129535858-diare

56
BAB I PENDAHULUAN Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia, dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun. 1,2 Selain itu diare juga menjadi masalah kesehatan yang paling umum bagi para pelancong dari negara-begara industry yang menguunjungi daerah-daerah berkembang, terutama di daerah tropis. Perkiraan konservatif menempatkan angka kematian global dari penyakit diare sekitar dua juta kematian pertahun (1,7 juta-2,5 juta kematian), merupakan peringkat ketiga diantara semua penyebab kematian penyakit menular di seluruh dunia. 2 Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%. 1 Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas/ Balai pengobatan, hamper selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama ke puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di 1

Upload: nadelvianora

Post on 12-Jul-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nad

TRANSCRIPT

Page 1: 129535858-DIARE

BAB I

PENDAHULUAN

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di

Indonesia, dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak,

terutama usia dibawah 5 tahun.1,2 Selain itu diare juga menjadi masalah kesehatan yang paling

umum bagi para pelancong dari negara-begara industry yang menguunjungi daerah-daerah

berkembang, terutama di daerah tropis. Perkiraan konservatif menempatkan angka kematian

global dari penyakit diare sekitar dua juta kematian pertahun (1,7 juta-2,5 juta kematian),

merupakan peringkat ketiga diantara semua penyebab kematian penyakit menular di seluruh

dunia.2

Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di

Indonesia hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi

yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab

kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.1 Dari daftar urutan penyebab

kunjungan Puskesmas/ Balai pengobatan, hamper selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab

utama ke puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000

penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita

diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunya, sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah

anak dibawah umur 5 tahun (+ 40 juta kematian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami

lebih dari satu kalo kejadian diare. Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh dalam dehidrasi

dan kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.3

Dari pencatatan dan pelaporan yang ada, baru sekitar 1,5-2 juta penderita penyakit diare

yang berobat rawat jalan ke sarana kesehatan pemerintah. Jumlah ini adalah sekitar 10 % dari

jumlah penderita yang datang berobat untuk seluruh penyakit, sedangkan jika ditinjau dari hasil

1

Page 2: 129535858-DIARE

survey rumah tangga(LRKN) 1972 diantara 8 penyakit utama, ternyata persentase penyakit diare

yang berobat sangat tinggi, yaitu 72% dibandingkan 56% untuk rata-rata penderita seluruh

penyakit yang memperoleh pengobatan.3

Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus penyebanya

adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi

berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindroma malabsorbsi.

Diare karena virus umunya bersifat self limting, sehingga aspek terpenting yang harus

diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan

menjamin nutrisi untuk mencegah gavirus merngguan pertumbuhan akibat diare.1

Rotavirus merupakan penyebab tertinggi dari kejadian diare akut baik dinegar

berkembang maupun negara maju. Di Indonesi menurut penelitian Soenarto yati dkk pada anak

yang dirawat di rumah sakit karena diare 60% persennya disebabkan oleh Rotavirus.4

Diare juga erat hubununganya dengan kejadian kuran gizi. Setiap episode diare dapat

menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anorexia dan berkurangnya kemapuan

menyerap sari makanan, sehingga apabila episodenya berkepanjangan akan berdampak pada

pertumubuhan dan kesehatan anak.1

2

Page 3: 129535858-DIARE

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi.

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan betambahnya frekuensi defekasi lebih dari

biasnya (>3x perhari) disertai perubahan konsistensi tinja(menjadi cair), dengan atau tanpa darah

dan atau lendir.3

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai

perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung

kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besar lebih dari

3-4 kali perhari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau

normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare , tetapi

merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran

cerna. Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah

meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistesinya menjadi cair yang menurut ibunya

abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang-kadang pada seorang anak buang air besar kurang

dari 3 kali perhari, tetapi konsistesinya cair, keadaaan ini sudah dapat disebut diare.1

B. Cara penularan dan faktor resiko.

Cara penularan diare pada umumnya melalui fekal oral yaitu melalui makanan atau

minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau

barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat. (4F= field,

flies, fingers, fluid).1

Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain:tidak

memberikan ASI secara penuh selama 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya

penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan atau MCK,

3

Page 4: 129535858-DIARE

kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak

higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal tersebut, beberapa faktor pada

penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk dijangkiti diare antara lain: gizi buruk,

imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung, menurunya motilitas usus, menderita campak

dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik. 1

1. Faktor umur

Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidensi tertinggi

terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan makanan pendamping ASI.

Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar antibody ibu, berkurangnya

kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin terkontaminasi bakteri tinja dan

kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi mulai merangkak.

Kebanyakan enteropatogen merangsang paling tidak sebagian kekebalan melawan infeksi

atau penyakit yang berulang yang membantu menjelaskan menurunnya insiden penyakit

pada anak yang lebih besar dan pada orang dewasa.1

2. Infeksi asimtomatik

Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini meningkat

setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukan imunitas aktif. pada infeksi asimtomatik

yang mungkin berlangsung beberapa hari atau minggu, tinja penderita mengandung virus,

bakteri, atau kista protozoa yang infeksius. Orang dengan infeksi yang asimtomatik

berperan penting dalam penyebaran banyak eneteropatogen terutama bila mereka tidak

menyadari adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan dan berpindah-pindah dari satu

tempat ke tempat yang lain.1

3. Faktor musim

Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. di daerah tropis, diare

karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas, sedangkan diare karena virus

terutama rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin. didaerah tropic (termasuk

Indonesia) diare yang disebabkan rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan

peningkatan sepanjang musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri terus meningkat

pada musim hujan.1

4. Epidemi dan pendemi

4

Page 5: 129535858-DIARE

Vibrio cholera 0.1 dan Shigella dysentriae 1 dapat menyebabkan epidemic dan pandemic

dan mengakibatkan tingginya angka kesakitan dan kematian pada semua golongan usia.

sejak tahun 1961, cholera yang disebabkan oleh v. cholera 0.1 biotipe eltor telah

menyebar ke negara-negara di afrika, amerika latin, asia, timur tengah, dan beberapa

daerah di amerika utara dan eropa. dalam kurun waktu yang sama Shigella dysentriae 1

menjadi penyebab wabah yang besar di amerika tengah dan terakhir di afrika tengah dan

asia selatan. Pada tahun 1992 dikenal strain baru Vibrio cholera 0139 yang menyebabkan

epidemic di Asia dan lebih dari 11 negara mengalami wabah.1

C. Mekanisme daya tahan tubuh

Infeksi virus atau bakteri tidak selamanya akan menyebabkan terjadinya diare karena

tubuh mempunyai mekanisme daya tahan tubuh. Usus adalah organ utama yang berfungsi

sebagai front terdepan terhadap invasi dari berbagai bahan yang berbahaya yang masuk ke dalam

lumen usus. Bahan-bahan ini antara lain mikroorganisme, antigen toksin, dll. Jika bahan-bahan

ini dapat menembus barieir mekanisme daya tahan tubuh dan masuk kedalam sirkulasi sistemis,

terjadilah bermacam-macam reaksi seperti infeksi, alergi atau keadaan autoimunitas.3

1. Daya pertahanan tubuh nonimunologi3

a. Flora usus

Bakteri yang terdapat dalam usus normal (flora usus normal), dapat mencegah

pertumbuhan yang berlebihan dari kuman pathogen yang secara potensial dapat

menyebabkan penyakit. Setelah lahir usus sudah dihuni oleh bermacam-macam

mikroorganisme yang merupakan flora usus normal. Penggunaan antibiotika dalam

jangka panjang dapat mengganggu keseimbangan flora usus, menyebabkan pertumbuhan

yang berlebihan dari kuman-kuman non pathogen yang mungkin juga telah resisten

terhadap antibiotika.

