1000523 lia saputri uas spai

24
ISLAM DAN TOLERANSI Makalah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam yang diampu oleh Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. Oleh : Lia Saputri (1000523) PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Upload: lia-amai-s

Post on 20-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

ISLAM DAN TOLERANSI

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam

yang diampu oleh Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Oleh :

Lia Saputri (1000523)

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

Page 2: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat

limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah

Seminat Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Islam dan Toleransi”. Selain itu kami juga

sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan makalah

ini.

Selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, pembuatan makalah ini

juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang toleransi dalam Islam.

Kiranya makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pemahaman bagi pembaca.

Meski begitu, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu,

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan

dan penyempurnaan makalah ini.

Bandung, Mei 2013

Penulis

i

Page 3: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................................................1

BAB II ISI.................................................................................................................................2

A. Pengertian Toleransi...............................................................................................................2

B. Manfaat Toleransi...................................................................................................................2

C. Toleransi dalam Islam.............................................................................................................3

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................................................11

B. Saran.......................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii

Page 4: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa lepas dari orang lain. Kita pasti

membutuhkan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan alasan itulah kita

tidak boleh bersikap egois dan mementingkan kepentingan pribadi. Dalam kehidupan

bermasyarakat, sudah pasti sangat banyak perbedaan yang kita temukan, baik

pemikiran, agama, status dan lain-lain. Untuk menerima perbedaan itu kita harus

memiliki sikap toleransi.

Sebagai warga Indonesia yang notabene negara ini memiliki ragam budaya,

agama, suku dan bahasa, sudah sepantasnya kita memiliki sikap toleransi. Sikap

toleransi ini dibutuhkan agar tidak terjadi perpecahan karena beragam perbedaan yang

terdapat di Indonesia.

Dalam islam, kita juga diharuskan untuk memiliki sikap toleransi. Kita tidak

boleh membedakan-bedakan manusia baik dari segi agama, ras, dan sebagainya. Kita

harus menerima perbedaan itu, karena perbedaan itu diciptakan oleh Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

1. Apa itu toleransi?

2. Apa manfaat dari toleransi?

3. Bagaimana Islam memandang toleransi?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang diharapkan adalah pembaca

mampu :

1. Menjelaskan apa itu toleransi.

2. Menjelaskan manfaat toleransi.

3. Menjelaskan pandangan islam terhadap toleransi.

1

Page 5: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

BAB II

ISI

A. Pengertian Toleransi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata toleransi berarti

sifat atau sikap toleran. Kata toleran sendiri didefinisikan sebagai “bersifat atau

bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,

pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau

bertentangan dengan pendirian sendiri. Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial,

budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya

diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima

oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.

B. Manfaat Toleransi

Manfaat yang akan kita rasakan apabila setiap manusia memiliki sikap toleran,

adalah sebagai berikut :

1. Menghindari Perpecahan

Dengan memiliki dan mengamalkan sikap toleran dalam kehidupan

sehari-hari, kita dapat saling memahami satu sama lain. Dengan begitu kita

dapat menghargai perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat. Jika hal ini

terjadi di seluruh belahan dunia, maka tidak akan ada perpecahan dan

kehidupan akan damai dan sejahtera.

2. Mempererat Hubungan

Dengan sikap toleransi selain bisa menghindari perpecahan, juga dapat

mempererat hubungan antar sesama manusia (hablumminannas).

3. Mengokohkan Iman

Semua agama mengajarkan hal yang baik tentang bagaimana mengatur

hubungan bermasyarakat. Wujud nyata tingkah laku toleransi akan

menunjukkan perwujudan iman keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

2

Page 6: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

C. Toleransi dalam Islam

Dalam islam juga dikenal adanya toleransi. Islam sangat menganjurkan

umatnya untuk bersikap toleransi kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan

seseorang baik status, agama, ras dan lain-lain. Karena semua manusia di hadapan

Allah adalah sama, hanya keimanan dan taqwalah yang membedakannya. Seperti

yang dijelaskan pada QS. Al-Hujuraat (49) ayat 13

ر� م�ن� �ى ذ�ك� �ث �ن �م� و�أ اك �ن� ع�ل �ا و�ج� ع�وب ل� ش� �ائ� و�ق�ب

�ا "ه�ا ي ي� $اس� أ $ا الن �ن �م� إ �اك �ق�ن ل خ�

د� ن� ه� ع� �م� الل$ اك �ق� �ت �ن$ أ $ه� إ �يم/ الل �ير/ ع�ل ب خ�

ف�وا �ع�ار� �ت �ن$ ل �م� إ م�ك �ر� ك� أ

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara

kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Islam sangat menganjurkan sikap toleransi dalam bermasyarakat, tetapi sikap

toleransi yang dimaksud hanya sebatas dalam kehidupan duniawi, yaitu kehidupan

bermasyarakat. Untuk soal toleransi beragama, Islam memiliki batasan yang sangat

jelas. Kita tidak diperbolehkan mencampur adukkan agama islam dan agama lain.

