12. bab iv bismillah (revisi)

Upload: wenny

Post on 07-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    1/15

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil

    4.1.1. Determinasi Tanaman

    Tanaman karamunting sebagai sampel pada penelitian ini dideterminasi di

    Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Tanjungpura Pontianak. Hasil determinasi tanaman menunjukkan

    sampel ang digunakan adalah tanaman karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa

    !Aiton" Hassk.". Hasil determinasi tanaman ini dapat dilihat pada lampiran #.

    4.1.2. Pengolahan Sampel

    $ampel diperoleh dari %agar Alam Mandor &e'amatan Mandor &abupaten

    Landak &alimantan Barat. Bagian tumbuhan karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa

    !Aiton"  Hassk." ang digunakan sebagai sampel adalah daun. (aun karamunting

    dipanen pada pagi hari) saat *otosintesis berlangsung maksimal pada pukul +,.++-

    .++ /IB. 0umlah daun karamunting ang terkumpul setelah disortasi basah aitu

    sebanak #) kg.

    Pen'u'ian daun menggunakan air galon. (aun di'u'i hingga kotoran-kotoran

    ang melekat pada daun bersih. $etelah di'u'i) daun dipotong-potong ke'il untuk 

    memper'epat pengeringan. Pengeringan daun pada penelitian ini dilakukan dengan

    menjemur bahan baku se'ara tidak langsung di ba1ah sinar matahari sampai

    kering. $elama proses pengeringan) daun ditutup dengan kain untuk men'egah

    terkena debu. Pengeringan dilakukan pada suhu kamar. (aun ang telah kering

    kemudian dike'ilkan ukuranna menggunakan blender. $implisia daun karamunting

    ang didapat sebanak )2 kg. $implisia ang sudah halus dimasukkan di 1adah

    kering tertutup.

    4.1.. E!stra!si Sampel

    Proses ekstraksi dilakukan di Laboratorium Teknologi &au Fakultas

    &ehutanan Universitas Tanjungpura. $implisia ang telah dihaluskan dimasukkan

    ke dalam botol maserasi. &emudian ditambahkan pelarut etanol 3+4 hingga

    simplisia terendam. $elama proses maserasi botol diko'ok selama #5 jam

    62

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    2/15

    67

    menggunakan shaker. &emudian hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring

    dan dimasukkan ke dalam botol. &emudian dilakukan pemekatan dari hasil

    maserasi dengan rotatory evaporator  hingga didapatkan ekstrak daun karamunting.

    $elanjutna dilakukan pengentalan dalam waterbath  pada suhu 5++% hingga

    didapatkan ekstrak kental. 8kstrak ang didapat dari #) kg daun karamunting

    adalah 2+ gram ekstrak kental. 0ika dikonversikan ke jumlah daun ang digunakan

    gram daun karamunting setara dengan # lembar daun basah) ang nantina akan

    menghasilkan #6 mg ekstrak kental daun karamunting.

    4.1.4. S!rining "ito!imia

    Hasil uji skrining *itokimia menunjukkan bah1a ekstrak daun karamunting

    ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk  )  mengandung sena1a golongan *enol)

    *lavonoid) saponin) tanin) steroid dan triterpenoid. Hasil uji skrining *itokimia

    ekstrak daun karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk"  dapat dilihat

     pada tabel 5. dan lampiran 2.

    Tabel 5. Hasil uji skrining *itokimia ektrak daun karamunting ! Rhodomyrtus

    tomentosa !Aiton" Hassk  )

    Meta#olitse!$n%er

    Perea!si Hasil &eterangan

    Alkaloid

    Maer - Tidak terbentuk endapan

     putih

    /agner - Tidak terdapat endapan

    'oklat

    (ragendro** - Tidak terdapat endapan

    merah bata

    Fenol Fe%l 4 9 /arna hijau

    Flavonoid Mg 9 H%l pekat 9 /arna jingga

    $aponin A:uadest 9 Buih stabil

    Tanin ;elatin 4 9 (ata primer) #+2

    &eterangan>

    Tanda !9" > Positi*) ada kandungan sena1a

    Tanda !-" >

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    3/15

    63

    4.1.'. &er$sa!an (in)al

    Pada penelitian ini dilakukan pengukuran luas kerusakan ginjal tikus putih

     jantan de1asa galur 1istar setelah diberikan perlakuan pemberian ekstrak etanol

    3+4 daun karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk" dengan dosis 7++

    mg?kgBB) #++ mg?kgBB dan #5++ mg?kgBB peroral) %M%

    !Carboxymethylcellulose) 4   peroral dan gentamisin ,+ mg?kgBB se'ara

    intraperitoneal. Perlakuan dilakukan selama + hari. $etelah + hari tidak 

    ditemukan kematian pada tikus) sehingga pada penelitian ini tidak didapatkan

    L(2+ dari ekstrak etanol 3+4 daun karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton"

