bismillah dokel

Upload: rahmatul-yasiro

Post on 31-Oct-2015

91 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dokel DM

TRANSCRIPT

Lab Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

Puskesmas Palaran Samarinda

Diabetes Mellitus Tipe II Uncontrolled Pada Ibu Rumah Tangga

Disusun oleh:

Rahmatul Yasiro0708015055Pembimbing:

Veronika Hinum, S. KM, MM

dr. Endang Sri Wahyuningsih

dr. M. Khairul Nuryanto, M.KesLABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PUSKESMAS PALARAN SAMARINDA

2013

PENDAHULUANDiabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO, dikatakan bahwa diabetes mellitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapati defisiensi absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Gustaviani, 2006). Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang dewasa ini prevalensinya makin meningkat. Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes melitus yang paling sering ditemukan di praktek, diperkirakan sekitar 90% dan semua penderita diabetes melitus di Indonesia. DM adalah penyakit selama hidup, maka pengawasan dan pemantauan dalam penatalaksanaan DM pada setiap saat menjadi penting. Oleh karena itu maka penatalaksanaan penderita DM tidak dapat sepenuhnya diletakkan pada pundak dokter dan klinis saja. Diabetes mellitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol kadar gula darah. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh sekresi hormon insulin tidak adekuat atau fungsi insulin terganggu (resistensi insulin) atau justru gabungan dari keduanya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes melitus yang paling sering ditemukan di praktek, diperkirakan sekitar 90% dan semua penderita diabetes melitus di Indonesia (Soegondo, 2005).

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 133 juta jiwa, dengan prevalensi DM pada daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2 % (Soegondo, 2006). Penelitian terakhir antara tahun 2001 dan 2005 di daerah Depok didapatkan prevalensi DM Tipe 2 sebesar 14,7% (Gustaviani, 2006). Pada tahun 2030 diperkirakan ada 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural. Lebih lanjut dikatakan oleh Soegondo bahwa kasus pre-diabetes di Indonesia juga sangat tinggi yaitu mencapai 12,9 juta orang, angka ini merupakan yang ke-5 terbesar di dunia, diperkirakan akan naik hingga 20,9 juta di tahun 2025. Didapatkan bahwa hanya 50% dari penderita diabetes di Indonesia menyadari bahwa mereka menderita diabetes, dan hanya 30% dari penderita melakukan pemeriksaan secara teratur(Soegondo, 2006). Sedangkan dari data Depkes, jumlah pasien diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin (Depkes RI, 2005).

Jumlahnya meningkat seiring dengan bentuk gaya hidup, pola konsumsi makanan yang tidak sehat termasuk diantaranya kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi junk food, dan lain-lain (Wardani et al,2007). Soewondo (2005), menyatakan bahwa stres yang dialami penderita baik fisik maupun mental berhubungan dengan sakitnya dan secara tidak disadari atau tidak langsung dirasakan oleh orang tua dan keluarga penderita, maka akan timbul suatu kesalahan kesalahan sikap keluarga dan penderita. Lingkungan yang mempengaruhi perilaku tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik saja, tetapi juga lingkungan psikologis, sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini selanjutnya akan mempengaruhi cara hidup sehat manusia. Sehingga peran keluarga seperti sikap, perilaku dan partisipasi keluarga dipandang sebagai naluri untuk melindungi anggota keluarga yang sakit. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya bahwa peran serta keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga mulai dari segi strategi pencegahan sampai fase rehabilitasi (Sundari dan Setyawati, 2006). Mengingat DM adalah penyakit selama hidup, makapengawasan dan pemantauan dalam penatalaksanaan DM pada setiap saat menjadi penting. Oleh karena itu maka penatalaksanaan penderita DM tidak dapat sepenuhnya diletakkan pada pundak dokter dan klinissaja. Dalam hal ini partisipasi penderita DM dan keluarganya sangat diperlukan khususnya dalam orientasinya pada upaya mengembalikan penderita DM ke dalam situasi sehat atau paling tidak mendekati normal (Waspadji, 2005). Tujuan pelaksanaan DM meliputi enam hal, yaitu memperpanjang hidup penderita dan menghilangkan gejala penyakit, mengusahakan penderita DM hidup bermasyarakat senormal mungkin, mengusahakan dan mempertahankan status metabolisme yang baik, mencegah komplikasi DM dan menghilangkan faktor resiko lain, dan skrining adanya komorbid(Asdie, 2000).Pada penderita diabetes tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat hipoglikemi OAD (oral anti-diabetic) atau insulin. Penderita diabetes tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang terlalu ketat. Akan tetap, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh. Penatalaksanaan makanan untuk penderita diabetes melitus harus memperhatikan beberapa hal, yaitu prinsip, tujuan, dan syarat diet. Prinsip pemberian makanan bagi penderita diabetes melitus adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Saat ini anjuran presentase karbohidrat berkisar antara 60-68% dari total energi makanan dengan anjuran penggunaan karbohidrat kompleks yang mengandung serat. Tujuan diet yaitu : memperbaiki kesehatan umum penderita, memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal/ normal, mempertahankan kadar gula darah sekitar normal. (Pranadji, Martianto, dan Subandriyo, 2006)

