113029647 kadar kaffein dengan alat hplc

11
Kadar Kaffein dengan alat HPLC ABSTRAK Penentuan kadar kafein dalam sampel kafein. Sampel ditimbang sebanyak 0,0212 g kemudian dilarutkan dengan pelarut aquabides dalam labu ukur lalu dihimpitkan hingga volume 100 ml, dari larutan tersebut, kemudian dipipet sebanyak 1,25 ml ke dalam labu ukur 50 ml (5 ppm). Selanjutnya sampel disaring dengan pompa vacuum dengan menggunakan kertas saring khusus (kertas saring 47 mm, 0,45μm), hasil saringan dianalisa dengan alat HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography) dimana fase gerak adalah methanol : aquabidest (30 ml : 70 ml) menggunakan detector S2500 UV dengan panjang gelombang 272 nm, menggunakan kolom kromasil 100-5C 18 dengan system pengaliran fase geraknya adalah isokratik. Hasil percobaan menunjukkan konsentrasi larutan contoh yaitu 5,30 ppm yang diinjeksikan sebanyak 5μl dan diperoleh sebagai berikut: Retention time : 0.950 Area : 208 Area % : 3,28 Heigh : 72 Heigh% : 16,82 ABSTRACT Analysis caffeina used HPLC. The samples were weighed as much as 0.0212 g and thendissolved with a solvent in the flask aquabides and then equatedto a volume of 100 ml of the solution, then as much as 1.25 mlpipetted into 50 ml volumetric flask (5 ppm), then samples were filtered with a Vacuum Filtration Nylon by using a special filter paper (filter paper 47 mm, 0.45 μm), the filtrat was analyzed by instrument of HPLC (High Performance Liquid Chromatography) in which the movement phase is methanol : aquabidest (30 mL : 70 mL), using the S2500 UV detector in wavelength of 272 nm, using a c kromasil column 100-5C 18 , the drainage system is an isocratic phase motion. The experimental results showed the concentration of sample solution is 5,30 ppm of the injection of 5 µL and obtained during the: Retention time : 0.950 Area : 208 Area % : 3,28 Heigh : 72 Heigh% : 16,82 BAB 1 PENDAHULUAN A .Latar Belakang HPLC (High Performance Liquid Chromatography)atau biasa juga disebut dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, saat ini HPLC merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis bahan obat ,baik dalam bulk atau dalam sediaan farmasetik.

Upload: eka-hardiyanti-husain

Post on 12-Aug-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hplc, af

TRANSCRIPT

Page 1: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

Kadar Kaffein dengan alat HPLCABSTRAK

Penentuan kadar kafein dalam sampel kafein. Sampel ditimbang sebanyak

0,0212 g kemudian dilarutkan dengan pelarut aquabides dalam labu ukur lalu

dihimpitkan hingga volume 100 ml, dari larutan tersebut, kemudian dipipet

sebanyak 1,25 ml ke dalam labu ukur 50 ml (5 ppm). Selanjutnya sampel

disaring dengan pompa vacuum dengan menggunakan kertas saring khusus

(kertas saring 47 mm, 0,45μm), hasil saringan dianalisa dengan alat HPLC

(High Perfomance Liquid Chromatography) dimana fase gerak adalah methanol :

aquabidest (30 ml : 70 ml) menggunakan detector S2500 UV dengan panjang gelombang 272 nm, menggunakan kolom kromasil 100-5C18dengan system

pengaliran fase geraknya adalah isokratik. Hasil percobaan menunjukkan

konsentrasi larutan contoh yaitu 5,30 ppm yang diinjeksikan sebanyak 5μl

dan diperoleh sebagai berikut:

Retention time : 0.950

Area                   : 208

Area %               : 3,28

Heigh                 : 72

Heigh%              : 16,82

ABSTRACT

Analysis caffeina used HPLC. The samples were weighed as much

as 0.0212 g and thendissolved with a solvent in the flask aquabides and

then equatedto a volume of 100 ml of the solution, then as much

as 1.25 mlpipetted into 50 ml volumetric flask (5 ppm), then samples were

filtered with a Vacuum Filtration Nylon by using a special filter paper

(filter paper 47 mm, 0.45 μm), the filtrat was analyzed by instrument of

HPLC (High Performance Liquid Chromatography) in which the movement phase

is methanol : aquabidest (30 mL : 70 mL), using the S2500 UV detector in wavelength of 272 nm, using a c kromasil column 100-5C18, the drainage

system is an isocratic phase motion. The experimental results showed the

concentration of sample solution is 5,30 ppm of the injection of 5 µL and

obtained during the:Retention time : 0.950

Area                   : 208

Area %               : 3,28

Heigh                 : 72

Heigh%              : 16,82

BAB 1

PENDAHULUAN

A .Latar Belakang

HPLC (High Performance Liquid Chromatography)atau biasa juga

disebut dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dikembangkan pada

Page 2: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, saat ini HPLC merupakan teknik

pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis bahan obat ,baik dalam

bulk atau dalam sediaan farmasetik.

Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas : wadah fase gerak,pompa,alat

untuk memasukkan sampel(tempat injeksi) kolom,detector,wadah

penampungbuangan fase gerak,dan suatu computer atau integrator atau

perekam. (http://en.wikipedia.org/wiki/ kromatografi cair kinerja tinggi

(KCKT))

Kafeina atau populernya kafein ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk

Kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perasangsang psikoaktif

dan diuretic ringan.kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan jerman

friedrich Ferdinand runge pada tahun 1819.Ia menciptakan istilah “kaffein”

untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/kafein)

B.Rumusan Masalah

o   Peralatan yang digunakan untuk analisa contoh dalam bentuk bulk atau sediaan farmasetik

o   Prinsip kerja dari HPLC

o   Sumber dari kafei

C. Tujuan

1..Untuk mengetahui cara menggunakan  HPLC

2. Untuk dapat menentukan retention time,area,kadar area, height  dan

kadar  height dari kafein

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-

macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu

rasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa

berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang

pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi

diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang

bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga

Page 3: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun

Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang

proses kromatografi.

Penyelidikan tentang kromatografi kendor untuk beberapa tahun sampai

digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC).

Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940 an, kromatografi

mulai berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada

tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl

pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada

tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah dengan

cepat kroinatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan

kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James

mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun

1952 dan akhir tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu

teknik analisis yang canggih.

Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas

berdiameter besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis

lama dan segala prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960

an, semakin banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair

sebagai suatu teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid

Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High

Preformance = Tekanan atau Kinerja Tinggi, High Speed = Kecepatan Tinggi

dan Modern = moderen) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan

dalam keduanya instrumentasi dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya

sehingga sulit untuk mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat

instrumentasi dan pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Tentu saja, saat

ini dengan teknik yang sudah matang dan dengan cepat KCKT mencapai suatu

keadaan yang sederajat dengan kromatografi gas.

Kelebihan KCKT

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid

Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia.

KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi

dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan

metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya (Done dkk, 1974; Snyder

dan Kirkland, 1979; Hamilton dan Sewell, 1982; Johnson dan Stevenson,

1978). Kelebihan itu antara lain:

• mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran

• mudah melaksanakannya

• kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi

• dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis

• Resolusi yang baik

• dapat digunakan bermacam-macam detektor

• Kolom dapat digunakan kembali

• mudah melakukan "sample recovery"

KOMPONEN-KOMPONEN KCKT

Page 4: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

Pompa (Pump)

Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui

kolom. Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant

pressure) dan pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan

konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa

syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut

teratur (pulsating),oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam

elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang

stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah

ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak

berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.

Injektor (injector)

Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi

yang minimum dari material kolom. Ada dua model umum :

a. Stopped Flow

b. Solvent Flowing

Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan :

a.   Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir,

sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan

karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi

b.    Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada

Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70

atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut

Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum

injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.

c.    Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume

lebih besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan

menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan

secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja

atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuK ke dalam kolom.

Kolom (Column)

Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu

analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai.

Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok :

a. Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung pada

jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang

digunakan adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 -30

cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.

b. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan

panjang kolom 25 -100 cm.

Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada

temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi,

terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi.

Pengepakan kolom tergantung pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid

Page 5: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

Chromatography, LSC; Liquid Liquid Chromatography, LLC; Ion Exchange

Chromatography, IEC, Exclution Chromatography, EC)

Detektor (Detector) .

Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di

dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis

kuantitatif).Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan

(noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons

untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan

fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat

diperoleh.

Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel

panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan

range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas,

terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika

dibandingkan dengan detektor UV. Detektor-detektor lainnya antara lain:

Detektor Fluorometer -Detektor Spektrofotometer Massa

Detektor lonisasi nyala -Detektor Refraksi lndeks

Detektor Elektrokimia -Detektor Reaksi Kimia

Elusi Gradien

Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fasa gerak

selama analisis kromatografi berlangsung. Efek dari Elusi Gradien adalah

mempersingkat waktu retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan kuat pada

kolom. Dasar-dasar elusi gradien dijelaskan oleh Snyder.

Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :

a. Total waktu analisis dapat direduksi

b. Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah

c. Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)

d. Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak

Gradien dapat dihentikan sejenak atau dilanjutkan. Optimasi Gradien

dapat dipilih dengan cara trial and error.

Berikut ini menunjukkan kompatibilitas dari bermacam-macarn mode

kromatografi cair dengan analisis gradien. Dalam praktek, gradien dapat

diformasi sebelum dan sesudah pompa.

Mode Kompatibilitas dengan Gradien Mode

Solven Gradien

Kromatografi Cair padat (LSC) YaKromatografi ekslusi TidakKromatografi Penukar Ion (IEC) YaKromatografi Cair Cair (LLC) TidakKromatografi Fasa Terikat (BPC) Ya

Page 6: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

Pengolahan Data (Data Handling)

Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk

kromatogram pada rekorder. 

Fasa gerak

Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak

adalah salah satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat

variasi yang sangat luas pada solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada

beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu rasa gerak harus :

1. Murni, tidak terdapat kontaminan

2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)

3. Sesuai dengan defektor

4. Melarutkan sampel

5. Memiliki visikositas rendah

6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"

7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable price)

Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena

prosedur pemumiannya kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari

semua persyaratan di atas, persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat

penting.

Menghilangkan gas (gelembung udara) dari solven, terutama untuk KCKT

yang menggunakan pompa bolak balik (reciprocating pump) sangat diperlukan

terutama bila detektor tidak tahan kinerja sampai 100 psi. Udara yang

terlarut yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang besar di

dalam detektor sehingga data yang diperoleh tidak dapat digunakan (the data

may be useless). Menghilangkan gas (degassing) juga sangat baik bila

menggunakan kolom yang sangat sensitifterhadap udara (contoh : kolom

berikatan dengan NH2).

Keuntungan KCKT

KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi Gas (KG). Dalam

banyak hal kedua teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh efek pemisahan

yang sama membaiknya. Bila derivatisasi diperlukan pada KG, namun pada KCKT

zat-zat yang tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang

labil pada pemanasan atau tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun

demikian bukan berarti KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan

yang lebih besar bagi para analis laboratorium. Derivatisasi juga menjadi

populer pada KCKT karena teknik ini dapat digunakan untuk menambah

sensitivitas detektor UV Visibel yang umumnya digunakan.

KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi

cair

klasik, antara lain:

Page 7: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

Cepat: Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat

diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit

(uncomplicated), waktu analisi kurang dari 5 menit bisa dicapai .

Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa dimana

interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit

berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan rasa

diam. Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam dan

rasa gerak pada KCKT memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan

yang diinginkan.

Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam

KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari

bermacam- macam zat. Detektor-detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat

mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti

Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll dapat juga

digunakan dalam KCKT

Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom kromatografi

klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis

yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum dari jenis sampel yang

diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan

Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak bisa

dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi

untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe eksklusi dan penukar ion

ideal sekali untuk mengalissis zat – zat tersebut.

Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam KCKT tidak

menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa,

oleh karena itu komponen sampel tersebut dapat dengan mudah sikumpulkan

setelah melewati detector. Solvennya dapat dihilangkan dengan menguapkan

ksecuali untuk kromatografi penukar ion memerlukan prosedur khusus.

(http://id.wikipedia.org/wiki/kromatografi-cair-kinerja-tinggi.html)

SISTEM PERALATAN HPLC

Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak,

pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor,

wadah penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer atau integrator atau

perekam. Diagram skematik sistem kromatografi cair seperti ini :

1.      Wadah Fase gerak dan Fase gerakWadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong

ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah

ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut(1).

Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat

bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi.

Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut,

polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal

(fase diam lebih polar daripada fase gerak), kemampuan elusi meningkat

dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase

Page 8: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan

meningkatnyapolaritaspelarut.

Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk

menghindari partikel-partikel kecil ini. Selain itu, adanya gas dalam fase

gerak juga harus dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan

komponen lain terutama di pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan

analisis.

Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik (komposisi fase gerak tetap

selama elusi) atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak berubah-

ubah selama elusi) yang analog dengan pemrograman suhu pada kromatografi

gas. Elusi bergradien digunakan untuk meningkatkan resolusi campuran yang

kompleks terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritasyangluas4).

Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase

terbalik adalah campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air

dengan asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang

paling sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan

pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol.

Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik

2. Pompa

Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat

sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase

gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat,

Teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan

tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan

alir 3 mL/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu

mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit

3. Tempat penyuntikan sampel

Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase

gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat

penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang

dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop) internal atau eksternal.

4. Kolom dan Fase diam

Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor.

Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk

berlangsungnya proses pemisahan solut/analit. Kolom mikrobor mempunyai 3

keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional, yakni:

Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil

dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan

alir fase gerak lebih lambat (10 -100 μl/menit).

Page 9: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor

lebih ideal jika digabung dengan spektrometer massa.

Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat,

karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas

misal sampel klinis.

Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom

konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin. Kebanyakan fase

diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang

tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen.

Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus

silanol (Si-OH). Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan

menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan

bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus

fungsional yang lain.

Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak

digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang

rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek

lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan

sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak

dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi

yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan.

5.Detektor HPLC

Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor

universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik,

dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor

spektrometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan

mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis,

detektor fluoresensi, dan elektrokimia.

Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1)

mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel; (2) mempunyai

sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang

sangat kecil; (3) stabil dalam pengopersiannya; (4) mempunyai sel volume

yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita; (5) signal yang

dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas

(kisaran dinamis linier); dan (6) tidak peka terhadap perubahan suhu dan

kecepatan alir fase gerak2).(Rucker, G 1988)

 KAFEIN

Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah

senyawaalkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja

sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan

oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819.

Ia menciptakan istilah "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia

pada kopi. Kafeina juga disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana,

mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan padateh.

Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama.

Page 10: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

Kafeina dijumpai secara alami pada

bahan pangan sepertibiji kopi, daun teh, buah kola, guarana, dan maté. Pada

tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan

mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia

umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari

biji kopi dan daun teh.

Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf padamanusia dan dapat

mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina,

seperti kopi, teh, dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina

merupakan zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Tidak

seperti zat psikoaktif lainnya, kafeina legal dan tidak diatur oleh hukum

di hampir seluruh yuridiksi dunia. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa

mengkonsumsi kafeina setiap hari.

(http://www.hilo.co.id/kafein-fatigue)

SUMBER KAFEIN DIALAM

Biji kopi, sumber utama kafeina

Kafeina dijumpai pada banyak spesies tumbuhan, di mana ia berperan

sebagai pestisida alami. Dilaporkan bahwa kadar kafeina yang tinggi

dijumpai pada semaian yang baru tumbuh.Kafeina melumpuhkan dan

mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Kadar

kafeina yang tinggi juga ditemukan pada tanah disekitar semai biji kopi.