    Hassk". $etelah perlakuan) dilakukan pembedahan dan diambil organ ginjal sebelah

    kanan. ;injal tikus kemudian di *iksasi menggunakan 'airan *ormalin +4 dan

    dibuat preparat histopatologi dengan potongan memanjang dengan pe1arnaan

     Haematoxylin-Eosin. $etelah itu) preparat diba'a diba1ah mikroskop 'ahaa

    dengan perbesaran lensa objekti* 5@ pada semua lapang pandang dan dihitung luas

    kerusakanna menggunakan aplikasi  AxioVision  el.5.,. Hasil pengukuran

    kemudian dianalisa menggunakan $P$$ 7.+.

    1. (am#aran &er$sa!an (in)al

    &elompok kontrol negati* merupakan kelompok ang mendapatkan

    %M% sebanak # ml per oral. &erusakan ginjal ang terjadi pada kelompok 

    kontrol negati* sangat minimal jika dibandingkan dengan kelompok kontrol

     positi*. Pada kelompok kontrol positi* masih dapat ditemukan glomerulus

    normal dengan bentuk bulat) simpai glomerular ang menelubungi

    glomerulus) bo1man  space ang tidak melebar serta masih dapat dilihat juga

    tubulus proksimal normal ang dilapisi oleh epitel kuboid dengan brushborder )

    serta lumen ang ke'il !gambar 5. A".

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    4/15

    6,

    E

    D*

    BA

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    5/15

    6

    (am#ar 4.1 (am#aran !er$sa!an gin)al pa%a sem$a !elompo!. &elompok kontrol negati* !A"ang mendapatkan pelakuan %M% peroral menunjukkan gambaran glomerulus normal ! " dan

    tubulus normal ! ". &elompok kontrol positi* !B" ang mendapatkan perlakuan injeksi

    intraperitoneal gentamisin menunjukkan gambaran glomerulus normal ! ") kerusakan pada

    tubulus ! " dan perdarahan interstitial ! ". &elompok perlakuan !%" mendapatkan

     perlakuan ekstrak daun karamunting 7++mg?kgBB peroral menunjukkan gambaran glomerulus normal !") tubulus normal ! " dan perdarahan interstitial ang minimal ! ". &elompok 

     perlakuan # !(" mendapatkan perlakuan ekstrak daun karamunting #++mg?kgBB peroral menunjukkangambaran glomerulus normal ! " dan perdarahan interstitial ! ". &elompok perlakuan 6 !8"

    mendapatkan perlakuan ekstrak daun karamunting #5++mg?kgBB peroral menunjukkan gambarankerusakan glomerulus ! ") adana debris intraluminal ! " dan perdarahan interstitial !

     panah biru". Perbesaran objekti* 5+@) HC8.

    &elompok kontrol positi* merupakan kelompok ang mendapatkan

     perlakuan injeksi intraperitoneal gentamisin dengan dosis ,+ mg?kgBB.

    &erusakan ginjal ang terjadi pada kelompok kontrol positi* berupa

     pembentukan 'ast tubulus) kerusakan dari epitel tubulus) perdarahan interstitial

    ang terlihat dari adana sel darah merah di interstitial ginjal dan sebukan sel

    radang ang terlihat dengan adana sebukan lim*osit. &erusakan pada tubulus

    lebih dominan pada kelompok ini. Pada tubulus akan terlihat epitel tubulus

    ang rusak dengan hilangna brushborder !gambar 5. B" disertai

     permbentukan 'ast didalam tubulus. &erusakan lebih berat menebabkan

    rusakna struktur dari tubulus itu sendiri. Perdarahan interstitial dan sebukan

    sel radang juga dapat ditemukan pada kelompok kontrol positi*.