Pelayanan kesehatan primer tidak saja meliputi masalah kematian (mortality), keluhan sakit (illness), penyakit (disease), ketidakmampuan (disability), kecacaatan (handicap), tetapi juga keadaan kesehatan yang positif yaitu upaya peningkatan kesehatan pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat. Peranan dokter keluarga ialah berfungsi sebagai gatekeeper (penapisan), yaitu membuat keputusan yang tepat untuk tindakan penyelesaian masalah. Seyogyanya dokter praktik mencari kepastian dalam pencarian informasi untuk menegakkan diagnosis dengan memperhitungkan multi aspek dari kehidupan seseorang dan juga keluarganya, yang dikenal dengan istilah diagnosis holistik (Kekalih, 2008). Dalam mengatasi kasus ini yaitu kasus diabetes melitus yang terjadi pada seorang ibu rumah tangga, maka sangat diperlukan peran dari anggota keluarga lainnya terutama dengan kombinasi antara pengaturan diet, olah raga, obat anti diabetik, penilaian kontrol, dan pendidikan. Keberhasilan penatalaksanaan DM juga ditentukan oleh peranan aktif dari penderita DM sendiri, keluarganya dan masyarakatnya dalam pengontrolan DM, pencegahan, komplikasi akut maupun kronik serta pembiayaanya. Oleh karena itu diperlukan penanganan holistik dan komprehensif yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klinis akut yang terjadi sehingga dapat mencegah komplikasi lanjut pada pasien (Kekalih, 2008).

DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGALAPORAN KASUS PASIENIDENTITAS PASIEN

Nama:Ny. RUmur: 40 tahun

Jenis Kelamin:PerempuanAlamat:Jl. Gotong Royong RT. 19 Simpang PasirStatus Keluarga:MenikahSuku:BanjarAgama:Islam

Pekerjaan:Ibu Rumah TanggaANAMNESA

Anamnesa dilakukan pada tanggal 24 April 2013, secara autoanamnesa dan alloanamnesa dengan keluarga pasien.Keluhan Utama

Badan terasa lemasRiwayat Penyakit SekarangBadan terasa lemas sejak 4 hari terakhir. Badan lemas sering disertai keringat dingin namun tidak disertai dada berdebar ataupun gemetar. Pasien mengaku berat badannya turun dalam 3 bulan terakhir. Porsi makan pasien seperti biasa, tidak terdapat penurunan nafsu makan, juga tidak terdapat keinginan makan berlebih. Pasien sering buang air kecil saat malam hari, dan sering merasa haus sepanjang hari.

Kurang lebih dua bulan yang lalu, pasien memeriksakan dirinya ke praktik dokter karena keluhan yang sama. Saat itu dilakukan pemeriksaan gula darah dan hasilnya 500 gr/dL. Pasien diberi obat kencing manis oleh dokter tersebut, namun tidak dilanjutkan setelah obat habis.

