yang disampaikan. Secara makroskopis mengenai reaksi

pengendapan, siswa secara keseluruhan tidak bisa menjawab bagaimana

cara mengidentifikasi larutan belum jenuh, jenuh dan lewat jenuh.

Pada pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang

telah disampaikan oleh guru, sebenarnya masih ada yang belum terbahas,

yaitu mengenai pengaruh pH terhadap kelarutan suatu garam, sehingga

Page 42: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

80

ketika para siswa diberikan soal mengenai pengaruh pH terhadap kelarutan

suatu garam tidak ada yang bisa menjawabnya.

Setelah menganalisis pengajaran guru pada makro utama I sampai IV

diperoleh bahwa pembelajaran pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan pada umumnya belum melibatkan intertekstualitas ilmu kimia,

padahal dari hasil wawancara terhadap guru yang mengajarkan materi

tersebut diperoleh data bahwa guru tersebut telah mengetahui adanya

level makroskopis, mikroskopis, dan simbol serta pentingnya

mempertautkan pengalaman sehari-hari dalam proses pembelajaran di

kelas dan perlunya interaksi sosial untuk membangun pemahaman

tersebut. Tetapi guru tidak melaksanakannya dalam pembelajaran materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan. Ketika dikonfirmasi mengapa guru

tersebut tidak memberikan aplikasi mengenai materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan, guru tersebut mengatakan bahwa materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan merupakan lanjutan dari kesetimbangan dalam larutan, yang

sebagian materi tersebut sudah disampaikan yaitu larutan penyangga dan

hidrolisis sehingga guru beranggapan siswa sudah tahu dan guru juga lebih

menekankan pada siswa untuk aktif mencari tahu sendiri. Dan mengenai

alat bantu media berupa animasi dan praktikum atau demonstrasi tidak

dilakukan karena keterbatasan sarana. Sebenarnya mengenai alat bantu

media, selain menggunakan animasi bisa juga menggunakan gambar atau

pemodelan.

Page 43: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

81

C. Rekomendasi Pengajaran Guru pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan Berdasarkan Intertekstualitas Ilmu Kimia

Menurut Gabel dalam Chittleborough, D. F. Treagust, M. Mocerino

(2002), ilmu kimia merupakan ilmu yang abstrak dan mata pelajaran yang

sulit untuk dipelajari. Untuk itu para guru harus membuat alat pembelajaran

nyata dan visual seperti diagram gambar, mendeskripsikannya secara lisan,

representasi secara simbol dan model untuk membantu menyampaikan

persamaan dari istilah dan konsep. Akan tetapi itu saja belum cukup karena

ketika siswa membangun pemahamannya mengenai konsep-konsep kimia,

mereka mungkin mengkoordinasikan representasi yang berbeda-beda dalam

pengalaman sehari-hari. Maka menurut intertekstualitas ilmu kimia perlu

adanya pengajaran dengan cara mempertautkan antara representasi ilmu kimia,

pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, dan interaksi sosial yang dibangun

untuk mengembangkan pemahaman siswa.

Sebelum mengajar, sebaiknya seorang guru merencanakan strategi

pengajaran yang akan dilakukannya. Ketika guru ingin menggunakan

intertekstualitas ilmu kimia dalam pengajarannya, maka langkah pertama yang

harus dilakukan oleh guru adalah mengkaji materi ilmu kimia yang akan

diajarkannya dengan mengklasifikasikannya dalam level makroskopis,

mikroskopis, dan simbol. Selain itu, dalam penyampaian materi hendaknya

guru mampu mengaitkan konsep baru yang akan diajarkan dengan

pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu perlu dilakukan agar

materi yang disampaikan lebih bermakna dan dapat menjadi pemahaman yang

Page 44: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

82

utuh bagi siswa. Guru hendaknya merencanakan metode yang akan digunakan,

alat bantu atau media yang harus disiapkan dan bagaimana interaksi yang akan

dibangun agar guru dapat membantu siswa dalam mengkonstruk

pemahamannya.