Beberapa ayat alquran yang menjelaskan tentang hal ini yaitu:

1. QS. Al-Kafirun (109) : 1-6

Surat Al Kaafiruun mengisyaratkan tentang habisnya semua harapan orang-

orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad s.a.w. meninggalkan

dakwahnya.

ون� �اف�ر� �ك "ه�ا ال ي� �ا أ ق�ل� ي

3

Page 7: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,

Yang dimaksud dengan “kafir” pada ayat 1, berasal dari kata “kufur”, artinya

menutupi kebenaran, melanggar kebenaran yang telah diketahui, dan tidak

berterima kasih. Maksudnya mengacu pada perbuatan mengingkari Allah swt.,

seperti mengingkari nikmat-nikmat Allah, membangkang hukum-hukum Allah,

meninggalkan perintah Allah yang telah diperintahkan.

�د� ال �ع�ب �د�ون� م�ا أ �ع�ب ت

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

Ini penegasan bahwa Islam mengharamkan umatnya untuk mencampuradukkan

keimanan dan ritual Islam dengan agama manapun, apapun dalihnya. Kita sering

terperangkap dengan jebakan “toleransi antar umat beragama”, yang diartikan

dengan mencampuradukkan ritual keagamaan. Bila kaum Nasrani natalan,

kitapun dianjurkan mengikutinya. Padahal sikap ini merupakan pengkhianatan

terhadap keimanan dan ritual kita.

Makna toleransi yang sebenarnya bukanlah mencampuadukkan keimanan dan

ritual Islam dengan agama non Islam, tapi menghargai eksistensi agama orang

lain. Kita tidak dilarang melakukan kerjasama dengan non muslim dalam hal-hal

yang berkaitan dnegan hal-hal dunia, misalnya hubungan bisnis ataupun studi.

Bahkan ada ayat yang memerintahkan agar kita berlaku adil kepada siapa pun,

termasuk kepada non muslim

�د� �ع�ب �د�ون� م�ا أ �م� ع�اب �ت �ن و�ال أ

3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

Ayat ini menjelaskan tentang sikap toleransi yang paling murni. Kita

tidak menginginkan umat Nasrani, Hindu dan Budha mengikuti dan

melaksanakan ajaran Islam seperti shalat Idul Fitri atau shalat Jum’at. Kita pun

4

Page 8: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

diharamkan mnegikuti ritual dan keyakinan mereka, seperti Natalan, Ngaben,

atau pembaptisan.

�م� �د�ت �د/ م�ا ع�ب �ا ع�اب �ن و�ال أ

4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

�د� �ع�ب �د�ون� م�ا أ �م� ع�اب �ت �ن و�ال أ

5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

Ayat ini mengandung makna bahwa kita (umat islam) tidak akan

pernah beribadah seperti ibadahnya mereka (non islam) dan mereka juga tidak

perlu beribadah seperti ibadah kita.

Ini merupakan  implementasi atau perwujudan toleransi yang

sesungguhnya. Kita menghormati keyakinan dan ritual orang lain. Kalau kita

memaksa orang-orang non Islam mengikuti ritual kita, berarti menyuruh

mereka mengkhianati keimanannya. Karena itu, kita pun tidak akan pernah

ikut beribadah dengan mereka, sebab ini merupakan pengkhianatan terhadap

iman kita.

�ي� د�ين� �م� و�ل �ك �م� د�ين �ك ل

6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Pada ayat terakhir ini seakan-akan berpesan kepada mereka bahwa

agama yang mereka (non muslim) anut itu khusus untuk mereka, dan agama

yang kita (umat muslim) anut khusus untuk kita. Karena itu, tidak perlu kita

campuradukkan, mereka tidak perlu mengajak kita (umat Islam) untuk

5

Page 9: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

beribadah dengan cara mereka, dan kita pun tidak akan mengajak mereka

beribadah dengan cara kita (umat muslim).