Pasien telah menderita kencing manis sejak 2 tahun terakhir, namun tidak rutin minum obat karena alas an rumah jauh dari puskesmas dan tidak ada kendaraan, sedangkan tidak mempunyai biaya untuk pergi ke praktik dokter umum secara rutin.Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit kencing manis sejak 1 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat.Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien yang menderita DM : Ayah pasienRiwayat Kehamilan

Pasien memiliki dua anak berumur 14 tahun dan 10 tahun. Saat hamil kedua anaknya, tidak ada penyulit atau penyakit-penyakit yang mengganggu kehamilan. Kedua anak lahir melalui persalinan normal dengan berat badan masing-masing 3000 gram dan 2,700 gram.

Riwayat Kebiasaan

Pasien sering minum teh manis setiap sebelum tidur. Gula yang digunakan 2-3 sendok makan. Namun, setelah terdiagnosis diabetes mellitus, pasien mengaku mengurangi gula di setiap makanan atau minumannya. Porsi makanan pasien kurang lebih hampir 1 piring penuh nasi putih dengan pelengkap sayur dan lauk. Pasien tidak pernah berolahraga.Genogram

Laki-laki

Perempuan

Keluhan serupa

Pasien

Keterangan:

perempuan

keluhan serupaPEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum:Baik

Kesadaran:Compos mentis

Berat Badan: 39 kg

Tinggi Badan: 150 cmTanda Vital

Tekanan darah:110/70 mmHg

Nadi:84 kali /menit

Frekuensi Nafas:20 kali /menit

Suhu:36,3 oCKepala dan Leher:

Kepala

: Mata : anemis (-), ikterik (-)

Hidung : dalam batas normal

Mulut : faring hiperemi (-), pembesaran tonsil (-)

Leher

: pembesaran KGB (-)Thoraks:

Inspeksi:pergerakan simetris

Palpasi:nyeri tekan (-), ictus cordis teraba

Perkusi:sonor pada seluruh lapangan paru,

Auskultasi:Paru: suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung: S1S2 tunggal-reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen:

Inspeksi:Flat

Palpasi:soefl, nyeri tekan (-), turgor kulit normal

Perkusi:timpani, nyeri ketok (-)

Auskultasi:Bising usus (+) normal

Ekstrimitas

Atas : Oedem (-/-), akral hangat

Bawah : Oedem (-/-), akral hangat, kalus (-/-)PEMERIKSAAN PENUNJANG:

GDS : 450 mg/dLDIAGNOSA KERJA

DM tipe II uncontrolledPENATALAKSANAANNon- Farmakologis1. Edukasi mengenai penyakit diabetes mellitus, perjalanan penyakitnya, pengobatan, serta komplikasi yang dapat terjadi.2. Rujuk ke poli gizi untuk mendapat edukasi mengenai pola makan.3. Edukasi olah raga secara teratur.

4. Meminum OAD dengan teratur tanpa putus obat.5. Kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis dan periksa kadar gula darah 1 bulan sekali.

6. Pemeriksaan laboratorium lengkap 3-6 bulan sekali.Farmakologis1. Glibenclamide 1-0-02. Metformin 3x500 mg3. Vit. B comp 1x1 tabPROGNOSIS

Vitam

: Dubia ad BonamFungsionam: Dubia ad Bonam

Sanasionam: Dubia ad BonamANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA

NoKEPALA KELUARGAPASANGAN

1NamaTn.JYNy. R

2. Umur41 tahun40 tahun

3.Jenis kelaminLaki-lakiPerempuan

4.Status perkawinanMenikahMenikah

5.AgamaIslamIslam

6.Suku bangsaMakassarBanjar

7. PendidikanSMPSMP

8.PekerjaanSwastaIRT

9.Alamat lengkapJl. Gotong Royong RT. 19 Simpang Pasir

ANGGOTA KELUARGANoAnggota

KeluargaUsia Pekerjaan Hub.

KlrgStt.