Sebelum memasuki pembahasan materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan, siswa sebaiknya diberitahu terlebih dahulu mengenai beberapa

aplikasi dari kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya pengetahuan mengenai aplikasi dari materi yang akan

diajarkan diharapkan dapat memotivasi siswa dalam mendalami materi dan

menunjukkan bahwa kimia dekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk

menjelaskan fenomena dari aplikasi tersebut, maka terlebih dahulu perlu

dipelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, sehingga dalam proses

penyampaian materi kelarutan dan hasil kali kelarutan tersebut akan dikaitkan

dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terlepas dari hal

tersebut, untuk mempermudah siswa dalam memahami materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan perlu adanya representasi ilmu kimia pada level

makroskopis, mikroskopis, dan simbol.

Untuk mempresentasikan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada

level makroskopis dapat digunakan metode praktikum atau demonstrasi.

Selain itu, level makroskopis pun dapat dikaitkan dengan level pengalaman

sehari-hari.

Pada penyampaian konsep definisi kelarutan, dapat dilakukan lewat

praktikum. Namun, sebelum melakukan praktikum guru terlebih dahulu

Page 45: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

83

memberikan contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya

penggunaan sidik jari. Guru menjelaskan bahwa salah satu cara untuk

mendapatkan sidik jari adalah dengan menggunakan prinsip kelarutan zat.

Ketika tangan memegang suatu benda, salah satu zat yang ditinggalkan pada

benda tersebut adalah NaCl yang berasal dari keringat. Benda yang dipegang

tersebut selanjutnya disapu dengan larutan AgNO3. AgNO3 akan bereaksi

dengan NaCl membentuk endapan AgCl berwarna putih. Di bawah sinar,

endapan AgCl putih ini akan berubah menjadi endapan Ag yang berwarna

hitam. Endapan inilah yang akan menampilkan sidik jari. Dari aplikasi

tersebut guru menjelaskan bahwa terbentuknya endapan AgCl terkait dengan

kelarutan AgCl dalam pelarut air. Selain itu, aplikasi lainnya adalah

terbentuknya batu karang di dasar laut. Terbentuknya batu karang tersebut

terjadi karena secara alami di lautan mengandung CaCO3, karena CaCO3

memiliki harga kelarutan yang rendah di dalam air, maka lama-kelamaan akan

membentuk gugusan batu karang. Setelah guru menjelaskan mengenai

aplikasinya, untuk lebih memahamkan konsep pada siswa maka guru

memberikan praktikum.

Pada praktikum tersebut siswa diberi beberapa zat elektrolit yang

memiliki harga kelarutan yang berbeda. Dari hasil praktikumnya nanti akan

diperoleh massa zat yang berbeda dari setiap sampel yang berbeda yang dapat

larut dalam jumlah dan jenis pelarut yang sama. Berdasarkan hasil itulah guru

dapat membimbing siswa untuk mendefinisikan kelarutan dan siswa dapat

menyimpulkan bahwa harga kelarutan dari setiap zat berbeda-beda.

Page 46: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

84

Selanjutnya siswa harus mengetahui apa yang terjadi ketika zat elektrolit

tersebut ada dalam larutannya. Proses pelarutan zat tersebut hingga mencapai

keadaan jenuh merupakan keadaan yang tidak bisa dilihat secara langsung

atau dikatakan sebagai level mikroskopis sehingga memerlukan alat bantu

media berupa animasi untuk menjelaskannya. Animasi yang digunakan harus

bisa menggambarkan terdapat spesi apa saja yang ada dalam larutannya ketika

suatu zat dilarutkan hingga keadaan jenuhnya dan menggambarkan bagaimana

proses kesetimbangan yang terjadi. Dari proses tersebut selanjutnya guru

dapat membimbing siswa pada pengertian hasil kali kelarutan.

Representasi pada level mikroskopis tersebut kemudian dikaitkan

dengan level simbol, sehingga setelah melihat penayangan animasi tersebut

siswa dapat memahami dan menuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada

proses kesetimbangan dalam larutan. Setelah itu pada akhirnya siswa

diharapkan dapat menuliskan ungkapan tetapan hasil kali kelarutan dan

memahami bagaimana hubungan kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan

serta dapat menghitung harga kelarutan dari harga Ksp yang diketahui atau

sebaliknya.

Selanjutnya materi yang harus dipahami oleh siswa adalah mengenai

efek ion senama terhadap kelarutan. Untuk lebih memahami materi efek ion

senama terhadap kelarutan, lebih baik dilakukan praktikum terlebih dahulu.