2. QS. Al-An’am (6) : 108

$ه� م�ن� د�ون� "وا الل ب �س� $ه� ف�ي �ر� الل �غ�ي � ع�د�و�ا ب �م ع�ل

"وا و�ال ب �س� �د�ع�ون� ت $ذ�ين� ي ال

�ل; �ك $ا ل $ن ي ;ه�م� ز� ب �ل�ى ر� �ه�م� إ ;ئ �ب �ن ج�ع�ه�م� ف�ي �م�ا م�ر� ب

�ك� �ذ�ل �م$ ك �ه�م� ث م$ة� ع�م�ل� أ

�ع�م�ل�ون� �وا ي �ان ك

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain

Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa

pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan

mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan

kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”

Penjelasan :

Allah Swt berfirman, melarang Rasul-Nya dan orang-orang mukmin memaki

sesembahan orang-orang musyrik, sekalipun dalam makian itu terkandung maslahat,

hanya saja akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar daripada  itu. Kerusakan

yang dimaksud ialah balasan makian yang dilakukan oleh orang-orang musyrik

terhadap Tuhan kaum mukmin.

Abdur Razaq telah meriwayatkan dari Ma’mar dari Qtadah, bahwa dahulu

orang-orang muslim sering mencaci maki berhala-berhala orang-orang kafir, maka

6

Page 10: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

orang-orang kafir balas mencaci maki Allah dengan melampaui batas tanpa

pengetahuan. Maka turunlah ayat tersebut.

3. QS. Al-Baqarah (2) : 256

$ن� �ي �ب د� م�ن� ت ش� �غ�ي; ف�م�ن� الر" �ف�ر� ال �ك �الط$اغ�وت� ي ب

اه� ف�ي الد;ين� ق�د� �ر� �ك ال إ

$ه� �الل �ف�ص�ام� ب �ق�ى ال ان �و�ث و�ة� ال �ع�ر� �ال $ه� ب �ه�ا و�الل ل

�ؤ�م�ن� �م�س�ك� و�ي ت ف�ق�د� اس�

م�يع/ �يم/ س� ع�ل

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas

jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar

kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar

lagi Maha mengetahui”.

Penjelasan :

Tidak ada paksaan dalam memasuki agama, karena iman harus dibarengi dengan

perasaan taat dan tunduk. Hal ini tentunya tidak  bisa terwujud dengan cara paksaan.

Ayat ini kiranya cukup sebagai hujjah di hadapan orang-orang yang sengaja

memusuhi Islam, bahkan orang-orang Islam sendiri yang beranggapan bahwa Islam

tidak bisa tegak melainkan dengan pedang dan kekerasan. Karena pada ayat ini telah

dijelaskan bahwa Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk memaksakan

kehendak, dan Islam memeintahkan umatnya untuk saling bertoleransi antar sesama

agama dan umat beragama lainnya.

7

Page 11: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

4. QS. Al-Mumtahanah (60) : 8-9

�م� �م� ف�ي الد;ين� و�ل �وك �ل �ق�ات �م� ي �م� ل �خ�ر�ج�وك م�ن� ي

$ذ�ين� $ه� ع�ن� ال �م� الل �ه�اك �ن ال ي

�ق�س�ط�وا وه�م� و�ت �ر" �ب �م�ق�س�ط�ين� ت �ح�ب" ال $ه� ي �ن$ الل إ

�ن� �م� أ �ار�ك �ه�م� د�ي �ي �ل إ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-

orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari

negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.”

�م� ف�ي �وك �ل $ذ�ين� ق�ات �م� ال �ار�ك �م� م�ن� د�ي ج�وك �خ�ر� و�أ

$ه� ع�ن� �م� الل �ه�اك �ن $م�ا ي �ن الد;ين� إ

$و�ه�م� و�م�ن� �و�ل ن� ت� �ك� ه�م� أ �ئ �ول �م�ون� ف�أ الظ$ال

�م� اج�ك �خ�ر� وا ع�ل�ى إ $ه�م� و�ظ�اه�ر� �و�ل �ت ي

“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-

orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan

membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka

sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.”

8

Page 12: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

Penjelasan menurut Masyarakat Tamaddun, Kritik Hermeneutis Masyarakat

Madani Nur Cholis Majid. Karangan  Sufyanto.hlm. 133

Ayat ini menerangkan tentang bagaimana seharusnya prinsip seorang muslim

dalam memandang agama-agama lain dan pemeluknya. Ada  5 patokan yang

terkandung dalam ayat di atas:

1. Islam memberikan kebebasan dalam memilih dan menentukan keyakinan

2. Harus menjauhkan sikap paksaan

3. Islam memandang pemeluk-pemeluk agama lain terutama orang-orang

keturunan ahli Kitab, mempunyai persamaan landasan aqidah, yaitu sama-

sama memprcayai keEsaan Allah

4. Islam mengulurkan tangan persahabatan terhadap pemeluk-pemeluk agama

lain

5. Pendekatan terhadap agama lain untuk meyakinkan mereka terhadap

kebenaran ajaran Islam haruslah dilakukan dengan diskusi yang baik, sikap

yang sporif dan elegan.