    &elompok perlakuan merupakan kelompok ang mendapatkan

     perlakuan pemberian ekstrak etanol 3+4 daun karamunting ! Rhodomyrtus

    tomentosa !Aiton"  Hassk " dengan dosis 7++ mg?kgBB per oral. &erusakan

    ang terjadi pada kelompok ini meliputi penimbunan debris didalam lumentubulus) perdarahan interstitial dan sebukan sel radang. &erusakan pada

    glomerulus dan tubulus masih minimal) sehingga masih banak ditemui

    glomerulus dan tubulus normal meskipun disekitarna terjadi perdarahan

    interstitial !gambar 5. %". Pada dosis 7++mg?kgBB sudah ditemukan

    kerusakan pada ginjal tikus) sehingga dapat dikatakan dosis 7++mg?kgBB

    merupakan dosis toksik penggunaan ekstrak etanol 3+4 daun karamunting

    ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk ".

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    6/15

    5+

    &elompok perlakuan # merupakan kelompok ang mendapatkan

     perlakuan pemberian ekstrak etanol 3+4 daun karamunting ! Rhodomyrtus

    tomentosa !Aiton"  Hassk " dengan dosis #++ mg?kgBB per oral. &erusakan

    ang terjadi pada kelompok ini meliputi penumpukan debris seluler di dalam

    lumen tubulus) adana 'ast di dalam lumen) perdarahan interstisial) dan

    sebukan sel radang. &erusakan ang terjadi pada kelompok ini tidak jauh

     berbeda dengan kerusakan pada kelompok perlakuan ) sehingga masih dapat

    ditemukan glomerulus normal dan tubulus normal hana dengan perdarahan

    ang lebih banak dibandingkan pada kelompok perlakuan !gambar 5. (".

    &elompok perlakuan 6 merupakan kelompok ang mendapatkan

     perlakuan pemberian ekstrak etanol 3+4 daun karamunting ! Rhodomyrtus

    tomentosa !Aiton"  Hassk " dengan dosis #5++ mg?kgBB per oral. &erusakan

    ang terjadi pada kelompok ini berupa kolapsna glomerulus) penumpukan

    debris di dalam lumen tubulus) terbentukna 'ast di dalam lumen tubulus)

     penempitan lumen tubulus) perdarahan interstitial dan sebukan sel radang.

    &erusakan pada kelompok ini lebih luas ang ditandai dengan terjadina

    kolaps glomerulus ang terlihat dengan penge'ilan ukuran dari glomerulus dan

     pelebaran dari bo1man  space !gambar5. 8". Pada kelompok ini terjadi

     penempitan lumen tubulus diakibatkan pembengkakan dari sel tubulus.

    2. +erata L$as &er$sa!an (in)al

    Pada penelitian ini didapatkan rerata luas kerusakan ginjal seperti ang

    tertera pada gambar 5.#. Berdasarkan analisa data menggunakan $P$$ 7) uji

    normalitas data menggunakan hapiro-!ilk   dan homogenitas varian

    menggunakan  "evene test didapatkan data terdistribusi normal ! pD+)+2" dan

    variasi data normal ! pD+)+2". (ata ang terdistribusi normal dan variasi

    datana normal) maka dilanjutkan uji statistik parametrik #ne !ay Analysis o$ 

    Variance !A

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    7/15

    5

    $etelah perlakuan selama + hari didapatkan perbedaan bermakna rerata

    luas kerusakan pada kelompok kontrol positi* dengan rerata luas kerusakan

    kelompok kontrol negati* ! pG+.+++".

    &elompok perlakuan memiliki rerata luas kerusakan lebih luas

    dibandingkan kelompok kontrol negati* dengan perbedaan ang bermakna

    antara # kelompok ! pG+)+56" dan memiliki rerata luas kerusakan lebih ke'il

    dibandingkan kelompok kontrol positi* dengan perbedaan ang bermakna antar 

    kelompok ! pG+)+++".

    &elompok perlakuan # memiliki rerata luas kerusakan lebih luas

    dibandingkan kelompok kontrol negati* dengan perbedaan ang bermaknaantara # kelompok ! pG+)++2" dan memiliki rerata luas kerusakan lebih ke'il

    dibandingkan kelompok kontrol positi* dengan perbedaan ang bermakna antar 

    kelompok # kelompok ! pG+)+++".