Pada praktikum siswa akan mengetahui efek dari adanya ion senama dengan

bertambahnya endapan ketika pada larutan dalam keadaan jenuhnya

ditambahkan ion senama baik dari kation atau anionnya. Endapan yang

Page 47: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

85

terbentuk tersebut dapat teramati oleh alat indera sehingga dikatakan termasuk

pada level makroskopis. Sebelum percobaan terhadap larutan yang ada ion

senamanya, sebagai bahan pembanding dilakukan terlebih dahulu percobaan

kelarutan suatu senyawa dalam air (tidak ada ion senama) sehingga siswa

dapat membandingkannya dengan larutan yang mengandung ion senama.

Selanjutnya untuk menjelaskan level makroskopis tersebut ke dalam level

mikroskopis digunakan media berupa animasi. Animasi yang digunakan harus

bisa menggambarkan pergeseran kesetimbangan yang terjadi pada saat

penambahan ion senama sesuai dengan azas Le Chatelier. Pada animasi

tersebut digambarkan bagaimana pengaruh ion senama dapat menggeser

kesetimbangan dalam reaksi sehingga dapat mengurangi harga kelarutan

dengan terjadinya atau bertambahnya endapan. Representasi mikroskopis

tersebut akan dikaitkan dengan level simbol, sehingga setelah melihat

penayangan animasi tersebut siswa dapat memahami dan menuliskan

kesetimbangan yang terjadi dan pergeserannya ketika ada ion senama melalui

simbol-simbol. Dengan adanya penjelasan tersebut, diharapkan siswa akan

memahami kelarutan suatu senyawa dengan adanya efek ion senama baik

secara kualitatif maupun kuantitatif.

Praktikum selanjutnya yang dilakukan dalam pembelajaran adalah

mengenai pengaruh pH terhadap kelarutan. Jika ke dalam larutan suatu

senyawa yang mengandung anion dari asam lemah, ditambahkan ion H3O+

dari asam kuat, maka akan memperbesar harga kelarutan dari senyawa

tersebut. Pada praktikum pengaruh pH ini digunakan larutan dari senyawa

Page 48: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

86

yang mengandung anion dari asam lemah seperti CaCO3 dan larutan yang

satunya lagi sebagai bahan pembanding yaitu larutan yang berasal dari

senyawa yang tidak mengandung anion dari asam lemah seperti AgCl.

Selanjutnya pada kedua larutan tersebut dalam keadaan jenuhnya ditambahkan

asam kuat. Secara makroskopis larutan yang dipengaruhi oleh penambahan

asam tersebut dapat terlihat dengan berkurangnya endapan. Dari percobaan

tersebut siswa dapat menyimpulkan bagaimana pengaruh asam tersebut

terhadap kelarutan. Selanjutnya untuk menjelaskan keadaan tersebut pada

level mikroskopisnya digunakan media berupa animasi. Animasi tersebut

harus dapat menggambarkan bagaimana proses terjadinya pergeseran

kesetimbangan ketika ditambahkan asam kuat sehingga dapat mempengaruhi

harga kelarutan. Dari penjelasan representasi mikroskopis, maka akan muncul

simbol-simbol kimia untuk memudahkan dalam menjelaskannya, sehingga

dengan adanya penjelasan lewat animasi, siswa dapat memahami maksud dari

simbol yang digunakan.

Praktikum terakhir yang dilakukan pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan ini adalah tentang reaksi pengendapan. Pada praktikum reaksi

pengendapan, digunakan dua larutan elektrolit yang berbeda yang ketika

dicampurkan bisa sampai membentuk endapan dan ada yang belum

membentuk endapan. Oleh karena itu pada percobaan ini harus digunakan

larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda sehingga nantinya diperoleh

keadaan belum jenuh, keadaan jenuh dan terjadinya pengendapan. Agar lebih

mudah dalam memahami materi, percobaan yang dilakukan sebaiknya

Page 49: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

87

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, misalnya penghilangan

kesadahan air. Air sadah adalah air yang mengandung ion Mg2+ dan Ca2+ yang

cukup tinggi. Untuk mengatasi kesadahan biasanya ditambahkan garam yang

mengandung ion karbonat (CO32-). Penambahan ion-ion tersebut akan

mengakibatkan Mg2+ dan Ca2+ akan mengendap, sehingga kesadahan air akan

hilang.