5. QS. Yunus (10) : 40-41

�ؤ�م�ن� ال م�ن� �ه� ي "ك� ب ب �م� و�ر� �ع�ل د�ين� أ �م�ف�س� �ال ب

�ه�م� �ؤ�م�ن� م�ن� و�م�ن �ه� ي �ه�م� ب و�م�ن40. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an, dan di

antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih

mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.

�م� �ك �م� و�ل �ك �م� ع�م�ل �ت �ن �و أ �ر�يئ �ع�م�ل� م�م$ا ن� ب �ا أ �ن و�أ

�ن� �وك� و�إ �ذ$ب ع�م�ل�ي ل�ي ف�ق�ل� ك

9

Page 13: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

�ر�يء/ �ع�م�ل�ون� م�م$ا ب ت41. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan

bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku

pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".

Penjelasan :

Pada ayat ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman

(kaum Kafir) yang mendustakan Al Qur'an dibagi menjadi dua. Pertama golongan

yang benar-benar mempercayai dengan iktikad baik terhadap Al Qur'an, mereka

termasuk orang yang menghormati pendapat orang lain. Kedua golongan yang sama

sekali tidak mempercayai dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka termasuk

orang membuat kerusakan.

Pada ayat yang ke 41 surat Yunus, bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-

perbedaan diantara manusia, karena masing-masing punya hak dan kewajiban yang

berbeda. Dan kita tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam,

sekalipun Islam adalah agama yang benar.

6. QS. Al-Kahfi (18) : 29

اء� �ؤ�م�ن� ش� �ي $ا ف�ل �ن �ا إ �د�ن ع�ت� �م�ين� أ �لظ$ال ا ل �ار� �ح�اط� ن أ

�ح�ق" و�ق�ل� �م� م�ن� ال ;ك ب ف�م�ن� ر�

�م�اء� �م�ه�ل� ب �ال و�ي ك �ش� �و�ج�وه� ي �س� ال �ئ �ب اب ر� الش$

�ه�م� اد�ق�ه�ا ب ر� �ن� س� �وا و�إ �غ�يث ت �س� �وا ي �غ�اث ي

اء�ت� �ف�ق�ا و�س� ت م�ر�

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang

ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia

10

Page 14: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang dzalim itu neraka, yang

gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan

diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah

minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Penjelasan :

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah memberikan manusia kebebasan

memilih untuk beriman atau kafir. Jadi kita tidak berhak memaksakan orang lain

untuk mengikuti apa yang kita pilih. Dan Allah juga sudah menyediakan balasan atas

pilihan kita, nikmat surga untuk yang memilih beriman dan siksa neraka bagi manusia

yang memilih kafir.

BAB III

PENUTUPA. Kesimpulan

Toleransi adalah salah satu sifat yang harus dimiliki manusia sebagai makhluk

sosial. Dengan toleransi diharapkan kita dapat menerima perbedaan yang ada di

sekitar kita. Islam juga mengajarkan betapa pentingnya toleransi dalam kehidupan

bermasyarakat. Manfaatnya antara lain menghindari perpecahan, mempererat

hubungan dan memprkokoh iman kita. Dalam beragama, toleransinya hanya sampai

batas manghormati agama lain tidak mengimani. Kita tidak boleh mengatasnamakan

toleransi untuk mencampuradukkan agama yang ada. Islam melarang tegas hal ini,

tertulis jelas di Al Quran bahwa untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

B. Saran

1. Memperbanyak membaca buku referensi tentang toleransi dalam Islam.

2. Lebih peduli atau bertoleransi terhadap masyarakat.

3. Menghormati perbedaan dalam masyarakat, baik agama, ras, budaya dan lain-

lain.

11

Page 15: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

DAFTAR PUSTAKA

Al Quran :

QS. Al-Baqarah (2) : 256

QS. Al-An’am (6) : 108

QS. Yunus (10) : 40-41

QS. Al-Kahfi (18) : 29

QS. Al-Hujuraat (49) ayat 13

QS. Al-Mumtahanah (60) : 8-9

QS. Al-Kafirun (109) : 1-6

Sufyanto. Masyarakat Tamaddun, Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani Nur Cholis Majid.

12

Page 16: 1000523 Lia Saputri Uas Spai

13