Pertumbuhan kuman pathogen dalam usus akan dihambat karena adanya

persaingan dengan flora usus normal. Hal ini terjadi karena adanya kompetisi terhadap

substrat yang mempengaruhi pertumbuhan kuman yang optimal (pH menurun, daya

oksidasi reduksi menurun,dsb) atau karena terbentuknya zat anti bakteri terhadap kuman

pathogen yang disebut colicines.

b. Sekresi usus

5

Page 6: 129535858-DIARE

Mucin (Glikoprotein dalam usus) dan kelenjar ludah penting untuk mencegah

perlekatan kuman-kuman Streptococcus, Staphylococcus, Lactobacilus pada mukosa

mulut sehingga pertumbuhan kuman tersebut dapat diahambat dan dengan sendirinya

mengurangi jumlah mikrooganisme yang masuk ke dalam lambung. Mucin serupa

terdapat pula dalam mucus yang dikeluarkan oleh sel epitel usus atau disekresi oleh usus

secara kompetitif mencegah melekatnya dan berkembangbiaknya mikroorganisme di

epitel usus. Selain itu muci juga dapat mencegah penetrasi zat-zat toksik seperti allergen,

enterotoksin,dll.

c. pertahanan lambung

Asam lambung dan pepsin mempunyai peranan penting sebagai penahan masuknya

mikroorganisme, toksin dan antigen kedalam usus.

d. gerak peristaltik

Gerak peristaltic merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha mencegah

perkembangbiakan bakteri dalam usus, dan juga ikut mempercepat pengeluaran bakteri

bersama tinja. Hal ini terlihat bila karna sesuatu sebab gerak peristaltis terganggu

(operasi, penyakit, kelainan bawaan dsb), sehingga menimbulkan stagnasi isi usus.

e. filtrasi hepar

Hepar, terutama sel kupfer dapat bertindak sebgaai filtrasi terhadap bahan-bahan

yang berbahaya yang diabsorbsi oleh usus dan mencegah bahan-bahan yang berbahaya

tadi masuk kedalam sirkulasi sistemik.

f. Lain-lain

- lisosim (mempunyai daya bakteriostatik)

- garam-garam empedu membantu mencegah perkembangbiakan kuman

- Natural antibody : menghambat perkembangan beberapa bakteri pathogen, tetapi

tidak mengganggu pertumbuhan flora usus normal. Natural antibody ini mungkin

merupakan hasil dari reaksi cross imunity terhadap antigen yang sama yang terdapat

pula pada beberapa mikroorganisme.

2. Pertahanan imunologik lokal3

Saluran pencernaan dilengkapi dengan system imunologik terdapat penetrasi antigen ke

dalam epitel usus. Limfosit dan sel plasama terdapat dalam jumlah yang berlebihan dalam

usus, baik sebagai bagian dari plaque peyeri di ileum dan apendiks maupun tersebar secara

6

Page 7: 129535858-DIARE

difus di dalam lamina propria usus kecil dan usus besar. Reaksi imunologik local ini tidak

tergantung dari system imunologik sistemik.Reaksi ini terjadi karena rangsangan antigen dari

permukaan epitel usus. Yang termasuk dalam pertahanan imunologik lokal adalah:

a. Secretory Immunoglobulin A (SIgA)

IgA diketahu terbanyak terdapat pada sekresi eksternal sedangkan IgG dalam cairan

tubuh internal. Strukur SIgA berlainan dengan antibody yang terdapat dalam serum,

berbentuk dimer dari IgA yang diikat oleh rantai polipeptida. Dimer IgA ini dibuat dalam

sel plasma yang terdapat dibawah permukaan epitel usus yang kemudian akan diikat lagi

oleh suatu glikoprotein yang dinamakan sekretori komponen (SC). Dengan ikatan yang

terakhir SIgA akan lebih tahan terhadap pengrusakan oleh enzim proteolitik (tripsin dan

kemotripsin) yang terdapat dalam usus. Bagaiman proses proteksi dari SIgA ini yang

sesungguhnya belum jelas, walaupun ada yang menyatakan bahwa SIgA yang terdapat

dalam lapisan mukosa usus halus dapat mencegah melekatnya mikroorganisme dan

antigen pada epitel usus sehingga bakteri tidak dapat berkembangbiak. Sejumlah SIgA

terdapat pula pad kolostrum.Hal ini sangat penting sebagai proteksi terhadap usus bayi

yang baru lahir.

b. Cell Mediated Immunity (CMI)

Dikemukakan bahwa peranan limfosit dalam CMI terletak pada plaque peyeri di ileum.

walaupun demikian peranan CMI dalam proteksi usus masih dalam taraf penelitian.

c. Imunoglobulin lain

IgG terdapat dalam jumlah kecil dalam usus dan mudah rusak dalam lumen usus. Hanya

bila mukosa usus mengalami peradangan IgG bersama-sama dengan sel plasma terdapat

dalam jumlah cukup banyak di usus dan merupakan proteksi temporer terhadap

kerusakan usus lebih lanjut. IgM dapat menggantikan fungsi IgA bila karena suatu sebab

terjadi defisiensi IgA. IgE tidak jelas peranannya dalam protersi usus.

D. Anatomi dan fisiologi

1) Usus halus

Memanjang dari pylorus hingga cecum. pada neonates memeiliki panjang 275 cm dan

tumbuh mencapai 5 sampai 6 meter pada dewasa. Epitel usus halus tersusun atas lapisan tunggal

sel kolumnar disebut juga enterosit. permukaan epitel ini menjadi 300 kali lebih luas dengan

adanya villus dan kripta. Villus berbeda dalam bentuk dan densitas pada masing-masing regio

7

Page 8: 129535858-DIARE

usus halus. Di duodenum villus tersebut lebih pendek, lebih lebar, dan lebih sedikit, meyerupai

bentuk jari dan lebih tinggi pada jejunum, serta menjadi lebih kecil dan lebih meruncing di

ileum. Densitas terbesar didapatkan di jejunum. Diantara villus tersebut terdapat kripta

(Lieberkuhn) yang merupakan tempat proliferasi enterosit dan pembaharuan epitel. terdapat

perbedaan tight junction antara jejunum dan ileum, tight junction ini berperan penting dalam

regulasi permeabilitas epitel dengan melakukan control terhadap aliran air dan solute paraseluler.

Terdapat berbagai macam jenis sel dengan fungsinya masing-masing yaitu: 1

Sel Goblet

Merupakan sel penghasil mucus yag terpolarisasi. Mukus yang disekresi sel goblet

menghampar diatas glikokaliks berupa lapisan yang kontinyu, membentuk barier

fisikokimia, member perlindungan pada epitel permukaan. mucus ini paling banyak

didapatkan pada gaster dan duodenum

Sel Kripta

Sel kripta yang tidak berduferensiiasi merupakan tipe sel yang paling banyak terdapat di

sel kripta Lieberkuhn. Merupakan precursor sel penyerap villus, sel paneth, sel

enteroendokrine, sel goblet dan mungkin juga sel M. Sel kripta yang tidak berdiferensiasi

ini mensistesis dan mengekspresikan komponen sekretori pada membrane basolateral,

dimana molekul ini bertindak sebagai reseptor untuk sintesis IgA oleh lamina propria sel

plasma.

Sel Paneth

Terdapat di basis kripta. memiliki granula eosinophilic sitoplasma dan basofil. Granula

lisosom dan zymogen didapatkan juga pada sitoplasma, meskipun fungsi sekretori sel

panet velumk diketahui, diduga membunuh bakteri dengan lisosom dan immunoglobulin

intrasel, menjaga keseimbangan flora normal usus.

Sel Enteroendokrin

Merupakan sekumpulan sel khusus meuroskretori, sel enteroendokrin terdapat di mukosa

saluran cerna, melapisi kelenjar gaster, villus, dan kripta usus. Sel enteroendokrine

mensekresi neuropeptide seperti gastrin, sekretin, motilin, neurotensin, glucagon,

enteroglukagon, VIP, GIP, neurotensin, cholesistokinin dan somatostatin.

Sel M merupakan sel epitel khusus yang melapisi folikel limfoid.

8

Page 9: 129535858-DIARE

Penyerapan air dan elektrolit pada usus halus terjadi melalui 2 cara : 5

a. Transport aktif : penyerapan Na+ dan glukosa secara aktif dilaksanakan oleh enterosit yang

terdapat pada mukosa usus halus. Enterosit menyerap 1 molekul glukosa dan Na+, dan

bersama-sama dengan absorbsi glukosa dan Na+ ini secara aktif juga terabsorbsi air. Glukosa

masuk ke dalam ruang interseluler atau subseluler, kemudian masuk peredaran darah. Na+

masuk ke dalam sirkulasi berdasarkan proses enzimatik Na-K-ATPase yang terdapat pada

basal dan lateral enterosit. Proses ini dikenal dengan istilah pompa Na ( sodium pump ).

Dengan masuknya Na+ secara aktif ke dalam peredaran darah, tekanan osmotic meningkat

dan memperbanyak terjadinya penyerapan air.

b. Transport Pasif : terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotic. Setelah Na+ masuk ke

dalam sirkulasi melalui mekanisme pompa Na, tekanan osmotic plasma meningkat dan akan

menarik air, glukosa dan elektrolit secara pasif.

E. Etiologi

Pada saat ini, dengan kemajuan dibidang teknik laboratorium telah dapat diidentifikasi

tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi.

Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan parasit.

dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non-inflamatory dan inflammatory.1

Enteropatogen menimbulkan non-inflamatory diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh

parasit, perlekatan dan/ atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflammatoyi diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau

memproduksi sitotoksin.1,6

GOLONGAN BAKTERI GOLONGAN VIRUS GOLONGAN PARASIT

Aeromonas Astrovirus Balantidiom coli

Bacillus cereus Calcivirus (Norovirus, Sapovirus) Blastocystis homonis

Canpilobacter jejuni Enteric adenovirus Crytosporidium parvum

Clostridium perfringens Corona virus Entamoeba histolytica

Clostridium defficile Rotavirus Giardia lamblia

Eschercia coli Norwalk virus Isospora belli

Plesiomonas shigeloides Herpes simplek virus Strongyloides stercoralis

Salmonella Cytomegalovirus Trichuris trichiura

9

Page 10: 129535858-DIARE

Shigella

Staphylococcus aureus

Vibrio cholera

Vibrio parahaemolyticus

Yersinia enterocolitica

Tabel 1. Penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia

Tabel 2. Frekuensi Enteropatogen penyebab diare pada anka usia <5 tahun

Tabel 3. Tabel Enteropatogen pathogen penyebab diare yang tersering berdasarkan umur 7

Diasamping itu penyebab diare nonifeksi yang dapat menimbulkan daire pada anak antara lain:

Kesulitan makanan Neoplasma

10

Page 11: 129535858-DIARE

Neuroblastoma

Phaeochromocytoma

Sindroma Zollinger Ellison

Defek anatomis

Malrotasi

Penyakit Hirchsprung

Short Bowel Syndrome

Atrofi mikrovilli

Stricture

Lain-lain:

Infeksi non gastrointestinal

Alergi susu sapi

Penyakit Crohn

Defisiensi imun

Colitis ulserosa

Ganguan motilitas usus

Pellagra

Malabsorbsi

Defesiensi disakaridase

Malabsorbsi glukosa dan galaktosa

Cystic fibrosis

Cholestosis

Penyakit celiac

Keracunan makanan

logam berat

Mushrooms

Endokrinopati

Thyrotoksikosis

Penyakit Addison

Sindroma Androgenital

Tabel 4. Penyebab diare nonifeksi pada anak

F. Patofisiologi

Ada 2 prinsip meaknisme terjadinya diare cair, yaitu sekeretorik dan osmotik. Meskipun

dapat melalui kedua mekanisme tersebut, diare sekretorik lebih sering ditemukan pada infeksi

saluran cerna. begitu pula kedua mekanisme tersebut dapat terjadi bersamaan pada satu anak.1,8

1. Diare osmotik

11

Page 12: 129535858-DIARE

Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit dengan

cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara lumen usus dengan cairan ekstrasel.

Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabkan bahan intraluminal pada usus halus bagian

proksimal tersebut bersifat hipertoni dan menyebabkan hiperosmolaritas. Akibat perbedaan

tekanan osmose antara lumen usus dan darah maka pada segmen usus jejunum yang bersifat

permeable, air akan mengalir kea rah jejunum, sehingga akan banyak terkumpul air dalam lumen

usus. Na akan mengikuti masuk ke dalam lumen, dengan demikian akan terkumpul cairan

intraluminal yang besar dengan kadar Na normal. Sebagian kecil cairan ini akan dibawa kembali,

akan tetapi lainya akan tetap tinggal di lumen oleh karena ada bahan yang tidak dapat diserap

seperti Mg, glukosa, sucrose, lactose, maltose di segmen ileum dan melebihi kemampuan

absorbs kolon, sehinga terjadi diare. Bahan-bahan seperti karbohidrat dan jus buah, atau bahan

yang mengandung sorbitol dalam jumlah berlabihan akan memberikan dampak yang sama.1

2. Diare Sekretorik

Diare sekterik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi

akibat gangguan absorbs natrium oleh vilus saluran cerna, sedangkan sekresi klorida tetap

berlangsung atau meningkat. Keadaan ini menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh

sebagai tinja cair. Diare sekretorik ditemukan diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akbat

rangsangan pada mukosa usus halus oleh toksin E.coli atau V. cholera.01.7

Osmolaritas tinja diare sekretorik isoosmolar terhadap plasma. beda osmotik dapat

dihitung dengan mengukur kadar elektrolit tinja. Karena Natrium ( Na+) dan kalium (K+)

merupakan kation utama dalam tinja, osmolalitas diperkirakan dengan mengalikan jumlah kadar

Na + dan K+ dalam tinja dengan angka 2. Jika diasumsikan osmolalitas tinja konstan 290

mOsm/L pada tinja diare, maka perbedaan osmotic 290-2 (Na++K+). Pada diare osmotik, tinja

mempunyai kadar Na+ rendah (<50 mEq/L)dan beda osmotiknya bertambah besar (>160

mOsm/L). Pada diare sekretorik tinja diare m

empunyai kadar Na tinggi (>90 mEq/L), dan perbedaan osmotiknua kuran dari 20 mOsm/L.6

Osmotik Sekretorik

Volume tinja <200 ml/hari >200 ml/hari

12

Page 13: 129535858-DIARE

Puasa Diare berhenti Diare berlanjut

Na+ tinja <70 mEq/L >70 mEq/L

Reduksi (+) (-)

pH tinja <5 >6

Dikenal bahan-bahan yang menstimulasi sekresi lumen yaitu enterotoksin bakteri dan

bahan kimia yang dapat menstimulasi seperti laksansia, garam empedu bentuk dihidroxy, serta

asam lemak rantai panjang. Toksin penyebab diare ini terutama bekerja dengan cara

meningkatkan konsentrasi intrasel cAMP, cGMP, atau Ca++ yang selanjutnya akan mengaktifasi

protein kinasi. Pengaktifan protein kinase akan menyebabkan fosforilase membrane protein

sehingga megakibatkan perubahan saluran ion, akan menyebabkan Cl- di kripta keluar. Disisi

lain terjadi peningkatan pompa natrium , dan natrium masuk ke dalam lumen usus bersama Cl-.1

Diare dapat juga dikaitkan dengan gangguan motilitas. Meskipun motilitas jarang

menjadi penyebab utama malabsorbsi, teatpi perubahan motilitas mempunyai pengaruh terhadap

absorbs. Baik peningkatan ataupun penurunan motilitas keduanya dapat menyebabkan diare.

Penurunan motilitas dapat mengakibatkan bakteri tumbuh lampau yang menyebabkan diare.

Perlambatan transit obat-obatan atau nutrisi akan meningkatkan absorbsi, Kegagalan motilitas

usus yang berat menyebabkan statis intestinal bearkibat inflamasi, dekonjugasi garam empedu

dan malabsorbsi. Diare akibat hiperperistaltik pada anak jarang terjadi. Watery diare dapat

disebabkan karena hipermotilitas pada kasus kolon irritable pada bayi. Gangguan motilitas

mungkin merupakan penyebab diare pada Thyrotoksikosis, malabsorbsi asam empedu, dan

berbagai peyakit lain.1

Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebakan diare pada beberapa keadaan.

Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction, tekanan hidrostatik dalam pembuluh

darah dan limfatik menyebabkan air, elektrolit, mucus, protein dan seringkali sel darah merah

13

Page 14: 129535858-DIARE

dan sel darah putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare akibat inflamasi ini berhubungan

dengan tipe diare laina seprti diare osmotik dan sekretorik.1

Bakteri enteral pathogen akan mempenagaruhi struktur dan fungsi tight junction,

menginduksi cairan dan elektrolit, dan akan mengaktifkan kaskade inflamasi. Efek infeksi

bacterial pada tight junction akan memepengaruhi susunan anatomis dan funsi absorbs yaitu

cytoskeleton dan perubahan susunan protein. penelitian oleh Bakes J dkk 2003 menunjukan

bahwa peranan bakteri enteral pathogen pada diare terletak perubahan barier tight junction oleh

toksin atau produk kuman yaitu perubahan pada cellualar cytoskeleton dan spesifik tight

junction. Pengaruh ini bias pada kedua komponen tersebut atau salah satu komponen saja

sehingga akan menyebabkan hipersekresi clorida yang akan diikuti natrium dan air. Sebagai

contoh Clostridium difficile akan menginduksi kerusakan cytoskeleton maupun protein,

Bacteroides frigilis menyebabkan degradasi proteolitik protein tight junction, V. cholera

mempengaruhi distribusi protein tight junction, sedangkan EPEC menyebabkan akumulasi

protein cytoskeleton.1,9

G. Manifestasi klinis

Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainya bila terjadi

komplikasi ekstraintestinal termasuk manifestasi neurologic. Gejala gastrointestinal bias berupa

diare, kram perut, dan munth. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada

penyebabnya.1

Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium,

klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan

kehilangan air juga akan meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi,

asidosis metabolic, dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya

karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati

dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisistas plasma dapat berupa dehidrasi isotonic,

dehidrasi hipertonik ( hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat dehidrasinya bias

tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dehidrasi berat.1

Infeksi ekstraintestinal yang berkaitan dengan bakteri enteric pathogen antara lain :

vulvovaginitis, infeksi saluran kemih, endokarditis, osteomyelitis, meningitis, pneumonia,

14

Page 15: 129535858-DIARE

hepatitis, peritonitis dan septic tromboplebitis. Gejala neurolgik dari infeksi usus bias berupa

parestesia ( akibat makan ikan, kerang, monosodium glutamate), hipotoni dan kelemahan otot.

Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Panas

badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Nyeri perut yang lebih hebat dan

tenesmus terjadi pada perut bagian bawah serta rectum menunjukan terkenanya usus besar. Mual

dan muntah adalah symptom yang nonspesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh

karena mikroorganisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seprti:enteric virus, bakteri

yang memproduksi enteroroksin, giardia, dan cryptosporidium.

Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory diare. Biasanya penderita tidak panas

atu hanya subfebris, nyeri perutperiumbilikal tidak berat, watery diare, menunjukan bahwa saluran

makan bagian atas yang terkena. Oleh karena pasien immunocompromise memerlukan perhatian

khusus, informasi tentang adanya imunodefisiensi atau penyakit.

Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

Gejala klinis :

Masa Tunas

Panas

Mual, muntah

Nyeri perut

Nyeri kepala

lamanya sakit

17-72 jam

+

Sering

Tenesmus

-

5-7 hari

24-48 jam

++

Jarang

Tenesmus, kramp

+

>7hari

6-72 jam

++

Sering

Tenesmus,kolik

+

3-7 hari

6-72 jam

-

+

-

-

2-3 hari

6-72 jam

++

-

Tenesmus, kramp

-

variasi

48-72 jam

-

Sering

Kramp

-

3 hari

Sifat tinja:

Volume

Frekuensi

Konsistensi

Darah

Bau

Sedang

5-10x/hari

Cair

-

Langu

Sedikit

>10x/hari

Lembek

+

-

Sedikit

Sering

Lembek

Kadang

Busuk

Banyak

Sering

Cair

-

-

Sedikit

Sering

Lembek

+

-

Banyak

Terus menerus

Cair

-

Amis khas

15

Page 16: 129535858-DIARE

Warna

Leukosit

Lain-lain

Kuning hijau

-

anorexia

Merah-hijau

+

Kejang+

Kehijauan

+

Sepsis +

Tak berwarna

-

Meteorismus

Merah-hijau

-

Infeksi sistemik+

Seperti air cucuian beras

-

-

Tabel 5. Gejala klinis diare akut oleh berbagai penyebab

H. Diagnosis

1. Anamnesis

Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut : lama diare, frekuensi, volume,

konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah volume dan

frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8jam terakhir.

Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakahh panas atau penyakit lain yang

menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media, campak. Tindakan yang telah dilakukan ibu selama

anak diare: member oralit, memabwa berobat ke puskesmas atau ke rumah sakit dan obat-obatan

yang diberikan serta riwayat imunisasinya.1

2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut

jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda tambahan

lainya:ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air

mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.1

Pernpasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asiodosis metabolic. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan

ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derjat dehidrasi yang terjadi. Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan

cara: objektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan sesudah diare. Subjektif dengan menggunakan criteria WHO dan MMWR.1

Symptom Minimal atau tanpa dehidrasi,

kehilangan BB<3%

Dehidrasi ringan sedang,

kehilangan BB 3%-9%

Dehidrasi berat, kehilangan

BB>9%

Kesadaran Baik Normal, lelah, gelisah, irritable Apatis, letargi, idak sadar

Denyut jantung Normal Normal meningkat Takikardi, bradikardi, (kasus

berat)

16

Page 17: 129535858-DIARE

Kualitas nadi Normal Normal melemah Lemah, kecil tidak teraba

Pernapasan Normal Normal-cepat Dalam

Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong

Air mata Ada Berkurang Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Cubitan kulit Segera kembali Kembali<2 detik Kembali>2detik

Cappilary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal

Ekstremitas Hangat Dingin Dingin,mottled, sianotik

Kencing Normal Berkurang Minimal

Tabel.6 Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003

Penilaian A B C

Lihat:

Keadaan umum

Mata

Air mata

Mulut dan lidah

Rasa haus

Baik,sadar

Normal

Ada

Basah

Minum biasa,tidak haus

*Gelisah,rewel

Cekung

Tidak ada

Kering

*haus ingin minum banyak

*lesu,lunglai/tidak sadar

Sangat cekung

Kering

Sangat kering

*malas minum atau tidak bias

minum

Periksa: turgor kulit Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang

Bila ada 1 tanda* ditambah 1 atau

lebih tanda lain

Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda* ditambah 1 atau

lebih tanda lain

Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C

Tabel 7. Penetuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995

Menurut tonisistas darah, dehidrasi dapat dibagi menjadi:3

dehidrasu isotonic, bila kadar Na+ dalam plasma antara 131-150 mEq/L

17

Page 18: 129535858-DIARE

dehidrasi hipotonik, bila kadar Na+<131 mEq/L

dehidrasi hipertonik, bila kadar Na+>150 mEq/L

Gejala Hipotonik Isotonik Hipertonik

Rasa haus - + +

Berat badan Menurun sekali Menurun Menurun

Turgor kulit Menurun sekali Menurun Tidak jelas

Kulit/ selaput lendir Basah Kering Kering sekali

Gejala SSP Apatis Koma Irritable, apatis, hiperfleksi

Sirkulasi Jelek sekali Jelek Relatif masih baik

Nadi Sangat lemah Cepat dan lemah Cepat, dan keras

Tekanan darah Sangat rendah Rendah Rendah

Banyaknya kasus 20-30% 70% 10-20%

Tabel 8. Gejala dehidrasi menurut tonisitas

3. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperkukan,

hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak

diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi

berat. Contoh: pemeriksaan darah lengkap, kultur urine dan tinja pada sepsis atau infeksi

saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut:1

darah : darah lengkap, serum elketrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes

kepekaan terhadap antibiotika

urine: urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap antibiotika

tinja:

a. Pemeriksaan makroskopik

18

Page 19: 129535858-DIARE

Pemeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua penderita dengan

diare meskipun pemeriksaan labotarium tidak dilakukan. Tinja yang watery dan tanpa

mucus atau darah biasanya disebabkan oleh enteroksin virus, prontozoa, atau disebabkan

oleh infeksi diluar saluran gastrointestinal. Tinja yanga mengandung darah atau mucus

bias disebabkan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin bakteri enteronvasif yang

menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus seperti : E. hystolitica, B.coli ,

T.trichiura. Apabila terdapat darah biasanya bercampur dalam tinja kecuali pada infeksi

dengan E.hystolitica darah sering terdapat pada permukaan tinja dan pada infeksi dengan

Salmonella, Giardia, Cryptosporidium dan Strongyloides.

Pemeriksaan makroskopik mencakup warna tinja, konsistesi tinja, bau tinja,

adanya lendir, adanya darah, adanya busa. Warna tinja tidak terlalu banyak berkolerasi

dengan penyebab diare. Warna hijau tua berhubungan dengan adnya warna empedu

akibat garam empedu yang dikonjugasi oleh bakteri anaerob pada keadaan bacterial

overgrowth. Warna merah akibat adanya darah dalam tinja atau obat yang dapat

menyebabkan warna merah dalam tinja seperti rifampisin. Konsistensi tinja dapat cair,

lembek, padat. Tinja yag berbusa menunjukan adanya gas dalam tinja kaibat fermentasi

bakteri. Tinja yang berminyak, lengket, dan berkilat menunjukan adanya lemak dalam

tinja. Lendir dalam tinja menggambarkan kelainan di kolon , khususnya akibat infeksi

bakteri. Tinja yang sangatberbau menggambarkan adanya fermentasi oleh bakteri anaerob

dikolon. Pemeriksaan pH tinja menggunakan kertas lakmus dapat dilakukan untuk

menentukan adanya asam dalam tinja. Asam dalam tinja tersebut adalah asam lemak

rantai pendek yang dihasilkan karena fermentasi laktosa yang tidak diserap di usus halus

sehingga masuk ke usus besar yang banyak mengandung bakteri komensial. Bila pH

tinja<6 dapat dainggap sebagai malabsorbsi laktosa.8

Pada diare akut sering terjadi defisiensi enzim lactose sekunder akibat rusaknya

mikrofili mukosa usus halus yang banyak mengandung enzim lactase. Enzim laktsae

merupakan enzim yang bekerja memecahkan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa,

yangs elanjutnya diserap di mukosa usus halus, Salah satu cara menentukan malabsorbsi

laktosa adalah pemeriksaan clinitest dikombinasi dengan pemeriksaan pH tinja.