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    3407.85

    409.62

    1127.03

    1447.77

    3104.05

    1

    &P

    &<

    P

    P#

    P6

     

    &elompo! Pela!$an

    L$as &er$sa!an (in)al ,- 1 /m20

    $umber> (ata Primer) #+2(am#ar 4.2 +erata l$as !er$sa!an gin)al tiap !elompo! . &PG &ontrol Positi*) &

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    8/15

    5#

    antar kelompok ! pG+)+++". Tetapi memiliki perbedaan rerata luas kerusakan

    ang tidak bermakna se'ara statistik ! pG+)63#" dengan kelompok kontrol

     positi*.

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    9/15

    56

    4.2. Pem#ahasan

    4.2.1. S!rining ito!imia

    Alkaloid adalah suatu golongan sena1a ang tersebar luas hampir pada

    semua jenis tumbuhan. $emua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom

    nitrogen ang biasana bersi*at basa dan membentuk 'in'in heterosiklik.

    Identi*ikasi sena1a golongan alkaloid dapat dilakukan dengan beberapa 'ara)

    salah satuna aitu dengan menggunakan pereaksi alkaloid seperti pereaksi maer)

    1agner) dan dragendor**.7

    Berdasarkan skrining *itokimia ang telah dilakukan didapatkan ekstrak daun

    karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk" tidak mengandung sena1a

    metabolit sekunder alkaloid. Hasil ini didukung oleh penelitian ang dilakukan

    &risanella et al !#++" ang menunjukkan ekstrak daun karamunting tidak 

    mengandung sena1a metabolit sekunder alkaloid. Pada tiga pereaksi pemeriksaan

    alkaloid didapatkan hasil ang negati*. Pada hasil ang positi*) didapatkan adana

    endapan. Pembentukan endapan dikarenakan adana reaksi penggantian ligan.

    Alkaloid ang memiliki atom nitrogen ang mempunai pasangan elektron bebas

    dapat mengganti ion iodo dalam pereaksi-pereaksi tersebut.7# 

    $ena1a *enol mempunai 'in'in aromatik ang mengandung satu atau dua

     penulih hidroksil.7 Pada pemeriksaan kandungan metabolit sekunder *enol)

    ekstrak ditambahkan dengan Fe%l6 4. Hasil positi* ditandai dengan perubahan

    1arna menjadi 1arna hijau) merah) ungu) biru) atau hitam ang kuat.

    Pemeriksaan sena1a *enol terhadap ekstrak daun karamunting

    ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk" menunjukkan hasil positi* mengandung

    *enol. Penelitian oleh &risanella et al   !#++" ang mengatakan ekstrak daun

    karamunting memiliki kandungan *enol. $ampel pada tabung menunjukkan 1arna

    hijau kehitaman. Terbentukna perubahan 1arna menjadi hijau dikarenakan

    sena1a *enol membentuk komplek dengan besi.7#

    Pada pemeriksaan sena1a *lavonoid menggunakan pereaksi Mg dan H%l

     pekat. Hasil positi* *lavonoid ditandai dengan perubahan 1arna menjadi jingga

    hingga merah.2, Pemeriksaan sena1a *lavonoid pada ekstrak daun karamunting

    ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk" menunjukkan hasil positi* ang ditandai

    dengan perubahan 1arna menjadi jingga. Hasil positi* ini didukung oleh penelitian

    ang dilakukan oleh &risanella et al   !#++" dan Ira1ati 8 !#+5" ang

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    10/15

    55

    mengatakan ekstrak daun karamunting mengandung sena1a *lavonoid.)76

    Perubahan 1arna ang terjadi disebabkan oleh ekstrak bereaksi dengan dengan

    serbuk Mg dan H%l pekat. Perubahan 1arna diakibatkan reduksi *lavonoid oleh Mg

    dan H%l. Penambahan H%l adalah untuk melarutkan Mg sehingga dapat mereduksi

    sena1a *lavonoid.75

    $aponin adalah sena1a akti* permukaan ang dapat menimbulkan busa jika

    diko'ok dalam air.7# Hasil positi* apabila terbentuk busa ang stabil.2, 8kstrak daun

    karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk" terbukti mengandung

    sena1a metabolit sekunder saponin ang dilihat dari terbentukna busa ang stabil

    setelah pengo'okan selama + menit. Hasil positi* saponin pada ekstrak daun

    karamunting juga ditemukan pada penelitian ang dilakukan oleh $utomo et al 

    !#++"., Terbentukna busa dikarenakan saponin memiliki gugus polar dan non

     polar ang akan membentuk misel. Pada saat misel terbentuk maka gugus polar 

    akan menghadap ke luar dan gugus nonpolar menghadap ke dalam dan keadaan

    inilah ang tampak seperti busa.75

    Tanin merupakan turunan sena1a *enolik.75 ;olongan tanin ang merupakan

    sena1a *enolik 'enderung larut dalam air sehingga 'enderung bersi*at polar .7 Pada

     pemeriksaan *itokimia metabolit sekunder tanin ekstrak daun karamunting

    ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton" Hassk") didapatkan hasil positi* ang terlihat

    dengan terbentukna endapan putih pada tabung reaksi. Penelitian ang dilakukan

    $utomo et al !#++" juga menunjukkan ekstrak daun karamunting mengandung

    sena1a metabolit sekunder tanin.,  8ndapan putih terbentuk karena kandungan

    tanin ang terdapat pada ekstrak akan beraksi dengan gelatin dengan

    mengendapkan protein pada gelatin. Tanin bereaksi dengan gelatin membentuk 

    kopolimer mantap ang tidak larut dalam air.7 Penambahan

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    11/15

    52

    didapatkan pula pada penelitian &risanella et al !#++".  Terbentukna 'in'in

     pada larutan dikarenakan reaksi oksidasi pada golongan triterpenoid melalui

     pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi. 7#

    4.2.2. L$as &er$sa!an (in)al

    Hasil penelitian ini menunjukkan bah1a ekstrak etanol 3+4 daun

    karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton"  Hassk " menebabkan peningkatan

    luas kerusakan ginjal dibandingkan kelompok kontrol negati*) meskipun luas

    kerusakan ang terjadi pada dosis #5++ mg?kgBB tidak lebih besar daripada luas

    kerusakan ang terjadi pada kelompok kontrol positi* ang diberikan perlakuan

    injeksi intraperitoneal gentamisin ,+ mg?kgBB.&erusakan ginjal ang tampak pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak 

    etanol 3+4 daun karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton"  Hassk " berupa

    kolapsna glomerulus) penempitan lumen tubulus) rusakna epitel tubulus)

    terbentukna 'ast di dalam lumen) penumpukan debris di lumen tubulus)

     perdarahan interstitial dan adana sebukan sel radang. Hal ini sejalan dengan

     penelitian oleh Al-Muna1ar et al   !#++"  ang menatakan pemberian ekstrak 

    valerian !Valerian o$$icinalis" dapat menebabkan kerusakan tubulus berupa

     penempitan lumen tubulus.72  Penelitian ang dilakukan $ha*aei H et al !#+#"

     juga menatakan pemberian ekstrak Citrullus colocynthis  ang mengandung

    saponin dapat menebabkan kerusakan ginjal berupa hilangna brushborder   dari

    tubulus proksimal) perdarahan glomerulus dan perdarahan pada korteks ginjal.77

    &erusakan ginjal ang terjadi pada pemberian ekstrak etanol 3+4 daun

    karamunting ! Rhodomyrtus tomentosa !Aiton"  Hassk " sedikit berbeda dengan

    kerusakan ang diakibatkan oleh pemberian injeksi intraperitoneal gentamisin.

    &erusakan ginjal ang diakibatkan oleh pemberian gentamisin berupa pembentukan

    'ast tubulus) kerusakan dari epitel tubulus) perdarahan interstitial dan sebukan sel

    radang. &erusakan pada tubulus ginjal lebih dominan daripada kerusakan

    glomerulus) hal ini diakibatkan gentamisin ang ter*iltrasi glomerulus) akan masuk 