Diketahui bahwa ia berperan sebagai penghambat perkecambahan yang

menghambat perkecambahan semai kopi lain di sekitarnya, sehingga

meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup kecambah kopi itu sendiri.

Sumber kafeina yang umumnya sering digunakan adalah kopi,teh,

dan kakao. Selain itu, tanaman maté dan guarana juga kadang-kadang

digunakan dalam pembuatan minuman energi dan teh. Dua nama alternatif

kafeina, mateina dan guaranina, berasal dari nama dua tanaman tersebut.

Beberapa penggemar mate mengklaim bahwa mateina adalah stereoisomer dari

kafeina. Hal ini tidaklah benar, karena kafeina merupakan molekul akiral,

sehingga ia tidak mempunyai enantiomer ataupun stereoisomer. Kesan dan efek

berbeda yang dijumpai pada berbagai sumber kafeina alami disebabkan oleh

sumber-sumber kafeina tersebut juga mengandung

campuran alkaloid xantina lainnya, meliputiteofilina yang merangsang detak

jantung, teobromina, dan zat-zat lainnya seperti polifenol.

Sumber utama kafeina dunia adalah biji kopi. Kandungan kafeina pada

kopi bervariasi, tergantung pada jenis biji kopi dan metode pembuatan yang

digunakan. Secara umum, satu sajian kopi mengandung sekitar 40 mg (30

mL espresso varietas arabica) kafeina, sampai dengan 100 mg kafeina untuk

satu cangkir (120 mL) kopi. Umumnya, kopi dark-roast memiliki kadar kafeina

yang lebih rendah karena proses pemanggangan akan mengurangi kandungan

kafeina pada biji tersebut. Kopi varietas arabicaumumnya mengandung kadar

kafeina yang lebih sedikit daripada kopi varietas robusta. Kopi juga

mengandung sejumlah kecilteofilina, namun tidak mengandung teobromina.

Teh merupakan sumber kafeina lainnya. Walaupun teh mengandung kadar

kafeina yang lebih tinggi daripada kopi, umumnya teh disajikan dalam kadar

sajian yang jauh lebih rendah. Kandungan kafeina juga bervariasi pada

Page 11: 113029647 Kadar Kaffein Dengan Alat HPLC

jenis-jenis daun teh yang berbeda. Teh mengandung sejumlah

kecil teobromina dan kadar teofilina yang sedikit lebih tinggi daripada

kopi. Warna air teh bukanlah indikator yang baik untuk menentukan kandungan

kafeina. Sebagai contoh, teh seperti teh hijau Jepang gyokuroyang berwarna

lebih pucat mengandung jauh lebih banyak kafeina daripada teh lapsang

souchong yang berwarna lebih gelap.

Kafeina juga terkandung dalam sejumlah minuman ringanseperti kola.

Minuman ringan biasanya mengandung sekitar 10 sampai 50 miligram kafeina

per sajian. Kafeina pada minuman jenis ini berasal dapat berasal dari bahan

ramuan minuman itu sendiri ataunya dari bahan aditif yang didapatkan dari

prosesdekafeinasi. Guarana, bahan utama pembuatan minuman energi,

mengandung sejumlah besar kafeina dengan

jumlah teobromina danteofilina yang kecil.

Coklat yang didapatkan dari biji kakao mengandung sejumlah kecil

kafeina. Efek rangsangan yang dihasilkan oleh coklat berasal dari efek

kombinasi teobromina, teofilina, dan kafeina. Coklat mengandung jumlah

kafeina yang sangat sedikit untuk mengakibatkan rangsangan yang setara

dengan kopi. 28 g sajian coklat susu batangan mengandung kadar kafeina yang

setara dengan secangkir kopi yang didekafeinasi.

Akhir-akhir ini, berbagai pengusaha pabrik mulai menambahkan kafeina ke

dalam produk-produk mandi mereka (sampo dan sabun), mengklaim bahwa kafeina

dapat diserap melalui kulit. Namun, efektivitas produk-produk seperti itu

belumlah dibuktikan, karena kafeina tidak akan dengan mudah terserap

melalui kulit.

(http://id.wikipedia.org/wiki/kafein)