laporan percobaan 3 nora dwi saputri

32
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II VOLUME MOLAL PARSIAL Nama : Nora Dwi Saputri NIM : 121810301021 Kelompok : 4 Asisten : Yuda A.P LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA

Upload: nora-dwi-saputri

Post on 03-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan kf

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

VOLUME MOLAL PARSIAL

Nama : Nora Dwi Saputri

NIM : 121810301021

Kelompok : 4

Asisten : Yuda A.P

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2014

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Materi di alam terdiri dari materi murni dan materi campuran. Materi murni sangat sulit ditemukan di lingkungan sekitar. Kebanyakan dari materi-materi tersebut tersusun atas campuran-campuran dari suatu zat yang terdiri dari campuran homogen maupun heterogen. Hal yang berkaitan dengan campuran salah satunya pada kesetimbangan kimia yang mengenal adanya campuran binner yaitu suatu campuran yang terdiri dari dua macam zat. Tekanan parsial gas dalam campuran gas yaitu kontribusi satu komponen dalam campuran gas terhadap tekanan totalnya. Campuran cair-cair atau larutan-larutan akan memiliki sifat-sifat parsial lain yang dapat menjelaskan bagaimana komposisi dari suatu campuran digunakan untuk analisis sifat-sifatnya(Alberty, 1992).

Penggambaran yang lebih umum mengenai termodinamika campuran dan komposisi suatu zat tersebut perlu dikenal terlebih dahulu sifat-sifat parsialnya. Salah satu sifat-sifat parsial yang ada yakni sifat molal parsial yang lebih mudah digambarkan dengan volume molal parsial. Volume molal parsial ini cenderung dipengaruhi oleh suhu. Volume molal parsial biasanya digunakan dalam menentukan tekanan uap campuran. Selain itu dalam mencampurkan suatu zat tertentu dengan zat lain dalam temperatur tertentu, kita juga harus mengetahui volume molal parsial dari zat zat tersebut. Oleh karena itu, praktikum volume molal ini dilakukan (Kusnawati, 1999).

1.2 Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan volume molal parsial komponen dalam larutan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)2.1.1 Natrium KloridaNatrium klorida merupakan suatu senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Sifat fisik dan kimia yang dimiliki oleh NaCl yaitu berbentuk bubuk kristal padat yang sedikit berbau, berasa garam, dengan warna putih. Bahan ini memiliki berat molekul 58,44 g/mol, titik didihnya 1413 C dan titik lelehnya 801 C. NaCl ini mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol dan tidak larut dalam asam klorida. Selain itu, natrium klorida memiliki densitas sebesar 2,16 g/cm3 (Sciencelab, 2014).

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terjadi kontak antara kulit dengan senyawa ini yaitu kulit segera dibasuh dengan banyak air selama minimal 15 menit. Apabila mata terkena senyawa ini, mata segera dibasuh dengan air yang banyak selama minimal 15 menit, sesekali kelopak mata dikedip-kedipkan. Ketika senyawa ini terhirup dalam jumlah yang cukup banyak sebaiknya segera berpindah ke tempat yang udaranya lebih segar. Jika tidak bisa bernafas, napas buatan dapat diberikan. Selama iritasi atau efek yang dihasilkan semakin parah, sebaiknya segera meminta pertolongan medis (Sciencelab, 2014).

2.1.2 Aquades Aquades disebut juga Aqua Purificata (air murni) H2O. Air murni adalah air yang dimurnikan dari destilasi. Satu molekul air memiliki dua hidrogen atom kovalen terikat untuk satu oksigen. Aquades merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna dan tidak berbau. Aquades juga memiliki berat molekul sebesar 18,0 g/mol dan PH antara 5-7. Rumus kimia dari aquades yaitu H2O. Titik didih aquades sebesar 1000C dan titik bekunya sebesar 00C. Ionisasi aquades menghasilkan ion H3O+ dan ion OH-. Aquades ini memiliki allotrop berupa es dan uap. Aquasdes merupakan elektrolit lemah. Air dihasilkan dari pengoksidasian hidrogen dan banyak digunakan sebagai bahan pelarut bagi kebanyakan senyawa dan sumber listrik (Sarjoni, 2003).2.2 Landasan TeoriLarutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi (Chang, 2003).

Campuran merupakan materi yang terdiri dari dua atau lebih zat dan dapat dipisahkan dengan proses fisika. Ciri campuran memiliki komposisi yang beragam dan perbandingan yang tidak tetap, terbentuk melalui proses fisika, dapat dipisahkan dengan proses fisika (seperti filtrasi, evaporasi dan distilasi). Setiap komponen dalam campuran masih memiliki sifat zat penyusunnya. Macam campuran yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Komponen pada campuran homogen tidak memiliki bidang batas sehingga tidak dapat dibedakan atas senyawa penyusunnya. Zat penyusun pada campuran homogen memiliki sifat yang sama dan merata dalam segala hal, seperti kesaman rasa, massa jenis, warna dan bau. Contoh campuran homogen : air sirup, air gula, air garam, aloi dll. Aloi merupakan campuran logam dengan logam lain atau non logam. Contoh aloi : kuningan ( campuran dari tembaga dan seng), perunggu (campuran dari tembaga dan timah). Komponen zat zat penyusun dalam campuran heterogen tercampur tidak merata, sehingga ada bagian dari campuran yang memiliki sifat berbeda dan bidang batas yang nyata (Hiskia, 1990).

Komposisi campuran sering dinyatakan sebagai molalitas m, sebagai pengganti fraksi mol. Laruran encer memiliki zat terlarut jauh lebih sedikit dari jumlah pelarut (nB