Pemeriksaan clinitest dilakukan dengan prinsip melihat perubahan reaksi warna yang

19

Page 20: 129535858-DIARE

terjadi antara tinja yang diperiksa dengan tablet clinitest. Prinsipnya adalah terdapatnya

reduktor dalam tinja yang mengubah cupri sulfat menjadi cupri oksida. Pemeriksaan

dilakukan dengan cara mengambil bagian cair dari tinja segar (sebaiknya tidak lebih dari

1 jam). Sepuluh tetes air dan 5 tetes bagian cair dari tinja diteteskan kedalam gelas

tabung, kemudian ditambah 1 tablet clinitest. Setelah 60 detik maka perubahan warna

yang terjadi dicocokan dengan warna standart. Biru berarti negative, kuning tua berarti

positif kuat (++++=2%), antara kuning dan biru terdapat variasi warna hijau kekuningan

(+=1/2%), (++=3/4%), (+++=1%). Sedangkan terdapatnya lemak dalam tinja lebih dari 5

gram sehari disebut sebagai steatore.8

b. Pemeriksaan mikroskopik

Infeksi bakteri invasive ditandai dengan ditemukannya sejumlah besar leukosit

dalam tinja yang menunjukan adanya proses inflamasi. Pemeriksaan leukosit tinja dengan

cara mengambil bagian tinja yang berlendir seujung lidi dan diberi ½ tetes eosin atau

Nacl lalu dilihat dengan mikroskop cahaya:5

bila terdapat 1-5 leukosit perlapang pandang besar disebut negative

bila terdapat 5-10 leukosit per lapang pandang besar disebut (+)

bila terdapat 10-20 leukosit per lapang pandang besar disebut (++)

bila terdapat leukosit lebih dari ½ lapang pandang besar disebut (+++)

bila leukosit memenuhi seluruh lapang pandang besar disebut (++++)

Adanya lemak dapat diperiksa dengan cara perwanaan tinja dengan sudan III yang

mengandung alcohol untuk mengeluarkan lemak agar dapat diwarnai secara mikroskopis

dengan pembesarn 40 kali dicari butiran lemak dengan warna kuning atau jingga.

Penilaian berdasarkan 3 kriteria:8

(+) bila tampak sel lemak kecil dengan jumlah kurang dari 100 buah per lapang

pandang atau sel lemak memenuhi 1/3 sampai ½ lapang pandang

20

Page 21: 129535858-DIARE

(++) bila tampak sel lemak dnegan jumlah lebih 100 per lapang pandang atau sel

memenuhi lebih dari ½ lapang pandang

(+++) bila didapatkan sel lemak memenuhi seluruh lapang pandang.

Pemeriksaan parasit paling baik dilakukan pada tinja segar. Dengan memakai

batang lidi atau tusuk gigi, ambilah sedikit tinja dan emulsikan delam tetesan NaCl

fisiologis, demikian juga dilakukan dengan larutan Yodium. Pengambilan tinja cukup

sedikit saja agar kaca penutup tidak mengapung tetapi menutupi sediaan sehingga tidak

terdapat gelembung udara. Periksalah dahulu sediaan tak berwarna (NaCL fisiologis),

karena telur cacing dan bentuk trofozoid dan protozoa akan lebih mudah dilihat. Bentuk

kista lebih mudah dilihat dengan perwanaan yodium. Pemeriksaan dimulai dengan

pembesaran objekstif 10x, lalu 40x untuk menentukan spesiesnya.

Uji hydrogen napas

adalah pemeriksaan yang didasarkan atas adanya peningkatan kadar hydrogen dalam

udara ekspirasi. Gas hydrogen dalam udara ekspirasi berasal dari fermentasi bakteri

terhadap substrat baik di kolon maupun di usus halus. Fermentasi bakteri di usus besar

terjadi karena adanya substrat yang tidak diabsorbsi tersebut sepertilaktosa atau fruktosa

akan difermentasi oleh bakteri komensal menghasilkan asam lemak rantai pendek (short

chain fatty acid), beberapa molekul alcohol dan gas hydrogen. Gas hydrogen tersebut

dengan cepat akan diserap masuk ke sirkulasi darah lalu masuk ke paru dan dikeluarkan

lewat udara napas.8

Fermentasi bakteri di usus halus terjadi karena adanya bacterial overgrowth , yang

didefinisikan sebagai terdapatnya kolom atau spesies koloni lebih dari 106 unit per

milliliter cairan usus halus yang seharusnya relative steril. Sebelum pemeriksaan uji

hydrogen napas penderita dipuasakan selama 4-6 jam, lalu diambil sampel udara napas

dengan cara meniup ( pada bayi dengan menggunakan sungkup) pada alat yang dapat

menghitung kadar hydrogen napas sebagai kadar awal hydrogen napas. Lalu diberikan

larutan 2gr/kgBB dengan konsentrasi 20% setelah itu diambil sampel udara napas seperti

sebelumnya setiap 30 menit selam 2-3 jam. Peningkatan kadar hydrogen napas >20ppm,

atau 10-20 ppm disertai gejala klinis (kembung, diare, muntah, sakit perut) disebut

21

Page 22: 129535858-DIARE

positif. Apabila peningkatan tersebut diperoleh pada 30 menit pertama yang berarti

fermentasi laktosa oleh bakteri sudah terjadi, di usus halus dan disimpulkan sebagai

bacterial overgrowth. Peningkatan yang terjadi setelah 2 jam menandakan adanya laktosa

yang tidak diabsorbsi di usus halus, sehingga masuk ke kolon dan difermentasi oleh

bakteri di kolon menghasilkan hydrogen yang ditangkap oleh alat.8

I. Tatalaksana

Terdapat empat pilar penting dalam tatalaksana diare yaitu rehidrasi, dukungan nutrisi,

pemberian obat sesuaiindikasi dan edukasi pada orang tua. Tujuan pengobatan:8

1. Mencegah dehidrasi

2. Mengatasi dehidrasi yang telah ada

3. Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan setelah diare

4. Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan

memberikan suplemen zinc

Tujuan pengobatan diatas dapat dicapai dengan cara mengikuti rencana terapi yang

sesuai, seperti yang tertera dibawah ini:10

1. Rencana terapi A : penanganan diare di rumah

Jelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan di rumah:

Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)

Jelaskan pada ibu:

- pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang

utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.

- jika anak memeperoleh ASI eksklusif, beri oralit, atau air matang sebagai

tambahan

22

Page 23: 129535858-DIARE

- jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini:

oralit, cairan makanan(kuah sayur, air tajin) atau air matang

Anak harus diberi larutan oralit dirumah jika:

- anak telah diobati dengan rencana terapi B atau dalam kunjungan

- anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah berat

Ajari pada ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit

(200ml) untuk digunakan dirumah. Tunjukan pada ibu berapa banyak cairan termasuk

oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairanya sehari-hari:

- <2 tahun: 50 sampai 100 ml setiap kali BAB

- > 2 tahun : 100 samapai 200 ml setiap kali BAB

Katakan pada ibu

- agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari mangkuk/ cangkir/gelas

- jika anak muntah, tunggu 10 menit. kemudia lanjutkan lagi dengan lebih lambat.

- lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.

Beri tablet Zinc

Pada anak berumur 2 bulan keatas, beri tablet zinc selama 10 hari dengan dosis :

- umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) perhari

- umur >6 bulan : 1 tablet (20 mg) perhari

Lanjutkan pemeberian makanan

Kapan harus kembali

2. Rencana terapi B

23

Page 24: 129535858-DIARE

Penanganan dehidrasi sedang/ ringan dengan oralit. Beri oralit di klinik sesuai yang

dianjurkan selama periode 3 jam.

Usia <4 bulan 4-11 bulan 12-23 bulan 5-4 tahun 5-14tahun >15 tahun

Berat badan <5 kg 5-7,9 kg 8-10,9 kg 11-15,9 kg 16-29,9 kg >30 kg

Jumlah (ml) 200-400 400-600 600-800 800-1200 1200-2200 2200-4000

Jumlah oralit yang diperlukan 75 ml/kgBB. Kemudian setelah 3 jam ulangi penilaian dan

klasifikasikan kemabali derajat dehidrasinya, dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk

melanjutkan pengobatan. Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai tunjukan cara

menyiapkan oralit di rumah, tunjukan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan

dirumah untuk menyelesaikan 3 jam pertama. Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi

dengan menambah 6 bungkus lagi sesuai yang dainjurkan dalam rencana terapi A. Jika anak

menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman diatas, berikan sesuai kehilangan cairan yang

sedang berlangsung. Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, beri juga

100-200 ml air matang selama periode ini. Mulailah member makan segera setelah anak ingin

amkan. Lanjutkan pemberian ASI. Tunjukan pada ibu cara memberikan larutan oralit. berikan

tablet zinc selama 10 hari.

3. Rencana terapi C (penanganan dehidrasi berat dengan cepat)

Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut, sementara

infuse disiapkan. Beri 100 ml/kgBB cairan ringer laktat atau ringer asetat (atau jika tak tersedia, gunakan

larutan NaCl)yang dibagi sebagai berikut.