NikahSerumah

YaTdkKdg

1An. JR14 thPelajar SMPAnak kandungbelum

menikahYa--

2An. AN10 thPelajar SDAnak kandungbelum menikahYa --

STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI, KELUARGA DAN LINGKUNGAN

NoEkonomi KeluargaKeterangan

1Luas tanah3 x 5 meter

2Luas Bangunan3 x 5 meter

3Pembagian ruanganRumah adalah rumah sewa, terdiri dari 2 lantai, 5 ruangan yang disekat dengan triplek yang terdiri dari ruang tamu, 2 kamar tidur, WC, dan dapur.

4Besarnya daya listrik900 watt dibagi untuk 4 bangsal

5Tingkat Pendapatan Keluarga :

a. Pengeluaran rata-rata/bulan

Sewa rumah

Bahan makanan : Beras, lauk/ikan, tempe-tahu, dan sayur mayur

Di luar bahan makanan :

Pendidikan

Kesehatan

Listrik Air bersih

Lain-lain

b. Penghasilankeluarga/bulanRp.1.000.000,00

Rp. 300.000,00

Rp. 500.000,00

Rp. 0,00

Rp. 50.000,00

Rp. 0,00

Rp. 50.000,00

Rp. 100.000,00

Rp. 0,00 Rp 1.000.000,00 (penghasilan tidak tetap)

NoPerilaku Kesehatan

1Pelayanan promotif/preventif-

2Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga lainBerobat ke puskesmas atau ke dokter praktek umum

3Pelayanan pengobatanPuskesmas dan RS

4Jaminan pemeliharaan kesehatanJamkesda

NoPola Makan Keluarga

1Pasien Makan 2-3 kali sehari (pagi, siang dan malam). Nasi, lauk (tahu-tempe atau ayam), sayur dan kadang-kadang buah (pisang) Pasien lebih memilih untuk minum air putih

2Anggota keluarga Makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam). Nasi, lauk, sayur, dan buah (kadang-kadang) Minum teh manis jika ingin

NoAktivitas Keluarga

1Aktivitas fisik

a. Pasien

b. Suami Pasienc. Anak pasien ke-1d. Anak pasien ke-2

Mencuci baju, memasak, mengantar anak ke sekolah, membersihkan rumahBekerja sebagai buruh bangunanSekolah dan bermain bersama teman sebaya di sekitar rumahSekolah dan bermain bersama teman sebaya di sekitar rumah

2Aktivitas mentalSeluruh anggota keluarga rutin melaksanakan shalat 5 waktu

NoLingkungan

1SosialHubungan dengan lingkungan sekitar baik

2Fisik/Biologik

Perumahan dan fasilitas

Luas tanah

Luas bangunan

Jenis dinding terbanyak

Jenis lantai terluas

Sumber penerangan utama

Sarana MCK

Sarana Pembuangan Air LimbahSumber air sehari-hari

Sumber air minum

Pembuangan sampahSederhana3 x 5 meter

3 x 5 meterKayuSemen

Lampu listrikKamar mandi menjadi satu dengan WC, berada di luar rumah. Tempat mencuci piring bergabung dengankamar mandi.Di belakang rumah, mengalir ke paritAir PDAM Air galon

Dikumpulkan kemudian dibuang di tempat pembuangan sampah yang berada di samping rumah (jarak 6 meter)

3Lingkungan kerja

a. Suami Pasien

b. Pasien

c. Anak ke-1d. Anak ke-2Risiko kecelakaan kerja (+)

Risiko kecelakaan kerja (-)

Risiko kecelakaan kerja (-)

Risiko kecelakaan kerja (-)

PENILAIAN APGAR KELUARGA

KriteriaPernyataanHampir

SelaluKadang

kadangHampir tidak pernah

AdaptasiSaya puas dengan keluarga saya karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan sesuai dengan seharusnya

KemitraanSaya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi

PertumbuhanSaya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki

Kasih sayangSaya puas dengan kehangatan dan kasih sayang yang diberikan keluarga saya