Pada percobaan tersebut dapat diamati adanya reaksi pengendapan,

sehingga dapat dikategorikan sebagai level makroskopis. Untuk menjelaskan

proses terjadinya pengendapan tersebut perlu digunakan media animasi.

Dalam animasi yang digunakan tersebut harus tergambarkan proses terjadinya

pengendapan secara mikroskopis agar siswa lebih paham. Seperti pada

konsep-konsep yang lainnya, dari animasi yang menggambarkan level

mikroskopis tersebut akan dikaitkan dengan level simbol, sehingga setelah

melihat penayangan animasi tersebut siswa dapat memahami dan menuliskan

persamaan reaksi yang terjadi dan menuliskan perumusan reaksi pengendapan

dengan menghubungkan hasil kali konsentrasi ion-ion dengan harga Ksp nya.

Dengan pemahaman yang telah diperoleh tersebut, diharapkan siswa akan

mampu memprediksi apakah pada pencampuran dua larutan elektrolit akan

menyebabkan terjadinya pengendapan atau tidak dengan melalui perhitungan.

Aplikasi dari kelarutan dan hasil kali kelarutan lainnya yang dapat

dijelaskan pada siswa dalam proses pembelajaran agar lebih memantapkan

konsep yang telah diperoleh yaitu mengenai terbentuknya gua batu kapur, dan

penambahan senyawa fluorida dalam pasta gigi. Aplikasi ini sebaiknya

Page 50: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

88

dijelaskan setelah siswa memperoleh semua konsep kelarutan dan hasil kali

kelarutan karena penjelasannya cukup rumit. Berbeda dengan aplikasi yang

disebutkan sebelumnya yaitu mengenai terbentuknya sidik jari, pembentukan

batu karang dan proses menghilangkan kesadahan air, bisa diberikan di awal

pembelajaran atau ketika pembelajaran sedang berlangsung karena

penjelasannya tidak terlalu rumit. Dengan adanya aplikasi yang diberikan

tersebut, diharapkan pembelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan dapat lebih dipahami oleh siswa serta menghilangkan

kesan bahwa pelajaran kimia di sekolah tidak ada hubungannya dengan

kehidupan sehari-hari.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan yaitu pada proses pembelajarannya

guru harus mengaktifkan siswa, misalnya lewat tanya jawab atau diskusi agar

siswa lebih banyak berpikir mengenai konsep yang sedang dipelajari. Selain

itu, yang perlu diperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung adalah

mengecek pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang disampaikan. Saat

proses pembelajaran berlangsung sebaiknya guru sering melakukan

pengecekan terhadap pemahaman siswa. Pengecekan tidak selalu harus

dilakukan dengan memberikan soal-soal atau ulangan. Mengecek pemahaman

siswa dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama

pembelajaran atau bisa lewat permainan berupa kuis. Jika pada proses

pengecekan tersebut masih ada siswa yang masih salah dalam memahami

konsep, maka guru harus meluruskan pemahaman siswa dengan cara

mengulang kembali materi yang belum dipahami tersebut, sebab kalau tidak

Page 51: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z

89

langsung diluruskan dikhawatirkan akan berdampak pada pemahaman konsep

selanjutnya. Upaya guru untuk melakukan tanya jawab atau diskusi serta

pengecekan terhadap pemahaman siswa tersebut termasuk contoh dalam

membangun interaksi sosial di dalam kelas yang dapat membantu siswa dalam

mengkonstruk pemahamannya. Berdasarkan pandangan intertekstualitas,

upaya guru tersebut merupakan salah satu komponen dalam strategi

pembelajaran berbasis intertekstualitas.

Dengan demikian, pengajaran berdasarkan intertekstualitas ilmu kimia

merupakan pengajaran yang mempertautkan antara representasi kimia pada

level makroskopis, mikroskopis, dan simbol, pengalaman kehidupan sehari-

hari, serta interaksi sosial yang diciptakan untuk mengkonstruk pemahaman

siswa.

Page 52: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z
Page 53: Indonesia University of Education - Digital Repository | Theses ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_044482_bab_iv.pdfCreated Date 20080915051750Z