Umur Pemberian pertama 30ml/kgBB selama Pemebrian berikut 70ml/kgBB selama

Bayi (bibawah umur12 bulan) 1 jam* 5 jam

Anak (12 bulan sampai 5 tahun) 30 menit* 2 ½ jam

*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba

Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum membaik, beri tetesan

intravena lebih cepat. Juga beri oralit (kira-kira 5ml/kgBB/jam) segera setelah anak mau minum,

biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri anak tablet zinc sesuai dosis dan

24

Page 25: 129535858-DIARE

jadwal yang dianjurkan. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam

(klasifikasikan dehidrasi), kemudian pilih rencana terapi) untuk melanjutkan penggunaan.

Prinsip pemberian terapi cairan pada gangguan cairan dan elektrolit ditujukan untuk memberikan

pada penderita:

1. Kebutuhan akan rumatan (maintenance) dari cairan dan elektrolit

2. Mengganti cairan kehilangan yang terjadi

3. Mencukupi kehilangan abnormal dari cairan yang sedang berlangsung.

Pada diare CRO merupakan terapi cairan utama. CRO telah 25 tahun berperan dalam

menurunkan angka kematian bayi dan anak dibawah 5 tahun karena diare. WHO dan UNICEF

berusaha mengembangkan oralit yang sesuai dan lebih bermanfaat. Telah dikembangkan oralt

baru dengan osmolalitas lebih rendah. Keamanan oralit ini sama dengan oralit yang lama, namun

efektifitasnya lebih baik daripada oralit formula lama. Oralit baru dengan low osmolalitas ini

juga menurunkan kebutuhan suplementasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja

hingga 20% serta mengurangi kejadian muntah hingga 30%. Selain itu, oralit baru ini juga telah

direkomendasikan WHO dan UNICEF untuk diare akut non kolera pada anak.1,11

PENGOBATAN DIETETIK

Memuasakan penderita diare (hanya member air teh) sudah tidak dilakukanik lagi karena

akan memperbesar kemungkinan terjadinya hipoglikemia dan atau KKP. Sebagai pegangan

dalam melaksanakan pengobatan dietetic diapakai singkatan O-B-E-S-E, sebagai singkatan

Oralit, Breast feeding, Early Feeding, Simultaneously with Education.3

Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah sembuh. Tujuanya adalah memberikan makanan kaya nutrient sebanyak anak

mampu menerima. Sebagian besar anak dengan diare cair, nafsu makanya timbul kembali setelah dehidrasi teratasi. Meneruskan pemberian makanan akan

mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan mengabsorbsi berbagai nutrient, sehingga memburuknya status gizi dapat

dicegah atau paling tidak dikurangi. Sebaliknya, pembatasan makanan akan menyebabkan penurunan berat badan sehingga diare menjadi lebih lama dan kembalinya

fungsi usus akan lebih lama. Makanan yang diberikan pada anak diare tergantung kepada umur, makanan yang disukai dan pola makan sebelum sakit serta budaya

setempat. Pada umumnya makanan yang tepat untuk anak diare sama dengan yang dibutuhkan dengan anak sehat.1 Bayi yang minum ASI harus diteruskan sesering

mungkin dan selama anak mau. Peranan ASI selain memberikan nutrisi yang terbaik, juga terdapat 0,05 SIgA/hari yang berperan memberikan perlindungan terhadap

25

Page 26: 129535858-DIARE

kuman pathogen. 12Bayi yang tidak minum ASI harus diberi susu yang biasa diminum paling tidak setiap 3 jam. Pengenceran susu atau penggunaan susu rendah atau

bebas laktosa mungkin diperlukan untuk sementara bila pemberian susu menyebabkan diare timbul kembali atau bertambah hebat sehingga terjadi dehidrasi lagi, atau

dibuktikan dengan pemeriksaan terdapat tinja yang asam (pH<6) dan terdapat bahan yang mereduksi dalam tinja>0,5%. Setelah diare berhenti, pemberian tetap

dilanjutkan selama 2 hari kemudian coba kembali dengan susu atau formula biasanya diminum secara bertahap selama 2-3 hari.12

Gejala klinis menghilang

(hari)

Susu rendah laktosa (ml) Susu normal (ml)

Ke 1 150 50

Ke 2 100 100

Ke 3 50 150

Ke 4 0 200

Tabel 9. Tabel panduan kembali ke susu normal ( untuk setiap 200 ml)

Bila anak berumur 4 bulan atau lebih dan sudah mendapatkan makanan lunak atau padat,

makanan ini harus diteruskan. Paling tidak 50% dari energy diit harus berasal dari makanan dan

diberikan dalam porsi kecil atau sering (6kali atau lebih) dan anak dibujuk untuk makan.

Kombinasi susu formula dengan makanan tambahan seperti serealia pada umunya dapat

ditoleransi dengan baik pada anak yang telah disapih. Makanan padat memiliki keuntungan,

yakni memperlambat pengosongan lambung pada bayi yang minum ASI atau susu formula, jadi

memperkecil jumlah laktosa pada usus halus pr satuan waktu. Pemberian makanan lebih sering

dalam jumlah kecil juga memberikan keuntungan yang sama dalam mencernakan laktosa dan

penyerapanya. Pada anak yang lebih besar, dapat diberikan makanan yang terdiri dari:makanan

pokok setempat misalnya nasi, kentang, gandum, roti, atau bakmi. Untuk meningkatkan

kandungan energinya dapat ditambahkan 5-10 ml minyak nabati untuk setiap 100ml makanan.

Minyak kelapa sawit sangat bagus dikarenakan kaya akan karoten. Campur makanan pokok

tersebut dengan kacang-kacangan dan sayur-sayuran, serta ditambahkan tahu,tempe, daing atau

ikan. Sari buah segar atau pisang baik untui menambah kalium. Makanan yang berlemak atau

makanan yang mengandung banyak gula seperti sari buah manis yang diperdagangkan, minuman

ringan, sebaiknya dihindari.

26

Page 27: 129535858-DIARE

Pemberian makanan setelah diare

Meskipun anak diberi makanan sebanyak dia mau selama diare, beberapa kegagalan

pertumbuhan mungkin dapat terjadi teruatama bila terjadai anorexia hebat. Oleh karena itu perlu

pemberian ekstra makanan yang akan zat gizi beberapa minggu setelah sembuh untuk

memperbaiki kurang gizi dan untuk mencapai serta mempertahankan pertumbuhan yang normal.

Berikan ekstra makanan pada saat anak merasa lapar, pada keadaan semacam ini biasanya anak

dapat menghabiskan tambahan 50% atau lebih kalori dari biasanya.1,8,12

ZINC

Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan anak.

Zinc termasuk mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara kehidupan yang optimal.

Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan pada efeknya

terhadap imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan

epitel saluran cerna selama diare. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorbs air dan

elektrolit oleh usus halus meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, meningkatkan jumlah

brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan patogen di

usus. Pengobatan dengan zinc cocok ditetapkan di negara-negara berkembang seprti Indonesia

yang memiliki banyak masalah terjadinya kekurangan zinc di dalam tubuh karena tingkat

kesejahteraan yang rendah dan daya imunitasnya yang kurang memadai. Pemberian zinc dapat

menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Dosis zinc untuk anak-anak:

- anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari

- anak diatas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, meskipun anka telah sembuh dari diare. Untuk

bayi tablet zinc diberikan dalam air matang, ASI atau oralit. Untuk anak lebih besar, zinx dapat

dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.1,13

Terapi medikamentosa

Berbagai macam obat telah digunakan untuk pengobatan diare seperti antibiotika:antibiotika,

antidiare, adsorben, antiemetic, dan obat yang mempengaruhi mikroflora usus. Beberapa obat

27

Page 28: 129535858-DIARE

mempunyai lebih dari satu mekanisme kerja, banyak diantaranya mempunyai efek toksik

sistemik dan sebagian besar tidak direkomendasikan untuk anak umur kurang dari 2-3 tahun.

Secara umum dikatakan bahwa obat-obat tersebut tidak diperlukan untuk pengobatan diare akut.

Antibiotik

Antbiotik apda umunya tidak diperlukan pad semua daire akut oleh karena sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat

dibunuh dengan antibiotic. Hanya sebagian kecil (10-20%) yang disebabkan oleh bakteri pathogen seperti V,cholera, Shigella, Enterotoksigenik E.coli, Salmonella,

Campilobacter, dan sebagainya,1

Penyebab Antibiotik pilihan Alternatif

Kolera Tetracycline 12,5 mg/kgBB

4x sehari selama 3 hari

Erythromycin 12,5 mg/kgBB

4x sehari selama 3 hari

Shigella Disentri Ciprofloxacin 15 mg/kgBB

2x sehari selama 3 hari

Pivmecillinam 20 mg/kg BB

4x sehari selama 3 hari

Ceftriaxone 50-100 mg/kgBB

1x sehari IM selama 2-5 hari

Amoebiasis Metronidazole 10 mg/kgBB

3xs ehari selama 5 hari (10 hari pada kasus

berat)

Giadiasis Metronidazole 5mg/kgBB

3x sehari selama 5 hari

Obat antidiare

Obat-obat ini meskipun sering digunakan tidak mempunyai keuntungan praktis dan tidak

diindikasikan untuk pengobatan diare akut pada anak. Beberapa dari obat-obat ini berbahaya.