KebersamaanSaya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan

Total9

Keterangan : Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat

Total skor 4-7 = Fungsi keluarga kurang sehat

Total skor 0-3 = Fungsi keluarga sakitKesimpulan : Nilai skor keluarga ini adalah 9, artinya keluarga ini menunjukan fungsi keluarga sehat POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA

NoIndikator PertanyaanKeteranganJawaban

YaTidak

A. Perilaku Sehat

1Tidak merokok

Ada yang memiliki kebiasaan merokokPasien tidak merokok+

2Persalinan

Dimana melakukan persalinanDitolong oleh bidan +

3Imunisasi

Apakah anak anda sudah di imunisasi lengkapAnak Pasien telah diimunisasi lengkap+

4Balita di timbang

Apakah balita ibu sering ditimbang? Dimana?Penimbangan di posyandu+

5Sarapan pagi

Apakah seluruh anggota keluarga memiliki kebiasaan sarapan pagi?Anak pasien kadang tidak sarapan karena buru-buru sekolah+

6Dana sehat / Askes

Apakah anda ikut menjadi peserta askesJamkesmas, Askes, Jamsostek, +

7Cuci tangan

Apakah anggota keluarga mempunyai kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah buang air besar ?Seluruh keluarga mempunyai kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun hingga bersih+

8Sikat gigi

Apakah anggota keluarga memiliki kebiasaan gosok gigi menggunakan odolSeluruh anggota keluarga melakukan kebiasaan menggosok gigi +

9Aktivitas fisik/olahraga

Apakah anggota keluarga melakukan aktivitas fisik atau olah raga teraturSeluruh anggota keluarga melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit, atau minimal 3 kali seminggu +

B. Lingkungan Sehat

1Jamban

Apakah di rumah tersedia jamban dan seluruh keluarga menggunakannyaRumah memiliki 1 buah kloset (WC) +

2Air bersih dan bebas jentik

Apakah dirumah tersedia air bersih dengan tempat/tendon air tidak ada jentik ?Bila rumah tidak memiliki sumber air tetapi menggunakan MCK/kran umum untuk mendapatkan air bersih maka jawabannya Ya +

3Bebas sampah

Apakah dirumah tersedia tempat sampah? Dan di lingkungan sekitar rumah tidak ada sampah berserakan ?Rumah terlihat bersih/bebas sampah dan tersedia tempat sampah didalam/diluar rumah +

4SPAL

Apakah ada/tersedia SPAL disekitar rumahLingkungan yang bersih tidak ada air limbah yang menggenang +

5Ventilasi

Apakah ada pertukaran udara didalam rumahUkuran ventilasi lebih kurang 1/10 luas lantai untuk tiap ruangan +

6Kepadatan

Apakah ada kesesuaian rumah dengan jumlah anggota keluarga?Pengukuran kepadatan dimana 1 orang penghuni membutuhkan 2x2x2 meter+

7Lantai

Apakah lantai bukan dari tanah?Seluruh lantai rumah disemen, ubin atau kayu +

C. Indikator tambahan

1ASI Eksklusif

Apakah ada bayi usia 0-6 bulan hanya mendapat ASI daja sejak lahir sampai 6 bulanHanya utnuk bayi keluarga yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan, bila rumah tangga tidak ada bayinya jawaban tetap Ya tetapi dicatat dilembar catatan +

2Konsumsi buah dan sayur

Apakah dalam 1 minggu terakhir anggota keluarga mengkonsumsi buah dan sayur?Semua anggota keluarga mengkonsumsi buah dan sayur +

Jumlah144

Klasifikasi

SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (merah)

SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)

SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)

SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan

Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 14 pertanyaan yang berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam klasifikasi SEHAT III. RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN KELUARGA

Faktor Resiko

Fisik ventilasi dan pencahayaan matahari kurang, sanitasi cukup, MCK cukup bersih, kamar cukup rapi, irigasi (parit) cukup lancar, namun masih terdapat genangan air terutama saat air pasang

Biologi Pasien tidak beresiko untuk menularkan penyakitnya kepada anggota keluarga di rumah dan tetangganya karena DM bukan penyakit menular, namun merupakan penyakit turunan.