    ke tubulus proksimal) dan akhirna berakumulasi didalam sel tubulus. Akumulasi

    dalam sel tubulus ini ang menebabkan kerusakan dari sel tubulus itu sendiri.2

    Penelitian oleh $halab et al  !#+5" menatakan injeksi intraperitoneal gentamisin

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    12/15

    57

    mengakibatkan tubular nekrosis ang diakibatkan akumulasi gentamisin di dalam

    tubulus kontortus ginjal dan lisosom ang memi'u kerusakan sel.73

    ;injal menjadi rentan terhadap kerusakan akibat pajanan bahan-bahan toksik 

    dikarenakan ginjal menerima sekitar #24 dari 'urah jantung meskipun berat dari

    ginjal hana sekitar 4 dari berat badan. Tinggina aliran darah menuju ginjal akan

    menebabkan bahan-bahan toksik ang berada dalam sirkulasi sistemik akan

    dikirim ke ginjal dalam jumlah ang besar. Bahan-bahan toksik ini akan

    terakumulasi di ginjal dan menebabkan kerusakan pada ginjal.7,

    (aun karamunting memiliki kandungan metabolit sekunder *enol) *lavonoid)

    saponin) tanin) steroid dan triterpenoid. Fenol) *lavonoid) tanin) steroid dan

    triterpenoid diketahui memiliki e*ek sebagai antioksidan. Flavonoid memiliki e*ek 

    sebagai antioksidan dengan 'ara mendonasikan atom hidrogenna. $elain itu

    *lavonoid juga dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dan dapat pula

    mengikat radikal bebas ang terbentuk.3,  8*ek *lavonoid sebagai antioksidan sesuai

    dengan penelitian oleh Pietta P; !#+++" ang menatakan bah1a terjadi

     peningkatan kadar antioksidan didalam plasma setelah penambahan sena1a

    *lavonoid.3 Penelitian oleh Asgar < et al !#++2" menatakan bah1a *lavonoid

     juga dapat men'egah terjadina hemolisis dari sel darah merah ang disebabkan

    oleh radikal bebas.,+ Tanin memiliki e*ek sebagai antioksidan terhadap adana

    stress oksidati*. Tanin dapat menghambat aktivitas dari radikal superoksida) hal ini

    sesuai dengan penelitian ang dilakukan oleh %hung &T et al  !,"., 

    Fenol dan triterpenoid juga merupakan sena1a antioksidan. $ena1a *enol

    dapat memutus rantai reaksi pembentukan radikal bebas. $ena1a *enol akan

    memberikan atom hidrogen sehingga terbentuk sena1a ang stabil.,#  Hal ini

    sesuai dengan hasil penelitian oleh Tomm !#+6" ang menatakan sena1a *enol

    dan triterpenoid memiliki e*ek sebagai antioksidan ang dapat men'egah kerusakan

    sel akibat radikal bebas.,6 Tetapi) sena1a *enol apabila diberikan dalam dosis ang

    'ukup tinggi dapat bertindak sebagai sena1a sitotoksik.,5 

    $teroid dan triterpenoid juga diketahui memiliki e*ek sebagai antioksidan.

    Hal ini sesuai dengan penelitian oleh %ui et al   !#++2" menatakan metabolit

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    13/15

    53

    sekunder steroid dan triterpenoid dapat mela1an superoksida dan hidrogen

     peroksida ang menginduksi stress oksidati*.,2

    $aponin merupakan sena1a metabolit sekunder ang di'urigai

    menebabkan kerusakan pada ginjal akibat pemberian per oral ekstrak daun

    karamunting. $aponin merupakan metabolit sekunder dari glikosida alami ang

    se'ara luas terdistribusi pada tanaman dan juga ditemukan pada beberapa he1an.

    $aponin merupakan sena1a ang memiliki si*at biologis ang unik) aitu

    kemampuan untuk melisiskan eritrosit dan membentuk busa.7 Menurut penelitian

    ang dilakukan Bauman 8 et al !#+++" dan ;authier % et al !#++") saponin dapat

    menebabkan hemolisis dengan mempengaruhi lipid bilayer  pada membran protein

    dari sel darah merah sehingga menebabkan terbentukna pori pada membran sel

    darah merah.3+)3

    Lisisna sel darah merah menebabkan terdapatna hemoglobin bebas dalam

     plasma. Tetramer hemoglobin bebas bersi*at tidak stabil sehingga akan terurai

    menjadi dimer al*a-beta) ang berikatan dengan haptoglobin dan disingkirkan oleh

    hati. Penelitian ang dilakukan oleh %hintagari

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    14/15

    5,

    dikarenakan glomerulus merupakan perpanjangan dari arteri interlobularis ang

    memasuki kapsula bo1man dan membentuk pleksus kapiler.6)32

    &erusakan tubulus dapat disebabkan oleh toksik langsung pada sel maupun

    iskemia.37  Penelitian ang dilakukan oleh ;ustierreJ et al !#+#" menatakan

    hemoglobin) heme dan iron dapat menebabkan kerusakan langsung pada sel

    tubulus. Adana hemoglobin) heme dan iron bebas dalam tubulus) menebabkan

    kerusakan sel dan kematian sel.35 Hemoglobin dan iskemia menebabkan masukna

    kalsium ekstrasel melintasi membran plasma) diikuti pelepasan kalsium dari deposit