Produk yang termasuk dalam kategori ini adalah:1,3

Adsorben

Contoh: kaolin, attapulgite, smectite, activated charcoal, cholesteramine). Obat-obat ini

dipromosikan untuk pengobatan diare atas dasar kemampuanya untuk mengikat dan

28

Page 29: 129535858-DIARE

menginaktifasi toksin abkteri atau bahan lain yang menyebabkan diare serta dikatakan

mempunyai kemampuan melindungi mukosa usus. Walaupun demikian, tidak ada bukti

keuntungan praktis dari penggunaan obat ini untuk pengobatan rutin diare akut pada

anak.

Antimotilitas

Contoh loperamidhydrocloride, diphenoxylate dengan atropine, tincture opiii, paregoric,

codein). Obat-obatan ini dapat mengurangi frekuensi diare pada orang dewasa akan tetapi

tidak mengurangi volume tinja pada anak. Lebih dari itu dapat menyebabkan ileus

paralitik yang berat yang dapat fatal atau dapat memperpanjang infeksi dengan

memperlambat eliminasi dari organisme penyebab. Dapat terjadi efek sedative pada dosis

normal. Tidak satupun dari obat-obatan ini boleh diberikan pada bayi dan anak dengan

diare.

Bismuth subsalicylate

Bila diberikan setiap 4 jam dilaporkan dapat mengurangi keluaran tinja pada anak dngan

diare akut sebanya 30% akan tetapi, cara ini jarang digunakan.

obat-obat lain:

Anti muntah

Termasuk obat ini seperti prochlorperazine dan chlorpromazine yang dapat menyebabkan

mengantuk sehingga mengganggu pemberian terapi rehidrasi oral. Oleh karena itu obat

anti muntah tidak digunakan pada anak dengan diare, muntah biasanya berhenti bila

penderita telah terehidrasi

PROBIOTIK

Probiotik diberi batas sebagai mikroorganisme hidup dalam makanan yang difermentasi yang

menunjang kesehatan melalui terciptanya keseimbangan mikroflora intestinal yang lebih baik.

Pencegahan diare dapat dilakukan dengan pemberian probiotik dalam waktu yang panjang

terutama untuk bayi yang tidak minum ASI. Kemungkinan efek probiotik dalam pencegahan

diare melalui perubahan lingkungan mikrolumen usus , kompetisi nutrient, mencegah adhesi

kuman pathogen pada enterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin efek trofik terhadap

mukosa usus melalui penyediaan nutrient dan imunomodulasi. Pemberian makanan selama daire

29

Page 30: 129535858-DIARE

harus diteruskan dan ditingkatkan setelah sembuh, tujuanya adalah memberikan makanan yang

kaya nutrient sebanyak anka mampu menerima. Sebagian besar anak dengan diare cair, nafsu

makannya timbul kembali setelah dehidrasi teratasi. Meneruskan pemberian makanan akan

mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan

mengabsorbsi berbagai nutrient, sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah atau paling

tidak dapat dikurangi.

Mekanisme kerja probiotik untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam mukosa usus

belum sepenuhnya jelas tetapi beberapa laporan mneunjukan adanya kompetisi untuk

mengadakan perlekatan dengan enterosit (sel epitel mukosa). Enterosit yang telah jenuh dengan

bakteri probiotik tidak dapat lagi dilekati bakteri yang lain. Jadi dengan adanya bakteri probiotik

di dalam mukosa usus dapat mencegah kolonisasi oleh bakteri patogen. Lactobacillus strain pada

manusia mempunyai kemampuan melekat pada Caco-2 cells dan sel goblet HT 29-MTX pada sel

epitel mukosa usus. Lactobacillus acidophilus LA1 dan LA3 mempunyai kemampuan melekat

yang kuat, tidak tergantung pada calcium, sedangkan Lactobacillus strain LA10 dan LA18

kemampuan melekatnya rendah. Kemampuan perlekatan tersebut dapat dihilangkan dengan

adanya tripsin. Strain LA1 mempunyai kemampuan untuk mencegah perlekatan diarrheagenic

Eschercia coli (EPEC) dan bakteri enteroinvasif seperti Salmonella typhymurium, Yersinia

tuberculosis. Kemampuan mencegah perlekatan strain LA1 lebih efektif bila diberikan sebelum

atau bersamaan dengan infeksi E coli daripada setelah infeksi E coli. Disamping mekanisme

perlekatan dengna reseptor pada epitel usus untuk mencegah pertumbuhan bakteri patogen

melalui kompetisi, bakteri probiotik memberi manfaat pada pejamu oleh karena produksi

substansi antibakteri misalnya, asam organik, bacteriocin, microcin, reuterin, volatile fatty acid,

hidrogen peroksida dan ion hidrogen.1,8,14,15

J. Komplikasi1,3

1. Gangguan elektrolit

- Hipernatremia

Penderita diare dengan natrium plasma>150 mmol/L memerlukan pemantauan berkala

yang ketat. Tujuanya adalah menurunkan kadar natrium secara perlahan-lahan.

Penurunan kadar natrium plasma yang cepat sangat berbahaya oleh karena dapat

30

Page 31: 129535858-DIARE

menimbulkan edema otak. Rehidrasi oral atau nasogastrik menggunakan oralit adalah

cara terbaik dan paling aman. Koreksi dengan rehidrasi intravena dapat dilakukan

menggunakan cairan 0,45% saline-5% dextrose selama 8 jam. Hitung kebutuhan cairan

menggunakan berat badan tanpa koreksi. Periksa kadar natrium plasma setelah 8jam. Bila

normal lanjutkan dengan rumatan, bila sebaliknya lanjutkan 8 jam lagi dan periksa

kembali natrium plasma setelah 8 jam. Untuk rumatan gunakan 0,18% saline-5%

dekstrose, perhitungkan untuk 24 jam. Tambahkan 10 mmol KCl pada setiap 500 ml

cairan infuse setelah pasien dapat kencing. Selanjutnya pemberian diet normal dapat

mulai diberikan. lanjutkan pemberian oralit 10ml/kgBB/setiap BAB, sampai diare

berhenti.1

- Hiponatremia

Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang hanya mengandung

sedikit garam, dapat terjadai hiponatremia ( Na<130 mmol/L). Hiponatremia sering

terjadi pada anak dengan Shigellosis dan pada anak malnutrisi berat dengan odema.

Oralit aman dan efekstif untuk terapi dari hamper semua anak dengan hiponatremi. Bila

tidak berhasil, koreksi Na dilakukan bersamaan dengan koreksi cairan rehidrasi yaitu :

memakai ringer laktat atau normal saline. Kadar Na koreksi (mEq/L)=125- kadar Na

serum yang diperiksa dikalikan 0,6 dan dikalikan berat badan. Separuh diberikan dalam

8 jam, sisanya diberikan dalam 16 jam. Peningkatan serum Na tidak boleh melebihi 2

mEq/L/jam.1

- Hiperkalemia

Disebut hiperkalemia jika K>5 mEq/L, koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium

glukonas 10% 0,5-1 ml/kgBB i.v pelan-pelan dalam 5-10 menit dengan monitor detak

jantung.1

- Hipokalemia

Diakatakan hipokalemia bila K<3,5 mEq/L, koreksi dilakukan menuurut kadar K: jika

kalium 2,5-3,5 mEq/L diberikan peroral 75 mcg/kgBB/hr dibagi 3 dosis. Bila <2,5

mEq/L maka diberikan secara intravena drip (tidak boleh bolus) diberikan dalam 4 jam.

31

Page 32: 129535858-DIARE

Dosisnya: (3,5-kadar K terukurx BBx0,4 +2 mEq/kgBB/24 jam) diberikan dalam 4 jam

lemudian 20 jam berikutnya adalah (3,5-kadar K terukurx BBx 0,4+1/6x2 mEqxBB).