Psiko-sosio-ekonomi Memiliki kartu jaminan kesehatan (Jamkesda) Pengetahuan tentang DM dan gizi kurang Alokasi khusus dana kesehatan ( tidak ada

Perilaku Kesehatan Higiene pribadi cukup Berobat hanya jika ada keluhan

Minum obat tidak disiplin

Gaya hidup Prioritas untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan

Kebiasaan makan makanan porsi besar, teh dan kue

Lingkungan Kerja Tidak ada

DIAGNOSIS KELUARGA (Resume masalah kesehatan)

Status kesehatan dan faktor risiko (Individu, keluarga dan komunitas)

Pasien tidak beresiko untuk menularkan penyakitnya kepada anggota keluarga di rumah ataupun tetangganya karena DM bukan penyakit menular, namun merupakan penyakit turunan.

Di lingkungan keluarga, tidak ada yang mengidap penyakit tertentu.

Suami pasien yang bekerja memiliki faktor resiko mengalami kecelakaan kerja.Status upaya kesehatan (Individu, keluarga dan komunitas)

Pendapatan keluarga untuk prioritas pemenuhan sandang, pangan, papan.

Pasien memiliki jaminan kesehatan, yaitu Jamkesda Pemeriksaan kesehatan ke puskesmas atau ke praktik dokter umum. Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama dalam berobat.

Status lingkungan

Pasien tinggal bersama keluarganya dan menempati sebuah rumah dari papan dengan luas bangunan 3x5 m2 yang dihuni oleh 4 orang. Rumah terdiri dari 2 lantai, dimana lantai 1 terbagi atas ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Lantai dua berupa kamar tidur anak dan kamar tidur pasien. Kamar mandi terletak di luar rumah tepat bersebelahan dengan dapur. Kondisi rumah tampak kurang rapi dan bersih, tata letak barang di dalam rumah kurang rapi. Dapur menggunakan kompor gas, dengan kepemilikan alat-alat milik sendiri. Terdapat 2 jendela. Sumber cahaya dan pertukaran udara dari pintu dan 1 jendela di dapur serta 1 jendela di kamar tidur. Sumber air minum berasal dari air gallon. Mencuci dan mandi berasal dari air PDAM. Terdapat 1 kamar mandi sekaligus WC dengan bentuk jamban jongkok dan terdapat 2 drum. Septik tank terletak dibawah WC. Hubungan dengan tetangga cukup baik, keluarga ini saling mengenal dengan tetangga. Sanitasi lingkungan cukup baik.Diagnosa keluarga

Ny. R nerupakan pasien rawat jalan di Puskesmas Palaran. Keluarga pasien terdiri dari suami dan 2 orang anak. Keluarga ini menempati rumah yang kurang sehat, masih memerlukan perbaikan pada ventilasi udara dan dalam higiene rumah. Pengobatan pada kasus ini sudah cukup sesuai dengan teori mengenai penatalaksanaan diabetes mellitusRencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan

Terhadap status kesehatan individu dan keluarga

NoMasalah kesehatanPengobatanTindakan medis

1DM tipe II uncontrolledMedikamentosa :

Glibenclamid 1x1, metformin 3x500 mg Pemeriksaan fisik Terapi obat anti diabetes mellitus

KIE penderita tentang diabetes mellitus mulai dari gejala, perjalanan penyakit, hingga komplikasinya KIE penderita tentang interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik, oral atau insulin.

KIE penderita untuk melakukan kontrol rutin glukosa darah ke puskesmas dan memberikan pemahaman mengenai hasil glukosa darah KIE penderita tentang pentingnya perawatan luka

2Anggota keluarga lain- KIE tentang penyakit diabetes mellitus mulai dari penyebab, tanda dan gejala, perjalanan penyakit, penyulit, komplikasi, dan pencegahan penyakit.

KIE dan penyuluhan tentang PHBS

PEMBAHASANStudi kasus dilakukan pada pasien Ny. R usia 40 tahun dengan keluhan badan terasa lemas sejak 4 hari terakhir. Badan lemas sering disertai keringat dingin namun tidak disertai dada berdebar ataupun gemetar. Pasien mengaku berat badannya turun dalam 3 bulan terakhir. Pasien sering buang air kecil saat malam hari, dan sering merasa haus sepanjang hari.