    intrasel. Peningkatan kalsium intrasel akan mengaktivasi berma'am *os*olipase

    !men'etuskan kerusakan membran") protease !mengatabolisasi protein membran

    dan struktural") ATPase !memper'epat deplesi ATP" sehingga menebabkan

    kerusakan dan kematian sel tersebut.67

    Aktivasi dari protease akibat peningkatan kalsium intrasel menebabkan

    hilangna integritas dari sitoskeleton dari sel tubulus.67)37 Hilangna integritas

    sitoskeleton menebabkan kerusakan dari mor*ologi sel tersebut. Pada sel tubulus

    akan menebabkan hilangna brushborder .37 Pembengkakan sel diakibatkan oleh

    iskemia sehingga mengganggu aktivitas pompa natrium ang diatur oleh ATP

    sehingga terjadina akumulasi natrium intrasel ang menebabkan pembengkakan

    sel tubulus.67 Pembengkakan akan menebabkan lumen tubulus menempit. Pada

    kerusakan ang lebih lanjut akan menebabkan nekrosis dan apoptosis dari sel.

    Beberapa debris akan dilepaskan ke dalam lumen ang nantina akan bereaksi

    dengan protein luminal dan menebabkan obstruksi. (ebris-debris sel tersebut akan

     beragregasi dalam lumen tubulus dan bereaksi dengan protein *ibronektin sehingga

    menebabkan terbentukna 'ast ang selanjutna menebabkan obstruksi pada

    tubulus.32)37 

    $elain akibat hemoglobin toksik langsung ke sel tubulus) kerusakan tubulus

     juga dapat terjadi akibat gangguan hemodinamik. Penelitian ang dilakukan oleh

    BreJiJ M et al !" mengatakan penurunan ketersediaan nitrit o@ide

    menebabkan penurunan alirah darah pada ginjal.33  Hemoglobin menebabkan

    vasokonstriksi akibat penurunan ketersediaan

  • 8/18/2019 12. BAB IV Bismillah (Revisi)

    15/15

    5

     berkepanjangan akan menebabkan hipoksia pada ginjal dan pada akhirna

    menebabkan kerusakan tubulus akibat kurangna per*usi ke tubulus.#)32

    Hemoglobin juga dapat menebabkan kerusakan tubulus ang akan

    menebabkan in*litrasi dari sel-sel radang di sekitar tubulus. In*iltrasi dari sel-sel

    radang ang berasal dari 'edera pada endotel vaskular menebabkan agregasi dari

    eritrosit ang menebabkan perdarahan interstitial.#)32  Mekanisme terjadina

     perdarahan interstisial juga dijelaskan pada penelitian ang dilakukan oleh $ha*aei

    H et al !#+#" kemampuan saponin sebagai membranolitik menebabkan

    disintegrasi dari lapisan endotelial kapiler sehingga menebabkan perdarahan pada

    ginjal tikus.77

    $elain hemoglobin) ketersediaan iron bebas dapat menebabkan kerusakan sel

    dengan membentuk radikal bebas. Iron bebas intrasel sebagian besar dalam bentuk 

    *erri !Fe69") maka iron harus direduksi terlebih dahulu menjadi bentuk *erro !Fe#9"

    untuk berpartisipasi dalam reaksi *enton. Tahap reduksi dikatalisis oleh ion

    superoksida sehingga Jat besi dan superoksida bersinergi untuk memperoleh 'edera

    sel oksidati*. eaksi reduksi Fe69 menjadi Fe#9 memperbanak pembentukan =H-.67

    Tetapi e*ek dari radikal bebas ang merusak sel dapat dihambat oleh sena1a

    metabolit lain seperti *lavonoid) tanin) *enol dan triterpenoid ang memiliki e*ek 

    sebagai antioksidan ang nantina akan men'egah kerusakan sel akibat stress

    oksidati*.,6