Hipokalemia dapat menyebakan kelemahan otot, paralitik usus, gangguan fungsi ginjal

dan aritmia jantung. Hipokalemia dapat dicegah dan kekurangan kalium dapat dikoreksi

dengan menggunakan makanan yang kaya kalium selama diare dan sesudah diare

berhenti1

2. Demam

Demam sering terjadi pada infeksi shigella disentriae dan rotavirus. Pada umunya demam

akan timbul jika penyebab diare mengadakan invasi ke dalam sel epitel usus. Demam

juga dapat terjadi karena dehidrasi. Demam yang timbul akibat dehidrasi pada umunya

tidak tinggi dan akan menurun setelah mendapat hidrasi yang cukup. Demam yang tinggi

mungkin diikuti kejang demam. Pengobatan: kompres dan/ antipiretika. Antibiotika jika

ada infeksi.3

3. Edema/overhidrasi

Terjadi bila penderita mendapat cairan terlalu banyak. Tanda dan gejala yang tampak

biasnya edema kelopak mata, kejang-kejang dapat terjadi bila ada edema otak. Edema

paru-paru dapat terjadi pada penderita dehidrasi berat yang diberi larutan garan faali.

Pengobatan dengan pemberian cairan intravena dan atau oral dihentikan, kortikosteroid

jika kejang.3

4. Asidosis metabolik

Asidosis metabolik ditandai dengan bertambahnya asam atau hilangnay basa cairan

ekstraseluler. Sebagai kompensasi terjadi alkalosis respiratorik, yang ditandai dengan

pernafasan yang dalam dan cepat (kuszmaull). pemberian oralit yang cukup mengadung

bikarbonas atau sitras dapat memperbaiki asidosis.

5. Ileus paralitik

Komplikasi yang penting dan sering fatal, terutama terjadi pada anak kecil sebagai akibat

penggunaan obat antimotilitas. Tanda dan gejala berupa perut kembung, muntah,

32

Page 33: 129535858-DIARE

peristaltic usu berkurang atau tidak ada. Pengobatan dengan cairan per oral dihentikan,

beri cairan parenteral yang mengandung banyak K.3

6. Kejang3

o Hipoglikemia: terjadi kalau anak dipuasakan terlalu lama. Bila penderita dalam

keadaan koma, glukosa 20% harus diberika iv, dengan dosis 2,5 mg/kgBB,

diberikan dalam waktu 5 menit. Jika koma tersebut disebabkan oleh hipoglikemia

dengan pemberian glukosa intravena, kesadaran akan cepat pulih kembali.

o kejang demam

o Hipernatremia dan hiponatremia

o penyakit pada susunan saraf pusat, yang tidak ada hubungannya dengan diare,

seperti meningitis, ensefalitis atau epilepsy.

7. Malbasorbsi dan intoleransi laktosa

Pada penderita malabsorbsi atau intoleransi laktosa, pemberian susu formula selama diare

dapat menyebabkan:3

- Volume tinja bertambah

- berat badan tidak bertambah atau gejala/tanda dehidrasi memburuk

- dalam tinja terdapat reduksi dalam jumlah cukup banyak.

Tindakan:

a. Mencampur susu dengan makanan lain untuk menurunkan kadar laktosa dan

menghidari efek “bolus”

b. Mengencerkan susu jadi ½-1/3 selama 24 -48 jan. Untuk mangatasi kekeurangan

gizi akibat pengenceran ini, sumber nutrient lain seperti makanan padat, perlu

diberikan.

c. Pemberian “yogurt” atau susu ynag telah mengalami fermentasi untuk

mengurangi laktosa dan membantu pencernaan oleh bakteri usus.

d. Berikan susu formula yang tidak mengandung/rendah laktosa, atau ganti dengan

susu kedelai.

33

Page 34: 129535858-DIARE

8. Malabsorbsi glukosa

Jarang terjadi. Dapat terjadi penderita diare yang disebabkan oleh infeksi, atau penderita

dengan gizi buruk. Tindakan: pemberian oralit dihentikan, berikan cairan intravena3

9. Muntah

Muntah dapat disebabkan oleh dehidrasi, iritasi usus atau gastritis yang menyebabkan

gangguan fungsi usus atau mual yang berhubungan dengan infeksi sistemik. Muntah

dapat juga disebabkan karena pemberian cairan oral terlalu cepat. Tindakan: berikan

oralit sedikit-sedikit tetapi sering (1 sendok makan tiap 2-3 menit), antiemetic sebaiknya

tidak diberikan karena sering menyebabkan penurunan kesadaran.3

10. Akut kidney injury

Mungkin terjadi pada penderita diare dengan dehidrasi berat dan syok. Didiagnosis

sebagai AKI bila pengeluaran urin belum terjadi dalam waktu 12 jam setelah hidrasi

cukup.3

K. Pencegahan

1. Mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare

Kuman-kuman patoggen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal oral.

Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada cara penyebaran

ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:

a. Pemberian ASI yang benar

b. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI

c. Menggunakan air bersih yang cukup

d. Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan

sebelum makan

e. Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga

f. Membuang tinja bayi yang benar

2. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu

34

Page 35: 129535858-DIARE

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dapat

juga mengurangi resiko diare antara lain:

a. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun

b. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan member makan dalam jumlah

yang cukup untuk memperbaiki status , gizi anak.

c. Imunisasi campak. Pada balita 1-7% kejadian diare behrunbungan dengan campak,

dan diare yang etrjadi umunya lebih berat dan lebih lama (susah diobati, cenderung

menjadi kronis) karena adanya kelainan pada epitel usus. Diperkirakan imunisasi

campak yang mencakup 45-90% bayi berumur 9-11 bulan dapat mencegah 40-60%

kasus campak, 0,6-3,8% kejadian diare dan 6-25% kematian karena diare pada

balita.1,3

d. Vaksin rotavirus, diberikan untuk meniru respon tubuh seperti infeksi alamiah, tetapi

infeksi pertama oleh vaksin tidak menimbulkan, manifestasi diare. Di dunialah

beredar 2 vaksin rotavirus oral yang diberikan sebelum usia 6 bulan dalam 2-3 kali

pemberiian dengan interval 4-6 minggu. 1,8,16,17,18

L. Prognosis

Bila kita menatalaksanakan diare sesuai dengan 4 pilar diare, sebagian besar (90%) kasus

diare pada anak akan sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari, sebagian kecil (5%) akan

melanjut dan sembuh dalam kurang dari 7 hari, sebagian kecil (5%( akan menjadi diare

persisten.8

35

Page 36: 129535858-DIARE

DAFTAR PUSTAKA

1. Subagyo B dan Santoso NB. Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi

Jilid 1, Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI.

2010:87-110

2. WHO. Diarrhoeal Disease (Updated February 2009). In

http:www.Who.int/vaccine_research/disease/diarrhoeal/en/index html. [diunduh tanggal

10 Juli 2007]

3. Suraatmaja Sudaryat. Diare dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta:

Sagung Seto. 2007:1-24

4. Soenarto et al. Burden of Severe Rotavirus Diarrhea In Indonesia. The Journal of

Infectious disease 200: S188-94, 2009.

5. Suraatmaja Sudaryat. Masalah Rehidrasi Oral dalam Kapita Selekta Gastroenterologi

Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:44-53

6. Pickering LK. Gastroenteritis in Nelson textbook of pediatrics 19th edition. United Stated

of Amrica, Lippincot wiliams

7. Gaurino et al. European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology and

Nutrition/European Society for Paediatric Infectious disease Evidenced Based Guidelines

for Management of Acute Gastroenteritis in Children in Europe. Journal of Pediatric

Gastroenterology and Nutrition 46: S81-184.2008.

8. Firmansyah A dkk. Modul pelatihan Tata laksana diare pada anak. Jakarta: Badan

Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia.2005.

9. Berkes et al. Intestinal Epithelial responses to enteric pathogens: effect on the tight

junction barrier, ion transport and inflammation. Dalam http:www.glut.bmj.com.

[diunuduh tanggal 10 Juli 2011].

36

Page 37: 129535858-DIARE

10. WHO. Diare dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Pedoman

Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten Kota. Jakarta: WHO

Indonesia.2009.

11. UNICEF. Oral Rehydration Salt (ORS) A New Reduced Osmolality Formulation.

Http:www// rehydrate/ors/oral rehydration salt.htm.2002. [diunduh tanggal 16 Juli 2011].

12. Suandi IKG. Manajemen nutrisi pada gastroenteritis dalam Kapita Selekta

Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:84-100.

13. Aggarwal et al. Role of Zinc Administration in Prevention of Childhood Diarrhea and

respiratory illness. A merk analisis. Pediatric 2007 ;119:1120.

14. Isolaun E. Probiotics : A role in the treatment of intestinal infection and inflammation.

Gut.2002,50 (Supple III):III:54-1159

15. Arimbawa dkk. Peranan probiotik pada keseimbangan flora normal usus dalam Kapita

Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2007:100-111

16. Comitte Infection Disease. Prevention of Rotavirus Diseases: Upadated Guidelines for

use of Rotavirus Vaccine. Pediatrics 123,1412,2009.

17. Boom et al. Effectiveness of Pentavalent Rotavirus Vaccine in a large Urban population

in The United States. Pediatrics:125e,e199,2010.

18. Purniti dkk. Imunisasi penyakit Enteral dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak.

Jakarta: Sagung Seto. 2007:122-31

37