Pasien telah menderita kencing manis sejak 2 tahun terakhir, namun tidak rutin minum obat karena alasan rumah jauh dari puskesmas dan tidak ada kendaraan, sedangkan tidak mempunyai biaya untuk pergi ke praktik dokter umum secara rutin. Menurut pengakuan pasien tersebut tampak bahwa kemauan pasien untuk berobat masih kurang kuat ditambah dengan kurangnya dukungan keluarga untuk mengantarkan pasien ke Puskesmas. Oleh karena itu, pada pasien ini diedukasi mengenai pentingnya kontrol, yaitu untuk mengetahui kadar gula darah, dan diberitahu bahwa DM itu tidak dapat disembuhkan hanya dapat dikontrol dengan cara meminum obat dan pola hidup yang sehat. Edukasi mengenai penyakit diabetes juga disampaikan kepada pasien dan keluarga pasien dengan harapan keluarga pasien lebih waspada terhadap penyakit ini. Hal yang disampaikan antara lain: 1. Keluhan TRIAS: banyak minum(polidipsia), banyak makan(polifagia), banyak kencing (poliuria) serta penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya.

2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa 126 mg/dL

3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan 200 mg/dL (Tjokroprawiro, A. 2006).

Pada keluarga disampaikan pentungnya dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien dan menjauhkan pasien dari komplikasi lebih lanjut.Pasien juga diberitahu mengenai pentingnya minum obat secara teratur dan terus menerus karena sudah terdapat gangguan pada fungsi organ tubuhnya sehingga memerlauka asupan obat sebagai pengganti unsur di tubuh (insulin) yang kurang. Hal ini disampaikan karena pada anamnesa, pasien mengatakan tidak rutin melanjutkan minum obat karena alas an transportasi, hal ini menandakan kurangnya pemahaman pasien tentang penyakitnya.

Dari anamnesa juga didapatkan pasien hampir tidak pernah berolahraga, karena pasien merasa sibuk untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangganya. Mengenai hal ini, edukasi tentang pentingnya olah raga juga disampaikan ke pasien bahwa dengan berolahraga selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani juga akan meningkatkan metabolisme. Pasien disarankan mengajak keluarga pasien untuk ikut olahraga selain sehat pasien juga dapat menjadi waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan keluarga. Pasien mengaku telah mengurangi porsi makanan dan kebiasaan minum teh serta makanan manis Hal ini menandakan bahwa pasien cukup mengerti tentang makanan yang harus dihindari oleh penderita diabetes. Diet untuk penderita DM tipe II juga disampaikan ke pasien yaitu diet rendah gula dengan makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori. Pada penderita diabetes tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat hipoglikemi OAD (oral anti-diabetic) atau insulin. Prinsip pemberian makanan bagi penderita diabetes melitus adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Tujuan diet yaitu : memperbaiki kesehatan umum penderita, memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal/ normal, mempertahankan kadar gula darah sekitar normal (Pranadji, Martianto, dan Subandriyo, 2006).

Kebersihan diri dan lingkungan merupakan hal yang penting untuk mencegah adanya infeksi yang akan mengakibatkan suatu komplikasi dari penyakit DM, seperti memakai sandal (diusahakan tertutup) jika sedang berada diluar rumah, maupun didalam rumah agar kaki tidak luka sehingga komplikasi untuk kaki diabetik tidak terjadi. Memberikan penyuluhan akan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan dapat mencegah terjadinya infeksi pada pasien, menggunakan sandal dan menghindari benda-benda tajam serta rutin membersihkan rumah dan pekarangan.

Daftar Pustaka

1. Asdie, A.H., 2000. Patogenesis dan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2, Edisi pertama, Penerbit Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005.Jumlah Penderita Diabetes Indonesia Ranking ke-4 di Dunia, http://www.depkes.go.id/index.php

3. Gustaviani R. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, dkk (editor). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006: 1879-1885.

4. Kekalih A. Diagnosis Holistik Pada Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, 2008.5. Pranadji, D, K. Martianto, D, H. Subandriyo, V, U. Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes Melitus. Jakarta : Penebar Swadaya, 2006.6. Soegondo S et. al. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. pp: 7-9

7. Soewondo, P. 2005. Pemantauan Pengendalian Diabetes Melitus, dalam Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, Edisi kelima, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

8. Sundari, S.,Setyawati, I., 2006. Peran Keluarga dalam Perawatan Penderita Diabetes Mellitus secara Mandiri di Rumah, Journal Mutiara Medika, 6:2, 113-121.9. Tjokroprawiro, A. 2006. Hidup Sehat Dan Bahagia Bersama Diabetes Melitus. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.10. Wardani, N, K,.Hadi,H.,Huriyati,E.,2007. Pola Makan dan Obesitas Sebagai Faktor Resiko DM Tipe 2 di Rumah Sakit Sanglah Denpasar, Journal Gizi Klinik Indonesia, 4:1,1-10.

11. Waspadji, S. 2005. Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang Rasional , dalam Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, Edisi kelima, Balai Penerbit FK UI, JakartaMandala Of health

Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah Dalam Keluarga

MasalahSkorAwalUpayaPenyelesaian

Faktor perilaku personal Pasien jarang kontrol karena tidak ada kendaraan Jarang berolahraga 22 Edukasi mengenai penyakit ini, penyebab dan faktor resikonya. Yaitu dengan pentingnya kontrol berobat dan minum obat secara teratur serta perlunya latihan jasmani.

Fungsi ekonomi & pemenuhan kebutuhan

Keluarga tidak memiliki alokasi khusus dana kesehatan3 Motivasi mengenai perlunya tabungan untuk biaya kesehatan

Faktor perilaku kesehatan keluarga Higiene pribadi dan lingkungan cukup

Berobat hanya bila ada keluhan Pengetahuan tentang kesehatan kurang

3

3

3 Edukasi tentang higiene dan pentingnya lingkungan yang bersih

Edukasi pentingnya untuk menjaga kebersihan diri Edukasi tentang pentingnya mencegah terjadinya penyakit, dan memotivasi untuk memeriksakan diri apabila terdapat keluhan dan tidak menunggu sampai keluhan tersebut menjadi berat. Edukasi dan motivasi untuk berobat teratur dan memeriksakan kesehatan agar tidak terjadi komplikasi

Lingkungan rumah

Lingkungan sekitar rumah kurang rapi

2

Edukasi untuk menjaga kebersihan dan kerapian di dalam rumah dan halaman rumah

GAYA HIDUP

Makan dengan porsi cukup

Mengurangi konsumsi gula

Tidak pernah berolahraga

PASIEN

keluhan badan lemas, sering BAK khususnya pada malam hari, penurunan berat badan. Status generalis dalam batas normal

Riwayat DM: ada tidak rutin kontrol & minum obat

Pemeriksaan penunjang ( gula darah sewaktu) : 450 md/gl

LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI

Pendapatan keluarga kurang

Kehidupan sosial dengan lingk. baik

Alokasi khusus dana kesehatan ( tidak ada

PELAYANAN KES.

Jarak rumah-pusat pelayanan kesehatan: 15 menit (naik sepeda motor)

Kondisi jalan rumah-puskesmas jelek

FAMILY

PERILAKU KESEHATAN

Higiene pribadi dan lingkungan cukup

Mandi dengan air PDAM

Berobat hanya bila ada keluhan

Pengetahuan tentang kesehatan kurang

LINGK. FISIK

Rumah yang terbuat dari papan.

Ventilasi & penerangan di dalam rumah kurang

MCK cukup bersih, kamar kurang rapi, irigasi (parit) kurang lancar.

Komunitas:

Warga sekitar tidak didapatkan yang memiliki sakit seperti pasien

GAYA HIDUP

Prioritas utama pemenuhan sandang, pangan, papan

7